3 sks
Pertemuan 2
Our live depends on
telecom…
Komunikasi
• Proses pertukaran
informasi, biasanya
menggunakan bentuk- informasi
bentuk penyampaian yang
umum (percakapan, tulisan,
tanda/isyarat)
• Memungkinkan seseorang
dapat berinteraksi dengan
orang lain untuk bertukar
pengetahuan, pengalaman Telekomunikasi
atau informasi lainnya yang
perlu disampaikan. • Komunikasi melalui
jarak jauh
informasi informasi
• Perlu cara agar melalui
jarak
jarak tsb informasi
dapat disampaikan
(biasanya dua arah)
Jenis-jenis Telekomunikasi
Berdasar arah komunikasi
• Satu arah (simplex) Yaitu jenis komunikasi yang hanya mempunyai satu arah
saja, dari pemancar ke penerima. Beberapa contoh untuk komunikasi jenis ini
adalah radio broadcast dan televisi broadcast.
• Setengah dua arah (half duplex) Yaitu jenis komunikasi yang mengakomodasi
pertukaran informasi dalam dua arah secara bergantian melalui satu saluran
komunikasi (push to talk release to listen). Contoh untuk komunikasi jenis ini
adalah jenis komunikasi menggunakan HT (Handy Talky).
Jenis-jenis Telekomunikasi
Berdasar arah komunikasi
• Dua arah (full duplex) Yaitu jenis komunikasi yang mengakomodasi pertukaran
informasi dalam dua arah secara simultan (dimungkinkan untuk mengirimkan dan
menerima informasi secara bersamaan).
• Contoh untuk komunikasi jenis ini adalah komunikasi melalui telepon tetap maupun
telepon bergerak.
Jenis-jenis Telekomunikasi
Berdasarkan mobilitas
• Tetap (fixed)
– Yaitu jenis komunikasi dimana letak terminal-terminal pelanggannya
tetap.
– Hal ini disebabkan karena media komunikasinya berupa kabel sehingga
membatasi gerakan perpindahan pelanggan.
– Sebagai contoh untuk jenis komunikasi ini adalah jaringan telepon tetap
(rumah).
• Bergerak (mobile)
– Yaitu jenis komunikasi yang memungkinkan terminal-terminal
pelanggannya untuk berpindah tempat (bergerak) selama komunikasi
berlangsung.
– Hal ini disebabkan karena media komunikasinya berupa ruang bebas (free
space) dengan pembawa berupa gelombang radio sehingga
memungkinkan gerakan perpindahan pelanggan dalam lingkup wilayah
pelayanan komunikasi.
– Sebagai contoh untuk jenis komunikasi ini adalah jaringan telepon seluler.
Jenis-jenis Telekomunikasi
Berdasarkan Banyak Penerima
• Point to multipoint
Yaitu jenis komunikasi dimana informasi yang disalurkan berasal dari satu
titik menuju ke banyak titik yang lain (tujuan), misalnya komunikasi
broadcast (radio, televisi, dan lain-lain).
• Multipoint to multipoint
Yaitu jenis komunikasi dimana informasi yang disalurkan berasal dari
banyak titik menuju ke banyak titik yang lain (tujuan), misalnya world wide
web (www).
Kategori Sistem Komunikasi
Berdasarkan type modulasi yang digunakan dan sifat keluaran
dari sumber informasi, sistem komunikasi dapat dibagi dalam tiga
kategori :
• Sistem komunikasi analog :
Mentransmisikan informasi analog dengan sistem modulasi
analog
Jaringan komunikasi seluler disebut juga Public Land Mobile Network (PLMN)
14
Cellular Telephone
Ke/dari STO
lain Cell 1
STO Cell 2
Telepon Cell 3
rumah
Mobile
Switching
ke/dari Center BTS
MSC lain (MSC)
100 MHz
Gelombang mikro
Misalnya: 2 GHz
repeater
repeater
30 ~ 50 km
Siskom Satellite utk TV, Telepon, Internet
Down Link
C band = 4 GHz
Up Link
C band = 6 GHz
Stasiun
Stasiun Penerima
Pengirim
Jaringan telepon
STO STO
reg reg Level regional
STO STO
prop prop Level propinsi
Communication
System
Input Communication Output
Transmitter Receiver
Tranducer Channel Tranducer
Tambahan Noise,
Carrier wave Interferensi dan
Proses : gangguan lainnya
Multiplexing Proses :
Modulation Demultiplexing
Demodulation
Komponen Sistem Komunikasi
Transmitter
• Memproses dan memodifikasi input signal agar dapat ditransmisikan secara efisien
melalui communication channel
• Operasi pemrosesan sinyal meliputi :
Multiplexing
penguatan (amplification),
penyaringan (filtering)
modulasi
• Modulasi merupakan proses yang terpenting, yaitu menyesuaikan karakteristik
sinyal dengan communication channel melalui penggunaan gelombang pembawa
(carrier wave)
Receiver
• Mengambil kembali sinyal yang ditransmisikan melalui communication
channel
• Operasi meliputi demodulasi (proses kebalikan dari modulasi),
demultiplexing, penguatan dan penyaringan
Komponen Sistem Komunikasi
• Communication Channel
• Menghubungkan secara elektrik sumber informasi dengan penerima
• Terjadi degradasi sinyal akibat adanya ketidak sesuaian respons
communication channel terhadap sinyal, serta adanya sinyal lain yang
tidak dikehendaki (noise) dan interferensi
• Walaupun degradasi sinyal tidak dapat diatasi secara sempurna,
transmitter dan receiver didesain dengan cermat untuk menghindari
distorsi sinyal, dan meminimalisasi pengaruh noise, sehingga
memungkinkan untuk memperoleh kembali sinyal yang mendekati
sempurna di ujung terima (destination)
• Akibat gangguan
– Analog: degradasi kualitas sinyal signal-to-noise ratio (S/N)
– Digital: bit error
TRANSMITTER
Signal Processing Carrier
Circuit
Source of
Information
Transmission
Noise, interference Medium
Distorsi (Channel)
User of
Information
RECEIVER
Sinyal transmisi
Sinya input Signal Processing yang efisien
Sistem Digital
Sistem Analog
• Channel Coding
Pengkodean source code word dengan teknik pengkodean
tertentu dengan tujuan dapat melakukan pendeteksian dan
pengkoreksian error menggunakan signal Processor di receiver
(decoding), shingga bit-bit error dapat diminimalisir
Pada channel code word terdapat penambahan bit paritas
sehingga lebih panjang dari source code word
Transmitter : Carrier Circuit
Pemrosesan sinyal secara ;
Analog Baseband Analog Carrier
Digital Baseband Digital Circuit
Eeng360 28
What makes a Communication System GOOD
We can measure the “GOODNESS” of a
communication system in many ways:
t t
Gambar 1. Continuous time signal Gambar 2. Discrete time signal
Transducer Antenna
(misalnya
mikropon)
Konversi Gelombang suara Gelombang listrik
• Konsep dasar konversi dengan perangkat Transducer, yang paling sederhana
adalah microphone sbb:
Tahanan (R)
Io
Gelombang suara
Electroda
Konversi Gelombang Listrik Gelombang
Elektromagnetik :
Antenna
Gelombang
SW T/R Elektromagnetik
Pelanggan
• Digital
– merepresentasikan dua kondisi yaitu “0” atau “1” (binary)
1
0 t
Signal & Spectra
Sinyal
Deret /Transformasi
Fourier
Sinyal Periodik :
v ( t + m To) = v( t ) - ∞ < t < ∞; m : integer ;
Sifat-sifat sinyal dan noise
• Didalam sistem komunikasi signal dapat diklasifikasikan sbb:
• Deterministic and random signal Deterministic merupakan signal
yang tertentu seperti gelombang suara sedangkan signal random
seperti contoh bila radio receiver hanya menerima noise
M integer
Sinyal dapat dikonstruksi dengan menggabungkan komponen sinyal To :
42
43
Phasor
Bentuk fasor adalah bentuk kompleks : A ejθA :
A = Real; magnitude / harga mutlak / amplitudo fasa
θA = Sudut Fasa (fasa )
Mengubah bentuk gelombang nyata ke bentuk fasor
1. E = |E| cos (ωt+θ)
= Re ( |E| ejθejωt)
2. Hilangkan Re (real) dan ejωt;
Es = |E| ejθ
Mengubah bentuk fasor ke bentuk vektor nyata
1. Kalikan dengan ejωt
2. Ambil bagian yang real (Re)
Spektral
Sinyal
Periodik Aperiodik
Parameter penting dari sinyal (frekuensi , amplitudo dan fasa) dapat terlihat pada
spektrum .
