PENDAHULUAN
Satelit adalah kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.
Satelit merupakan sebuah benda diangkasa yang berputar mengikuti rotasi bumi.
Satelit dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan keguaananya seperti: satelit cuaca,
satelit komunikasi, satelit iptek dan satelit militer.
Akan tetapi kita masih belum memahami cara kerja satelit, jenis-jenisnya
maupun aplikasi yang mengunakan jasa satelit dalam menyampaikan informasi yang
hendak kita ingin ketahui. Daripada itu dalam makalah ini kami menjelaskan tentang
1 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
apa itu satelit, prinsip kerja, jenis-jenis dan juga aplikasi yang menggunakan jasa
satelit sebagai media informasi dan komunikasi. Dalam makalah ini juga kakan
dibahas perkembangan satelit di Indonesia.
1.2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberi pengetahuan yang lebih luas
lagi tentang system komunikasi satelit yang terdiri dari pengertian, fungsi, jenis-jenis
dan juga perkembangan satelit di Indonesia.
2 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
BAB II
PEMBAHASAN
Seluruh pergerakan satelit dipantau dari bumi atau yang lebih dikenal dengan stasiun
pengendali.
3 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
transponders dapat mengakomodir 22.500 telepon sirkuit dan 3 channel TV, pada
masa sekarang ini sampai bisa mengakomodir komunikasi di Asia dan Afrika. Antena
satelit sangat penting peranannya dalam jaringan komunikasi satelit. Karena benda
yang ini berfungsi sebagai penerima transimisi di setiap kawasan di dunia. Sedangkan
satellite spacing (penempatan satelit) digunakan agar dalam melakukan transmisi
lebih mudah berdasarkan kawasannya. Sedangkan power system yang digunakan oleh
satelit diperoleh melalui sinar matahari yang diubah ke bentuk listrik yang
menggunakan Sel surya (Solar cells). Selain itu, satelit juga dilengkapi dengan
sumber tenaga yang berdurasi 12 tahun yang merupakan bahan bakarnya agar dapat
beroperasi.
5 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Position Determination
Untuk menghitung koordinat satelit yang nantinya diperlukan sebagai koordinat titik
tetap dalam perhitungan koordinat titik-tiitk lainnya di atau dekat permukaan bumi.
Observation Planning
Untuk merencanakan pengamatan satelit (waktu dan lama pengamatan yang optimal)
Receiver Aiding
Satellite Selection
Untuk memilih, kalau diperlukan, satelit-satelit yang secara geometrik “lebih baik”
untuk digunakan.
Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO): 300 – 1500 km di atas permukaan
bumi.
Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 – 36000 km.
Orbit berikut adalah orbit khusus yang juga digunakan untuk mengkategorikan satelit:
Orbit Molniya, orbit satelit dengan perioda orbit 12 jam dan inklinasi sekitar
63°.
6 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Orbit Sunsynchronous, orbit satelit dengan inklinasi dan tinggi tertentu yang
selalu melintas ekuator pada jam lokal yang sama.
Orbit Geosinkron adalah orbit suatu benda (umumnya satelit buatan) dengan
bumi sebagai pusatnya, yang mempunyai perioda sama dengan rotasi bumi yaitu satu
hari sideris atau 23,9344 jam. Secara geometri orbit ini mempunyai setengah sumbu
utama (semimajor axis) yang panjangnya 42164.17 km. Satelit dengan orbit
geosinkron akan berada di atas suatu titik di muka bumi pada jam tertentu. Selain dari
waktu tersebut satelit akan tampak bergeser relatif terhadap titik itu. Jika satelit
geosinkron mempunyai bentuk orbit lingkaran sempurna dan mengorbit sebidang
dengan garis katulistiwa maka dilihat dari bumi satelit itu akan tampak diam, orbit
yang demikian disebut orbit geostasioner.
Orbit Geostasioner adalah orbit geosinkron yang berada tepat di atas ekuator Bumi
(0° lintang), dengan eksentrisitas orbital sama dengan nol. Dari permukaan Bumi,
objek yang berada di orbit geostasioner akan tampak diam (tidak bergerak) di
angkasa karena perioda orbit objek tersebut mengelilingi Bumi sama dengan perioda
rotasi Bumi. Orbit ini sangat diminati oleh operator-operator satelit buatan (termasuk
satelit komunikasi dan televisi). Karena letaknya konstan pada lintang 0°, lokasi
satelit hanya dibedakan oleh letaknya di bujur Bumi.
