Anda di halaman 1dari 5

KEGIATAN BELAJAR 1

Rangkaian Crossover

I. Kompetensi Dasar
3.14 Memahami prinsip kerja rangkaian crossover.

II. Tujuan Pembelajaran


1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian rangkaian crossover
2. Peserta didik mampu menjelaskan prinsip kerja rangkaian crossover
3. Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis-jenis rangkaian crossover

III. Uraian Materi


A. Pengertian Crossover
Crossover adalah alat untuk filter atau membagi frekuensi. Tujuan utama
pemakaian crossover adalah agar frekuensi yang masuk ke speaker dapat sesuai
dengan spesifikasi speaker yang terinstalasi. Contohnya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Gambar 1. Contoh pemakaian crossover

Sebagai contoh, sebuah speaker midrange/midbass dengan spesifikasi 40 Hz – 5000 Hz


berarti speaker ini tidak diperbolehkan kemasukan frekuensi 40 Hz ke bawah (35 – 30 –
25 Hz dan seterusnya) dan juga tidak boleh kemasukan frekuensi tinggi di atas 5000 Hz.
Alasannya, speaker dengan spesifikasi di atas hanya dapat bekerja optimal pada rentang
frekuensi antara 40 Hz sampai dengan 5000 Hz. Sebuah crossover dapat diaplikasikan
dalam sistem aktif berarti pembagian frekuensinya atau pengaturan LPF (Low Pass Filter)
dan HPF (High Pass Filter) di-setting sebelum masuk ke power amplifier, sedangkan dalam
sistem pasif pengaturan LPF (Low Pass Filter) dan HPF (High Pass Filter) diaplikasikan
setelah power amplifier.

B. Fungsi Crossover
Agar nada yang masuk ke dalam speaker sesuai dengan rentang kerjanya,
digunakanlah crossover. Jadi, fungsi crossover adalah memblokir nada yang tidak
diinginkan masuk ke dalam speaker. Jika speaker tidak menggunakan crossover,
terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi pada speaker. Pertama, speaker tetap
bekerja, namun suara yang dikeluarkan jelek bahkan terdengar tidak jelas. Kedua,
speaker langsung rusak. Umumnya, speaker yang langsung rusak jika tidak dipasang
crossover adalah tweeter karena konus speaker ini sangat kecil. Sementara untuk
speaker woofer, suara bass yang akan terasa bercampur dengan suara vokal dan
nada tinggi jika tidak menggunakan crossover (untuk sistem 3-way).

C. Jenis Crossover
Crossover pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu :
1. Crossover Aktif
Crossover ini umumnya digunakan pada sound system. Jika memakai
crossover aktif 2-way maka anda juga harus mempunyai 2 buah power amplifier
dan 2 buah speaker. Namun, jika ingin memasang crossover untuk membagi
nada, sebaiknya menggunakan crossover pasif saja karena crossover aktif banyak
mengeluarkan biaya. Berikut urutan memasang crossover aktif.

Gambar 2. Crossover Aktif


Jadi, urutan pemasangan adalah Crossover  power amplifier  speaker.
Rangkaian Crossover Aktif

Rangkaian crossover aktif cocok digunakan untuk sistem audio Hi-Fi dengan
menggunakan LM833 penguat operasional (Op-Amp) ganda. Crossover aktif ini
membagi sinyal audio yang masuk menjadi dua bandm frekuensi output rendah
dan frekuensi output tinggi. Kedua band tersebut secara terpisah diperkuat oleh
dua tahap power amplifier yang disetel untuk band frekuensi rendah dan yang
lain disetel ke masing-masing tahap frekuensi (bi-amping).

2. Crossover Pasif
Crossover pasif kebanyakan digunakan untuk audio rumah, karena biaya
yang dikeluarkan untuk crossover ini lebih murah dibandingkan crossover aktif.
Crossover ini tidak membutuhkan banyak power amplifier karena pemasangan
crossover ini sesudah power amplifier. Jadi, power amplifier tidak disambung
langsung dengan speaker, tetapi masuk dulu ke crossover pasif ini, kemudian
dibagi ke speaker yang mempunyai karakter berbeda.

Gambar 3. Crossover Pasif


Maka urutan pemasangan crossover pasif adalah power amplifier 
crossover pasif  speaker.

Rangkaian Crossover Pasif

Rangkaian crossover terdiri dari rangkaian penyaring (filter). Adapun rangkaian


yang digunakan hanyalah lilitan dan kapasitor.

D. Prinsip Kerja Rangkaian Crossover


Pada dasarnya, loudspeaker terdiri atas tiga jenis, yaitu :
1. Speaker bass (speaker woofer) menggunakan frekuensi 200 Hz - 700 Hz.
2. Speaker middle (speaker midrange) menggunakan frekuensi antara 700 Hz – 3
kHz.
3. Speaker treble (speaker tweeter) menggunakan frekuensi antara 3 kHz – 16 kHz.
Cara kerja rangkaian crossover sangat sederhana. Rangkaian crossover bagian
bass akan membuang nada midle dan treble sehingga yang tertinggal hanyalah nada
bass saja. Nada bass inilah yang kemudian diteruskan ke speaker bass. Demikian pula
untuk cara kerja rangkaian crossover bagian middle dan treble.
Pada bagian middle, rangkaian crossover akan membuat nada bass dan nada
treble sehingga hanya tertinggal nada middle saja. Pada bagian treble, crossover
akan membuang nada bass dan middle dan menyalurkan nada treble ke tweeter.
IV. Tugas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1) Pemasangan crossover pasif pada sistem penguat audio yang tepat adalah...
2) Pada dasarnya, sebuah crossover audio memiliki fungsi...
3) Sebuah rangkaian audio yang tidak menggunakan crossover audio akan...
4) Perbedaan yang mencolok dari jenis crossover aktif dengan crossover pasif adalah...
5) Dalam penggunaan crossover pada speaker bass maka menggunakan frekuensi...
6) Jelaskan apa itu crossover audio !
7) Terangkan yang dimaksud dengan LPF (Low Pass Filter) dan HPF (High Pass Filter) !
8) Jelaskan yang dimaksud dengan crossover aktif !
9) Jelaskan yang dimaksud dengan crossover pasif !
10) Apa tujuan pemasangan kapasitor secara paralel dalam proses merancang audio !

Sumber :
Aru Tirto.P., T. Radya S. 2020. Perencanaan dan Instalasi Sistem Audio Video SMK/MAK
Kelas XII. Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai