Anda di halaman 1dari 14

2017

RZ DAN NRZ DALAM SISTEM


TELEKOMUNIKASI

DISUSUN OLEH :
ABDI IRAWAN, ANNA
LAURA GINTING, LADYS
ELISA PAKPAHAN,
NURUL KHAIRIAH

TK-4A
BAB I
PENDAHULUAN

LINE CODING
Line coding merupakan metoda untuk merubah simbol dari sumber ke dalam
bentuk lain untuk ditransmisikan . Line coding merubah pesan-pesan digital
ke dalam deretan simbol baru (ini merupakan proses encoding) . Decoding
bekerja kebalikannya yaitu merubah kembali deretan yang sudah dikodekan
(encoded sequence) menjadi pesan aslinya

Sistem yang menggunakan line coding tetapi tidak melibatkan modulasi


disebut sistem transmisi baseband Spektrum hasil pengkodean tetap berada
di dalam rentang frekuensi pesan asli.
Tujuan Line Coding
Merekayasa spektrum sinyal digital agar sesuai dengan medium transmisi yang akan digunakan

Dapat dimanfaatkan untuk proses sinkronisasi antara pengirim dan penerima (sistem tidak
memerlukan jalur terpisah untuk clock)

Dapat digunakan untuk menghilangkan komponen DC sinyal (sinyal dengan frekuensi 0)

Komponen DC tidak mengandung informasi apapun tetapi menghamburkan daya pancar

Line coding dapat digunakan untuk menaikkan data rate

Beberapa teknik line coding dapat digunakan untuk pendeteksian kesalahan

Pada contoh di atas, setiap 2 bit data dikodekan ke dalam 4 level simbol
Jadi bit rate akan menjadi dua kali dari bit baud rate .
Berdasarkan level sinyal yang digunakan, line coding dapat dikatagorikan sbb.:

◦ Unipolar : menggunakan level +v, 0

◦ Polar (antipodal) : menggunakan level +v, -v

◦ Bipolar (pseudoternary): menggunakan level +v, 0, -v

.  
Karakteristik Line Coding

Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengetahui karakteristik


line coding adalah sebagai berikut :
a.    Elemen data dan elemen sinyal
Pada komunikasi data,elemen data merupakan entity terkecil
sedangkanelemen sinyal merupakan unid terpendek dari sinyal
digital,dengan kata lainelemen data adalah apa yang kita butuhkan untuk
dikirim,sedangkan elemensinyal adalah apa yang dapat kita kirim.

b.      Data rate dan sinyal rate


adalah sejumlah elemen data dalam unid BPS (Bit persecond)sedangkan sinyal rate
adalah sejumlah elemen sinyal dalam satuan unid baud.Rumus yang digunakan
untuk menghitung sinyal rate adalah
S = C x N x 1/R
dimana ; S = Sinyal rate
C = Nilai konstanta ½
R = Elemen sinyal
N = Data rate

c.       Bandwidth (lebar pita)


Bandwidth adalah suatu sistem komunikasi elektronika yangmengirimkan informasi
dengan memancarkan energi elektromagnetik. Energielektromagnetik ini dapat
berjalan sebagai sebuah tegangan atau arus yangmelalui dawai sebagaimana emisi
radio melintasi udara dan cahaya. Untuk mengirim informasi, sistem komunikasi
harus menggunakan spektrumelektromagnetik dalam jumlah atau range tertentu.
Bandwidth menunjukkanukuran kapasitas jalur transmisi yang dinyatakan dalam
satuan, yakni:
         Baud (Bd) adalah kecepatan modulasi
         Bit perdetik (Bps) adalah kecepatan sinyal
         Karakter perdetik (Cps) adalah kecepatan transmisi
d.      Baseline Wandering
Baseline adalah rata – rata kekuatan sinyal yang diterima oleh penerima.
e.       Komponen DC
f.       Sinkronisasi bit
g.      Deteksi bit in error
h.      Mengurangi noise 
i.        Komplek

MACAM-MACAM PENGKODEAN SALURAN

1. Unipolar

Pengkodean saluran jenis polar tunggal atau unipolar adalah suatu pengkodean yang
paling sederhana. Pengkodean unipolar hanya menggunakan sebuah level tegangan
atau satu polaritas untuk menyatakan dua posisi bilangan biner yaitu yaitu 0V (bila
tidak ada tegangan) dan +V untuk menyatakan data biner 0 dan 1. Pengkodean
unipolar mempunyai sedikit dua persoalan, yakni komponen DC dan sinkronisasi.

o Komponen DC

Apabila amplitudo rata-rata dari sinyal unipolar tidak nol (1), maka hal ini
disebut dengan komponen DC (dengan frekuensi nol). Dan apabila sinyal
berisi komponen DC, maka tidak dapat disalurkan ke media tertentu yang
mana kebanyakan media tidak dapat menangani komponen DC.

