Anda di halaman 1dari 36

MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER DALAM SISTEM KOMUNIKASI

DIGITAL

Oleh : Apriansyah Dinata, NPM 23224705, Teknik Elektro Prodi Teknik Telekomunkasi

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sistem komunikasi digital adalah sebuah sistem yang berbasis sinyal digital. Sinyal
digital adalah sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-
tiba. Sinyal digital hanya memiliki 2 keadaan yaitu 0 dan 1. Biasanya sinyal ini juga disebut
dengan bit.
Perbedaan utama antara modulasi digital dan modulasi analog adalah bahwa pesan
yang ditransmisikan untuk system modulasi digital mewakili seperangkat simbol-simbol
abstrak. (Misalnya 0 s dan l s untuk sistem transmisi biner), sedangkan dalam sistem
modulasi analog, sinyal pesan adalah gelombang kontinyu. Untuk mengirim pesan digital,
modulasi digital mengalokasikan sepotong waktu yang disebut interval sinyal dan
menghasilkan fungsi kontinyu yang mewakili simbol. Sistem komunikasi digital adalah
teknologi yang berbasis sinyal elektrik komputer, sinyalnya bersifat terputus-putus dan
menggunakan sistem bilangan biner. Bilangan biner tersebut akan membentuk kode-kode
yang merepresentasikan suatu informasi tertentu.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Proses perubahan Sinyal Analog menjadi Digital ?
2. Apa Jenis – jenis dan contoh Komunikasi Digital ?
3. Apa Kelebihan dan Kekurangan Sistem Komunikasi Digital ?
4. Bagaimana Multiplexer dan Pengaplikasiannya ?
5. Bagaimana Demultiplexer dan Pengaplikasiannya ?

1.3. Tujuan dan Manfaat


Tujuan disusunya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar Sistem
Komunikasi Digital.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan baik
penulis tentang gambaran besar Sistem Komunikasi Digital berikut dengan materi
Multiplexer dan Demultiplexer.
2. PEMBAHASAN
2.1. Sistem Komunikasi Digital
Sistem komunikasi digital adalah sebuah sistem yang berbasis sinyal digital. Sinyal
digital adalah sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-
tiba. Sinyal digital hanya memiliki 2 keadaan yaitu 0 dan 1. Biasanya sinyal ini juga disebut
dengan bit.
Yang pertama dilakukan untuk mentransmisi sinyal digital adalah mengkonversi
sinyal analog dalam bentuk digital, dan ternyata hal ini memiliki keuntungan. Penyandian
membuat sinyal suara dapat dikompres ke konten yang paling essensial, karena sebab itu
proses transmisi menjadi lebih efisien. Penyandian dapat didefinisikan sebagai proses
pengubahan sinyal pesan (suara misalnya) menjadi bentuk digital dengan beberapa aturan.
Banyak teknik penyandian yang tersedia untuk digunakan, tetapi teknik yang biasa digunakan
secara universal adalah teknik yang menggunakan dua nilai atau tingkatan, teknik ini disebut
sistem biner. Pada sistem ini hanya menggunakan dua nilai yaitu low (rendah) dan high
(tinggi), maka bagian sinyal akan memiliki kemungkinan 50% dikodekan sebagai low atau

high.
Gambar 1. Keadaan 1 (high) dan 0 (low) atau mark dan space

Keadaan low dan high dapat direferensikan sebagai 0 dan 1 atau space dan mark. 0
untuk keadaan low dan 1 untuk keadaan high. Pada gambar 2-1 ditunjukkan sinyal listrik
yang direpresentasikan dalam keadaan biner 7 bit. Informasi 7 bit ini berisi 1 0 1 1 0 0 1.
Dengan keadaan 7 bit, sinyal dapat dikonfigurasi 128 informasi yang berbeda. Dalam
mentrasmisikan data dari sumber ke tujuan, satu hal yang harus dihubungkan dengan sifat
data, arti fisik yang hakiki dipergunakan untuk menyebarkan data, dan pemrosesan atau
penyetelan apa yang perlu dilakukan sepanjang jalan untuk memastikan bahwa data yang
diterima dapat dimengerti dengan baik. Sistem komunikasi ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2. Sistem Komunikasi


Data masukan berupa bit-bit biner yang diinputkan melalui source dan dilanjutkan
kepada transmitter berfungsi untuk mengubah data menjadi sinyal yang dapat dikirim dan
kemudian dilanjutkan ke transmisi sistem yang berfungsi untuk mengirim data hingga ke
penerima (receiver) yang mengubah, setelah itu digunakan destination yang merupakan
sebagai pengguna data yang diterima.
Dimana source dan transmitter adalah bagian dari source system sedangkan receiver
(penerima) dan destination (pengguna data yang diterima) adalah bagian dari destination
system. Sistem Pada era modern sekarang, kebanyakan komunikasi kelistrikkan
menggunakan kode untuk mengirim pesan dibandingkan mentransmisikan suara secara
langsung. Hal ini disebabkan mengirimkan pesan menggunakan kode memiliki banyak
keuntungan:
1. Lebih tahan derau
2. Jarang berinterfrensi
3. Tingkat distorsi yang lebih sedikit
4. Sinyal yang hilang lebih mudah untuk dibuat kembali
5. Transmisi yang lebih efesien
2.2. Blok Diagram Komunikasi Digital
Kinerja suatu sistem akan berjalan dengan baik jika didukung oleh beberapa elemen–
elemen yang dapat bekerja sama satu dengan yang lain dan melakukan tugasnya masing–
masing, sehingga membentuk satu blok diagram sistem komunikasi yang konkret dan
memiliki nilai utilitas yang baik dan performansi yang handal pula. Untuk itu ada baiknya
kita harus mengetahui terlebih dahulu komponen apa saja yang berkaitan dengan sistem
komunikasi digital yang sederhana, dan dapat dilihat dari blok diagram sistem komunikasi
digital.

Gambar 3. Blok Diagram Sistem Komunikasi Digital

Source Encoder menerima satu atau lebih sinyal analog untuk dibah menjadi urutan
simbol-simbol bisa berupa biner (1 dan 0) atau anggota himpunan yang mempunyai dua atau
lebih elemen. Proses Encrypton melakukan pengamanan data yang akan dikirim maupun
diterima dalam peralihan sistem komunikasi tulisan tangan menjadi sistem komunikasi listrik.
Harus diyakinkan bahwa hanya penerima yang bersangkutan saja yang bisa memahami data
atau pesan yang terkirim, dan hanya pengirim yang resmi saja yang bisa mengirimkannya.
Channel Encoder menaikkan efisiensi dari sistem komunikasi digital. Peralatan ini
mengurangi efek dari error transmisi. Jika ada noise yang masuk ke kanal bersama-sama
dengan data, ada kemungkinan sebuah simbol yang sudah terkirim akan diinterpretasi kan
sebagai simbol yang lain pada sisi penerima. Output dari kanal encoder adalah sebuah sinyal
digital yang dikomposisikan dalam bentuk simbol-simbol. Contohnya dalam sistem biner
outputnya berupa urutan bit 1 dan 0. Sebuah kanal listrik dapat mengirimkan sinyal yang
hanya berbentuk gelombang listrik. Kembali ke Carrier Modulator, tujuan pemakaian
peralatan ini adalah untuk menghasilkan bentuk gelombang analog sesuai dengan simbol
diskrit pada inputnya.
Bagian kedua dari blok diagram gambar adalah sistem penerima digital. Sistem ini
seperti cermin gambar dari pemancar. Pada sistem ini dilakukan proses “undo” dari operasi
yang dilaksanakan pada pemancar. Ada satu bagian dari pemancar yang dolakukan proses
“undo” dari carrier modulator ini dilakukan oleh dua bagian, yaitu carrier demodulator dan
symbol synchronizer.
2.3. Tipe Sinyal
Tipe sinyal yang ditransmisikan merupakan sinyal analog. Sinyal analog merupakan
perubahan nilai (amplitudo) sinyal berlangsung secara kontinyu. Pada Gambar 4
menunjukkan sinyal analog.

Gambar 4. Sinyal Analog


Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang mengubah sinyal tersebut menjadi
kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 untuk proses informasi yang mudah, cepat, dan akurat.
Sinyal tersebut disebut sebuah bit. Perubahan nilai sinyal (amplitudo) berlangsung secara
diskrit. Sinyal Digital ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Sinyal Digital


Pada sinyal baseband sinyal informasinya menampakkan spektrum frekuensi asalnya.
Pada sinyal hasil modulasi sinyal asalnya (baseband) ditumpangkan kepada suatu sinyal
pembawa yang mempunyai frekuensi yang jauh lebih tinggi. Prosesnya disebut modulasi,
digunakan untuk mengatasi ketidaksesuaian karakter sinyal dengan media (kanal) yang
digunakan.
2.4. Modulasi
Modulasi merupakan perubahan parameter dari sinyal carrier menjadi sinyal
informasi. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang
berfrekuensi tinggi sesuai sinyal informasi (pemodulasi) yang frekuensinya lebih rendah,
sehingga informasi tadi dapat disampaikan. Proses modulasi membutuhkan dua buah
sinyal yaitu sinyal pemodulasi yang berupa dinyal informasi yang dikirim, dan sinyal carrier
dimana sinyal informasi tersebut ditumpangkan. Tujuan dilakukannya proses modulasi
antara lain :
1. Untuk memudahkan proses radiasi
2. Untuk memungkinkan multiplexing.
Jika sebuah media transmisi dapat digunakan oleh beberapa kanal, maka modulasi
dapat digunakan untuk menempatkan masing- masing kanal pada wilayah spektrum
frekwensi yang berbeda. Contohnya : teknik fdm pada system telepon.

2.4.1. Modulasi Digital


Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream) ke
dalam sinyal carrier. Modulasi digital sebenarnya adalah proses mengubah-ubah
karakteristik dan sifat gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk
hasilnya memiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1). Berarti dengan mengamati sinyal
carriernya, kita bisa mengetahui urutan bitnya disertai clock (timing,sinkronisasi). Melalui
proses modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim ke penerima
dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat digunakan media transmisi fisik (logam atau optik)
atau non fisik (gelombang- gelombang radio).
Kelebihan modulasi digital dibandingkan modulasi analog adalah sebagai
berikut:
1. Teknologi digital mempunyai suatu sinyal dalam bentuk digital yang mampu
mengirimkan data yang berbentuk kode bineri (0 dan 1).
2. Sinyal digital juga mampu mengirimkan data lebih cepat dan tentunya dengan
kapasitas yang lebih besar dibandingkan sinyal analog.
3. Memiliki tingkat kesalahan yang kecil dibandingkan sinyal analog.
4. Data akan utuh dan akan lebih terjamin pada saat dikirimkan atau ditranmsisikan
dibandingkan modulasi analog
5. Lebih stabil dan tidak terpengaruh dengan cuaca.
Kelemahan Modulasi Digital, antara lain :
1. Modulasi digital termasuk yang mudah error.
2. Bila dengan gangguan maka sistemnya akan langsung terhenti.

2.4.2. Konsep Modulasi Digital


Dalam hal ini konsep modulasi digital ada dua yaitu, modulator dan demodulator.
Modulator melakukan proses modulasi, ada ditransmitter. Demodulator melakukan proses
demodulasi, yakni mengembalikan sinyal hasil modulasi ke bentuk semula, ada di receiver.
Gambar 6 menunjukkan Proses Modulator

Gambar 6. Proses Modulator

2.4.3. Jenis – Jenis Modulasi Digital


Ada 3 jenis modulasi digital diantaranya adalah Amplitudo Shift Keying (ASK),
Frekuensi Shift Keying (FSK), Phase Shift Keying (PSK).

1. Amplitudo Shift Keying (ASK)


ASK merupakan jenis modulasi digital yang paling sederhana, dimana
sinyal carrier dimodulasi berdasarkan amplitude sinyal digital. Umumnya, kita
membutuhkan dua buah sinyal s1(t) dan s2(t) untuk transmisi biner. Jika
transmitter ingin mentransmisikan bit 1, s1(t) digunakan untuk interval
pensinyalan (0,Tb). Sedangkan untuk mentransmisikan bit 0, s2(t) digunakan
pada interval (0,Tb). Untuk ASK sinyal transmisi dapat dituliskan sbb: Sinyal
direpresentasikan dalam dua kondisi perubahan amplitudo gelombang pembawa
Sinyal “1” direpresentasikan dengan status “ON” (ada gelombang pembawa),
Sinyal “0” direpresentasikan dengan status “OFF” (tidak ada gelombang
pembawa).

Gambar 7. Sinyal ASK


Amplitudo shift keying (ASK) dalam konteks komunikasi digital adalah
proses modulasi, yang menanamkan untuk dua atau lebih tingkat amplitudo
diskrit sinusoid. Hal ini juga terkait dengan jumlah tingkat diadopsi oleh pesan
digital. Untuk urutan pesan biner ada dua tingkat, salah satunya biasanya nol.
Jadi gelombang termodulasi terdiri dari semburan sebuah sinusoida.
Ada diskontinuitas tajam ditampilkan pada titik-titik transisi. Hal ini
mengakibatkan sinyal memiliki bandwidth yang tidak perlu lebar.
Bandlimiting umumnya diperkenalkan sebelum transmisi, dalam hal ini akan
diskontinuitas 'off bulat'. bandlimiting ini dapat diterapkan ke pesan digital, atau
sinyal yang termodulasi itu sendiri. Tingkat data seringkali membuat
beberapa sub-frekuensi pembawa. Hal ini telah dilakukan dalam bentuk
gelombang Gambar 7. Salah satu kelemahan dari ASK, dibandingkan dengan
FSK dan PSK, misalnya, adalah bahwa ia tidak punya amplop konstan. Hal ini
membuat pengolahannya (misalnya, amplifikasi daya) lebih sulit, karena
linieritas menjadi faktor penting. Namun, hal itu membuat untuk kemudahan
demodulasi dengan detektor amplop (envelope detector).

Gambar 8. Blok diagram pembangkitan sinyal ASK


Hal ini dapat dibagi menjadi tiga blok. Yang pertama merupakan
pemancar, yang kedua adalah model linier efek saluran, yang ketiga
menunjukkan struktur penerima. Notasi berikut digunakan:
 Ht (f) merupakan sinyal carrier untuk transmisi
 Hc (f) adalah respon impulse dari saluran
 N (t) adalah noise diperkenalkan oleh saluran
 Hr (f) adalah filter pada penerima
 L adalah jumlah level yang digunakan untuk transmisi
 Ts adalah waktu antara generasi dari dua symbol
Keluar dari pemancar, sinyal s(t) dapat dinyatakan dalam bentuk :

Pada penerima, setelah penyaringan melalui hr (t) sinyal adalah :

Dimana ;

Dalam proses modulasi ini kemunculan frekuensi gelombang pembawa


tergantung pada ada atau tidak adanya sinyal informasi digital.
Keuntungan yang diperoleh dari metode ini adalah bit per baud
(kecepatan digital) lebih besar. Sedangkan kesulitannya adalah dalam
menentukan level acuan yang dimilikinya, yakni setiap sinyal yang diteruskan
melalui saluran transmisi jarak jauh selalu dipengaruhi oleh redaman dan
distorsi lainnya. Oleh sebab itu metode ASK hanya menguntungkan bila dipakai
untuk hubungan jarak dekat saja. Dalam hal ini faktor noice atau gangguan
juga harus diperhitungkan dengan teliti, seperti juga pada sistem modulasi AM.
Spektrum Binary ASK, transformasi Fourier dari sinyal yang keluar dari
modulator AM adalah dalam bentuk seperti berikut ini:
Dimana S b(f) adalah transformasi Fourier dari sinyal baseband. Secara grafik
sinyal ini dapat diberikan seperti pada Gambar 9. seperti dibawah ini. Kita
dapat mencari kerapatan spektrum daya sinyal BASK (binary amplitude-shift
keying ). Dengan manganggap bahwa datanya random (acak) dan menggunakan
on-off keying. Rata-rata amplitudo carrier adalah Vc/2 sehingga daya carrier (Pc)

2
akan senilai Vc /8.

Gambar 9. Tranformasi Fourier dari gelombang AM


2
Sedangkan total daya pada sinyal ASK adalah Vc /4, daya total pada
2
informasi side band / informasi (Pi) adalah sebesar Vc /8. Nilai ini pasti sama
besar dengan luasan kurva kerapatan spektrum daya. Kerapatan spektrum daya
dapat diberikan dengan Gambar 10 berikut ini.

Gambar 10. Kerapatan Spektrum Daya Sinyal BASK Random

Contoh Penerapan ASK :

ASK - Amplitude Shift Keying (ASK) adalah modulasi yang


menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu (misalnya 1
Volt) dan sinyal digital 0 sebagai sinyal digital dengan tegangan 0 Volt. Sinyal
ini yang kemudian digunakan untuk menyala-mati-kan pemancar, kira- kira
mirip sinyal morse.

“Infrared Remote Control Extender dengan menggunakan Modul IR-8510,


TLP916A dan RLP916A”

Merupakan salah satu alat yang menggunakan aplikasi dari modulasi


digital ASK(Amplitude Shift Keying). Teknologi nfrared dalam aplikasi
remote control saat ini sudah banyak dijumpai pada berbagai macam perangkat
elektronik. Namun sampai saat ini, infrared mempunyai keterbatasan untuk
pengendalian pada jarak yang sangat jauh ataupun menembus dinding.

2. Frekuensi Shift Keying (FSK)


Dalam modulasi FM, frekuensi carrier diubah-ubah harganya mengikuti
harga sinyal pemodulasinya (analog) dengan amplitude pembawa yang tetap.
Jika sinyal yang memodulasi tersebut hanya mempunyai dua harga tegangan 0
dan 1 (biner/ digital), maka proses modulasi tersebut dapat diartikan sebagai
proses penguncian frekuensi sinyal. Hasil gelombang FM yang dimodulasi oleh
data biner ini kita sebut dengan Frekuensi Shift Keying (FSK).

Gambar 11. Sinyal FSK


Dalam system FSK (Frequency Shift Keying ), maka simbol 1 dan 0
ditransmisikan Secara berbeda antara satu sama lain dalam satu atau dua buah
sinyal sinusoidal yang berbeda besar frekuensi nya. Berikut adalah gambar
Gambar Modulator FSK (FrekuensiShift Keying).

Gambar 12. Blok Diagram FSK

Cara Kerja Modulator FSK :

Runtun data biner diaplikasikan / diinputkan pada on off level encoder.


Pada bagian keluaran encoder, simbol 1 di representasikan oleh konstanta
amplitudo, sedangkan simbol 0 di representasikan oleh bilangan 0 atau
kosong. Sebuah inverter ditambahkan pada bagian bawah. Jika masukan dari
inverter tersebut adalah 0, maka keluarannya menjadi atau dengan kata lain,
jika input maka keluaran menjadi 0. Multiplier atau pengali berfungsi sebagai
saklar/switch yang berhubungan dengan pembawa agar berada dalam kondis i
on dan off. Jika masukan dari pengali adalah maka pembawa (carrier) akan
menjadi on (off). Jika symbol yang ditransmisikan adalah 1, maka carrier dari
upper channel menjadi on dan bagian lower channel menjadi off. Sedangkan
jika symbol yang di transmisikan adalah 0, maka carrier dari upper channel
menjadi off dan bagian lower menjadi on. Sedangkan jika symbol yang
di transmisikan adalah 0, maka carrier dari upper channel menjadi off dan bagian
lower menjadi on. Sehingga keluaran dari modulator yang merupakan perpaduan
dari dua buah carrier yang berbeda frequensi dikendalikan oleh nilai masukan
pada modulator tersebut.

Modulator FSK ( Pemancar Binary FSK)

Dengan FSK biner,pada frekuensi carrier tergeser (terdeviasi) oleh


input data biner.Sebagai konsekuensinya, output pada suatu modulator FSK
biner adalah suatu fungsi step pada domainfrekuensi. Sesuai perubahan sinyal
input biner dari suatu logic 0 ke logic 1, dan sebaliknya, output FSKbergeser
diantara dua frekuensi: suatu „‟mark‟‟ frekuensi atau logic 1 dan suatu “space”
frekuensi atau logic 0.Dengan FSK biner, ada suatu perubahan frekuensi
output setiap adanya perubahan kondisi logic padasinyal input. Sebagai
konsekuensinya, laju perubahan output adalah sebanding dengan laju
perubahan input.Dalam modulasi digital, laju perubahan input pada modulator
disebut bit rate dan memiliki satuan bit per second (bps). Laju perubahan
pada output modulator disebut baud atau baud rate dan sebandingdengan
keterkaitan waktu pada satu elemen sinyal output. Esensinya, baud adalah
kecepatan simbol perdetik. Dalam FSK biner, laju input dan laju output
adalah sama; sehingga, bit rate dan baud rate adalahsama. Suatu FSK biner
secara sederhana diberikan seperti Gambar 13.

Gambar 13. Pemancar FSK Biner

Kinerja Binary FSK

Kita mulai dengan menganalisa kinerja pada matched filter coherent yang
dalam hal ini menggunakan correlation detector. Kinerja system correlation
detector untuk system komunikasi biner dinyatakan dalam bentuk persamaan
berikut:
Penurunan ini didasari asumsi (anggapan) bahwa keduia sinyal
memiliki priority probability yang sama.Untuk aplikasi system FSK, dimana :

sehingga E dan r diberikan sebagai

Aplikasi FSK

 Digital Enhanced Cordless Telecommunications (DECT) adalah standar


komunikasi digital, terutama digunakan untuk membuat system telepon
tanpa kabel. Ini berasal di Eropa.
 AMPS (Advance MobIle Phone Service) adalah teknologi mobile telephon
generasi pertama (1G) yangmasih menggunakan system analog FDMA
(Freqwency Division Multiple Access).
 CT2 adalah standar telepon tanpa kabel yang digunakan pada awal
tahun sembilan puluhan untuk memberikan layanan telepon jarak
pendek proto-mobile di beberapa negara di Eropa. Hal ini dianggap sebagai
pelopor untuk sistem DECT popular.
 ERMES (Radio Eropa Messaging System) adalah sistem radio paging pan
eropa
 Land Mobile Radio System (LMRS) adalah istilah yang menunjukkan suatu
sistem komunikasi nirkabel (s) yang dimaksudkan untuk digunakan oleh
pengguna kendaraan darat (ponsel) atau berjalan kaki(portabel). Sistem
tersebut digunakan oleh organisasi darurat pertama yang merespon,
pekerjaan umumorganisasi, atau perusahaan dengan armada kendaraan besar

atau staf lapangan banyak.


 Modem
Modem merupakan singkatan dari modulator - demodulator. Modulator
artinya penumpangan isyarat, demodulator pengambilan isyarat. Seperti
penumpang bus yang masuk dari halte A keluar di halte B,maka halte A
adalah modulator, halte B adalah demodulator.
Modulator pada modem

Modulator mengubah isyarat data serial menjadi isyarat isyarat audio.


Input modulator berupa sinyal data serial, outputnya berupa audio.
Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi dari sinyal
pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan. Lihat gambar berikut.
Gambar 14. Input dan Output modulator

Demodulator pada modem


Pada demodulator mempunyai fungsi kebalikan dari modulator yaitu
inputx berupa frequensi audio outputnya berupa isyarat data serial.
Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi
data atau pesan) dari sinyal pembawa yang diterima sehimgga informasi
tersebut dapat diterima dengan baik. Selanjutnya susunan peralatan
komunikasi data melalui modem adalah seperti gambar dibawah. Komputer
atau mikrokontroller yang berkomunikasi dengan komputer atau
mikreokontroller lain pada jarak jauh masih memerlukan transmisi data yang
berupa radio atau telepon.
Gambar 15. Susunan Peralatan Komunikasi data pada Modem

3. Phase Shift Keying (PSK)


Phase Shift Keying (PSK) atau pengiriman sinyal digital melalui
pergeseran fasa. Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi fasa yang
memungkinkan fungsi pemodulasi fasa gelombang termodulasi di antara nilai
nilai diskrit yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam proses modulasi ini fasa
dari frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan
status sinyal informasi digital. Sudut fasa harus mempunyai acuan kepada
pemancar dan penerima guna memudahkan untuk memperoleh stabilitas. Dalam
keadaan seperti ini, fasa yang ada dapat dideteksi bila fasa sebelumnya telah
diketahui. Hasil dari perbandingan ini dipakai sebagai patokan.
Pada sistem modulasi Phase Shift Keying (PSK), sinyal gelombang
pembawa sinusoidal dengan amplitudo dan frekuensi yang dapat digunakan
untuk menyatakan sinyal biner “1” dan “0”, tetapi untuk sinyal “0” fasa
gelombang pembawa tersebut digeser 180o seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 16. Blok Diagram PSK


Pada Gambar 16 simbol pengali di sini merupakan Balanced Modulator,
disini berfungsi sebagai saklar pembalik fasa, tergantung pada pulsa input,
maka frekuensi pembawa akan diubah sesuai dengan kondisi- kondisi tersebut
dalam bentuk fasa output, baik sefasa maupun berbeda fasa 1800 dalam
Oscillator referensi. Balanced Modulator mempunyai dua input, yaitu sebuah
input untuk frekuensi pembawa yang dihasilkan oleh Osilator referensi dan yang
satunya input untuk data biner (sinyal digital) .

