Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SISTEM KOMUNIKASI

DIGITAL MODULATION SYSTEM

MATA KULIAH:
Teknik Digital

DISUSUN OLEH :
Muhammad Rafli
( 132022071 )

DOSEN PENGAMPU:
Bengawan Al-Faresi, S.T, M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari Mata kuliah
Sistem Komunikasi.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bengawan


Alfaresi S.T M.T selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Komunikasi yang
telah membimbing kami hingga dapat menyelesaikan makalah ini. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi kontribusi
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Palembang, 15 Juli 2023

Muhammad Rafli

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1
1.3 Tujuan .............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Pengertian Modulation Digital System ..........................................................3
2.2 Jenis Jenis Digital Modulation System ..........................................................6
2.2.1 Amplitude Shift Keying (ASK) .............................................................. 6
2.2.2 Frequency Shift Keying (FSK) .............................................................. 9
2.2.3 Phase Shift Keying (PSK) .................................................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam era kemajuan komunikasi digital, Sistem Modulasi Digital (Digital


Modulation System) memainkan peran penting dalam mentransmisikan informasi
secara efisien melalui saluran komunikasi. Sistem ini merupakan teknik yang
digunakan untuk mengubah sinyal digital menjadi bentuk yang dapat
ditransmisikan melalui saluran komunikasi analog. Seiring dengan kemajuan
teknologi, terjadi peralihan dari komunikasi analog ke digital. Perubahan ini terjadi
karena beberapa keunggulan yang dimiliki oleh sistem komunikasi digital, seperti
ketahanan terhadap gangguan dan kebisingan yang lebih baik, kapasitas transmisi
yang lebih tinggi, serta kemampuan untuk melakukan pengkodean dan pengamanan
data.

Dengan menggunakan Sistem Modulasi Digital, data digital seperti suara,


gambar, dan video dapat dikirimkan melalui saluran komunikasi yang memiliki
karakteristik analog, seperti kabel, serat optik, atau gelombang elektromagnetik.
Dalam sistem modulasi digital, data digital diubah menjadi bentuk sinyal analog
yang dapat ditransmisikan melalui saluran komunikasi, dan kemudian diubah
kembali menjadi data digital oleh penerima. Penerapan sistem modulasi digital
dapat ditemukan dalam berbagai bidang komunikasi, termasuk telekomunikasi,
jaringan komputer, komunikasi nirkabel, dan satelit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan konsep dasar dari Digital Modulation Sistem?


2. Bagaimana perbedaan antara Digital Modulation Sistem dengan Analog
Modulation Sistem?
3. Apa saja komponen-komponen yang terlibat dalam Digital Modulation
Sistem dan bagaimana fungsinya?
4. Apa saja jenis-jenis Digital Modulation yang umum digunakan dan apa
kelebihan serta kelemahan masing-masing jenis?

1
5. Bagaimana penerapan Digital Modulation Sistem dalam berbagai bidang
komunikasi seperti telekomunikasi, jaringan komputer, dan komunikasi
nirkabel?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah Digital


Modulation System ini ialah:

1. Menjelaskan konsep dasar Digital Modulation System.


2. Mengidentifikasi komponen-komponen yang terlibat dalam Digital
Modulation System.
3. Menjelaskan jenis-jenis Digital Modulation yang umum digunakan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Modulation Digital System

Modulasi merupakan suatu proses mengubah suatu gelombang periodik


dengan tujuan mengangkut informasi. Dalam proses modulasi, informasi biasanya
dengan frekuensi rendah dimasukkan ke dalam gelombang pembawa, yang
umumnya berupa gelombang sinus dengan frekuensi tinggi. Ada tiga parameter
utama dalam gelombang sinusoidal, yaitu amplitudo, fase, dan frekuensi. Ketiga
parameter tersebut dapat diubah sesuai dengan sinyal informasi, yang memiliki
frekuensi rendah, untuk membentuk sinyal yang telah dimodulasi. Sedangkan
Modulator adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan proses modulasi,
sementara demodulator digunakan untuk mendapatkan informasi awal. Ada juga
perangkat yang dapat melakukan kedua proses tersebut, yang disebut modem.
Secara umum, modulasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu modulasi analog dan
modulasi digital. Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada bentuk sinyal
informasi. Pada modulasi analog, sinyal informasi berbentuk analog dan sinyal
pembawa juga analog. Namun, pada modulasi digital, sinyal informasi berbentuk
digital sementara sinyal pembawa tetap analog.

Digital Modulation System (Sistem Modulasi Digital) merupakan suatu


proses yang melibatkan konversi sinyal digital menjadi bentuk sinyal analog agar
dapat ditransmisikan melalui saluran komunikasi. Tujuan dari sistem ini adalah
untuk mentransfer informasi digital menggunakan teknik modulasi yang sesuai
dengan karakteristik saluran komunikasi yang digunakan. Modulasi digital adalah
suatu proses di mana karakteristik dan sifat gelombang pembawa diubah
sedemikian rupa sehingga hasilnya, yang disebut modulated carrier, memiliki pola
bit (0 atau 1) yang terkandung di dalamnya. Dengan menganalisis modulated
carrier, kita dapat mengetahui urutan bit beserta sinkronisasi waktunya. Melalui
proses modulasi digital ini, sinyal-sinyal digital pada setiap tingkatan dapat
dikirimkan dengan baik ke penerima. Pengiriman ini dapat menggunakan media

3
transmisi fisik seperti kabel logam atau serat optik, atau media non-fisik seperti
gelombang radio. Proses modulasi digital dimulai dengan mengodekan data digital
menjadi simbol atau bit yang mewakili informasi yang akan ditransmisikan. Simbol
atau bit tersebut kemudian diubah menjadi sinyal analog dengan mengatur
parameter seperti amplitudo, frekuensi, atau fase sinyal.

Parameter-parameter ini akan menjadi representasi analog dari data digital


yang dikirimkan. Selanjutnya, sinyal analog hasil modulasi akan dikirim melalui
saluran komunikasi, seperti kabel tembaga, serat optik, atau gelombang
elektromagnetik. Selama perjalanan melalui saluran, sinyal dapat mengalami
perubahan dan penurunan kualitas akibat gangguan dan redaman. Pada penerima,
sinyal analog yang diterima akan melalui proses demodulasi. Proses ini mengubah
sinyal analog menjadi bentuk sinyal digital kembali sesuai dengan teknik
demodulasi yang digunakan. Data digital yang telah didemodulasi dapat didekode
dan diproses lebih lanjut untuk mendapatkan informasi asli.

Gambar 2.1 Bentuk Gelombang Modulasi Digital

Perbedaan pokok antara modulasi analog dan digital terletak pada bentuk
sinyal informasi yang digunakan. Dalam modulasi analog, sinyal informasi yang
dikirim adalah sinyal analog yang kontinu dalam bentuk gelombang. Di sisi lain,
dalam modulasi digital, sinyal informasi yang dikirim menggunakan sinyal diskret

4
yang direpresentasikan dalam bentuk bit-bit digital, dan sering kali menggunakan
teknik pengkodean untuk mentransmisikan data digital.

Keunggulan dari modulasi analog adalah kesederhanaannya dan terbatasnya


dalam pemrosesan data. Namun, modulasi digital memiliki beberapa keunggulan
yang signifikan. Pertama, modulasi digital memiliki toleransi yang lebih baik
terhadap gangguan dan kebisingan yang dapat terjadi selama transmisi. Hal ini
karena sinyal digital dapat direkonstruksi kembali dengan presisi tinggi
menggunakan teknik pemulihan kesalahan (error correction). Selain itu, modulasi
digital juga memiliki kapasitas transmisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
modulasi analog. Dengan menggunakan teknik kompresi data dan modulasi yang
efisien, data digital dapat dikirimkan dalam jumlah yang lebih besar dalam saluran
yang sama, meningkatkan efisiensi penggunaan bandwidth. Keamanan data juga
menjadi keunggulan modulasi digital. Data digital dapat dienkripsi sebelum
dikirim, sehingga hanya penerima yang memiliki kunci dekripsi yang tepat yang
dapat memahaminya. Ini memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi dalam
transmisi data.

