Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PROYEK AKHIR

TAHUN AJARAN 2017/2018

IMPLEMENTASI INTELLIGENT MOBILE


EMERGENCY RESPONSE SYSTEM (IMERS) UNTUK
PELAPORAN KECELAKAAN DAN PENENTUAN
RUTE TERPENDEK AMBULAN

Oleh:

MOCH. ABDUL AZIS


NRP. 1203151019

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA


JANUARI, 2018
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL PROYEK AKHIR
TAHUN 2017/2018

IMPLEMENTASI INTELLIGENT MOBILE


EMERGENCY RESPONSE SYSTEM (IMERS) UNTUK
PELAPORAN KECELAKAAN DAN PENENTUAN
JALUR TERPENDEK RUMAH SAKIT

Oleh :

Moch. Abdul Azis


NRP. 1203151019

Proposal Tugas Akhir ini Diajukan untuk


Dilanjutkan sebagai Proyek Akhir
di
Departemen Teknik Elektro
Program Studi Teknik Telekomunikasi
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Disetujui Oleh :

Tim Penguji Dosen Pembimbing :

1. Aries Pratiarso, ST, MT. 1. Mike Yuliana, ST, MT.


NIP. 196611171991031004 NIP. 197811232002122009

2. Drs. Miftahul Huda, MT. 2. Amang Sudarsono. ST, Ph.D.


NIP. 196310121993031002 NIP. 197409202002121001

3. Hendy Briantoro, ST, MT.


NIP. 900257
ABSTRAK

Intelligent Mobile Emergency Response System (IMERS) merupakan sistem


yang mendukung komunikasi antar kendaraan untuk manajemen kejadian darurat pada
kecelakaan lalu lintas dengan menemukan rute arus terbaik untuk kendaraan dan
rumah sakit terdekat yang didukung dengan menciptakan jaringan ad hoc di antara
kendaraan darurat. IMERS bekerja dengan melakukan pelacakan lokasi insiden
(location tracking) dan penyaringan otomatis dari pelapor insiden yang sama dengan
mencocokkan lokasi, waktu dan deskripsi kejadian.
Pada tugas akhir ini akan dibuat aplikasi berbasis Android pelaporan korban
kecelakaan dengan memanfaatkan pencarian rute terpendek dengan algoritma Dijkstra
yang terintegrasi dengan Google Maps API. Pertukaran informasi dan data pada
perangkat wireless yang digunakan komunikasi antar mobile user yang bersifat
rahasia. Antar user mobil dapat bertukar informasi lokasi untuk melakukan
komunikasi. Untuk akurasi dari lokasi masing-masing user dapat dilacak melalui GPS
yang tersedia pada smartphone tiap pengguna.

Kata kunci : Location, Emergency, Tracking, Dijkstra.


1. JUDUL PENELITIAN
Implementasi Intelligent Mobile Emergency Response System (IMERS)

2. RUANG LINGKUP
a. Bengkel Internet
b. Dasar Pemrograman 2
c. Komunikasi Data
d. Jaringan Komputer
e. Pemrograman Internet

3. TUJUAN
Tujuan tugas akhir ini adalah pembuatan sistem Implementasi Intelligent Mobile
Emergency Response System (IMERS) yang dimuat dalam aplikasi android sehingga
mudah dan cepat diakses.

4. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi wireless kini semakin pesat ke seluruh dunia,
teknologi wireless dapat mendukung banyak aplikasi kesehatan terkini dan yang
sedang berkembang. Namun, sebelum infrastruktur wireless bisa digunakan dalam
skala luas, ada beberapa tantangan yang bisa diatasi. IMERS termasuk cara terbaik
untuk memanfaatkan berbagai kemampuan teknologi wireless dan cara mengelola
kompleksitas jaringan wireless dan aplikasi seluler secara efektif dalam aplikasi
layanan kesehatan.
Intelligent Mobile Emergency Response System (IMERS) merupakan sistem
yang mendukung komunikasi antar kendaraan untuk manajemen kejadian darurat
pada kecelakaan lalu lintas dengan menemukan rute arus terbaik untuk kendaraan
dan rumah sakit terdekat yang didukung dengan menciptakan jaringan wireless ad
hoc di antara kendaraan darurat. IMERS bekerja dengan melakukan pelacakan
lokasi insiden (location tracking) dan penyaringan otomatis dari pelapor insiden
yang sama dengan mencocokkan lokasi, waktu dan deskripsi kejadian.
Maka dari itu pada proyek akhir ini menerapkan teknologi dengan arsitektur yang
diusulkan mendukung sistem tanggap darurat dan manajemen yang cerdas dengan
menggunakan informasi dari jaringan bergerak dan nirkabel. Informasi tersebut
mencakup lokasi keadaan darurat yang berasal dari pelacakan lokasi pelaporan.
Informasi tersebut dapat digunakan untuk menyaring pelaporan yang sama dengan
mencocokkan waktu, lokasi dan deskripsi kejadian sebagai pola. Hal ini dapat
mengurangi kelebihan beban pada sistem panggilan darurat (seperti layanan darurat
ambulan 118 dan 119), di mana untuk beberapa sistem, rutin menerima ratusan
panggilan telepon seluler untuk kejadian yang sama. Ini sangat boros karena
beberapa ambulan dapat dikirim untuk menangani keadaan darurat yang sama dan
dengan demikian menunda layanan serupa jika terjadi insiden lain.
Dengan sistem ini, Informasi dari jaringan nirkabel juga dapat digunakan
untuk menemukan rute terbaik dengan menggunakan informasi lalu lintas real-time
dan memungkinkan komunikasi intervehicular untuk memperbarui informasi
routing lalu lintas. Hal ini dapat dikombinasikan dengan menemukan rumah sakit
terdekat dengan perawatan yang dibutuhkan dan juga untuk memeriksa
ketersediaan ruang rumah sakit. Jika informasi yang berasal dari sensor pada tubuh
orang-orang yang terlibat dalam keadaan darurat dapat diproses, mungkin saja
menerapkan mekanisme pengiriman layanan kesehatan yang diprioritaskan dalam
perutean kendaraan darurat. Penambahan cerdas ini akan meningkatkan efisiensi
keseluruhan sistem manajemen darurat, yang memungkinkannya memaksimalkan
jumlah kasus darurat yang dapat ditangani dengan anggaran dan orang yang
terbatas. Perubahan yang diusulkan juga dapat mengakibatkan menyelamatkan
lebih banyak nyawa sekaligus menjaga kualitas layanan untuk orang lain pada
tingkat tinggi.

5. PERUMUSAN MASALAH DAN BATASAN MASALAH


Permasalahan ini terletak pada :
 Bagaimana cara melakukan koneksi client server pada jaringan ad-hoc mobile.
 Bagaimana cara pembuatan aplikasi android pada sistem IMERS.
Batasan masalah dalam penelitian adalah :
 Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Java dan C.
 Database yang digunakan adalah MySQL.
 Untuk aplikasi bagi data center menggunakan Website.
 Algoritma yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah Dijkstra.
 Proses pemetaan yang ada dalam aplikasi ini terintegrasi langsung dengan
Google Map API.