Gambar 17. Sinyal PSK

sinyal pembawa merupakan sinyal sinusoidal dengan frekuensi dan


amplitudo tetap, sinyal modulasi adalah informasi biner. Jika infor masi adalah low
“0”, sinyal pembawa tetap dalam fasanya. Jika input adalah high “1”, sinyal
pembawa membalik fasa sebesar 180o. pasanagan gelombang sin yang hanya
berbeda fasanya pada pergesaran 180o disebut sinyal antipodal. Dari gambar di
atas, persamaan untuk sinyal PSK dapat dinyatakan sebagai

S(t)= ± A Cos ωct = ± A Cos (ωct+θt )


Differensial Phase Shift Differensial Phase Shift

Differensial Phase Shift Keying (DPSK), adalah sebuah bentuk umum


modulasi fasa untuk mengirimkan data dengan mengubah fasa dari gelombang
pembawa. Dalam Phase Shift Keying, ketika bernilai high “1” hanya berisi satu
siklus tapi Differensial Phase Shift Keying (DPSK) mengandung satu setengah
siklus. Gambar di bawah ini menunjukkan modulasi PSK dan DPSK dengan urutan
pulsa seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 18. Sinyal DPSK dan PSK


Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ketika bernilai high “1” diwakili
oleh sebuah sinyal termodulasi seperti bentuk “M” dan dalam keadaan low “0”
dan diwakili oleh suatu gelombang yang muncul seperti “W” dalam sinyal
termodulasi. Amplitudo dan frekuensi bernilai konstan, namun fasa berubah
menyesuaikan bit. Modulasi DPSK dilakukan dengan menggunakan
perangkat Phase Locked Loop (PLL).

PLL menggunakan referensi sinyal pembawa sinusoidal, lalu mendeteksi fasa


sinyal yang diterima, jika fasanya sama dengan referensi, maka dianggap bit “0”,
jika sebaliknya maka bit “1”.

Gambar 19. Diagram Modulator DPSK

Pada Gambar diatas aliran data yang akan di transmisikan d(t)


dimasukkan ke salah satu logika XNOR dua masukkan, dan gerbang input
lainnya dipakai untuk keluaran gerbang XNOR b(t) yang di delay dengan
waktu delay Tb, yang dialokasikan untuk satu bit delay. Pada input kedua
gerbang XNOR ini adalah b(t-Tb).

M-ary Differensial Phase Shift Keying


M-ary Differensial Phase Shift Keying (M-DPSK) merupakan bentuk
lain dari modulasi sudut, yang mana pengkodean M-ary banyaknya lebih dari
satu yang dimaksudkan untuk mempercepat atau memperbanyak data yang
akan ditransmisikan sehingga informasi akan lebih cepat diterima. Jadi
dengan 4- DPSK akan diperoleh empat kemungkinana fasa output dari
frekuensi pembawa, karena ada empat kemungkinan output fasa, maka harus
ada empat kondisi input yang berbeda pula. Yang mana input dari sebuah
modulator 4- DPSK merupakan sinyal biner, sehingga untuk memperoleh
empat buah bentuk output yang berbeda akan membutuhakan lebih dari
satu bit input. Dengan dua bit akan menghasilkan empat kondisi yaitu : 00,
01, 10, 11. Dari empat kondisi tersebut, masing-masing kondisi akan
menghasilkan satu kemungkinan fasa output.

Prinsip Kerja Rangkaian 4-DPSK


Data bit masukan serial dengan laju 2400 Bps dibagi dua
dengan menggunakan rangkaian serial to parallel menjadi dua aliran bit data

yaitu aliran data bit ganjil kita sebut “I” dan aliran data bit genap kita
sebut “Q” yang dikeluarkan secara bersama-sama dengan kecepatan masing-
masing menjadi setengah dari 2400 Bps menjadi 1200 Bps, yang mana
nantinya keluaran “Q” dengan keluaran “I”. Tujuan dibuat rangkaian serial
to parallel ini yaitu untuk memberi sinyal masukan data yang akan
dimodulalsi sebanyak dua bit yaitu dengan pola sinyal keluarannya 00. 01,
10, 11. Sinyal ini yang akan membentuk sinyal keluaran menjadi empat fasa.

Gambar 20. Diagram Blok Modulator 4-DPSK

Selanjutnya sinyal data d(t) dari serial to parallel ini diolah menggunakan
gerbang XNOR dua masukan, dan satu masukan lainya diambil dari keluaran
gerbang XNOR yang di delay dengan waktu Tb dialokasikan untuk 1 bit delay, pada
masukan kedua ini adalah b(t-Tb). Pada proses inilah pengkodean DPSK terbentuk,
sehingga pada penerima (Demodulator 4- DPSK) tidak memerlukan sinyal
pembawa recovery yang berfungsi untuk membangkitkan dan mengembalikan lagi
sinyal pembawa yang termodulasi menjadi sinyal pembawa tanpa termodulasi.

Jika saluran data d(t) yang lainya sibuk, secara lambat mengubah
perbandingan bit rite, kemudian fasa dari pulsa b(t) dan b(t-Tb) akan saling
mempengaruhi dengan cara yang sama, kemudian melindungi muatan
informasi dalam fasa berbeda. Setelah dikodekan, sinyal digital ±b(t) tersebut
kemudian dimodulasi menggunakan Balanced Modulator untuk mendapatkan sinyal
keluaran yang berbeda fasanya. Sinyal pembawa dari Balanced Modulator berasal
dari Oscillator yang mana keluaran Balanced Modulator “I” mempunyai fasa
output (+ Sin ω t dan - Sin ωc t), demikian pula pada Balanced Modulator “Q”
memiliki dua kemungkinan fasa output yaitu (+ Cos ω t dan - Cos ωc t), kemudian
keluaran dari Balanced Modulator tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan sinyal
keluaran empat fasa yang berbeda.
Gambar 21. Bentuk Sinyal DPSK dan 4-DPSK

2.4.4. Proses Perubahan sinyal analog menjadi digital

Proses pengolahan sinyal digital, diawali dengan proses mengubah sinyal


masukan yang berupa sinyal analog. Proses ini mengubah representasi sinyal yang
tadinya berupa sinyal analog menjadi sinyal digital. Modulasi Kode Pulsa/Pulse Code
Modulation (PCM) merupakan salah satu teknik memproses suatu sinyal analog
menjadi sinyal digital yang ekivalen. Proses-proses utama pada sistem PCM,
diantaranya Proses Sampling (Pencuplikan), Quantizing (Kuantisasi), Coding
(Pengkodean), Decoding (Pengkodean Kembali).

Gambar 22. Proses – proses utama pada sistem PCM

Pada Gambar A ditunjukkan diagram blok proses pengiriman pada PCM


diantaranya: Filter (LPF), Sampler, Quantizer dan Coder. Pada tahap pertama, sinyal
input (analog) dengan frekuensi fm masih bercampur dengan noise atau sinyal lain yang
berfrekuensi lebih tinggi. Untuk menghilangkan sinyal-sinyal yang tidak di inginkan
(noise) tersebut digunakan LPF (low pass filter) seperti yang ditunjukkan Gambar B.

