DIGITAL
Oleh : Apriansyah Dinata, NPM 23224705, Teknik Elektro Prodi Teknik Telekomunkasi
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sistem komunikasi digital adalah sebuah sistem yang berbasis sinyal digital. Sinyal
digital adalah sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-
tiba. Sinyal digital hanya memiliki 2 keadaan yaitu 0 dan 1. Biasanya sinyal ini juga disebut
dengan bit.
Perbedaan utama antara modulasi digital dan modulasi analog adalah bahwa pesan
yang ditransmisikan untuk system modulasi digital mewakili seperangkat simbol-simbol
abstrak. (Misalnya 0 s dan l s untuk sistem transmisi biner), sedangkan dalam sistem
modulasi analog, sinyal pesan adalah gelombang kontinyu. Untuk mengirim pesan digital,
modulasi digital mengalokasikan sepotong waktu yang disebut interval sinyal dan
menghasilkan fungsi kontinyu yang mewakili simbol. Sistem komunikasi digital adalah
teknologi yang berbasis sinyal elektrik komputer, sinyalnya bersifat terputus-putus dan
menggunakan sistem bilangan biner. Bilangan biner tersebut akan membentuk kode-kode
yang merepresentasikan suatu informasi tertentu.
high.
Gambar 1. Keadaan 1 (high) dan 0 (low) atau mark dan space
Keadaan low dan high dapat direferensikan sebagai 0 dan 1 atau space dan mark. 0
untuk keadaan low dan 1 untuk keadaan high. Pada gambar 2-1 ditunjukkan sinyal listrik
yang direpresentasikan dalam keadaan biner 7 bit. Informasi 7 bit ini berisi 1 0 1 1 0 0 1.
Dengan keadaan 7 bit, sinyal dapat dikonfigurasi 128 informasi yang berbeda. Dalam
mentrasmisikan data dari sumber ke tujuan, satu hal yang harus dihubungkan dengan sifat
data, arti fisik yang hakiki dipergunakan untuk menyebarkan data, dan pemrosesan atau
penyetelan apa yang perlu dilakukan sepanjang jalan untuk memastikan bahwa data yang
diterima dapat dimengerti dengan baik. Sistem komunikasi ditunjukkan pada gambar 2.
Source Encoder menerima satu atau lebih sinyal analog untuk dibah menjadi urutan
simbol-simbol bisa berupa biner (1 dan 0) atau anggota himpunan yang mempunyai dua atau
lebih elemen. Proses Encrypton melakukan pengamanan data yang akan dikirim maupun
diterima dalam peralihan sistem komunikasi tulisan tangan menjadi sistem komunikasi listrik.
Harus diyakinkan bahwa hanya penerima yang bersangkutan saja yang bisa memahami data
atau pesan yang terkirim, dan hanya pengirim yang resmi saja yang bisa mengirimkannya.
Channel Encoder menaikkan efisiensi dari sistem komunikasi digital. Peralatan ini
mengurangi efek dari error transmisi. Jika ada noise yang masuk ke kanal bersama-sama
dengan data, ada kemungkinan sebuah simbol yang sudah terkirim akan diinterpretasi kan
sebagai simbol yang lain pada sisi penerima. Output dari kanal encoder adalah sebuah sinyal
digital yang dikomposisikan dalam bentuk simbol-simbol. Contohnya dalam sistem biner
outputnya berupa urutan bit 1 dan 0. Sebuah kanal listrik dapat mengirimkan sinyal yang
hanya berbentuk gelombang listrik. Kembali ke Carrier Modulator, tujuan pemakaian
peralatan ini adalah untuk menghasilkan bentuk gelombang analog sesuai dengan simbol
diskrit pada inputnya.
Bagian kedua dari blok diagram gambar adalah sistem penerima digital. Sistem ini
seperti cermin gambar dari pemancar. Pada sistem ini dilakukan proses “undo” dari operasi
yang dilaksanakan pada pemancar. Ada satu bagian dari pemancar yang dolakukan proses
“undo” dari carrier modulator ini dilakukan oleh dua bagian, yaitu carrier demodulator dan
symbol synchronizer.
2.3. Tipe Sinyal
Tipe sinyal yang ditransmisikan merupakan sinyal analog. Sinyal analog merupakan
perubahan nilai (amplitudo) sinyal berlangsung secara kontinyu. Pada Gambar 4
menunjukkan sinyal analog.
Dimana ;
2
akan senilai Vc /8.