Kombinasi liner sinyal sinusoidal
Representasi fasor :
Mengilustrasikan sinyal
sinusoidal dan sinyal
komunikasi yang terdiri dari
sinusoidal
Contoh deret Fourier
T0
2
1 e j 2nf ot
v(t ) T v (t ) e j 2nf o t
dt
n T0
0
2
W( f ) F w(t)
j 2 πft
w(t) e dt
W f e
j 2ft
w(t ) df
w(t) : gelombang dalam domain waktu
W(f) : gelombang dalam domain frekuensi
Transformasi Fourier
• Ada tiga sifat umum dari W(f) yaitu :
1. Transformasi Fourier merupakan fungsi kompleks, jadi |
W(f)| adalah spektrum amplitudo dan Arg W(f) adalah
spektrum fasa
2. Harga W(f) pada saat f=0 sama dengan luas daerah w(t)
3. Jika w(t) adalah real maka :
W(f) = W*(f)
|W(-f)| = |W(f)| ; Arg W(-f) = -Arg W(f)
Jadi didapatkan amplitudo simetri genap dan phasa
simetri ganjil
Transformasi Fourier
Bentuk Cartesian W( f ) X( f ) j Y( f )
Bentuk Polar W( f ) W( f ) e j ( f )
2 2
Respon Amplitudo W( f ) X ( f ) Y ( f )
1 Y( f )
Respon Phasa ( f ) tan
X( f )
• Tentukan spektrum dari gelombang tegangan sinudoidal yang memiliki frekuensi
fo dan puncak A volt yaitu :
A A
f f0 f f0
2 2
A A
magnitude spektrum : V f f f 0 f f 0
2 2
Rectangular Pulse
T П (t/T)
1, t
t 2
T T
0, t
2 -T/2 T/2
Triangular Pulse
t
t 1 , t T 1
T
0,
T t T
-T T
Spektrum pulsa rektangular
w(t ) t T
T j T j T j T j T
e e
2
e 2 2
1 e 2 2
2
W f 1e
jt
dt sin T
j j 2
T
2
Rapat Spektral Daya (Power Spectral Density)
Rapat Spektral Daya selalu bernilai real dan positif. Rapat Spektral
Daya tidak terpengaruh oleh spektrum phasa dari gelombang.
7. Pembatasan Bandwidth
Bandlimited waveform
Pada dasarnya, semua waveform memiliki spektral daya mulai dari
frekuensi terendah (f=0) sampai frekuensi tak hingga.
Time limited waveform adalah waveform yang hanya memiliki nilai pada
suatu waktu tertentu.
9. Bandwidth Sinyal
Lebar spektral sinyal dan noise merupakan konsep yang sangat penting
dalam sistem komunikasi. Alasannya :
2. Lebar spektral penting dari sisi disain peralatan, karena rangkaian harus
mempunyai banwidth yang cukup untuk menampung sinyal dan menolak
noise.
Tipe Bandwidth Sinyal
1. Absolute bandwidth
2. 3-dB bandwidth
3. Equivalent noise bandwidth
4. Null-to-null bandwidth
5. Bounded spectrum bandwidth
6. Power bandwidth
7. FCC bandwidth
71
Distorsi akibat redaman
• Setiap kanal komunikasi bersifat meredam
sinyal
• Sinyal-sinyal berfrekuensi tinggi akan lebih
teredam dibandingkan sinyal-sinyal
berfrekuensi rendah
72
Distorsi fasa
• Waktu yang diperlukan oleh sinyal untuk melewati kanal
komunikasi disebut delay
74
Thermal Noise
• Thermal noise merupakan noise yang muncul pada seluruh
media transmisi dan perangkat komunikasi akibat pergerakan
elektron
• Untuk penerima (receiver) yang bekerja pada suhu ruang (290 K), thermal noise
pada receiver tersebut adalah:
76
• Contoh:
1. Misalnya ada suatu receiver yang memiliki temperatur derau (noise)
100 K dengan bandwidth 10 MHz, berapa level thermal noise pada
output receiver tersebut?
77
• Contoh:
1. Misalnya ada suatu receiver yang memiliki temperatur derau (noise)
100 K dengan bandwidth 10 MHz, berapa level thermal noise pada
output receiver tersebut?
• Jawab:
Pn = -228,6 dBW + 10 log T + 10 log B
= -228,6 dBW + 10 log 102 + 10 log 107
= -228,6 + 20 + 70 = -138,6 dBW
2. Misalnya ada suatu amplifier dengan temperatur derau 10.000 K dan
bandwidth 10 MHz, hitung level thermal noise di output!
• Jawab:
– Pn = -228,6 dBW + 10 log 104 + 10 log 107
= -228,6 + 40 + 70 = -118,6 dBW
3. Suatu receiver mempunyai noise figure 4 dB dan beroperasi pada
suhu ruangan (290 K). Bandwidth receiver tersebut adalah 20 MHz,
berapa thermal noise threshold?
– Jawab:
– Pn = -228,6 dBW + 10 log 290 + NFdB +10 log BHz
= -204 dBW + 4 dB + 73 dB = -127 dBW
78
Intermodulation Noise
• Intermodulation noise muncul akibat gejala intermodulasi
• Bila kita melewatkan dua sinyal masing-masing dengan frekuensi F1 dan
F2 melalui suatu medium atau perangkat non-linier, maka akan dihasilkan
frekuensi-frekuensi semu yang berasal dari frekuensi harmonisa sinyal
• Frekuensi-frekuensi ini bisa terletak di dalam atau di luar pita frekuensi
kerja yang diinginkan
79
Crosstalk
• Crosstalk terjadi akibat kopling antar dua jalur
sinyal yang tidak diinginkan
• Ada dua tipe crosstalk:
– Intelligible crosstalk
• Bila crosstalk menyebabkan paling tidak ada empat kata
yang dapat didengar (dari sumber yang tidak
diinginkan) selama percakapan 7 detik
– Unintelligible crosstalk
• Setiap bentuk gangguan akibat crosstalk lainnya
80
Impulse noise
• Impulse noise merupakan noise tidak kontinu
yang terdiri dari pulsa-pulsa tak beraturan
atau noise spikes berdurasi pendek dengan
amplituda yang relatif tinggi
• Spike-spike ini biasa disebut hits
• Impulse noise sangat mengganggu transmisi
data
81
Signal-to-noise ratio (S/N)
• (S/N) = Level signal/Level noise
(S/N)dB = Level signal (dBm) – Level noise (dBm)
82
Noise Figure
• NF = (S/N)in/(S/N)out
• NFdB = (S/N)dB input - (S/N)dB output
• Contoh
– Suatu receiver memiliki noise figure 10 dB. S/N pada
output adalah 50 dB, berapa S/N input?
– Jawab:
NFdB = (S/N)dB input - (S/N)dB output
10 dB = (S/N)dB input – 50 dB
(S/N)dB input = 60 dB
83
Elemen Sistem Transmisi
11/07/2021 85
Contoh #1
This is baseband transmission
(no modulation involved)
87
Esensi dari dua contoh tadi...
• Bandwidth merupakan faktor pembatas utama untuk
transmisi
• Dari dua contoh sebelumnya kita bisa menyimpulkan adanya
hubungan antara data rate dengan bandwidth yang
diperlukan
• Dengan menurunkan data rate kita bisa menaikkan kapasitas
jaringan
– “riset di dalam speech coding selalu mencari teknik coding
yang mampu memberikan data rate yang sekecil mungkin
dengan kualitas yang masih dapat diterima”
• Tujuannya agar jumlah pembicaraan di dalam jaringan
meningkat walaupun kapasitas jaringan tetap
88
Symbol Rate (Baud Rate) dan Bandwidth
89
• Kenyataan:
– Setiap kanal komunikasi memiliki bandwidth yang
terbatas
– Semakin tinggi data rate, durasi pulsa digital yang
digunakan akan semakin pendek
– Semakin pendek durasi pulsa, semakin lebar
bandwidth yang digunakan
• Ketika sebuah sinyal berubah-rubah dengan
cepat (dari sisi waktu), spektrumnya akan
melebar sehingga kita katakan bahwa sinyal
itu memiliki bandwidth yang lebar
90
Ilustrasi
• Misalnya kita masukan sebuah pulsa digital berdurasi
T (T = 1ms) ke dalam suatu kanal yang memiliki sifat
seperti lowpass filter ideal dengan bandwidth B
Pulsa keluaran yang diharapkan
Pulsa keluaran Jika B=2*1/T
Pulsa keluaran Jika B=1*1/T
Kanal Transmisi
dengan Bandwidth B
91
Esensi dari ilustrasi
• Pulsa keluaran akan semakin terdistorsi bila
bandwidth kanal transmisi semakin kecil
92
Ilustrasi lain
• Andaikan kita kirim beberapa pulsa digital untuk kasus yang paling buruk
(bandwidth terkecil) dari yang sudah ditunjukkan pada ilustrasi sebelumnya
Kanal Transmisi
dengan Bandwidth
B = (1/4)*1/T
93
Esensi ilustrasi
• Pengiriman sinyal dengan data rate tinggi harus menggunakan
kanal transmisi yang bandwidthnya lebar
– Supaya efek ISI tidak terasa
• Bandingkan ilustrasi berikut dengan ilustrasi sebelumnya
Kanal Transmisi
dengan Bandwidth
B = 2*1/T
94
• Pada transmisi baseband, suatu sinyal digital yang terdiri dari r
symbols per detik memerlukan bandwidth transmisi, B (dalam
satuan Hertz), sebesar :
B r/2
– Istilah symbol mengacu pada satu sinyal pulsa yang digunakan untuk
mentransmisikan data digital
– Satu symbol belum tentu merepresentasikan 1 bit data
• Contoh: Pada modulasi QPSK, satu symbol merepresentasikan 2 bit data digital
– Oleh karena itu jumlah symbol yang dikirimkan per detik dinyatakan di
dalam baud (bukan bit rate)
• Jadi transmisi data dengan kecepatan 1000 baud (symbol/detik) sama dengan bit
rate 2000 bit per detik bila menggunakan modulasi QPSK
• Dengan demikian, bandwidth yang tersedia (dalam satuan hertz)
menentukan maximum symbol rate dalam satuan bauds
• Catatan: B merupakan bandwidth teoritis
95
Kalau gitu....
