PENDAHULUAN
Teknologi saat ini telah berkembang sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu
mempermudah proses kinerja manusia. Dengan semakin tingginya kebutuhan komunikasi bagi
pengguna sarana telekomunikasi dan semakin beragamnya jenis telekomunikasi yang ada, maka
diperlukan suatu perangkat telekomunikasi yang baru yang dapat memenuhi kebutuhan individu
dalam hal telekomunikasi voice, telekomunikasi data, maupun teknologi internet.
Saat ini di kampus Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) baru ada menara 2G untuk
kebutuhan teknologi bagi semua elemen kampus. Seiring dengan adanya perkembangan
teknologi saat ini, maka diperlukanlah pembangunan menara 3G mengingat belum adanya sinyal
3G di kampus. Selain itu, pembangunan ini dirasa perlu karena banyaknya user 3G di kampus.
Perangkat telekomunikasi yang dimiliki oleh kebanyakan user di kampus IT Telkom tidak
sepadan dengan fasilitas yang ada. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika pihak kampus
menyediakan layanan menara 3G ini karena banyak sekali manfaat yang didapat dari
pembangunan menara ini. Lagipula kampus IT Telkom adalah kampus yang cukup dikenal
dengan teknologinya. Namun bagaimana pendapat orang luar jika tahu kampus IT Telkom hanya
memiliki menara teknologi yang ada yaitu baru 2G sedangkan saat ini banyak yang sudah
memakai 3G bahkan perkembangan berikutnya sudah memasuki 3,5G. Jangankan orang luar,
elemen kampus pun mungkin akan sedikit kecewa dengan belum adanya menara 3G kampus.
Kampus IT Telkom juga terkenal dengan riset-risetnya terlebih dalam hal teknologi
telekomunikasi karena memang kampus ini dikenal banyak orang dengan jurusan
telekomunikasinya. Namun mengingat fasilitas yang ada belum menunjang, maka diperlukanlah
pembangunan menara 3G untuk dapat menunjang perkembangan riset teknologi kampus. Jika
sudah ada menara ini, dapat dipastikan riset kampus akan mengalami perkembangan yang lebih
baik. Dengan begitu, maka kampus juga akan dapat dikenal baik oleh elemen kampus maupun
orang luar bahkan elemen kampus sendiri akan bangga dengan kampus tercinta ini.
Pembangunan menara 3G ini dibuat berdasarkan survey kebutuhan elemen kampus akan
teknologi telekomunikasi, dimana tidak hanya diperoleh layanan voice, tetapi juga layanan data
dan akses internet. Dengan dilaksanakannya proyek ini, banyak manfaat yang didapat yaitu
selain meningkatkan kebutuhan dan fasilitas elemen kampus, juga dapat mengembangkan riset
teknologi kampus.
b) Manfaat Proyek
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pembangunan menara 3G kampus ini adalah
dapat memberikan kemudahan bagi elemen kampus dalam memenuhi kebutuhan
teknologi telekomunikasi, baik kebutuhan akan telekomunikasi suara, data, maupun akses
internet yang tentunya akan lebih baik dibandingkan dengan hanya memakai menara 2G
yang ada di kampus saat ini.
RENCANA KERJA
• pada kecepatan user 100 km/jam 3G mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144
kbps.
• pada kecepatan berjalan kaki 3G mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 kbps.
• pada user diam (stationer) 3G mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps.
Dari kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa 3G memiliki kecepatan transfer data cepat
(144kbps – 2Mbps) sehingga 3G dapat melayani layanan data broadband seperti internet, video
on demand, music on demand, games on demand, dan on demand lain yang memungkinkan kita
dapat memilih program musik, video, atau game semudah memilih channel di TV. Kecepatan
setinggi itu juga mampu melayani video conference dan video streaming lainnya.
Kecepatan data mencapai 2 Mbps untuk lokal/Indoor/slow-moving access dan 384 kbps
untuk wide area access. Support beberapa koneksi secara simultan, sebagai contoh, pengguna
dapat browse internet bersamaan dengan melalukan call (telepon) ketujuh Infrastruktur bersama
dapat mensupport banyak operator dilokasi yang sama. Interkoneksi ke other mobile dan fixed
users. Roaming nasional dan internasional. Bisa menangani packet-and circuit-switched service
termasuk internet (IP) dan video conferencing. Juga high data rate communication services dan
asymetric data transmission. Efiensi spektrum yang bagus, sehingga dapat menggunakan secara
maksimum Bandwidth yang terbatas. Support untuk multiple cell layer. Co-existance and
interconnection dengan satellite-based services. Mekanisme billing yang baru tergantung dari
volume data, kualitas service dan waktu.
