LINE CODING
Teknik Elektro
2019
Daftar Isi
Kata Pengantar ..................................................................................................................................... 3
A. PENDAHULUAN ........................................................................ Error! Bookmark not defined.
a. Penguraian Definisi ................................................................... Error! Bookmark not defined.
b. Fokus Masalah .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
c. Latar Belakang .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
B. PEMBAHASAN ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
a. 4G (Fourth Generation)............................................................. Error! Bookmark not defined.
i. Sejarah LTE ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
ii. Definisi LTE .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
iii. Arsitektur Jaringan LTE ........................................................ Error! Bookmark not defined.
iv. Bagian Perangkat LTE ........................................................... Error! Bookmark not defined.
v. QoS (Quality of Service) pada Jaringan LTE ........................ Error! Bookmark not defined.
vi. Teknologi Pendukung LTE.................................................... Error! Bookmark not defined.
vii. Permasalahan dalam Penerapan Sistem Jaringan LTE di Indonesia .... Error! Bookmark not
defined.
a. Regulasi ................................................................................. Error! Bookmark not defined.
b. Infrastruktur ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
C. PENUTUP..................................................................................................................................... 13
a. Kesimpulan ............................................................................... Error! Bookmark not defined.
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr, wb. Pada hakikatnya, manusia diciptakan untuk
mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Bahkan soal ilmu ada dua pepatah yang
menyinggung hal ini. Pepatah pertama menyinggung soal cari ilmu sejauh-
jauhnya tidak peduli berapa langkah kaki melangkah. Dan pepatah kedua
menyinggung soal tidak peduli umur manusia, selama masih hidup masih ada
kewajiban untuk mencari ilmu dalam kondisi apapun
“Carilah Ilmu Walaupun Sampai Ke Negeri Cina”.
“Tuntutlah Ilmu dari Ayunan Sampai Ke Liang Lahat.”
Paper ini penulis buat untuk menyajikan pembahasan mengenai Line
Coding. Selain paper ini dibuat untuk berbagi ilmu kepada pembaca, namun
paper ini juga untuk memenuhi tugas mata kuliah “Teknik Transmisi” di
semester 5 ini.
Dalam penulisan paper ini penulis rasa tidak jauh dari kekurangan
akibat dari kesalahan yang dilakukan penulis secara tidak sengaja. Maka dari
itu penulis sangat terbuka apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan.
Sekian, Wassalamualaikum wr.wb.
Penulis
1. PENDAHULUAN
2. PEMBAHASAN
Dalam kasus yang sama ( Unipolar NRZ and Unipolar RZ ) tidak memiliki
kemampuan untuk deteksi error dan codes
- Bipolar
Pada pengkodean ini terdapat Ts yang menunjukkan interval setengah lebar
pulsa. COntoh dari pengkodean ini adalah Menchester dimana suatu biner 1
direpresentasikan sebagai setangah pulsa positif diikuti dengan setengah pulsa
negative. Sedangkan biner 0 direpresentasikan sebagai setengah pulsa negative
diikuti dengan setengah pulsa negative. Pengkodean ini bersifat transparan,
memungkinkan terjadi ekstraksi clock pada sisi penerima, memiliki Bandwidth
yang relatif besar pada type coding NRZ. Pengkodean ini digunakna pada IEEE
802.3 Ethernet LANs dan dikenal juga sebagai split-phase signaling.
Bipolar RZ or Alternate Mark Inversion (AMI)
uses three voltage levels to represent the binary 1’s and 0’s.
A binary 0 is represented by a zero level.
A binary 1 is represented by alternating positive and negative pulses
(i.e. the alternating mark rule).
This alternating pulse polarity gives bipolar signalling an error
detection capability and also produces a spectral null at 0 Hz.
There is no clock component present but clock extraction is
possible through rectification.
Bipolar signalling is not transparent, but several techniques have
been developed to address this deficiency.
Also known as pseudoternary signalling.
Bipolar (pseudoternary) menggunakan level +v, 0, -v
- Polar
Signalling dengan Polar terjadi ketika bit 1 direpresentasikna sebagai suatu
level positif (+A volts) dan bit 0 direpresentasikan sebagai suatu level negative
(-A volts). Dengan demikian, Polar (antipodal) menggunakan level +V, dan -V
Terdapat dua jenis diantaranya:
Polar NRZ
Polar RZ
- Manchester
Bit “1” dinyatakan oleh pulsa yang setengah prioda pertamanya memiliki
level high dan setengah perioda sisanya memiliki level low.
Bit “0” dinyatakan oleh pulsa yang setengah perioda pertamanya memiliki
level low dan setengah perioda sisanya memiliki level high. Jadi setiap bit
dinyatakan oleh pulsa-pulsa yang berganti level pada pertengahan bit.
Karakteristik Manchester coding:
o Timing recovery mudah
o Bandwidth lebar
- Differensial Manchester
Setiap bit dinyatakan oleh pulsa-pulsa yang berubah level di pertengahan bit.
Bit “1” dikodekan dengan tidak adanya transisi level di awal bit.
Bit “0” dikodekan dengan adanya transisi level di awal perioda bit
3. PENUTUP
3.1.Daftar Pustaka