Anda di halaman 1dari 44

2018

MODUL PRAKTIKUM
LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK

1. PENGUKURAN NUMERICAL APERTURE DAN


DAYA HILANG AKIBAT REDAMAN COUPLER
2. FIBER TO THE HOME
3. OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER

LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK


KK TRANSMISI TELEKOMUNIKASI
Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TELKOM
LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

STRUKTUR ORGANISASI
LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
TAHUN AJARAN 2017/2018

KETUA KELOMPOK KEAHLIAN TRANSMISI TELEKOMUNIKASI


Ir. ACHMAD ALI MUAYYADI, M.Sc., Ph.D.

PEMBINA LABORATORIUM
Ir. AKHMAD HAMBALI, M.T.

KOORDINATOR ASISTEN : NUR FAHMI FARABI (1101140227)

ADMINISTRASI : ERRYNA INDAH K. (1101144159)


NADYA NOVIADE S. (1101144355)

DIVISI PRAKTIKUM : OLYVIA NOVIYANTI (1101144164)


KURNIAWAN AGIL F. (1101144346)

DIVISI HUMAS : FAUZAN MUNGGARA (1101144025)

DIVISI HARDWARE & SOFTWARE : M. FAUZY PAMUNGKAS (1101144050)

RESEARCH & DEVELOPMENT : T.M. REZA HANDZALAH (1101154119)


M. PRASETYO N. (1101154048)
RAYNANDA CHANDRA W. (1101154209)
TIFFANY W. (1101154577)
A.A. AYU ARYASTI P.D. (1101154545)
SATRIO PRIAMBODO (1101154322)
PUTRI PUSPITA MELATI (1101164533)
AHMAD MUMTAZ (1101144111)
DWIKI KURNIA (1101140303)
AHMAD HIDAYAT (1101144363)
LITA HARPANING P. (1101144064)

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 2


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

LEMBAR REVISI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ir. Akhmad Hambali, M.T.

NIK : 93670027

Jabatan : Dosen Pembina Laboratorium Sistem Komunikasi Optik

Dengan ini menyatakan pelaksanaan Revisi Modul Sistem Komunikasi Optik untuk Prodi S1
Teknik Telekomunikasi, telah dilaksanakan dengan penjelasan sebagai berikut :

No Keterangan Revisi Tanggal Revisi Terakhir

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 3


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ir. Akhmad Hambali, M.T.

NIK : 93670027

Jabatan : Dosen Pembina Laboratorium Sistem Komunikasi Optik

Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa modul praktikum ini telah direview dan akan digunakan untuk
pelaksanaan praktikum di Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018 di Laboratorium Sistem
Komunikasi Optik Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom.

Bandung, Januari 2018

Mengetahui, Dosen Pembina,


Ketua Kelompok Keahlian Laboratorium Sistem
Transmisi Telekomunikasi Komunikasi Optik

Ir. Achmad Ali Muayyadi, Ph.D. Ir. Akhmad Hambali M.T.


NIK 93660096-1 NIK 93670027

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 4


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

Visi & Misi


Fakultas Teknik Elektro

VISI :

Menjadi fakultas unggul berkelas dunia yang berperan aktif pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi elektro serta fisika, berbasis teknologi informasi dan komnukasi.

MISI :

1. Menyelanggarakan pendidikan tinggi dan pendidikan berkelanjutan berstandar internasional


2. Mengembangkan, menyebarluaskan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang
teknik telekomunikasi, teknik computer, fisika teknik dan elektroteknik, serta bekerja sama
dengan industri/institusi, guna meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat.
3. Mengembangkan dan membina jejaring dengan perguruan tinggi dan industri terkemuka dalam
dan luar negeri dalam rangka kerjasama pendidikan dan penelitian.
4. Mengembangkan sumberdaya untuk mencapai keunggulan dalam pembelajaran, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.

Visi & Misi


Prodi S1 Teknik Telekomunikasi
VISI :

Mejadi Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi berstandar internasional yang menghasilkan


Sarjana Teknik Telekomunikasi berkeahlian di bidang teknologi telekomunikasi dan informasi
pita-lebar (broadband) serta aplikasinya dan mampu mengamalkan ilmu, mengembangkan diri,
berperilaku berkarya, serta berkehidupan bermasyarakat.

MISI :
1. Menyelanggarakan proses pendidikan unggulan untuk menghasilkan lulusan yang
menguasai teknologi telekomunikasi sesuai dengan kompetensi teknik telekomunikasi,
dengan kekhususan pita-lebar.
2. Menyelanggarakan penelitian berkualitas internasional di bidang informasi
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan prinsip pemanfaatan ilmu dan
teknologi hasil penelitian kepada masyarakat yang mengutamakan bekerja sama dengan
institusi lain secara sinergis.

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 5


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

ATURAN LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


TELKOM UNIVERSITY

Setiap Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro yang akan menggunakan Fasilitas Laboratorium, WAJIB
mematuhi Aturan sebagai berikut :

1. Menggunakan seragam resmi Telkom University, dan Membawa Kartu Tanda


Mahasiswa (KTM) yang masih berlaku.

2. Tidak berambut gondrong untuk mahasiswa

3. Dilarang merokok dan makan minum didalam ruangan, dan membuang sampah pada tempatnya

4. Dilarang menyimpan barang-barang milik pribadi di Laboratorium tanpa seijin Fakultas

5. Dilarang menginap di Laboratorium tanpa seijin Fakultas

6. Jam Kerja Laboratorium dan Ruang Riset adalah 06.30 WIB sampai 22.00 WIB

7. Mahasiswa yang akan menggunakan Laboratorium dan atau ruang riset diluar jam
kerja, harus mengajukan ijin kepada Fakultas

Dekan Fakultas Teknik Elektro


Bandung, Januari 2018

Dr. Bambang Setia Nugroho, S.T., M.T.


NIP : 99760035

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 6


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Praktikan wajib membawa kelengkapan praktikum : kartu praktikum berfoto yang
sudah diisi identitas, ditempel dihalaman pertama pada buku TP.
2. Praktikan wajib mengenakan seragam sesuai ketentuan Telkom University, dan tidak
boleh menggunakan celana jeans.
3. Praktikan yang terlambat lebih dari 15 menit (Waktu Laboratorium SKO) tidak
diizinkan mengikuti praktikum. Tidak ada praktikum susulan bagi yang telat.
4. Praktikan wajib me-nonaktifkan atau men-silent alat komunikasi selama praktikum..
5. Praktikan wajib menjaga kebersihan laboratorium.
6. Praktikan dapat memulai praktikum setelah diizinkan oleh asisten dan dilarang
melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kelancaran jalannya praktikum.
7. Praktikan wajib memperhatikan ketentuan alat-alat praktikum yang akan digunakan.
8. Praktikan diwajibkan meminta izin kepada asisten apabila ingin keluar ruangan.
9. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama praktikum, antara lain:
• Mengubah konfigurasi meja praktikum, memindah, mengambil ataupun menukar
peralatan tanpa seiizin asisten.
• Meninggalkan ruangan tanpa seizing asisten.
• Berbicara tidak sopan ke sesame praktikan dan asisten.
• Makan, merokok, tidur, membuat keributan dan melakukan hal-hal yang dapat
mengganggu jalanya praktikum.

