Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
1. Dapat memahami pemrosesan dari pembangkit listrik hingga gardu induk
2. Dapat memahami proses perubahan energi yang terjadi pada pembangkit listrik
3. Dapat memahami hubungan dengan hokum Lorentz

3.2 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan zaman dimana semakin berkembang pula kehidupan manusia.
Khususnya pada era modern saat ini dimana dalam setiap aktivitas yang dilakukan diperlukan
sumber energi yang bersumber dari alam untuk menyokong kehidupan manusia. Salah satu dari
meningkatnya kebutuhan sumber daya alam ialah sumber energi listrik.
Kebutuhan terhadap pasokan sumber energi listrik yang begitu besar membuat pemerintah
beserta ilmuwan berusaha menemukan solusi. sehingga sumber energi listrik yang masih
digunakan tidak serta merta bersumber dari minyak.
Karena sumber minyak merupakan sumber daya alam yang diperlukan waktu lama untuk
dapat diperbaharui kembali. Kemudian agar pemadaman bergilir yang sering terjadi diwilayah
Indonesia dapat diminimalisir dengan pemanfaatan listrik yang baik bagi setiap masyarakat
khususnya di Indonesia.

3.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses perubahan energi potensial air enjadi energi mekanik ?
2. Bagaimana proses perubahan energi mekanik menjadi energi listrik ?
3. Bagaimanakah proses pendistribusian dari pembangkit listrik hingga gardu induk ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembangkit listrik


Pembangkit listrik pada dasarnya adalah generator, generator ini yang memproduksi
listrik dan listrik itulah yang dihantarkan oleh jalur transmisi dan distribusi hingga sampai ke
rumah kita. Untuk dapat menghasilkan listrik maka generator harus diputar, sistemnya
menggunakan medan magnet yang bergerak dapat menghasillkan listrik yang di temukan oleh
Bapak Penemu Listrik Michael Faraday. Pemutar atau istilah tekniknya adalah prime mover dari
generator ini bisa bermacam-macam jenisnya, yang jelas fungsinya adalah untuk memutar
generator, bentuknya bisa berupa mesin motor bakar, turbin angin, turbin air, turbin uap, atau
mesin gas.

Dengan memakai sumber energi tersebut diperoleh tenaga untuk menggerakkan turbin
yang akan mengaktifkan generator listrik. Energi listrik yang dihasilkan harus diubah menjadi
tegangan yang sesuai untuk transmisi. Setelah proses ini, arus listrik dialirkan melalui jaringan
kabel transmisi ke daerah yang memerlukan. Pada proses pembangkitan tenaga listrik telah
terjadi proses perubahan energi mekanik menjadi energi listrik.

Terdapat dua jenis turbin sebagai penggerak generator, yaitu turbin mekanik dan turbin
uap. Turbin mekanik digunakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan tenaga angin.
Turbin uap digunakan pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nuklir.

Masing-masing jenis pembangkit tenaga listrik mempunyai prinsip kerja yang berbeda-
beda, sesuai dengan penggerak mulanya (prime mover). Satu hal yang sama dari beberapa jenis
pembangkit tenaga listrik tersebut yaitu semuanya sama-sama berfungsi mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik, dengan cara mengubah potensi energi mekanik dari air, uap, gas,
panas bumi, nuklir, kombinasi gas dan uap, menggerakkan atau memutar turbin yang porosnya
dikopel dengan generator, selanjutnya dengan sistem pengaturannya generator tersebut akan
menghasilkan daya listrik.

Prinsip kerja dari listrik tenaga air ini adalah mengubah energi yang terdapat pada air yang
mengalir menjadi energi mekanik dimana kemudian energi mekanik tersebut diubah menjadi
energi listrik. Alat utama yang dibutuhkan pada pembangkit listrik tenaga air adalah berupa
turbin dan generator seperti dibawah ini:
Turbin Air

Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.Turbin air
dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik.
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik,
Fungsi Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya jatuh
air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti
kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan
air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.
Prinsip Kerja Turbin Air
Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi mekanis
diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam
mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis.
Air yang telah ditampung di dalam bendungan dialirkan melalui dasar bendungan sehingga
membentuk air terjun. Air terjun inilah yang dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin karena air
akan menabrak sudu-sudu turbin sehingga membuat turbin menjadi berputar. Turbin ini
terhubung secara langsung dengan generator, sehingga bila turbin bergerak secara berputar, maka
secara otomatis generator juga akan ikut bergerak berputar. Selama bergerak berputar, generator
ini akan menghasilkan tenaga listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pusat pembangkit tanaga listrik yang mengubah
energi potensial air ( energi gravitasi air ) menjadi energi listrik. Mesin penggerak yang
digunakan adalah turbin air untuk mengubah energi potensial air menjadi kerja mekanis poros
yang akan memutar rotor pada generator untuk menghasilkan energi listrik.

Air sebagai bahan baku PLTA dapat diperoleh dapat diperoleh dengan berbagai cara misalnya,
dari sungai secara langsung disalurkan untuk memutar turbin, atau dengan cara ditampung
dahulu ( bersama – sama air hujan ) dengan menggunakan kolam tando atau waduk sebelum
disalurkan untuk memutar turbin.
Bagian-Bagian Secara Umum Turbin
a) Rotor yaitu bagian yang berputar pada sistem yang terdiri dari :
- Sudu-sudu berfungsi untuk menerima beban pancaran yang disemprotkan Oleh nozzle.
- Poros berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak putar\yang dihasilkan oleh
sudu.
- Bantalan berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen denga tujuan agar tidak
mengalami kebocoran pada sistem.
b) stator yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari :
- Pipa pengarah/nozzle berfungsi untuk meneruskan alira fluida sehingga tekanan dan kecepatan
alir fluida yang digunakan di dalam sistem besar.
- Rumah turbin berfungsi sebagai rumah kedudukan komponen komponen dari turbin.
Generator
Generator Listrik adalah sebuah mesin yang dapat mengubah energi gerak (mekanik) menjadi
energi listrik (elektrik). Energi yang menggerakkan generator sendiri sumbernya bermacam
macam. Padapembangkit listrik tenaga angin misalnya generator bergerak karena adanya kincir
yang berputar karena angin. Demikian pula pada pembangkit pembangkit listrik tenaga air yang
memanfaatkan energi gerak dari air. Sedang pada pembangkit listrik gerak dari generator
didapatkan dari proses pembakaran bahan bakar diesel.
Prinsip Kerja / Cara Kerja Generator Listrik
Generator bekerja berdasarkan hukum faraday yakni apabila suatu penghantar diputarkan
didalam sebuah medan magnet sehingga memotong garis garis gaya magnet maka pada ujung
penghantar tersebut akan timbulkan ggl (garis gaya listrik) yang mempunyai satuan volt.
Jenis jenis generator :
1. Jenis generator berdasarkan letak kutubnya dibagi menjadi :
a. generator kutub dalam : generator kutub dalam mempunyai medan magnet yang terletak pada
bagian yang berputar (rotor).
b. generator kutub luar : generator kutub luar mempunyai medan magnet yang terletak pada
bagian yang diam (stator)