Gambar 23. LPF (low pass filter)

Setelah sinyal di filter, selanjutnya adalah pengambilan sample seperti


yang ditunjukkan pada Gambar A dan C. Frekuensi sampling (fs) harus lebih
besar atau sama dengan dua kali frekuensi sinyal informasi (fs ≥ 2fm) ; sesuai
dengan Theorema Nyquist. Sinyal output sampler disebut sinyal PAM (Pulse

Amplitudo Modulation).

Gambar 24. Sampel Sinyal PAM

Sinyal PAM tersebut yang merupakan potongan dari sinyal aslinya


kemudian diberi nilai (level) sesuai dengan amplitudo dari masing-masing sample
sinyal (Gambar C). Jumlah pembagian level sinyal yang digunakan disuaikan
dengan jumlah bit yang di inginkan untuk mengkodekan satu sample sinyal PAM
berdasarkan persamaan berikut :

N adalah jumlah level sample yang di ambil dan n adalah jumlah bit yang
digunakan untuk mengkodekan satu sinyal PAM. Misalkan sinyal-sinyal PAM
tersebut akan dikodekan menjadi 4 bit maka jumlah level yang akan diperoleh
adalah;

Gambar 25. Blok Coder

Selanjutya, setiap sample yang telah terkuantisasi masuk ke dalam blok


CODER. Pada tahapan ini , sample sinyal yang masih berbentuk analog dirubah
menjadi biner dengan urutan serial. CODER sendiri terdiri dari dua blok utama
yaitu, A/D Converter yang berfungsi untuk merubah sinyal analog menjadi biner,

akan tetapi keluarannya masih dalam bentuk parallel seperti yang di tunjukkan
Gambar D, karenanya di butuhkan blok kedua berupa P/S Converter agar deretan
biner menjadi serial.

Gambar 26. Blok Decoder

Pada penerima (Gambar E) sinyal yang masuk telah mengalami


peredeman dan kembali bercampur dengan berbagai sinyal lain yang tidak di
inginkan (noise) selama proses pengiriman, hal ini merusak sinyal informasi
sehingga akan lebih sulit untuk di proses. Karenanya, sinyal harus diperbaiki
terlebih dahulu dengan menggunakan “Regenerative Repeater” seperti yang
ditunjukkan pada Gambar E dan F.

Gambar 26. Blok Decoder F

Selanjutnya dengan menggunakan prinsip yang sama, deretan sinyal


biner yang telah diperbaiki tersebut di rubah kembali menjadi bentuk analog
melalui proses DECODER. Sinyal yang masih merupakan deretan seri di rubah
menjadi parallel dan dikonversikan ke analog, sehingga output DECODER
merupakan sinyal PAM seperti yang terlihat pada Gambar E dan G. Sinyal PAM
ini kemudian difilter dengan menggunakn LPF untuk mengembalikannya
menjadi sinyal informasi yang di inginkan.

2.5. Multiplexer

2.5.1. Pengertian Multiplexer


Multiplexer adalah rangkaian logika kombinasional yang dirancang
dengan tujuan untuk mengalihkan salah satu dari beberapa jalur INPUT ke satu
jalur OUTPUT. Proses pemilihan dilakukan oleh selector yang bertugas
menentukan input mana yang akan terhubung ke output. Multiplexer sering
disingkat menjadi MUX atau MPX adalah rangkaian digital yang dibuat dari
gerbang logika agar mampu mengalihkan data digital atau biner atau berupa tipe
analog ketika menggunakan komponen transistor, MOSFET atau relay.
Multiplexer juga sering disebut juga sebagai Perangkat Pemilih Data (Data
Selector).

Meskipun merupakan perangkat solid state yang terbuat dari


semikonduktor, Multiplexer beroperasi seperti sebuah sakelar rotary (Rotary
Switch) yang berhubungan secara seri dengan sebuah sakelar SPST (Single-
Pole, Single-Throw) seperti pada gambar yang ditunjukan dibawah ini.

Gambar 27. Sakelar Rotary

Gambar 28. Multiplexer


2.5.2. Macam – macam Multiplexer
Adapun macam dari multiplexer ini adalah sebagai berikut :
 Multiplexer 4x1 atau 4 to 1 multiplexer
 Multiplexer 8x1 atau 8 to 1 multiplexer
 Multiplexer 16x1 atau 16 to 1 multiplexer

Gambar 29. Multiplexer 4x1


Gambar 29 berikut adalah simbol dari multiplexer 4x1 yang juga disebut sebagai
“data selektor” karena bit output tergantung pada input data yang dipilih oleh selektor.
Input data biasanya diberi label D0 s/d Dn. Pada multiplexer ini hanya ada satu input
yang ditransmisikan sebagai output tergantung dari kombinasi nilai selektornya.
Dimisalkan selektornya adalah S1 dan S0, maka jika nilai:
S1 S0 = 00 Maka output-nya (diberi label Y) adalah: Y = D0 Jika D0 bernilai 0, maka Y
akan bernilai 0, jika D0 bernilai 1, maka Y akan bernilai 1.
Adapun rangkaian multiplexer 4x1 dengan menggunakan strobe atau enable
yaitu suatu jalur bit yang bertugas mengaktifkan atau menonaktifkan multiplexer, dapat
dilihat pada gambar 1.4 di bawah ini.