Kita mulai dengan menganalisa kinerja pada matched filter coherent yang
dalam hal ini menggunakan correlation detector. Kinerja system correlation
detector untuk system komunikasi biner dinyatakan dalam bentuk persamaan
berikut:
Penurunan ini didasari asumsi (anggapan) bahwa keduia sinyal
memiliki priority probability yang sama.Untuk aplikasi system FSK, dimana :
Aplikasi FSK
yaitu aliran data bit ganjil kita sebut “I” dan aliran data bit genap kita
sebut “Q” yang dikeluarkan secara bersama-sama dengan kecepatan masing-
masing menjadi setengah dari 2400 Bps menjadi 1200 Bps, yang mana
nantinya keluaran “Q” dengan keluaran “I”. Tujuan dibuat rangkaian serial
to parallel ini yaitu untuk memberi sinyal masukan data yang akan
dimodulalsi sebanyak dua bit yaitu dengan pola sinyal keluarannya 00. 01,
10, 11. Sinyal ini yang akan membentuk sinyal keluaran menjadi empat fasa.
Selanjutnya sinyal data d(t) dari serial to parallel ini diolah menggunakan
gerbang XNOR dua masukan, dan satu masukan lainya diambil dari keluaran
gerbang XNOR yang di delay dengan waktu Tb dialokasikan untuk 1 bit delay, pada
masukan kedua ini adalah b(t-Tb). Pada proses inilah pengkodean DPSK terbentuk,
sehingga pada penerima (Demodulator 4- DPSK) tidak memerlukan sinyal
pembawa recovery yang berfungsi untuk membangkitkan dan mengembalikan lagi
sinyal pembawa yang termodulasi menjadi sinyal pembawa tanpa termodulasi.
Jika saluran data d(t) yang lainya sibuk, secara lambat mengubah
perbandingan bit rite, kemudian fasa dari pulsa b(t) dan b(t-Tb) akan saling
mempengaruhi dengan cara yang sama, kemudian melindungi muatan
informasi dalam fasa berbeda. Setelah dikodekan, sinyal digital ±b(t) tersebut
kemudian dimodulasi menggunakan Balanced Modulator untuk mendapatkan sinyal
keluaran yang berbeda fasanya. Sinyal pembawa dari Balanced Modulator berasal
dari Oscillator yang mana keluaran Balanced Modulator “I” mempunyai fasa
output (+ Sin ω t dan - Sin ωc t), demikian pula pada Balanced Modulator “Q”
memiliki dua kemungkinan fasa output yaitu (+ Cos ω t dan - Cos ωc t), kemudian
keluaran dari Balanced Modulator tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan sinyal
keluaran empat fasa yang berbeda.
Gambar 21. Bentuk Sinyal DPSK dan 4-DPSK
Amplitudo Modulation).
N adalah jumlah level sample yang di ambil dan n adalah jumlah bit yang
digunakan untuk mengkodekan satu sinyal PAM. Misalkan sinyal-sinyal PAM
tersebut akan dikodekan menjadi 4 bit maka jumlah level yang akan diperoleh
adalah;
akan tetapi keluarannya masih dalam bentuk parallel seperti yang di tunjukkan
Gambar D, karenanya di butuhkan blok kedua berupa P/S Converter agar deretan
biner menjadi serial.
2.5. Multiplexer
2.6. Demultiplexer
2.6.1. Pengertian Demultiplexer
Demultiplexer atau biasa disebut Demux adalah perangkat yang mengambil
sinyal input yang tunggal yang memilih salah satu dari banyak output yang di data baris
yang berhubungan ke input tunggal multiplexer. Satu multiplexer yang banyak dipakai
dengan demultiplexer untuk melengkapkan dan di ujung penerima. Bentuk multiplexer
elektronik yang bisa dianggap sebagai beberapa masukan tunggal output switch yang
demultiplexer sebagai bentuk masukan tunggal, ganda output switch.
Demultiplexer juga bisa diartikan dengan rangkaian logika yang menerima satu
input data yang mendistribusikan input tersebut yang beberapa output yang telah
disediakan juga merupakan kebalikan multiplexer. Demultiplexer merupakan rangkaian
yang berfungsi menyalurkan data yang ada pada masukannya ke salah satu dari
beberapa keluarannya dengan bantuan sinyal pemilih atau sinyal kontrol (S).
http://on-push.blogspot.co.id/2012/03/bahan-ajar-sistem-komunikasi-digital.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26040/3/Chapter%20II.pdf
Septian, Nizar. 2014. Transmisi Pada Sistem Komunikasi Digital. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Gunawan, Putu Nopa. 2012. Modulasi Digital (ASK, FSK, PSK) dan Multiple Access
(FDMA, TDMA, CDMA)
Apriyadi, S. D., Djunaedy, E., & Sujatmiko, W. (2019). Pengukuran Radiasi Matahari
Untuk Perhitungan Faktor Matahari. eProceedings of Engineering, 6(1).
Rawat, S., Sah, A., & Pundir, S. (2013). Implementation of Boolean functions through
multiplexers with the help of Shannon expansion theorem. International Journal of
Computer Applications, 62(6).