Pendahuluan
Pengkodean karakter, kadang disebut penyandian karakter, terdiri dari kode yang memasangkan karakter berurutan dari suatu kumpulan dengan sesuatu yang lain. Digunakan untuk memfasilitasi penyimpanan teks pada komputer dan transmisi teks melalui jaringan telekomunikasi
Contoh Umum
sandi morse, yang menyandikan huruf alphabet ke dalam rangkaian tekanan panjang pendek dari kunci telegraf, ASCII, yang menyadikan huruf, numeral dan simbol-simbol lain, sebagai integrer dan versi biner 7-bit dari integrer tersebut, umumnya ditambah nol-bit untuk memfasilitasi penyimpanan dalam bita 8-bit (octet).
Dalam sistem komunikasi digital, pesan yang dikeluarkan oleh sumber umumnya dikompresikan menjadi bentuk lain yang lebih efisien Proses tersebut dilakukan dalam source encoder, dimana informasi dari sumber dikonversikan menjadi deretan digit biner yang efisien dengan jumlah digit biner yang digunakan dibuat seminimal mungkin.
Pengkodean Data
Dalam proses telekomunikasi, data tersebut harus dimengerti baik dari sisi pengirim maupun dari sisi penerima Berikut adalah sistem sandi yang biasa digunakan:
ASCII (American Standard Code for Information Interchange) Sandi Baudot Code (CCITT alphabet No.2 / Telex Code) Sandi 4 atau 8 BCD (Binary Coded Decimal) EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code)
x(t) tergantung pada teknik pengkodean dan dipilih yang sesuai dengan karakteristik media transmisi. suatu sumber data g(t) dapat berupa digital atau analog, yang di-encode menjadi suatu sinyal digital x(t)
menjelaskan tentang pensinyalan analog, input sinyal m(t) dapat berupa analog atau digital dan disebut sinyal pemodulasi atau sinyal baseband, yang dimodulasi menjadi sinyal termodulasi s(t). Dasarnya adalah modulasi sinyal carrier yang dipilih sesuai dengan media transmisinya
Ada empat kombinasi hubungan data dan sinyal, yaitu: 1. Data digital, sinyal digital
2.
Perangkat pengkodean data digital menjadi sinyal digital lebih sederhana daripada perangkat modulasi digital-to-analog.
3.
4.
Elemen sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary atau digital ditransmisikan dengan mengkodekan bit-bit data kedalam elemen-elemen sinyal.
Spektrum sinyal: jumlah komponen frekuensi tinggi yang sedikit berarti lebih hemat bandwidth transmisi Clocking: menyediakan mekanisme sinkronisasi antara source dan destination. Deteksi kesalahan: kemampuan error detection dapat dilakukan secara sederhana oleh skema line coding. Kekebalan terhadap interferensi sinyal dan derau: dinyatakan dalam BER Biaya dan kompleksitas: semakin tinggi laju pensinyalan atau laju data, semakin besar biaya.
Teknik data digital, sinyal digital terbagi atas: Non-Return to Zero / NRZ
NRZ-L (NRZ-Level)
Dua tegangan yang berbeda antara bit 1 dan bit 0 Tegangan konstan selama interval bit Tidak ada transisi yaitu tegangan no return to zero
NRZ-I (NRZ-Inverted)
Pulsa tegangan konstan untuk durasi bit Transisi = 1 Tidak ada transisi = 0
Biphase
Manchester Differensial Manchester
Multilevel Binary
Bipolar AMI: Suatu kode dimana binary 0diwakili dengan tidak adanya line sinyal dan binary 1 diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif. Pseudoternary: Suatu kode dimana binary 1 diwakili oleh ketiadaan line sinyal dan binary 0 oleh pergantian pulsa-pulsa positif dan negatif.
Multilevel Binary
Teknik Encoding
Tiga teknik dasar encoding atau modulasi untuk mengubah data digital menjadi sinyal analog: 1. ASK (Amplitude-shift keying) 2. FSK (Frequency-shift keying) 3. PSK (Phase-shift keying)
Modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu (misalnya 1 Volt) dan sinyal digital 0 sebagai sinyal digital dengan tegangan 0 Volt.
Modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan dengan frekuensi tertentu, sementara sinyal digital 0 dinyatakan sebagai suatu nilai tegangan dengan frekuensi tertentu yang berbeda.
Modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu dengan beda fasa tertentu pula (misalnya tegangan 1 Volt dengan beda fasa 0 derajat), dan sinyal digital 0 sebagai suatu nilai tegangan tertentu (yang sama dengan nilai tegangan sinyal PSK bernilai 1, misalnya 1 Volt) dengan beda fasa yang berbeda (misalnya beda fasa 180 derajat).
Transformasi data analog ke sinyal digital, proses ini dikenal sebagai digitalisasi. Tiga hal yang paling umum terjadi setelah proses digitalisasi adalah:
Data digital dapat ditransmisikan menggunakan NRZ-L. Data digital dapat di-encode sebagai sinyal digital memakai kode NRZ-L. Dengan demikian, diperlukan step tambahan Data digital dapat diubah menjadi data analog, menggunakan salah satu teknik modulasi
Codec (Coder-decoder) adalah device yang digunakan untuk mengubah data analog menjadi bentuk digital untuk transmisi, yang kemudian mendapatkan kembali data analog dari data digital tersebut.
Teknik Modulasi memakai data analog adalah: 1. Amplitude Modulation (AM) 2. Frequency Modulation (FM) 3. Phase Modulation (PM)