Gambar 30. Strobe


Multiplexer pada dasarnya adalah rangkaian berbentuk AND-OR atau SOP.
Maka dapat diperoleh kelompok/suku persamaan SOP: Y = 𝑆1. 𝑆0. 𝐼0 + 𝑆1. 𝑆0𝐼1 + 𝑆1.
𝑆0. 𝐼2 + 𝑆1. 𝑆0 𝐼3
Tabel kebenaran Multiplexer 4x1 bisa dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini:
2.5.3. Cara Kerja Multiplexer
Untuk memahami dengan jelas mengenai cara kerja Multiplexer, kita dapat
mengambil contoh sebuah Sakelar Rotari atau Sakelar Single-Pole Multi-Position
seperti yang ditunjukan pada gambar atas. Seperti yang kita lihat, Sakelar Rotari
tersebut terdapat 4 Input yaitu D0, D1, D2, D3, dan D4 namun hanya memiliki 1
Output. Kenop Pengendali pada Sakelar berfungsi memilih salah satu Input diantara 4
input tersebut dan menghubungkannya ke jalur Output. Dengan demikian, pengguna
dapat memilih satu satu sinyal yang diperlukannya saja. Ini merupakan contoh
Multiplexer secara mekanis.
Namun dalam rangkaian elektronik yang memerlukan perpindahan yang
berkecepatan tinggi dan juga transfer data, kita harus dapat memilih input yang
diperlukan tersebut dengan sangat cepat dengan menggunakan rangkaian digital. Sinyal
Pengendali (S1 dan S0) melakukan hal yang hampir sama yaitu memilih salah satu input
dari beberapa Input tersedia berdasarkan sinyal yang diberikan kepadanya. Jadi dapat
dikatakan bahwa terdapat tiga syarat minimum yang paling dasar yang harus terdapat
pada sebuah Multiplexer, yaitu terminal Input, terminal Output dan terminal Sinyal
Pengendali.
1. Terminal Input: Terminal Input atau jalur Input adalah jalur sinyal yang
tersedia yang harus dipilih (minimal satu dan biasanya lebih dari satu Input).
Sinyal-sinyal ini dapat berupa sinyal digital atau sinyal analog.
2. Terminal Output: Sebuah Multiplexer hanya memiliki satu jalur output. Sinyal
input yang dipilih akan dihubungkan ke jalur output.
3. Terminal Pengendali atau Terminal Pemilih: Terminal Pengendali ini
digunakan untuk memilih sinyal jalur input. Jumlah jalur pengendali pada
Multiplexer tergantung pada jumlah jalur input yang dimiliki. Misalnya pada
multiplexer yang memiliki 4 input, maka akan memiliki 2 terminal sinyal
pengendali sedangkan Multiplexer yang memiliki 2 Input hanya memiliki 1
terminal sinyal pengendali.
2.5.4. Penerapan Multiplexer
Multiplexer banyak digunakan diberbagai bidang yang umumnya memiliki
beberapa data yang harus ditransmisikan menjadi satu jalur. Penerapan multiplexer
diantaranya anatara lain:
1. Sistem Komunikasi
Sistem yang memungkinkan komunikasi seperti Sistem transmisi, Relai dan
Stasiun Tributary, dan jaringan komunikasi. Efisiensi sistem komunikasi dapat
ditingkatkan dengan menggunakan multiplexer. Multiplexer memungkinkan
proses transmisi berbagai jenis data seperti Audio, Video pada saat yang sama
menggunakan Saluran Transmisi Tunggal.
2. Jaringan Telepon
Sinyal Audio terintegrasi pada satu saluran untuk transmisi dengan bantuan
multiplexer. Beberapa sinyal Audio dapat diisolasi dan akhirnya, Ssinyal audio
keinginan mencapai penerima yang dituju.
3. Memori Komputer
Mengimplementasikan Memori dalam jumlah besar ke dalam komputer, saat
yang sama mengurangi jumlah jalur yang diperlukan untuk menghubungkan
memori ke bagian lain dari rangkaian komputer.
4. Transmisi Sistem Komputer Satelit
Untuk transmisi sinyal data dari sistem komputer satelit atau pesawat ruang
angkasa ke sistem tanah menggunakan satelit GPS (Global Positioning System).

2.6. Demultiplexer
2.6.1. Pengertian Demultiplexer
Demultiplexer atau biasa disebut Demux adalah perangkat yang mengambil
sinyal input yang tunggal yang memilih salah satu dari banyak output yang di data baris
yang berhubungan ke input tunggal multiplexer. Satu multiplexer yang banyak dipakai
dengan demultiplexer untuk melengkapkan dan di ujung penerima. Bentuk multiplexer
elektronik yang bisa dianggap sebagai beberapa masukan tunggal output switch yang
demultiplexer sebagai bentuk masukan tunggal, ganda output switch.
Demultiplexer juga bisa diartikan dengan rangkaian logika yang menerima satu
input data yang mendistribusikan input tersebut yang beberapa output yang telah
disediakan juga merupakan kebalikan multiplexer. Demultiplexer merupakan rangkaian
yang berfungsi menyalurkan data yang ada pada masukannya ke salah satu dari
beberapa keluarannya dengan bantuan sinyal pemilih atau sinyal kontrol (S).

Gambar 31. Demux


Dilihat dari masukan dan keluaran dari sebuah demultiplexer 1 to 4, dapat dibuat
tabel kebenaran seperti tabel 2.2 dibawah ini:

Demultiplexer pada dasarnya adalah kumpulan rangkaian gerbang AND.


Berdasarkan tabel 11. Dapat diperoleh persamaan keluaran DEMUX 1 to 4 adalah:
𝑌0 = 𝑆1. 𝑆0. 𝐼 𝑌1 = 𝑆1. 𝑆0. 𝐼 𝑌2 = 𝑆1. 𝑆0. 𝐼 𝑌3 = 𝑆1. 𝑆0. 𝐼
Berdasarkan persamaan keluarannya, realisasi rangkaian DEMUX 1 to 4 dapat
disusun seperti gambar rangkaianya seperti berikut:
Gambar 32. Demux 1 to 4
Sebuah Demultiplexer adalah rangkaian logika yang menerima satu input data
dan mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang tersedia. Kendali pada
demultiplekser akan memilih saklar mana yang akan dihubungkan. Pemilihan
keluarannya dilakukan melalui masukan penyeleksi. Seleksi data-data input dilakukan
oleh selector line, yang juga merupakan input dari demultiplekser tersebut. Pada
demultiplekser saluran kendali sebanyak "n" saluran dapat menyeleksi 2n saluran
keluaran. Secara bagan, kerja demultiplekser dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 33. Demultiplekser


Pada demultiplekser, masukan data dapat terdiri dari beberapa bit. Keluarannya
terdiri dari beberapa jalur, masing-masing jalur terdiri dari satu atau lebih dari satu bit.
Masukan selector terdiri dari satu atau lebih dari satu bit tergantung pada banyaknya
jalur keluaran. Sedangkan tabel kebenaran sebuah demultiplekser dengan 2 select line
dapat ditunjukan pada Tabel 2.3
Gambar 34. Rangkaian Diskrit Demultiplexer

2.6.2. Fungsi dan Cara Kerja Demultiplexer


Demultiplexer sering disebut sebagai perangkat dengan sedikit input dan banyak
output, karena berfungsi untuk memilih saluran output yang banyak dari jalur input
yang sedikit.
Sebagai contoh dalam aplikasi digital (TTL) terdapat IC khusus yang berfungsi
sebagai demultiplexer seperti IC 74LSI38 yang merupakan demultiplexer 8 jalur.
Demultiplexer 74LSI38 berfungsi untuk memilih salah satu dari 8 jalur dengan
memberikan data BCD 3 bit pada jalur masukan A0 - A2. Demultiplexer 74LSI38
memiliki 8 jalur keluaran Q0 - Q7, 3 jalur masukan A0 - A2 dan 3 jalur kontrol expansi
E1 - E3. Demultiplexer akan mengambil salah satu jalur data berdasarkan data input
selektor. Jalur oputput yang dipilih tersebut sesuai dengna data input yang diberikan.
Pada rangkaian demultiplexer, gerbang yang digunakan adalah gerbang AND,
output dari multiplexer di cabangkan ke salah satu input-input dari gerbang AND.
sedangkan input gerbang yang satu nya berfungsi sebagai saklar untuk penerima data
yang masuk yang kemudian dikeluarkan ke masing-masing output.

