Anda di halaman 1dari 14

Sistem Komunikasi Bergerak (GSM, CDMA)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi bergerak


ini adalah sistem komunikasi tanpa kabel (wireless) yaitu sistem komunikasi radio
lengkap dengan antena pemancar dan perangkat radionya. Untuk dapat mengcover
cakupan yang begitu luas, dilakukan pembagian coverage area menjadi sub-sub area
yang disebut cell.
Oleh karena itulah sistem komunikasi bergerak disebut juga sistem komunikasi selluler.
Sistem komunikasi bergerak seluler merupakan system komunikasi dengan media
transmisi tanpa kabel (ruang bebas), yang mampu untuk memberikan derajat mobilitas
yang baik pada user (MS). User yang bergerak menyebabkan karakteristik random sinyal
pada kanal transmisinya. Sistem ini bersifat seluler yang berarti coverage jaringan dibagi
dalam beberapa sel .
Idealnya bentuk cell adalah heksagonal agar seluruh ruangan ter-cover, tetapi
kenyataannya di lapangan bentuk cell adalah lingkaran sehingga ada celah antara cell
yang tidak tercover oleh jaringan. Daerah ini disebut daerah blank spot, dimana pada
daerah ini pelanggan tidak dapat melakukan hubungan komunikasi.
Setiap cell ini di cover oleh suatu perangkat radio lengkap dengan antena
pemancarnya. Alat yang langsung mengcover langsung tiap cell disebut base transceiver
station (BTS).

1.2 Batasan Masalah


Adapun masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini ;
1. Definisi dari sistem komunikasi bergerak
2. Perkembangan dari sistem komunikasi bergerak
3. Jenis dan karakteristik dari sistem komunikasi bergerak

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini :
1. Mengetahui dan Memahami definisi dari system komunikasi bergerak
2. Mengetahui perkembangan yang terjadi dalam sistem komunikasi bergerak dari masa ke
masa
3. Mengetahui jenis dan karakteristik dari sistem komunikasi bergerak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Seluler
Arsitektur jaringan seluler terdiri dari perangkat yang saling mendukung antara lain :
Gbr 1 : Sistem Seluler
a. Base Stasion System (BSS), terdiri dari tiga perangkat yaitu :
1. Mobile Stasion (MS), perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk dapat memperoleh
layanan komunikasi bergerak. MS dilengkapi dengan sebuah smartcard yang dikenla
dengan SIM (Subscriber Identity Module) yang berisi nomor identitas pelanggan.
2. Base Stasion Controller (BSC), membawahi beberapa BTS dan mengatur trafik yang
datang dan pergi dari BSC menuju MSC atau BTS.
3. Base Transceiver Stasion (BTS), perangkat pemancar dan penerima yang memberikan
pelayanan radio kepada mobile stasion (MS).
4. Transcoder Controller (TRC), berfungsi untuk mengubah data atau suara keluaran dari
MSC (64 Kbps) menjadi 16 Kbps untuk efisiensi kanal transmisi.

b. Network Switching System (NSS)


NSS bersungsi sebagai switching pada jaringan seluler, memanajemen jaringan,
sebagai interface dengan jaringan lainnya. Komponen NSS terdiri dari :
1. Mobile Switching Center (MSC), merupakan unti pusat pada NSS yang mengontrol trafik
semua BSC.
2. Home Location Register (HLR), database yang digunakan untuk menyimpan data
pelanggan.
3. Autenthentication Center (AuC), unit untuk menyediakan parameter autentikasi dan
encryption yang memeriksa identitas pemakai dan memastikan kemantapan dari setiap
call.
4. Visitor Location Register (VLR), VLR merupakan database yang memiliki informasi
pelanggan sementara yang diperlukan oleh MSC untuk melayani pelanggan yang
berkunjung dari area lain.

c. Operation and Support System (OSS)


OSS adalah gabungan dari OMC (Operation Maintenance Centers). OSS memiliki tiga
fungsi utama, yaitu:
1) Memelihara semua perangkat telekomunikasi dan operasi jaringan,
2) Memanajemen semua

2.2 Sistem Komunikasi Bergerak (Mobile Communication)


Sistem komunikasi bergerak seluler merupakan system komunikasi dengan media
transmisi tanpa kabel (ruang bebas), yang mampu untuk memberikan derajat mobilitas
yang baik pada user (MS). User yang bergerak menyebabkan karakteristik random sinyal
pada kanal transmisinya. Sistem ini bersifat seluler yang berarti coverage jaringan dibagi
dalam beberapa sel . Pada gambar diatas terlihat bahwa sistem komunikasi bergerak
seluler terdiri atas beberapa perangkat :
1) Mobile Stasion / Mobile Unit (MS)
MS adalah perangkat yang dibawa oleh user yang terdiri dari Subscriber Transceiver,
Control Unit, dan Antena.
2) Mobile Telephone Switching Office / Mobile
Switching Centre (MTSO / MSC) MSC merupakan pusat koordinasi dari semua cell site
yang ada dan berfungsi sebagai perangkat penyambung utama. Elemen – elemen MSC
adalah Switching Unit, Processor (Database Processor, Switch Processor, dan
Coordinator Processor), dan Database Unit yang terdiri dari :
1. Visitor Location Register, penyimpan data – data temporer yang masuk dari MSC lain dan
sifatnya resident
2. Home Location Register , penyimpan data – data tetap dari pelanggan dalam MSC itu
sendiri.

Sistem komunikasi bergerak memungkinkan pelanggannya dapat bergerak selama


proses hubungan komunikasi berlangsung dengan catatan pelanggan bergerak dalam
cakupan area penyelenggara jasa komunikasi. Kemampuan mobilitas inilah yang
diunggulkan dari sistem komunikasi fixed (diam). Yang jadi permasalahan adalah
bagaimana suatu sistem didimensioning agar jaminan komunikasi masih tetap dapat
berlangsung meskipun dalam keadaan bergerak dapat berlaku.
Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi bergerak ini
adalah sistem komunikasi tanpa kabel (wireless) yaitu sistem komunikasi radio lengkap
dengan antena pemancar dan perangkat radionya. Untuk dapat mengcover cakupan
yang begitu luas, dilakukan pembagian coverage area menjadi sub-sub area yang
disebut cell. Oleh karena itulah sistem komunikasi bergerak disebut juga sistem
komunikasi selluler.
Permasalahannya adalah bagaimana caranya agar tiap-tiap sub area tersebut dapat
saling berkomunikasi sehingga pelanggan dimanapun dia, selama masih dalam coverage
sub area (cell) hubungan komunikasi masih dapat dilakukan. Oleh karena itu, dalam tiap
sub area (cell) harus ada dua perangkat radio, yang pertama untuk komunikasi cell
dengan pelanggan yang ada di wilayahnya dan perangkat radio yang kedua digunakan
untuk hubungan komunikasi antar sub area (cell).
Idealnya bentuk cell adalah heksagonal agar seluruh ruangan ter-cover, tetapi
kenyataannya di lapangan bentuk cell adalah lingkaran sehingga ada celah antara cell
yang tidak tercover oleh jaringan. Daerah ini disebut daerah blank spot, dimana pada
daerah ini pelanggan tidak dapat melakukan hubungan komunikasi.
Berdasarkan ukuran luasnya jangkauan cell dapat dibagi menjadi tiga jenis cell yaitu:
- Macrocell : dimana R > 5 km (biasanya 7 km)
- Microcell : dimana 1 < R < 3 km
- Picocell : dimana R < 1 km
Setiap cell ini di cover oleh suatu perangkat radio lengkap dengan antena pemancarnya.
Alat yang langsung mengcover langsung tiap cell disebut base transceiver station (BTS).

2.2.1 GSM (Global System for Mobile Communication)


GSM (Global System for Mobile Communication) adalah suatu teknologi yang
digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik sigital. Sebagai teknologi yang dapat
dikatakan cukup revolusioner karena berhasil menggesr teknologi sistem telekomunikasi
bergerak analog yang popular pada dekade 80-an, GSM telah memberikan alternative
berkomunikasi baru bagi dunia telekomunikasi yang lebih powerful. Dengan
menggunakan sistem sinyal digital dalam traansmisi datanya, membuat kualitas data
maupun bit rate yang dihasilkan menjadi lebih baik disbanding sistem analog. Teknologi
GSM saat ini lebih banyak digunakan untuk komunikasi seluler dengan berbagai macam
layanannya. Dalam kehidupan sehari – hari kita lebih mengenal handphone sebagai
aplikasi teknologi GSM yang paling popular. Sejak pertama pengimplementasinya
sampai sekarang GSM telah dikembangkan dalam tiga kelompok yaitu GSM 900, GSM
1800, GSM 1900. Perbedaan ketiga kelompok tersebut adalah pada lokasi band
frekuensi yang digunakan. GSM 900 menggunakan frekuensi 900 Mhz sebagai kanal
transmisinya. GSM 1800 dan 1900 masing – masing menggunakan 1800 dan 1900 Mhz.
GSM merupakan teknologi seluler generasi kedua yang menggunakan teknologi
modulasi digital, menyediakan kapasitas lebih besar, kualitas suara serta sekuritas yang
lebih baik jika dibandingkan dengan teknologi seluler generasi pertama. Teknologi seluler
generasi kedua ini menggunakan teknologi Time Division Multiple Akses (TDMA) sebagai
“air interface”. Pada teknologi ini, suatu pita frekuensi tertentu yang lebih lebar dibagi-
bagi ke dalam beberapa time slot. Hal ini berarti bahwa beberapa panggilan dapat
menggunakan kanal frekuensi yang sama, tetapi pada suatu slot waktu yang berbeda-
beda. Ada sekitar 250 sistem GSM yang beroperasi di hampir 105 negara. Di Amerika
Utara, standar digital yang berbeda dikembangkan, dan dikenal dengan D-AMPS(IS-
136). D-AMPS ini merupakan evolusi dari standar AMPS analog yang banyak digunakan
di Amerika, Asia Pasifik dan beberapa area di Eropa Timur. Di Jepang, standar digital
yang dikembangkan adalah PDC (personal digital cordless). Ketiga standar inilah yang
banyak dikembangkan dan mendominasi pasar sekarang ini. Meskipun ketiga standar ini
menggunakn “air interface” yang sama, yaitu TDMA tetapi ketiga standar teknologi ini
tidaklah kompatibel. Pelanggan GSM misalnya, dia hanya mampu melakukan panggilan
bila berada pada jaringan GSM. Jika pada suatu saat si pelanggan tadi berada pada
suatu daerah di mana tidak terdapat jaringan GSM melainkan jaringan D-AMPS, maka si
pelanggan tadi tidak dapat melakukan panggilan.
Sistem GSM terdiri dari elemen-elemen penyususn dan juga sistem pensinyalan
(signaling) dan antarmuka (interface) yang sudah distandarisasi. Pembagian jaringan
GSM dapat dibedakan atas tiga subsistem yaitu:
 RSS (Radio Subsystem)
 NSS (Network and Switching Subsystem)
 OSS (Operation Support Subsystem atau Operation and Maintenance Subsystem)

