07111740000139
SINYAL ENCODING
A. Pengertian
Encoding adalah salah satu proses yang sulit dalam algoritma genetika. Hal ini disebabkan
karena proses encoding untuk setiap permasalahan berbeda-beda karena tidak semua teknik
encoding cocok untuk setiap permasalahan. Proses encoding menghasilkan string yang
kemudian disebut kromosom. String terdiri dari sekumpulan bit. Bit ini dikenal sebagai gen.
Jadi satu kromosom terdiri dari sejumlah gen. Ada bermacam-macam teknik encoding yang
dapat dilakukan dalam algoritma genetika.
3. Receiver
Tugas-tugas receiver dalam mengartikan sinyal-sinyal digital:
a. receiver harus mengetahui timing dari tiap bit
b. receiver harus menentukan apakah level sinyal dalam posisi bit high(1) atau low(0).
Tugas-tugas ini dilaksanakan dengan men-sampling tiap posisi bit pada tengah-tengah
interval dan membandingkan nilainya dengan threshold.
Faktor yang menentukan sukses dari receiver dalam mengartikan sinyal yang datang :
a. Data rate (kecepatan data) : peningkatan data rate akan meningkatkan bit error
rate (kecepatan error dari bit).
- S/N : peningkatan S/N akan menurunkan bit error rate.
- Bandwidth : peningkatan bandwidth dapat meningkatkan data rate.
4. Faktor Perbandingan Teknik Komunikasi
Lima faktor yang perlu dinilai atau dibandingkan dari berbagai teknik komunikasi
a. Spektrum sinyal
Disain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan transmisinya pada daerah
tengah dari bandwidth transmisi; untuk mengatasi distorsi dalam penerimaan sinyal
digunakan disain kode yang sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal transmisi
b. Clocking
Untuk menentukan awal & akhir posisi setiap bit adalah dgn menyediakan
clock terpisah utk sinkronisasi transmiter dan receiver. Mekanisme sinkronisasi berdasarkan
sinyal yg ditransmisikan.
c. Deteksi error
Dengan skema pengkodean sinyal scr fisik dpt mendeteksi error dgn lbh cepat.
d. Interferensi sinyal dan Kekebalan terhadap noise
Beberapa kode tertentu menunjukkan kinerja yg sgt baik dlm mengatasi noise
e. Harga dan Kelengkapan
Rating sinyal yang lebih tinggi(seperti kecepatan data) menyebabkan harga semakin tinggi.
Beberapa kode membutuhkan rate sinyal ternyata lbhbesar dibanding rate data aktual
5. Pola-Pola Encoding
Berikut adalah gambaran dari pola-pola encoding :
c. Bipolar-AMI
– Teknik ini diarahkan utk mengatasi ketidakefisienan kode-kode NRZ
– Digunakan lebih dari 2 level sinyal
– Contoh untuk skema ini yakni Bipolar-AMI (Alternate Mark Inversion) dan
pseudoternary
– Sedangkan biner 1 ditampilkan melalui pulsa positif dan negatif
– Pulsa biner 1 harus berganti-ganti polaritasnya
– Bandwidth yg dihasilkan dari sinyal2 yang dihasilkan sangat tipis dibanding bandwidth
untuk NRZ
– Karena sinyal2 biner 1 berganti voltase dari positif ke negatif maka tidak ada dc
komponen murni
– Sifat pulsa yg berganti-ganti memungkinkan hanya diperlukan alat yg sederhana untuk
mendeteksi error
d. Pseudoternary
– Biner 1sesuai utk melalui No Line Signal
– Biner 0 melalui pulsa yg berganti-ganti negatif & positif
Berikut adalah gambaran Bipolar-AMI dan Pseudoternary
e. Manchester
– Transisi di tengah untuk tiap periode bit
– Perpindahan transisi sebagai clock dan data
– Rendah ke tinggi menggambarkan 1
– Tinggi ke rendah menggambarkan 0
Berikut adalah gambraran encoding Manchester :
f. Differential Manchester
– Transisi pertengahan bit hanya digunakan untuk clocking
– Transisi dimulai saat periode bit menggambarkan 0
– Tidak ada transisi yang dimulai saat periode bit dalam menggambarkan nol
– Menggunakan differential encoding
g. B8ZS
– Penggantian Bipolar With 8 Zeros
– Skema pengkodean didasarkan pada bipolar-AMI
– Kekurangan kode AMI adalah string panjang nol bisa menyebabkan hilangnya
singkronisasi. Utk itu terdapat aturan :
– Jika octet pada semua zero dan pulsa terakhir tegangan yang terdahulu adalah encode
positif sebagai 000+-0-+
– Jika octet pada semua zero dan pulsa terakhir tegangan yang terdahulu adalah encode
negatif sebagai 000-+0+-
– Teknik ini memaksa dua kode pelanggaran pada kode AMI
– Receiver mendeteksi dan menerjemahkan seperti octed pada semua zero
h. HDB3
– Kepadatan tinggi Bipolar 3 Zeros
– Didasarkan pada bipolar-AMI
– String pada empat zero digantikan dengan satu atau dua pulsa
Berikut adalah adalah gambaran Bipolar AMI, B8ZS dan HDB3
6. Rate Modulasi
Saat teknik pengkodean sinyal digunakan, perlu dibuat suatu perbedaan jelas antara rate data
(dinyatakan dlm bit per detik) dan rate modulasi (dinyatakan dlm baud).Rate data atau rate bit
adalah 1/tB, tB = durasi bit.