2. Jenis generator berdasarkan putaran medan dibagi menjadi :


a. generator sinkron
Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan konstruksi motor sinkron,
dan secara umum biasa disebut mesin sinkron. Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron
yang merupakan dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan
DC atau disebut kumparan medan dan sebuah kumparan atau disebut kumparan jangkar tempat
dibangkitkannya GGL arus bolak-balik.Hampir semua mesin sinkron mempunyai kumparan
jangkar berupa stator yang diam dan struktur medan magnet berputar sebagai rotor. Kumparan
DC pada struktur medan yang berputar dihubungkan pada sumber DC luar melalui cincin
geser(slip ring) dan sikat arang (carbon brush), tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat
arang yaitu sistem brushless excitation.

b. generator asinkron
Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk
mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Frekuensi yang dihasilkan sebanding
dengandengan jumlah kutub dan putaran, listrik yang dihasilkan adalah AC, mesin
penggeraknyadiesel, turbin dan lainnya. Efisiensi tinggi Generator sinkron dapat berupagenerator
sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa tergantung dari kebutuhan. Hampir semua
energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron
3. Jenis generator berdasarkan jenis arus yang dibangkitkan
a. generator arus searah (DC)
Generator arus searah (DC) merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah.
generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub rotor, regulator
tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah
generator atau casis, serta bagian rotor.

b. generator arus bolak balik (AC)


Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga sebagai alternator atau generator AC (alternating
current) atau juga generator singkron. Alat ini sering dimanfaatkan di industri untuk
mengerakkan beberapa mesin yang menggunakan arus listrik sebagai sumber penggerak.

4. Jenis generator dilihat dari fasanya


a. generator satu fasa
Generator 1 fasa hanya terdiri dari satu kumparan saja tanpa memperhatikan banyak lilitan. Jika
dua belitan stator dengan impedansi yang tidak sama dan terhubung secara pararel ke sumber
satu fasa maka medan yang dihasilkan akan berputar. Belitan ini mempunyai resistansi yang
lebih tinggi dan reaktansi yang lebih rendah dari belitan utama. Motor satu fasa biasanya
digunakan untuk aplikasi kecil seperti peralatan rumah tangga (pompa air).

b. generator tiga fasa


Generator 3 fasa menggunakan tiga kumparan yang mana kumparan tersebut dinamakan lilitan
fasa

.
Rangkaian tiga fasa adalah rangkaian yang menghasilkan tiga tegangan dengan perbedaan fasa
pada setiap tegangannya dengan perbedaan 120 derajat. Fasa adalah perubahan waktu terhadap
tegangan yang dipresentasikan dalam sudut.

5. Jenis generator berdasarkan bentuk rotornya :


a. generator rotor kutub menonjol biasa digunakan pada generator dengan rpm rendah seperti
PLTA dan PLTD
b. generator rotor kutub rata (silindris) biasa digunakan pada pembangkit listrik / generator
dengan putaran rpm tinggi seperti PLTG dan PLTU
KOMPONEN GENERATOR
a. Rangka generator terbuat dari besi tuang yang merupakan rumah stator tersebut.
b. Stator adalah bagian yang diam. Memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator.
Lilitan stator berfungsi sebagai tempat GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi. Terjadinya GGL
induksi diakibatkan dari medan magnet putar dari rotor yang memotong kumparan penghantar
stator.
c. Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat kutub-kutub magnet dengan
lilitannya yang dialiri arus searah, ,melewati cincin geser dan sikat-sikat. Rotor berfungsi untuk
membangkitkan medan magnet sehingga menghasilkan tegangan kemudian akan diinduksikan ke
stator. Selain itu, rotor juga berfiungsi sebagai tempat belkitan medan (eksitasi). Dimana
kumparan tersebut dialirkan arus searah (DC) maka akan membentuk kutub-kutub magnet utara
dan selatan pada inti motor.

d. Cincin geser, terbuat dari kuningan atau tembaga yang dipasang pada poros dengan memakai
bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama dengan poros dan rotor.
e. Generator penguat merupakan generator arus searah yang dipakai sebagai sumber arus.
Pengertian GGL Induksi
Gaya gerak listrik induksi adalah beda potensial yang timbul pada ujung-ujung kumparan karena
pengaruh induksi elektromagnetik.
Kemagnetan dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang prosesnya dapat dibolak-balik.
Ketika H.C. Oersted membuktikan bahwa di sekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnet
(artinya listrik menimbulkan magnet), para ilmuwan mulai berpikir keterkaitan antara kelistrikan
dan kemagnetan. Tahun 1821 Michael Faradaymembuktikan bahwa perubahan medan magnet
dapat menimbulkan arus listrik (artinya magnet menimbulkan listrik) melalui eksperimen yang
sangat sederhana. Sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan dapat
menghasilkan arus listrik pada kumparan itu.
Galvanometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik
yang mengalir. Ketika sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan (seperti
kegiatan di atas), jarum galvanometer menyimpang ke kanan dan ke kiri. Bergeraknya jarum
galvanometer menunjukkan bahwa magnet yang digerakkan keluar dan masuk pada kumparan
menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa terjadi jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL
(gaya gerak listrik). GGL yang terjadi di ujung-ujung kumparan dinamakan GGL induksi. Arus
listrik hanya timbul pada saat magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan, di ujung
kumparan tidak terjadi arus listrik.
Gaya gerak listrik induksi adalah timbulnya gaya gerak listrik di dalam kumparan yang
mencakup sejumlah fluks garis gaya medan magnetik, bilamana banyaknya fluks garis gaya itu
divariasi. Dengan kata lain, akan timbul gaya gerak listrik di dalam kumparan apabila kumparan
itu berada di dalam medan magnetik yang kuat medannya berubah-ubah terhadap waktu.
.Penyebab Terjadinya GGL Induksi
Ketika kutub utara magnet batang digerakkan masuk ke dalam kumparan, jumlah garis gaya-
gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan bertambah banyak. Bertambahnya jumlah
garisgaris gaya ini menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang
ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir menggerakkan jarum galvanometer. Arah arus
induksi dapat ditentukan dengan cara memerhatikan arah medan magnet yang ditimbulkannya.
Pada saat magnet masuk, garis gaya dalam kumparan bertambah. Akibatnya medan magnet hasil
arus induksi bersifat mengurangi garis gaya itu.

