Anda di halaman 1dari 22

i

MAKALAH KOMUNIKASI DATA


“Data and Signals”

OLEH :

Kelompok V

Ikrimah Khairunnisa 1729041055


Arjumiati Alifudin 1729042021
Alizia Kartika 1729042024

PEND. TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala,


karena atas izin-Nya kami dapat menulis makalah ini dan menyelesaikan tepat
pada waktunya. Dengan ini kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua
kami yang selalu memberi inspirasi dan semangat kepada kami. Dan yang kedua
kepada Ibu Ayu Tri Wardani, S.Pd., M.pd. sebagai dosen mata kuliah Komunikasi
Data, semoga ilmunya berkah dan bermanfaat untuk kami dan teman-teman
khususnya kelas A.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Komunikasi Data yang berjudul “Data and Signals”. Makalah ini akan membahas
tentang pengertian data dan sinyal, analog dan digital, sinyal analog periodic,
sinyal digital, gangguan transmisi, batas kecepatan data, dan performance.
Makalah ini belum sempurna seperti apa yang diharapkan, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah ini menjadi
sempurna. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan kepada pembaca untuk menambah pengetahuan mengenai
Komunikasi Data. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
serta pembaca dan umumnya masyarakat luas.

Makassar, 30 Agustus 2019

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2
A. Data dan Sinyal............................................................................2
B. Analog dan Digital ........................................................................
C. Sinyal Analog Periodik .................................................................
D. Sinyal Digital ................................................................................
E. Gangguan Transmisi .....................................................................
F. Batas Kecepatan Data ...................................................................
G. Performance ..................................................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................15
B. Saran..........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era modern sekarang ini, istilah digital tentu sudah tidak asing lagi
di telinga. Hampir semua peralatan elektronik di sekitar kita saat ini telah
menggunakan sistem digital dalam pemrosesannya. Sistem digital ini salah
satunya digunakan dalam pemrosesan sinyal, yang biasa dikenal dengan sinyal
digital. Istilah sinyal digital merupakan istilah dari suatu teknologi yang
mengubah suatu sinyal analog menjadi menjadi data digital sehingga sinyal
dapat diproses lebih mudah dan cepat. Istilah digital sendiri adalah suatu sistem
yang hanya mengenal dua kondisi. Dua kondisi tersebut biasanya diwakili oleh
angka nol dan satu, on dan off, maupun yang lainnya. Satuan terkecil dari
sinyal digital adalah bit.
Terdapat beberapa alasan mengapa sinyal digital digunakan. Alasan yang
pertama karena pemrosesan sinyal menggunakan sistem digital terprogram
memiliki fleksibilitas dalam pemrosesan. Pada sistem digital, untuk mengubah
suatu proses hanya dibutuhkan pengubahan program saja. Sedangkan jika
menggunakan sistem analog, perubahan proses berarti mengubah setting dari
perangkat keras untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Kelebihan-kelebihan pemrosesan sinyal digital yang telah disebutkan di
atas menyebabkan pemrosesan sinyal digital lebih banyak digunakan untuk
berbagai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan telah menjadi suatu
kebutuhan yang hampir tak bisa dipisahkan dari gaya hidup manusia modern
saat ini. Adapun beberapa contoh penggunaan sinyal digital misalnya aplikasi
pengolahan suara pada kanal telepon, pemrosesan citra serta transmisinya,
dalam bidang seismologi dan geofisika, eksplorasi minyak, deteksi ledakan
nuklir, pemrosesan sinyal yang diterima dari luar angkasa.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Data dan Sinyal?
2. Apa yang dimaksud dengan Analog dan Digital?
3. Apa saja pembagian pada Sinyal Analog Periodik?
4. Apa yang dimaksud dengan Sinyal Digital?
5. Apa saja Gangguan Transmisi pada Data dan Sinya?
6. Bagaimana Batas Kecepatan pada Data?
7. Apa saja Performance pada Data dan Sinyal?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui Data dan Sinyal.
2. Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan Analog dan Digital.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pembagian Sinyal Analog Periodik.
4. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Sinyal Digital.
5. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja Gangguan Transmisi.
6. Mahasiswa dapat mengetahui Batas Kecepatan Data.
7. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Performance pada Data dan Sinyal.