o Sinkronisasi

Bila sinyal tidak bervariasi, maka penerima tidak dapat membedakan mana
yang awal dan mana yang akhir dari tiap-tiap bit. Inilah masalah sinkronisasi
dari pengkodean unipolar, yang memungkinkan aliran datanya terdiri dari
deretan panjang logika 1 atau 0. Pengkodean digital menggunakan perubahan
level tegangan untuk mengindikasikan adanya perubahan bit. Perubahan
sinyal juga memberikan indikasi bahwa satu bit telah berakhir dan dimulai
bit berikutnya.

Adapun contoh gambar dari pengkodean polar tunggal (unipolar), yaitu pada
Gambar 1.

o Bipolar
Jenis pengkodean bipolar yaitu pengkodean dengan menggunakan 3 (tiga) buah level
tegangan, yaitu: –V, 0V, dan +V untuk menyatakan data biner. Bit logika 0 akan bernilai
level tegangan nol dan bit logika 1 direpresentasikan terjadi pembalikan tegangan baik
positif ke negatif maupun dari negatif ke positif. Ada 2 (dua) contoh pengkodean bipolar
yaitu bipolar Alternate Mark Inversion (AMI) dan 2BIQ (Gambar 2).

Gambar 2. Bipolar

A.Bipolar Alternate Mark Inversion (AMI)

Bipolar Alternate Mark Inversion (AMI) adalah jenis pengkodean bipolar yang paling
sederhana dengan menggunakan level tegangan 0V untuk menyatakan data biner 0,
sedangkan data biner 1 dinyatakan dengan level tegangan –V dan +V secara bergantian.
Sesuai dengan namanya yaitu alternate mark inversion, yang mana kata mark sendiri berasal
dari istilah dalam telegrafi yang artinya 1. Jadi, artinya AMI adalah alternate 1 inversion
atau pembalikan 1 yang berganti-ganti. Dengan kata lain, tegangan nol direpresentasikan
sebagai bit 0. Bit 1 adalah representasi oleh tegangan positif dan tegangan negatif yang
berganti-ganti, misalnya 1 pertama tegangannya positif, lalu 1 kedua tegangannya negatif,
berikutnya 1 ketiga positif lagi dan 1 keempat negatif dan seterusnya seperti diperlihatkan
pada gambar berikut ini (Gambar 3)

.
Ada variasi lain dari bipolar AMI, yaitu yang disebut Pseudoternary, dimana bit 0
yang berganti-ganti antara tegangan positif dan negatif. Dengan cara seperti diatas maka
AMI pertama, mempunyai komponen DC nol, kedua urutan bit 1 nya yang panjang
masih sinkron. Pada bipolar AMI tidak memiliki mekanisme sikronisasi untuk bit 0 yang
panjang. Ada 2 (dua) variasi bipolar AMI yang telah dikembangkan untuk memecahkan
masalah sinkronisasi urutan 0, khususnya untuk transmisi yang jaraknya jauh. Pertama
yang digunakan di Amerika Utara, yaitu yang disebut Bipolar 8 Zero Subtitution (B8ZS).
Dan yang kedua yaitu yang digunakan di Eropa dan Jepang, yang disebut dengan High
Density Bipolar 3 atau (HDB3). Kedua-duanya merupakan adaptasi dari bipolar AMI
yang dimodifikasi dari bentuk aslinya dalam rangka mengatasi permasalahan urutan bit 0
yang panjang.

2. 2B1Q

Pengkodean 2B1Q digunakan untuk pengkodean dua data biner. Data “00” dinyatakan
dengan level tegangan -23 V, data “11” dinyatakan dengan level tegangan +1V, data
“01” dinyatakan dengan level tegangan -21 V, data “10” dinyatakan dengan tegangan +3
V.

Contoh pengkodean 2B1Q ditunjukkan pada gambar berikut (Gambar 4).

c. Polar
Pengkodean polar menggunakan menggunakan 2 (dua) buah level tegangan yaitu –V
dan +V. Pengkodean saluran dalam kelompok polar, dibagi-bagi lagi menjadi beberapa
jenis yaitu:

a. Non-Return to Zero (NRZ)


b. Return to Zero (RZ)
c. Manchester
d. Differential Manchester.