Sistem Modulasi Digital memiliki beberapa peran utama dalam komunikasi


digital. Pertama, sistem ini bertugas untuk mentransmisikan data digital melalui
saluran komunikasi analog. Seperti sinyal digital diubah menjadi bentuk sinyal
analog yang dapat dikirim melalui kabel, serat optik, atau gelombang
elektromagnetik. Sistem Modulasi Digital juga meningkatkan efisiensi transmisi
data dengan cara mengodekan data digital menjadi simbol atau bit, penggunaan
bandwidth dan daya transmisi dapat dioptimalkan. Hal ini memungkinkan
penggunaan saluran komunikasi dengan kapasitas yang lebih tinggi dan
pemanfaatan sumber daya yang lebih efisien. Fungsi lainnya adalah kemampuan
Sistem Modulasi Digital dalam mengatasi gangguan dan kebisingan selama
transmisi. Teknik modulasi digital memungkinkan penguatan sinyal dan pemulihan
data yang hilang atau terdistorsi selama perjalanan. Selain itu, penggunaan metode
pengkodean dan teknik koreksi kesalahan dapat meningkatkan ketahanan data
terhadap gangguan dan kebisingan. Sistem Modulasi Digital juga memiliki peran

5
penting dalam keamanan data yaitu menggunakan teknik enkripsi, data digital dapat
diamankan sehingga tidak dapat dipahami oleh pihak yang tidak berwenang. Hal
ini melindungi keamanan data selama proses transmisi dan mencegah akses yang
tidak sah. Terakhir, Sistem Modulasi Digital memiliki kemampuan untuk
berintegrasi dengan sistem digital lainnya. Data digital yang telah dimodulasi dapat
diterima dan diproses lebih lanjut oleh berbagai perangkat digital untuk berbagai
aplikasi, seperti pemrosesan suara atau pengenalan ucapan.

Terdapat beberapa jenis modulasi digital yang digunakan, seperti Amplitude


Shift Keying (ASK), Frequency Shift Keying (FSK), Phase Shift Keying (PSK),
Quadrature Amplitude Modulation (QAM), Binary Phase Shift Keying (BPSK),
Quadrature Phase Shift Keying (QPSK), dan lain sebagainya. Setiap jenis modulasi
memiliki karakteristik dan kelebihan masing-masing yang membuatnya lebih cocok
untuk aplikasi tertentu.

2.2 Jenis-Jenis Digital Modulation System

Ada beberapa varian modulasi digital yang umum digunakan, seperti Amplitude
Shift Keying (ASK), Frequency Shift Keying (FSK), Phase Shift Keying (PSK),
Quadrature Amplitude Modulation (QAM), Binary Phase Shift Keying (BPSK),
Quadrature Phase Shift Keying (QPSK), dan lain-lain. Setiap jenis modulasi
memiliki karakteristik dan kelebihan yang berbeda-beda, sehingga lebih cocok
digunakan untuk aplikasi tertentu.

2.2.1 Amplitude Shift Keying (ASK)


Amplitude Shift Keying (ASK) adalah salah satu jenis modulasi digital yang
digunakan dalam sistem komunikasi untuk mentransmisikan data digital melalui
saluran komunikasi. Pada ASK, informasi digital dikodekan dalam variasi
amplitudo dari gelombang pembawa. Dalam ASK, terdapat dua tingkat amplitudo
yang mewakili bit 0 dan 1. Biasanya, amplitudo tinggi mewakili bit 1, sedangkan
amplitudo rendah mewakili bit 0. Proses pengodean dilakukan dengan mengubah
amplitudo gelombang pembawa sesuai dengan nilai bit yang akan ditransmisikan.

6
Misalnya, jika sinyal digital yang akan ditransmisikan adalah 010101, maka sinyal
ASK akan memiliki amplitudo yang bervariasi sesuai dengan urutan bit tersebut.
Amplitudo yang tinggi menunjukkan bit 1, sementara amplitudo yang rendah
menunjukkan bit 0. Perubahan biner tersebut akan mempengaruhi besarnya
amplitudo dari frekuensi carrier. Pada gambar 2.2 terlihat perubahan sinyal
masukan dan sinyal keluaran pada modulasi Amplitudo Shift Keying. Hasil ASK
(Amplitude Shift Keying) diwakili oleh perbedaan amplitude pada carrier. Dimana
satu amplitudo adalah zero, ini menunjukkan kehadiran dan ketidakhadiran pada
carrier yang digunakan.

Gambar 2.2 Amplitude Shift Keying (ASK)

Proses demodulasi ASK dilakukan di penerima dengan mengukur


amplitudo sinyal yang diterima. Jika amplitudo yang terdeteksi melebihi ambang
batas tertentu, dianggap sebagai bit 1. Sebaliknya, jika amplitudo di bawah ambang
batas, dianggap sebagai bit 0. Kelebihan ASK adalah kemudahan implementasinya,
karena hanya melibatkan variasi amplitudo yang relatif sederhana. Namun, ASK
memiliki kelemahan dalam hal toleransi terhadap gangguan dan noise. Perubahan
amplitudo yang kecil dapat mengakibatkan kesalahan demodulasi dan
mempengaruhi kualitas transmisi.

Terdapat dua variasi ASK yang dapat dibedakan berdasarkan amplitudo sinyal
output ASK pada logika bit rendah.

7
1. Jika ada amplitudo sinyal output ASK pada logika bit rendah. Maka, pada
kedua logika bit (0 dan 1) terdapat amplitudo sinyal output.
2. Jika tidak ada amplitudo sinyal output ASK pada logika bit rendah, Maka,
amplitudo sinyal output hanya ada jika logika bit sinyal input adalah logika
bit tinggi. Jenis ASK yang kedua ini disebut juga On-Off Keying (OOK).

Bentuk sinyal termodulasi dalam hal ini dapat didekati dengan sebuah persamaan

matematik:

v (t) = Vc/2 [1 + mvm(t )]cos(2ωc )

dimana:

Vc= amplitudo sinyal carrier v

m = sinyal pemodulasi yang bernilai 1 atau 0

m = indek modulasi ωc = 2pf

c = frekuensi carrier dalam nilai radiant

Ada dua bentuk sinyal yang dapat dihasilkan yaitu dengan nilai V(t) = 0 atau 1
untuk mengirimkan nilai m informasi biner nol (0_ atau satu (1). Dalam hal ini V(t)
bias juga bernilai 1 atau -1, sehingga m dapat dipertimbangkan sebagai data bipolar
ternormalisasi. Indek modulasi (m) dapat bernilai 0 < m < 1. Untuk indek modulasi
m = 0, akan mengirimkan sebuah sinusoida murni seperti pada gambar dibawah :

Gambar 2.3 Bentuk gelombang ASK untuk M=0

8
Pada m = 1, dimana merupakan indeks modulasi yang sering digunakan. Dengan
indeks modulasi ini akan dapat mengirimkan sinyal beramplitudo nol untuk nilai
biner nol (0) dan sinyal beramplitudo Vc untuk nilai biner satu (1). Ini diketahui
sebagai On-Off Keying (OOK) dan dapat dijelaskan dengan gambar berikut:

Gambar 2.4 Bentuk Gelombang ASK M=1

2.2.2 Frequency Shift Keying (FSK)


Frequency Shift Keying (FSK) adalah salah satu jenis modulasi digital yang
digunakan dalam sistem komunikasi untuk mentransmisikan data digital melalui
saluran komunikasi yang membuat informasi digital dikodekan dalam variasi
frekuensi gelombang pembawa. Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi yang
memungkinkan gelombang modulasi menggeser frekuensi output gelombang
pembawa. Dalam proses modulasi ini besarnya frekuensi gelombang pembawa
berubah-ubah sesuai dengan perubahan ada atau tidak adanya sinyal informasi
digital. Dalam FSK, terdapat dua frekuensi yang mewakili bit 0 dan 1. Biasanya,
frekuensi yang lebih rendah mewakili bit 0, sedangkan frekuensi yang lebih tinggi
mewakili bit 1. Dalam proses ini gelombang pembawa digeser ke atas dan ke bawah
untuk memperoleh bit 1 dan bit 0. Kondisi ini masing-masing disebut space dan
mark. Proses pengodean dilakukan dengan mengubah frekuensi gelombang
pembawa sesuai dengan nilai bit yang akan ditransmisikan. Misalnya, jika sinyal
digital yang akan ditransmisikan adalah 010101, maka sinyal FSK akan memiliki
frekuensi yang bervariasi sesuai dengan urutan bit tersebut.

9
Gambar 2.5 Frequency Shift Keying

Proses demodulasi FSK dilakukan di penerima dengan mendeteksi


frekuensi sinyal yang diterima. Jika frekuensi yang terdeteksi sesuai dengan
frekuensi yang ditetapkan untuk bit 1, dianggap sebagai bit 1. Sebaliknya, jika
frekuensi yang terdeteksi sesuai dengan frekuensi yang ditetapkan untuk bit 0,
dianggap sebagai bit 0. Kelebihan FSK adalah toleransinya terhadap gangguan dan
noise yang relatif baik. Perubahan frekuensi lebih tahan terhadap gangguan
daripada perubahan amplitudo. Namun, FSK membutuhkan lebar pita yang lebih
besar dibandingkan dengan modulasi lainnya untuk mengirimkan data dengan
kecepatan yang sama. Kondisi-kondisi tersebut disebut sebagai space dan mark.
Keduanya merupakan standar transmisi data yang sesuai dengan rekomendasi
CCITT. FSK juga tidak bergantung pada teknik pemancar on-off, seperti yang telah
ditentukan sebelumnya.