Orbit Stasioner
Merupakan sebuah orbit yang menempatkan satelit untuk terus tetap berada pada
posisinya mengacu pada sebuah titik atau lokasi. Satelit yang ditempatkan pada orbit
stasioner kebanyakan bergerak dari arah timur ke barat mengikuti pergerakan rotasi
bumi.
Satelit jenis LEO merupakan satelit yang mempunyai ketinggian 320 – 800 km di
atas permukaan bumi. Karena orbit mereka yang sangat dekat dengan bumi, satelit
LEO harus mempunyai kecepatan yang sangat tinggi supaya tidak terlempar ke
atmosfer. Kecepatan edar satelit LEO mencapai 27.359 Km/h untuk mengitari bumi
dalam waktu 90 menit. Delay Time LEO sebesar 10 ms ( Waktu perambatan
gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi)
7 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Aplikasi dari satelit jenis LEO ini biasanya dipakai pada sistem Remote Sensing dan
Peramalan Cuaca karena jarak mereka dengan permukaan bumi yang tidak terlalu
jauh. Pada masa sekarang satelit LEO yang mengorbit digunakan untuk aplikasi
komunikasi selular. Karena jarak yang tidak terlalu jauh dan biaya yang murah, satelit
LEO sangat banyak diluncurkan untuk berbagai macam aplikasi. Akibatnya bahwa
jumlah satelit LEO sudah sangat padat, tercatat sekarang ada 8000 lebih satelit yang
mengitari bumi pada orbit LEO. Satelit pada lingkaran low earth orbit ditempakan
sekita 161 hingga 483 km dari permukaan bumi. Karena sifatnya yang terlalu dekat
dengan permukaan bumi menyebabkan satelit ini akan bergerak sangat cepat untuk
mencegah satelit tersebut terlempar keluar dari lintasan orbitnya. Satelit pada orbit ini
akan bergerak sekitar 28163 km/jam. Satelit pada orbit ini dapat menyeselaikan satu
putaran mengeliling bumi antara 30 menit hingga 1 jam. Satelit pada low orbit hanya
dapa terlihat oleh station bumi sekitar 10 menit.
Kekurangan LEO
1. Jumlah satelit banyak ( 50-70 satelit).
2. Tidak efektif untuk cakupan nasional atau regional
6. Lifetime orbital jauh lebih pendek daripada GEO dan MEO karena degradasi
orbital.
Karakteristik LEO
Tinggi orbit: 200 – 3000 km, diatas permukaan bumi
Periode Orbit: 1.5 jam
8 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Kecepatan putar: 27.000 km/jam
Waktu Tampak:
Satelit pada orbit ini merupakan satelit yang mempunyai ketinggian di atas 10000 km
dengan aplikasi dan jenis yang sama seperti orbit LEO. Namun karena jarak yang
sudah cukup jauh jumlah satelit pada orbit MEO tidaklah sebanyak satelit pada orbit
LEO. Satelit jenis MEO ini mempunyai delay sebesar 60 – 80 ms. MEO, Medium
Earth Orbit Satelit dengan ketinggian orbit menengah dengan ketinggian 9656 km
hingga 19312 km dari permukaan bumi. Pada orbit ini satelit dapat terlihat oleh
stasiun bumi lebih lama sekitar 2 jam atau lebih. Dan waktu yang diperlukan untuk
menyeleseaikan satu putaran mengitari bumi adalah 2 jam hingga 4 jam.
4. Lifetime satelit pada orbit MEO lebih lama dari sistem LEO (tetapi kurang
dari GEO).
Satelit GEO merupakan sebuah satelit yang ditempatkan dalam orbit yang
posisinya tetap dengan posisi suatu titik di bumi. Karena mempunyai posisi yang
tetap maka waktu edarnyapun sama dengan waktu rotasi bumi. Posisi orbit satelit
GEO sejajar dengan garis khatulistiwa atau mempunyai titik lintang nol derajat.
Sebuah orbit geostasioner, atau Geostationary Earth Orbit (GEO), adalah orbit
lingkaran yang berada 35.786 km (22.236 mil) di atas ekuator Bumi dan mengikuti
arah rotasi bumi. Sebuah objek yang berada pada orbit ini akan memiliki periode
orbit sama dengan periode rotasi Bumi, sehingga terlihat tak bergerak, pada posisi
tetap di langit, bagi pengamat di bumi. Satelit komunikasi dan satelit cuaca sering
diorbitkan pada orbit geostasioner, sehingga antena satelit yang berkomunikasi
dengannya tidak harus berpindah untuk melacaknya, tetapi dapat menunjuk secara
permanen pada posisi di langit di mana mereka berada. Sebuah orbit geostasioner
adalah satu tipe orbit geosynchronous.
Kelebihan GEO
1. Stasiun pengendali tidak harus setiap saat melakukan track terhadap satelit.
2. Hanya beberapa satelit cukup meng-cover seluruh lapisan bumi.
Kekurangan GEO
1. Delai propagasi yang cukup besar, berkisar antara 250 milidetik.
2. Proses peluncuran satelit mahal karena berada pada orbit yang jauh. Antena
penerima pada stasiun bumi harus berdiameter besar agar dapat menangkap
sinyal/frekuensi yang dipancarkan.
Karakteristik GEO
Tinggi orbit: sekitar 35.800 km, di atas permukaan bumi
Periode Orbit: 24 jam
Waktu Tampak: Selalu tampak ( karena kecepatan putar satelit sama dengan
kecepatan putar bumi
11 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Delay Time: 250 ms ( Waktu perambatan gelombang dari stasiun bumi ke
satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi)
Orbit Polar
Satelit yang mengorbit pada orbit polar merupakan satelit yang mempunyai
inklinasi (penyimpangan) sebesar 90° dari orbit geostationer. Satelit berorbit polar
sangat bermanfaat untuk mengamati permukaan bumi karena satelit mengorbit dalam
arah utara-selatan dan bumi berputar dalam arah timur-barat, maka satelit berorbit
polar akhirnya akan dapat “menyapu” seluruh permukaan bumi. Karena alasan
tersebut maka satelit pemantau longkungan global seperti satelit inderaja dan satelit
cuaca, umumnya mempunyai orbit polar.
Orbit Eliptical
Satelit dengan orbit elips merupakan satelit yang mengorbit dengan bentuk
orbit yang elips terhadap bumi. Dengan bentuk orbit yang ellips tersebut maka
menghasilkan suatu jarak yang tidak sama (sinkron) pada setiap posisi dengan
permukaan bumi.
Pada satelit dengan orbit eliptical maka akan terjadi satu posisi terjauh dari
permukaan bumi dan satu posisi terdekat dari permukaan bumi. Posisi terjauh dari
permukaan bumi dinamakan dengan posisi apogee. Posisi terdekat dengan permukaan
bumi dinamakan dengan posisi perigee.
Keutamaan dari orbit Ellips pada lingkup daerah-daerah kutub yang dapat
diabaikan, diperlukan untuk daerah-daerah terpencil dan jauh dalam suatu negara.
Periode rotasi sekitar 5 – 12 jam dan terlihat langsung dari stasiun bumi sekitar 2-4
jam tiap hari. Orbit ini digunakan untuk keperluan satelit komunikasi, misalnya satelit
Telster.
12 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Orbit ini mempunyai sudut yang sejajar dengan garis horizon dan merupakan
orbit geostasioner, yaitu tempat dimana sebagian besar satelit telekomunikasi berada.
Pada orbit inilah seluruh permukaan bumi bisa dicakup oleh tiga satelit dengan
perbedaan sudut sebesar 120 derajat, atau menurut perhitungan Intelsat posisi satelit
tersebut adalah:
30 O E (East): area Afrika dan Eropa, atau diatas samudera India ( Indian
Ocean Region/ IOR ).
150 O E (East): area China dan Oceania, diatas samudra Pasifik ( Pacific
Ocean Region / POR ).
Orbit ini mempunyai lintasan yang tegak lurus terhadap garis khatulistiwa,
sehingga apabila akan digunakan untuk telekomunikasi global perlu ditempatkan
banyak satelit. Dipergunakan untuk keperluan navigasi, pengamatan di bidang
meteorologi dan sumber-sumber alam.
Kecepatan orbit
Untuk satelit dalam orbit lingkaran, hubungan antara kecepatan orbital dan
ketinggian ketat. Tugas roket peluncuran satelit adalah untuk melepaskan satelit pada
tempat yang layak di ruang angkasa, dengan kecepatan yang sesuai dan arah gerakan
untuk memasukkannya ke dalam orbit yang diinginkan.
13 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
string dan berayun dalam lingkaran. Tujuannya menarik keluar terhadap string, dan
bahwa kekuatan luar (gaya sentrifugal) menjadi lebih besar semakin cepat ayunan
objek. Pada kecepatan yang tepat, gaya sentrifugal dari satelit karena gerak
mengelilingi bumi hanya menyeimbangkan tarikan gravitasi, dan satelit tetap di orbit.