Sedangkan rate modulasi adalah rate tempat elemensinyal dimunculkan.
D = R
b
Dimana :
D = rate modulasi, baud
R = rate data, bps
b = jumlah bit per elemen sinyal
salah satu cara menentukan karakteristik rate modulasi adalah dengan menentukan rata-rata
jumlah transisi yang terjadi per waktu bit, dan hal ini tergantung pada runtutan tetap bit yang
ditransmisikan.
7. Scrambling
Dalam skema ini, rangkaian yg akan menghasilkan level voltase konstan dijalurnya dan
digantikan oleh rangkaian pengisi (yg menyediakan transisi yg cukup utk clock-receiver dlm
memelihara singkronisasi). Runtunan pengisi harus dikenal receiver dan akan digantikan
dengan runtunan data asli. Runtunan pengisi ini sama panjangnya dengan Runtunan yang asli,
sehingga tidak ada peningkatan rate data.
Rangkaian Pengisi (Filling)
– Harus cukup menghasilkan transisi untuk sinkronisasi
– Harus dapat diakui oleh receiver dan digantikan dengan yang asli
– Panjang sama dengan yang asli
Dengan ciri :
– Tidak ada komponen dc
– Tidak ada rangkaian panjang pada saluran sinyal level zero
– Tidak ada penurunan pada kecepatan data
– Kemampuan pendeteksian error
1. Modulasi dipengaruhi oleh karakteristik sinya pembawa yaitu :amplitudo, frekuensi, fase
2. Ada tiga teknik dasar pengkodean atau teknik modulasi yakni:
- Amplitude shift keying (ASK)
- Frequency shift keying (FSK)
- Phase shift keying (PSK)
Berikut ini adalah gambaran ASK, BFSK, BPSK
Quadrature PSK
– Penggunaan lebih efisien oleh tiap elemen sinyal diwakili lebih dari satu bit
– Misalnya perubahan pada /2 (90o)
– Tiap elemen diwakili dua bit
– Dapat digunakan 8 sudut fase dan memiliki lebih dari satu amplitudo
– 9600bps modem menggunakan sudut 12, empat pada tiap dua amplitudo
– Offset QPSK (orthogonal QPSK)
– Delay dalam aliran Q
E. Data Analog Sinyal Digital
Digitalisasi adalah Konversi dari data analog ke data digital. Data digital dapat
ditransmisikan dengan menggunakan NRZ-L. Data digital dapat ditransmisikan dengan
menggunakan code selain NRZ-L. Data digital dapat dirubah menjadi sinyal analog. Bila
data analog diubah menjadi data digital, maka akan terjadi banyak hal, diantaranya:
1. Data digital dapat ditransmisikan menggunakan NRZ-L.
2. Data digital dapat ditandai sebagai sinyal digital dengan menggunakan kode lain selain
NRZ-L. sehingga diperlukan satu data tambahan.
3. Data digital dapat diubah menjadi suatu sinyal analog, dengan menggunakan salah satu
teknik modulasi.
Konversi analog ke digital menggunakan codec (Coder-Decoder). Dua teknik yg digunakan
dalam Codec adalah Pulse Code Modulation dan Delta Modulation.
3. Modulasi Delta
– Dengan DM, suatu input analog kira-kira seperti fungsi tangga yang bergerak naik-turun
dengan satu level kuantisasi pada tiap interval sampling
– Output dari proses DM adalah tuntunan biner yang dapat digunakan
receiver untuk rekonstruksi fungsi tangga yang jalannya mirip biner. Pada setiap waktu
pengambilan sampel, fungsi bergerak naik turun sebesar sehingga output dari proses
modulasi delta dapat ditampilkan sebagai suatu digit biner tunggal untuk setiap sampel.
Output dari proses DM adalah runtunan biner yang dapat digunakan receiver untuk
merekonstruksi fungsi tangga. Kemudian fungsi tangga dapat diperhalus lagi dengan melalui
lebih banyak jenis proses integrasi agar dapat menghasilkan pendekatan analog dari sinyal
input analog.
AMPLITUDO MODULATION
Dikenal sebagai double sideband transmitter carrier (DSBTC). Secara matematik proses ini
dinyatakan sebagai :
Gambar 3.10 menunjukkan spektrum sinyal AM yang terdiri dari sinyal carrier
ditambah spektrum dari sinyal input sehingga terdapat lower sideband (f > fc) dan
upper sideband (f < fc).
Jenis AM :
Yang populer yaitu single sideband (SSB) dimana pengiriman hanya satu sideband dan
menghapus sideband lain dan carriernya.
Keuntungan :
o Hanya separuh dari bandwidth yang dibutuhkan
o Diperlukan power yang lebih kecil sebab tidak ada power yang dipakai untuk men-
transmisi carrier pada sideband yang lain.
Keuntungan : menghemat power tetapi memakai bandwidth yang besarnya sama dengan
DSBTC.
Kerugian dari kedua -duanya : menahan carrier, padahal carrier dapat dipakai untuk
tujuan synchronisasi.