Naikin aja terus jumlah bit per
simbol agar bit rate transmisi
sebesar mungkin....
96
Level sinyal maksimum
selalu terbatas
noise
97
Kapasitas Maksimum Kanal Transmisi
• Noise menurunkan kualitas komunikasi analog dan memunculkan error pada
komunikasi digital
• Ukuran noise relatif terhadap sinyal dinyatakan oleh S/N
• S/N biasanya dinyatakan dalam decibel:
100
• Contoh:
– Misalkan suatu kanal transmisi yang bebas noise memiliki bandwidth 4 kHz.
Maka symbol rate maksimum pada kanal tersebut adalah r ≤ 2B = 8 kbauds
• Artinya, kita dapat mengirimkan sampai 8000 sinyal (simbol) per detik
– Bila kanal di atas digunakan pada suatu lingkungan yang mengandung noise
dengan S/N sebesar 28 dB (bila dinyatakan dalam bentuk perbandingan S/N =
102,8 ≈ 631
• Maksimum bit rate menurut Shannon = C
– C = B log2(1 + S/N) = 4.000 log2(632) = 37.2 Kbps
• Agar batas kapasitas kanal tidak terlampaui, maka jumlah bit persimbol
yang diijinkan untuk ditransmisikan pada kanal di atas adalah 4
– Ingat rumus ini:
Bit rate = r log2 M
– Bila kita masukkan hasil perhitungan di atas:
37,2 kbps = 8 kbauds * log2 2k ; maka jumlah bit maksimum yang
diperbolehkan adalah sebanyak 4 bit per simbol
101
Modulasi digital
• Binari : simbolnya 0 dan 1 1simbol membawa 1
bit , bit 0 =0 V, bit 1 dengan 5 V
• Quadratur : simbolnya ada 4 yaitu 00, 01, 10 dan
11 1 simbol membawa 2 bit 00= 0V, 01= 1 V, 10
= 2V,11 = 3V
• M-ary =2k –ary (k=jumlah bit)
• 8-ary = 23-ary = 000,001,010,011,100,101,110,111
= 1 simbol membawa 3 bit
• 16-ary =
Mode Transmisi
Berdasar arah transmisi
Transmisi Simplex
Sinyal ditransmisi dalam satu arah
Stasiun yang satu bertindak sebagai transmitter dan yang lain sebagai receiver,
tugasnya adalah tetap.
Jarang digunakan untuk sistem komunikasi data
11/07/2021 103
A Taxonomy by Forms of Energy
11/07/2021 104
11/07/2021 105
Besaran dan Satuan penguatan Transmisi
• pembahasan transmisi akan dihadapkan pada perubahan level, baik
pengurangan atau penambahanlevel electrical power dikarenakan
amplifier, atenuasi, noise dan distorsi
• Perbandingan daya dalam bentuk logaritmis :
11/07/2021
Daya
11/07/2021
Daya
11/07/2021
Daya
• dBm merupakan suatu besaran yang menyatakan perbandingan antara
tingkatan
• daya pada suatu keluaran dengan tingkatan daya referensi sebesar 1
mWatt.
11/07/2021
Daya
11/07/2021
Latihan soal:
• 25 Watt =13,97dBW
• 0,30 Watt = -5,22dBW
• 27 dBW = 501,18Watt
• - 5 dbW = 0,316watt
• 23 mW = 13,61 dBm
• 0,9 mW= -0,46 dBm
• 77 dBm = 50118,7 mW
• -35 dBm = 3,16x10-4 mW
Latihan soal
1. Jika daya sinyal input 23 Watt masuk ke sisitem dan diperkuat (gain) sebesar 5 dB berapa besar daya
keluaran sistem (watt) ?
G (dB)= 10 log (Pout/Pin)
5 dB = 10 log (Pout/23 Watt) log (Pout/23 W) = 5/10
Pout/23 W = log-1 (0,5) Pout/23=3,16 Pout = 3,16x23 W=72,7 Watt
2. Jika daya sinyal input 45 mW masuk ke sistem dan diredam/dilemahkan (loss) sebesar 10 dB, berapa
besar daya keluaran (mW) ? G/L = 10 log (Pout/Pin)
-10 = 10 log (Pout/Pin) -10/10 = log (Pout/Pin) -1 = log (Pout/Pin)
Pout/Pin = log-1 (-1) = 10-1 Pout/Pin = 0,1 Pout = 0,1 x 45mW = 4,5mW
3. Jika sebuah sinyal masuk dengan daya 35 watt kemudian keluar dari sistem dengan daya 79 watt,
tentukan berapa gain (penguatan) yang terjadi (dB) ? G (dB)= 10 log (79/35) = 3,5
4. Jika sebuah sinyal masuk dengan daya 80 mW kemudian keluar dengan daya 35 mW, tentukan berapa loss
(pelemahan) yang diberikan sistem ?
5. Jika sebuah sinyal masuk dengan daya 35 watt kemudian dikuatkan sistem sebesar 9 dB dan selanjutnya
mengalami redaman 3 dB, tentukan berapa Watt daya sinyal keluaran ?
• Diketahui suatu sistem telekomunikasi dengan menggunakan sistem
pentransmisian radio sebagai berikut :
• Jika sensitivitas penerima -30 dBm, agar link komunikasi dapat terjadi
berapa minimum daya yang harus dipancarkan ?
• Penyelesaian :
• Pterima = P pancar + gain antena pemancar –loss propagsi + gain antena
penerima
• -30dBm = Ppancar + 30 dB -110 dB + 30 dB
• -30 dBm = P pancar -50 dB
• Ppancar = 50 dB -30 dbm = 20 dBm
• P pancar = 102 =100 mW= 0.1 W
11/07/2021
• Pin = 10 watt = 10 dBW • Pin = 10000 mW = 40
= 10 log (P/1 Watt) dBm = 10 log (P/1
mWatt)
• Pout = 100 watt = 20
• Pout = 100000mW = 50
dBW dBm
• Gain = 10 log • Gain = 10 log
(100W/10W) = 10 dB (100000mW/10000mW)
• Pembuktian : = 10 dB
• Pembuktian :
• Pout = Pin + Gain
• Pout = Pin+ Gain
• 20 dBW = 10 dBW + 10 • 50 dBm = 40 dBm + 10
dB dB
Soal latihan 1
• Diketahui suatu sistem telekomunikasi dengan menggunakan sistem pentransmisian
radio sebagai berikut :
• PT = 1 W
• GT = 10 dB
• GR = 3 dB
• F = 900 Mhz
• Sensitivitas Penerima (Level daya terima minimum) = -50 dBm
• Jika Persamaan model Loss propagasi = 32,45 +20 log F(Mhz) + 20 log d (Km)
• Tentukan berapa jarak terjauh yang mampu dijangkau oleh sinyal (berapa radius
jangkauan sinyal d (km)
• Pr = Pt + Gt+Gr-loss
• -50 dBm = 30 dbm +10 db +3dB -loss loss = 30dBm+10 dB+3 dB+50 dbm = 93 dB
• 93 dB = 32,45 +20 log 900 + 20 log d
• 20 Log d = 93 dB- 32,45- 59,08 = 1,47 log d = 1,47/20 =0,0735
• d = 100,0735 = 1,18 km
• Jika
• Luas 1 sel = 2,59 x 1,182 = 3,63 km2
• luas daerah yang akan dilayani = 50 km2 maka estimasi awal jumlah sel 50 km2/ 3,63 km2 =
13,77 - jumlah sel 14 sel
• Sebuah kabel memberikan kerugian 1 dB per kilometer, maka
kabel sepanjang 6,5 km menghubungkan pemancar dan sistem A,
dan menghubungkan sistem A dan B sejauh 8 Km dan jarak antara
sistem b ke Receiver 5 Km. Jika sistem A memberi rugi-rugi 3 dB
dan Sistem B memberi penguatan 15 dB, berapa yang minimal
daya yg harus dikirimkan jika sensitivitas receiver -10 dBm
• Penyelesaian :
• Total pajang kabel = 6,5 km +8 km + 5 km = 19,5 km
• Loss kabel =19,5 km x 1dB/km = 19,5 dB
• Total Loss sistem = 19,5 dB+ 3 dB -15 dB= 7,5 dB
• Pr = Pt –loss -10 dBm = Pt – 7,5 db pt = -2,5 dbm =10-0,25=
0,56 mW
11/07/2021
JENIS MEDIA TRANSMISI
1. Media transmisi fisik
Media transmisi fisik disebut juga dengan jaringan fisik (network)
Jaringan fisik itu sendiri merupakan media transmisi yang dapat dilihat dan
diraba secara fisik keberadaannya.