Karena tarikan gravitasi tumbuh lebih lemah lebih lanjut satelit adalah dari
bumi, gaya sentrifugal yang diperlukan untuk menyeimbangkan gravitasi juga
menurun dengan jarak dari Bumi. Semakin tinggi orbit satelit, semakin rendah
kecepatan orbitnya.
Bergantian, satelit dapat dilihat sebagai terus jatuh menuju pusat bumi.
Namun, karena satelit juga bergerak sejajar dengan permukaan bumi, bumi terus
kurva jauh dari satelit. Dalam orbit melingkar, kecepatan satelit adalah persis apa
yang dibutuhkan sehingga terus jatuh tapi terus jarak konstan dari Bumi. Kecepatan
yang dibutuhkan tergantung pada ketinggian satelit karena geometri satelit Bumi dan
karena tingkat di mana satelit jatuh ke bumi tergantung pada kekuatan gravitasi di
ketinggiannya.
14 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
2.4.2 Periode orbit
15 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
2.5 Jenis-Jenis Satelit dan Fungsinya
Bulan
Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar
ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan
sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.
16 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Satelit Astronomi
Satelit Komunikasi
17 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Satelit Pantau Bumi (GPS Satellite)
Satelit Cuaca
18 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Stasiun Angkasa
Satelit Militer
Merupakan satelit komunikasi atau satelit pantau bumi yang digunakan untuk
kepentingan militer
19 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Satelit Kecil
Sesuai dengan tuntutan kebutuhan manusia, maka dalam segi kegunaan atau
fungsi, para ilmuan juga terus mengembangkan satelit palapa. Generasi ke dua satelit
palapa kemudian diluncurkan kembali pada 11 Maret 1977. Satelit ini dinamakan
dengan Palapa A2 (Simanjuntak.2004 : 47). Generasi ke dua dari satelit Palapa ini
hanya memiliki fungsi sebagai pendukung dan apabila Palapa A1 mengalami
disfungsi pada sirkuit komunikasinya. Umur kedua satelit ini hanyalah delapan tahun
saja. Permasalahan ini pula yang menuntut para ilmuan dibidang telematika dan
astronomi untuk kemudian mengembangkan lagi satelit palapa selanjutnya.
Peluncuran satelit memang tidak pernah lepas dari penggunaan roket. Dengan
pemasangan satelit pada punggung roket atau bagian atas roket. Satelit kemudian
melakukan perjalanannya di luar angkasa. Roket kemudian membawa satelit pada
sebuah rute berbentuk elips yang juga sudah dikendalikan dari setasiun
peluncurannya dibumi . Lintasan seperti itulah yang secara umum menjadi suatu
lintasan dalam peluncuran sebuah satelit dengan menggunakan roket. Amerika
memang menjadi sebuah negara pengembang roket pada awal era penggunaan satelit
di dunia. Maka dari itulah, pada masa awal perkembangan satelit, Amerika menjadi
negara pendukung maupun membantu mengembangkan satelit bagi negara-negara
lain termasuk Indonesia.
Generasi terakhir dari Satelit Palapa B adalah Palapa B4. Diluncurkan pada 14
Mei 1992. Satelit ini diluncurkan menggunakan roket tiga tingkat dari Launch Pad 17
B Cape Canavarel, Amerika. Setelah B4 diluncurkan, semakin meningkat pula
kebutuhan akan jasa telekomunikasi di Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka diluncurkan Satelit Palapa C (Simanjuntak. 2004 : 48). Satelit ini diklaim
memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal tersebut
dibuktikan dengan jumlah transponder maupun kekuatannya. Satelit ini disebut juga
dengan Satelit Palapa C1. Beroperasi selama 3 tahun, dari 13 januari 1996 hingga
pertengahan 1999. Satelit yang dikelola oleh Satelindo ini juga pernah disewakan
kepada negara Pakistan sebelum akhirnya diambil alih dan menjadi Pakissat. Pada
dasarnya berbeda dengan pengelola Satelit lain seperti Perumtel, pengelola dari
satelindo lebih banyak melakukan kerjasama maupun jual beli penggunaan satelit
dengan negara lain (Tim Penyususn1997 : 139).
22 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Sehubungan dengan pembelian Satelit Palapa C1 oleh Pakistan, maka pada 15
Mei 1996 diorbitkan Satelit Palapa C2. Ini merupakan generasi terakhir juga dari
Palapa seri C. Diorbitkan dari Perancis. Setelah beberapa satelit sebelumnya yang
diorbitkan dari Amerika, peluncuran satelit ini juga menjadi bukti adanya suatu
kerjasama dalam hal telekomunikasi dengan berbagai negara yang tidak hanya
terfokus pada Amerika saja. Orbitnya pun dipindahkan dari 113º Bujur Timur ke
105,5º Bujur Timur. Karena kelak 113º Bujur Timur akan ditempati oleh Satelit
Palapa D. . Penggeseran ini dimaksudkan untuk memeperluas cakupan dari Satelit
Palapa D yang dipersiapkan untuk pemenuhan kebutuhan dalam rangka mewabahnya
globalisasi.
Pada 31 Agustus 2009, dalam rangka memepringati Hari Ulang Tahun Republik
Indonesia yang ke-64 , maka diluncurkan Satelit Palapa D pada pukul 16.28 dari
Xichang Satellite Launch Center (XSLC) di China. Satelit ini dikelola oleh Indosat
yang juga diketahui memiliki banyak kerjasama dengan berbagai negara sebagai
mana dijelaskan sebelumnya. Satelit Palapa D memiliki cakupan yang lebih luas dan
kekuatan signal yang lebih bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal
tersebut dipersiapkan untuk menghadapi globalisasi dalam berbagai aspek, termasuk
teknologi dan komunikasi.
Berikut ini ditampilkan data berupa tabel historis secara temporal terkait pengelolaan
satelit Palapa dari masa awal pengelolaan hingga habis masa kelola satelit :
Tabel
Satelit Pengelola Tahun
Palapa A1 Perumtel 1976-1983
Palapa A2 Perumtel 1977-1987
Palapa B1 Perumtel 1983-1990
Palapa B2 Perumtel 1984
Palapa B2-P Perumtel 1987-1996
Palapa B2-R Perumtel 1990-2000
23 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Palapa B4 Perumtel 1992-2005
Palapa C1 Satelindo-Indosat 1996-1999
Palapa C2 Satelindo-Indosat 1996-2011
Palapa D Satelindo-Indosat 2009-2024
Berbicara mengenai dampak pasti akan didapati pula dua buah hasil. Pertama
dampak positif dan yang kedua ialah dampak negatif. Begitu pula dengan
penggunaan satelit di Indonesia. Meskipun secara umum perkembangan maupun
penggunaan satelit memberikan dampak positif berupa kemudahan dalam aspek
komunikasi, informasi hingga beberapa bidang lain termasuk ekonomi dan militer,
penggunaan satelit juga berpotensi menimbulkan dampak negatif.
Seperti diketahui bahwa siaran radio maupun televisi dan telephon membutuhkan
satelit sebagai suatu media dalam menyampaikan informasi. Perkembangan Satelit
Palapa yang terus dilakukan guna menutupi berbagai kekurangannya, juga berimbas
pada perkembangan alat-alat komunikasi seperti televisi, radio, maupun telephon.
Itulah salah satu dari sekian dampak dari adanya ataupun digunakannya Satelit Palapa
di Indonesia. Pembangunan pada bidang telekomunikasi menjadi semakin maju.
Sebagai contoh, dunia pertelevisian Indonesia yang dulunya dipegang oleh sektor
pemerintah, kini sudah mulai dipenuhi oleh sektor-sektor swasta (Armando. 2011 :
117). Bahkan dari yang bersekala regional seperti JTV (Jawa Timur Televisi) di
wilayah regional Jawa Timur, bersekala nasional seperti SCTV (SURYA CITRA
Televisi), ANTV (Andalas Televisi), hingga yang bersekala Internasional seperti
Metro TV dan MNC Sport 1 dan 2 milik Media Nusantara Citra. Hal ini tentunya
dilatar belakangi oleh semaikin meningkatnya kebutuhan manusia akan informasi,
disamping berkembangnya teknologi satelit di Indonesia.
24 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Pada periode sesudah tahun 1990, PT.Telkomlebih banyak melakukan
optimisasi penggunaan stasiun bumi. Permintaan lalulintas di kawasan Indonesia
timur dapat dipenuhi melalui relokasi stasiun-stasiun bumi dari Jawa atau Sumatra
(Rahmandias. 2002 : 71). Saat digunakan untuk lalulintas yang rendah, antena
parabola dengan ukuran lebih kecil banyak digunakan demi mengurangi pemakaian
tempat selain untuk lebih memudahkan upaya relokasi dan transportasi ke daerah-
daerah terpencil. Tambahan lagi, PT.Telkom juga mengganti sistem transmisi satelit
analog menjadi sistem digital. Sistem FDM/FM digantikan dengan TDMA Medium
Bit Rate dan Low Bit Rate pada awal tahun 1990-an. Sistem TDMA Medium Bit
Rate digunakan di keseluruhan 36 stasiun bumi sementara TDMA Low Bit Rate
dipakai di 30 stasiun bumi. Pada tahun 1995 suatu sistem digital baru untuk
komunikasi point-to-point telah lahir, sehingga PT.Telkom menggantikan hubungan-
hubungan dengan lalu lintas tinggi antar kota yang sebelumnya menggunakan TDMA
dengan Intermediate Data Rate (dengan kecepatan 2 Mbps). FDMA akhirnya
sepenuhnya dihentikan pemakaiannya pada akhir 1996. Untuk keperluan penyiaran
televisi, PT.Telkom mulai menggunakan sistem digital MPEG-2 pada tahun 1996,
dan kesemua fasilitas distribusi televisi analog pada satelit-satelit PT.Telkom telah
selesai didigitalisasikan pada tahun 2000. Dengan demikian, PT.Telkom mampu
untuk mengurangi kebutuhan transponder televisi sampai setidaknya dengan kualitas
yang sama baiknya bila dibandingkan dengan persyaratan transponder sistem analog
(Rahmandias. 2002 : 114).
Maka dengan kata lain, penggunaan jasa komunikasi satelit yang berdampak
pada globalisasi informasi, juga diharapkan mampu memberika pemerataan informasi
secara menyeluruh bagi wilayah-wilayah di Indonesia. Perubahan sosial di suatu
negara tidak selalu membawa perkembangan positif, namun ada yang negative yang
mempengaruhi tingkah laku serta pola pikir masyarakat (Dahlan. 2008 : 663), dimana
sudah disinggung pada pembahasan di atas. Hal tersebut menjadi sebuah tantangan
bagi Indonesia untuk merekayasa pergeseran nilai zaman tersebut sehingga menjadi
cirri bangsa moderat, tanpa mengabaikan nilai dan prisnsip kepribadian bangsa
sendiri, yaitu Pancasila.
26 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Satelit Palapa A1
Satelit Palapa A1 adalah satelit pertama yang dimiliki Indonesia dan dioperasikan
oleh Perumtel. Palapa A1 yang bertipe HS-333 (Hughes 333) ini diluncurkan pada
tanggal 8 Juli 1976 dengan bantuan roket Delta 2914 asal Amerika serikat dan
beroperasi selama 9 tahun yaitu hingga Juni 1985.
Satelit Palapa A2
Satelit Palapa A2 adalah satelit komunikasi kedua milik Indonesia yang juga
dioperasikan oleh Perumtel. Palapa A2 diluncurkan pada tanggal 10 Maret 1977
dengan bantuan roket Delta 2914. Berbeda dengan satelit palapa A1 yang beroperasi
di orbit 83 BT, satelit palapa A2 ini beroperasi di orbit 77 BT hingga Januari 1988.
Satelit Palapa A2 ini diluncurkan sebagai cadangan yang telah siap dioperasikan
apabila terdapat permasalahan pada Satelit Palapa A1.
Satelit Palapa B1
Palapa B1 ini adalah satelit pertama yang bertipe HS-376 (Hughess 376) dan terbukti
sukses beroperasi selama 7 tahun dari 18 Juni 1983 hingga tahun 1990. Satelit yang
juga masih dioperasikan oleh Perumtel ini beroperasi di jalur 108 BT.
Satelit Palapa B2
Satelit Palapa B2 bertipe HS-376 diluncurkan oleh pemerintah Indonesia pada bulan
Februari 1984. Namun, Palapa B2 gagal mencapai orbit operasinya karena adanya
kerusakan pada onboard roket. Dan dijemput kembali oleh STS-51A pada November
1984.
27 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Satelit Palapa B2R
Satelit Palapa B2R adalah satelit palapa B2 yang sudah pensiun di tahun 1984 dan
dibeli oleh Sattel Technologies (California) dan beroperasi kembali pada 13 April
1990 hingga tahun 2000.
Satelit Palapa B4
Satelit palapa B4 ini merupakan satelit terakhir yang memiliki tipe HS-376. Palapa
B4 ini diluncurkan pada 14 Mei 1992 yang digunakan untuk membackup Palapa B2P
jikalau ada terjadi kerusakan. Satelit ini berhenti beroperasi di tahun 2005.
Satelit Palapa C1
Satelit Palapa C1 merupakan satelit komunikasi pertama yang dimiliki dan
dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Palapa C1 bertipe HS-601
ini diluncurkan pada tanggal 31 Januari 1996. Satelit C1 ini adalah pengganti satelit
Palapa B4 yang mengorbit di 113º BT dengan jangka waktu operasional selama 7
tahun. Namun karena terjadi kegagalan pengisian baterai pada tanggal 24 November
1998, Palapa C1 dinyatakan tidak layak beroperasi lagi dan digantikan oleh Palapa
C2.
Satelit Palapa C2
Satelit Palapa C2 adalah satelit generasi lanjutan dari Palapa C1. Sama seperti palapa
C1, satelit ini juga dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Palapa
C2 juga bertipe sama seperti Palapa C1 yaitu HS-601 yang diluncurkan pada tanggal
15 Mei 1996 dan berhenti operasi pada tahun 2011.
Satelit Palapa D
Satelit Palapa D memiliki kode internasional : 2009-046A adalah terbaru yang masih
beroperasi sampai sekaran gini dibawah pengawasan PT. Indosat Tbk dan
diluncurkan pada tanggal 31 Agustus 2009. Satelit ini berada pada Orbit Geostasioner
113 BT yang akan selesai masa operasionalnya pada tahun 2024.
28 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
2.7 Proses Pengiriman Dan Penerimaan Data Pada Satelit
Mendapatkan data Internet dari satelit sama saja dengan mendapatkan sinyal
televisi dari satelit Data dikirimkan oleh satelit dan diterima oleh decoder pada sisi
pelanggan Data yang diterima dan yang hendak dikirimkan melalui VSAT (Very
Small Aperture Terminal) harus di-dekode oleh decoder terlebih dahulu Satelit
Telkom-1 menggunakan C-Band (4-6 GHz). frekuensi yang tinggi digunakan untuk
uplink ( 5,925 sampai 6,425 GHz )frekuensi yang lebih rendah digunakan untuk
downlink (3,7 sampai 4.2 GHz). Sistem ini mengadopsi teknologi TDM dan TDMA
Pada Gambar dibawah ini akan dijelaskan tentang arsitektur komunikasi satelit.
Pada gambar diatas arsitektur komunikasi satelit terdiri dari dua segmen
yaitu :Segmen angkasa dan segmen bumi. Segmen angkasa terdiri dari (Bus, Payload,
Power Supply, Kontrol temperatur, Kontrol attitude dan orbit, sistem populasi,
Telemetry Tracking & Command TTC). Seperti sistem peralatan elektronik lainnya
satelit juga memerlukan power supplay yang biasanya bertenaga surya. Elemen
sistem yang spesifik dari satelit adalah Kontrol attitude dan orbit, serta TTC, kontrol
ini sangat luar biasa karena bisa mengontrol bumi dari angkasa. Dan orang yang
membuatnya bisa dikatakan orang gila bagaimana tidak mereka dapat memetakan
bumi inchi demi inchi dalam besaran angka-angka yang disebut lattitude dan
longitude. Dan standar attitude ini dipakai oleh semua satelit buatan Amerika.
29 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Terpikirkan bagaimana kalau kita (Indonesia) membuat atau memetakan bumi ini
dalam koordinat longitude dan latitude tersendiri yang berbeda dengan Amerika dan
kita membuat juga peralatan tersendiri yang bisa menerjemahkan koordinat attitude
“beda” tadi seperti GPS dab Satelit tersendiri sehingga pihak musuh tidak
mengetahuinya.Sedangkan pada bagian Segmen Bumi arsitektur komunikasi satelit
terdiri dari User terminal, segmen bumi, master dan jaringan. Seperti sistem
komunikasi seluler segmen bumi ini bisa disebut mobile stationnya.
Sedangkan kelemahannya :
30 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
6.1 Aplikasi Satelit
Satellite Phone, VSAT (Very Small Aperture Terminal), VSAT-IP, VSAT SCPC
(Single Channel per Carrier), Portable VSAT, Mobile VSAT Vehicle, dan
Jaringan Terrestrial (copper, optical & microwave).
Salah satu solusi Voice yang disediakan oleh Aetherica dan PSN adalah
Telepon Portable berbasis Satelit (Portable Satellite Phone) FR190VS, yang
sangat sesuai untuk kebutuhan komunikasi di daratan dan daerah pedalaman yang
belum terjangkau jaringan telepon tetap kabel (PSTN) dan telepon selular nirkabel
(GSM/CDMA), serta untuk kebutuhan komunikasi pelayaran pribadi maupun
komersial dengan hardware yang telah dirancang khusus untuk pengoperasian di
kondisi perairan laut, dan dapat ditingkatkan menjadi alat pelacak posisi GPS tanpa
perlu menambah hardware.