2
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Data dan Sinyal


Dalam komunikasi data harus di bedakan antara data dan sinyal. Data
didefenisikan sebagai besaran yang mempunyai atau membawa pengertian
sedangkan sinyal adalah representasi data tersebut dalam bentuk besaran listrik
seperti tegangan atau arus.
Untuk dapat ditransmisikan, data harus ditransformasikan terlebih dahulu
ke dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bit 1 dan 0 akan diwakili oleh
tegangan listrik dengan nilai amplitudo yang berbeda. Sebagai contoh bit 1
diwakili oleh tegangan 1 volt dan bit 0 diwakili oleh tegangan -1 volt. Dalam
ilustrasi di atas bit 1 dan 0 adalah data, sedangkan tegangan listrik yang
melewati media transmisi adalah sinyal.
Jadi setiap data yang akan ditransmisikan harus ditransformasikan ke
dalam bentuk sinyal terlebih dahulu. Lihat Gambar di bawah. Perlu diingat
bahwa bentuk sinyal tidak selalu tegangan +1 dan -1. Dalam komunikasi data,
sinyal dapat direpresentasikan dengan level tegangan yang berbeda-beda
tergantung pada spesifikasi perangkat keras.

Gambar 2.1 Data dan Sinyal Digital


Berdasarkan bentuknya, data dan sinyal dapat dibedakan ke dalam data
dan sinyal analog atau data dan sinyal digital. Suatu data atau sinyal dikatakan
analog apabila amplitudo dari data atau sinyal tersebut terus-menerus ada
dalam rentang waktu tertentu (kontinyu) dan memiliki variasi nilai amplitudo
5

tak terbatas. Misalnya, data yang berasal dari suara (voice) tergolong sebagai
data analog. Sebaliknya data atau sinyal dikatakan digital apabila amplitudo
dari data atau sinyal terebut tidak kontinyu dan memiliki variasi nilai amplitudo
yang terbatas (diskrit).
Sinyal analog dan digital berdasarkan siklus perulangan gelombang dapat
dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu sinyal periodik dan sinyal tidak-periodik.
Sinyal periodik akan selalu berulang kembali setelah periode waktu tertentu
terlewati. Dalam satu satuan waktu dimana sinyal tersebut berulang disebut
dengan satu periode (disimbolkan dengan T ) atau satu siklus. Sedangkan
sinyal tidak-periodik tidak menunjukkan adanya siklus tertentu sepanjang
waktu. Di dalam komunikasi data seringkali digunakan sinyal analog periodik
karena sinyal semacam itu memiliki bandwidth kecil. Namun untuk sinyal
digital seringkali digunakan sinyal tidakperiodik karena sinyal semacam itu
dapat merepresentasikan data dalam jumlah yang bervariasi.

B. Analog dan Digital


Meskipun data dan sinyal adalah dua entitas berbeda yang memiliki sedikit
kesamaan, satu karakteristik yang sama adalah bahwa data dan signal dapat
eksis dalam bentuk analog atau digital. Data analog dan sinyal analog
direpresentasikan sebagai bentuk gelombang kontinyu. Dalam gelombang
kontinyu ini terdapat titik maksimum dan minimum. Berdasarkan konvensi,
nilai minimum dan maksimum ini disajikan sebagai tegangan.

Gambar 2. Gelombang pada suara manusia


6

Gambar di atas menunjukkan bahwa antara nilai minimum A dan nilai B


maksimum, bentuk gelombang pada waktu t dapat berada pada jumlah tempat
yang tak terbatas. Contoh paling umum dari data analog adalah suara manusia.

Data digital dan sinyal digital adalah bentuk gelombang diskrit, bukan
bentuk gelombang kontinyu. Antara nilai minimum A dan nilai maksimum B,
bentuk gelombang digital hanya membutuhkan jumlah nilai yang terbatas.
Dalam contoh yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini, gelombang digital
hanya mengambil dua nilai yang berbeda. Dalam contoh ini, bentuk gelombang
adalah contoh klasik dari gelombang persegi.