Keberadaan gelombang pembawa dideteksi untuk menunjukkan kesiapan


pemancar. Ketika menggunakan banyak pemancar (multi-transmitter), setiap
pemancar dapat diidentifikasi berdasarkan frekuensinya. Prinsip pendeteksian
gelombang pembawa ini umumnya digunakan untuk mendeteksi kegagalan dalam
sistem yang beroperasi. Bentuk dari modulasi Carrier FSK mirip dengan hasil
modulasi FM. Secara konseptual, modulasi FSK adalah modulasi FM, hanya saja
tidak ada variasi/deviasi atau frekuensi yang beragam, hanya ada dua kemungkinan,
yaitu "More" atau "Less" (Tinggi atau Rendah, Mark atau Space). Tentunya, untuk
mendeteksi kembali (demodulasi) isinya akan lebih mudah, dan tingkat kesalahan
(error rate) sangat minim. Secara umum, modulasi FSK umumnya digunakan untuk
komunikasi data dengan kecepatan transmisi (Bit Rate) yang relatif rendah, seperti
untuk Telex dan Modem Data dengan bit rate tidak lebih dari 2400 bps (2.4 kbps).

Secara matematis , pembangkitan FSK dinyatakan sebagai berikut :

10
A cos 𝜔1t
fc(t)= (1)

A cos  2 t

Dimana : f c ( t ) : gelombang pembawa termodulasi.

A : amplitudo gelombang pembawa ( V ).

𝜔1 : frekuensi sudut logika 1 ( rad )

𝜔2 : frekuensi sudut logika 0 ( rad ).

Dari persamaan ( 1 ) tampak bahwa terdapat dua nilai frekuensi yang


berbeda . Secara representatif frekuensi - frekuensi gelombang FSK dapat
dimisalkan mempunyai f1 = fc+  f dan f2 = fc +  f , sehingga kedua frekuensi
tersebut berbeda sebesar 2  f hertz ( Hz ) atau dapat ditulis sebagai :

Fc ( t ) = A cos (𝜔𝑐 ± 𝛥𝜔)t (2)

Dimana : f c ( t ) : gelombang pembawa termodulasi.

A : amplitudo gelombang pembawa ( V ).

𝜔𝑐 : frekuensi gelombang pembawa.

𝛥𝜔 : simpangan frekuensi sudut ( rad ).

Pada dasarnya untuk membangkitkan FSK adalah sama dengan


pembangkitan Modulasi Frekuensi ( FM ), karena keduanya mengubah - ubah
frekuensi gelombang pembawa sesuai dengan sinyal informasi.

Blok diagram pembangkitan (modulator) FSK ditunjukan pada gambar


berikut ini:

11
Gambar 2.6 Diagram Blok Sistem Pembangkitan FSK

Pembangkitan FSK terdiri dari 2 osilator lokal yang mempunyai frekuensi


berbeda , yaitu f1 dan f2 . Apabila masukan diberi logika 1 , maka osilator dengan
frekuensi f1 akan on , dan osilator f2 off. Sebaliknya apabila masukan diberi logika
0 , dengan rangkaian pembalik osilator dengan frekuensi f2 akan on, dan osilator
dengan frekuensi f1 off. Jadi pada keadaan ini modulator FSK menghasilkan
frekuensi f2 .

2.2.3 Phase Shift Keying (PSK)


Modulasi Phase Shift Keying (PSK) dalam bentuk digital adalah metode
pengiriman sinyal digital yang didasarkan pada pergeseran fasa. Dalam sistem ini,
biner 0 direpresentasikan dengan mengirimkan sinyal dengan fasa yang sama
seperti sinyal sebelumnya, sedangkan biner 1 direpresentasikan dengan
mengirimkan sinyal dengan fasa yang berlawanan dengan sinyal sebelumnya.
Dalam proses modulasi ini, fasa gelombang pembawa berubah sesuai dengan
perubahan status sinyal informasi digital.

Pengiriman sinyal melalui pergeseran fase ini merupakan bentuk modulasi


fase yang memungkinkan fungsi pemodulasi fase gelombang termodulasi antara
nilai-nilai diskrit yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam proses modulasi ini,
fasa gelombang pembawa berubah sesuai dengan perubahan status sinyal informasi
digital. Untuk menjaga stabilitas, sudut fase harus memiliki referensi yang sama
antara pemancar dan penerima. Oleh karena itu, stabilitas frekuensi sangat penting
dalam penerima. Untuk mencapai stabilitas ini, kadang-kadang digunakan teknik

12
yang koheren dengan PSK yang berbeda. Hubungan antara dua sudut fase yang
dikirim digunakan untuk menjaga stabilitas. Dalam situasi ini, fase yang ada dapat
dideteksi jika fase sebelumnya diketahui. Hasil perbandingan ini digunakan sebagai
referensi. Untuk transmisi data atau sinyal digital dengan kecepatan tinggi, lebih
efisien menggunakan sistem modulasi PSK.

Gambar 2.7 Bentuk Sinyal PSK

Terdapat beberapa varian PSK yang umum, termasuk Binary Phase Shift
Keying (BPSK) dan Quadrature Phase Shift Keying (QPSK).

1. Binary Phase Shift Keying ( BPSK)

Binary Phase Shift Keying (BPSK) adalah salah satu varian dari
modulasi Phase Shift Keying (PSK) yang digunakan dalam sistem komunikasi
digital. Pada BPSK, informasi digital dikodekan dalam perubahan fase
gelombang pembawa antara dua tingkat fase yang berlawanan, biasanya 0° dan
180°. Dalam BPSK, setiap bit digital diwakili oleh satu simbol yang
menggambarkan perubahan fase gelombang pembawa. Bit 0 direpresentasikan
oleh fase 0°, sedangkan bit 1 direpresentasikan oleh fase 180°. Proses
pengodean ini memungkinkan transmisi data dengan kecepatan setengah dari
laju bit gelombang pembawa. Misalnya, jika sinyal digital yang akan
ditransmisikan adalah 0101, maka sinyal BPSK akan menghasilkan urutan
simbol yang mengalami perubahan fase antara 0° dan 180° sesuai dengan urutan
bit tersebut. Proses demodulasi BPSK dilakukan di penerima dengan
memonitor perubahan fase gelombang pembawa yang diterima. Jika fase yang

13
terdeteksi adalah 0°, maka dianggap sebagai bit 0. Sebaliknya, jika fase yang
terdeteksi adalah 180°, maka dianggap sebagai bit 1.

Gambar 2.8 Sinyal Binary Phase Shift Keying

Sinyal BPSK disebut juga sinyal antipodal , karena S1(t) = -S2(t).


Bentuk gelombang dari PSK dapat dilihat pada gambar 1. Pada gambar tersebut
dapat dilihat, bahwa bentuk gelombang yang dimodulasi PSK akan mengalami
perubahan phasa sebesar π radian atau 180 0 , ketika sinyal masukan berubah
polaritasnya dari 1 ke 0 atau 0 ke 1. Blok diagram pembangkitan sinyal BPSK
dapat dilihat pada Gambar 3. Dari gambar 3 sakelar on, apabila berlogika1. Pada
modulator terdiri atas sebuah oscilator dan sebuah rangkaian penggeser phasa
(π). Apabila dikirim digit biner 1 pada masukan, maka sakelar tanda akan on
(sakelar spasi off), dengan demikian sinyal yang dikirim adalah A cos ωct,
sedangkan apabila dikirim digit biner 0 pada masukan, dengan adanya
rangkaian pembalik maka sakelar spasi akan on (sakelar tanda off), dengan
demikian sinyal yang dikirim digeser fasanya sebesar π (180 0 ), yaitu A cos
(ωct + π).

2. Quadrature Phase Shift Keying (QPSK)


Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) adalah jenis modulasi digital
yang digunakan dalam sistem komunikasi untuk mentransmisikan data digital
melalui saluran komunikasi. QPSK merupakan varian dari modulasi Phase Shift
Keying (PSK) yang memungkinkan pengkodean dua bit pada setiap simbol.

