MATA KULIAH:
Teknik Digital
DISUSUN OLEH :
Muhammad Rafli
( 132022071 )
DOSEN PENGAMPU:
Bengawan Al-Faresi, S.T, M.T
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari Mata kuliah
Sistem Komunikasi.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Muhammad Rafli
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
5. Bagaimana penerapan Digital Modulation Sistem dalam berbagai bidang
komunikasi seperti telekomunikasi, jaringan komputer, dan komunikasi
nirkabel?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
transmisi fisik seperti kabel logam atau serat optik, atau media non-fisik seperti
gelombang radio. Proses modulasi digital dimulai dengan mengodekan data digital
menjadi simbol atau bit yang mewakili informasi yang akan ditransmisikan. Simbol
atau bit tersebut kemudian diubah menjadi sinyal analog dengan mengatur
parameter seperti amplitudo, frekuensi, atau fase sinyal.
Perbedaan pokok antara modulasi analog dan digital terletak pada bentuk
sinyal informasi yang digunakan. Dalam modulasi analog, sinyal informasi yang
dikirim adalah sinyal analog yang kontinu dalam bentuk gelombang. Di sisi lain,
dalam modulasi digital, sinyal informasi yang dikirim menggunakan sinyal diskret
4
yang direpresentasikan dalam bentuk bit-bit digital, dan sering kali menggunakan
teknik pengkodean untuk mentransmisikan data digital.
5
penting dalam keamanan data yaitu menggunakan teknik enkripsi, data digital dapat
diamankan sehingga tidak dapat dipahami oleh pihak yang tidak berwenang. Hal
ini melindungi keamanan data selama proses transmisi dan mencegah akses yang
tidak sah. Terakhir, Sistem Modulasi Digital memiliki kemampuan untuk
berintegrasi dengan sistem digital lainnya. Data digital yang telah dimodulasi dapat
diterima dan diproses lebih lanjut oleh berbagai perangkat digital untuk berbagai
aplikasi, seperti pemrosesan suara atau pengenalan ucapan.
Ada beberapa varian modulasi digital yang umum digunakan, seperti Amplitude
Shift Keying (ASK), Frequency Shift Keying (FSK), Phase Shift Keying (PSK),
Quadrature Amplitude Modulation (QAM), Binary Phase Shift Keying (BPSK),
Quadrature Phase Shift Keying (QPSK), dan lain-lain. Setiap jenis modulasi
memiliki karakteristik dan kelebihan yang berbeda-beda, sehingga lebih cocok
digunakan untuk aplikasi tertentu.
6
Misalnya, jika sinyal digital yang akan ditransmisikan adalah 010101, maka sinyal
ASK akan memiliki amplitudo yang bervariasi sesuai dengan urutan bit tersebut.
Amplitudo yang tinggi menunjukkan bit 1, sementara amplitudo yang rendah
menunjukkan bit 0. Perubahan biner tersebut akan mempengaruhi besarnya
amplitudo dari frekuensi carrier. Pada gambar 2.2 terlihat perubahan sinyal
masukan dan sinyal keluaran pada modulasi Amplitudo Shift Keying. Hasil ASK
(Amplitude Shift Keying) diwakili oleh perbedaan amplitude pada carrier. Dimana
satu amplitudo adalah zero, ini menunjukkan kehadiran dan ketidakhadiran pada
carrier yang digunakan.
Terdapat dua variasi ASK yang dapat dibedakan berdasarkan amplitudo sinyal
output ASK pada logika bit rendah.
7
1. Jika ada amplitudo sinyal output ASK pada logika bit rendah. Maka, pada
kedua logika bit (0 dan 1) terdapat amplitudo sinyal output.
2. Jika tidak ada amplitudo sinyal output ASK pada logika bit rendah, Maka,
amplitudo sinyal output hanya ada jika logika bit sinyal input adalah logika
bit tinggi. Jenis ASK yang kedua ini disebut juga On-Off Keying (OOK).