6. TINJAUAN PUSTAKA
6.1. Penelitian Yang Pernah Dilakukan
Mr. Upkar Varshney Upkar Varshney seorang Profesor departemen
Computer Information Systems pada Georgia State University melakukan
penelitian mengenai Using wireless technologies in healthcare, Intelligent
emergency response and management system. Pada penelitian ini membahas
bagaimana teknologi nirkabel dapat diterapkan di lingkungan perawatan kesehatan
dengan mengambil latar belakang pada masyarakat yang semakin mobile dan
penyebaran jaringan bergerak dan nirkabel di seluruh dunia, infrastruktur nirkabel
dapat mendukung banyak aplikasi kesehatan terkini dan yang sedang berkembang.
Namun, sebelum infrastruktur nirkabel bisa digunakan dalam skala luas, ada
beberapa tantangan yang harus diatasi. Ini termasuk cara terbaik memanfaatkan
kemampuan beragam teknologi nirkabel dan cara mengelola kompleksitas jaringan
nirkabel dan seluler secara efektif dalam aplikasi layanan kesehatan [1].
Mrs. Swati Chandurkar, Sneh Mugade, Sanjana Sinah, Megharani Misal dan
Pooja Borekar dari Departemen Komputer, dari Universitas Pune, India melakukan
penelitian mengenai Implementation of Real Time Bus Monitoring and Passenger
Information System. Penelitian ini berfokus pada pada penerapan sistem Real Time
Passanger Information (RTPI) dengan menggunakan perangkat GPS yang dipasang
pada bus kota. Sistem informasi ini merupakan sistem mandiri yang dirancang
untuk menampilkan lokasi real-time dari bus kota ini. Penelitian ini memungkinkan
perangkat pelacakan memperoleh data GPS dari lokasi bus yang akan ditransfer ke
server dan divisualisasikan dengan mengaktifkan representasi simbolis dari bus di
posisi geografis perkiraan pada peta rute. Tujuan dari penelitian ini RTPI rolling
display saat bus berhenti serta diharapkan waktu kedatangan secara real time,
berbasis antarmuka web ruang control untuk memantau bus secara real time, dan
mobile aplikasi untuk pengguna mengetahui jadwal bus [2].
Penelitian ini merupakan pengembangan yang merujuk pada penelitian
Intelligent emergency response and management system oleh Upkar Varshney
dimana pada penelitian tersebut hanya membuat sistem pelaporan kecelakaan dan
pada sistem tersebut masih menggunakan jaringan telepon. Dari penelitian-
penelitian tersebut masih belum ada fitur berbasis aplikasi andorid untuk pelaporan
kecelakaan. Penelitian ini merujuk juga pada An IoT based scholar bus monitoring
system yang membuat sistem untuk memantau data GPS pada kendaraan berjalan,
tetapi masih menggunakan perangkat tambahan ang dipasang pada kendaraan.
Maka pada proyek akhir ini akan dibuat fitur aplikasi dengan Sistem Kecerdasan
Buatan dalam Pelaporan Kecelakaan yang dimuat dalam Mobile Phone berbasis
android.

6.2. Teori Penunjang

6.2.1. Global Positioning System (GPS)


Global Positioning System (GPS) adalah sistem navigasi berbasis satelit yang
dibuat dari sebuah jaringan 24 satelit yang ditempatkan pada orbitnya oleh
Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPS pada awalnya ditujukan untuk
aplikasi militer, tetapi pada tahun 1980-an, pemerintah Amerika membuat sistem
GPS untuk penggunaan sipil. GPS bisa bekerja dalam kondisi cuaca apapun, di
manapun diseluruh dunia, dan 24 jam sehari. Tidak dikenakan biaya langganan atau
biaya setup apapun untuk menggunakan GPS.
Satelit GPS mengelilingi bumi dua kali sehari pada orbit yang sangat tepat
dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. Receiver GPS mengambil informasi ini
dan menggunakan triangulasi untuk menghitung lokasi yang tepat
dimana user berada. Pada dasarnya, receiver GPS membandingkan waktu saat
sinyal ditransmisikan oleh satelit dengan waktu saat sinyal tersebut
diterima receiver. Perbedaan waktu itu memberitahu Receiver GPS seberapa jauh
jarak satelit tersebut. Kemudian, dengan pengukuran jarak dari beberapa satelit
lagi, receiver dapat menentukan dimana posisi user dan menampilkannya pada peta
digital [4].

6.2.3 Android
Android adalah sistem operasi yang digunakan di smartphone dan juga
tablet PC. Android pertama kali dikembangkan oleh perusahaan bernama Android
Inc., dan pada tahun 2005 di akuisisi oleh raksasa Internet Google yang dibuat
dengan basis kernel Linux yang telah dimodifikasi. Interkoneksi client-server
pada Android digunakan untuk akses internet, mengirim email, atau menampilkan
isi suatu situs berita lewat RSS.
Gambar 1. Interkoneksi client-server dengan Android

Penanganan URL dalam Android meliputi open koneksi ke web server dari
perangkat mobile dan penanganan data I/O diantara keduanya.
Proses yang terjadi meliputi tahapan berikut :
 Setup connection
 Data transfer
 Closed
Android mendefinisikan java.net.HttpURLConnection, java.net.URL dan
java.net.URLConnection class untuk membuat semua obyek koneksi.
Dalam penanganan URL, openConnection() digunakan untuk membuka
URL, yang akan memberikan obyek HttpURLConnection. Untuk transfer data
menggunakan class java.io.InputStreamReader yang akan mengirimkan data tiap
karakter dari sisi server. Untuk akses dari HP Android ke Server tidak bisa
menggunakan localhost / 127.0.0.1, harus menggunakan IP private atau public
[3].
6.2.4 Algoritma Rute
Model rute terpendek adalah salah satu model jaringan yang dapat
digunakan untuk menentukan jarak terpendek dari berbagai alternatif rute yang
tersedia atau mencoba untuk memecahkan masalah pemilihan jaringan paling
efisien yang akan menghubungkan salah satu titik ke titik yang lain. Suatu
lintasan antara dua buah titik adalah serangkaian garis yang berbeda yang
menghubungkan titik-titik tersebut. Setiap dua titik dapat terjadi beberapa
lintasan, baik lintasan dengan jarak terpendek ataupun bobot minimum. Bobot
minuimum dapat berupa jarak atau waktu tempuh dari satu titik ke titik yang lain
yang berbentuk lintasan tertentu [6]. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan lintasan diantaranya adalah waktu tempuh, jarak, ongkos kemacetan
dan antrian.
6.2.4.1 Algoritma Dijkstra
Djikstra merupakan salah satu varian bentuk algoritma popular dalam
pemecahan persoalan terkait masalah optimasi pencarian lintasan terpendek
sebuah lintasan yang mempunyai panjang minimum dari verteks a ke z dalam
graph berbobot, bobot tersebut adalah bilangan positif jadi tidak dapat dilalui
oleh node negatif. Namun jika terjadi demikian, maka penyelesaian yang
diberikan adalah infiniti (Tak Hingga). Pada algoritma Dijkstra, node digunakan
karena algoritma Dijkstra menggunakan graph berarah untuk penentuan rute
listasan terpendek. Algortima ini ditemukan oleh Edsger W. Dikstra dan di
publikasi pada tahun 1959 pada sebuah jurnal Numerische Mathematik yang
berjudul “A Note on Two Problems in Connexion with Graphs“[1]. Algoritma
ini sering digambarkan sebagai algoritma greedy (tamak). Sebagai contoh, ada
pada buku Algorithmics (Brassard and Bratley [1988, pp. 87-92]).
Algoritma ini bertujuan untuk menemukan jalur terpendek berdasarkan bobot
terkecil dari satu titik ke titk lainnya. Misalnya titik mengambarkan gedung dan
garis menggambarkan jalan, maka algoritma Dijkstra melakukan kalkulasi
terhadap semua kemungkinan bobot terkecil dari setiap titik. Berikut adalah
pseudo code dari algoritma dijkstra:

Gambar 2. Pseudo Code Dijkstra


7. METODOLOGI
7.1. Studi Pustaka
Pada proyek akhir ini, langkah awal yang dilakukan adalah dilakukan studi
literatur dan mengumpulkan data. Studi literatur dilakukan dengan
mengumpulkan banyak informasi dari paper dan percobaan sebelumnya
mengenai Implementasi Intelligent Mobile Emergency Response System. Untuk
pengumpulan data, dibutuhkan survey ke Rumah Sakit untuk obyek dari proyek
akhir ini, dalam hal ini dilakukan survey ke Rumah Sakit Muhammad Soewandi
Surabaya, dimana data yang dibutuhkan adalah data bagaimana melakukan
pemetaan tingkat keparahan korban kecelakaan ke rumah sakit, data rumah
sakit yang tersedia setiap waktu yang akan ditampilkan pada aplikasi Android
dan Website untuk user.
7.2. Rancangan Sistem
Berikut adalah proses bagaimana sistem IMERS bekerja. Dimulai dari
pelapor yang melaporkan kejadian kecelakaan dengan mengakses aplikasi
kemudian server mengarahkan ke ambulan yang siap. Ambulan menuju lokasi
kecelakaan dengan mencocokan informasi yang diberikan oleh pelapor antara
lain lokasi, waktu, photo dan deskripsi tambahan. Untuk mengetahui lokasi
kecelakaan, ambulan cukup melihat fitur IMERS yang sudah diintegrasikan
dengan Google Maps untuk memberikan informasi tingkat kepadatan lalu
lintas, kemudian memberikan rute terpendek pengemudi ambulan. Ambulan
menuju Rumah Sakit berdasarkan informasi yang diberikan oleh admin
berkaitan dengan ketersediaan Rumah Sakit, dengan mencocokan tingkat
keparahan kondisi dari korban. Pelapor dapat memantau perjalanan ambulan
menuju Rumah Sakit. Dengan akses informasi dan penanganan yang cepat
korban dapat terselamatkan.