14
Dalam QPSK, fase gelombang pembawa diubah antara empat tingkat fase yang
berbeda, yaitu 0°, 90°, 180°, dan 270°. Setiap kombinasi fase ini
merepresentasikan dua bit data. Misalnya, fase 0° mewakili bit 00, fase 90°
mewakili bit 01, fase 180° mewakili bit 10, dan fase 270° mewakili bit 11.
Proses pengodean pada QPSK memungkinkan pengiriman dua bit dalam satu
simbol, sehingga kecepatan transmisi dapat ditingkatkan dibandingkan dengan
BPSK.

Gambar 2.9 Bentuk Sinyal Quadrature Phase Shift Keying (QPSK)


QPSK menggunakan 4 tingkat fase pada diagram konstilasi, sehingga
membutuhkan kestabilan yang lebih baik dalam penerimaan dan demodulasi
dibandingkan dengan BPSK. Proses demodulasi QPSK dilakukan di penerima
dengan memonitor perubahan fase gelombang pembawa yang diterima.
Penerima akan membandingkan fase yang terdeteksi dengan fase yang
diketahui untuk mendapatkan dua bit data yang dikodekan pada setiap simbol
QPSK. Walaupun QPSK dapat dipandang sebagai sebagai suatu modulasi
quaternary, lebih mudah untuk melihatnya sebagai dua quadrature carriers yang
termodulasi tersendiri. Dengan penafsiran ini, maka bit yang digunakan untuk
mengatur komponen phase pada sinyal carrier ketika digunakan untuk mengatur
komponen quadrature-phase dari sinyal carrier tersebut. BPSK digunakan pada
kedua carrier dan dapat dimodulasi dengan bebas.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Digital Modulation System (Sistem Modulasi Digital) merupakan teknologi


kunci dalam sistem komunikasi modern. Dengan menggunakan teknik modulasi
digital, informasi digital dapat dikodekan dan ditransmisikan melalui saluran
komunikasi dengan efisiensi, kehandalan, dan kecepatan yang tinggi. Berbagai
jenis modulasi digital, seperti ASK, FSK, PSK, BPSK, dan QPSK, memberikan
fleksibilitas dalam mentransmisikan data dengan cara yang sesuai.

Amplitude Shift Keying (ASK) adalah salah satu teknik modulasi digital
yang menggunakan variasi amplitudo gelombang pembawa untuk mentransmisikan
data digital. Dalam ASK, amplitudo gelombang pembawa diubah sesuai dengan
nilai bit yang akan ditransmisikan, dengan amplitudo tinggi mewakili bit 1 dan
amplitudo rendah mewakili bit 0.

Frequency Shift Keying (FSK) adalah metode modulasi digital yang


menggunakan perubahan frekuensi gelombang pembawa untuk mentransmisikan
data digital. Dalam FSK, nilai bit yang akan ditransmisikan dikodekan sebagai
perubahan frekuensi gelombang pembawa, dengan frekuensi yang berbeda
mewakili bit 0 dan bit 1.

Phase Shift Keying (PSK) adalah teknik modulasi digital yang


menggunakan perubahan fase gelombang pembawa untuk mentransmisikan data
digital. Dalam PSK, perubahan fase gelombang pembawa mewakili bit-bit data
yang akan ditransmisikan. Terdapat beberapa jenis PSK yang umum digunakan,
seperti Binary Phase Shift Keying (BPSK) dan Quadrature Phase Shift Keying
(QPSK). BPSK menggunakan perubahan fase antara dua tingkat fase yang
berlawanan untuk mewakili bit 0 dan 1. QPSK menggunakan empat tingkat fase
yang berbeda untuk mewakili dua bit pada setiap simbol.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sigit Kusmaryanto. (2013, December 2). SISTEM MODULASI: AMPLITUDO


SHIFT KEYING (ASK). http://sigitkus.lecture.ub.ac.id/?p=1731

Wikipedia. Modulasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Modulasi

Sigit Kusmaryanto. (2013, December 2). SISTEM MODULASI FREQUENCY


SHIFT KEYING (FSK). http://sigitkus.lecture.ub.ac.id/?p=1724

Sigit Kusmaryanto. (2013, December 3). Binary Phase Shift Keying


http://sigitkus.lecture.ub.ac.id/?p=1770

Dimas Argasaputra. (2014, July). Modulasi Digital.


https://www.academia.edu/8972486/MODULASI_DIGITAL

17

Anda mungkin juga menyukai