Bentuk sinyal termodulasi dalam hal ini dapat didekati dengan sebuah persamaan
matematik:
dimana:
Ada dua bentuk sinyal yang dapat dihasilkan yaitu dengan nilai V(t) = 0 atau 1
untuk mengirimkan nilai m informasi biner nol (0_ atau satu (1). Dalam hal ini V(t)
bias juga bernilai 1 atau -1, sehingga m dapat dipertimbangkan sebagai data bipolar
ternormalisasi. Indek modulasi (m) dapat bernilai 0 < m < 1. Untuk indek modulasi
m = 0, akan mengirimkan sebuah sinusoida murni seperti pada gambar dibawah :
8
Pada m = 1, dimana merupakan indeks modulasi yang sering digunakan. Dengan
indeks modulasi ini akan dapat mengirimkan sinyal beramplitudo nol untuk nilai
biner nol (0) dan sinyal beramplitudo Vc untuk nilai biner satu (1). Ini diketahui
sebagai On-Off Keying (OOK) dan dapat dijelaskan dengan gambar berikut:
9
Gambar 2.5 Frequency Shift Keying
10
A cos 𝜔1t
fc(t)= (1)
A cos 2 t
11
Gambar 2.6 Diagram Blok Sistem Pembangkitan FSK
12
yang koheren dengan PSK yang berbeda. Hubungan antara dua sudut fase yang
dikirim digunakan untuk menjaga stabilitas. Dalam situasi ini, fase yang ada dapat
dideteksi jika fase sebelumnya diketahui. Hasil perbandingan ini digunakan sebagai
referensi. Untuk transmisi data atau sinyal digital dengan kecepatan tinggi, lebih
efisien menggunakan sistem modulasi PSK.
Terdapat beberapa varian PSK yang umum, termasuk Binary Phase Shift
Keying (BPSK) dan Quadrature Phase Shift Keying (QPSK).
Binary Phase Shift Keying (BPSK) adalah salah satu varian dari
modulasi Phase Shift Keying (PSK) yang digunakan dalam sistem komunikasi
digital. Pada BPSK, informasi digital dikodekan dalam perubahan fase
gelombang pembawa antara dua tingkat fase yang berlawanan, biasanya 0° dan
180°. Dalam BPSK, setiap bit digital diwakili oleh satu simbol yang
menggambarkan perubahan fase gelombang pembawa. Bit 0 direpresentasikan
oleh fase 0°, sedangkan bit 1 direpresentasikan oleh fase 180°. Proses
pengodean ini memungkinkan transmisi data dengan kecepatan setengah dari
laju bit gelombang pembawa. Misalnya, jika sinyal digital yang akan
ditransmisikan adalah 0101, maka sinyal BPSK akan menghasilkan urutan
simbol yang mengalami perubahan fase antara 0° dan 180° sesuai dengan urutan
bit tersebut. Proses demodulasi BPSK dilakukan di penerima dengan
memonitor perubahan fase gelombang pembawa yang diterima. Jika fase yang
13
terdeteksi adalah 0°, maka dianggap sebagai bit 0. Sebaliknya, jika fase yang
terdeteksi adalah 180°, maka dianggap sebagai bit 1.
14
Dalam QPSK, fase gelombang pembawa diubah antara empat tingkat fase yang
berbeda, yaitu 0°, 90°, 180°, dan 270°. Setiap kombinasi fase ini
merepresentasikan dua bit data. Misalnya, fase 0° mewakili bit 00, fase 90°
mewakili bit 01, fase 180° mewakili bit 10, dan fase 270° mewakili bit 11.
Proses pengodean pada QPSK memungkinkan pengiriman dua bit dalam satu
simbol, sehingga kecepatan transmisi dapat ditingkatkan dibandingkan dengan
BPSK.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Amplitude Shift Keying (ASK) adalah salah satu teknik modulasi digital
yang menggunakan variasi amplitudo gelombang pembawa untuk mentransmisikan
data digital. Dalam ASK, amplitudo gelombang pembawa diubah sesuai dengan
nilai bit yang akan ditransmisikan, dengan amplitudo tinggi mewakili bit 1 dan
amplitudo rendah mewakili bit 0.
16
DAFTAR PUSTAKA
17