Ketika kutub utara magnet batang digerakkan keluar dari dalam kumparan, jumlah garis-garis
gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan berkurang. Berkurangnya jumlah garis-garis gaya
ini juga menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan
menyebabkan arus listrik mengalir dan menggerakkan jarum galvanometer. Sama halnya ketika
magnet batang masuk ke kumparan. pada saat magnet keluar garis gayadalam kumparan
berkurang. Akibatnya medan magnet hasil arus induksi bersifat menambah garis gaya itu.
Jadi, GGL induksi dapat terjadi pada kedua ujung kumparan jika di dalam kumparan terjadi
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet (fluks magnetik). GGL yang timbul akibat adanya
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam kumparan disebut GGL induksi. Arus listrik
yang ditimbulkan GGL induksi disebut arus induksi. Peristiwa timbulnya GGL induksi dan arus
induksi akibat adanya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet disebut induksi
elektromagnetik.
Faktor yang Memengaruhi Besar GGL Induksi.
Sebenarnya besar kecil GGL induksi dapat di lihat pada besar kecilnya penyimpangan sudut
jarum galvanometer. Jika sudut penyimpangan jarum galvanometer besar, GGL induksi dan arus
induksi yang dihasilkan besar. Bagaimanakah cara memperbesar GGL induksi?
Ada tiga faktor yang mempengaruhi GGL induksi, yaitu:
1.kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan jumlah garis-garis gaya magnet
(fluks magnetik),

2. jumlah lilitan,

3. medan magnet

menentukan arah arus induksi


hukum lenz
jika suatu magnet didekatkan pada kumparan maka pada kumparan akan timbul arus induksi
yang menyebabkan kumparan menjadi magnet dengan kutub yang sejenis dengan kutub mangnet
yang didekatkan pada kumparan dan sebaliknya akan menjadi kutub berlawanan dengan magnet
apabila magnet dijauhkan dari kumparan yang dilanjutkan dengan kaidah tangan kanan
elektromagnetik.
Saat Magnet digerakkan Mendekati Kumparan

Saat kumparan didekati oleh kutub utara magnet, ujung kumparan yang didekati akan berlaku
sebagai kutub utara. Demikian juga jika kutub yang mendekat adalah kutub selatan, maka ujung
kumparan yang didekati akan berlaku sebagai kutub selatan. Cluenya untuk ujung kumparan
yang didekati adalah : JIKA DIDEKATI, DIA MENOLAK. Didekati U dia jadi U, didekati S dia
jadi S (kutub sejenis saling menolak).
Saat Magnet digerakkan Menjauhi Kumparan

Saat kumparan dijauhi oleh kutub utara magnet, ujung kumparan yang dijauhi akanberlaku
sebagai kutub selatan. Sedangkan jika yang menjauhi adalah kutub selatan maka ujung kumparan
yang dijauhi akan menjadi kutub utara. Cluenya untuk ujung kumparan yang didekati adalah :
JIKA DITINGGAL MENJAUH, DIA BERUSAHA MENARIK. Dijauhi U dia jadi S, dijauhi S
dia jadi U (kutub berlawanan saling tarik).
2.2 Trafo 1 Fasa dan 3 Fasa
1. Pengertian PLTA

Bekerja dengan cara merubah energi potensial (Dari dam atau air terjun) menjadi energi
mekanik (dengan bantuan turbin) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dDengan
bantuna generator)pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan
air dari dam ke turbin setelah itu airnya dibuang.Pada saat beban puncak air dalam lower
reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga cadanga air pada waduk utama tetap stabil.
Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi pembangkitan tenaga
listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a) Jumlah air yang tersedia

b) Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan

c) Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau
jaringan transmisi.

2. Prinsip PLTA dan konversi energi

Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi
mekanis dengan adanya air yang digerakkan turbin,lalu energi mekanis ini berubah
menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator.Jumlah energi listrik yang
bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal,yaitu jarak tinggi air
(head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir(debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dan air,harus melalui beberapa tahapan
perubahan energi,yaitu:

a) Energi potensial

b) Energi kinetis

c) Energi mekanis

d) Energi listrik

3. Komponen dasar PLTA

a) Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potebsial menjadi energi
mekanik.Air akan memukul sudut-sudut turbin sehingga turbin berputar.Turbin
ini dihubungkan ke generator.Menurut momentum air turbin dibedakan menjadi
dua kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin impuls.

b) Generator

dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-


baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya
merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA
bekerja seperti halnya generator pembangkit listrik lainnya.

c) Jalur Transmisi

berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan


pusat industri.
d) Bendungan

berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh


air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk
menyimpan energi.
2.2.1 Pengertian 1 fasadan 3 fasa
Pada dasarnya transformator tiga fasa ini terdiri dari tiga buah transformator satu fasa
dengan tiga buah teras besi yang dipasang pada satu kerangka.Dari tiga teras besi ini ditempatkan
masing-masing sepasang kumparan yakni kumparan primer dan kumparan sekunder. Dengan
demikian seluruhnya akan terdapat tiga buah kumparan primer dan tiga buah kumparan sekunder.
Dari ketiga kumparan primer maupun ketiga kumpatran sekunder dapat dihubungkan secara
hubungan bintang (star conection) Υ dan dihubungkan segitiga (delta conection) Δ.
Seperti halnya transformator satu fasa maka azas kerja dari transformator tiga fasa ini
pada prinsipnya sama saja. Hanya pada transformator tiga fasa arus yang dihubungkan pada
kumparan primer berbentuk arus bolak-balik dari tiga buah kawat fasa masing-masing sama
besarnya dan bergeseran sudut sebesar 120° taip fasanya, yang menimbulkan fluk maknit φ
didalam teras besi juga berbeda fasa 120°. Karena fluk maknit yang dibangkitkan merupakan
fluk maknit bersama (mutual flux) φ m, maka pada tiap-tiap kumparan akan dibangkitkan gaya
gerak listrik (electro motive force) induksi yang masing-masing berbeda 120° juga.
Kalau dalam transformator satu fasa besarnya ggl induksi tersebut sama besarnya dan
berlawanan arah dengan tegangannya, maka untuk transformator tiga fasa besarnya tegangan
tergantung pada hubungan antara kumparan primer dan kumparan sekunder. Berdasarkan hal
yang dikemukakan di atas, penulis akan mencoba untuk mempelajari lebih dalam mengenai
karakteristik transformator daya 150/20 KV yang ada di Gardu Induk Ungaran PLN Semarang
guna menambah wawasan bagi mahasiswa tentang transformator daya.

