Anda di halaman 1dari 9

APA SIH ITU PENGKODEAN DATA?

Pengkodean data adalah suatu teknik yang dilakukan untuk memberikan penegasan pada
proses yang terlibat (data dan pensinyalan) transmisi data .Dalam proses tersebut perlu
diperhatikan pula fasilitas-fasilitas komunikasi dan media yang tersedia.
Fungsi Pengkodean Data
•Menjadikan tiap karakter (mempunyai arti) dalam sebuah informasi.
•Dapat membantu pada pengubahan kode dari bahasa manusia ke bahasa mesin

TUJUAN PENGKODEAN DATA


Kode-kode yang digunakan dalam komunikasi data pada system computer memiliki perbedaan
dari generasi ke generasi nya karena semakin besar dan kompleks nya data yang akan dikirim
atau digunakan. Adapun tujuan dari pengkodean data adalah: 1.Menjadikan setiap karakter
data dalam sebuah informasi digital ke dalam bentuk biner agar dapat di transmisikan. 2.Tidak
ada komponen dc 3.Tidak ada urutan bit yang menyebabkan sinyal berada pada level dalam
waktu lama 4.Tidak mengurangi laju data 5.Kemampuan deteksi kesalahan

Komputer berkomunikasi menggunakan sinyal digital yang disebut bit. Bit berupa bilangan
biner. bit-bit digital disusun menjadi kode seperti ASCII untuk komputer personal dan EBCDIC
untuk komputer mainframe dan minikomputer IBM. Dan kode Boudot untuk teleprint dan
teletype.
Sistem sandi yang umum dipakai :

1.EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal for Information Intercharge)

2.ASCII(American Standard Code for Informasi Intercharge)

3.Kode Boudot
EBCDIC (EXTENDED BINARY CODED DECIMAL FOR INFORMATION INTERCHARGE)
Terdiri dari kombinasi 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili karakter 256 kombinasi
karakter. Biasanya kode ini digunakan di sistem operasi komputer merk IBM. Kode EBCDIC ini
juga dipakai untuk beberapa jenis komputer lain seperti Fujitsu-Siemens BS2000/OSD, HP
MPE/iX, dan Unisys MCP. Kode ini merupakan pengembangan dari kode 6-bit yang dipakai
untuk kartu berlubang (punched card) pada komputer IBM antara akhir tahun 1950an dan awal
tahun 1960an.

ASCII(AMERICAN STANDARD CODE FOR INFORMASI INTERCHARGE)


dikembangkan oleh ANSI (American National Standart Institution) untuk tujuan membuat kode
binary yang standar.Kode ASCII ini menggunakan kombinasi 7 bit dan banyak digunakan oleh
computer generasi sekarang. Memiliki 128 bit kombinasi yang selalu digunakan. Dari 128 bit
kombinasi tersebut 32 kode digunakan untuk fungsi-fungsi kendali.

TABEL ASCII
BAUDOT
Kode boudot terdiri atas 5 bit yang digunakan pada terminal teletype dan teleprinter. Jika kode
ini dikirim dengan transmisi serial taksinkron maka pulsa stop bit pada umumnya memiliki lebar
1,5 bit.Hal ini berbeda dengan kode ASCII yang menggunakan 1 atau 2 bit untuk pulsa stop bit
nya.
(
(Gambar Keyboard dari Teletype menggunakan kode Baudot, dengan ara dan tombol shift
LTRS)

TABEL BADOUT
DATA DIGITAL, SINYAL DIGITAL.
Ini merupakan bentuk paling sederhana dari pengkodean digital dari data digital di tetapkan
satu level voltase untuk biner satu dan yang lainnya untuk biner nol. Skema pengkodean yang
lebih kompleks digunakan untuk meningkatkan kinerja, dengan cara mengubah spektrum sinyal
serta dengan menyediakan spektrum sinkronisasi. Sinyal-sinyal digital merupakan deretan pulsa
voltase terputus-putus yang berlainan dan mempunyai ciri-ciri tersendiri.

DATA DIGITAL, SINYAL ANALOG.


Hal ini bisa dilakukan oleh sebuah modem yang mengubah data digital menjadi sinyal analog
sehingga dapat di transmisikan sepanjang saluran analog. Contohnya mentransmisikan data
digital melalui saluran telepon umum. Tiga dasar pengkodean untuk mentransformasikan data
digital menjadi sinyal-sinyal analog :
•Amplitude-shift keying (ASK) Dua biner dilambangkan dua amplitudo berbeda dari frekuensi
sinyal pembawa. Teknik ini digunakan untuk mentransmisikan data digital sepanjang serat
optik.