Gambar 2. Gelombang persegi

C. Sinyal Analog Periodik


Sinyal analog periodik dapat diklasifikasikan kedalam simple atau
komposit. Sinyal simple atau sederhana adalah sinyal yang tidak dapat
diuraikan kedalam bentuk yang lebih sederhana lagi. Sinyal komposit adalah
sinyal yang merupakan gabungan dari beberapa sinyal simple.
1. Sinyal Simple
Bentuk sinyal analog sederhana (simple) dapat digambarkan kedalam
gelombang sinus.
7

Gambar 2. Gelombang Sinus


Sebuah gelombang sinus dapat diwakili oleh tiga parameter, yaitu:
a. Puncak Amplituda
Puncak amplitude adalah nilai pasti dari intensitas tertinggi,
proporsional dengan energi yang dibawanya. Untuk sinyal listrik, puncak
amplituda biasanya diukur dalam satuan Volts.
b. Perioda dan Frekuensi
Perioda mengacu pada jumlah waktu dalam detik dimana sebuah sinyal
harus menyelesaikan satu siklus. Sedangkan frekuensi adalah jumlah
perioda dalam 1 detik.
Frekuensi dan periode saling berbanding terbalik. Karena itu keduanya
dapat dinyatakan dalam bentuk rumusan matematika sebagai berikut:

f adalah frekuensi dalam satuan Hertz (Hz) atau siklus/detik dan T


adalah periode dalam satuan detik (s). Berikut adalah dua sinyal sinus
dengan nilai frekuensi berbeda (amplitudo dan fasa sama).
8

Gambar 2. Sinyal Sinus dengan Nilai Frekuensi berbeda(amplitudo dan fasa


sama)
Berikut adalah tabel unit perioda dengan frekuensi:

Tabel 2.1 Unit Perioda dengan Frekuensi


c. Fasa
Fasa menggambarkan posisi dari bentuk gelombang relative terhadap
waktu 0. Fasa diukur dalam satuan derajat atau radian. Dimana: radian =
180º. Maka 2 radian = 360º, 90º=Π /2 dan seterusnya. Apabila fasa
bernilai positif, maka sinyal bergeser ke kiri relative terhadap titik 0.
Sebaliknya apabila fasa bernilai negatif, maka sinyal bergeser ke kanan
relatif terhadap titik 0. Berikut adalah contoh sinyal dengan fasa yang
berbeda. Berikut sinyal dengan fasa yang berbeda (amplitudo dan
frekuensi sama).
9

Gambar 2. Sinyal dengan Fasa berbeda (amplitudo dan frekuensi sama)


Gelombang cosinus paling atas tidak mengalami pergeseran fasa karena
titik awal gelombang terletak pada t = 0. Gelombang cosinus kedua
mengalami pergeseran fasa sebesar ¼T. Berdasarkan penjelasan
sebelumnya kita tahu bahwa satu siklus gelombang sinus akan menempuh
2 radian = T. Maka ¼ T = ½ radian. Hal berarti bahwa gelombang sinus
kedua bergeser dengan fasa ½ radian. Sedangkan gelombang sinus ketiga
bergeser dengan fasa ½ T = radian.
Persamaan matematis sinyal sinus, yaitu secara umum sinyal analog
dapat ditulis kedalam sebuah model matematis sebagaimana berikut:

A merupakan representasi dari amplituda, f adalah frekuensi, t adalah


representasi dari waktu dan φ adalah fasa.
2. Sinyal Komposit
Namun dalam keadaan nyata suatu sinyal analog merupakan gabungan
dari beberapa gelombang sinus yang disebut dengan sinyal komposit. Dalam
komunikasi data sebuah single frequency (simple signal) tidak dapat
10

digunakan, contoh: jika kita menggunakan telepon maka kita hanya akan
mendengar suara buzz saja. Oleh karena itulah dibutuhkan sebuah sinyal
komposit.
Dengan teknik yang ditemukan oleh seorang ilmuwan Perancis bernama
Jean-Baptiste Fourier sinyal komposit dapat didekomposisi ke dalam beberapa
gelombang sinus untuk kepentingan analisis. Teknik ini disebut dengan analisis
Fourier.
Sebuah sinyal komposit dapat berupa sinyal periodik dan non periodik.
Sinyal komposit periodik yaitu sinyal komposit yang dapat disusun menjadi
serangkaian gelombang sinus dengan frekuensi-frekuensi yang memiliki nilai
berupa integer (1, 2, 3, dan seterusnya). Sinyal komposit non-periodik, yaitu
sinyal komposit yang dapat disusun menjadi kombinasi nilai yang tak terbatas
dari gelombang-gelombang sinus dengan frekuensi-frekuensi yang berlanjut
terus, dimana frekuensi-frekuensi tersebut bernilai real.