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 7


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

B. TUGAS PENDAHULUAN
1. TP bersifat opsional, ditulis tangan rapi di buku TP, dengan format soal-jawaban-soal
jawaban.
2. Soal TP wajib dikerjakan semua, jika tidak maka nilai TP sama dengan NOL.
3. Jika tidak mengerjakan TP maka tetap diperbolehkan mengikuti praktikum dengan
konsekuensi nilati TP sama dengan NOL.
4. Waktu pengumpulan TP hari Senin, pukul 07.00-09.00 WLSKO, di N214. Jika
terlambat mengumpulkan maka TP tidak diterima
5. Pengumpulan TP boleh diwakilkan

C. TES AWAL
1. Tes awal dilaksanakan sebelum praktikum selama 15 menit.
2. Praktikan yang terlambat <15 menit diizinkan mengerjakan tes awal dengan waktu
yang tersisa

D. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. SHIFT I : 06.30 – 09.00
2. SHIFT II : 09.30 – 12.00 ; khusus Jum’at 09.00 – 11.30
3. SHIFT III : 12.30 – 15.00 ; khusus Jum;at 13.00 – 15.30
4. SHIFT IV : 15.30 – 18.00

E. PENILAIAN PRAKTIKUM
PLO 2 Tugas Pendahuluan : 15 %

PLO 4 Tes Awal : 15 %


Jurnal Praktikum : 30 %
PLO 6 Praktikum : 40 %

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 8


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
DAFTAR ISI

STRUKTUR ORGANISASI ................................................................................................................... 2


LEMBAR REVISI ................................................................................................................................... 3
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................................................... 4
Visi & Misi Fakultas Teknik Elektro ..................................................................................................... 5
Visi & Misi Prodi S1 Teknik Telekomunikasi ...................................................................................... 5
ATURAN LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO................................................... 6
TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM .............................................................................. 7
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 9
MODUL I Pengukuran Numerical Aperture dan Daya Hilang Akibat Redaman Coupler .......... 10
TUJUAN PRAKTIKUM ................................................................................................................... 10
I. DASAR TEORI .......................................................................................................................... 10
II. PERALATAN PRAKTIKUM .................................................................................................. 21
III. PROSEDUR PERCOBAAN ..................................................................................................... 21
MODUL II Fiber To The Home ........................................................................................................... 23
TUJUAN PRAKTIKUM ................................................................................................................... 23
I. DASAR TEORI .......................................................................................................................... 23
II. PERANCANGAN DAN SIMULASI ........................................................................................ 31
MODUL III Optical Time Domain Reflectometer ............................................................................. 37
TUJUAN PRAKTIKUM ................................................................................................................... 37
I. DASAR TEORI .......................................................................................................................... 37
II . PERALATAN PRAKTIKUM .................................................................................................. 44
II. PROSEDUR PERCOBAAN ..................................................................................................... 44

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 9


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
MODUL I
PENGUKURAN NUMERICAL APERTURE DAN DAYA HILANG
AKIBAT REDAMAN COUPLER

TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengukur Numerical Aperture (NA) pada serat optik.
2. Mengetahui perbedaan karakteristik kabel Singlemode Fiber dan Multimode Fiber.
3. Mengukur linieritas redaman serat optik.
4. Mengukur daya hilang akibat redaman (Insertion Loss) perangkat Coupler
5. Mengetahui pengertian dan faktor-faktor penyebab terjadinya bending pada serat optik.

I. DASAR TEORI
1.1 Serat Optik
Komposisi kabel serat optik terdiri dari 3 elemen dasar yaitu :
• Inti (Core)
• Selubung (Cladding)
• Pembungkus (Coating)
Serta komponen pembungkus fiber optik yang disebut jaket yang berfungsi untuk melindungi
kabel dari tekanan dan interferensi yang mungkin di dapatkan dari lingkungan sekitar instalasi
kabel

Gambar 1. 1 Struktur Kabel Serat Optik

1.1.1 Inti (Core)


Inti yang bersifat konduktor mempunyai diameter antara 5-200 m tergantung dari mode
kabel itu sendiri. Diameter inti merupakan hal yang penting, karena menentukan
karakteristik serat. Inti serat optik dibuat dari material kristal atau kaca kelas tinggi yang
bebas air.
1.1.2 Selubung (Cladding)

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 10


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
Selubung merupakan lapisan di luar inti. Selubung ini juga dibuat dari kaca, tetapi indeks
biasnya berbeda dengan indeks bias inti. Hubungan antara kedua indeks refraksi tersebut
dibuat kritis. Hal ini memungkinkan terjadinya pemantulan total dari berkas cahaya yang
merambat berada di bawah sudut kritis sewaktu dilewatkan sepanjang serat optik.
Pemantulan total inilah yang menyebabkan cahaya dapat merambat di sepanjang media
kaca sehingga informasi dapat disalurkan. Walaupun pada prinsipnya, cladding tidak
diperlukan untuk menyebarkan cahaya sepanjang inti serat, namun diperlukan untuk
mencegah pengahamburan cahaya keluar dari inti.
1.1.3 Pembungkus (Coating)
Sekeliling inti dan selubung dibalut dengan coating yang berfungsi untuk melindungi
bagian cladding dan core dari tekanan luar dan kerusakan. Coating juga diberi warna
sesuai karakteristik serat optiknya. Coating juga terbuat dari bahan plastik.

1.2 Kelebihan dan Kekurangan Serat Optik


1.2.1 Kelebihan Serat Optik
a. Redaman transmisi rendah dan bandwidth yang lebar, dibandingkan kabel tembaga. Hal ini
menandakan bahwa sistem komunikasi kabel serat optik dapat mengirim data yang lebih
banyak dengan jarak yang lebih jauh, dengan demikian mengurangi jumlah kabel dan
repeater yang dibutuhkan. Pengurangan peralatan dan komponen dapat mengurangi biaya
sistem dan kompleksitasnya.
b. Kebal terhadap gangguan gelombang elektromagnetik dan tidak mengalirkan arus listrik.
Serat optik terbuat dari kaca atau plastik. Kaca dan plastik merupakan bahan yang terbebas
dari interferensi medan magnet, frekuensi radio dan noise arus listrik
c. Dapat menyalurkan informasi digital dengan kecepatan yang tinggi, kemampuan serat optik
dalam menyalurkan sinyal frekuensi tinggi, sangat cocok dengan pengiriman sinyal digital
pada sistem multipleks digital dengan kecepatan dari beberapa Mb/s hingga Gb/s
d. Ukuran dan berat serat optik kecil dan ringan, sehingga pemakaian ruangan lebih ekonomis
e. Karena terbuat dari kaca atau plastik sehingga sistem lebih dapat diandalkan dan
mudah pemeliharaannya. Keandalan sistem umumnya tinggi jika dibandingkan dengan
sistem konduktor listrik yang konvensial. Komponen optik mempunyai umur perangkat
yang lama antara 20 hingga 30 tahun dan memiliki redaman yang kecil, maka dapat
dimungkinkan untuk hubungan long - hop, sehingga tidak banyak memerlukan repeater

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 11


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
f. Pengaman kerahasiaan informasi terjaga dengan baik. Penyadapan informasi dengan
induksi atau hubungan yang sederhana tidak mungkin terjadi.