2.6.2. Penerapan Demultiplexer


Beberapa contoh penerapan demultiplexer diantaranya adalah digunakan untuk
menghubungkan satu sumber ke beberapa tujuan.
1. Sistem Komunikasi
Sistem Komunikasi menggunakan Multiplexer untuk membawa data seperti
Audio, Video dan bentuk data lainnya menggunakan untuk transmisi. Proses
membuat transmisi lebih mudah. Demultiplexer menerima sinyal output
multiplexer dan mengubahnya kembali ke bentuk asli dari data penerima.
Multiplexer dan demultiplexer bekerja sama untuk melaksanakan proses
transmisi dan penerimaan data.
2. ALU (Arithmetic Logic Unit)
Output dari ALU disimpan dalam beberapa Register atau Unit Penyimpanan
dengan bantuan Demultiplexer. Output dari ALU dimasukkan sebagai input data
ke Demultiplexer. Setiap output demultiplexer terhubung ke Register yang
tersimpan sebagai Data.
3. Konverter Serial ke Paralel
Konverter Serial ke Paralel digunakan untuk merekonstruksi Data Paralel dari
aliran Data Serial. Dan Data Serial dari aliran Data Paralel yang masuk diberikan
sebagai input data ke demultiplexer pada interval regular. Penghitung dipasang
pada input kontrol demultiplexer. Penghitung mengarahkan sinyal data ke output
demultiplexer dimana sinyal data disimpan. Ketika semua sinyal data telah
disimpan, output demultiplexer dapat diambil dan dibaca secara paralel.

2.7. Prinsip Kerja Mutliplexer dan Demultiplexer

Gambar 35. Prinsip kerja Mux dan Demux A


Gambar 36. Prinsip kerja Mux dan Demux B

Gambar 37. Prinsip kerja Mux dan Demux C

Gambar 38. Prinsip kerja Mux dan Demux D

Gambar 38. Prinsip kerja Mux dan Demux E


3. PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari makalah diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem komunikasi digital adalah teknologi yang berbasis sinyal eketrik
komputer dan menggunakan bilangan biner.
2. Komponen-komponen komunikasi digital adalah source encoder, proses
encrypton, channel encoder, dan carrier modulator
3. Jenis-jenis modulasi digital adalah Amplitudo Shift Keying (ASK),
Frequency Shift Keying (FSK), dan Phase Shift Keying (PSK)
4. Multiplexer adalah rangkaian logika kombinasi yang direncanakan dengan
tujuan mengalihkan salah satu dari beberapa jalur Input ke satu jalur Output.
Multiplexer sering disingkat menjadi MUX atau MPX adalah rangkaian
digital yang dibuat dari gerbang logika agar mampu mengalirkan data
digital atau biner atau berupa tipe analog ketika menggunakan komponen
transistor.
5. Untuk memahami dengan jelas mengenai cara kerja Multiplexer, kita dapat
mengambil contoh Saklar Rotasi atau Saklar Single-Pole MultiPosition
tersebut terdapat 4 Input yaitu D0, D1, D3, dan D4 hanya memiliki 1 0utput.
Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat tiga syarat minimum yang paling dasar
yang harus terdapat pada sebuah multiplexer, yaitu terminal Input, terminal
Output dan terminal pengendali.
6. Ada beberapa peran yang dimiliki Multiplexer yang banyak digunakan
diberbagai bidang yang umumnya memiliki beberapa data yang harus
ditransmisikan menjadi satu jalur yaitu, Sistem Komunikasi, Jaringan
Telepon, Memori Komputer, Transmisi Sistem Komputer Satelit.
7. Demultiplexer atau biasa disebut Demux adalah perangkat yang mengambil
sinyal yang tunggal yang memiliki salah sau dari banyak output yang di data
baris yang berhubungan ke input tunggal multiplexer. Demultiplexer
merupakan rangkaian yang berfungsi menyalurkan data yang ada pada
masukannya ke salah satu dari beberapa keluarannya dengan bantuan sinyal
pemilih atau sinyal control (S).
8. Fungsi dan cara kerja Demultiplexer, Demultiplexer 74LSI38 berfungsi
untuk memilih salah satu dari 8 jalur dengan memberikan data BCD 3 bit
pada jalur masukan A0 - A2. Demultiplexer 74LSI38 memiliki 8 jalur
keluaran Q0 - Q7, 3 jalur masukan A0 - A2 dan 3 jalur kontrol expansi E1 -
E3. Pada rangkaian demultiplexer, gerbang yang digunakan adalah gerbang
AND, output dari multiplexer di hubungkan ke salah satu input-input dari
gerbang AND.
9. Penerapan Demultiplexer, ada beberapa contoh penerapan Demultiplexer
yaitu, Sistem Komunikasi, ALU (Arithmetic Logic Unit), dan Konverter
Serial ke Paralel.
DAFTAR PUSTAKA

http://on-push.blogspot.co.id/2012/03/bahan-ajar-sistem-komunikasi-digital.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26040/3/Chapter%20II.pdf

Septian, Nizar. 2014. Transmisi Pada Sistem Komunikasi Digital. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta

Gunawan, Putu Nopa. 2012. Modulasi Digital (ASK, FSK, PSK) dan Multiple Access
(FDMA, TDMA, CDMA)

Apriyadi, S. D., Djunaedy, E., & Sujatmiko, W. (2019). Pengukuran Radiasi Matahari
Untuk Perhitungan Faktor Matahari. eProceedings of Engineering, 6(1).

Rawat, S., Sah, A., & Pundir, S. (2013). Implementation of Boolean functions through
multiplexers with the help of Shannon expansion theorem. International Journal of
Computer Applications, 62(6).

Kurniawan, I. (2012). Multiplekser dan Demultiplekser. Diktat Elektronika Digital.

Anda mungkin juga menyukai