Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KOMUNIKASI DATA

MENJELASKAN MEDIA TRANSMISI DAN


BENTUK DATA SINYAL DIGITAL

Oleh :
Annisa Rahmadayanti 14441003
Muammar Hafidz 14441010
Raditya Satria Gantara 14441011
Vito Senaputra Linardy 14441013

INSTRUMENTASI II

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI STEM
AKAMIGAS STEM
Cepu, Januari 2016

`
A. FORMAT PENGKODEAN SINYAL DIGITAL
Sinyal Digital merupakan deretan pulsa voltase terputus-putus yang berlainan dan
masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri. Setiap pulsa merupakan sebuah elemen sinyal
,Elemen sinyal merupakan data yang ditranmisikan melalui pengkodean bit data ,Dimana Biner
0 = Level voltase lebih rendah Dan Biner 1 = Level voltase yang lebih tinggi.

Ketentuan Dalam Proses Encoding:

1. Unipolar : Semua elemen-elemen sinyal dalam bentuk yang sama.


2. Polar : Satu state logic dinyatakan oleh tegangan positif dan sebaliknya oleh tegangan
negatif.
3. Rating Data : Rating data transmisi data dalam bit per second.
4. Durasi atau panjang suatu bit Waktu yang dibutuhkan pemancar untuk memancarkan
bit.
5. Rating modulasi : Rating dimana level sinyal berubah dan diukur dalam bentuk
baud=elemen-elemen sinyal per detik.
6. Tanda dan ruang : Biner 1 dan biner 0 berturut-turut

Format Pengkodean Sinyal Digital

Terdapat beberapa format untuk mengkodekan sinyal digital diantaranya adalah sebagai
berikut :

1. Unipolar Line Coding

2. Polar Line Coding :

Non Return To Zero


Level NRZ
Invers NRZ
Return To Zero
Manchester
Differential Manchester
3. Bipolar Line Coding
4. ASCII

`
1. UNIPOLAR LINE CODING
Kode ini menggunakan hanya satu non-zero dan satu zero level tegangan, yaitu untuk logika 0
memiliki level zero dan untuk logika 1 memiliki level non-zero. Implementasi unipolar line
coding merupakan pengkodean sederhana, akan tetapi terdapat dua permasalahan utama yaitu
akan muncul komponen DC dan tidak adanya sikronisasi untuk sekuensial data panjang baik
untuk logika 1 atau 0. Secara diagram pulsa ditunjukan pada gambar berikut:

2. POLAR LINE CODING


Kode ini menggunakan dua buah level tegangan untuk non-zero guna merepresentasikan kedua
level data, yaitu satu positip dan satu negatip. Permasalahan yang muncul adalah adanya
tegangan DC pada jalur komunikasi, untuk pengkodean polar terdapat 4 macam jenis kode
polar seperti ditunjukan pada gambar berikut:

a. Non Return to Zero (NRZ)


Terdapat dua jenis kode NRZ yang meliputi:
Level-NRZ, level sinyal merupakan representasi dari bit, yaitu untuk logika 0 dinyatakan
dalam tegangan positip dan untuk logika 1 dinyatakan dalam tegangan negatip. Kelemahan
kode ini memiliki sinkronisasi rendah untuk serial data yang panjang baik untuk logika 1 dan
0.
Invers-NRZ, merupakan kode dengan ciri invers level tegangan merupakan nilai bit berlogika
1 dan tidak ada tegangan merupakan nilai bit berlogika 0. Untuk logika 1 dalam sederetan data

`
memungkinkan adanya sinkronisasi, walaupun demikian untuk sekuensial yang panjang untuk
data berlogika 0 tetap terdapat permasalahan.

b. Return to Zero (RZ)


Kode RZ level sinyal merupakan representasi dari bit, yaitu untuk logika 0 dinyatakan dalam
tegangan negatip dan untuk logika 1 dinyatakan dalam tegangan positip, dan sinyal harus
kembali zero untuk separuh sinyal berdasarkan interval dari setiap bit, artinya bila waktu untuk
satu bit bik logika 1 atau logika 0 sama dengan 1 detik maka pernyataan logika 1 dengan level
tegangan positip adalah 0,5 detik dan 0,5 detik berikutnya level tegangan kembali ke nol volt
(zero). Demikian juga untuk pernyataan logika 0 level tegangan negatip adalah 0,5 detik dan
0,5 detik berikutnya level tegangan kembali ke nol volt (zero).

c. MANCHESTER
Pada kode Manchester terjadi inversi level sinyal pada saat sinyal bit berada di tengah interval,
kondisi ini digunakan untuk dua hal yaitu sinkronisasi dan bit representasi. Kondisi logika 0
merupakan representasi sinyal transisi dari positip ke negatip dan kondisi logika 1 merupakan
representasi sinyal transisi dari negatip ke positip serta memiliki kesempurnaa sinkronisasi.
Selalu terjadi transisi pada setiap tengah (middle) bit, dan kemungkinan satu transisi pada akhir
setiap bit.

`
d. Diferensial Manchester
Pada kode Diferensial Manchester inversi level sinyal pada saat berada di tengah interval sinyal
bit digunakan untuk sinkronisasi, ada dan tidaknya tambahan transisi pada awal interval bit
berikutnya merupakan identifikasi bit, dimana logika 0 jika terjadi transisi dan logika 1 jika
tidak ada transisi, memiliki kesempurnaan sinkronisasi.

3. BIPOLAR LINE CODING


Kode bipolar menggunakan dua level tegangan yaitu non-zero dan zero guna menunjukan level
dua jenis data, yaitu untuk logika 0 ditunjukan dengan level nol, untuk logika 1 ditunjukan
dengan pergantian level tegangan positip dan negatip, jika bit pertama berlogika 1 maka akan
ditunjukan dengan amplitudo positip, bit kedua akan ditunjukan dengan amplitudo negatip, bit
ketiga akan ditunjukan dengan amplitudo positip dan seterusnya.

4. KODE ASCII

`
Sebuah standar Amerika untuk menunjuk sebuah karakter diberi nama American
Standard Code for Information Interchange (ASCII), standar ini dapat digunakan untuk
membuat kode sejumlah 128 buah karakter.
Setiap kode ASCII dinyatakan dalam bilangan heksa, kode ini merupakan cikal bakal
sistem komunikasi digital antar perangkat komputer dan merupakan sistem kode yang pertama
kali digunakan dalam sistem komputer dan komunikasinya.
Pemanfaatan kode ASCII dalam transmisi data adalah dengan menambahkan 1(satu)
bit lagi sehingga kode karakter menjadi 8 bit. Penambahan satu bit pariti ini dapat
dimanfaatkan untuk menguji apakah data berupa karakter terkirim dengan benar atau tidak,
atau dengan kata lain berfungsi untuk deteksi kesalahan bit pada data berupa kode ASCII
terkirim.
Dalam menentukan paritas kita dapat memilih apakah menggunakan paritas genap
(even parity) atau ingin menggunakan paritas ganjil (odd parity). Bit pariti akan menjadi bit
MSB kode ASCII, sehingga dengan penambahan 1 bit setiap karakter akan membentuk jumlah
logika 1(satu) pada kode tersebut. Jika menginginkan kode dengan paritas ganjil maka jumlah
logika 1 harus ganjil, demikian pula sebalikna.
Misalkan untuk huruf A berdasarkan tabel ditemukan kode 100 0001=(41H), pada kode
ternyata memiliki jumlah logika 1 adalah dua buah. Jika diinginkan pengiriman data dengan
paritas ganjil maka bit ke delapan sebagai pariti harus berlogika 1, demikian pula untuk
sebaliknya.

Tabel diatas merupakan sistem kode ASCII yang disusun secara matrik, bit ke 1 sampai
bit ke 4 menunjukan kode belakang dan bit ke 5 sampai bit ke 7 menunjukan kode depan. Kode
ASCII berdasarkan tabel 1.2 tersebut merupakan bilangan heksa desimal, jadi untuk karakter

`
A (kapital) dari kolom menunjukan 100 berarti sama dengan 4 dan dari baris menunjukan 0001
yang berarti nilai 1 sehingga kode huruf A adalah 41 dalam bilangan heksa.
Misal ditanyakan berapa kode huruf b dalam heksa berdasarkan kode ASCII, maka
jawabnya dilihat pada tabel dari kolom = 110 dan dari baris diperoleh 0010 sehingga diperoleh
kode 110 0010 = 62 dalam heksa.

`
B. TRANSMISI DATA
Secara garis besar ada dua kategori media transmisi, yakni : guided (terpandu) dan
unguided (tidak terpandu).
Media transmisi yang terpandu maksudnya adalah media yang mampu mentransmisikan
besaran-besaran fisik lewat materialnya. Contoh: kabel twisted-pair, kabel coaxial dan
serat optik.
Media unguided mentransmisikan gelombang electromagnetic tanpa menggunakan
konduktor fisik seperti kabel atau serat optik. Contohnya adalah gelombang radio, dan
infra red.

Kabel Coaxial
Paling populer untuk LAN (sebelum ada UTP). Karakteristik kabel ini sebagai berikut :
-Kabel koaksial memiliki konduktor tembaga tunggal pada pusatnya.
-Lapisan plastik menyediakan insulasi antara konduktor pusat dan jalinan metal di
sekelilingnya.
-Jalinan metal memblokir berbagai interferensi elektromagnetik dari luar.
-Kecepatan transfer data yang dapat dilayani sampai 10 Mbps.
-Coaxial sering digunakan untuk kabel TV, ARCnet, thick ethernet dan thin ethernet.
-Thick coaxial / 10Base5 / RG-8 sering digunakan untuk backbone untuk instalasi
jaringan antar gedung.
-Kabel ini secara fisik berat dan tidak fleksibel, namun ia mampu menjangkau jarak 500 m
bahkan lebih.
Jenis-Jenis Kabel Coaxial
Thick Coaxial
Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500 meter).
Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm
Thin Coaxial
Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
Thinnet biasa menggunakan konektor BNC (British Naval Connector).

`
UTP ( Unshielded Twisted Pair)
UTP ( Unshielded Twisted Pair), Kabel belitan ganda tak berpelindung. Karakteristik
dari kabel unshielded twisted pair (UTP) adalah sebagai berikut :
-Kabel twisted pair adalah kabel-kabel yang disusun berpasangan dan di twist satu sama lain.
-Untuk kabel jenis UTP, terdiri atas empat pasang (delapan buah kabel).
-Kabel UTP kategori 3, dapat melewatkan data dengan bandwith sampai 10 Mbps.
-Kabel UTP kategori 5, dapat melewatkan data dengan bandwith s.d 100 Mbps.
-Kabel UTP kategori 5e dan 6, dapat melewatkan data dengan bandwith s.d Gbps.
-Hanya dapat melewatkan satu channel data (baseband), karena itu dibutuhkan
konsentrator untuk menghubungkan satu node dengan node yang lain.
-Konsentrator yang digunakan biasanya berupa HUB atau SWITCH.
-Panjang kabel maksimum (ideal) adalah 100 meter.

STP ( Shielded Twisted Pair)

`
STP ( Shielded Twisted Pair), Kabel belitan ganda berpelindung. Karakteristik kabel
STP hampir sama dengan kabel UTP :
-Pada kabel STP terdapat Shield/Pelindung yang dihubungkan ke sebuah ground, yaitu
sebuah aluminium foil yang membungkus kabel-kabel tersebut.Kegunaan dari shield tersebut
adalah untuk melindungi kabel dari External Electromagnetic Interference (EMI).
-Kabel STP memang lebih aman dari kabel UTP tetapi kabel STP ini lebih tidak fleksibel
dibanding kabel UTP sehingga menyulitkan pada saat pemasangan dan pemeliharaan,
sehingga pada saat ini kabel
UTP lebih sering digunakan dibanding kabel STP.