2.2.2 Motor AC Dan DC


Motor listrik seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai
aplikasinya. Motor listrik terdiri atas tiga bagian utama yang disebut stator (bagian yang
diam) dan rotor (bagian yang bergerak) dan air gap. Rotor dapat berputar karena adanya
medan magnet yang dipengaruhi oleh arus listrik. Air gap adalah bagian yang memisahkan
rotor dan stator. Perbedaan mendasar dari motor DC dan motor AC adalah sumber arusnya :
motor DC : sumber arus berasal dari arus DC
motor AC : sumber arus berasal dari arus AC dan DC
a) Motor DC
motor terdiri atas 2 bagian utama yaitu stator dan motor. Pada stator terdapat lilitan (winding)
atau magnet permanen, sedangkan rotor adalah bagian yang dialiri dengan sumber arus DC. Arus
yang melalui medan magnet inilah yang menyebabkan rotor dapat berputar. Arah gaya
elektromagnet yang ditimbulkan akibat medan magnet yang dilalui oleh arus dapat ditentukan
dengan menggunakan kaidah tangan kanan.
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi
kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
• Tegangan dinamo : meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan
• Arus medan : menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan
Mekanisme Kerja Motor DC
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama
Arus listrik dalam medan magnet akan menimbulkan gaya.
· Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi
loop yaitu pada sudut kanan medan magnet akan mendapat gaya pada arah yang berlawanan.
· Pasangan gaya menghasilkan torsi untuk memutar kumparan.
· Motor- motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putar yang
lebih seragam dari medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut
kumparan medan
b) Motor AC
Gerakan yang ditimbulkan motor AC dapat terjadi karena sumber arus AC atau
DC. Tegangan suber AC dapat berupa satu fasa maupun tiga fasa. Jenis motor AC
berdasarkan rotornya:
a. Motor Sinkron
Motor sinkron bekerja pada kecepatan tetap pada frekuensi tertentu dan tidak terjadi slip.
Motor ini memerlukan arus DC untuk pembangkita daya dan memiliki torsi awal yang rendah,
dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal untuk beban rendah seperti
kompresor udara, perubahan frekuensi dan generator motor. Motor sinkron mampu memperbaiki
faktor daya sistem sehingga sering digunakan pada sistem yang menggunakan banyak listrik.
Prinsip Kerja Motor Sinkron
Motor sinkron memiliki kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.
Kumparan jangkar memiliki bentuk yang sama dengan motor induksi, sedangkan kumparan
medan berbentuk rotor silinder. Arus DC digunakan untuk menghasilkan fluks pada kumparan
medan dan dialirkan ke rotor melalui cincin slip. Apabila jangkar dihubungkan dengan sumber
tegangan tiga fasa akan menimbulkan medan putar pada stator. Kutub medan rotor yang diberi
penguat arus searah mendapat tarikian dari kutub medan putar stator hingga turut berputar
dengan kecepatan yang sama (sinkron).
b. Motor Induksi
Merupakan motor yang sering digunakan dalam peralatan industri. Bergerak karena
adanya arus induksi. Motor induksi ini juga dapat diklasifikasikan menjadi:
-Motor induksi satu fasa : hanya memiliki satu lilitan
-Motor induksi tiga fasa : memiliki 3 lilitan. Motor induksi 3 fasa ini medapat menghasilkan
tenaga yang lebih besar daripada motor induksi satu fasa.
Prinsip kerja dari motor induksi yaitu suplai listrik di stator akan menghasilkan medan magnet.
Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron di sekitar rotor. Arus dari rotor
menghasilkan medan magnet yang kedua dan berusaha melawan medan magnet stator sehingga
menyebabkan rotor berputar. Tetapi pada kenyataannya motor tidak pernah bekerja pada
kecepatan sinkron tetapi pada kecepatan dasar yang lebih rendah. Perbedaan tersebut disebabkan
karena adanya slip yang meningkat dengan meningkatnya beban. Untuk menghindari slip maka
dapat dipasang sebuah cincinn geser atau slip ring
%Slip = ((Ns-Nb)/Ns) x 100
Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM
Hubungan antara beban, kecepatan , dan torsi
Gambar diatas menunjukan hubungan antara torsi-kecepatan pada motor induksi 3 fasa.

Interpretasi grafik:
-Pada kondisi baru mulai menyala terdapat arus dengan nilai awal yang besar dan torsi yang
rendah.
-Mencapai 80% kecepatan maksimum, torsi berada pada tingkat tertinggi (pull out torque)
-Pada kecepatan penuh atau kecepatan sinkron, arus torsi dan stator turun ke nol.

2.3 Hukum Lorentz


Lorentz adalah nama dari sebuah gaya dalam fisika modern yang diambil dari nama
belakang seorang ahli fisika kelahiran Arnhem Belanda bernama Hendrik Anton Lorentz. Ilmuan
fisika asal negeri kincir angin ini meneliti tentang interaksi sebuah penghantar berarus yang
diletakkan di dalam sebuah medan magnet. Al hasil ia berhasil menemukan sebuah gaya yang
kemudian disebut dengan gaya lorentz. Gaya inilah yang kemudian banyak bermanfaat
untuk motor listrik dan lain lain.

Jika ada sebuah penghantar yang dialiri arus listrik dan penghantar tersebut berada dalam
medan magnetik maka akan timbul gaya yang disebut dengan nama gaya magnetik atau dikenal
juga nama gaya lorentz. Arah dari gaya lorentz selalu tegak lurus dengan arah kuat arus listrik (l)
dan induksi magnetik yang ada (B). Jadi kalau dibayangkan mirip dengan ruangan tiga dimensi

dengan tiga sumbu masing-masing arus listrik, medan magnet, dan arah gaya lorentz.