Dilihat dari cara penempatan-nya ( pemasangannya ) dibedakan atas :
– Saluran atas tanah
• Jaringan ini dipasang diatas tanah dengan cara menggantungnya pada
tempat-tempat tinggi seperti tiang-tiang telephone.
– Saluran bawah tanah
• Jaringan ini ditanam ditanah, kabel dengan jenis jaringan seperti ini
memerlukan mutu isolasi yang tinggi (tahan air,tahan tahan kelembaban)
• Saluran kabel bawah laut (termasuk dalam saluran bawah tanah hanya
ditanam didasar laut)
11/07/2021
Jaringan bawah tanah Terdiri atas:
– Tanam langsung : ditanam dengan menggali tanah,kemudian kabel ditanam
kembali seperti kabel telephone bawah tanah. Jaringan ini biayanya mahal.
– Kabel laut (submarine cable): kabel ini dipasang dibawah permukaan laut .
jenis kabel ini berisolasi sangat kuat untuk keperluan menyalurkan informasi
telekomunikasi.
11/07/2021
Dilihat dari cara dan bahan pembuatannya dibedakan atas :
• Media ini juga disebut juga media transmisi radio, karena menggunakan gelombang radio
sebagai penyalur informasi.
• informasi ditumpangkan melalui gelombang radio yang dipancarkan oleh stasiun
pemancar (Transmitter = Tx) dan diterima oleh pesawat penerima (Receiver = Rx)
11/07/2021
Giuded Media
• Bahan core tidak harus terbuat dari bahan yang sejenis dengan cladding, jadi
serat optik (fiber optic) bisa terbuat dari selembar senar transparant yang
berfungsi sebagai core dengan cladding udara
• Dalam bidang komunikasi optik, bahan serat optik (fiber optic) dibuat dari bahan
silica yang murni, baik sebagai core maupun cladding.
• Untuk membedakan antara indeks bias core dan cladding, bahan silica murni
tersebut diberi campuran yang kadarnya berbeda untuk core dan cladding.
• Bentuk pemampang kabel serat optik (fiber optic) yang berbentuk lingkaran
diameter standarnya adalah 125 μm (10-6 meter) atau sekitar 1/8 mm.
Gambar 2.4.
Skema jalannya sinar dalam serat optik
( fiber optic)
(a). Step Indexed (b). Graded Indexed
Jenis-jenis Fiber Optik
• dilihat dari ukuran
diameter core-nya kita
mengenal adanya dua tipe
dasar kabel serat optik
(fiber optic) yaitu :
• Mode tunggal
(single mode/mono
mode)
• mode jamak (multi
mode).
11/07/2021
Jenis-jenis Fiber Optik
• kabel serat optik (fiber optic) jenis single mode ini jauh lebih mahal harganya
bila dibandingkan dengan kabel serat optik (fiber optic) jenis multi mode,
• Tetapi kabel serat optik jenis single mode ini pengunaannya atau fungsinya
lebih efektif dibanding dengan jenis kabel serat optik (fiber optic) multi mode.
• Tabel Bit Rate dan Jarak Repeater pada serat optik (dalam km)
Jenis-jenis Fiber
Optik
• Apabila ditinjau dari
distribusi indeks bias
core, kabel serat
optik (fiber optic)
dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu :
– step index
– graded index.
Serat Optik
142
Terrestrial Microwave Transmission
Often, microwave antennas are on towers and
buildings
143
beberapa jenis lintasan propagasi yang merupakan
mekanisme perambatan gelombang radio di udara bebas
Ilustrasi propagasi troposfir (troposcatter)
PROPAGASI GARIS PANDANG (LINE OF SIGHT)
Sesuai dengan namanya, propagasi secara garis pandang yang lebih dikenal dengan line of
sight propagation , mempunyai keterbatasan pada jarak pandang.
Jarak jangkauannya sangat terbatas, kira-kira 30 – 50 mil per link, tergantung topologi
permukaan buminya.
Dalam praktek, jarak jangkaunya sebenarnya adalah 4/3 dari line of sight (untuk K = 4/3),
karena adanya faktor pembiasan oleh atmosfir bumi bagian bawah.
Propagasi line of sight, disebut dengan propagasi dengan gelombang langsung (direct
wave), karena gelombang yang terpancar dari antena pemancar langsung berpropagasi
menuju antena penerima dan tidak merambat di atas permukaan tanah. Oleh karena itu,
permukaan bumi/tanah tidak meredamnya.
Selain itu, gelombang jenis ini disebut juga dengan gelombang ruang (space wave),
PROPAGASI GARIS PANDANG (LINE OF SIGHT)
Propagasi jenis ini merupakan andalan sistem telekomunikasi masa
kini dan yang akan datang, karena dapat menyediakan kanal
informasi yang lebih besar dan keandalan yang lebih tinggi, dan
tidak dipengaruhi oleh fenomena perubahan alam, seperti pada
propagasi gelombang langit pada umumnya.
• Refraksi :
– Pembiasan digambarkan sebagai pembelokan gelombang radio yang
– melewati medium yang memiliki kepadatan yang berbeda. Seperti
gelombang RF yang melewati medium yang lebih padat gelombang
akan akan cenderung melewati arah yang lain, seperti diilustrasikan
pada Gambar
MAIN PROPAGATION CHARACTERISTICS
• Refleksi :
– terjadi ketika pemancar gelombang elektromagnetik mengenai object
yang memiliki dimensi yang sangat besar dibandingkan panjang
gelombang
– Refleksi terjadi pada permukaan bumi, bangunan ,tembok, dan
panghalang yang lain.
• Refraksi :
– Pembiasan digambarkan sebagai pembelokan gelombang radio yang
– melewati medium yang memiliki kepadatan yang berbeda. Seperti
gelombang RF yang melewati medium yang lebih padat gelombang
akan akan cenderung melewati arah yang lain, seperti diilustrasikan
pada Gambar
• Scattering :
– Penyebaran terjadi ketika medium dimana
gelombang merambat mengandung object yang kecil
dibandingkan dengan panjang sinyal gelombang, dan
jumlah object perunit volume sangat besar.
– Gelombang menjadi tersebar dihasilkan dari
perrmukaan kasar, benda kecil,
• Difraksi :
– terjadi ketika garis edar radio antara pengirim dan
penerima dihambat oleh permukaan yang tajam atau
dengan kata lain kasar
• Gedung2 → difraksi → diffraction loss
• Refleksi → gelombang
elektromagnetikmerambat pada path yang
memiliki panjang yang berbeda 2
• Interaksi antara gelombang ini menyebaka
multipath fading pada lokasi tertentu
• Kuat sinyal akan menurun sering denan
peningkatan jarak Tx dan Rx
Propagasi gelombang radio tergantung pada beberapa hal :
Obstacle (benda-benda penghalang antara pemancar dan
penerima)
Frekuensi gelombang elektromagnetik dan bandwitdh informasi
yang dikirim
Gerakkan pengirim dan penerima dikenal sebagai efek Doppler
• Ideal Channel
detection
Ideal channel
Transmitted
bit
AWGN
• Ideal Channel pass all signal spectral without distortion (channel BW
is infinite, frequency response is flat for all frequencies)
• The only impairment is the AWGN
• The received signal is deterministic using the statistics of AWGN
(Gaussian distribution)
Kanal real (fisik)
Physical Channel
detection
Physical Channel
Transmitted
AWGN
bit
FITRILINA
Apa itu Modulasi ?
Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal
pembawa (carrier) yang berfrequency tinggi sesuai
sinyal informasi (pemodulasi) yang frequencynya lebih
rendah, sehingga informasi tadi dapat disampaikan.