1.2.2 Kekurangan Serat Optik


a. Fabrikasi sulit. Bahan utama serat optik adalah kaca oleh karena itu proses peleburan serta
pembuatan serat optik memerlukan tenaga ahli, dengan proses yang rumit serta
dibutuhkan ketelitian yang tinggi
b. Harga bahan penyusun utama serat optik yang mahal
c. Peralatan-peralatan pendukung jaringan serat optik yang juga mahal seperti alat
penyambung kabel (splicer), power meter, alat pengukur daya kirim balik, dan lain-lain.

1.3 Jenis Serat Optik


Kebutuhan akan transmisi data dengan bandwidth yang lebar semakin meningkat, maka dari itu
pengembangan serat optik diperlukan, saat ini terdapat tiga jenis serat optik yang digunakan,
yaitu :
1.3.1 Singlemode Step-Index Fiber
Dapat dilihat bahwa semakin rendah jumlah mode semakin tinggi bandwidthnya. Inti
mempunyai diameter diantara 5 - 12 m dan selubung telah distandarisasi pada 125 m.
Redaman serat Step-Index Singlemode adalah 0.2 – 0.5 dB/km, dan dengan bandwidth
hingga 50 GHz.

Gambar 1. 2 Singlemode Step Index Fiber

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 12


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

1.3.2 Multimode Step-Index Fiber


Multimode step-index fiber dibuat dari inti (core) yang relatif besar, dengan diselimuti
cladding. Intinya mempunyai diameter antara 50 - 200 m, diameter selubung antara 125
– 400 m. Kabel ini mudah dibuat, sehingga kabel serat optik tipe inilah pertama kali
yang hadir di pasaran.
Multimode step-index fiber digunakan untuk jarak yang pendek dengan laju data yang
relatif rendah. Kabel ini cocok untuk transmisi medium. Redaman dari serat Multimode
Step-Index adalah antara 0.5 - 3 dB/km, dan bandwidth antara 10 - 100 MHz.

Gambar 1. 3 Multimode Step Index Fiber

1.3.3 Multimode Graded-Index Fiber

Kabel ini terdiri dari inti yang mempunyai indeks bias berkurang sedikit demi sedikit
mulai dari pusat inti sampai batas antara inti dengan selubung. Inti tersebut terdiri dari
lapisan-lapisan gelas, masing-masing lapisan mempunyai indeks bias yang berbeda.
Umumnya diameter inti 50 - 100 m dan untuk selubung 125 - 140 m. Berkas cahaya
yang merambat melalui kabel ini dibelokan sampai propagasinya sejajar dengan sumbu
serat. Di tempat titik pantul tersebut propagasi diarahkan ke arah sumbu serat. Serat
Multlimode Graded-Index mempunyai redaman mulai dari 0.3 - 1 dB/km dan bandwidth
hingga 1 GHz. Meskipun mempunyai banyak keuntungan, pembuatan serat Multimode
Graded-Index sulit karena hal ini harga menjadi lebih mahal dibandingkan serat
Multimode Step-Index..

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 13


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

Gambar 1. 4 Multimode Graded Index Fiber


Prinsip Konduktivitas Cahaya di Dalam Serat Optik
Serat optik terdiri dari tiga lapisan yaitu core, cladding, dan coating. Core merupakan inti serat
optik dimana cahaya merambat, cladding berfungsi sebagai pemantul cahaya agar cahaya terkumpul
dalam core dan coating merupakan lapisan pelindung. Sumber cahaya ditempatkan sebelum serat
optik, yang akan mengirim berkas ke segala arah. Seperti ditunjuk pada gambar 1.5, berkas cahaya
1 dalam kondisi propagasi ideal, karena berkas tersebut merambat sepanjang sumbu serat tanpa
mengalami pemantulan atau pembiasan.

Gambar 1. 5 Konduktivitas Cahaya


Berkas cahaya 2 dipantulkan secara total, karena sudut datang pada permukaan dari interface
lebih besar dari sudut kritis antara cladding dan core. Berkas seperti berkas cahaya 2 akan
berpropagasi melalui serat dengan memantul pada bagian atas dan bawah permukaan interface
(antara core dan cladding).
Sudut datang berkas cahaya 3 lebih kecil dari sudut kritis antara cladding dan core, dan tidak
dipantulkan (direfleksikan). Berkas ini akan dibiaskan dan akan menembus melalui permukaan

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 14


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
yang dibentuk antara inti dan selubung. Berkas ke 3 akan diserap oleh pembungkus dan tidak akan
memberikan kontribusi di dalam kabel.
Untuk membawa sebanyak mungkin energi melalui serat, sangat penting membundel berkas
cahaya pada sumber cahaya. Sebagian besar berkas cahaya pada sumber cahaya yang dikirimkan
akan seperti berkas cahaya 1 atau berkas cahaya 2 dan oleh karena itu sebagian energi akan dikirim
ke daerah lain. Cahaya dapat berpropagasi dengan jalan yang berbeda melalui serat (seperti
berkas 1, 2, dan 3). Perbedaan jalan tersebut dinamakan mode serat optik. Ketebalan dari inti
menentukan jumlah dari mode serat optik.

1.4 Numerical Aperture

Numerical Aperture didefinisikan sebagai sinus dari sudut pembukaan (opening angle), yaitu
sudut yang dibentuk antara sumbu inti dengan garis berkas yang leluasa (the ultimate ray path)
sehingga berkas cahaya mendapatkan pantulan total didalam inti. Numerical aperture diukur
dari besar daya yang diperoleh serat untuk menuntun cahaya.