Prinsip gaya Lorentz dimanfaatkan dalam motor listrik. Motor listrik adalah alat yang
dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Berikut adalah contoh motor listrik yang
merupakan salah satu contoh penerapan gaya lorentz dan bagian-bagian motor listrik tersebut.
jari tangan kiri seperti ini maka jari tengah Anda menunjukkan arah arus listrik, jari telunjuk
Anda menunjukkan arah medan magnet, sedangkan ibu jari Anda menunjukkan gaya dorong
yang terjadi akibat fenomena induksi elektromagnetik. Arah dari ketiga parameter pada kaidah
tangan kiri ini berlaku untuk semua motor listrik dan bekerja secara alami selayaknya Anda
mengenal gaya gravitasi bumi maupun gaya tarik menarik antara dua kutub magnet yang
berbeda.

Pada skema di atas, rotor motor diskemakan dengan sebuah kawat angker penghantar
listrik (armature) yang membentuk persegi panjang. Pada kedua ujung kawat angker terpasang
komutator berbentuk lingkaran yang terbelah di tengahnya, komponen ini sering kita dengar
dengan sebutan cincin belah. Cincin belah termasuk bagian dari rotor, sehingga ia ikut berputar
dengan rotor. Sedangkan stator motor tersusun atas dua magnet dengan kutub berbeda yang
saling berhadapan. Pada bagian yang kontak langsung dengan cincin belah, stator dilengkapi
dengan sikat karbon yang berfungsi untuk menghubungkan arus listrik dari sumber tegangan ke
kumparan rotor.

Sumber tegangan DC diilustrasikan dengan gambar baterai pada skema motor DC di atas.
Masing-masing kutub baterai terhubung dengan sikat karbon, sehingga tercipta arus listrik DC
dengan arah arus dari kutub positif ke negatif melewati sikat karbon, satu bagian cincin belah,
kawat angker (armature), kembali ke cincin belah, sikat karbon dan ke kutub negatif baterai.

Gambar a

Setelah kita memahami konsep kaidah tangan kiri Fleming serta juga komponen-
komponen dasar dari motor listrik, maka kita akan dengan mudah memahami bagaimana motor
listrik dapat bekerja. Kita mulai dengan gambar (a) di atas, garis medan magnet mengarah ke kiri
yang disimbolkan dengan garis biru dan huruf (B). Untuk arah arus listrik ditunjukkan dengan
garis berwarna hitam dan huruf (I). Jika kita mencoba menggunakan kaidah tangan kiri kita pada
sisi kiri kawat angker, maka akan kita dapatkan bahwa gaya dorong (F) akan mengarah ke atas.
Sedangkan untuk sisi kanan kawat angker, kaidah tangan kiri akan menunjukkan bahwa gaya
dorong akan mengarah ke bawah. Gaya dorong yang tegak lurus langsung terhadap kawat angker
kanan dan kiri ini menghasilkan torsi yang paling besar pada rotor motor. Gaya torsi inilah yang
akan memutar rotor motor.
Gambar b

Pada posisi rotor seperti gambar (b), masing-masing cincin belah masih terhubung dengan sikat
karbon sehingga arah arus listrik tidak berubah. Dengan cara yang sama menggunakan kaidah
tangan kiri, arah gaya dorong juga mengarah ke atas untuk kawat angker kiri dan ke bawah untuk
kawat angker kanan. Namun besar gaya torsi yang terjadi adalah lebih kecil sebesar cos
α daripada gaya F. Gaya torsi ini masih akan membuat rotor motor berputar searah jarum jam.

Gambar c

Torsi rotor akan menjadi nol pada saat kawat angker berposisi seperti pada gambar (c).
Sesuai dengan kaidah tangan kiri, jika pada kawat angker terdapat arus listrik, maka arah gaya
dorong kawat juga ke atas atau pun ke bawah. Namun karena gaya tersebut segaris dengan titik
poros rotor, atau dapat pula dikatakan tegak lurus dengan arah putaran rotor, maka tidak akan
timbul gaya torsi pada kawat angker. Sudut αyang sebesar 90o menjelaskan pula tidak akan
timbul gaya torsi pada saat posisi kawat angker demikian, karena nilai dari cos 90o adalah nol.
Nilai torsi nol ini tidak akan membuat rotor motor berhenti berputar, karena sifat kelembaman
rotor maka rotor akan terus berputar selama masih ada arus listrik yang mengalir pada kawat
angker.

Setelah kawat angker melewati fase tegak lurus dan membentuk sudut -α, arah arus listrik
akan mengalir dengan arah yang sama seperti pada saat kawat angker bersudut +α (gambar b).
Komponen komutator yang selalu ikut berputar dengan rotor dan sikat karbon yang selalu diam,
menjadi komponen yang akan menjaga arah arus listrik untuk selalu tetap yakni --sesuai gambar
skema-- mengalir dari sisi kiri kawat angker ke kanan. Arah arus listrik yang selalu tetap di
setiap setengah putaran rotor inilah yang akan membuat rotor motor listrik selalu berputar selama
masih ada arus listrik yang mengalir ke kawat angker.

2.4 Gardu Induk


Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau
merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan
sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem
tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai
peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran
(transmisi) secara keseluruhan.
Pembangkit listrik menghasilkan listrik yang di distribusikan ke pelanggan – pelanggan.
Listrik yang dihasilkan dari generator pembangkit biasanya hanya bertegangan sebesar 23 kV.
Untuk mengalirkan ke konsumen, listrik tadi dialirkan ke Generator Transformer atau biasa
disebut Trafo. Trafo ini akan menaikkan tegangan ke 75 kV atau 150 kV atau 500 kV
(bergantung pada jaringan listrik dimana pembangkit itu terhubung). Dari situ listrik mengalir
melalui SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi, 500 kV) atau SUTT (Saluran Udara
Tegangan Tinggi, 150 kV). Mengalir terus dari Pembangkit ke Gardu Induk milik PLN. Pada
Gardu Induk terdapat trafo yang kemudian menurunkan tegangan lagi menjadi 20 kV untuk
kemudian dialirkan ke konsumen. sebelum sampai ke konsumen ada travo lagi untuk
menurunkan tegangan ke 220 atau 380 Volt. Dari sini energi listrik dialirkan ke colokan-colokan
atau ke saklar-saklar listrik yang ada di rumah kita.

Gardu induk memiliki peranan penting dalam pentransmisian, beberapa fungsi dari gardu
induk adalah,

1. Mentransformasikan tegangan ( sebagai penaik dan penurun tegangan )


2. Untuk mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi lainnya yang kemudian di
distribusikan ke konsumen.
3. Pengukur, pengawas operasi serta pengaman sistem tenaga listrik
4. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk lain dan ke gardu distribusi
5. Sebagai tempat untuk menurunkan tegangan menjadi tegangan distribusi
6. Sarana telekomunikasi

Fungsi utama dari gardu induk adalah untuk mentransformasikan tegangan, berfungsi untuk
menaikan tegangan dari pembangkitan, karena untuk penyaluran listrik membutuhkan tegangan
yang besar agar tidak terjadi rugi daya, sedangkan pembangkitan hanya bisa membangkitkan
listrik sekitar 6 – 20 kV dan itu harus dinaikkan agar tidak habis (drop) dalam perjalananya.
Setelah melalui penyaluran dengan tegangan tinggi pada sisi transmisi, tegangan harus
diturunkan kembali pada tegangan standar yang bisa dipakai oleh konsumen untuk dapat dipakai
oleh pelanggan. Jadi gardu induk diibaratkan stasiun-stasiun listrik.

Gambaran Gardu Induk pembangkit 70KV


Generator  Trafo  Lightning Arrester  Disconnecting Switch / Earthing  Circuit
Breaker  BUS  CB  DS/E  CVT  SUTT / SUTET
Gardu Induk pembangkit 150 KV & 500 KV
Generator  Trafo  Lightning Arrester  Disconnecting Switch / Earthing  Circuit
Breaker  BUS  CB  DS/E  LA  CVT  SUTT / SUTET
1. Lightning Arrester
Lightning Arrester merupakan alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan lebih,
yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Lightning Arrester bersifat
sebagai by-pass disekitar isolasi yang membentuk jalan dan mudah dilalui arus petir langsung
ke pentanahan ( grounding ) sehingga tidak menimbulkan tegangan yang lebih tinggi yang
merusak perangkat listrik. Pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul
tegangan surja alat ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relative rendah, sehingga
dapat mengalirkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang, arrester harus dapat
dengan cepat kembali jadi isolasi.
Fungsi Lightning Arrester untuk melindungi peralatan listrik pada sistem jaringan atau
trafo terhadap tegangan lebih yang disebabkan leh sambaran petir atau surja hubung, maka
LA dipasang di setiap ujung SUTT. Pada gardu induk LA juga dipasang pada trafo, untuk
melindungi trafo dan peralatan lainnya dari tegangan lebih.
Gambar 1 LIGHTNING ARRESTER

Komponen pada Lightning Arrester

 Elektroda
Elektroda bagian atas dihubungkan dengan bagian yang bertegangan, dan elektroda
bagian bawah dihubungkan dengan tanah.
 Tahanan Katup ( Valve Resistor )
Tahanan yang digunakan pada LA merupakan jenis material yang sifat tahanannya dapat
berubah jika mendapat perubahan tegangan.
 Spark Gap
Apabila terjadi tegangan lebih oleh sambaran petir atau surja hubung pada arrester yang
terpasang, maka pada sela percikan (Spark Gap) akan terjadi loncatan busur api. Pada
beberapa type arrester busur api yang terjadi tersebut ditiup keluar oleh takanan gas yang
ditimbulkan oleh tabung fiber yang terbakar.
 Isolator
o Isolator Porcelin/Composite
o Isolator Dudukan
 Isolator dudukan/insulating feet berfungsi untuk mencegah terjadinya arus bocor yang
mengalir ke support LA sehingga dapat membahayakan manusia yang menyentuhnya.
 Grading Ring
Grading ring digunakan agar gradient tegangan terdistribusi secara merata pada
permukaan isolator.
 Counter
o Meter arus bocor; Untuk mengukur atau memonitor arus bocor dari LA
o Counter jumlah kerja Untuk memonitor berapakali LA bekerja baik oleh
sambaran petir maupun karena surja.
Konstruksi Penyangga
Support dan pondasi .

4 Prinsip Kerja Lighthing Arrester (LA)


 Prinsip Kerja Arrester Tipe Expulsion

Arrester tipe expulsion terdiri dari tabung isolasi yang mempunyai elektroda
disetiap ujung dan lubang discharge pada ujung bawah. Panjang tabung sedemikian rupa
sehingga spark over terjadi pada gap antara dua elektroda dalam tabung.
Untuk rating tegangan yang tinggi dan arus yang tinggi kemungkinan dalam
tabung tergabung dua atau lebih gap dengan lubang discharge pada bagian atas, bawah
dan tengah-tengah dari tabung ini merupakan series gap yang dipasang diantara elektroda
dengan kawat penghantar, yang mencegah pemakaian tegangan sistem yang terus
menerus pada tabung, sehingga kebocoran, korona dan karbonisasi dapat dihindari.
Discharge pada gap luar dan berakhir pada internal bore dari tabung pencegah
flash over petir pada isolasi paralel dari penghantar. Daya dan arus susulan membantu
tekanan menjadi lebih tinggididalam tube bore yang menimbulkan asap dari lubang
discharge. Aksi expulsion yang cepat dari gas didalamtabung akan memutuskan arus
hubung singkat susulan pada setengah cycle pertama atau kedua.
 Prinsip Kerja Arrester Tipe Valve

Arrester tipe valve terdiri dari 2 (dua) elemen yaitu series ap dan valve elemen.
Valve elemen merupakan sebuah tahanan yang tidak linier, tahanan ini mempunyai sifat
khusus yaitu tahanan berubah dengan berubahnya arus dan proses perubahan ini
berlangsung dengan cepat.
Bila sebuah surja sampai pada kawat transmisi dan dilewatkan pada series gap,
tahanan valve elemen berubah turun dengan cepat, sehinga tegangan turun dibatasi
meskipun arusnya besar, dan apabila tegangan tersebut telah habis dan tinggal tegangan
normal (frekuensi 50 Hz), tahanannya naik kembali sehingga arus susulan (follow
current) dibatasi dan akhirnya dimatikan pada saat tegangan mencapai nol.

 Disconnecting Switch
Disconnecting Switch adalah saklar pemutus yang didesain tidak bisa terbuka pada saat
arus beban yang melewatinya masih ada.Biasanya disconnecting switch dipasang untuk
mengisolasi peralatan–peralatan yang mungkin tersupply daya besar.
Hampir setiap jalur utama atau peralatan di gardu induk telah menghubungkannya
dengan sarana untuk mengisolasi sepenuhnya dari unsur-unsur berenergi lainnya sebagai
sarana yang bijaksana untuk mengasuransikan keselamatan dengan mencegah energi yang
tidak disengaja. Saklar sederhana ini, yang disebut disconnects, atau disconnecting switches,
biasanya dipasang di kedua sisi peralatan atau garis di mana pekerjaan harus dilakukan.
DS tidak boleh dioperasikan sementara sirkuit di mana mereka terhubung diberi energi,
tetapi hanya setelah rangkaian itu mengalami deenergized. Sebagai tindakan pencegahan lebih
lanjut, mereka dapat dibuka dengan menggunakan stik terisolasi yang membantu operator
menjaga jarak dari sakelar.
 Jenis PMS Berdasarkan Gerak Pemisah
1. Pemisah Engsel
Pemisah tersebut memiliki gerakan seperti engsel.

Gambar 4. Pemisah Engsel

2. Pemisah Putar
Pemisah yang memiliki dua buah kontak diam dan dua buah kontak gerak yang
dapat berputar pada sumbunya.
Gambar 5. Pemisah Putar

3. Pemisah Siku
Pemisah ini tidak mempunyai kontak diam, hanya terdapat dua kontak gerak
yang mempunyai sudut 900.

Gambar 6. Pemisah Siku

4. Pemisah Luncur
Pemisah ini gerakan kontaknya ke atas – ke bawah (vertikal) atau ke samping
(horizontal). Banyak dioperasikan pada instalasi 20 kV.
Gambar 7. Pemisah Luncur

 Current Transformer
Trafo Arus ( CT ) jenis trafo yang digunakan untuk mengukur arus AC. Menghasilkan
arus sekunder yang sebanding arus primer. Trafo arus adalah unit sensor arus dari sistem
tenaga listrik dan digunakan di stasiun pembangkit, gardu listrik, dan dalam distribusi tenaga
listrik industri dan komersial. Trafo instrumen mengisolasi pengukuran atau sirkuit
perlindungan dari tegangan tinggi sistem primer. Sebuah trafo arus menyediakan arus
sekunder yang secara akurat sebanding dengan arus yang mengalir di primernya. Trafo arus
menghadirkan beban yang tidak berarti ke sirkuit primer.
trafo arus memiliki lilitan primer, inti dan lilitan sekunder, meskipun beberapa trafo, termasuk
trafo arus, menggunakan inti udara. Pada prinsipnya, satu-satunya perbedaan antara trafo arus
dan trafo tegangan (tipe normal) adalah yang pertama diberi input dengan arus 'konstan'
sementara yang terakhir diberi input dengan tegangan 'konstan', di mana 'konstan' memiliki
rangkaian yang ketat.

CT atau Trafo Arus merupakan perantara pengukuran arus, dimana keterbatasan


kemampuan baca alat ukur. Misal pada sistem saluran tegangan tinggi, arus yang mengalir
adalah 2000A sedangkan alat ukur yang ada hanya sebatas 5A. Maka dibutuhkan sebuah CT
yang mengubah representasi nilai aktual 2000A di lapangan menjadi 5A sehingga terbaca oleh
alat ukur.

 Circuit Breaker
Perangkat switching mekanis yang mampu membuat, membawa dan menghancurkan arus
di bawah kondisi sirkuit normalmembawa untuk waktu tertentu dan melanggar arus di bawah
kondisi sirkuit abnormal tertentu sepertimereka dari arus pendek
Pengaplikasian dari Circuit Breaker
1. Closed Position  konduktor ideal : membawa arus dan tegangan
2. Open position  isolator ideal : menahan tegangan
3. Menyediakan keandalan jaringan
o Memuat arus switching ( normal network condition )
o Kegagalan arus switching ( abnormal network condition )
 Aplikasi Utama Circuit Breaker :
1. Saluran transmisi overhead
2. Transforemer and shun reactor
3. Capacitor bank and harmonics filter
4. Generator switching
5. Bus tie & transfer switching
 Perlindungan Circuit breaker
1. Membersihkan kegagalan
2. Melindungi kegunaan perangkat
3. Melindungi personil dan public
 Media isolator interrupter ( Air, Oil, Vacuum )
1. Compressed Air
a) Tidak efisien pada tegangan tinggi
b) Saat pengoperasian alat sangat berisik
c) Fisik yang besar dan memerlukan perawatan intensif
d) Bertekanan tinggi yang ekstrim ( >17 bar )
2. Oil
a) Mudah terbakar ( resiko keselamatan operator )
b) Kemampuan kapasitif switching buruk
c) Besar dan desain yang mahal
3. Vacuum
a) harga yang efektif
b) nomor terbesar dari switching operation ( bebas perawatan )
c) kemampuan interupsi terbatas
d) tidak efisien pada tegangan tinggi
 Komponen pada CB
 BUS
Dalam sistem transmisi listrik bus digunanakan untuk meneyebut pertemuan antar
jaringan, memiliki fungsi utama sebagai penghubung antar jaringan.
Pemilihan bahan untuk BUS meliputi :
1. Tahanan elektrik rendah
2. Kekuatan mekanik tinggi
3. Tahan terhadap cuaca
4. Tahan terhadap korosi
Terdapat beberapa tipe BUS :
1. Single bus
2. Double bus
3. Main and transfer bus
4. Double bus, single breaker
5. Ring bus
6. Breaker and half

 Single Bus
Konfigurasi gardu ini terdiri dari semua sirkuit yang terhubung ke single bus, kesalahan
pada bus atau diantara bus dan CB akan menyebabkan pemadaman seluruh bus atau gardu.
Konfigurasi single bus merupakan yang paling sederhana dan murah disbanding konfigurasi
lainnya. Lebih sedikit membutuhkan area instalasi. Konfigurasi single bus hanya boleh
diterapkan di gardu, keandalan dan ketersediaan sistem ini dapat ditinkatkan dengan
memperluas dan mimilah – milah bus.
keuntungan :
- Biaya paling murah
Kerugian :
- Jika ada Circuit yang gagal maka seluruh gardu induk akan off
- Sulit untuk melakukan maintenance
- Tidk dapat melakukan modifikasi pada bus tanpa mematikan gardu induk scara
keseluruhan
- Hanya dapat digunakan di tempat dimana beban dapat diputus

 Double Bus
Konfigurasi ini menggunakan dua bus dan dua pemutus per sirkuit. Kedua bus biasanya
diberi energi dan sirkuit apa pun dapat dipindahkan untuk pemeliharaan tanpa pemadaman
listrik di sirkuit yang sesuai. Kegagalan salah satu dari dua bus tidak akan mengganggu
sirkuit karena semua sirkuit dapat diberi makan dari bus yang tersisa dan mengisolasi bus
yang gagal.
Gardu dengan pengaturan double breaker bus ganda membutuhkan dua kali peralatan
sebagai skema bus tunggal tetapi sangat dapat diandalkan. Load balancing antara bus dapat
dicapai dengan menggeser sirkuit dari satu bus ke bus yang lain. Skema ini biasanya
ditemukan di gardu transmisi EHV atau stasiun pembangkit.
Keuntungan :
- Setiap jaringan disokong oleh 2 circuit breaker
- Fleksibel untuk menentukan sambungan antara feeder dengan busbar
- Mudah untuk melakukan maintenance circuit breaker
- Memiliki keandalan tinggi
Kekurangan :
- Memiliki biaya paling tinggi
- Ketika terjadi kerusakan pada circuit breaker, maka jaringan akan kekurangan
daya setengah dari seharusnya

 Main and Transfer Bus


Dalam pengaturan ini satu atau lebih bus ditambahkan ke skema gardu bus tunggal. Satu
atau lebih pemutus sirkuit dapat digunakan dalam pengaturan ini untuk membuat hubungan
antara bus utama dan transfer. Ketika tidak ada Tie CB hadir, untuk pemeliharaan pemutus
sirkuit, bus transfer diberi energi dengan menutup sakelar isolator ke bus transfer. Kemudian
pemutus sirkuit dipertahankan dibuka dan diisolasi di kedua sisi. Perlindungan sirkuit akan
dinonaktifkan dalam pengaturan pemeliharaan ini
Dalam konfigurasi bus utama dan transfer, skema relay pelindung cukup kompleks
karena persyaratan pemutus dasi untuk menangani setiap situasi untuk pemeliharaan pemutus
sirkuit lainnya. Skema bus ini lebih mahal daripada konfigurasi bus tunggal tetapi lebih dapat
diandalkan dan dapat dengan mudah diperluas.Prosedur switching rumit untuk pemeliharaan
setiap pemutus sirkuit. Kegagalan pemutus atau kerusakan pada bus menyebabkan
pemadaman seluruh gardu.
 Double Bus, Single Breaker
Gardu yang menggunakan konfigurasi ini disediakan dengan dua bus. Setiap sirkuit
dilengkapi dengan pemutus tunggal dan terhubung ke kedua bus menggunakan isolator.
Pemutus dasi menghubungkan kedua bus utama dan biasanya tertutup, sehingga
memungkinkan lebih banyak fleksibilitas dalam operasi. Kesalahan pada satu bus
membutuhkan isolasi bus sementara sirkuitnya diumpankan dari bus yang berlawanan.

Skema pemutus bus ganda lebih mahal dan membutuhkan ruang instalasi lebih dari
konfigurasi bus tunggal. Adalah umum untuk menemukan skema ini dengan bus transfer
tambahan di gardu transmisi EHV.
 Ring Bus
Dalam konfigurasi ring bus, sesuai namanya, pemutus sirkuit dihubungkan untuk
membentuk cincin, dengan isolator di kedua sisi setiap pemutus. Sirkuit berakhir antara
pemutus dan setiap sirkuit diberi makan dari kedua sisi. Setiap pemutus sirkuit dapat dibuka
dan diisolasi untuk pemeliharaan tanpa gangguan layanan.
Kerugian utama dari sistem ring bus adalah bahwa jika kesalahan itu terjadi, cincin itu
terbelah yang dapat mengakibatkan menjadi dua bagian yang terisolasi. Masing-masing dari
dua bagian ini mungkin tidak memiliki kombinasi yang tepat dari sirkuit sumber dan beban.
Hal ini dapat dihindari dengan menghubungkan sumber dan memuat sirkuit secara
berdampingan.
Skema ring bus dapat diperluas untuk mengakomodasi sirkuit tambahan, tetapi umumnya
tidak cocok untuk lebih dari enam. Perencanaan yang hati-hati harus digunakan dengan
skema ini untuk menghindari kesulitan dengan ekspansi di masa depan.
 Breaker and A half
Ketika perluasan gardu diperlukan untuk mengakomodasi lebih banyak sirkuit, skema
bus cincin dapat dengan mudah diperluas ke konfigurasi pemutus Satu dan Setengah.
Konfigurasi ini menggunakan dua bus utama, keduanya biasanya diberi energi dengan tiga
pemutus terhubung di antara bus.
Dalam konfigurasi bus ini, tiga pemutus diperlukan untuk setiap dua sirkuit - maka
nama "satu dan setengah". Anggap saja sebagai, untuk mengendalikan satu sirkuit
membutuhkan satu setengah pemutus penuh. Pemutus tengah dibagi oleh kedua sirkuit, mirip
dengan skema bus cincin di mana setiap sirkuit diberi makan dari kedua sisi.

 CVT ( Capacitive Voltage Transformer )


Capacitor Voltage Transformers (CVT), digunakan untuk mengukur tegangan dan
perlindungan dalam sistem jaringan tegangan tinggi. Mereka mengubah tegangan tinggi
menjadi tegangan rendah yang memadai untuk diproses dalam peralatan instrumen pengukur
dan perlindungan sekunder, seperti relay dan perekam).
Pengaplikasian CVT di HV Networks
o Tegangan Mengukur: Mereka secara akurat mengubah tegangan transmisi ke
tingkat yang dapat digunakan untuk pengukuran penghasilan, perlindungan dan
tujuan kontrol
o Isolasi: Mereka menjamin isolasi antara jaringan HV dan sirkuit LV
memastikan kondisi keamanan untuk mengendalikan operator ruang
o Transmisi HF: Mereka dapat digunakan untuk kopling Power Line Carrier
(PLC)
Komponen yang ada pada CVT

Unsur-unsur kapasitor terhubung seri, bertempat di kulit porselen, masing-masing dengan


kedap udara (secara kedap udara) disegel, disebut sebagai bagian kapasitor. Dielektrik elemen
kapasitor terdiri dari film / kertas polypropylene berkualitas tinggi dan diresapi dengan cairan
sintetis yang diproses.
Setiap bagian kapasitor dilengkapi dengan stainless steel di bawah yang akan
memungkinkan cairan sintetis untuk memperluas dan kontrak dengan perubahan suhu operasi
ambient sambil mempertahankan penyegelan hermetik. Ini adalah bagian kapasitor yang
sebagian besar tegangan tinggi akan dijatuhkan.
Tegangan keran (sekitar 5-12 kV tergantung pada jenis) diambil dari bagian kapasitor
terendah dan diumpankan ke sirkuit elektromagnetik di kotak dasar aluminium cor. Kotak dasar
berisi trafo antara yang akan memberikan tegangan output akhir melalui gulungan ganda yang
disadap, reaktor kompensasi seri dan sirkuit kontrol resonansi-gema. Kotak dasarnya diisi
dengan minyak mineral kering, melindungi komponen dari kerusakan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai