PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
Nia Restiana Sari
NIM.1641160035
1. Setiap orang atau badan yang memasang PJU dan PJL wajib memiliki ijin
pemasangan dari Walikota atau pejabat yang ditunjuk;
2. Dalam pemasangan PJU harus memperhatikan ketentuan ketentuan sebagai
berikut :
a. Jarak antar titik lampu 40m- 50m;
b. Daya lampu 250 Watt atau lampu hemat energi setara untuk Jalan
Nasional dan Jalan Propinsi;
c. Daya lampu dari 150 - 250 watt atau lampu hemat energi setara untuk
Jalan Kota;(dan)
d. Lampu penerangan jalan harus dipasang dengan menggunakan jaringan
penerangan jalan tersendiri ;
3. Untuk PJL harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
a. Jarak antar titik lampu 30 m - 40 m;
b. Daya lampu dari 70 - 100 Watt atau lampu hemat energi setara untuk
Jalan Lingkungan;
c. Lampu harus dipasang dengan menggunakan jaringan penerangan jalan
tersendiri ;
4. Pemasangan lampu penerangan jalan baik yang dilakukan pengembang
maupun masyarakat secara swadaya harus menggunakan Alat Pembatas dan
Pengukur;
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemasangan PJU dan PJL di atur dalam
Peraturan Walikota.
1. Praktis karena tidak perlu ada instalasi kabel yang rumit dan dalam
kondisi geografi tertentu sangat menguntungkan dibanding wired
sensor.
2. Sensor menjadi bersifat mobile, artinya pada suatu saat
dimungkinkan untuk memindahkan sensor untuk mendapat
pengukuran yang lebih tepat tanpa harus khawatir mengubah desain
ruangan maupun susunan kabel ruangan.
3. Meningkatkan efisiensi secara operasional.
4. Mengurangi total biaya sistem secara signifikan.
5. Dapat mengumpulkan data dalam jumlah besar.
6. Konfigurasi software lebih mudah.
7. Memungkinkan Komunikasi digital 2 arah.
a. Fase Setup
Pada fase setup terjadi penentuan CH dan proses pembentukan kluster
atau sering disebut juga dengan algoritma clustering. Berikut adalah
proses yang terjadi adalah Pembentukan Cluster Head dan
Pembentukan Cluster.
b. Fase Steady State.
Pada fase steady state terjadi proses transfer data antar node yang
melibatkan aktivitas transmisi dan observasi. Proses steady state
memakan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan proses setup,
karena transfer data terjadi melalui transmisi radio secara intensif.
Sedangkan proses setup hanya menentukan CH dan pembentukan
cluster.
Mikrokontroler ATMega328
Operating voltange 5V
Input voltage (recommended) 7-12 V
Input voltage (limit) 6-20V
14(of which 6
Digital I/O pins provide PWM
output)
Analog input pins 6
DC current per I/O pins 40 mA
DC Current for 3.3 v pin 50 mA
Flash memory 32 KB
SRAM 2KB
EEPROM 1 KB
Clock speed 16 MHz
Gambar 3 Arduino Uno ATMega328 Tampak Atas.
Mikrokontroler dapat digunakan untuk memproses data dari sensor untuk
dimasukkan dalam sebuah frame. Frame ini merupakan barisan kode yang terdiri
dari data sensor dan tujuan pengiriman. Selain melakukan proses data sensor
mikrokontroler bertugas untuk melakukan pengubahan alamat tujuan yang dituju
dalam pengiriman agar sesuai yang diinginkan.
Spesifikasi Xbee
Indor/Urban Range 40 m
Outdoor RF line of sight Range 120 m
Transmit Power Output 2mW (+3dBm), boost mode
enabled 1.25mW (+1dBm),
boost mode disabled
RF Data Rate 250.000 bps
Serial Interface Data Rate 1200 – 115200 bps
Receiver Sensitivity -96 dBm, boost mode enabled
-95 dBm, boost mode
disabled
Power Requirements
Supply Voltage 2.7 – 3.6 V
Transmit Current (typical) 35mA (@ 3.3 V, boost mode
disabled) 40mA (@ 3.3 V,
boost mode enabled)
Idle / Receive Current (typical) 38mA (@ 3.3 V, boost mode
disabled)
40mA (@ 3.3 V, boost mode
enabled)
Power0down Current < 1 μA
Idle Current (Receiver off) 15mA
General
Operating Frequency ISM Band 2.4 GHz
Deimensions 0.960” x 1.087”
(2.438cm x 2.761cm)
Operating Temperature -40 to 85º C (industrial)
Antenna Options Integrated Whip
Wirelessing & Security
Supported Wireless Topologies Point-to-point, Point to -
multipoint
& Peer to- peer
Number of Channels (software 16 Direct Sequence Channels
selectable)
Addressing Options PAN ID, Channel and
Addresses
Dari 40 pin, 26 pin GPIO dan yang lain adalah pin power atau
ground (ditambah dua pin ID EEPROM yang tidak harus digunakan).