Jenis pengkodean polar menggunakan 2 (dua) buah level tegangan yaitu –V dan +V
(tegangan positif dan negatif) untuk menyatakan data biner dengan nilai 0 dan 1. Bagan
klasifikasi pengkodean saluran jenis polar digambarkan sebagai berikut ini. Perbedaan
dari masing-masing jenis pengkodean saluran dari kelompok polar ini dapat dijelaskan
sebagai berikut (Gambar 5)

e.Non-Return to Zero (NRZ)

f. Return to Zero (RZ)


BAB II
PEMBAHASAN

Pada materi kali ini yang akan kita bahas adalah NRZ dan RZ

1. Non Return to Zero (NRZ)


Bit “1” dinyatakan oleh “high signal” selama perioda bit

Bit "0" dinyatakan oleh “low signal” selama perioda bit

Kelemahan:
a. Tidak ada informasi timing di dalam bentuk sinyal sehingga sinkronisasi bisa hilang bila
muncul deretan 0 yang panjang

b. Spektrum NRZ mengandung komponen DC

c. sedangkan “0” dikodekan dengan tidak adanya transisi sinyal

Varian dari NRZ:


Pengkodean saluran jenis Non-Return to Zero (NRZ) dibedakan menjadi dua yaitu

a. NRZ-L

NRZ-L menggunakan level +V digunakan untuk menyatakan data biner 0, sedangkan


level tegangan –V digunakan untuk menyatakan data biner 1 seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 6, bagian atas.

b. NRZ-I (Non-Return to Zero – Inverted)

Sedangkan NRZ-I representasi level –V atau +V menyatakan adanya perubahan data


biner dari menuju logika 1. Artinya, setiap ada perubahan urutan data biner dari 0 ke 1
atau 1 ke 1, maka level tegangan akan berubah dari sebelumnya. Misalkan level
sebelumnya +V maka perubahan bit 0 ke 1 atau 1 ke 1 menyebabkan levelnya menjadi –
V dan sebaliknya jika level sebelumnya –V maka perubahan data biner dari 0 ke 1 atau 1
ke 1 menyebabkan levelnya berubah menjadi +V. Perubahan data dari 0 ke 0 dan 1 ke 0
tidak akan menyebabkan perubahan level tegangan.
Contoh pengkodean saluran jenis NRZ ditunjukkan pada gambar berikut (Gambar 6).

Gambar 6. Non-Return to Zero (NRZ)

NRZ bisa unipolar maupun polar

Unip
olar
NRZ
-L
Pol
ar
NR
Z-L
Unip
olar
NRZ
Unip
-M
olar
NRZ
-S
power
density

0.
2

0.
0.
0.
0.

1.
-

2
4
6
8

2 NR
Spektrum NRZ0

1
Z
0.
2
0.
4
0.
6
0.
8
1
T
f

1.
2
1.
4
1.
6
1.
8
2
2. Return to Zero (RZ)
Bit "1" dinyatakan oleh “high signal” selama setengah perioda bit dan dinyatakan
oleh “low signal” pada seengah perioda bit berikutnya

◦ Memungkinkan pengambilan informasi clock bila ada deretan 1 yang


panjang

Kelemahan
◦ Bandwidht yang diperlukan dua kali NRZ

◦ Sulit mengambil informasi clock bila ada deretan nol yang panjang

◦ Mengandung komponen DC

Pengkodean saluran jenis Return to Zero (RZ) menggunakan level –V dan +V dengan
transisi di pertengahan bit data biner. Data biner 0 dinyatakan dengan transisi dari level –
V menuju 0V, sedangkan data biner 1 dinyatakan dengan transisi dari level 0V menuju
+V. Contoh pengkodean saluran jenis RZ ditunjukkan pada gambar berikut ini (Gambar
7).
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan materi yang telah dibahas diatas maka dapat kami


simpulkan adanya perbedaan antara teknik pengkodean RZ dengan NRZ

Return to Zero Seperti pada NRZ dimana signal positif menyatakan bit
”1” dan negatif menyatakan bit ”0”, tetapi signal tersebut baik yang positif
maupun yang negatif akan kembali ke posisi netral ”nol”, ditengah durasi
waktu bit. Transisi signal ditengah durasi waktu bit ini dipakai untuk
sinkronisasi. Kelemahan sistem ini adalah diperlukan 2 signal yang berubah
baik bit ”1” maupun bit ”0” ditengah interval sehingga mengakibatkan
bandwidth akan bertambah besar.

  Untuk melihat perbedaan antara kecepatan data dan kecepatan modulasi.


  Ukuran minimal elemen sinyal adalah pulsa untuk binary 1, besarnya ½
panjang interval bit.
  RZ tidak memberikan perbaikan terhadap teknik NRZ, bandwidth sinyal besar.
  Dipakai untuk beberapa transmisi elementer dan peralatan rekam, tetapi bukan
pemilihan yang umum.

1 = ada pulsa pada pertama interval.


0 = tidak ada pulsa.

Anda mungkin juga menyukai