2.2.1.1 RSS (Radio Sub-System)


RSS merupakan bagian system yang berinteraksi erat dengan penanganan
sumber daya radio, dalam hal ini BSS dan MS. BSS mewakili unit fungsi dari peralatan
yang diperlukan untuk mendukung suatu sel. Unit ini terdiri dari tiga entitas fungsional:
BSC (Base Station Controller) sebagai unit control, BTS (Base Transceiver Station)
sebagai unit transmisi,dan TCE (Transcoding Equipment) sebagai unit pengadaptasian
metode pengkodean suara yang berbeda dalam jaringan GSM dan jaringan tetap (fixed
network). Antarmuka antara BTS dan MS disebut sebagai Um interface (radio interface).
Sedangkan antara BTS dan BSC didefinisikan anatarmuka yang disebut Abis interface.
Untuk menjaga konsistensi kinerja sistem, setiap BSC dihubungkan dengan unit kontrol
sistem OOS. Semua hubungan koordinatif yang terjadi antar entitas didalam jaringan
selain BTS dan MS dilakukan dengan SS7 (Signalling System no 7).
1. MS (Mobile Station)
Pada umumnya terdapat tiga jenis MS untuk sistem komunikasi bergerak. Pertama
adalah pesawat yang terhubung dengan kendaraan (vehicle mountered). Kedua pesawat
portable dan yang terakhir pesawat genggam (handheld). Secara arsitektur MS terdiri
dari bagian yang menangani radio, bagian pemrosesan data dan antarmuka dengan
pengguna atau ke terminal yang lain. Dua bagian yang pertama berfungsi untuk
mengakses dan berinteraksi dengan jaringan melalui radio interface. Sedangkan yang
terakhir berkaitan dengan interaksi dengan pengguna. Bila dilakukan pembagian secara
fungsional, MS terdiri dari:
 Terminal pendukung, merepresentasikan fungsi khusus tanpa fungsi spesifik GSM.
 Terminal mobile, merepresentasikan semua fungsi yang berhubungan dengan transmisi
pada radio interface.
 Terminal adapter yang bertindak sebagai gateway antara terminal pixed dan terminasi
mobile.

Secara umum fungsi dari MS adalah:


1. Secara struktural berada diluar jaringan (tidak terintegrasi ke jaringan)
2. Sebagai interface antara user dengan jaringan
3. Terdiri dari mobile equipment dan SIM-card

2. BTS (Base Transceiver Station)


Base transceiver Station terdiri dari perlengkapan radio yang diperlukan untuk
mendukung sebuah sel.Tugas dari BTS adalah menjaga dan memonitor hubungan
dengan MS. Lebih khusus lagi, menghubungkan dengan transmisi penerimaan radio,
semua fungsi pemrosesan sinyal spesifik dengan radio interface dan beberapa fungsi
tambahan. BTS juga sering disebut sebagai kepanjangan tangan BSC dan merupakan
bagian dengan perangkat keras tersebut.
Secara umum BTS mempunyai fungsi:
1. Mengcover sel yang menjadi areanya
2. Menyediakan kanal bagi MS
3. Interface antara MS dengan jaringan
4. Melakukan location updatingdari MS dan melaporkannya ke MSC via BSC
5. Melakukan pertukaran informasi dari dan ke jaringan dengan MS
6. Ada dua perangkat radio, yaitu RBS dan mini-link
3. TCE (Transcoding Equipment)
Dengan adanya TCE maka frekuensi radio dapat digunakan secara lebih efektif. Dalam
jaringan GSM suara ditransmisikan hanya 16 Kbps (13 Kbps informasi suara dan 3 kbps
informasi kontrol), sedangkan pada jaringan tetap (ISDN) biasanya digunakan standard
transmisi 64 Kbps (PCM 8 bit). Tugas dari TCE antara lain adaptasi bit rate antara BSC
dan MSC. Hubungan informasi kontrol (SS7) dan adaptasi rate untuk transmisi data
melalui telepon mobile. Beberapa literature menyebutnya sebagai TRAU (Transcoder
Rate Adaptation Unit) dan dalam arsitektur kanonik GSM diklasifikasikan sebagai bagian
dari BTS.

4. BSC (Base Station Controller)


Dalam terminology GSM, suatu BSS adalah gabungan sebuah BSC dan semua BTS
yang dikontrolnya. BSC berfungsi untuk memonitor dan mengontrol sejumlah BTS. Jadi
semua pengaturan kanal pada radio interface (pengalokasian/pelepasan kanal) dan
mekanisme handover dilakukan secara remote oleh BSC. Dengan adanya proses ini
maka BSC dapat mengendalikan kinerja transmisi setiap BTS dan jika perlu dapat
memerintahkan handover ke sel (BTS yang lain yang masih dalam wilayah BSC yang
bersangkutan. Jika suatu intra MSC handover diperlukan, BSC melibatkan MSC (Mobile
service Switching Centre) untuk menjalankan handover. Handover berarti perubahan
yang terjadi jika mobile station meninggalkan suatu wilayah sel dengan kata lain
berpindahnya MS dari satu sel ke sel lainnya tanpa memutuskan hubungan yang sedang
berlangsung. Sedangkan intra MSC handover berarti suatu handover yang terjadi antara
dua sel yang dikontrol oleh MSC yang sama tapi dengan BSC yang berbeda. Suatu BSC
dapat menangani beberapa BTS tergantung dari karakteristik trafik pada lokasi
pelayanan.
Secara umum fungsi dari BSC adalah:
1. Mengontrol BTS yang berada di bawahnya
2. Satu BSC bisa mengontrol lebih dari satu BTS
3. Interface antara BTS dan MSC

