Pulsa Modulasi • Pada modulasi pulsa, pembawa informasi berupa deretan pulsa- pulsa. Pembawa yang berupa pulsa- pulsa ini kemudian dimodulasi oleh sinyal informasi, sehingga parameternya berubah sesuai dengan besarnya amplitudo sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Teknik modulasi pulsa mulai menggantikan sistem analog, karena beberapa keuntungan antara lain: • Kebal terhadap derau. • Sirkuit digital cenderung lebih murah. • Dapat dilakukan penjamakan dengan basis waktu (TDM) dengan sinyal lain. • Jarak transmisi yang dapat ditempuh lebih jauh (dengan penggunaan pengulang regeneratif). • Rentetan pulsa digital dapat disimpan. • Deteksi dan koreksi kesalahan dapat dengan mudah diimplementasikan. • Sample and Hold (S/H) : rangkaian yang menerima masukan sinyal analog dan menahan nilai dari sinyal tersebut selama periode waktu tertentu. • Dalam sistem komunikasi digital, lebar band frekuensi sampling harus dibatasi agar tidak terjadi efek aliasing. Efek aliasing adalah efek yang terjadi apabila frekuensi sampling kurang dari dua kali frekuensi audio yang dicacah, sehingga pada saat reproduksi terjadi kesalahan informasi yang artinya sinyal keluaran tidak sama bentuknya dengan sinyal masukan. Untuk membatasi lebar frekuensi audio agar tidak menggangu proses sampling, maka lebar frekuensi audio harus sebesar sama atau lebih kecil dari setengah frekuensi sampling. Sistem sampling adalah sistem pengambilan data sample sesaat yang merupakan level tegangan analog dalam waktu yang sangat sempit. Sistem sampling ini digunakan dalam teknik komunikasi digital untuk mendapatkan pulsa-pulsa tegangan yang sempit (sample) yang nantinya level tersebut akan dirubah menjadi informasi biner dalam analog to digital converter (A/D Converter). • Analog to Digital Converter (A/D) : Disebut juga encoder, yaitu alat yang mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital, biasanya dalam bentuk sinyal yang telah terkodekan secara numeric. • Digital to Analog Converter (D/A): Disebut juga decoder, yaitu alat yang mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog. • Sistem komunikasi data (Gambar 10.1) memerlukan sebuah sistem komunikasi yang mampu mentransmisikan data-data yang akurat, level tegangan yang presisi antara tegangan di pemancar dan di penerima. Level tegangan referensi yang akurat baik di pemancar dan penerima ini diperlukan pada sistem pengendalian jarak jauh tanpa kabel, seperti pengendalian motor jarak jauh, fasilitas power elektronik yang dikendalikan dari jarak jauh, sistem telepon digital dan sebagainya. Tuntutan - tuntutan tersebut di atas bisa dipenuhi oleh sistem Pulse Code Modulation (PCM). • PCM mulai dikembangkan pada tahun 1937 di Paris pada perusahaan AT&T. PCM adalah metode pemancaran secara serial seperti halnya pemancaran sinyal analog, hanya yang dipancarkan dalam sistem PCM adalah deretan pulsa-pulsa biner "1" dan "0". Secara singkat akan diuraikaan bagian demi bagian dalam beberapa materi yang merupakan satu kesatuan dalam system. Sinyal pulse code modulation (PCM) adalah merupakan sederetan pulsa digital yang merupakan hasil perubahan sinyal analog yang telah dicacah dalam bentuk sinyal pulse amplitude modulation PAM kemudian dirubah ke dalam biner oleh perubah analog ke digital serta tersusun secara deret setelah diolah melalui shift register. Pulse Code Modulation pada prinsipnya adalah perubahan data biner paralel ke dalam data biner seri yang selalu bergeser secara deret. Data yang keluar dari A/D converter adalah data-data parallel. Dengan demikian perlu adanya rangkaian yang merubah data paralel menjadi data serial berupa shift register yang merubah susunan data paralel masukan ke dalam serial keluaran (parallel input serial output PISO). • Tahap awal dari proses perubah sinyal analog ke digital adalah system pengambilan sinyal sample yang sempit yang disebut dengan pulse amplitude modulation (PAM), yang merupakan saklar elektronik yang dikontrol oleh pulsa train (pulsa sampling). • Pulse Amplitude Modulation merubah sinyal analog kontinyu menjadi sinyal diskret yang berupa pulsa-pulsa yang memiliki amplituto yang bervariasi. Agar proses pengolahan data pada pemancar dan penerima serempak dan tidak salah kanal, maka perlu adanya sinkronisator. Untuk itu perlu adanya pulsa sinkronisasi yang dikirim oleh pemancar serempak dengan sinyal PCM.