Anda di halaman 1dari 33

BAB III

LANDASAN TEORI

Komunikasi bergerak adalah Sistem komunikasi bergerak


memungkinkan pelanggannya dapat bergerak selama proses hubungan
komunikasi yang berlangsung dengan catatan pelanggan bergerak dalam
cakupan area penyelenggara jasa komunikasi.
Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem
komunikasi bergerak ini adalah sistem komunikasi tanpa kabel (wireless)
yaitu sistem komunikasi radio lengkap dengan antena  pemancar  dan
perangkat radionya. Untuk dapat mengcover cakupan yang begitu luas,
dilakukan pembagian  coverage area menjadi sub-sub area yang disebut cell.
Oleh karena itulah sistem komunikasi bergerak disebut juga sistem
komunikasi selluler.
Permasalahannya adalah bagaimana caranya agar tiap-tiap sub area
tersebut dapat saling berkomunikasi sehingga pelanggan dimanapun dia,
selama masih dalam coverage sub area (cell) hubungan komunikasi masih
dapat dilakukan. Oleh karena itu, dalam tiap sub area (cell) harus ada dua
perangkat radio, yang pertama untuk komunikasi cell dengan pelanggan yang
ada di wilayahnya dan perangkat radio yang kedua digunakan untuk hubungan
komunikasi antar sub area (cell).
Idealnya bentuk cell adalah heksagonal agar seluruh ruangan ter-
cover, tetapi kenyataannya di lapangan bentuk cell adalah lingkaran sehingga
ada celah antara cell yang tidak tercover oleh jaringan. Daerah ini disebut
daerah blank spot, dimana pada daerah ini pelanggan tidak dapat melakukan
hubungan komunikasi.
Berdasarkan ukuran luasnya jangkauan cell dapat dibagi menjadi tiga
jenis cell yaitu:
-   Macrocell : diman R > 5 km (biasanya 7 km)
-  Microcell : dimana 1 < R < 3 km
-  Picocell : dimana R < 1 km
Konsep bentuk sel dalam perencanaan:

SEL IDEAL SEL REAL SEL MODEL

Gambar: konsep sel

Setiap cell ini di cover oleh suatu perangkat radio lengkap dengan
antena pemancarnya. Alat yang langsung mengcover langsung tiap cell
disebut base transceiver station (BTS).

Defenisi Istilah-istilah dalam Sistem Komunikasi


Begerak
Sejumlah sistem komunikasi radio
bergerak telah umum digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Remote control, cordless
telephone, walkie-talkie, pager dan telepon
seluler merupakan contoh sistem komunikasi
radio bergerak. Meskipun demikian harga,
kompleksitas, unjuk kerja, dan tipe pelayanan
yang ditawarkan masing-masing sistem sangat
berbeda.
Istilah mobile (bergerak) dalam sejarahnya telah digunakan untuk
mengklasifikasikan setiap terminal radio yang dapat bergerak selama
pengoperasiannya. Istilah subscriber (pelanggan) sering digunakan untuk
menggambarkan pengguna sistem dan setiap perangkat komunikasi penguna
disebut subscriber unit. Tabel menunjukkan daftar defenisi istilah yang
digunakan untuk menggambarkan elemen dari sistem komunikasi bergerak
Stasiun Dasar Sebuah stasiun yang tetap dalam sistem radio
(Base Station) bergerak digunakan untuk komunikasi dengan
stasiun bergerak. Stasiun dasar dilokasikan pada
pusat atau pada tepi dari daerah cakupan dan
terdiri dari kanal-kanal radio dan antena pemancar
serta penerima yang dipasang pada sebuah tower
(menara) yang tinggi.
Kanal Kontrol Kanal radio digunakan untuk memancarkan setup
(control pangilan (call setup), permintaan panggilan (call
channel) request), inisiasi panggilan (call initiation), dan
keperluan suar (beacon) dan kontrol lainnya.
Kanal Kanal radio yang digunakan untuk memancarkan
Forward informasi dari stasiun dasar ke unit bergerak.
Sistem Sistem komunikasi yang mengijinkan komunikasi
Dupleks dua arah secara simultan. Pemancaran dan
Penuh (Full penerimaan sinyal secara khusus dibedakan atas
Duplex) dua tipe kanal, yaitu FDD dan TDD.
Sistem Sistem komunikasi yang mengijinkan kamunikasi
Dupleks Paruh dua arah yang menggunakan kanal radio yang
(Half Duplex) sama untuk mengirimkan dan menerima sinyal
informasi. Pada waktu tertentu, pengguna hanya
dapat menerima atau memancarkan sinyal
informasi.
Handoff Proses perpindahan satu stasiun bergerak dari satu
kanal atau stasiun dasar ke kanal/stasiun dasar
lainnya.
Stasiun Sebuah stasiun dalam sistem radio seluler
Bergerak diperuntukkan untuk memberikan layanan
(Mobil informasi saat berada pada lokasi yang tidak
Station) ditentukan. Stasiun bergerak bisa berupa unit
hand-held personal (portables) atau yang
terpasang pada kendaraan/mobil.
Mobile Switching center yang mengkoordinasikan rute
Switching semua panggilan (routing of calls) dalam satu
Center daerah layanan yang luas. Dalam sistem radio
seluler, MSC menghubungkan RBS dan unit
bergerak ke PSTN. MSC juga sering disebut
MTSO (Mobile Telephone Switching Office)
Page Suatu pesan pendek yang dipancarkan ke semua
daerah layanan, biasanya dalam satu pola
simulcast oleh stasiun-stasiun dasar pada waktu
yang sama.
Kanal Reverse Kanal radio yang digunakan untuk mengirimkan
informasi dari unit bergerak ke stasiun dasar.
Roamer Suatu stasiun bergerak yang beroperasi dalam satu
daerah layanan (market) diluar daerah layanan
dimana stasiun tersebut tercatat sebagai pelanggan.
Sistem Sistem komunikasi yang menyediakan komunikasi
Simpleks hanya untuk satu arah saja.
(simplex)
Subscriber Seorang pengguna yang membayar biaya
langganan untuk menggunakan suatu sistem
komunikasi bergerak
Transciever Suatu perangkat yang mempunyai kemampuan
mengirimkan dan menerima sinyal secara
simultan.
Tabel : Beberapa Defenisi Sistem Komunikasi Bergerak

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. PENGERTIAN KOMUNIKASI BERGERAK


Komunikasi bergerak adalah Sistem komunikasi bergerak
memungkinkan pelanggannya dapat bergerak selama proses hubungan
komunikasi yang berlangsung dengan catatan pelanggan bergerak dalam
cakupan area penyelenggara jasa komunikasi.