2.2.1.2. NSS (Network and Switching Subsystem)


NSS berfungsi sebagai switching pada jaringan GSM, memanajemen jaringan,
sebgai interface antara jaringan GSM dengan jaringan lainnya. Komponen NSS pada
jaringan GSM terdiri dari :
- Mobile Switching Center (MSC)
MSC bertugas mengatur komunikasi antar pelanggan dan user jaringan telekomunikasi
lainnya.
- Home Location Register (HLR)
HLR merupakan database yang berisi data pelanggan yang tetap suatu wilayah cakupan.
Data – data tersebut antara lain: layanan pelanggan, service tambahan dan informasi
mengenai lokasi pelanggan yang paling akhir.
- Visitor Location Register (VLR)
VLR merupakan database yang berisi informasi sementara mngenai pelanggan yang
melakukan mobile (roaming) dari area cakupan lain.
- Authentication Center (AuC)
AuC berisi database yang bersifat rahasi yang disimpan dalam bentuk format kode untuk
pengaman dan pengontrolan penggunaan sistem seluler yang sah dan mencegah
pelanggan yang melakukan kecurangan.
- Equipment Identity Register (EIR)
EIR Merupakan database terpusat yang berfungsi untuk validasi International Mobile
Equipment Indentity (IMEI).
- Equipment Working Function (IWF)
IWF berfungsi sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan lain.
- Echo Canceller (EC)
EC digunakan untuk sambungan dengan PTSN untuk mengurangi echo (gaung/gema).
- Operation and Maintenance Center (OMC)
OMC sebagai pusat pengontrolan operasi dan pemeliharaan jaringan. Fungsi utamanya
mengawasi alam perangkat dan perbaikan terhadap kesalahan operasi.
- Network Management Centre (NMC)
NMC berfungsi untuk pengontrolan operasi dan pemeliharaan jaringan yang lebih besar
dari OMC.

2.2.1.3 OSS (Operation Support Subsystem atau Operation and Maintenance Subsystem)
Operasi dan pusat pemeliharaan (OMC) tersambung ke semua peralatan dalam
sistem switching dan ke BSC. Pelaksanaan OMC disebut sistem operasi dan support
(OSS).
Berikut adalah beberapa fungsi OMC:
1. Administrasi dan komersial operasi (langganan terminal akhir, pengisian dan statistik).
2. Manajemen Keamanan.
3. Konfigurasi jaringan, Operasi dan Kinerja Manajemen.
4. Tugas pemeliharaan.

Operasi Pemeliharaan dan fungsi didasarkan pada konsep-konsep Manajemen


Jaringan Telekomunikasi (TMN) yang standar di ITU-T seri M.30.
Gbr 2 : Sistem OMC mencakup semua elemen GSM
OSS adalah entitas fungsional dari mana monitor operator jaringan dan
mengontrol sistem. Tujuan dari OSS adalah untuk menawarkan pelanggan biaya-efektif
dukungan untuk terpusat, regional, dan kegiatan operasional dan pemeliharaan lokal
yang diperlukan untuk jaringan GSM. Salah satu fungsi penting dari OSS adalah untuk
memberikan gambaran jaringan dan dukungan aktivitas pemeliharaan dari operasi yang
berbeda dan organisasi pemeliharaan.
OSS terdiri dari otentikasi pusat (AUC), identitas peralatan register (EIR), dan
pusat operasi dan pemeliharaan (OMC).
Authentication Center (AUC)
Semua informasi yang dibutuhkan untuk melindungi identitas pelanggan dan
komunikasi selular menghadapi eavesdropping dan otorisasi untuk mengakses
antarmuka radio disimpan dalam AUC. Karena antarmuka radio umumnya tidak aman
dari tindakan penyadapan khusus (misalnya, otentikasi kunci untuk setiap pelanggan dan
enkripsi informasi yang dikirimkan) yang diambil untuk mencegah penggunaan penipuan
GSM-PLMN koneksi. Otentikasi algoritma kriptografi dan kode disimpan dalam AUC dan
aturan ketat diterapkan ketika akses kepada mereka diperlukan.
Peralatan Identifikasi Register (EIR)
EIR adalah database pusat di mana pelanggan dan nomor identifikasi peralatan
(IMEI) disimpan. Database berisi putih, hitam, dan daftar abu-abu. Daftar putih berisi
IMEIs yang valid stasiun radio mobile, daftar hitam berisi IMEIs dari dicuri atau dilarang
stasiun radio bergerak. Daftar abu-abu berisi IMEIs dari rusak peralatan yang
dikecualikan dari penggunaan salah satu layanan.

2.2.1.4 WCDMA – UMTS


WCDMA merupakan teknologi generasi ketiga (3G) yang berbasis packet service
dengan menggunakan standar Direct Sequence Spread Spectrum dan modulasi RF yang
digunakan adalah QPSK saat uplink maupun downlink. Standar bandwitch yang dipakai
sebesar 5 Mhz yang dapat ditingkatkan sampai dengan 10 Mhz, 15 Mhz, dan 20 Mhz.
Sedangkan dukungan mobilitas yang dapat dilayani sampai dengan 120 km/jam.
Beberapa hal yang dimiliki oleh teknologi WCDMA ini adalah :
 Mendukung pengiriman data dengan kecepatan tinggi (> 384 kbps pada lingkup area yang
lebar dan dapat mencapai 2 Mbps pada daerah indoor / local outdoor coverage )
 Sistem layanan yang fleksibel yang mendukung multiple parallel variable rate service
pada tiap – tiap koneksi
 Dukungan terhadap handover antar frekuensi untuk pengoperasian dengan struktur sel
yang bertingkat
 Implementasi yang mudah pada terminal dual mode UMTS/GSM baik itu handover
diantara UMTS dan GSM
 Kerahasiaan yang tinggi
 Dapat diaplikasikan pada lingkungan interferensi yang tinggi
 Menyediakan kapasitas yang lebih besar daripada system FDMA, TDMA, maupun
NarrowBand CDMA
Kelebihan lainnya secara teknis adalah teknologi WCDMA memiliki laju data yang tinggi
yang mampu mencapai 5,6 Mbps dan mampu melayani 196 user tiap kanalnya, jauh lebih
besar dari teknologi GSM yang hanya mampu menangani 8 user tiap kanalnya UMTS
adalah salah satu teknologi seluler pada generasi ketiga yang menggunakan yteknologi
WCDMA sebagai interfacenya. UMTS dikembangkan oleh IMT-2000 framework yang
merupakan salah satu bagian dari program ITU.
Gbr 3 : UMTS
Secara garis besar arsitektur jaringan WCDMA-UMTS terdiri atas bagian utama yaitu :
- User Equipment (UE)
Perangkat pada sisi pelanggan yang berupa headset untuk mengirim dan menerima
informasi
- UMTS Terresterial Radio Acces Network (UTRAN)
Jaringan akses radio terrestrial pada UMTS
- Core Network (CN)
Jaringan inti yang telah dibangun sebelum adanya UMTS seperti GSM dan GPRS

Handover
Handover merupakan merupakan proses pengalihan kanaltraffic secara otomatis
pada Mobile Stasion (MS) yang sedang digunakan untuk berkomunikasi tanpa terjadinya
pemutusan hubungan. Hal ini menjelaskan bahwa handover pada dasarnya adalah
sebuah call koneksi yang bergerak dari satu cell ke cell yang lainnya. Secara umum
handover dapat didefiniskan sebagai prosedur, dimana ada perubahan layanan pada
MS dari satuBase Stasion (BS) ke BS lain. Proses ini mermelukan lat pendeteksi untuk
mengubah status dedicated node (persiapan handover) dan alat untuk menswitch
komunikasi yang sedang berlangsung dari satu kanal pada sel tertentu ke kanal yang lain
pada sel yang lain. Keputusan untuk sebuah handover dibuat oleh Base Centre, yaitu
dengan mengevaluasi secara permanent pengukuran yang diambil oleh BTS dan MS.
Pengukuran rata – rata (Px) oleh BSC dibandingkan dengan nilai-nilai ambang batas
(threshold); jika Px melebihi nilai threshold maka dimulai proses handover dengan
mencari sebuah sel target yang cocok.

Gbr 4 : Handover
Tahap – Tahap proses Handover
- Tahap Pengukuran (Measurement), dilakukan pengukuran informasi penting yang
dibutuhkan untuk tahap decision. Pengukuran arah DL yang dilakukan oleh MS adalah
sebesar Ec/lo dari CPlCH sel yang sedang melayani dan sel – sel tetangga
- Tahap Keputusan (Decision), hasil pengukuran dibandingkan dengan threshold yang
telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian akan diputuskan apakah akan dilakukakn
handover atau tidak. Algoritma handover yang berbeda akan memiliki kondisi trigger yang
berbeda pula.
- Tahap Eksekusi (Execution), proses handover selesai dan parameter relative diubah
berdasarkan jenis handover-nya. Sebagai contoh dengan Node B apakah ditambah atau
diputuskan.

Pilot Sets
Pilot Set atau kanal pilot diidentifikasikan oleh pilot offset dan penempatan frekuensi.
Kanal inilah yang menjadi acuan dalam penentuan kondisi handover:
- Active Set, adalah pilot yang dikirimkan oleh BTS dimana UE tersebut aktif. BS
menginformasikan isi active set dengan channel assignment message atau handoiver
direction message.
- Candaidate Set, terdiri dari pilot yang tidak termasuk active set. Pilot ini harus diterima
dengan sinyal yang baik untuk mengindikasikan bahwa kanal trafik link forward yang
dibawa dapat dimodulasikan dengan baik
- Neighbor Set, adalah pilot yang digunakan untuk memberitahukan sel terdekat untuk
proses handover
- Remaining Set, terdiri dari keseluruhan pilot dalam sistem kecuali yang termasuk ke
dalam active set, candidate set dan neighbor set

Tipe – Tipe Handover Dalam Sistem WCDMA


Ada 3 tipe handover mengarah pada satu sistem. Intra sistem handover ini dapat dibagi:
- Intra sistem handover
Intra sistem handiover mengarah pada satu sistem. Intra sistem handover ini dapat dibagi
menjadi Intra frekuensi handover dan Inter frekuensi handover.
- Inter Sistem Handover
Inter Sistem Handover mengambil tempat diantara cellcell yang berdasarkan 2 Radio
Access Technology (RAT) atau Radio Access Mode (RAM) yang berbeda. Keadaan yang
paling sering untuk tipe pertama adalah menduga diantara sistem WCDMA dan
GSM/EDGE.
- Soft Handover dan Softer Handover
Saat soft handover, MS secara simultan berkomunikasi dengan 2 atau lebih cell untuk
BTS yang berbeda dari RNL (Intra RNC) yang berbeda.
Dalam situasi softer handover, mobile sedikitnya dikontrol poweraktif.
Soft Handover dan Softer Handover dapat digunakan dengan sebuah frekuensi carrier
sehigga ada pemrosesan intra frekuensi Handover.
Gbr 5 : Tipe Handover

Inter-system Handover (IHSO)


Inter-system HO terjadi antara sel-sel yang memiliki dua teknologi akses radio (Radio
Acces Technology : RAT) yang berbeda atau mode akses radio (Radio Access Mode :
RAM) yang berbeda. Kasus yang paling sering untuk handover jenis ini diperkirakan
terjadi antara sistem WCDMA ke GSM (3G – 2G) begitu juga sebaliknya (2G – 3G).
Gbr 6 : Proses Handover dalam jaringan WCDMA-UMTS dan GSM

Dalam WCDMA-UMTS, proses inter-system handover untuk layanan berbasis circuit


switch didasarkan pada proses hard handover dimana saat handover terjadi, link trafik
asal dari node B / BS akan di drop sebelum setting up pada link BS / node B yang baru
selesai, sehingga handover disebut juga proses break before make.

Gbr 7 : Proses break before make

Fungsi Utama dari “Better Cell Handover”


(Power Budget HO) adalah untuk meminimasi power RF yang diperlukan bagi
komunikasi antara MS/UE dengan jaringan (base stasion). Meminimasi daya RF,
mengurangi interferensi radio di seluruh jaringan dan meningktakan daya tahan baterai
dari MS/UE. Kondisi Power Budget PBGT mempertimbangkan cell UMTS tetangga, yang
membandingkan lever penerimaan downlink dari serving cell (GSM) dan level
penerimaan pada cell tetangga (WCDMA - UMTS). Handover margin adalah sebuah
threshold yang dapat digunakan untuk menghindari osilasi handover antara serving cell
GSM dan cell tetangga (GSM - UMTS).
Gbr 8 : Better Cell Handover
2.2.1.5 Perkembangan dari GSM ke WCDMA
Setelah generasi kedua sukses di pasaran, komunikasi bergerak kemudian
masuk menuju generasi ketiga. Namun, sebelum masuk ke generasi yang memiliki
kemampuan multimedia secara penuh ini, kunci awalnya adalah penggunaan GPRS.
Teknik transmisi data yang ada pada generasi kedua (GSM) saat ini terbatas pada
komunikasi suara, hal ini dikarenakan kanal radio yang bersifat tunggal dan berkecepatan
rendah, senantiasa harus diperuntukkan khusus bagi pengguna data selama durasi
komunikasi (dedicated), misalnya untuk SMS 9,6 kbps. Teknik circuit swithing tersebut
akhirnya akan menyebabkan reduksi atau pengurangan kapasitas sistem secara
keseluruhan dan memboroskan lebar pita, sementara itu GPRS yang menggunakan
teknik packet switching memungkinkan semua pengguna dalam sebuah sel dapat
berbagi sumber-sumber yang sama, dengan kata lain para user dapat menggunakan
spektrum radio hanya ketika mengakses data.
Struktur GPRS hampir sama dengan GSM, hanya saja bit rate yang digunakan
dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pada GSM yaitu sebesar 115 kbps. Dengan
demikian, Base Station Subsystem (BSS) yang sudah ada akan menyediakan cakupan
GPRS lengkap mulai dari ujung jaringan. Namun, dibutuhkan sebuah perangkat jaringan
fungsional baru, yaitu Packet Control Unit (PCU) yang berfungsi sebagai pengatur
segmentasi paket, akses kanal radio, kesalahan-kesalahan transmisi dan mengontrol
daya. Penyebaran jaringan GPRS adalah dimulai dengan pengenalan sebuah subsistem
jaringan tumpangan baru yang disebut Network SubSystem (NSS), dimana memiliki dua
elemen jaringan baru, yaitu Serving GPRS Support Node (SGSN) dan Gateway GPRS
Support Node (GGSN).
Teknologi EDGE (Enhanced Data Rates for Global Evolution) merupakan
teknologi lanjutan dari GPRS yang memiliki kecepatan data tiga kali lebih besar dibanding
dengan teknologi GPRS yaitu sebesar 384 kbps.
Komunitas GSM membuat transisi ke 3G dalam 3 fase berbeda:
1. Menambah jaringan radio packet sebagai sebuah overlay pada struktur eksisting.
2. Mengganti BS dan BSC dengan sub-network UTRA (Universal Terrestrial Radio Access)
3. Memperkenalkan handset UMTS (Universal Mobile telecommunication System) beserta
SIM
2.2.1.6 Standarisai Teknologi
ITU (International Telecommunication Union) Badan Telekomunikasi
Internasional) telah menetapkan IMT-2000 (International Mobile Telecommunication
2000) sebagai istilah sekaligus standar untuk sistem seluler generasi ketiga. ITU telah
mengalokasikan spektrum frekuensi bagi IMT-2000 yaitu di spektrum frekuensi
penerimaan (uplink) 1920-1980 MHz yang berpasangan dengan spektrum frekuensi
pengiriman (downlink) 2110-2170 MHz. Dan juga menetapkan frekuensi sekitar 2 GHz
yang dapat digunakan untuk layanan masa depan, baik terrestrial atau satellite.
IMT 2000 adalah generasi ketiga sistem komunikasi bergerak (mobile
communication system) yang dirancang untuk menyediakan layanan global, kemampuan
layanan yang beragam dan perbaikan performansi secara signifikan. Teknologi ini akan
menggabungkan pager, telepon seluler, dan sistem komunikasi bergerak dengan satelit
(mobile satellite system). Dengan kata lain IMT 2000 adalah dasar bagi akses komunikasi
global yang terintegrasi.
Walaupun ITU telah mendepkrisikan IMT 2000 sebagai sebuah standar tunggal
yang bersifat global atau mendunia, tetapi penentu kebijakan bidang telekomunikasi di
beberapa negara, pabrik-pabrik pembuat peralatan dan para operator tidak dapat
mencapai kesepakatan secara bulat. Akibatnya, jalur menuju generasi ketiga berjalan
lambat, dan setiap orang ingin agar kesesuaian dengan sistem yang sudah ada dapat
dijamin oleh sistem yang baru sehingga dapat tetap bekerja. Sehingga IMT 2000 dapat
memiliki tiga mode operasi yaitu CDMA, WCDMA dan TDMA..

2.2.1.7 UMTS (Universal Mobile Telecommunications System)


UMTS (Universal Mobile Telecommunications System) merupakan generasi
ketiga (3G) sistem bergerak. UMTS didukung oleh banyak operator telekomunikasi dan
para produsen. UMTS berusaha membangun kemampuan yang sama dengan sistem-
sistem yang telah bekerja saat ini, bahkan berusaha meningkatkan kapasitas,
kemampuan data dan memiliki cakupan layanan yang lebih besar. UMTS menawarkan
layanan jarak jauh, seperti komunikasi suara dan SMS, dan layanan bearer (pembawa),
dengan menyediakan kemampuan transfer informasi antar titik akses. UMTS beroperasi
pada band frekuensi 2100 MHz, dimana lebih tinggi dari GSM yang beroperasi pada
frekuensi 900 MHz dan sistem TDMA yang beroperasi pada frekuensi 1900 MHz

2.2.1.8 Akses Radio dan Alokasi Spektrum


Akses radio UMTS dikenal dengan nama Universal Terrestrial Radio Access
(UTRA), berbasis WCDMA, yang mencakup baik dengan teknik FDD maupun TDD.
Jaringannya disebut UTRAN, huruf N terakhir merupakan singkatan dari Network. Untuk
air interface nya, WCDMA memiliki lebar pita nominal 5 MHz. Jarak spasi sinyal
pembawanya 5 MHz, namun dimungkinkan juga dengan spasi sinyal pembawa mulai dari
4.4 MHz merentang sampai 5 MHz, dengan jarak variasi potongan yang tetap sebesar
200 KHz.
Variasi ini diperlukan untuk mencegah terjadinya interferensi, terutama pada blok
5 MHz berikutnya jika dialokasikan untuk sinyal pembawa lainnya. Dengan pilihan pada
teknologi WCDMA/FDD, dimana disediakan frekuensi downlink 2110 MHz – 2170 MHz
dan frekuensi uplink 1920 MHz – 1980 MHz. Pemisahan diantara keduanya sebesar
190 MHz.

2.2.2 CDMA (Code Division Multiple Access)


CDMA (Code Division Multiple Access) adalah teknologi akses jamak dimana
masing – masing user menggunakan code yang unik dalam mengakses kanal yang
terdapat dalam sistem. Pada CDMA, sinyal informasi pada transmitter decoding dan
disebar dengan bandwitch sebesar 1.25 MHz.
CDMA 2000 1X
CDMA 2000 1xEV-DO adalah tahap pertama dari evolusi CDMA 2000 1X. Spesifikasi
1xEV-DO ditetapkan oleh organisasi standar 3G, 3GPP2 (IS856). EV-DO meletakkan
data dan suara dalam kanal yang terpisah sehingga data dapat dikirimkan dalam
kecepatan 2.4 Mbps. EV-DO dikenal sebagai High Rate Packet Data Air Interface. EV-
DO adalah teknologi yang memungkinkan layanan internet secara wireless. CDMA 2000
1x EV-DO menyediakan layanan data dengan band lebar untuk menghasilkan through
put yang optimal. 1xEV-DO mengalami perbaikan data rate terutama untuk link forward
yaitu through put maksimum mencapai 2.4 Mbps dan rata – rata 600 Kbps, sedangkan
linkreverse memiliki trhroughput 153,6 Kbps per sector. Jaringan CDMA 2000 1x EV-DO
terdiri dari dari tiga bagian, yaitu : Radio Nodes (RNs), Radio Network Controller (RNC)
dan Packet Data Serving Node (PDSN).
Gbr 9 : Arsitektur jaringan CDMA 2000 1x EV-DO
Berikut adalah parameter penting dari standar :
a. Mendukung kecepatan data 2,4 Mbps pada downlink dan 153,6 Kbps pada uplink
b. Menggunakan dua Modeinter-operable : mode integrated 1X ditujukan untuk suara dan
data kecepatan biasa (medium), dan mode 1XEV ditujukan untuk data non realtime yang
berkapasitas tinggi / data kecepatan tinggi dan akses internet
c. Menggunakan Adaptiverate yang disesuaikan dengan kondisi kanal
d. Menggunakan modulasi dan coding Adaptive
e. Menggunakan macro diversity melalui pemilihan radio
f. Terminal 1X EV-DO selalu dalam kondisi hidup pada active state
g. Mengggunakan banyak format modulasi (QPSK, 8PSK, 16-QAM)

2.3 Sistem Komunikasi Bergerak Generasi Ketiga (3G)


Sistem komunikasi nirkabel generasi ketiga dikembangkan dari sistem-sistem yang
ada di generasi kedua, yang sudah matang teknologinya. Tujuan diciptakannya jaringan
komunikasi generasi ketiga adalah menyediakan seperangkat standar tunggal yang
dapat memenuhi aplikasi-aplikasi nirkabel yang luas variasinya dan menyediakan akses
yang sifatnya universaldi seluruh dunia. Di dalam sistem komunikasi generasi ketiga ini,
perbedaan antara telepon nirkabel dan telepon seluler akan hilang, dan komunikator
personal yang bersifat universal atau perangkat genggam personal akan mampu
melakukan akses ke berbagai layanan komunikasi yang mencakup suara, data dan
gambar.

Ciri-ciri karakter yang dituju oleh 3G ini adalah:

1. memiliki standar yang bersifat global atau mendunia


2. memiliki kesesuaian atau kompatibilitas layanan dengan jaringan-jaringan kabel
3. memiliki kualitas tinggi baik suara, data dan gambarnya
4. memiliki pita frekuensi yang berlaku umum di seluruh dunia
5. memiliki bentuk komunikasi yang bersifat multimedia, baik layanannya maupun
piranti penggunanya
6. memiliki spektrum yang benar-benar efisien
7. memiliki kemampuan yang mudah untuk berevolusi ke sistem nirkabel generasi
berikutnya
8. memiliki laju data paket 2Mbps untuk terminal atau perangkat yang diam di tempat,
384 kbps untuk kecepatan orang berjalan dan 144 kbps untuk kecepatan orang
berkendaraan

Generasi ketiga menggunakan jaringan digital layanan terpadu berpita lebar untuk
mengakses jaringan-jaringan informasi. Istilah-istilah yang muncul seperti Personal
Communication Sistem (PCS) dan Personal Communication Network (PDN) digunakan
untuk menyatakan secara tidak langsung munculnya sistem generasi ketiga bagi
perangkat-perangkat genggamnya. Nama lain dari PCS ini termasuk Future Public Land
Mobile Telecommunication Sistem (FPLMTS) untuk penggunaan di seluruh dunia, yang
juga dikenal dengan nama International Mobile Telecommunication 2000 (IMT 2000), dan
Universal Mobile Telecommunication Sistem (UMTS).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sistem komunikasi bergerak seluler merupakan system komunikasi dengan


media transmisi tanpa kabel (ruang bebas), yang mampu untuk memberikan derajat
mobilitas yang baik pada user (MS). User yang bergerak menyebabkan karakteristik
random sinyal pada kanal transmisinya. Sistem ini bersifat seluler yang berarti coverage
jaringan dibagi dalam beberapa sel . Sistem komunikasi bergerak memungkinkan
pelanggannya dapat bergerak selama proses hubungan komunikasi berlangsung dengan
catatan pelanggan bergerak dalam cakupan area penyelenggara jasa komunikasi.
Bentuk dari system komunikasi bergerak adalah GSM (Global System for Mobile
Communication) yang merupakan suatu teknologi yang digunakan dalam komunikasi
mobile dengan teknik sigital. Teknik transmisi data yang ada pada generasi kedua (GSM)
saat ini terbatas pada komunikasi suara. Teknik circuit swithing tersebut akhirnya akan
menyebabkan reduksi atau pengurangan kapasitas sistem secara keseluruhan dan
memboroskan lebar pita, sementara itu GPRS yang menggunakan teknik packet
switching memungkinkan semua pengguna dalam sebuah sel dapat berbagi sumber-
sumber yang sama. Selaian dari pada GSM ada juga CDMA (Code Division Multiple
Access) yang merupakan teknologi akses jamak dimana masing – masing user
menggunakan code yang unik dalam mengakses kanal yang terdapat dalam sistem.
Pada CDMA, sinyal informasi pada transmitter decoding dan disebar dengan bandwitch
sebesar 1.25 MHz.

DAFTAR PUSTAKA
 http://sinauonline.50webs.com/GSM/wcdma.html
 http://tutorial-telkom.blogspot.com/2012/03/komunikasi-bergerak.html
 http://www.scribd.com/doc/45156647/Sistem-Komunikasi-Bergerak
 http://www.comnets.rwth-aachen.de/fileadmin/lehrstuhl/alumni/movie/gsm-
course/contents/topic02/page020107.html
 http://www.tutorialspoint.com/gsm/gsm_operation_support_subsystem.htm
 http://www.scribd.com/doc/45156647/Sistem-Komunikasi-Bergerak
 http://www.comnets.rwth-aachen.de/fileadmin/lehrstuhl/alumni/movie/gsm-
course/contents/topic02/page020107.html

Anda mungkin juga menyukai