•Frequency- shift keying (FSK) Dua biner yang ditunjukkan oleh dua frekuensi berbeda didekat
frekuensi pembawa.Teknik ini digunakan untuk operasi full duplex sepanjang jalur derajat
suara.

•Phase- shift keying (PSK) Biner 1 ditunjukkan dengan cara mengirimkan hentakan sinyal dari
fase yang sama seperti hentakan sinyal yang dikirim sebelumnya.

DATA ANALOG, SINYAL DIGITAL


Data analog (suara dan video) diubah ke bentuk digital agar mampu menggunakan fasilitas-
fasilitas transmisi digital. Perangkat yang digunakan untuk mengubah data analog menjadi data
digital dan melindungi data analog yang asli dari kondisi digital disebut kodek (koder -
dekorder).
Alasan teknik digital digunakan untuk mentransmisikan data analog:

• Karena repeater yang digunakan sebagai pengganti amplifier, tidak terdapat derau tambahan.

•Time-division multiplexing (TDM) dipergunakan untuk sinyal-sinyal digital sebagai pengganti


frequency-division multiplex (FDM) yang dipergunakan untuk sinyal-sinyal analog. Dengan TDM,
tidak terrdapat derau intermodulasi, seperti apa yang dihadapi bila menggunakan FDM.

•Konversi ke pesinyalan digital memungkinkan penggunaan teknik-teknik switching digital yang


lebih efisien.

DATA ANALOG, SINYAL ANALOG


Data analog di modulasikan oleh suatu frekuensi pembawa agar menghasilkan sinyal analog
band frekuensi yang berlainan, yang dapat digunakan pada sistem transmisi analog. Modulasi
didefinisikan sebagai proses menggabungkan suatu sinyal input m(t) dengan sinyal pembawa
pada frekuensi f agar menghasilkan sebuah sinyal s(t) yang bandwidhtnya dipusatkan pada
tengah-tengah. Untuk data digital, keperluan modulasi harus jelas.
Alasan digunakan modulasi analog dari sinyal-sinyal analog:

•Diperlukan frekuensi yang lebih tinggi agar transmisi yang dilakukan lebih efektif. Untuk
transmisi unguided, kelihatan tidak mungkin mentransmisikan sinyal - sinyal baseband, karena
diperlukan antena- antena yang memiliki diameter beberapa kilometer.

•Modulasi memperbolehkan frequency-modivision multiplex.

TEKNIK DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN

•Tiga Kelas Probabilitas Hasil


Klas 1 (P1) : frame tiba tanpa bit-bit error.
Klas 2 (P2) : frame tiba dengan satu atau lebih bit-bit error yang tidak terdeteksi.
Klas 3 (P3) : frame tiba dengan satu atau lebih bit-bit error yang terdeteksi dan tidak ada bit-bit
error yang tidak terdeteksi.

•Persamaan dari probabilitas diatas dapat dinyatakan sebagai :

P1 = (1 - PB)nf
P2 = 1 - P1
dimana :
nf = jumlah bit per frame
PB = probabilitas yang diberikan oleh bit apapun adalah error
(konstan, tergantung posisi bit).
TEKNIK DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN

•Teknik Deteksi Error

•1. Parity Check

•Even parity : jumlah dari binary '1' yang genap dipakai untuk transmisi asynchronous.

•Odd parity : jumlah dari binary '1' yang ganjil dipakai untuk transmisi synchronous.

TEKNIK DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN

•Teknik Deteksi Error

•2. Cyclic Redudancy Check

•Diberikan suatu k-bit frame atau message, transmitter membentuk serangkaian n-bit, yang
dikenal sebagai frame check sequence (FCS). Jadi frame yang dihasilkan terdiri dari k+n bits.
Receiver kemudian membagi frame yang datang dengan beberapa angka dan jika tidak
remainder (sisa) dianggap tidak ada error.

TEKNIK DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN

•Teknik Deteksi Error

• Cyclic Redudancy Check


•Diketahui : message M = 1010001101 (10 bit)

pattern P = 110101 (6 bit)


FCS R = dikalkulasi (5 bit)

•Message M dikalikan dengan 2^5 , maka : 101000110100000

TEKNIK DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN

•Teknik Deteksi Error

• Cyclic Redudancy Check

Kemudian dibagi dengan P :

M ditambahkan dengan R
menjadi 2^nM

Anda mungkin juga menyukai