Gambar 4. Blok diagram

7.2.1. Rancangan Sistem Perangkat Lunak


Pada rancangan sistem perangkat lunak akan terdapat dua aplikasi
yaitu Android dan Website. Aplikasi Android dibuat untuk digunakan oleh
orang tua, guru dan juga pengemudi kendaraan sekolah. Aplikasi Website
dibuat untuk digunakan oleh admin sebagai pengolah database.
Dalam aplikasi mobile, terdapat beberapa fitur yang
diperuntukkan untuk pengguna. Pada lingkungan sekolah, pengguna aplikasi
mobile tersebut juga berbeda. Berikut adalah rancangan fitur dari aplikasi
mobile dengan fitur sesuai dengan pengguna yang menggunakan aplikasi
tersebut. Berikut adalah rancangan sistem perangkat lunak pada aplikasi
IMERS:
A. Pengelompokan pengguna pada aplikasi
Pada proses ini, dilakukan pengujian komunikasi antar user yang
dikelompokkan antara lain pelapor, pengemudi ambulan, dan admin Rumah
Sakit.

Gambar 5. Rancangan Aplikasi Android

Berikut adalah pengelompokan pengguna pada aplikasi IMERS:


1. Pelapor
Pelapor merupakan pihak pertama yang berada pada lokasi kecelakaan yang
memberikan pelaporan ke server untuk diproses dengan cara mengakses
IMERS dan memberikan keterangan berupa lokasi kejadian, waktu kejadian,
kondisi korban, dan deskripsi tambahan. Untuk menjadi pelapor pengguna
harus registrasi pada aplikasi IMERS terlebih dahulu.
2. Pengemudi Ambulan
Pengemudi ambulan merupakan pihak yang menindaklanjuti korban untuk
dibawa ke Rumah Sakit dari lokasi kejadian berdasarkan info dari server dan
Admin Rumah Sakit.
3. Data Center
Admin Rumah Sakit bertugas memberikan informasi penempatan korban
berdasarkan data dari server yang dikimkan oleh pelapor dengan mencocokan
tingkat kecelakaan dari kondisi korban untuk diarahkan ke Rumah Sakit yang
tersedia.

B. Penentuan Rute
Untuk menentukan rute terpendek dibutuhkan sistem yang tepat. Berikut
adalah flowchart untuk menentukan rute terpendek bagi Ambulan untuk
menuju Rumah Sakit:
Gambar 6. Flowchart penentuan rute terpendek

C. Filter pelapor
Agar tidak membuat user Ambulan bingung pada evakuasi korban
pada titik kecelakaan, maka dibuatlah sistem untuk melakukan filtering
pelapor. Berikut adalah flow chart sistem filter pelapor:

Gambar 7. Flowchart filtering laporan


D. Informasi Traffic
Fitur yang tersedia pada IMERS berikutnya adalah informasi traffic
atau lalu lintas yang nantinya sebagai informasi tambahan untuk
mengantisipasi rute utama yang disediakan mengalami kesalahan.

Gambar 8. Rancangan Informasi Traffic


E. Tracking
Fitur Tracking digunakan pada user pelapor yang nantinya dapat
melakukan tracking atau pemantauan proses ambulan menuju ke lokasi
kecelakaan dan ambulan dari lokasi kecelakaan menuju Rumah Sakit.

Gambar 9. Rancangan Fitur Tracking

7.3 Implementasi Sistem


Pada tahap implementasi sistem ini yaitu penerapan dari rancangan sistem
yang sudah dibuat sebelumnya.Implementasi sistem dilakukan pada handphone
Andoid perangkat lunak meliputi Android dan Website.
7.3.1 Tampilan pada Android
Pada tahap ini dilakukan pembuatan aplikasi berbasis Android yang
akan digunakan oleh pelapor. Aplikasi Android ini akan terkoneksi dengan
database yang sudah dihosting sehingga bisa diakses kapan dan dimana saja.
Untuk mengakses informasi tersebut, user harus login terlebih dahulu. Setiap
user yang berbeda memiliki menu tersendiri, sehingga terdapat akun pelapor
dan pengemudi ambulan.
Gambar 10. Tampilan aplikasi Android dengan user pelapor