NA = sin 

Gambar 1. 6 Numerical Aperture


NA = sin α (di dalam ruang hampa) n12
NA = n. sin α (di dalam medium yang mempunyai indeks bias n)

NA = √n₁² − n₂²
1
𝑑
−1 2
NA = sin (𝑡𝑎𝑛 ( 𝑠 ))

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 15


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

1.5 Bending
Bending merupakan pembengkokan yang terjadi pada serat optik akan mengakibatkan sebagian
modus yang menjalar akan teradiasikan/terpancar keluar sehingga akan terjadi pengurangan daya.
Bending terjadi saat sebagian daya yang berada pada mode tinggi keluar dari serat. Hal tersebut
terjadi umumnya karena hal-hal yang tidak disengaja, misal diakibatkan adanya tekanan yang tidak
sengaja, fabrikasi serat yang kurang sempurna, dll.
Kabel yang dibengkokkan secara ekstrim dapat membuat serat optik yang ada di dalamnya patah
atau data yang ditransmisikan dalam bentuk cahaya mengalami pemantulan yang tidak teratur
sehingga berpengaruh terhadap data yang akan dikirim atau diterima nantinya.
Dalam kondisi bending, kabel tidak terputus namun tidak mampu menjadi media transmisi secara
semestinya. Perbaikan kabel bending akan jauh lebih sulit daripada penyambungan kabel yang
terputus. Rugi-rugi bending ada 2 macam:
a. Macro Bending
Macro bending, diakibatkan karena penanganan dan instalasi yang kurang baik saat
pergelaran kabel di lapangan. Macro bending dapat diartikan sebagai rugi- rugi yang terjadi
saat jari-jari kelengkungan jauh lebih besar dari jari-jari inti serat optik.
b. Micro Bending
Micro bending, diakibatkan karena fabrikasi kabel yang kurang baik. Hal ini disebabkan
karena jari-jari kelengkungan mendekati jari-jari inti serat optik, sehingga mengakibatkan
adanya kopling daya antarmode

Gambar 1. 7 Micro Bending


Gambar 1. 8 Power loss & Power Coupling

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 16


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

Gambar 1. 9 Macro Bending


Pada peristiwa macro bending dapat diilustrasikan seperti berikut :

Gambar 1. 10 Mode Fundamental dalam fiber lengkung

Pada saat serat optik melengkung, medan pada sisi yang jauh harus bergerak lebih cepat
untuk mengimbangi kecepatan medan di inti. Pada saat kritis dengan jarak x c dari pusat serat,
medan harus bergerak lebih cepat. Karena tidak bisa, maka energi tertinggal atau teradiasikan.
Untuk menentukan jari-jari kritis kelengkungan (bending) suatu serat di gunakan rumus sebagai
berikut.

Jari-jari kritis Single-mode :

Jari-jari kritis Multimode :

RC = Jari-jari kritis Serat

λ = panjang gelombang cahaya

λc = panjang gelombang kritis

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 17


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
n1 = indeks bias core

n2 = indeks bias cladding

Selain dengan cara di atas, untuk menghindari FO patah akibat tekukan/ bending maka
ada ketentuan radius minimum yang diperbolehkan dalam menggulung atau menekuk kabel FO
antara lain:
- Bending radius untuk kabel minimal 20 kali diameter kabel
- Bending radius untuk core minimal 3 cm

1.6 Parameter yang Mempengaruhi Bending

Ada beberapa parameter yang mempengaruhi daya keluaran akibat bending, yaitu :
a. Pengaruh Fiber Strength
Tekanan yang cukup kuat pada serat optik sangat berpengaruh. Biasanya tekanan tekanan yang
umumnya terjadi yaitu terjadi pada serat optik yang ditanam di dalam tanah. Semakin sering
serat optik mengalami tekanan, maka bend radiusnya akan semakin besar. Compressible jacket
dapat mengurangi microbending akibat tekanan dari luar.

Gambar 1. 11 Tekanan dari luar serat

b. Pengaruh Bend Radius


Pengaruh radius dapat dilihat jumlah mode yang menjalar pada serat optik, di mana daya hilang
sangat besar terjadi saat radius bending semakin mengecil.
c. Banyaknya lilitan
Banyaknya lilitan pada serat optik juga akan berpengaruh terhadap besarnya daya yang keluar
pada bagian penerima. Semakin banyak lilitan maka akan makin besar pula cahaya didalam
serat optik yang berbelok dari arah transmisi semula dan kemudian akan hilang, hal ini
merupakan atenuasi yang cukup besar dalam transmisi menggunakan serat optik.

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 18


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

1.7 Dasar-dasar Coupler

Coupler merupakan peralatan multiport yang setiap portnya dapat menjadi titik masuk
atau titik keluar cahaya. Gambar 1.12 merupakan skematik 4 port bidirectional coupler, akan
digunakan untuk mendefinisikan berbagai pengertian tentang coupler.

Anak - anak panah menunjukan kemungkinan arah aliran daya optik dalam coupler.
Cahaya yang diinjeksikan ke dalam port 1 akan keluar melewati port 2 dan 3. Idealnya, tidak
ada cahaya yang muncul pada port 4. Dengan cara yang sama, bila cahaya diinjeksikan dari port
4, maka cahaya akan keluar melewati port 2 dan 3.

Gambar 1. 12 point bidirectional coupler


Coupler / Splitter merupakan peralatan pasif dan bidirectional. Jika port 1 dan 4 sebagai
port masukan, maka port 2 dan 3 sebagai port keluaran. Dapat juga dibalik fungsinya, port 1
dan 4 sebagai keluaran sedangkan port 2 dan 3 sebagai port masukan.
Untuk penjelasan berikutnya, diasumsikan port 1 sebagai port masukan sedangkan port 2
dan 3 sebagai port keluaran. Daya pada port 2 sama dengan atau lebih besar dari port 3.
Karena itu port 2 disebut Throughput port. Sedangkan port 3 disebut Tap port. Oleh karena
itu, port yang berisi daya lebih besar disebut throughput sedang yang lebih kecil disebut tap.
a. Throughput loss, merupakan perbandingan antara daya pada port 2 terhadap daya masukan
di port 1:
𝑝2
𝐿𝑜𝑠𝑠𝑇𝐻𝑃 ∶ −10 log( )
𝑝1
b. Tap loss, adalah perbandingan antara daya pada port 3 terhadap daya masukan di port 1 :
𝑝3
𝐿𝑜𝑠𝑠𝑇𝐴𝑃: − 10 log( )
𝑝1
c. Directionality loss, adalah perbandingan antara daya yang tak dikehendaki pada port 4
terhadap daya masukan pada port 1:
𝑝4
𝐿𝑜𝑠𝑠𝐷 ∶ −10 log( )
𝑝1

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 19


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
d. Excess loss, adalah perbandingan antara daya keluaran pada port 2,3 dan 4 terhadap daya
masukan di port 1:
𝑝2 + 𝑝3 + 𝑝4
𝐿𝑜𝑠𝑠𝐸 ∶ −10 log
𝑝1
Excess loss tersebut tidak mencakup loss konektor

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 20


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

II. PERALATAN PRAKTIKUM


2.1 Pengukuran Numerical Aperture
1. He Ne Laser
2. Patchcord
3. Screen Stand
4. Penggaris
5. Fiber Holder
2.2 Pengukuran Daya Hilang Akibat Redaman Coupler

1. Programmable Light Source, panjang gelombang 600 - 1600 nm.


2. Power Splitter 1x2
3. Optical Power Meter

III. PROSEDUR PERCOBAAN


3.1 Pengukuran Numerical Aperture
Screen Stand
Konektor

Fiber Holder

Gambar 1. 13 Setting percobaan untuk NA

1. Set up peralatan seperti pada Gambar 1.13


2. Ukur jarak antara ujung akhir serat optik terhadap layar, catat pada tabel
3. Ukur diameter berkas pada layar, catat pada tabel
4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk berbagai jarak
5. Ganti serat optik tipe lain
6. Ulangi langkah 2, 3 dan 4

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 21


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
3.2 Pengukuran Daya Hilang Akibat Redaman Coupler

Gambar 1. 14 Setting percobaan Coupler/Splitter 1x2

1. Set up peralatan seperti pada gambar 1.14


2. Gunakan panjang gelombang 850 nm, 1310 nm, dan 1550 nm
3. Ukur daya pada titik input, output 1 dan output 2
4. Hitung loss pada masing-masing panjang gelombang

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 22


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

MODUL II
FIBER TO THE HOME

TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengenal teknologi serat optik dan penerapannya dalam dunia telekomunikasi.
2. Memahami konsep dan konfigurasi jaringan FTTH.
3. Sebagai sarana pengembangan skill dalam bidang telekomunikasi khususnya mengenai jaringan
FTTH.
4. Dapat meracangan jaringan FTTH sederhana menggunakan software OptiSystem.

I. DASAR TEORI
1.1 Fiber To The x (FTTx)
Konfigurasi Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) sama halnya seperti pada
jaringan akses tembaga, dimana terdapat segmen-segmen catuan. Pada jaringan FTTx
terdapat catuan kabel feeder, kabel distribusi, kabel drop, serta kabel indoor, dan juga
perangkat aktif seperti Optical Line Terminal (OLT) dan ONU/ONT.

FTTx merupakan suatu insfrastruktur jaringan yang menggunakan fiber optic sebagai
media transmisinya, FTTx mampu memberikan layanan hingga 2 Gbps lebih. Selain itu
teknologi FTTx dapat memberikan layanan triple play, yaitu data, voice, serta video.
Berdasarkan letak TKO (Titik Konversi Optik), FTTx dibagi menjadi 4, yaitu Fiber To The
Building (FTTB), Fiber To The Zone (FTTZ), Fiber To The Curb (FTTC), Fiber To The
Home (FTTH). Secara sederhana Titik Konversi Optik (TKO) dapat diartikan sebagai batas
akhir kabel optik kearah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optik ke
sinyal elektrik, dan sebaliknya.

1. Fiber To The Building (FTTB)


TKO terletak di dalam gedung (bangunan), biasanya terletak pada ruang telekomunikasi
bangunan tersebut (basement). Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel
tembaga indoor. FTTB dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung (DCL) pada
jaringan akses tembaga.

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 23


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
2. Fiber To The Zone (FTTZ)
TKO terletak disuatu tempat diluar bangunan, baik didalam cabinet maupun pada manhole.
Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa
kilometer. FTTZ dapat dianalogikan sebagai pengganti Rumah Kabel (RK) pada jaringan
akses tembaga.
3. Fiber To The Curb (FTTC)
TKO terletak disuatu tempat diluar bangunan, baik didalam kabinet, diatas tiang maupun
manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga
beberapa ratus meter. FTTC dapat dianalogikan sebagai pengganti kotak pembagi (KP) pada
jaringan akses tembaga.
4. Fiber To The Home (FTTH)
TKO terletak pada rumah pelanggan. Terminal pelaanggan dihubungkan dengan TKO
melalui kabel tembaga indoor hingga beberapa puluh meter. FTTH dapat dianalogikan
sebagai pengganti Terminal Blok (TB) pada jaringan akses tembaga.

1.2 Konfigurasi Jaringan Fiber To The Home (FTTH)


Pada umumnya konfigurasi jaringan FTTx baik pada jaringan FTTB, FTTZ, FTTC maupun
FTTH sama, hanya saja yang menjadi perbedaan mendasarnya ialah letak Titik Konversi
Optik (TKO) pada masing – masing jaringan (seperti yang sudah dijelaskan pada poin 1.2).

Gambar 2. 1 Konfigurasi Jaringan FTTH

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 24


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

Gambar 2. 2 Perangkat FTTH


1.2.1 Optical Line Terminal (OLT)

Optical Line Terminal (OLT) merupakan perangkat Active Optical Network (AON)
yang terdapat pada sentral office yang berfungsi sebagai antar muka sentral dengan
jaringan yang dihubungkan ke satu atau lebih jaringan distribusi optik..

Gambar 2. 3 Optical Line Terminal


1.2.2 Patchcord

Patchcord adalah kabel fiber optik dengan panjang tertentu yang sudah terpasang
konektor dikedua ujungnya, yang mana digunakan untuk menghubungkan antar
perangkat. Patchcord merupakan kabel indoor yang hanya dipakai untuk didalam
ruangan.

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 25


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

Gambar 2. 4 Patchcord

1.2.3 Optical Distribution Frame (ODF)

Optical Distribution Frame (ODF) merupakan perangkat tempat terminasi awal


kabel serat optik. Selain itu juga sebagai tempat peralihan dari kabel outdoor

Gambar 2. 5 Optical Distribution Frame

dengan kabel indoor dan sebaliknya.

1.2.4 Kabel Feeder ; [SEGMENT A]

Merupakan kabel fiber optik yang diterminasi pada Optical Distribution Frame
(ODF) dan Optical Distribution Cabinet (ODC) yang berfungsi untuk

Gambar 2. 6 Kabel Feeder


menyambungkan kedua perangkat tersebut.

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 26


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

1.2.5 Optical Distribution Cabinet (ODC); [SEGMENT A]

ODC merupakan suatu perangkat Passive Optical Network (PON) yang diinstalasi
diluar sentral, bisa di lapangan (outdoor) maupun di dalam ruangan (indoor). ODC
memilki fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai titik terminasi ujung kabel feeder dan pangkal kabel distribusi.
2. Sebagai titik distribusi kabel dari kapasitas besar (feeder) menjadi kabel yang
berkapasitas lebih kecil (distribusi).
3. Tempat pembagi informasi sinyal optik (Splitter).
4. Tempat penyambungan

Gambar 2. 7 Optical Distribution Cabinet

1.2.6 Kabel Distribusi; [SEGMENT B]

Kabel distribusi sama halnya seperti kabel feeder yang mempunyai fungsi untuk
meneruskan informasi sinyal optic mulai dari Optical Distribution Cabinet (ODC)
sampai dengan Optical Distribution Cabinet (ODP).

Gambar 2. 8 Kabel Distribusi

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 27


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

1.2.7 Optical Distribution Point (ODP); {SEGMENT B]

Optical Distribtuin Point (ODP) merupakan perangkat terminasi akhir kabel


distribusi dan terminasi awal penggunaan kabel drop. Ditinjau dari lokasi atau
tempat instalasinyaa, ODP dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. ODP wall / ODP on pole
ODP jenis ini dipasang diatas tiang yang pada saat instalasi kabel.
2. ODP pedestal
ODP jenis ini diinstalasi diatas permukaan tanah, dan ODP ini digunakan untuk
instalasi kabel drop bawah tanah dengan pelindung pipa PVC 2 cm.
3. ODP closure
ODP . jenis ini sangal fleksible, dapat dipasang didekat tiang, bahkan bisa juga
dipasang diantara dua tiang (pada kabel distribusi aerial).

Gambar 2. 9 Optical Dsitribution Point

1.2.8 Kabel Drop ; [SEGMEN C]

Kabel drop berfungsi untuk menghubungkan Optical Distribution Point


(ODP) ke Optical Terminal Premises (OTP) di sisi pelanggan. Untuk lokasi
instalasi kabel drop ada tiga macam, yaitu :
1. Kabel drop untuk instalasi dengan pelindung pipa HH?HDPE.
2. Kabel drop ABF (Air Blow Fiber) dengan micro duct.

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 28


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
3. Kabel drop dengan penggantungan (aerial).

Gambar 2. 10 Kabel Drop

1.2.9 Optical Termination Premises (OTP) ; [SEGMENT C]

OTP merupakan perangkat Passive Optical network (PON) yang dipaang di rumah
pelanggan, yang mana memilki fungsi sebagai berikut :
1. Titik terminasi atau titik tambat akhir dari kabel drop.
2. Tempat sambunga core optic atau peralihan dari kabel outdoor dengan kabel
indoor.

Gambar 2. 11 Optical Termination Premises

1.2.10 Kabel Indoor ; [SEGMENT D]

Kabel indoor juga mempunyai fungsi sama dengan kabel-kabel fiber optic
lainnya, yaitu meneruskan arus informasi yang breupa gelombang cahaya,
kabel indoor ini juga menggunakan tipe G 657 A/B, sperti pada kabel drop
dikarenakan banyak sekali melewati tikungan ataupun lekukakn dalam
rumah/gedung.

Banyak core yang digunakan biasanya 1 atau 2 core, instalasi kabel indoor
bermacam – macam, seperti:

1. Di klem di dinding bagian sudut antar plafond dan dinding.

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 29


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
2. Diatas plafond yang dilindungi dengan pipa PVC ukuran 2cm.
3. Didalam pipa conduct yang sudah disediakan saat pembangunan rumah /
gedung

Gambar 2. 12 Kabel Indoor


1.2.11 Roset ; [SEGMENT D]

Roset merupakan perangkat Passive Optical Network (PON) yang diletakan


didalam rumah pelanggan, yang menjadi titik terminasi akhir dari kabel
indoor, kapasitas roset biasanya 1 atau 2 port.

Gambar 2. 13 Roset
1.2.12 Optical Network Termination (ONT)

Optical Network Termination (ONT) merupakan perangkat aktif yang


berada di sisi pelanggan, perangkat ini menyediakan interface baik data,
voice maupun video. Fungsi utama ONT ini adalah menerima trafik dalam
format optik dan mengkonversinya menjadi bentuk yang diinginkan. (data,
voice , video).

Gambar 2. 14 Optical Network termination

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 30


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
1.3 OptiSystem

OptiSystem merupakan software yang memungkinkan user untuk merencanakan,


tes dan mensimulasikan link optik dilapisan transmisi pada jaringan fiber optik. Software
ini memiliki perangkat yang berkaitan dengan infrastruktur fiber optik, seperti
transmitter, amplifier, multiplexer optical cable, receiver, filter optic, splitter serta
komponen-komponen penunjang lainnya. Untuk pengetesan perfomansi dapat
menggunakan visualizer library yang tersedia, seperti optical power meter, BER
Analyzer serta alat penunjang lainnya.

II. PERANCANGAN DAN SIMULASI

Gambar 2. 15 Konfigurasi jaringan FTTH

Pada simulasi kali ini kita akan membangun infrastruktur jaringan FTTH, mulai
dari bagian sentral, sampai dengan ONT yang terdapat pada rumah pelanggan atau user
(Gambar 2.15).

Gambar 2. 16 Perancangan FTTH pada OptiSystem


MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 31
LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

Untuk memudahkan dalam merancang infrastruktur FTTH pada OptiSystem, kita dapat
mengelompokkan perangkat-perangkat yang diperlukan berdasarkan segmen-segmen seperti
yang terlihat pada gambar 2.15, tetapi terdapat perbedaan pada bagian Metro-E, Optical Line
Termination (OLT), serta Optical Distribtuion Frame (ODF) dijadikan satu kelompok atau satu
kesatuan, dengan nama “SENTRAL”. Untuk segmen-segmen Daerah Akses Fiber (DAF) sama
seperti gambar 2.15.

2.1 SENTRAL

Gambar 2. 17 Blok Sentral

Blok SENTRAL terdiri dari Optical Transmitter , Connector, Optical Power


Meter yang mana ketiga komponen ini telah mencakup peralatan dari Metro-E, OLT,
serta ODF (seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya).
Untuk mengatur parameter-parameter yang akan digunakan pada perang Optical
Transmitter ini cikup dengan double-click pada perangkat Optical Transmitter yang
telah ditampilkan pada layout. Parameter yang hraus diperhatikan pada Optical
Transmitter adalah Frequency dan power.
Untuk mengatur parameter- parameter yang akan digunakan pada perangkat
Connector ini cukup double-click pada perang Connector yang telah ditampilkan pada
layout. Parameter yang harus diperhatikan pada Connector adalah insertion loss.
Untuk menghubungkan antara SENTRAL dengan ODC, diperlukan sebuah
Kabel Feeder. Optical Fiber (Kabel feeder) berfungsi untuk menghubungkan
perangkat yang terdapat pada blok SENTRAL dengan pereangkat yang terdapat pada
blok ODC.
Untuk mengatur parameter yang akan digunakan pada perangkat Optical Fiber
ini cukup double-click pada perangkat Optical Fiber yang telah ditampilkan pada

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 32


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
layout. Pada Optical Fiber (Kabel feeder) parameter yang harus diperhatikan ialah
Label untuk penamaan kabel itu sendiri (bersifat opsional), Reference wavelength atau
panjang gelombang yang digunakan, Length untuk panjang kabel yang diinginkan,
serta Attenuation.

Gambar 2. 18 Blok ODC

1.3 Optical Distrbution Cabinet


Blok ODC terdiri dari Connector, Optical Power Meter, Splitter 1x4,
Connector. Splitter berfungsi sebagai pembagi kabel optik menjadi beberapa
cabang, dalam simulasi FTTH ini kita menggunakan Splitter 1x4 yang berarti
membagi satu kabel optik menjadi empat kabel optik. Pada Splitter ini kita tidak
perlu mengatur parameternya, karena secara OptiSystem telah menetapkan besara
Typical Loss untk Splitter.
Untuk menghubungkan antara ODC dengan ODP, diperlukan sbeuah kabel
Distribusi. Optical Fiber (kabel distribusi) berfungsi untuk menghubungkan
perangkat yang terdapat pada Blok ODC dengan perangkat yang terdapat pada Blok
ODP.

1.4 Optical Distribution Point

Gambar 2. 19 Blok ODP


MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 33
LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
Blok ODP terdiri dari Connector, Optical Power Meter, Power Splitter 1x8,
Connector. Power Splitter berfungsi sebagai pembagi kabel optik menjadi beberapa
cabang, dalam simulasi FTTH ini kita menggunakan Splitter 1x8 yang berarti
membagi satu kabel optik menjadi delapan kabel optik. Pada Splitter ini kita tidak
perlu mengatur parameternya. Karena secara otomatis OptiSystem telah menetapkan
besaran Typical Loss untuk Spliiter.
Untuk menghubungkan antara ODP dengan OTP, diperlukan sebuah Kabel
Drop. Optical Fiber (kabel Drop) yang berfungsi untuk menghubungkan perangkat
yang terdapat pada blok ODP dengan perangkat yang terdapat pada blok OTP.

1.5 Optical Termination Premises

Gambar 2. 20 Blok OTP


Blok OTP terdiri dari connector saja. Untuk menampilkan Connector dapat
dilihat pada poin sebelumnya (dengan parameter yang sama). Untuk
menghubungkan antara OTP dengan ROSET, diperlukan sebuah Kabel Indoor.
Optical Fiber (Kabel Indoor) berfungsi untk menghubungkan perangkat yang
terdapat pada Blok OTP dengan perangkat yang terdapat pada Blok ROSET.

Gambar 2. 21 Blok Roset

1.6 ROSET

Blok ROSET terdiri dari Connector saja. Untuk menampilkan Connector dapat
dilihat pada point sebelumnya (dengan parameter yang sama). Untuk
menghubungkan antara ROSET dengan ONT, diperlukan sebuah Patchcord. Optical
Fiber (kabel Patchcord) berfungsi untuk menghubungkan perangkat yang terdapat

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 34


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
pada Blok ROSET dengan perangkat yang terdapat pada Blok ONT.

Gambar 2. 22 Blok ONT

1.7 Optical Network Termination


Blok ONT terdiri dari Connector, serta Optical Receiver. Untuk menampilkan
Optical Recceiver dapat dilihat dalam folder Default / Receiver Library / Optical
Receivers, kemudian click and drag perangkat Optical Power Receiver. Optical
Receiver merupakan perangkat terakhir di sisi pelanggan, serta berfungsi untuk
mengoknversikan sinyal optik menjadi bentuk elektri sehingga data yang diinginkan
seperti data, voice dan video dapat di akses.

1.8 Visualizer

Perangkat Visualizer yang digunakan dalam perancangan dan simulasi modul ini
adalah Optical Power Meter dan BER Analyzer.

Gambar 2. 23 Optical Power Meter

Optical Power Meter merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk melihat
/ monitoring level daya yang diterima di titik penempatan OPM tersebut. OPM biasa
digunakan untk mengecek kerusakan yang terjadi pada jaringan optik yang terlah
terpasang.

Gambar 2. 24 BER Analyzer

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 35


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
Bit Error Rate (BER) Analyzer merupakan suatu perangkat yang digunakan
untuk melihat / monitoring jumlah bit yang error terhadap jumlah bit yang dikirim
oleh transmitter pada receiver.

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 36


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

MODUL III
OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER

TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui fungsi dan prinsip kerja OTDR.
2. Dapat mengoperasikan OTDR, dan mengukur kejadian-kejadian pada suatu link optik.
3. Mampu menganalisa kejadian-kejadin pada suatu link optik

I. DASAR TEORI
1.1 Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)
Dalam melakukan instalasi maupun pemeliharaaan jaringan kabel optik sangatlah
diperlukan pengukuran, hal ini bertujuan untuk memastikan apakah jaringan kabel optik
tersebut memenuhi spesifikasi dan dapat menyalurkan sinyal informasi dengan baik.
Salah satu jenis alat ukur yang dipakai pada saat instalasi maupun pemeliharaan adalah
Optical Time Domain Reflectometer (OTDR), adapun kemampuan dari OTDR yakni :
a. Dapat mengukur loss pada link kabel serat optik serta mengetahui penyebabnya
akibat bending, splicing, dll.
b. Dapat menentukan jenis kerusakan, serta mengetahui letak kerusakan tersebut
pada jarak yang cukup jauh.

Gambar 3. 1 OTDR TR600

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 37


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) merupakan alat yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi suatu srat optik pada domain waktu. Prinsip kerja OTDR yaitu
berdasarkan pada prinsip hamburan balik (back scattering) dari sinyal yang menjalar
pada serat optik. Dua hal umum yang menyebabkan hamburan balik yakni :

a. Hamburan Rayleigh
Dalam pembuatan serat optik, sering kali terjadi ketidaksempurnaan pada bahan,
seperti tidak homogennya indeks bias, tidak sempurnanya atom pembentuk, dan
terbawanya atom-atom lain dalam serat optik. Ketidakhomogenan indeks bias dala serat
optik ini akan menimbulkan hamburan sinar (berpencarnya sinar) yang disebut hamburan
Rayleigh. Hal ini menyebabkan adanya sinyal pantul/balik yang kontinyu pada setiap titik
sepanjang fiber ke OTDR.
b. Pantulan Fresnel
Pantulan Fresnel pada optik terjadi apabila sinar melewati dua media yang
mempunyai indeks bias yang berbeda, misalnya antara kaca dan udara. Pada serat optik,
perbedaan indeks bias ini sering terjadi akibat ketidaksempurnaan penyambungan,
misalnya masih terdapat celah antara dua serat optik yang disambungkan itu. Biasanya
diantara kedua celah tersebut berisi udara. Akibatnya terdapat dua media yang
mempunya indeks bias yang berbeda, sehingga apabila ada sinyal yang melewati media
ini terjadilah pantulan Fresnel. Selain terjadi pada penyambungan, pantulan fresnel juga
bisa terjadi pada ujung fiber yang terbuka ataupun pada konektor.

1.2 Konfigurasi OTDR

Gambar 3. 2 Konfigurasi Dasar OTDR

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 38


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
1.2.1 Pulsed Light Source
Merupakan sumber cahaya yang akan disalurkan pada serat optik, sumber cahaya
tersebut dapat berupa dioda LED maupun LASER.

1.2.2 Collimating Lens


Cahaya yang keluar (berupa daya) dari Pulsed Light Source akan difokuskan oleh
Collimating Lens, hal ini bertujuan agar cahaya yang masuk ke serat optik
mempunyai daya yang maksimum, sehingga akan dihasilkan pengukuran dengan
panjang yang maksimum.
1.2.3 Beam Splitter
Setelah cahaya difokuskan oleh Collimating lens cahaya tersebut akan disalurkan
pada serat optik. Beam Splitter berguna untuk mencegah sumber cahaya mencapai
photodetector, karena photodetector hanya menerima sinyal yang dibalikkan
(backscatter light).
1.2.4 High Speed Photodetector
Perangkat ini berfungsi untuk membaca besarnya daya (backscatterd light) oleh
beam splitter dengan mengubah pulsa cahaya yang dibalikkan menjadi elektrik.
1.2.5 Amplifier
Perangkat ini menguatkan daya yang akan masuk ke display scope. Hal ini perlu
dilakukan karena cahaya telah menjalani dua kali panjang lintasan optik, yang
menyebabkan penurunan daya yang lebih jauh dari seharusnya.
1.2.6 Pulsar
Digunakan untuk menentukan lebar pulsa (pulse width) yang disalurkan ke serat
optik. Semakin kecil lebar pulsa maka semakin presisi (teliti) hasil pengukuran, tetapi
akan semakin berkurang jangkauan (panjang) yang dapat dijangkau. Hal ini akan
terlihat jelas jika terdapat dua event dalam jarak yang cukup dekat. Jika lebar pulsa
terlalu besar maka event yang ke dua dapat tidak terbaca (even zone). Pulsar juga
berguna untuk men-trigger scope untuk memulai bekerja.
1.2.7 Display Scope
Osiloskop akan mendeteksi, menguatkan dan menampilkan sinyal-sinyal pantulan
yang kembali pada display. Sinyal-sinyal pantulan yang kembali ini berasal dari
hamburan Rayleigh pada fiber dan pantulan fresnel..