Fiber Optic
Kabel serat-optik semakin lazim digunakan seiring dengan tuntutan peningkatan
kecepatan transmisi. Penggunaan cahaya memberi keuntungan dibanding penggunaan
listrik; pulsa cahaya dapat merambat lebih jauh, lebih cepat, dan lebih andal.
Hal ini dikarenakan pulsa cahaya tidak mengalami impedansi listrik dari kawat
tembaga, dan dapat bergetar dengan laju lebih cepat dibandingkan frekuensi listrik.
Karateristik dari kabel fiber optik ini adalah :
-Jenis kabel ini terdiri atas kaca tipis atau filamen plastik, kurang-lebih selebar rambut
manusia, dan dilindungi oleh bantalan plastik tebal dan selubung plastik luar.
-Kabel serat-optik menggunakan sinar laser atau light-emitting diode (LED) yang mengirim
pulsa cahaya satu arah melewati serat-optik dan bukan frekuensi elektronik untuk mengirim
sinyal.

`
-Kabel serat-optik dapat mengirim pulsa yang andal sejauh 2 kilometer tanpa repeater, dengan
kecepatan mulai 100 Mbps sampai 2 Gbps.
-Karena pulsa-pulsa cahaya hanya dapat berjalan dalam satu arah, sistem kabel serat-
optik harus memiliki sebuah kabel masukkan (incoming) dan sebuah kabel keluaran (outgoing)
pada setiap segment agar dapat mengirim dan menerima data.
-Harga, instalasi, dan pemeliharaan kabel jenis ini lebih mahal.
-Diperlukan peralatan khusus (dinamakan fiber line driver) untuk menerjemahkan sinyal
elektronik yang dikirim sepanjang kabel.
-Penggunaannya dibatasi hanya untuk jaringan yang sangat besar dan ekstensif dimana
faktor jarak, kecepatan, dan keamanan sedemikian pentingnya sehingga pengeluaran biaya
ekstra tidak dianggap
sebagai sesuatu yang memberatkan.

TUGAS 3

Perbandingan UTP, STP, Coaxial, dan Fiber Optik

`
B. Media Frekuensi ( Nearcable/ Wireless )
Jaringan tanpa kabel saat ini semakin banyak digunakan karena peningkatan jumlah
WAN, dan kebutuhan komputer berjalan ( mobile computing ). Penghubung media jaringan
ini dapat menggunakan transmisi :

Gelombang radio

`
-Teknologi radio mengirim data melalui frekuensi radio dan secara praktis tidak terdapat
batasan jarak.
-Teknologi ini digunakan untuk menghubungkan LAN melewati jarak geografik yang sangat
jauh.
-Transmisi Radio biasanya mahal, dan harus mengikuti peraturan/regulasi pemerintah, dan
sangat rentan terhadap interference elektronik dan atmosfir.
-Teknologi ini sangat mudah didengar, sehingga membutuhkan encrypsi atau modifikasi
transmisi
lainnya untuk mendapatkan level keamanan yang dapat diterima.

Infra Red
Infra merah merupakan salah satu jenis gelombang elektromagnetik yang berbentuk
cahaya.
Implementasi Infra merah untuk keperluan komunikasi antara lain,
1. Komunikasi data nirkabel jarak dekat menggunakan IrDA (Infrared Data Association)
2. Komunikasi data yang menggunakan kabel fiber optik
3. Free space optical communication, yakni telekomunikasi antar 2 titik menggunakan sinar
laser

`
`

Anda mungkin juga menyukai