4.1.1 KONSEP DASAR SISTEM SELULER

a. Menurut daerah jangkauan (coverage area)


Menurut daerah jangkauannya maka sistem komunikasi bergerak
dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam yaitu :
1. Large Zone (single cell/Konvensional)
2. Multi Zone (Cellular)
3. Global System

b. Large Zone
Sistem ini sering disebut juga sistem konvensional. Pada
sistem ini sebuah Radio Base Station (RBS) melayani suatu daerah cakupan
kurang lebih dengan radius 20 mil. Contohnya adalah STKB (Sistem Telepon
Kendaraan Begerak)-INTI yang beroperasi pertama kali di jakarta tahun 1976.

Gambar : Sistem komunikasi bergerak Single Sel


Keuntungan dari sistem ini adalah relatif mudah dalam sistem
switching, charging dan pemancaran. Kelemahannya, tidak dapat menjangkau
daerah yang lebih luas yang mengakibatkan pelanggan kurang bebas begerak,
memerlukan RBS dan ME (Mobile Equipment) yang mempunyai daya pancar
yang kuat, serta jumlah kanal yang terbatas
c. Multi Zone (Celuler)
Pada sistem ini daerah pelayanan dibagi menjadi beberapa daerah
cakupan yang disebut sel (cell) dan setiap sel dilayani oleh sebuah
RBS.Antara RBS dan masing-masing sel saling berintegrasi yang
dikendalikan oleh sebuah MSC (Mobile SwithingCentre), sehingga daerah
cakupannya menjadi lebih luas.

Gambar: Sistem komunikasi bergerak Multi Zone

d. Global Zone
Sistem ini memanfaatkan teknologi satelit, sehingga daerah
cakupannya adalah seluruh dunia . Sebagai contoh Sistem Telekomunikasi
Bergerak yang digunakan oleh IMMARSAT (International Maritime
Satelite) dengan Geostationer Satelit Orbit (GEO), dan IRRIDIUM dengan
Low Earth Orbith (LEO). Sistem ini dapat dengan mudah melayani lokal,
nasional dan international

e. Menurut Sistem Transmisi yang digunakan


Jika ditinjau dari sistem trasmisi yang digunakan, Sistem
Telekomunikasi bergerak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Sistem Telekomunikasi bergerak dengan transmisi teresterial menggunakan
media transmisi radio teresterial (VHF dan UHF)
Contoh : Sistem Telekomunikasi Bergerak konvensional (Single Cell
System dan multi zone (Cellular System)
2. Sistem Transmisi Bergerak dengan transmisi satelit menggunakan media
satelit
Contoh : Sistem Telekomunikasi Begerak Global (Global System)

f. Menurut pemakaiannya
Jika ditinjau dari segi pemakainnya, maka sistem telekomunikasi
bergerak dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Publik
Sistem telekomunikasi begerak yang digunakan untuk umum. Karena
sifatnya yang umum maka terminalnya diletakkan pada lokasi yang mudah
dijangkau oleh umum, misalnya di pesawat terbang. Kapal penumpang, dan
kendaraan umum lainnya.

2. Profesional
Sistem telekomunikasi bergerak yang dimanfaatkan untuk melayani
kebutuhan masyarakat tertentu sesuai dengan profesinya, misalnya satpam,
dokter, militer dal lain-lain.

3. Personal
Sistem telekomunikasi bergerak yang digunakan untuk melayani
keperluan perseorangan dengan mobilitas jangkauan yang terbatas. Karena
sifatnya perorangan dapat ditempatkan dirumah atau dikendaraan pelanggan
sehingga sewaktu waktu dapat dipergunakan oleh pelanggan tersebut

g. Konsep cell
Sistem komunikasi bergerak seluler berbeda dengan sistem
komunikasi bergerak konvensional, terutama pada dua hal pokok yaitu
penggunaan ulang frekuensi dan pembelahan sel. Pada sistem komunikasi
begerak konvensional setiap unit tetap (base station) dirancang agar dapat
meliputi daerah yang seluas-luasnya, yaitu dengan cara menempatkan antena
setinggi mungkin dengan daya yang sebesar mungkin. Frekuensi yang
dialokasikan dan sistem konfigurasinya tidak akan berubah sepanjang
penggunaan sistem tersebut.
Pada sistem seluler daerah pelayanan dibagi atas daerah-
daerah yang lebih kecil yang disebut sel. Daya yang dipancarkan setiap unit
dijaga seminimum mungkin dan antenanya ditempatkan pada ketinggian yang
sesuai dengan daerah liputan yang dilayaninya. Dengan demikian
dimungkinkan frekuensi-frekuensi yang digunakan pada satu sel dapat
digunakan kembali pada sel lain yang berjarak tertentu, yang disebut jarak
pengulangan (reuse distance)
Apabila dikemudian hari permintaan akan pelayanan meningkat dan
jumlah kanal yang dialokasikan menjadi tidak cukup lagi untuk melayani
lalu lintas komunikasi, maka sel dapat dibelah menjadi daerah-daerah yang
lebih kecil. Peningkatan permintaan pelayanan dapat dipenuhi, dengan
menempatkan pada daerah-daerah yang baru tersebut untuk sel tambahan ,
dengan daya dan ketinggian antena yang lebih rendah.
Sebuah sel mempunyai radius (jarak) dari 1 - 40 mil, tetapi radius
khusus yang digunakan agar dapat diperoleh efisiensi spektrum frekuensi
yang tinggi berkisar antara 5 - 10 mil.
Sistem seluler terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu, Mobile unit, Cell site
dan Mobille Switching Centre (MSC) seperti ditunjukkan pada gambar 1.3
Gambar : Sistem seluler

Mobile Unit
Mobile telephone unit berisi control unit , transmitter, reciever dan
sistem antena.
Cell site
Cell site merupakan interface antara Mobile Telephone Switching
Office dan Mobile Unit. Cell site terdiri dari control unit, radio cabinet,
antena, sistem catu daya dan terminal daya.
Mobile Switching Center
Switching Center merupakan pusat koordinasi antara elemen-elemen
untuk keseluruhan cell site. MSC terdiri dari celluler processor dan celluler
switch yang berfungsi sebagai interface bagi Public Switched Telephone
Network (PSTN), control call processing dan untuk meng-handle aktifitas
billing. Celular switch dapat berupa perangkat analog maupun digital yang
berfungsi untuk menghubungkan antara pelanggan bergerak (mobile
subscriber) yang satu dengan lainnya dan dengan pelanggan biasa (pelanggan
PSTN).
MSC merupakan bagian yang paling utama dari celuler mobile system,
karena didalamnya terdapat central coordination dan cellular administration.
Pada MSC terdapat data link yang memberikan supervision link antara
processor dengan switch serta antara cell site dengan processor. Radio Link
menyalurkan voice dan signaling antara mobile unit dan cel site. High speed
data link tidak dapat ditransmisikan melalui standard telephone trunk, untuk
itu harus menggunakan salah satu link microwave atau T-carrier (wire line).
Microwave radio link atau T-carrier menyalurkan voice dan data antara cel
site dengan MSC.
Ketiga sub sistem tersebut dihubungkan melalui microwave radio dan
high speed data links. Pada waktu tertentu, setiap mobil unit dapat
menggunakan satu kanal sebagai link komunikasi. Kanal yang digunakan
tersebut tidak tetap, akan tetapi dapat menggunakan kanal lain di dalam band
yang telah dipersiapkan didalam area pelayanan. Didalam setiap site telah
dilengkapi dengan peralatan yang mempunyai kemampuan multichannel
sehingga dapat menghubungkan site secara simultan ke beberapa mobile unit.

g.1 Bentuk Sel


Pada prinsipnya bentuk sel dan jarak antar sel yang berlabel
sama tidak perlu teratur, tetapi untuk mepermudah perencanaan dan
pengembangan serta pertimbangan ekonomi maka perlu dipilih bentuk sel
yang khas.
Secara geografis terdapat empat bentuk sel yaitu :
 Lingkaran
 Segitiga sama sisi
 Bujur sangkar
 Segienam beraturan
Suatu wilayah tidak pernah dapat dicakup oleh lingkaran–
lingkaran tanpa membentuk bagian yang tertinggal, oleh karena itu bentuk
lingkaran tidak dipakai. Kondisi terburuk dalam sistem seluler ini adalah titik
yang terjauh dari pemancar dan penerima. Jika jarak titik terjauh itu sama
untuk bentuk segitiga, bujur sangkar dan segienam beraturan , maka segienam
beraturan mempunyai luas yang lebih besar dibandingkan kedua bentuk
lainnya. Dengan demikian untuk mencakup suatu daerah yang sama, jumlah
sel dalam bentuk segienam beraturan akan lebih sedikit dibandingkan kedua
bentuk lainnya. Ini berarti jumlah pemancar dan penerima serta peralatan
lainnya lebih sedikit. Maka dengan pertimbangan itu jelas bahwa dengan
bentuk segienam beraturan biaya yang harus dikeluarkan akan lebih hemat.

Gambar: Cell site RF overlapping

Dari gambar di atas terlihat bahwa struktur cell site RF tidaklah


benar-benar berbentuk segienam. Struktur ini dinamakan overlapping pattern
(pola overlapping)

h. Penggunaan Ulang Frekuensi (Frequency Reuse)


Sebuah pemancar dan penerima multi kanal diletakkan dalam setiap
sel. Pemancar tersebut memakai daya yang sangat rendah sehingga pita
frekuensi yang sama dapat digunakan pula pada sel lainnya.
Dua kriteria utama yang harus dipenuhi oleh sistem komunikasi
bergerak adalah kapasitas pelanggan yang besar dan penggunaan bidang
frekuensi yang efisien. Padahal kedua kriteria itu jelas saling bertentangan.
Bila diinginkan jumlah pelanggan yang besar, tentu dibutuhkan bidang
frekuensi yang lebar. Sebaliknya bila dikehendaki penghematan pemakaian
bidang frekuensi, maka kapasitas pelanggan akan turun.
Ide dasar penggunaan ulang frekuensi ini adalah aspek distribusi. Bila
biasanya digunakan sebuah pemancar penerima (transceiver) dengan daya
yang besar dan menara yang tinggi untuk mencakup semua daerah pelayanan,
maka dalam metode penggunaan ulang frekuensi (reuse frequency),
transceiver ini dapat disebarkan menjadi beberapa bagian dimana setiap
bagian mempunyai daya yang kecil dan menara antena yang tidak begitu
tinggi. Penggunaan beberapa pasangan frekuensi oleh sel-sel harus diatur,
sehingga dapat menghindari terjadinya interferensi. Sel-sel yang berdekatan
sebaiknya tidak menggunakan himpunan kanal frekuensi yang sama,
sedangkan sel-sel yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh boleh
menggunakan pasangan frekuensi yang sama. Karena daya pemancar kecil,
maka dengan jarak yang cukup jauh interferensi dapat dihindari. Dengan
adanya pengulangan frekuensi pada suatu stasiun yang jaraknya berjauhan,
maka suatu daerah pelayanan dapat melayani secara serentak sejumlah
panggilan telepon yang lebih banyak dari pada jumlah total saluran radio yang
tersedia. Hal ini memungkinkan peningkatan jumlah pelanggan yang dapat
dilayani sekaligus.

Gambar: Konsep penggunaan ulang frekuensi dari sistem seluler


Sebagai illustrasi dari penggunaan ulang frekuensi dapat dilihat pada
gambar. Sel dengan frekuensi yang sama harus dipisahkan dengan jarak
penggunaan ulang frekuensi tertentu, pemisahan ini dilakukan untuk
menghindari interferensi ko-kanal.Besarnya jarak penggunaan ulang frekuensi
tergantung pada jumlah kelompok frekuensi (N). makin besar jumlah
kelompok frekuensi, makin besar jarak penggunaan ulang frekuensi.
Hubungan ini ditentukan secara matematis dengan mencari sel yang
mempunyai kanal yang sama (co-channel) pada pola sel
Sel yang mempunyai kanal sama diperoleh dengan cara : Geser i sel
dari suatu sel ke sembarang arah, kemudian putar berlawanan arah jarum jam
sebesar 60o sejauh j sel. Sel yang diperolah sama seperti sel semula yang
disebut sel-sel yang mempunyai kanal yang sama seperti pada gambar 2.6 :

Gambar Metode penentuan sel-sel yang mempunyai kanal yang sama,


N=19 (i=3, j=2)
Hubungan antara N, i dan j adalah :
2 2
N=i +ij+ j (2.1)

dimana i dan j adalah bilangan bulat. Jadi hanya nilai N tertentu yang
dapat digunakan. Jarak penggunaan ulang dihitung dengan menggunakan ilmu
ukur didapat sebagai berikut :
D= √3 N +R
(2.2)
dimana R adalah jari-jari sel , seperti terlihat pada gambar 2.7 berikut
ini :

Gambar Jarak antara sel-sel yang mempunyai kanal yang sama

Untuk jaringan sistem yang menggunakan antena omnidirectional


mempunyai pola radiasi menyebar ke segala arah dengan sama kuat. Sehingga
pengaturan penggurangan pengaruh interferensi dilakukan dengan mengatur
jarak antar sel, semakin jauh jarak antar sel semakin kecil pengaruh
interferensi yang terjadi. Pada jaringan sistem yang menggunakan antena
directional dimana masing-masing kanal akan dilayani satu dari ketiga antena
tersebut seperti terlihat pada gambar 2.8 Konfigurasi sel seperti itu disebut
dengan konfigurasi sudut, maksudnya base station terletak di ketiga sudut sel
masing-masing dengan antena directional dengan beamwidth 120o. Sistem
antena directional mampu dioperasikan dengan harga D/R lebih kecil. D/R
lebih kecil berarti jumlah sel perkelompok lebih kecil, atau jumlah group
kanal juga lebih kecil.
Gambar: Stasiun dasar dengan antena directional

Teknik sel kecil merupakan cara yang digunakan untuk meningkatkan


alokasi penggunaan frekuensi sistem komunikasi bergerak seluler. Elemen
dasar dari teknik sel kecil adalah penggunaan ulang frekuensi dan pemecahan
sel. Penggunaan ulang frekuensi dilakukan karena lebar pita frekuensi dari
sistem komunikasi bergerak seluler terbatas sedangkan pemecahan sel
dilakukan karena kapasitas kanal dari suatu sel perlu ditingkatkan.
Penggunaan ulang frekuensi adalah penggunaan kanal radio pada
frekuensi pembawa yang sama untuk wilayah pelayanan yang berbeda dengan
jarak pemisah yang cukup jauh sehingga interferensi kanal yang sama dapat
dihilangkan.
Untuk mengerti konsep penggunaan ulang frekuensi, dengan
mempertimbangkan suatu sistem seluler mempunyai total kanal dupleks
penuh S yang tersedia untuk digunakan. Jika setiap sel dialokasikan satu grup
kanal-kanal k (k<S), dan jika kanal-kanal S dibagi dengan N sel ke dalam
grup-grup kanal yang unik dan tidak saling berhubungan dimana setiap sel
mempunyai jumlah kanal yang sama, jumlah total kanal radio yang tersedia
dapat dinyatakan sebagai berikut :
S = kN (2.3)
N Sel disebut juga cluster, jika suatu cluster di tiru sebanyak M
kali dalam sistem, jumalah total kanal dupleks, C, dapat gunakan sebagai satu
ukuran kapasitas dan dapat dinyatakan sebagai berikut :
C = M kN = MS (2.4)
Dari persamaan (2.4) dapat dilihat bahwa kapasitas dari satu sistem
seluler berbanding lurus dengan jumlah berapa kali suatu cluster di tiru dalam
area layanan yang tetap. Faktor N disebut juga ukuran cluster (cluster size)
dan mempunyai ciri ukuran yang sama dangan 4, 7 atau 12. Jika ukuran
cluster N di perkecil sementara ukuran sel tetap konstan, beberapa cluster
dibutuhkan agar area yang ditentukan bisa diliputi dan oleh karenanya
diperoleh kapasitas yang lebih besar. Ukuran cluster yang besar
mengindikasikan bahwa rasio antara radius sel dan jarak antara sel-sel dengan
kanal yang sama juga besar. Sebaliknya, ukuran cluster yang kecil
mengindikasikan bahwa sel-sel dengan kanal yang sama ditempatkan lebih
dekat. Nilai N merupakan suatu fungsi berapa besar toleransi inteferensi suatu
stasiun bergerak atau stasiun dasar untuk mempertahankan kualitas
komunikasi dengan baik. Faktor penggunaan ulang frekuensi dari satu sistem
seluler diberikan oleh 1/N, karena kanal yang tersedia pada setiap sel dalam
satu cluster hanya ditetapkan sebesar 1/N dari jumlah total kanal yang tersedia
dalam sistem

4.2 PERKEMBANGAN 1G SAMPAI 4G


Teknologi komunikasi seluler di Indonesia sudah memasuki era 4G.
Sebelumnya, operator di Indonesia menggunakan jaringan teknologi 3G. Jauh
sebelumnya, teknologi yang digunakan adalah 2G dan 1G. Apa perbedaan
teknologi komunikasi seluler ini? Simak pembahasannya berikut ini.
a. Teknologi 1G
Teknologi komunikasi seluler pertama adalah teknologi yang masih
menggunakan sinyal analog untuk komunikasi. Teknologi ini diperkenalkan
pada era 70-an tetapi baru efektif digunakan pada tahun 80-an.
Teknologi jaringan saat itu hanya dapat berkomunikasi lewat suara
saja alias panggilan telepon saja. Kehadiran teknologi ini membuat era
komunikasi melangkah ke arah yang lebih baru, yakni penggunaan telepon
genggam. Saat itu, telepon genggam yang populer adalah Motorola
DynaTAC.
 
b. Teknologi 2G
Memasuki tahun 90-an, teknologi seluler memasuki tahap berikutnya.
Penandannya adalah pergantian teknologi sinyal radio yang digunakan. Bila
pada generasi pertama, teknologi yang digunakan adalah teknologi sinyal
analog, maka pada generasi ini teknologi yang digunakan adalah jaringan
sinyal digital.
Kehadiran teknologi ini mengawali semakin populernya pengguna
telepon seluler. Terutama karena teknologi pengiriman pesan singkat (SMS)
dan pesan bergambar sudah diperkenalkan. Pada teknolog ini juga terdapat
dukungan terhadap teknologi layanan suara yang lebih baik dan dukungan
akses data.

c. Teknologi 2,5G dan 2,75G


Pada perkembangannya, teknologi 2G mengalami peningkatan.
Teknologi ini sudah mendukung kecepatan transfer data hingga 50 kbps.
Teknologi ini disebut 2,5G. Istilah ini mengacu karena teknologi 2,5G
merupakan gabungan dari teknologi 2G dan GPRS atau General Packet Radio
Service.
Selanjutnya, teknologi komunikasi 2G memiliki peningkatan lain
dengan dukungan teknologi Enchanced Data Rates for GSM Evolution
(EDGE) yang kemudian populer disebut sebagai 2,75G. Dengan
menggunakan jaringan 2G EDGE, kecepatan transfer data yang bisa dicapai
bisa mencapai 1 Mbps.
 
d. Teknologi 3G
Teknologi jaringan seluler generasi ketiga atau 3G diperkenalkan pada
tahun1998. Teknologi inilah yang kemudian disebut sebagai teknologi awal
dari mobile broadband. Pasalnya, berkat teknologi 3G orang-orang bisa
mengakses internet tidak hanya melalui jaringan kabel tetapi jaringan data.
Kecepatan koneksi datanya juga lebih cepat.
Karena itu, pada perkembangannya, teknologi 3G mendukung
aktivitas transfer audio, gambar, dan video. Pada jaringan inilah kemudian
banyak orang memanfaatkannya untuk streaming video ataupun melakukan
aktivitas video call.  
 
e. Teknologi 3,5G dan 3,75G
Teknologi 3G diklaim oleh mampu mencapai kecepatan data hingga 2
Mbps dan 348 kbps. Namun, teknologi ini ternyata memiliki potensi
kecepatan yang lebih baik. Karena itu muncullah varian teknologi 3G yang
lebih maju atau sering disebut teknologi 3,5G atau HSPA (High Speed Packet
Access). Teknologi ini mendukung kecepatan data untuk downloah hingga 14
Mbps dan untuk upload 5,76 Mbps. Kemudian, teknologi ini mengalami
peningkatan.
Maka munculah istilah HSPA+ atau teknologi 3,75G. Dengan
teknologi ini, kecepatan yang bisa dicapai adalah hingga 168 Mbps untuk
download dan 22 Mbps untuk upload. Di Indonesia sendiri, banyak operator
yang berjalan di teknologi HSPA ini. Sayangnya, tidak semua daerah
memiliki kecepatan yang sama karena bergantung pada BTS dan hal-hal
teknis lainnya.

 
f. Teknologi 4G
International Telecommunications Union-Radio communication sector
atau ITU-R adalah lembaga yang mengatur tentang urusan komunikasi radio.
Lembaga ini juga yang mengatur apakah sebuah jaringan sudah memasuki
generasi baru atau tidak. Misalnya adalah ketika jaringan yang disebut LTE
atau Long Term Evolution diperkenalkan.
Teknologi LTE ini diklaim sebagai teknologi jaringan 4G atau
generasi keempat. Tetapi menurut standar ITU-R, teknologi LTE belum bisa
dikatakan sebagai teknologi 4G karena tidak mencapai standar 4G. Teknologi
ini lebih tepat disebut sebagai teknologi pra-4G karena teknologi ini hanya
mencapai download hingga 100 Mbps dan upload hingga 50 Mbps.
ITU-R menyatakan bahwa untuk memenuhi standar teknologi 4G,
dukungan kecepatan unduh haruslah mencapai 1 Gbps dan upload hingga 500
Mbps. Teknologi inilah yang kemudian nantinya disebut Long Term
Evolution-Advance (LTE-A).
Indonesia saat ini baru memiliki tiga operator seluler penyelenggara
teknologi 4G, yakni Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata.  Teknologi 4G yang
digunakan juga masih sangat terbatas. Sebenarnya Indonesia masih bisa
mengeksplorasi teknologi 3G karena kecepatan akses datanya sudah cukup
memadai. Setidaknya teknologi 3G harus sudah menjangkau seluruh kawasan
Nusantara sebelum memasuki era 4G.

4.2 TEKNOLOGI GSM VS CDMA


a. CDMA (Code Division Multiple Access)
Code Division Multiple Access atau sering disingkat dengan CDMA
adalah sebuah pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian) dan
sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan
waktu (seperti pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun
dengan cara mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang
diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan menggunakan sifat – sifat
interfensi kontruktif dari kode – kode khusus itu untuk melakukan
pemultipleksan. CDMA mengacu pada sistem telepon seluler digital yang
menggunakan skema akses secara bersama ini seperti yang diprakarsai
QUALCOMM.

Pengertian CDMA
CDMA (Code Division Multiple Access), menggunakan teknologi
spread-spectrum untuk mengedarkan sinyal informasi yang melalui bandwith
yang lebar (1,25 MHz). CDMA juga merupakan sebuah bentuk
pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses
secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti pada
TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara
mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan
tiap kanal yang ada dan mengunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari
kode-kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan.Teknologi ini asalnya
dibuat untuk kepentingan militer, menggunakan kode digital yang unik, lebih
baik daripada channel atau frekuensi RF.

Prinsip Kerja CDMA


Suatu area memuat banyak sekali sel. Setiap area dikelola oleh sebuah
pusat penyambungan bergerak (mobile switching centre, MSC). Sebenarnya,
beberapa sel secara teknis dikendalikan oleh pengendali stasion basis (base
station controller, BSC) yang tak ditampakkan pada gambar ilustrasi, barulah
MSC mengelola BSC-BSC itu.
Perpindahan MS ke sel lain dalam satu area MSC disebut alih-tangan
(handover), dan perpindahan antar area disebut jelajah (roaming). Hubungan
MS ke area lain atau jaringan lain (misalnya: PSTN, internet) dilakukan
melalui MSC.
Pada CDMA, pengalihan tangan (handover) disebut metode soft
handoff. Dikatakan demikian karena CDMA bekerja di frekuensi yang sama
maka perpindahan base station a ke b ini akan berjalan halus (soft). Proses
terjadinya perpindahan base station pada CDMA ialah sewaktu mobile station
berpindah, maka mobile station akan mencari base station terdekat.
Sedangkan base station awal tidak akan melepaskan sinyal sampai base
station tujuan dapat memberikan sinyal secara baik. Sehingga kemungkinan
terjadi lose connection atau bad signal akan dapat diminimalisasi.

Dalam CDMA setiap pengguna menggunakan frekuensi yang sama


dalam waktu bersamaan tetapi menggunakan sandi unik yang saling
ortogonal. Sandi-sandi ini membedakan antara pengguna satu dengan
pengguna yang lain. Pada jumlah pengguna yang besar, dalam bidang
frekuensi yang diberikan akan ada banyak sinyal dari pengguna sehingga
interferens akan meningkat. Kondisi ini akan menurunkan unjuk-kerja sistem.
Ini berarti kapasitas dan kualitas sistem dibatasi oleh daya interferens yang
timbul pada lebar bidang frekuensi yang digunakan. CDMA merupakan akses
jamak yang menggunakan prinsip komunikasi spectrum tersebar. Isyarat
bidang dasar yang hendak dikirim disebar dengan menggunakan isyarat
dengan lebar bidang yang besar yang disebut sebagai isyarat penyebar
(spread spectrum).

Kelebihan dan Kekurangan CDMA


Pada akhirnya teknologi CDMA itu sendiri memiliki kelebihan dan
kekurangan. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan
kelebihan dan kekurangan CDMA di antaranya adalah sebagai berikut :
Kelebihan CDMA
1. Memeneuhi kebutuhan komunikasi data dan suara tanpa kabel.
2. Memiliki kapasitas kanal yang lebih tinggi untuk mengatasi lebih banyak
panggilan yang simultan per channel dibanding sistem lainnya.
3. Sistem CDMA menawarkan peningkatan kapasitas melebihi sistem AMPS
analog sebaik teknologi selular digital lainnya. CDMA menghasilkan
sebuah skema spread-spectrum yang secara acak menyediakan bandwith
1.250 KHz yang tersedia untuk masing-masing pemanggil 9600 bps bit
rate.
4. Meningkatkan call security. Keamanan menjadi sifat dari pendekatan
spread spectrum CDMA, dan kenyataannya teknologi ini pertama
dibangun untuk menyediakan komunikasi yang aman bagi militer.
5. Mereduksi derau dan interferensi lainnya. CDMA menaikkan rasio signal-
to-noise, karena lebarnya bandwith yang tersedia untuk pesan.
6. Efisiensi daya dengan cara memperpanjang daya hidup baterai telepon.
Salah satu karakteristik CDMA adalah kontrol power sebuah usaha untuk
memperbesar kapasitas panggilan dengan memepertahankan kekonstanan
level daya yang diterima dari pemanggil bergerak pada base station.
7. Fasilitas kordinasi seluruh frekuensi melalui base-station base station.
Sistem CDMA menyediakan soft hand-off dari satu base-station ke
lainnya sebagai sebuah roaming telepon bergerak dari sel ke sel. Ini bisa
dimungkinkan karena sel CDMA yang berdekatan menghasilkan frekuensi
carrier yang sama, menjadikan dua base-station secara simultan melayani
roaming telepon bergerak pada sel titik transisi. Soft hand off ini
kenyataanya tidak terdeteksi oleh pengguna.
8. Memungkinkan pengintegrasian layanan suara, data dan atau video.
Fungsi spread-spectrum dan power-control yang memperbesar kapasitas
panggil CDMA mengakibatkan bandwith yang cukup untuk bermacam-
macam layanan data multimedia, dan skema  soft hand-off menjamin tidak
hilangnya data.
9. Sejumlah pelanggan dalam satu sel dapat mengakses pita spectrum
frekuensi secara bersama karena mempergunakan teknik pengkodean
tertentu.CDMA dinilai lebih advance dibanding sistem selular digital yang
sudah ada FSN mampu memberikan suara alami yang lebih sempurna
dibandingkan dengan sistem selular digital yang sudah ada.
10. Memiliki power output yang sangat rendah yakni 0,2 watt (bandingkan
dengan sistem GSM) yang menggunakan 1,5 – 3 watt, menjadikan batere
sistem CDMA lebih tahan lama. Memerlukan daya pancar yang lebih
rendah, sehingga waktu bicara ponseldapat lebih lama.
11. Beban biaya pada Telepon CDMA bisa lebih murah karena pelanggan
tidak dibebankan biaya airtime yang selama ini menjerat pengguna GSM.
Selain itu biaya relatif hemat karena penghitungannya dilakukan secara
real time yakni pulsa dihitung per detik, tanpa pembulatan seperti halnya
penghitungan pulsa GSM yang selama ini berlaku.
12. Meningkatkan kualitas suara.
13. Memerlukan daya pancar yang lebih rendah, sehingga waktu bicara
ponseldapat lebih lama.
14. Dapat dioperasikan bersamaan dengan teknologi lain (misal AMPS).
15. Tidak membutuhkan alokasi dan pengelolaan frekuensi. Pada TDMA dan
FDMA, pengelolaan frekuensi merupakan tugas kritis untuk diselesaikan.
Karena hanya terdapat satu kanal radio bersama pada CDMA, tidak ada
pengelolaan frekuensi yang dibutuhkan.

Kekurangan CDMA
1. Kelebihan teknologi berbasis GSM diindonesia adalah coverage yang luas dan
roaming jelajah yang sangat luas baik dalam negeri bahkan seluruh dunia,
sedangkan CDMA masih sangat terbatas.
2. Selain itu adanya masalah optimasi cakupan karena cakupan CDMA dapat
mengembang dan menciut. Gejala ini dikenal dengan istilah breathing. Pada
kondisi normal dimana jumlah kanal/pengguna sesuai dengan rancangan maka
derau dari pengguna lain tidak terlalu banyak. Tetapi pada saat jumlah
kanal/pengguna meningkat pada beberapa sel, makaderau dari kanal/pengguna
juga akan meningkat sehingga power control akan memerintahkan untuk
menaikkan daya pancar.
3. Dengan meningkatkan daya derau dari kanal/pengguna lain, maka
kanal/pengguna ang lokasinya agak jauh dengan base station tentunya dapat
kehabisan daya ancar (sudah maksimum) yang dapat mengakibatkan
hubungan terputus. Akibat dari ini, secara sistem adalah menciutnya cakupan
suatu sel. Bila beberapa sel yang berdampingan menciut maka daerah
perbatasan antar sel tersebut menjadi tidak tercakup (blankspot).

b. TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu


teknologi yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik digital.
Sebagai teknologi yang dapat dikatakan cukup revolusioner karena berhasil
menggeser teknologi sistem telekomunikasi bergerak analog yang populer
pada dekade 80an, GSM telah memberikan alernatif berkomunikasi baru bagi
dunia telekomunikasi yang lebih powerful. Dengan menggunakan sistem
sinyal digital dalam transmisi datanya, membuat kualitas data maupun bit rate
yang dihasilkan menjadi lebih baik dibanding sistem analog. Teknologi GSM
saat ini lebih banyak digunakan untuk komunikasi seluler dengan berbagai
macam layanannya. Dalam kehidupan sehari- hari kita lebih mengenal
Handphone (HP) sebagai aplikasi teknologi GSM yang paling populer. Sejak
pertama pengimplementasiannya sampai sekarang GSM telah dikembangkan
dalam tiga kelompok yaitu GSM 900, 1800 dan 1900. Perbedaan ketiga
kelompok tersebut adalah pada lokasi band frekuensi yang digunakan. GSM
900 men ggunakan frekuensi 900 MHz sebagai kanal transmisinya. GSM
1800 dan 1900 masing-masing menggunakan frekuensi 1800 dan 1900 MHz.

Arsitektur Jaringan GSM


Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional
yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. Secara
umum jaringan GSM dapat dibagi menjadi empat bagian utama yaitu :
Mobile Station, Base Station Subsystem, Network Subsystem, Network
Management Subsytem
a. MS (Mobile Station)---Pada umumnya terdapat tiga jenis MS untuk sistem
komunikasi bergerak. Pertama adalah pesawat yang terhubung dengan
kendaraan (vehicle mountered). Kedua pesawat portable dan yang terakhir
pesawat genggam (handheld). Secara arsitektur MS terdiri dari bagian yang
menangani radio, bagian pemrosesan data dan antarmuka dengan pengguna
atau ke terminal yang lain. Dua bagian yang pertama berfungsi untuk
mengakses dan berinteraksi dengan jaringan melalui radio interface.
Sedangkan yang terakhir berkaitan dengan interaksi dengan pengguna. Bila
dilakukan pembagian secara fungsional, MS terdiri dari:

 Terminal pendukung, merepresentasikan fungsi khusus tanpa fungsi spesifik


GSM.
 Terminal mobile, merepresentasikan semua fungsi yang berhubungan dengan
transmisi pada radio interface.
 Terminal adapter yang bertindak sebagai gateway antara terminal pixed dan
terminasi mobile.
Secara umum fungsi dari MS adalah:
1.      secara struktural berada diluar jaringan (tidak terintegrasi ke jaringan)
2.      sebagai interface antara user dengan jaringan
3.      Terdiri dari mobile equipment dan SIM-card

b. BTS (Base Transceiver Station)----Base transceiver Station terdiri dari


perlengkapan radio yang diperlukan untuk mendukung sebuah sel.Tugas dari
BTS adalah menjaga dan memonitor hubungan dengan MS. Lebih khusus
lagi, menghubungkan dengan transmisi penerimaan radio, semua fungsi
pemrosesan sinyal spesifik dengan radio interface dan beberapa fungsi
tambahan. BTS juga sering disebut sebagai kepanjangan tangan BSC dan
merupakan bagian dengan perangkat keras tesebut.
Secara umum BTS mempunyai fungsi:
1.      mengcover sel yang menjadi areanya
2.      menyediakan kanal bagi MS
3.      interface antara MS dengan jaringan
4.      melakukan location updatingdari MS dan melaporkannya ke MSC via
BSC
5.      melakukan pertukaran informasi dari dan ke jaringan dengan MS
6.      ada dua perangkat radio, yaitu RBS dan mini-link

c. TCE (Transcoding Equipment)---Dengan adanya TCE maka frekuensi radio


dapat digunakan secara lebih efektif. Dalam jaringan GSM suara
ditransmisikan hanya 16 Kbps (13 Kbps informasi suara dan 3 kbps informasi
kontrol), sedangkan pada jaringan tetap (ISDN) biasanya digunakan standard
transmisi 64 Kbps (PCM 8 bit). Tugas dari TCE antara lain adaptasi bit rate
antara BSC dan MSC. Hubungan informasi kontrol (SS7) dan adaptasi rate
untuk transmisi data melalui telepon mobile. Beberapa literature menyebutnya
sebagai TRAU (Transcoder Rate Adaptation Unit) dan dalam arsitektur
kanonik GSM diklasifikasikan sebagai bagian dari BTS.
d.
e. BSC (Base Station Controller)---Dalam terminology GSM, suatu BSS adalah
gabungan sebuah BSC dan semua BTS yang dikontrolnya. BSC berfungsi
untuk memonitor dan mengontrol sejumlah BTS. Jadi semua pengaturan kanal
pada radio interface (pengalokasian/pelepasan kanal) dan mekanisme
handover dilakukan secara remote oleh BSC. Dengan adanya proses ini maka
BSC dapat mengendalikan kinerja transmisi setiap BTS dan jika perlu dapat
memerintahkan handover ke sel (BTS yang lain yang masih dalam wilayah
BSC yang bersangkutan. Jika suatu intra MSC handover diperlukan, BSC
melibatkan MSC (Mobile service Switching Centre) untuk menjalankan
handover. Handover berarti perubahan yang terjadi jika mobile station
meninggalkan suatu wilayah sel dengan kata lain berpindahnya MS dari satu
sel ke sel lainnya tanpa memutuskan hubungan yang sedang berlangsung.
Sedangkan intra MSC handover berarti suatu handover yang terjadi antara
dua sel yang dikontrol oleh MSC yang sama tapi dengan BSC yang berbeda.
Suatu BSC dapat menangani beberapa BTS tergantung dari karakteristik trafik
pada lokasi pelayanan.
Secara umum fungsi dari BSC adalah:
1.      mengontrol BTS yang berada di bawahnya
2.      satu BSC bisa mengontrol lebih dari satu BTS
3.      interface antara BTS dan MSC

4.3 ARSITEKTUR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

Ditinjau dari segi daerah jangkauan (coverage), maka sistem


telekomunikasi bergerak dapat dibedakan menjadi sistem analog dan sistem
digital. Pada sistem analog Base Station Control (BSC) melayani wilayah
yang luas dan keuntungan dari sistem ini adalah relatif mudah dalam hal
switching, charging dan transmisi. Sedangkan kekurangannya yaitu :
- Kemampuan pelayanan terbatas, sehingga daya yang dipancarkan harus
besar dan antena harus tinggi. Selain itu area pelayanan dibatasi oleh
kelengkungan bumi. Ketika pelanggan sedang melakukan pembicaraan dan
keluar dari suatu wilayah pelayanan, maka pembicaraan terputus karena tidak
memiliki fasilitas handover dan harus melakukan pemanggilan ulang.
- Unjuk kerja pelayanan kurang baik karena jumlah kanalnya sedikit sehingga
jumlah pelanggan terbatas.
- Tidak efisien dalam penggunaan frekuensi karena tidak menggunakan
pengulangan frekuensi sehingga jumlah kanal yang dialokasikan pada setiap
cell akan kecil.
Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan sistem komunikasi bergerak
analog ini, diciptakan sistem digital, dimana dalam sistem ini daerah
pelayanan dibagi menjadi beberapa wilayah pelayanan yang lebih kecil yang
disebut cell. Cell adalah area cakupan (coverage area) dari Radio Base
Station. Dimana cell menunjukkan cakupan sinyal dan juga cell digunakan
untuk mempermudah penggambaran pada layout perencanaan. Setiap cell
dilayani oleh sebuah Base Transceiver Station (BTS), dan satu BTS dengan
BTS dari masing-masing cell saling berhubungan dan dikendalikan oleh Base
Station Control (BSC).
Prinsip dasar dari arsitektur sistem digital adalah :
1. Pemancar mempunyai daya pancar yang rendah dan daerah cakupan yang
kecil.
2. Menggunakan prinsip pengulangan frekuensi.
3. Pemecahan cell pada cell yang padat dengan pelanggan.

Gambar dibawah ini menunjukkan model umum dari suatu jaringan


seluler :

Gambar arsitektur komunikasi seluler


4.3.1 Blok Diagram Dan Prinsip Kerja

a. Gambar diagram blok untuk analog

b. Gambar diagram blok untuk digital


4.4 TEKMOLOGI NIRKABEL TERBARU

Teknologi Nirkabel adalah teknologi pentrasferan data dari satu node /


titik ke titik yang lain (bisa itu antara komputer dengan komputer, HP dengan
komputer, HP dengan jaringan selular, HP dengan HP, dll) dimana perantara
atau media trasmisinya tidak berupa kabel fisik. Teknologi nirkabel juga
disebut dengan wireless karena memiliki arti yang sama, wireless adalah
media transmisi radiasi elektromagnetik yang dipancarkan melalui udara
terbuka yang dapat berupa mikrogelombang (microwave), sistem satelit
(satellite system), sinar infra merah. Komputer mobile seperti komputer
notebook dan personal digital assistant (PDA), merupakan cabang industri
komputer yang paling cepat pertumbuhannya. Banyak pemilik jenis komputer
tersebut yang sebenarnya telah memiliki mesin-mesin desktop yang terpasang
pada LAN atau WAN tetapi karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di
dalam mobil atau pesawat terbang, maka banyak yang tertarik untuk memiliki
komputer dengan jaringan tanpa kabel ini.

Beberapa teknologi Nirkabel adalah :


-Infrared (IrDA)
- Bluetooth
- Wifi
- Selular
- Satelit

Alasan mengapa memilih teknologi nirkabel adalah karena harga


hardware semakin turun dan kwalitas semakin naik, Menawarkan beberapa
keuntungan : hemat waktu, fleksibel untuk pindah tempat (mobility)dan
mudah dalam instalasi.
Kelebihan Dan Kekurangan Jaringan Nirkabel
Jaringan tanpa kabel mempunyai berbagai manfaat, yang telah umum
dikenal adalah kantor portable. Orang yang sedang dalam perjalanan
seringkali ingin menggunakan peralatan elektronik portable-nya untuk
mengirim atau menerima telepon, fax, e-mail, membaca fail jarak jauh login
ke mesin jarak jauh, dan sebagainya dan juga ingin melakukan hal-hal
tersebut dimana saja, darat, laut, udara. Jaringan tanpa kabel sangat
bermanfaat untuk mengatasi masalah-masalah di atas. Meskipun jaringan
tanpa kabel ini cukup mudah untuk di pasang, tetapi jaringan macam ini
memiliki banyak kekurangan. Biasanya jaringan tanpa kabel mempunyai
kemampuan 1-2 Mbps, yang mana jauh lebih rendah dibandingkan dengan
jaringan berkabel. Laju kesalahan juga sering kali lebih besar, dan transmisi
dari komputer yang berbeda dapat mengganggu satu sama lain. Perkembangan
teknologi nirkabel Perkembangan yang paling pesat dari teknologi nirkabel
adalah teknologi selular dan wifi

a. WiMAX
WiMAX adalah singkatan dari Worldwide Interoperability for
Microwave Access, merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar (broadband
wireless access atau disingkat BWA) yang memiliki kecepatan akses yang
tinggi dengan jangkauan yang luas. WiMAX merupakan evolusi dari
teknologi BWA sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih menarik. Disamping
kecepatan data yang tinggi mampu diberikan, WiMAX juga merupakan
teknologi dengan open standar. Dalam arti komunikasi perangkat WiMAX di
antara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan (tidak
proprietary). Dengan kecepatan data yang besar (sampai 70 MBps), WiMAX
dapat diaplikasikan untuk koneksi broadband ‘last mile’, ataupun backhaul.
Perkembangan Teknologi Wireless

Wi Max Standar BWA yang saat ini umum diterima dan secara luas
digunakan adalah standar yang dikeluarkan oleh Institute of Electrical and
Electronics Engineering (IEEE), seperti standar 802.15 untuk Personal Area
Network (PAN), 802.11 untuk jaringan Wireless Fidelity (WiFi), dan 802.16
untuk jaringan Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX).

Pada jaringan selular juga telah dikembangkan teknologi yang dapat


mengalirkan data yang overlay dengan jaringan suara seperti GPRS, EDGE,
WCDMA, dan HSDPA. Masing-masing evolusi pada umumnya mengarah
pada kemampuan menyediakan berbagai layanan baru atau mengarah pada
layanan yang mampu menyalurkan voice, video dan data secara bersamaan
(triple play). Sehingga strategi pengembangan layanan broadband wireless
dibedakan menjadi Mobile Network Operator (MNO) dan Broadband
Provider (BP). Perbandingan beberapa karakteristik sistem wireless data
berkecepatan tinggi digambarkan oleh First Boston seperti berikut.
Teknologi WiMAX dan Layanannya

BWA WiMAX adalah standards-based technology yang


memungkinkan penyaluran akses broadband melalui penggunaan wireless
sebagai komplemen wireline. WiMAX menyediakan akses last mile secara
fixed, nomadic, portable dan mobile tanpa syarat LOS (NLOS) antara user
dan base station. WiMAX juga merupakan sistem BWA yang memiliki
kemampuan interoperabilty antar perangkat yang berbeda. WiMAX dirancang
untuk dapat memberikan layanan Point to Multipoint (PMP) maupun Point to
Point (PTP). Dengan kemampuan pengiriman data hingga 10 Mbps/user.

Pengembangan WiMAX berada dalam range kemampuan yang cukup


lebar. Fixed WiMAX pada prinsipnya dikembangkan dari sistem WiFi,
sehingga keterbatasan WiFi dapat dilengkapi melalui sistem ini, terutama
dalam hal coverage/jarak, kualitas dan garansi layanan (QoS). Sementara itu
Mobile WiMAX dikembangkan untuk dapat mengimbangi teknologi selular
seperti GSM, CDMA 2000 maupun 3G. Keunggulan Mobile WiMAX
terdapat pada konfigurasi sistem yang jauh lebih sederhana serta kemampuan
pengiriman data yang lebih tinggi. Oleh karena itu sistem WiMAX sangat
mungkin dan mudah diselenggarakan oleh operator baru atau pun service
provider skala kecil.

Anda mungkin juga menyukai