Generasi ketiga (3G) memiliki suatu system sebagai pendukung kemampuannya, yaitu
berupa UTMS yang merupakan revolusi dari GSM. UMTS menggunakan teknologi akses
WCDMA dengan system DS-WCDMA (Direct Seqence Wideband CDMA). Terdapat dua mode
yang digunakan dalam WCDMA dimana yang pertama menggunakan FDD (Frequency Division
Duplex) dan kedua dengan menggunakan TDD (Time Division Duplex). FDD dikembangkan di
Eropa dan Amerika sedangkan TDD dikembangkan di Asia. Pada WCDMA FDD, digunakan
sepasang frekuensi pembawa 5 MHz pada uplink dan downlink dengan alokasi frekuensi untuk
uplink yaitu 1945 MHz – 1950 MHz dan untuk downlink yaitu 2135 MHz – 2140 MHz.
Perbandingan antara spreading rate (kecepatan chip tiap detik) terhadap user data rate (kecepatan
simbol data user tiap detik) dikenal sebagai spreading factor. Hal ini menandakan bahwa
semakin tinggi chip rate, maka semakin banyak user yang dapat ditampung. Pengertian lainnya
adalah dalam menentukan jumlah user, semakin besar jumlah chip rate, maka semakin tinggi
kecepatan data yang diperoleh masing-masing user. Dalam WCDMA,chip rate yang digunakan
sebesar 3,84 Mbps.
Pada sistem generasi ketiga ini didesain untuk komunikasi multimedia untuk komunikasi
person-to-person dapat disajikan dengan tingkat kualitas gambar dan video yang baik, dan akses
terhadap informasi serta layanan-layanan pada public dan private network akan akan disajikan
dengan data rate dan kemampuan sistem komunikasi pada generasi ketiga ini lebih fleksibel.
Seiring dengan kemajuan evolusi dari sistem generasi kedua, akan menciptakan suatu
kesempatan bisnis baru yang tidak hanya untuk kalangan para manufactur dan operator-operator,
tetapi juga untuk beberapa content provider dan pengembang aplikasi yang menggunakan
jaringan ini. Sistem ini merupakan evolusi dari sistem CDMA pada IMT-2000. Infrastrukturnya
mampu mendukung user dengan data rate tinggi, mendukung operasi yang bersifat asinkron,
bandwidthnya secara keseluruhan 5 MHz dan didesain untuk dapat berdampingan dengan sistem
GSM Sistem WCDMA mendukung variabel data rates user yang cukup besar. Data rate user
dijaga konstan selama tiap 10, 20, 40 dan 80 ms frame tergantung kebutuhan QoSnya. Namun,
kapasitas data diantara user-user dapat berubah dari frame to frame. Alokasi kapasitas radio yang
cepat ini akan dikontrol secara khusus oleh network untuk mencapai throughput optimum untuk
paket layanan data.
Jaringan Lokal (Core Network) Jaringan Lokal menggabungkan fungsi kecerdasan dan
transport. Core Network ini mendukung pensinyalan dan transport informasi dari trafik,
termasuk peringanan beban trafik. Fungsi-fungsi kecerdasan yang terdapat langsung seperti
logika dan dengan adanya keuntungan fasilitas kendali dari layanan melalui antarmuka yang
terdefinisi jelas; yang juga pengaturan mobilitas. Dengan melewati inti jaringan, UMTS juga
dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi lain, jadi sangat memungkinkan tidak hanya antara
pengguna UMTS mobile, tetapi juga dengan jaringan yang lain.
Jaringan akses radio menyediakan koneksi antara terminal mobile dan Core Network.
Dalam UMTS jaringan akses dinamakan UTRAN (Access Universal Radio electric Terrestrial).
UTRA mode UTRAN terdiri dari satu atau lebih Jaringan Sub-Sistem Radio (RNS). Sebuah
RNS merupakan suatu sub-jaringan dalam UTRAN dan terdiri dari Radio Network Controller
(RNC) dan satu atau lebih Node B. RNS dihubungkan antar RNC melalui suatu Iur Interface dan
Node B dihubungkan dengan satu Iub Interface.
Terminal atau UE
User Equipment (UE) adalah nama yang berhubungan dengan terminal atau mobile.