Gambar 11. Tampilan aplikasi Android dengan user pengemudi Ambulan

7.3.1 Tampilan pada Website


Aplikasi untuk Website juga akan dibuat yang akan digunakan oleh
admin sebagai user interface untuk mengolah data dari Sistem Smart School.
Dengan website, admin bisa mengontrol informasi secara menyeluruh.
Gambar 16 merupakan gambaran tampilan dari website.
Gambar 12. Implementasi Website

7.4 Pengujian Sistem


Tahapan pengujian merupakan tahapan dimana akan dilakukan pengujian terhadap
aplikasi. Pengujian dilakukan dengan metode pengujian blackbox. Selain itu,
dilakukan juga pengujian terhadap akses ke aplikasi pada lokasi tertentu dan jam
tertentu.

A. Pengujian BlackBox
Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun telah
sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan utama dari testing dan pengujian sistem
adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen- komponen dari
sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

B. Pengujian Akses Aplikasi


Pengujian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui proses hasil dari sistem,
yaitu memperlihatkan aplikasi IMERS yang telah dibangun bisa diakses pada lokasi
dan waktu yang berbeda.

7.5 Analisa
Pada pengerjaan proyek akhir ini, terdapat serangkaian pengujian yang dilakukan
dapat dianalisa dari ketepatan dari perubahan setiap koordinatnya dari posisi ambulan
pada peta yang divisualisasikan pada aplikasi mobile dengan membandingkan antara
aplikasi mobile dengan perjalanan kendaraan pada kondisi lapangan.
C. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan pada pengerjaan proyek akhir ini adalah
pembuatan sistem Implementasi Intelligent Mobile Emergency Response
System (IMERS) yang dimuat dalam aplikasi android sehingga mudah dan
cepat diakses.

D. RELEVANSI
Hasil dari proyek akhir ini yang berupa aplikasi diharapkan dapat
diterapkan pada sistem Rumah Sakit.

E. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksaan Proyek Akhir dimulai dari bulan Januari 2018 sampai dengan
bulan Juni 2018, dengan rincian sebagai berikut:
No Kegiatan Bulan Ke-
1 2 3 4 5 6
1 Studi Literatur
2 Perancangan Sistem
3 Implementasi Sistem
4 Perancangan Visualisasi
5 Pengujian dan Analisis
6 Membuat Laporan dan Buku PA
7 Presentasi Hasil Pengujian

F. PERKIRAAN BIAYA

No Uraian Jumlah Harga Satuan Total


1 Pembuatan Proposal 4 buah Rp. 25.000 Rp. 100.000
2 Pembuatan Buku TA 4 buah Rp. 80.000 Rp. 320.000
3 Penggandaan - Rp. 300 Rp. 150.000
Jumlah Total Rp. 570.000
G. REFERENSI
[1] Varshney, U., ”Using wireless technologies in healthcare”, 2006 Int. J.
Mobile Communications, Vol. 4, No. 3, pp.354–368.
[2] S. Chandurkar, S. Mugade, S. Sanjana, M. Misal, and P. Borekar,
"Implementation of Real Time Bus Monitoring and Passenger Information
System," International Journal of Scientific and Research Publications, vol. 3,
no. 5, May 2013.
[3] Ahmad Zainudin, Interkoneksi Client Server Android, 10 November 2017.
[Online]. Tersedia: http://zai.lecturer.pens.ac.id/Kuliah/Internet-Programming
[Diakses: 22 Desember 2017]
[4] J. Zambada, R. Quintero, R. Isijara, R. Galeana, and L. Santillan, "An IoT
based scholar bus monitoring system," 2015 IEEE First International Smart
Cities Conference (ISC2), Oct. 2015.
[5] Zikrul Hakimi, "Apakah GPS itu ?", Blog Zikrul Hakimi, 3 Maret 2012.
[Online]. Tersedia: http://zikrul-hakimi.blogspot.co.id/2012/03/peta-duni-dari-
satelit.html?m=1. [Diakses: 1 Oktober 2017].
[6] Gitta, “Dijkstra Algorithm: Short terms and Pseudocode”, Gitta Info, 10
Agustus 2017. [Online]. Tersedia : http://www.gitta.info/Accessibiliti/en/html/
Dijkstra_learningObject1.html. [Diakses: 1 Januari 2018].

Anda mungkin juga menyukai