31 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Aetherica dan PSN juga menyediakan solusi komunikasi data berbasis satelit
untuk kebutuhan bisnis dan perusahaan dengan menggunakan VSAT (Very Small
Aperture Terminal), yaitu stasiun transmisi satelit berukuran kecil yang dapat
dipasang di berbagai jenis tempat dan lokasi, dan dapat digunakan untuk kebutuhan
penerimaan dan transmisi data dan Internet dengan berbagai macam aplikasi antara
lain remote monitoring dan sensing, transmisi data dan komunikasi perusahaan,
transaksi ATM dan data entry, aplikasi berbasis web, IP phone, IP PBX, dan lainnya.
Terdapat beberapa pilihan layanan VSAT, yaitu VSAT-IP dengan data rate
hingga 1 Mbps downlink dan 256 Kbps uplink (1:2, 1:4, 1:8), yang dapat digunakan
untuk menghubungkan kantor pusat dan kantor cabang melalui Closed User Group,
juga untuk aplikasi transaksional / ATM, data entry, remote sensing dan monitoring,
dan aplikasi internet seperti email, web, dll.; kemudian VSAT-SCPC (Single
Channel per Carrier) dengan dedicated point to point connectivity serta data rate
hingga 2 Mbps uplink dan downlink (1:1), yang dapat digunakan untuk kebutuhan
Corporate Data Service, SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) atau
pengambilan data remote sensing dalam oil drilling, pipelines, gas, electric &
transport industries, serta aplikasi Video Conference, Interactive Voice, dan lainnya.
32 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Sebagai jawaban terhadap kebutuhan sarana telekomunikasi yang dapat
diimplementasikan dalam waktu singkat di lokasi yang berpindah-pindah, Aetherica
dan PSN juga menyediakan solusi Portable VSAT yang ringan, portable, dan dapat
dipasang/dirakit dengan cepat dalam waktu 15 menit hanya oleh satu orang. Selain itu
terdapat juga solusi Mobile VSAT Vehicle, yaitu kendaraan komunikasi serbaguna
yang dilengkapi dengan Autopointing VSAT Antenna, dan dapat digunakan untuk
kebutuhan pengumpulan berita via satelit (satellite news gathering), ATM dan Bank
"berjalan" (Mobile ATM & Banking Services), Homeland Security & Disaster
Recovery, Oil & Gas Exploration, Mobile Office & Business Continuity, Mobile
Military Command Centre, dan penggunaan lainnya.
33 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Seluruh pergerakan satelit dipantau dari bumi atau yang lebih dikenal dengan stasiun
pengendali.
Cara kerja dari satelit yaitu dengan cara uplink dan downlink. Uplink yaitu
transmisi yang dikirim dari bumi ke satelit, sedangkan downlink yaitu transmisi dari
satelit ke stasiun bumi. Komunikasi satelit pada dasarnya berfungsi sebagai repeater
di langit. Satelit juga menggunakan transponders, yaitu sebuah alat untuk
memungkinkan terjadinya komunikasi 2 arah.
Bulan
Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar
ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan
sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.
Satelit Astronomi
Satelit Komunikasi
Satelit Cuaca
Digunakan untuk mencatat dan mengirimkan maklumat tentang keadaan cuaca dan
iklim bumi
Stasiun Angkasa
35 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
Satelit Militer
Merupakan satelit komunikasi atau satelit pantau bumi yang digunakan untuk
kepentingan militer
Satelit Kecil
3.2 SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan adalah semoga dari pembuatan makalah ini
dapat menambah lagi lebih luas ilmu kita dalam memahami apa itu satelit, fungsi dan
jenisnya maupun cara kerjanya. Karena satelit berperan penting dalam berbaai bidang
dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya dalam system informasi dan komunikasi.
Dan saya berharap para pembaca juga lebih menggali lagi tentang ilmu satelit dari
berbaai media entah media cetak maupun media internet dalam melengkapi ilmu
tentnag satelit tersebut.
36 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T
DAFTAR PUSTAKA
MS Iqbal, 2001, Diktat dasar Telkom. Jurusan Teknik Elektro FT, Unram,
Dennis Roddy & John Coolen, 1995, Electronic Comm. System, Fourth Ed, Prentice
Hall Inc.
http://www.aetherica.com/satellite-vsat-terrestrial.html#sthash.a5o5tc0y.dpuf
http://www.sharinginfo.co.vu/2014/02/satelit.html#ixzz3ZRckPwbY
37 |M A K A L A H S I S T E M K O M U N I K A S I S A T E L I T