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 39


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
OTDR akan menampilkan pengukuran hamburan balik yang terjadi, yang mana
secara ideal berupa suatu kurva kemiringan dengan pengurangan daya terhadap jarak,
seperti terlihat pada gambar dibawah ini, dengan sumbu vertical mewakili daya dan
sumbu horizontal mewakili jarak.

Gambar 3. 3 Kurva kemiringan daya terhadap jarak


Penurunan daya terhadap jarak disebabkan karena adanya rugi-rugi. Rugi-rugi yang
terjadi dalam serat optik antara lain akibat absorpsi, hambura Rayleigh, pantulan
fresnel, bending dan lain-lain.
Konversi antara waktu dan jarak adalah sebagai berikut :
𝑐𝑥𝑡
𝐷=
2𝑥𝑛

D = jarak serat optik


c = kecepatan cahaya
t = waktu tempuh bolak-balik pulsa input
n = indeks bias rata-rata inti serat optik

1.3 Mekanisme Kerja OTDR

Mekanisme kerja OTDR adalah sebagai berikut :

a. Sinyal cahaya dimasukkan ke dalam serat


b. Sebagian sinyal dipantulkan kembali dan diterima oleh penerima
c. Sinyal balik yang diterima akan dinyatakan sebagai loss
d. Waktu tempuh sinyal digunakan untuk menghitung jarak

Berdasarkan prinsip diatas, dapat menentukan :

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 40


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
a. Jarak
b. Loss, untuk titik-titik event atau total loss end to end
c. Attenuasi
d. Return loss / reflective loss

1.4 Fungsi OTDR


1.4.1 Mengukur Loss per Satuan Panjang
Loss pada saat instalasi serat optik mengasumsikan redaman serat optik tertentu
dalam loss per satuan panjang. OTDR dapat mengukur beasr loss rata-rata ( dB / Km
) antara dua titik yang dipilih sehingga dapat memeriksa adanya bending redaman
yang tidak diinginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
X = A – (α x L)
Dengan,
X = besar daya untuk jarak L (dB)
A = daya awal yang diberikan OTDR ke serat optik (dB)
α = atenuasi (dB/km)
L = panjang serat (km)

1.4.2 Mengevaluasi Sambungan dan Konektor


Pada saat instalasi, OTDR dapat mengetahui jenis sambungan dalam saluran
serta dapat memastikan besar redaman sambungan dan konektor masih dalam
batas aman.
1.4.3 Fault Locater

Letaknya kesalahan pada serat optik seperti penyambungan dapat terjadi pada saat
atau setelah instalasi, OTDR dapat menunjukan lokasi adanya fault atau
ketidaknormalan tersebut serta mengetahui jenis gangguan pada serat. Hal ini dapat
dilakukan dengan melihat jarak terjadinya end of fiber pada OTDR, jika kurang dari
jarak sebenarnya maka pada jarak tersebut terjadi kebocoran/keretakan (asumsi set
OTDR benar).

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 41


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________
1.5 Istilah pada OTDR
1. Dead Zone, daerah pada serat optik dimana perubahan daya terjadi tidak
secara linier, dan hal ini tidak dapat dianalisa. Panjang dead zone ini biasanya
untuk serat optik yang ada dipasaran adalah 25 m. Pada OTDR grafiknya akan
terlihat seperti lonjakan daya sesaat pada awal serat optik.
2. Dynamic Range, panjang (jangkauan) maksimum yang dapat ditampilkan
oleh OTDR pada sumbu horizontal.
3. Reflective Event, merupakan kejadian dimana pada saluran serat optik
terdapat sebuah sambungan serat optik semi permanen atau tidak permanen
(mechanical splice) atau adanya konektor. Pada pendeteksian konektor
ditandai dengan adanya penambahan daya secara drastis dan diikuti adanya
penurunan daya.
4. Non-Reflective Event, merupakan kejadian dimana pada saluran serat optik
terdapat sebuah sambungan fiber optik permanen (fusion splice) atau adanya
bending. Pada pendeteksian sambungan ditandai dengan adanya penurunan
daya secara mendadak yang tidak sesuai dengan gradien penurunan daya
terhadap jarak sebelumnya.
5. Even Zone, daerah dimana dua kejadian akan terdeteksi sebagai satu kejadian.
6. End of Fiber, merupakan ujung dari link fiber optik.

Gambar 3. 4 Pengukuran link sederhana menggunakan OTDR

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 42


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

Apabila terdapat sebuah link sederhana seperti gambar 3.4 yang kemudian akan
diukur menggunakan OTDR maka akan menghasilkan grafik yang ditunjukan pada
gambar 3.5. Pada gambar tersebut menampilkan grafik level daya serta berbagai kejadian
yang terjadi pada link serat optik ketika cahaya merambat dengan menggunakan OTDR.

Gambar 3. 5 Grafik trace OTDR

Setelah sebuah saluran serat optik telah diukur menggunakan OTDR kemudian pada
layar OTDR akan menampilkan data dari hasil pengukuran seperti pada gambar 3.6 yang
terdapat beberapa parameter dari hasil pengukurannya seperti jarak kabel, loss pada suatu
titik, atenuasi, dsb. Dan juga pada hasil pengukuran tersebut dapat dilihat kejadian-
kejadian yang terjadi pada saluran serat optik yang diukur. Pada gambar 3.7 merupakan
simbol-simbol dari setiap kejadian.

Gambar 3. 6 Data hasil pengukuran pada OTDR

Gambar 3. 7 Simbol event pada OTDR

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 43


LABORATORIUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK
Gedung N FTE , Ruang N214 | laboratoriumskso@gmail.com | @wth3637e
________________________________________________________________________________________

II . PERALATAN PRAKTIKUM
1. OTDR TR600
2. Patchcord SC
3. Optical Termination Box (OTB)

II. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Tekan tombol power pada OTDR
2. Pilih menu OTDR
3. Lakukan pengaturan parameter yang dibutuhkan dengan memilih menu “setting”
4. Klik “save” lalu “run”
5. Analisis hasil yang didapat.

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI OPTIK 44

Anda mungkin juga menyukai