Gambar 2. Sinyal Komposit Periodik

D. Sinyal Digital
Signal Digital adalah buatan teknologi yang mampu mengubah signal
menjadi gabungan urutan bilangan 0 dan 1 ( juga dengan biner ), sehingga
tidak mudah terpengaruh oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat
dan akurat, tetapi transmisi dengan isyarat digital hanya mencapai jarak
jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya isyarat ini juga dikenal
dengan isyarat diskret.
11

Gambar 2. Sinyal Digital


Sinyal yang memiliki dua kondisi ini biasa disebut dengan bit. Bit
merupakan istilah khas pada isyarat digital. Satu bit bisa berupa nol ( 0 ) atau
satu ( 1 ). Kemungkinan nilai pada sebuah bit adalah 2 buah ( 21 ).
Kemungkinan nilai pada 2 bit ialah sebanyak 4 ( 22 ), berupa 00, 01, 10, dan
11. Secara umum, jumlah peluang nilai yang terbentuk oleh gabungan n bit
adalah sebesar 2n buah.
System digital merupakan bentuk sampling dari sytem analog. digital pada
dasarnya di code-kan dalam bentuk biner ( Hexa ). Banyaknya nilai suatu
system digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit ( bandwidth ). jumlah bit juga
sangat memengaruhi nilai akurasi system digital.
Signal digital ini memiliki bermacam-macam keistimewaan yang unik
yang tidak bisa ditemukan pada teknologi analog yaitu:
1. Bisa mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang bisa membuat
informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
2. Pemakaian yang berulang terhadap informasi tidak memengaruhi kualitas
dan kuantitas informsi itu sendiri.
3. Informasi bisa dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai
bentuk.
4. Bisa memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan
mengirimnya secara interaktif.
Sekarang ini banyak teknologi-teknologi yang menggunakan Teknologi
Sinyal Digital. Karena kelebihan kelebihannya, antara lain:
1. Sebagai penyimpanan hasil pengolahan, sinyal digital lebih mudah
dibandingkan sinyal analog.
12

2. Sebagai penyimpana sinyal digital dapat menggunakan media digital


seperti CD, DVD, FlashDisk, Hardisk. Sedangkan media penyimpanan
sinyal analog merupakan pita tape magnetik.
3. Lebih kebal kepada noise karena bekerja pada level ’0′ dan ’1′.
4. Lebih kebal terhadap perubahan temperatur. lebih mudah pemrosesannya.
Mengacu pada gagasan Stephen Cook ( Cornelius Arianto, 2010 ), ada dua
alasan penting selama proses sinyal analog diubah menjadi sinyal digital.
Pertama adalah “sample rate”, ataupun seberapa sering untuk merekam nilai-
nilai tegangan.
Kedua, adalah “bit per sampel”, ataupun seberapa akurat nilai dicatat.
Yang ketiga adalah jumlah saluran ( mono atau stereo ), tapi untuk aplikasi
yang paling ASR (Automatic Speech Recognition) mono sudah cukup. Peneliti
harus bereksperimen dengan nilai yang berbeda untuk menentukan apa yang
terbaik dengan algoritma mereka.

E. Gangguan Trasmisi
Dalam proses pengiriman data dari komputer satu dengan komputer lain
atau lebih luas lagi dari jaringan suatu kota ke kota lain, kemungkinan
terjadinya gangguan proses tersebut pasti ada. Pada sinyal analog, kualiatas
data yang diterima tidak lengkap sehingga menurunkan kualitas sinyal.
Sedangkan pada sinyal digital, kemungkinan terjadinya error artinya bitnar ‘1′
akan menjadi binary ‘0′ dan sebaliknya yang mengakibatkan kesalahan data.
1. Gangguan yang dapat diprediksi
a. Atenuasi atau redaman
Atenuasi atau yang biasa disebut dengan roll off adalah peristiwa
dimana sinyal mengalami pelemahan selama melewati kabel atau kawat.
Hal ini dikarenakan gelombang sinyal berubah bentuk selama mengalir
melalui kawat. Atenuasi dapat dipengaruhi oleh fungsi dan panjang kabel.
Apabila kabel terlalu jauh, maka sinyal dapat mengalami penurunan
kualitas. Lemahnya sinyal ketika sampai stasiun penerima akan membuat
sinyal sulit untuk diintepretasikan dan dapat mengakibatkan kegagalan
13

komunikasi. Selain diakibatkan oleh jauhnya jarak yang ditempuh,


atenuasi juga dapat disebabkan oleh peningkatan frekuensi sinyal selama
melewati saluran.
b. Tundaan
Secara umum, tundaan dapat diartikan sebagai keterlambatan datangnya
sinyal sehingga memperlambat pemrosesan. Antara sinyal yang satu
dengan yang lain dapat memiliki frekuensi yang berbeda. Dan masing-
masing tidak dapat berjalan dengan kecepatan yang sama, sehingga sinyal
juga akan tiba ke stasiun penerima pada waktu yang berlainan.
Apabila perbedaan frekuensi terlalu tajam, maka tundaan akan semakin
besar, dan hal ini dapat menimbulkan kesalahan ketika proses transmisi
data. Pada transmisi suara, tundaan mungkin tidak akan mengakibatkan
kesalahan yang fatal, namun berbeda dengan transmisi data, tundaan ini
dapat menimbulkan gangguan mekanik dalam komunikasi.
2. Gangguan yang tidak dapat diprediksi
a. Derau panas (Thermal Noise)
Derau panas merupakan salah satu jenis noise yang tergolong dalam
internal noise, yaitu gangguan elektris yang dihasilkan alat atau sirkuit
dalam sistem komunikasi data. Sedangkan derau panas sendiri merupakan
perpindahan elektron yang cepat dan acak dalam konduktor yang
diakibatkan oleh digitasi thermal.
Perpindahan elektron semacam ini pertama kali dikenal pada tahun
1927 oleh Johnson, dia membuktikan bahwa kekuatan derau panas
berbanding lurus dengan bandwith dan temperatur absolut.
b. Derau intermodulasi (Intermodulasi noise)
Derau intermodulasi terjadi apabila dua sinyal yang memiliki frekuensi
berbeda secara bersamaan menggunakan medium transmisi yang sama,
sehingga akan dihasilkan sinyal-sinyal yang merupakan penjumlahan atau
perkalian dari dua sinyal tersebut. Derau intermodulasi ini biasanya
diakibatkan oleh gejala intermodulasi.
14

Apabila kita melewatkan dua sinyal dengan frekuensi berbeda melalui


perangkat non-linear, maka akan dihasilkan frekuensi-frekunsi spurious
yang berasal dari frekuensi harmonisa sinyal. Frekuensi spirious dapat
terletak di dalam atau di luar pita frekuensi kerja.
c. Bicara silang (Crosstalk)
Crosstalk umumnya disebabkan oleh kopel elektrik antara kabel-kabel
yang diletakkan berdekatan, misalnya antara twistet pair/kabel coaxial
yang dapat membawa multiple sinyal. Ada beberapa hal yang dapat
membuat crosstalk semakin jelas, yaitu apabila jarak semakin jauh, sinyal
semakin besar, atau karena frekuensi semakin tinggi.
d. Derau impuls (impuls noise)
Derau impuls merupakan gangguan yang berupa pulsa-pulsa tak
beraturan, terputusnya bunyi dengan durasi yang pendek, dan amplitudo
yang relatif tinggi. Untuk transmisi suara, impuls noise tidak akan
memberikan pengaruh yang besar, sehingga dalam komunikasi suara
impuls noise tidak terlalu diperhatikan.
Namun, gangguan ini akan mengakibatkan cacat sinyal sehingga
informasi yang diterima akan berbeda dengan informasi yang dikirim. Ada
beberapa cara untuk menanggulangi adanya derau impuls, yaitu
menjauhkan media transmisi dari medan listrik, menaikkan SNR, atau
penggunaan kabel yang terisolasi.
e. Fading
Fading merupakan salah satu gangguan transmisi dalam komunikasi
yang dapat dirasakan oleh penerima akibat adanya fluktuasi level daya
sinyal. Secara umum, fading terjadi karena penyimpangan atenuasi,
dimana sinyal mengalami carrier-termodukasi telekomunikasi terhadap
suatu media propagasi. Ada beberapa jenis fading, diantaranya
Multipath fading merupakan fading yang terjadi karena terdapat objek
di antara saluran pengirim dan penerima, sehingga gelombang yang tiba
berasal dari beberapa lintasan dan mengalami fluktuasi yang relatif cepat.
Multipath fading dapat diakibatkan oleh dua hal, yaitu rician apabila sinyal
15

yang dominan adalah sinyal yang bersifat direct path dan rayleigh apabila
sinyal yang dominan adalah sinyal yang bersifat indirect path.
Shadowing terhalangnya sinyal menuju ke penerima karena gedung
tinggi, tembok, dan lain sebagainya. Shadowing akan mengalami fluktuasi
sinyal yang relatif lambat.
f. Gema (Echo)
Gema merupakan gangguan berupa pemantulan sinyal yang disebabkan
oleh impedansi dalam suatu rangkaian listrik. Penekanan pada gema tidak
dapat digunakan dalam transmisi data melalui saluran voice grade.

F. Batas kecepatan Data


Pertimbangan yang sangat penting dalam komunikasi data adalah seberapa
cepat kita dapat mengirim data dalam bit per detik melalui saluran. Kecepatan
data tergantung pada tiga faktor:
1. Bandwidth: lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam
media transmisi(Hz), dalam hal ini bandwidth dari sinyal yang
ditransmisikan dibatasi oleh transmitter.
2. Data rate: jumlah data yang dikomunikasikan(bps)
3. Noise: tingkat noise rata-rata di jalur komunikasi
4. Error rate: tingkat error yang terjadi. Error: transmit 1 receive 0, transmit 0
receive 1.
Ada 2 rumus teoritis dikembangkan untuk menghitung laju data: satu oleh
Nyquist untuk saluran yang tidak bersuara dan Shannon untuk saluran yang
bersuara.
1. Saluran tak bersuara (Nyquist Bit Rate)
Untuk saluran tanpa suara, rumus laju bit Nyquist menentukan bit
maksimum teoretis.
Bit Rate = 2 x bandwidth x log2 L
Dalam rumus ini, bandwidth adalah bandwidth saluran, L adalah jumlah
tingkat sinyal yang digunakan untuk mewakili data, dan Bit Rate adalah laju
bit dalam bit per detik. Menurut rumus, kita mungkin berpikir bahwa, dengan
16

bandwidth tertentu, kita dapat memiliki bit rate yang kita inginkan dengan
meningkatkan jumlah tingkat sinyal. Meskipun idenya secara teoritis benar,
praktis ada batasnya.
Ketika meningkatkan jumlah tingkatan sinyal, maka akan memberikan
beban pada penerima. Jika jumlah tingkat dalam sinyal hanya 2, penerima
dapat dengan mudah membedakan antara a0 dan a1. Jika tingkat sinyal adalah
64, penerima harus sangat canggih membedakan antara 64 tingkat yang
berbeda. Dengan kata lain, meningkatkan tingkatan sinyal mengurangi
keandalan sistem.
2. Saluran bersuara (Shannon Capacity)
Pada tahun 1994, Claude Shannon memperkenalkan rumus yang disebut
kapasitas Shannon yang digunakan untuk menentukan data rate teoritis
tertinggi untuk saluran bising/bersuara.
Kapasitas = bandwidth x log2 (1 + SNR)
Dalam rumus ini, SNR adalah Sinyal-to Noise Rasio, dan kapasitas adalah
kapasitas saluran dalam bit perdetik. Perhatikan bahwa dalam rumus Shannon
tidak ada indikasi tingkat sinyal, yang berarti bahwa tidak peduli berapa
tingkat yang dimiliki, kita tidak bisa mencapai data rate lebih tinggi dari
kapasitas saluran. Oleh karena itu, rumus ini mendefinisikan karakteristik
channel, bukan metode transmis.

G. Performance
Sampai di sini pembaca telah memahami karakteristik dari data dan sinyal.
Pada bagian akhir dari bab ini akan dibahas beberapa parameter yang seringkali
digunakan untuk mengukur performance atau unjuk kerja dari sistem
komunikasi.
1. Bandwidth
Bandwidth digunakan untuk menentukan jangkauan frekuensi yang
terkandung dalam suatu sinyal komposit. Bandwidth dapat ditentukan dengan
menggunakan dua macam satuan yaitu Hertz dan bps. Bandwidth dengan
satuan Hertz digunakan untuk mengukur jangkauan frekuensi sinyal analog,
17

sedangkan bandwidth yang dinyatakan dengan satuan bps digunakan untuk


mengukur kecepatan data digital maksimal yang dapat dikirimkan melalui
sebuah kanal komunikasi (yaitu: kapasitas kanal, C).
2. Throughput
Throughput adalah jumlah data yang secara nyata dapat dikirimkan
melalui kanal komunikasi. Misalkan, sebuah komunikasi serial pada komputer
secara teoritis dapat mengirimkan data sebanyak 56 kbps, namun karena
adanya gangguan-gangguan di dalam media transmisi, kecepatan data 56 kbps
tersebut secara nyata tidak mungkin tercapai. Kecepatan aktual akan berada di
bawah 56 kbps. Kecepatan data aktual itulah throughput.
3. Efisiensi
Efisiensi biasanya digunakan untuk menentukan tingkat efisiensi
pemakaian bandwidth dari suatu kanal komunikasi data. Efisiensi dirumuskan
perbandingan antara jumlah bandwidth yang terpakai (aktual) dengan jumlah
bandwidth yang tersedia dinyatakan dalam satuan persen (%).
4. Waktu Tunda (delay)
Delay adalah selisih waktu antara saat mulainya data dikirimkan sampai
saat data tiba di sisi penerima. Waktu tunda secara natural ada di dalam proses
komunikasi karena data membutuhkan waktu untuk merambat melalui media
transmisi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dapat disimpulkan bahwa OSI merupakan
singkatan dari Open System Interconnection adalah standard komunikasi yang
diterapkan di dalam jaringan komputer. Tujuan utama penggunaan model OSI
adalah untuk membantu desainer jaringan  memahami fungsi dari tiap‐tiap
layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data. Termasuk jenis - jenis
protokol jaringan dan metode transmisi.
OSI terdiri dari tujuh layer, yang secara umum terbagi dalam dua
kelompok, yakni Upper Layer (Application Layer) dan Lower Layer (Data
Transport Layer). Layer yang tergolong dalam Upper Layer mendefinisikan
bagaimana aplikasi pada sebuah host akan berkmunikasi dengan user dan host
lainnya. Sedangkan Lower Layer mendefinisikan bagaimana data terkirim dari
satu host ke host lainnya.
TCP/IP Protocol Suite merupakan model jaringan komputer dan rangkaian
protokol komunikasi yang digunakan di internet dan jaringan komputer yang
mirip. Pembagian kelas IP Address seperti kita ketahui bersama bahwa alamat
IP dibedakan menjadi dua versi, salah satunya adalah IP Address V-4 . IPv-4
memiliki panjang 32 bit. Penulisan IP Address versi 4 biasanya menggunakan
notasi desimal bertitik yang terbagi menjadi empat oktet berukuran 8 bit
( sebagai contoh 192.168.1.1). Pada IPv-4 ini pembagian IP Address yang
dibedakan menjadi beberapa kelas, diataranya adalah IP Address kelas A, B, C,
D dan E, yang membedakan dari kelima kalas IP ini adalah pola biner yang
terdapat pada oktet pertama.
B. Saran
Makalah ini tidak luput dari kesalahan, jadi apabila terdapat kesalahan
kami meminta saran dari pembaca. Terima kasih atas partisispasi pembaca dan
mohon maaf atas kesalahan kami dalam membuat makalah ini dan media
pembelajaran ini.

18
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Informasi Jaringan Komunikasi Data (Online),
http://netdiginumeruno.blogspot.com/2012/06/pengalamatan-tcp-ip.html.
Diakses pada 17 Maret 2019.

Renofika. 2015. Makalah Model ISO Pada Komuniasi Protokol (Online),


http://renofika.blogspot.com/2015/06/makalah-model-osi.html. Diakses
pada 17 Maret 2019.

SandyR. 2018 Makalah Tentang Lapisan Osi Ke 7 Application Layer (Online), h


ttps://www.academia.edu/10534152/makalah_tentang_lapisan_osi_ke_7_ap
plication_ layer. Diakses pada 17 Maret 2019.

Utip. 2018. Pembagian Kelas IP Address A, B, C, D Dan E Pada IPv-4 (Online),


https://www.utopicomputers.com/pembagian-kelas-ip-address-b-c-d-dan-e-
pada-ipv-4/. Diakses pada 17 Maret 2019.

Wikipedia. 2019. Paketan Protocol Internet (Online),


https://id.wikipedia.org/wiki/Paket_protokol_internet. Diakses pada 17
Maret 2019.

19

Anda mungkin juga menyukai