Dapat memprogram pin untuk berinteraksi dengan cara yang menakjubkan
dengan dunia nyata. Input tidak harus berasal dari saklar fisik, itu bisa
menjadi masukan dari sensor atau sinyal dari komputer lain atau
perangkat. Misalnya Output juga dapat melakukan apa saja, dari
menyalakan LED untuk mengirim sinyal atau data keperangkat lain.
Modem
Raspberry Pi Sensor
GSM
Tegangan
Data dari node PJU yang dikirimkan menggunakan xbee akan diterima
oleh konsentrator, kemudian diproses oleh Raspberry Pi. Data akan
ditampilkan pada laptop atau handphone berbasis web. Pada konsentrator
terdapat modem GSM untuk menghubungkan jaringa komunikasi ke internet.
Pada tamplan web akan tampil informasi mengenai tingkat konsumsi daya
lampu PJU. Banyak daya yang digunakan oleh lampu PJU dapat diketahui
dai hasil pembacaan sensor tegangan. Dengan mengetahui konsumsi energi
dari lampu PJU maka dapat diketahui seberapa efektif lampu PJU
menggunakan algoritma LEACH ini mampu menghemat daya yang tersedia.
3.4 Penyiapan Bahan dan Alat
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitiann adalah sebagai
berikut :
a. Bahan
b. Alat
Sistem ini memiliki fungsi sebagai monitoring dan pengendali. Pada fungsi
monitoring lampu PJU, komunikasi dilakukan antar concentrator dan node
menggunakan module wireless Xbee. Dengan adanya fungsi monitoring ini, maka
data yang meliputi nilai tegangan, daya lampu dan nilai arus akan dikirim dari tiap
node PJU ke concentrator melalui module Xbee yang bertindak sebagai CH.
Kemudian data dari node tersebut diolah oleh raspberry Pi untuk dikirim ke
database server melalui modem GSM. Sehingga penggunaan daya lampu dapat
dimonitoring dari jarak jauh melalui web. Selain itu, data yang meliputi nilai arus
dan nilai tegangan dapat diolah menjadi informasi kondisi suatu lampu, apakah
lampu tersebut dalam keadaan on atau off. Dengan demikian keadaan lampu dapat
di tampilkan pada web server.
Gambar 12 Blok Diagram penentuan Cluster Head pada Algoritma LEACH
Diagram alir diatas menunjukan proses pemilihan Cluster Head (CH) pada
Algoritma LEACH ang digunakan sebagai sistem komunikasi WSN antar node
PJU. Perangkat sink node hanya dijalankan pada satu buah node yang berfungsi
sebagai pusat jaringan yang mengumpulkan semua data dari semua node yang ada
di jaringan[12]. Proses dimulai dengan menentukan random number yang akan
dikirimkan pada setiap node. Kemudian setelah random number tersedia, maka
akan dikirimkan secara acak pada masing-masing node. Setelah setiap node
mnerima random number, maka akan dilakukan shorting untuk melihat node
manakah yang mendapatkan nilai random number paling kecil. Nilai ini yang akan
dijadikan sebagai acuan peran masing-masing node. Dimana node yang memiliki
nilai paling kecil dalam cluster akan bertindak sebagai cluster head.
Untuk proses selanjutnya setelah penenentuan CH adalah pendeklarasian
CH. Node ang betindak sebagai CH melakukan broadcat data kepada node yang
lain sebagai CH. Kemudian node yang lain menerima data broadcast yang
dikirimkan. Setiap node yang tidak berperan sebagai CH selanjutnya memilih CH
dengan jarak terdekat. Kemudian CH terdekat menerima data dari node ang
tergabung dalam cluster dan kembali melakukan broadcast data node mana saja
yang tergaung dalam cluster. Setelah semua node menerima data broadcast dari
CH maka proses pemilihan CH selesai. Untuk proses sensing akan dijelaskan sesuai
dengan gambar berikut.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Studi Literatur
2 Pembelian Alat dan Bahan
3 Perencanaan Sistem
4 Pembuatan Hardware
5 Pembuatan Software
6 Pengujian Sistem
7 Pembuatan Laporan
Daftar Pustaka
[1] T. U. Syamsuri, P. N. Malang, A. Pendahuluan, and B. Teori, “B-28 B-29,”
Kontrol Lampu Jalan Untuk Menghemat Energi, vol. 7, pp. 28–33, 2015.
[4] Raka Satria Pradana H.D., “Rancang Bangun Pengendali Utama Pada
Sistem Kontrol Dan Monitoring Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga
Surya Menggunakan Wireless Sensor Network Dengan Human Machine
Interface Terpusat,” Inst. Teknol. Sepuluh Nop. Surabaya, vol. 01, pp. 1–
17, 2017.