Terminal mobile yang terhubung ke Mobile Station untuk membangun koneksi. Untuk
terhubung dengan jaringan, terminal mobile membutuhkan kartu UMTS. Pemakaian Equipment,
merupakan peralatan yang setiap user harus dapat melakukan komunikasi dengan base station
pada saat usernya memutuskan berkomunikasi dengan base station pada saat yang bersamaan
dimana user tersebut masih berada pada coverage area. UE dapat memiliki ukuran yang berbeda-
beda, “forma”, tetapi semua terminal harus dapat mendukung standard dan protokol yang sama.
Jika satu mobile didesain bekerja pada sistem UMTS, harus dapat berkomunikasi dengan satu
mobile yang menggunakan sistem 2G.
Pada masa yang akan datang perkembangan teknologi menuju generasi yang semakin
canggih sangatlah mungkin terjadi. Saat ini telah berkembang teknologi terusan dari 3G.
Dibidang telekomunikasi orang sering menyebutnya HSDPA. Secara Umum High Speed
Downlink Packet Access (HSDPA) adalah suatu teknologi terbaru dalam sistem telekomunikasi
bergerak yang dikeluarkan oleh 3GPP Release 5 dan merupakan teknologi generasi 3,5 (3,5G).
Teknologi yang juga merupakan pengembangan dari WCDMA, sama halnya dengan
CDMA 2000 yang mengembangkan EV-DO ini didesain untuk meningkatkan kecepatan transfer
data 5x lebih tinggi. HSDPA mempunyai layanan berbasis paket data di WCDMA downlink
dengan data rate mencapai 14,4 Mbps dan bandwith 5 MHz pada WCDMA downlink. Untuk
jenis layanan streaming, dimana layanan data ini lebih banyak pada arah downlink daripada
uplink, atau dengan kata lain user lebih banyak men-download daripada meng-upload. Selain
dapat meningkatkan kecepatan transfer data, ada beberapa kelebihan dari HSDPA, yaitu High
Speed Downlink Shared Channel ( HS DSCH ), dimana kanal tersebut dapat digunakan secara
bersama-sama dengan pengguna lain.Transmission Time Interval ( TTI ) yang lebih pendek,
yaitu 2 ms, sehingga kecepatan transmisi pada layer fisik dapat lebih cepat.Menggunakan teknik
penjadwalan / scheduling yang cepat menggunakan Adaptive Modulation and Coding ( AMC ).
Lokasi Proyek :
2. Pembuatan Rangka :
Total : Rp.100.000.000
3. Grounding :
4. electrical :
Total : Rp.50.000.000
7. Antenna :
Biframe GF :
Rp.1.500.000
Biframe foundation GF :
Rp.1.000.000
Biframe RT :
Rp.1.000.000
FEP : Rp.
500.000
3G antenna k741989 :
Rp.5.000.000
Total : Rp.
19.000.000
8. Pemagaran :
Rp.20.000.000
C Pembuatan B 2 1 51 70
pondasi
E Penegakan C,D 2 1 45 70
menara
F Pembuatan E 1 1/2 50 70
existing control
box
G Pemasangan F 1 1/2 30 50
instalasi elektrik
H Instalasi G 1 1/2 20 40
grounding
I Pemasangan H 1 1/2 19 25
antenna dan
tuning jaringan
J Pemagaran I 1 1/2 20 35
Dari Diagram CPM diatas diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah 12 Minggu dengan
biaya yang dikeluarkan adalah (25 + 20 + 51 + 100 + 45 + 50 + 30 + 20 + 19 + 20) juta rupiah =
380 juta rupiah.
KGT A B C D E F G H I J
TS 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
FS 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
Slope Biaya = (Biaya dipercepat – Biaya normal) / (Waktu Normal – Waktu dipercepat)
KGT A B C D E F G H I J
Slope 50 20 19 20 25 40 40 40 12 30
Dilihat dari pertimbangan analisa data di atas mulai dari sudut pandang lokasi dan tata ruang
sampai dengan sudut pandang SDM, maka dapat disimpulkan bahwa proyek ini LAYAK untuk
disetujui oleh semua pihak.
BAB V
KESIMPULAN
Dari proposal proyek ini dapat disimpulkan bahwa untuk merencanakan suatu proyek yang
efisien dan maksimal dalam memberikan keuntungan bagi perusahaan, perlu dipertimbangkan
dari segi lokasi dan tata ruang, waktu, lingkungan, SDM, dan biaya. Untuk jangka waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek ini adalah 12 minggu.