2. Pulse Modulation
Modulsi Pulsa
Pulse Amplitude Modulation (PAM)
Pulse Wide Modulation (PWM)
Pulse Code Modulation (PCM)
Modulasi Analog
frekuensi
0 4 KHz fc
voltage
+90 0
A B
C
B
A
1800 00 π 2π
0 time (t)
C
Amplitude (V)
-90 0
Amplitudo
Nilai maksimum dari besaran elektrik (mis voltage) dari gelombang
Frekuensi
Jumlah cycle yang dihasilkan dalam satu detik (cycles per second atau Hertz)
Phase
Gelombang A dengan phase 00
Gelombang B dengan selisih phase -900 (lebih lambat) terhadap A
Gelombang C dengan selisih phase +90 0 (lebih cepat) terhadap A
Modulasi Digital :
Amplitude Shift Keying (ASK)
Frequency Shift Keying (FSK)
Phase Shift Keying (PSK)
Quadrature Amplitude Modulation (QAM)
dll
LINEAR MODULATION
Double Side Band Modulation (AM)
• Modulasi :
Proses dimana karakteristik sebuah gelombang (sinyal pembawa) berubah
sesuai/berpadanan dengan karakteristik gelombang lain (sinyal informasi).
• Modulasi Linier
Proses pemodulasian dimana terdapat hubungan yang linier antara
karakteristik sinyal yang termodulasi dengan karakteristik sinyal informasi
(sinyal pemodulasi) contohnya : DSB-AM, DSB-SC,SSB,VSB
• Modulasi Amplitudo
Amplitudo gelombang pembawa berubah sesuai/berpadanan dengan
gelombang informasi
• Double Side Band Modulation – AM / (DSB-AM)
= Modulasi Amplitudo : Dua side band (USB + LSB) + Sinyal carrier
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Persamaan Sinyal
Product Modulator untuk AM
Multiplier
S. Info
X + Sinyal DSB-AM
m(t)
~
Ac cos ωct
S AM Ac 1 m(t ) cos c t
S AM Ac cos c t Ac m(t ) cos c t
S AM Ac cos c t Ac Am cos c t cos m t
Ac Am Ac Am
S AM Ac cos c t cos c t m t cos c t m t
SINYAL CARRIER 2 2
UPPER SIDE BAND LOWER SIDE BAND
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Bentuk Sinyal
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Spektrum dan Bandwith Sinyal
AMPLITUDE MODULATION
•AM process produces upper
and lower sidebands plus
original carrier.
•Sidebands are original signal
bandwidth and spectrum
shifted in frequency. Total
bandwidth is 2 times original
bandwidth.
•Significant energy remains in
carrier.
•DSB-SC and SSB are techniques
that provide for more energy
efficient transmission and lower
modulated signal bandwidth
requirements.
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Persen Modulasi
• Persen Modulasi (Faktor Modulasi):
Perbandingan antara puncak envelope yang diukur dari harga acuan terhadap
harga acuan (gel.tak termodulasi),dinyatakan dalam persen.
2
1 2 1 2
s t Ac Ac m t Ac m t
2 2 2
2 2
• Jika sinyal pemodulasi m(t) tidak mempunyai komponen dc :
1 2 1 2
s2 t Ac Ac m 2 t
2 2
= Daya Carrier + Daya Dua Side band
m
2
t = Daya sinyal yang mengandung informasi ≤ 1
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Efisiensi Modulasi
• Efisiensi Modulasi :
Persentase daya total sinyal termodulasi yang mengandung
informasi:
• Efisiensi Modulasi pada AM:
m t
2
E 100%
1 m t
2
2
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Demodulasi
• Demodulasi :
Proses untuk mendapatkan kembali sinyal informasi dari sinyal
termodulasi
• Proses demodulasi dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Dengan menggunakan carrier recovery (detektor Sinkron/
detektor koheren)
2. Tanpa menggunakan carrier recovery (detektor non
koheren)
• Sinyal termodulasi DSB-AM dapat menggunakan kedua cara
tersebut.
– Detektor Koherent dengan menggunakan product detector
– Detektor Non Koheren dengan menggunakan Envelope
Detector
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Demodulasi : Envelope Detector
• Envelope detector :
Rangkaian yang menghasilkan output berupa real envelope dari sinyal
inputnya. Rangkaiannya sederhana dan biaya murah tetapi tidak dapat
bekerja dengan baik pada kondisi over modulasi.
• Hal 224 Burce Carlson
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Demodulasi : Product Detector
X LPF
SAM X(t)
Y(t) Asumsi : fasa carrier recoveri
Sinkron dengan fasa sinyal carrier
Ac cos Pada modulator
ωct
S AM Ac 1 m(t ) cos c t
Y (t ) { X (t ) LPF }
X (t ) ( S AM Ac cos c t
X (t ) Ac 1 m(t ) cos c t Ac cos c t
X (t ) Ac cos c t cos c t Ac m(t ) cos c t cos c t
2 2
1 1
X (t ) Ac2 cos 2 c t cos 0 Ac2 m(t ) cos 2 c t cos 0
2 2
2 2
A A
Y t c c m(t )
2 2
LINEAR MODULATION:DSB-SC
Persamaan Sinyal & Modulasi
m(t)
X
Ac cos ωct
S AM Ac m(t ) cos c t
S AM Ac Am cos c t cos m t
Ac Am Ac Am
S AM cos c t m t cos c t m t
2 2
UPPER SIDE BAND LOWER SIDE BAND
LINEAR MODULATION:DSB-SC
Spektrum dan Bandwith Sinyal
LINEAR MODULATION:DSB-SC
Demodulasi : Product Detector
Envelope detector tidak dapat digunakan secara
X LPF langsung pada demodulasi Sinyal DSB-SC, karena
SAM X(t)
Y(t)
komponen carrier tertekan (sangat kecil), dan
Ac cos terjadi over modulasi
ωct+ KECUALI sinyal DSB-SC diberi Carrier dahulu
Asumsi terjadi beda fasa kemudian baru digunakan envelope detector
Antara carrier modulator
Dengan carrier recovery
Sebesar
S DSB SC Ac m(t ) cos c t
Y (t ) { X (t ) LPF }
X (t ) ( S DSB SC Ac cos c t
X (t ) Ac m(t ) cos c t Ac cos c t
X (t ) Ac2 m(t ) cos c t cos c t
Ac2 m(t )
X (t ) cos 2 c t cos LPF
2
2
Ac m(t )
Y t cos
2
Pengaruh Beda Phasa
• Jika tidak terdapat beda phasa (φ = 0) maka sinyal hasil demodulasi
yang diperoleh akan maksimal (proporsional dengan sinyal informasi
awal ) yaitu sebesar : (Ac2 /2) m(t)
Oscillator
f=fc
Ac sin ωct
Oscillator Pergeseran
f=fc Phasa 900
• X(t) = AcAm cos (ωct) cos (ωmt) = (AcAm / 2) {cos (ωct + ωmt) + cos (ωct -
ωmt)
• Y(t) = AcAm sin (ωct) sin (ωmt) = (AcAm / 2) {cos (ωct - ωmt) - cos (ωct +
ωmt)
• Jika ingin mengirimkan Upper Side Band maka
siynal X(t) – Sinyal Y(t) :
• Bandiwidth :
• Daya : ...
LINEAR MODULATION:SSB
Demodulasi
LPF
SSSB SC X(t)
Y(t)
Ac cos
ωct+φ
• Jika yang dikirimkan USB maka demodulasi :
= { AcAm cos (ωct + ωmt) } Ac cos (ωct + φ)
= (Ac2 Am / 2) {cos (2ωct + ωmt + φ) + cos ( ωmt – φ );
(di inputkan ke LPF)
Y(t) = (Ac2 Am / 2) cos ( ωmt – φ )
• Jika terdapat beda phasa maka sinyal hasil demodulasi akan mengalami
distrosi fasa terhadap sinyal informasi awalnya, dimana setiap komponen
frekuensi dari sinyal informasi asli akan mengalami pergeseran fasa
• VSB diperoleh dengan penekanan partial dari satu side band DSB
2 cos c t
Spektrum VSB
X VSB ( )
c c
X VSB (t ) y (t )
LPF
cos c t
Modulasi Sudut / Modulasi Eksponensial
• Modulasi sudut / Modulasi eksponensial
Sudut gelombang pembawa berubah sesuai/ berpadanan
dengan gelombang informasi kata lain informasi
ditransmisikan dengan perubahan sudut signal carrier
Terdapat hubungan yang non linier (eksponensial) antara
karakteristik sinyal yang termodulasi dengan karakteristik
sinyal informasi (sinyal pemodulasi) contohnya FM,PM
• Sudut sinyal carrier berubah sesuai dengan sinyal informasi
dengan
• Persamaan Modulasi Sudut
• Complex Envelope :
S t Ac cos c t t
j t
g (t ) Ac e
Modulasi Sudut : FM
• Bentuk dari modulasi sudut dimana frekuensi sinyal carrier
akan berubah-ubah disekitar harga tanpa modulasinya dan
perubahan ini berpadanan dengan sinyal informasi.
S t Ac cos c t t
t
t D f m
• Df = Konstanta deviasi frekuensi
(rad/volt-detik)
Modulasi Frekuensi
Modulasi Frekuensi : Frekuensi Sesaat
1 t 1 t
FPP max min
2 t 2 t
Pada sinyal FM, deviasi frekuensi puncak berhubungan dengan
tegangan puncak dari sinyal pemodulasi
1
F D f VP ; VP max m t
2
Modulasi Frekuensi :
Indeks modulasi Frekuensi
F Deviasi Frekuensi Puncak
f ; untuk sin usoida B f m
B Bandwitdh
• Bandwitdh transmisi : BT = 2 (βf + 1) B ; B = bandwitdh sinyal pemodulasi = fm
F F 1
BT 2 1 B 2F 2 B 2F 2 2F 1
• Peningkatan
BAmplitudo
akan
sinyal pemodulasi m(t) ΔF
meningkatkan
sehingga
– meningkatkan bandwitdh sinyal FM
– tetapi tidak berpengaruh pada level daya rata-rata sinyal FM,
– Semakin besar VP maka spektralnya akan berada pada jarak yang semakin jauh dari
frekuensi carrier dan komponen spektral yang berada jauh dari fc akan mengalami
penurunan magnitude karena total daya dalam sinyal konstan
• Hal ini berbeda dengan sinyal AM, bahwa :Level modulasi mempengaruhi
daya sinyal AM tapi tidak berpengaruh pada bandwitdh
Narrow Band FM
m(t ) V cos 2f m t
S FM Ac cos 2f c t cos 2f m t
S FM Ac cos 2f c t cos cos 2f m t
Ac sin 2f c t sin cos 2f m t
jika memiliki nilai rendah 1
maka cos cos 2f m t 1
dan sin cos 2f m t cos 2f m t
maka S FM bisa disederhanakan :
S FM Ac cos 2f c t sin 2f c t cos 2f m t
1
cos 2f c t sin 2 f c f m t
S PM Ac 2
;
1 sin 2 f f t
2
c m
Narrowband FM : 1
Wideband FM : 1
Fungsi Bessel
• Spektrum sinyal FM mengandung komponen carrier dan infinite set dari
frekuensi sisi yang ditempatkan secara simetris pada sisi frekuensi carrier
yang terpisah pada fm, 2fm,3fm,....nfm
• Untuk indeks modulasi yang kecil dibandingkan 1 maka hanya koefisien
bessel orde 0 dan 1 yang memiliki nilai yang signifikan, jadi sinyal FM terdiri
dari satu carrier dan sepasang frekuensi sisi pada fc ± fm
• Amplitudo komponen carrier berubah-ubah tergantung pada indeks
modulasi, komponen carrier yaitu pada J0(β)
• Envelope sinyal FM konstan jadi daya rata-rata dinormalisasi :
P =1/2 (Ac)2 atau jika menggunakan fungsi Bessel
1 2 2
P Ac J n
2 n
Fungsi Bessel
• Untuk menentukan spektrum sinyal termodulasi FM
Beberapa sifat fungsi Bessel (Jn(β))
1. J-n(β) = (-1)n Jn(β); untuk semua n, positif dan negatif
2. Untuk harga indeks modulasi yang kecil kita dapatkan
J0 1 J 0 0,25 0,98; J 0 0,5 0,94
J1 J1 0,25 0,12; J1 0,5 0,24
2
Jn 0 J 3 0,25 0; J 3 0,5 0
n 1
J 2
n
Fungsi Bessel
11/07/2021
Spektrum FM untuk beberapa β
FM dengan Fungsi Bessel
• Persamaan Sinyal FM :
Ac J cos 2 f
n
n c nf m t
• Daya sinyal carrier pada FM
1
Pc Ac2 J 02
2
• Daya sinyal FM : 1 2 2
Ac jn
2 n
• Bandwitdh Transmisi
BT = 2 (βf + 1) B ;
Contoh soal
• Sebuah sinyal Carrier dengan AC = 5 Volt dan frekuensi 1 Mhz
dan sinyal informasi dengan frekuensi 100 KHz dimodulasi
Frekuensi. Jika Deviasi frekuensi puncak sebesar 200 KHz dan
indeks modulasi 2 maka tentukan : J0(β) = 0.2239 , J1(β) =
0.5767, J2(β) = 0.3528, J3(β) = 0.1289, n ≥ 4 = 0
• Daya frekuensi carrier pada sinyal FM ?
• Daya sinyal FM?
• Persamaan sinyal FM ?
• BT FM ?
• Gambarkan spekturm sinyal FM ?
Pembahasan
• a. Daya sinyal carrier pada FM
1 2 2 1 2
• Pc Ac J 0 5 0.22392 0.62664 watt
2 2
• b. Daya sinyal FM :
3
1 1
A j A j
2
c
2
n
2
c
2
n
2 2
n n 3
0.1289 cos 2 700 10 3 t 0.3528 cos 2 800 10 3 t
5
0 .5767 cos 2
900 10 3
t 0
.2239 cos 2 1000 10 3
t
0 . 5767 cos 2
1100 10 3
t 0 .
3528 cos 2 1200 10 3
t
0.1289 cos 2 1300 10 3 t
d. Gambar Spektrum sinyal FM
J0(β)= 0.2239 , J1(β) = 0.5767, J2(β) = 0.3528, J3(β) =
0.1289, n ≥ 4 = 0
MODULASI SUDUT : PM
• Proses modulasi dimana fasa gelombang pembawa
berubah-ubah sekitar harga tanpa modulasinya. Perubahan
fasa itu berpadanan dengan sinyal pemodulasi (amplitudo
s. Informasi)
S t Ac cos c t t
t D P m t
11/07/2021
Sistem komunikasi
3 sks
Pertemuan 2
PAM (Pulse Amplitude Modulaion)
PAM :
• Proses konversi sinyal analog menjadi sinyal berjenis pulsa
(pulse-typed signal) dimana amplitudo pulsa menunjukkan
informasi analog.
• Proses pemodulasian dimana gelombang informasi mengubah
(memodulasi) amplitudo setiap sample pulsa (S. Pembawa)
sesuai dengan amplitudo sinyal informasi pada saat
penyamplingan
2 jenis PAM :
• Natural sampling
• Instantaneous sampling (Flat top PAM)
Natural Sampling
Jika w(t) adalah sebuah B hertz bandlimited waveform. Maka dapat dihasilkan
sinyal PAM menggunakan natural sampling dengan persamaan :
dimana :
w S t w t s t
t kTSrectangular
sebuah
s t wave switching
k dengan frekuensi
waveform fS 1 2B
: lebar pulsa TS
Pulsa Sampling
Hasil Sampling
Instantaneous Sampling (Flat-top sampling)
TS 1 f S dan f S 2 B
Instantaneous Sampling (Flat-top sampling)
Pulse Code Modulation (PCM) pada dasarnya adalah konversi sinyal analog
ke digital dimana informasi yang terkandung dalam instantaneous sample
sinyal analog direpresentasikan dengan data digital.
• Quantizer ada 2 :
– Uniform Quantizer : step size sama
– Non uniform Quantizer ( Companding quantizer ) :
Step size variabel
Pengkodean
• Pada PCM pengkodean bisa dilakukan pada :
1. Nomor dari level kuantisasi (natural code)
2. Nilai tegangan pada level kuantisasi
memiliki 1 bit pertama untuk tanda
Sinyal PCM (Sampling, Quantisasi, Coding)
Sinyal input
analog
Pulsa
Sampling
Sinyal PAM
Kode PCM
Kode PCM 3 Bit
• The term companding is created by combining the two terms, compressing and
expanding, into one word.
• At the time of the companding process, input analog signal samples are compressed
into logarithmic segments.
• The compression increases as the sample signals increase. In other words, the larger
sample signals are compressed more than the smaller sample signals.
• This causes the quantization noise to increase as the sample signal increases.
• The ITU−T standards for companding are called A−law and u−law.
A-law compression
Ax 1
; 0 x
Vout 1 ln A A
1 ln A x 1
sign( x) ; x 1
1 ln A A
Output
input
-law compression
ln(1 x )
Vout sign( x) ;
ln(1 )
0 x 1
x input
Contoh :
BPCM = R = nfS
untuk pulsa rectangular, yang umum digunakan.
Fs =>= 2B
B = bandwidth sinyal analog
Jadi bandwidth sinyal PCM jauh lebih besar dari sinyal analog
Effects of noise
• 1. Quantizing noise yang disebabkan oleh M –step quantizer pada PCM transmitter
• 2. Bit error in the recovered PCM signal
the ratio of the recovered analog peak signal power to the total average noise power is given
by :
And the ratio of the average signal power to the average noise power is
Channel coding could be used to correct some of the bit errors and consequently reduce Pe
Performance of a PCM system with uniform quantizing
and no channel noise
Number of Length of the Bandwidth of Recovered Analog Signal-Power
Quantizer PCM Word , PCM Signal to Quantizing –Noise Power
Levels used, M n bits (First Null Ratios (dB)
bandwidth) (S/N)peak out (S/N) out
2 1 2B 10.8 6.0
4 2 4B 16.8 12.0
8 3 6B 22.8 18.1
16 4 8B 28.8 24.1
32 5 10B 34.9 30.1
64 6 12B 40.9 36.1
128 7 14B 46.9 42.1
256 8 16B 52.9 48.2
Contoh Disain Sistem PCM (1)
• Sinyal unipolar : semua elemen sinyal yang mempunyai tanda yang sama, yaitu positif
semua atau negative semua.
• Sinyal polar : elemen-elemen sinyal dimana salah satu kondisi logikanya diwakili oleh level
tegangan positif dan yang lainnya level tegangan negatif.
• Durasi : atau lebar suatu bit , yaitu waktu yang dibutuhkan oleh transmitter untuk
memancarkan bit tersebut.
• Modulation rate : kecepatan dimana level sinyal berubah, dinyatakan dalam Bauds atau
elemen sinyal perdetik.
Nilai biner “1” dan “0” dapat direpresentasikan dengan berbagai variasi format sinyal
serial yang disebut dengan line code
• Differential manchester : kode dimanan binary ‘0’ diwakili oleh adanya transisi di
awal periode suatu bit dan binary ‘1’ diwakili oleh ketiadaan transisi di awal
periode suatu bit.
A Unipolar
Tb t
Polar
Manchester
Bipolar
Bagaimana bentuk sinyal RZ (Return to
Zero ) ?
Binary signaling & multi level signaling
Diagram Mata (Eye Pattern)
Jika sinyal sangat terganggu oleh noise atau ISI maka eye pattern
akan menutup. Sebaliknya jika noise atau ISI yang dialami kecil,
maka eye pattern membuka.
Solusi ISI :
• Equalizing Filtering
• Nyquist First Method Filtering
• Raised Cosine-Rolloff Nyquist Filtering
BAB 4 BANDPASS SIGNALING PRINCIPLES AND
CIRCUITS
Solution
The answer is definitely no. Although the signal can have
the same bandwidth (1000 Hz), the range does not
overlap. The medium can only pass the frequencies
between 3000 and 4000 Hz; the signal is totally lost.
Low-pass and band-pass
Digital transmission needs a
low-pass channel.
Solution
Baud rate = 1000 bauds per second (baud/s)
Bit rate = 1000 x 4 = 4000 bps
Example
The bit rate of a signal is 3000. If each signal unit carries
6 bits, what is the baud rate?
Solution
Baud rate = 3000 / 6 = 500 baud/s
Modulasi Bandpass
• Modulator bandpass mengubah deretan bit menjadi
sinyal yang memiliki frekuensi yang berpusat pada wc
• Modulator menghasilkan
• Modulator menyimpan bit informasi didalam
Amplitudo (A), atau frekuensi (w) atau fasa ( )
• Memerlukan gelombang carrier yang proses
selanjutnya memiliki bentuk dasar yang sama dengan
dengan modulasi analog yang informasinya dalam
bentuk digital yang dikenal sebagai modulasi digital
contohnya ASK, FSK, PSK, dan QAM.
ASK (Amplituda Shift Keying)
Solution
In ASK the baud rate and bit rate are the same. The baud
rate is therefore 2000. An ASK signal requires a
minimum bandwidth equal to its baud rate. Therefore,
the minimum bandwidth is 2000 Hz.
Example
Given a bandwidth of 5000 Hz for an ASK signal, what
are the baud rate and bit rate?
Example
Given a bandwidth of 5000 Hz for an ASK signal, what
are the baud rate and bit rate?
Solution
In ASK the baud rate is the same as the bandwidth,
which means the baud rate is 5000. But because the baud
rate and the bit rate are also the same for ASK, the bit
rate is 5000 bps.
Example
Given a bandwidth of 10,000 Hz (1000 to 11,000 Hz),
draw the full-duplex ASK diagram of the system. Find the
carriers and the bandwidths in each direction. Assume
there is no gap between the bands in the two directions.
Example
Given a bandwidth of 10,000 Hz (1000 to 11,000 Hz),
draw the full-duplex ASK diagram of the system. Find the
carriers and the bandwidths in each direction. Assume
there is no gap between the bands in the two directions.
Solution
For full-duplex ASK, the bandwidth for each direction is
BW = 10000 / 2 = 5000 Hz
The carrier frequencies can be chosen at the middle of
each band
fc (forward) = 1000 + 5000/2 = 3500 Hz
fc (backward) = 11000 – 5000/2 = 8500 Hz
Solution to Example
ASK
MFSK signal:
si (t ) A cos( 2f i t ), 1 i M
where
f i f c ( 2i 1 M ) f d
M number of different signal elements 2 L
L number of bits per signal element
Period of signal element
Ts LTb , Ts : signal element period Tb : bit period
Minimum frequency separation
1 / Ts 2 f d 1 /( LTb ) 2 f d 1 / Tb 2 Lf d (bit rate )
MFSK signal bandwidth:
Wd M (2 f d ) 2 Mf d
33/45
Example
With fc=250KHz, fd=25KHz, and M=8 (L=3 bits), we have the
following frequency assignment for each of the 8 possible 3-bit data
combinations: f i f c ( 2i 1 M ) f d
000 f1 75 KHz
001 f 2 125 KHz
010 f 3 175 KHz
011 f 4 225 KHz
bandwidth Ws 2 Mf d 400 KHz
100 f 5 275 KHz
101 f 6 325 KHz
110 f 7 375 KHz
111 f 8 425 KHz
35/45
FSK Generation
FSK features
Solution
For FSK
BW = baud rate + fc1 - fc0
BW = bit rate + fc1 - fc0 = 2000 + 3000 = 5000 Hz
Example
Find the maximum bit rates for an FSK signal if the
bandwidth of the medium is 12,000 Hz and the difference
between the two carriers is 2000 Hz. Transmission is in
full-duplex mode.
Solution
Because the transmission is full duplex, only 6000 Hz is
allocated for each direction.
BW = baud rate + fc1 - fc0
Baud rate = BW - (fc1 - fc0 ) = 6000 - 2000 = 4000
But because the baud rate is the same as the bit rate, the
bit rate is 4000 bps.
PSK
• Phase Shift Keying
• Mengubah deretan input bit menjadi
dimana bit direpresentasikan dalam
bentuk fasa
B-PSK (Binary-PSK)
PSK
Describe Phase Shift Keying
0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
π π 0 0 π 0 π π π 0 π
36/45
Four-level PSK: Quadrature PSK (QPSK)
More efficient use of bandwidth if each signal element represents
more than one bit
eg. shifts of /2 (90o)
each signal element represents two bits
split input data stream in two & modulate onto the phase of the carrier
A cos( 2 f c t ) 11
4
3
A cos( 2f c t ) 01
4
s (t )
3
A cos( 2f c t ) 00
4
A cos( 2f c t ) 10
4
can use 8 phase angles & more than one amplitude
9600bps modem uses 12 phase angles, four of which have two amplitudes: this
gives a total of 16 different signal elements
38/45
The 4-PSK method
Quadrature phase-shift keying (QPSK or 4-PSK)
Quadrature PSK
t
1 0 1 1 0 0 0 1
Ikhwana Elfitri, MT Sistem Komunikasi Digital 317
Seluruh varian PSK
What is the Relationship between baud rate
and bandwidth in PSK
Example
Find the bandwidth for a 4-PSK signal transmitting at
2000 bps. Transmission is in half-duplex mode.
Solution
For PSK the baud rate is the same as the bandwidth,
which means the baud rate is 5000. But in 8-PSK the bit
rate is 3 times the baud rate, so the bit rate is 15,000 bps.
QPSK Transmitter
X
Accos(2fct)
Oscillator
+
Series to
parallel
converter -90º
-
Acsin(2fct)
28/45
Amplitude Shift Keying (ASK)
In ASK, the two binary values are represented by to
different amplitudes of the carrier frequency
The resulting modulated signal for one bit time is
Susceptible to noise
Inefficient modulation technique
used for
up to 1200bps on voice grade lines
very high speeds over optical fiber
29/45
Binary Frequency Shift Keying (BFSK)
The most common form of FSK is Binary FSK (BFSK)
Two binary values represented by two different frequencies
( f1 and f2 )
0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
A cos( 2f1t ), binary 1 f2 f2 f1 f1 f2 f1 f2 f2 f2 f1 f2
s (t )
A cos( 2f 2t ), binary 0
f1 f2 f3 f4
31/45
QPSK and Offset QPSK (OQPSK)
Modulators
1 1
QPSK : s (t ) I (t ) cos( 2f c t ) Q (t ) sin( 2f c t )
2 2
1 1
OQPSK : s (t ) I (t ) cos( 2f c t ) Q (t Tb ) sin( 2f c t )
2 2
39/45
Example of QPSK and OQPSK Waveforms
for QPSK :
1 11 1
4
3
0 1 1 1
4
3
0 0 1 1
4
1 0 1 1
4
40/45
Performance of ASK, FSK, MFSK, PSK and
MPSK
Bandwidth Efficiency
data rate R 1
ASK/PSK: , 0 r 1
transmissi on bandwidth BT 1 r
MPSK: R log 2 M
, M : number of different signal elements
BT 1 r
MFSK: R log 2 M
BT (1 r ) M
42/45
MULTIPLEXING
• Pada umumnya, sistem transmisi yang ada di dalam jaringan
telekomunikasi memiliki kapasitas yang melebihi kapasitas yang
dibutuhkan satu user
• Dengan demikian sangat mungkin untuk menggunakan bandwidth yang
ada seefisien mungkin oleh lebih dari satu user
• Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara
terintegrasi pada satu kanal transmisi disebut multiplexing
– Perangkat yang melaksanakan multiplexing disebut multiplexer (mux)
• Di sisi penerima, gabungan sinyal itu akan kembali dipisahkan sesuai
dengan tujuan masing-masing. Proses ini disebut demultiplexing
– Perangkat yang melaksanakan demultiplexing disebut demultiplexer (demux)
334
Introduction
• Ada dua tipe penggabungan sinyal, yaitu :
Multiplexing : menggabungkan sinyal dari sumber yang sama (the same
sources)
Multiple-access : menggabungkan sinyal untuk banyak sumber (multiple
sources)
s1 F/T/CDM
s1+ s2 + s3
s2
s3
s1
s1+ s2 + s3
s2
s3
337
Contoh:
A Simplified Cellular Network
TDMA
TDM
338
Multiplexing
Multiplexor (MUX)
Demultiplexor (DEMUX)
Sometimes just called a MUX
339
Multiplexing
(a)
• Sharing network resources A A
– Bandwidth, router buffer
B B
• The cost of deploying high
bandwidth transmission line is C C
more economical
• Exploit the statistical behavior
of users (b)
A Trunk A
group
B MUX MUX B
C C
340
The Concept of Multiplexing
• Multiplexing mengacu sebagai penggabungan beberapa informasi dari
untuk ditransmisikan pada medium bersama
– Multiplexor adalah mekanisme yang mengimplementasikan konsep multiplexing
341
11.2 The Concept of Multiplexing
342
Sharing the medium
Multiplexing in networks
Main purpose is ?
The Basic Types of Multiplexing
• There are four basic approaches to multiplexing that
each have a set of variations and implementations
– Frequency Division Multiplexing (FDM)
– Wavelength Division Multiplexing (WDM)
– Time Division Multiplexing (TDM)
– Code Division Multiplexing (CDM)
• TDM and FDM are widely used
• WDM is a form of FDM used for optical fiber
• CDM is a mathematical approach used in cell phone
mechanisms
344
Chapter 11
Multiplexing
and
Demultiplexing
(Channelization)
345
Teknik Duplexing
• Pada komunikasi wireless diperlukan teknik
duplexing untuk dapat melakukan transfer
infromasi antara transmitter dan receiver dalam
waktu yang bersamaan.
• Teknik duplexing digunakan untuk memisahkan
transmisi uplinnk dan downlink, Ada dua jenis
duplexing yang dikenal yaitu :
• Frequency Division Duplexing “(FDD)
• Time Division Duplexing (TDD)
28/01/2003 346
FDD
• Satu kanal disediakan satu pasang frekuensi, frekuensi kirim
dan frekuensi terima
• Jarak antara frekuensi kirikm dan terima disebut “frequency
duplex spacing”
• Digunakan frekuensi yg berbeda untuk BS dan MS, yaitu
forward link untuk trafik BS ke MS, dan reverse link untuk
MS ke BS
• Pada prakteknya FDD berupa dua kanal simplex dan
terdapat duplexer pad BS dan MS untuk memperbolehkan
kedua transmitter dan receiver melakukan pertukaran
informasi dalam waktu yang bersamaan
TDD
• Dalam satu kanal disediakan satu pasang waktu (waktu
kirim dan terima dibedakan).
• Dalam TDD ini frekuensi kirim dan terima besarnya
sama
• Jarak atau spasi antara waktu kirim dan waktu terima
disebut sebagai “Time Duplex Spacing”
• Teknik ini menggunakan pewaktu sebagai pengganti
frekuensi untuk forward dan reverse link
• Jarak pisah antara foward dan reverse link harus sekecil
mungkkin sehingga tampak berbarengan
Concepts
• Multiple access vs. multiplexing
– Multiplexing allows several transmission sources to
share a larger transmission capacity. Often used in
hierarchical structures.
– Multiple access: two or more simultaneous
transmissions share a broadcast channel. Often used in
access networks
– sometimes interchangeable
• Bandwidth (bps) vs. bandwidth (Hz)
– bps: data rate
– Hz: frequency in physical carrier
349
Frequency Division Multiplexing (FDM)
Semua sinyal ditransmisikan pada waktu yang sama dengan masing-
masingnya memiliki frekuensi yang berbeda
Multiplexor menerima banyak input dan menetapkan frekuensi untuk setiap
input
Mutiplexor dihubungkan dengan high-speed communication line
Demultiplexor berada di ujung high speech communication line dan
memisahkan sinyal yang termultiplex
Analog signaling digunakan untuk mentransmisikan sinyal tersebut
350
• Transmission is organized in frequency channels,
assigned for an exclusive use by a single user at a
time
• If the channel is not in use, it remains idle and cannot
be used by others
• There are channeling frequency plans elaborated to
avoid mutual co-channel and adjacent-channel
interference among neighboring stations
• The use of a radio channel or a group of radio
channels requires authorization (license)
– for each individual station or for group of stations
28/01/2003 351
Frequency Division Multiplexing
Broadcast radio and television, cable television, and the AMPS
cellular phone systems use frequency division multiplexing.
This technique is the oldest multiplexing technique.
Since it involves analog signaling, it is more susceptible to
noise.
• Useful bandwidth of medium exceeds required
bandwidth of channel
• Each signal is modulated to a different carrier
frequency
• Carrier frequencies separated so signals do not
overlap (guard bands)
• Channel allocated even if no data
352
Frequency Division Multiplexing
353
FDM (Frequency Division Multiplexing)
Power
Frequency
FDMA
c y
Tim u en
e eq
Bc Fr
Bm
Time
Frequency channel
28/01/2003 354
Frequency Division Multiplexing
357
Frequency Division Multiplexing
(a) Individual signals occupy W Hz
• The bandwidth is divided into
frequency slots A
• Each frequency slot is allocated to W f
0
a different user
• FDM was first introduced in the B
telephone network 0 f
W
• Other examples – broadcast radio
and cable television C
f
0 W
358
FDM System
359
11.4 Frequency Division Multiplexing
360
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5
361
Frequency Division Multiplexing
• Advantage of FDM arises from the simultaneous use
of a transmission medium by multiple pairs of entities
• We imagine FDM as providing each pair with a private
transmission path
– as if the pair had a separate physical transmission medium
– Figure 11.3 illustrates the concept
• Practical FDM systems - there are some limitations
– If the frequencies of two channels are too close, interference can occur
– Furthermore, demultiplexing hardware that receives a combined signal must be able to
divide the signal into separate carriers
– FCC in USA regulates stations to insure adequate spacing occurs between the carriers
– Designers choosing a set of carrier frequencies with a gap between them known as a
guard band
• Figures 11.4 and 11.5 show an example
– that allocates 200 KHz to each of 6 channels with a guard band of 20 KHz between each
362
11.4 Frequency Division Multiplexing
363
Hirarki FDM
364
Hierarchical FDM
• Flexibility in FDM arises from the ability of hardware
to shift frequencies
• If a set of incoming signals all use the frequency range
between 0 and 4 KHz
– multiplexing hardware can leave the first stage as is
– map the second onto the range 4 KHz to 8 KHz
– map the third onto the range 8 KHz to 12 KHz, and so on
• Hierarchy in FDM multiplexors is that each maps its
inputs to a larger, continuous band of frequencies
• Figure 11.6 illustrates the concept of hierarchical FDM
365
Using a Range of Frequencies Per Channel
• Why does the example allocate blocks of frequencies?
• Consider the following characteristics of FDM:
– Long-lived: FDM, the idea of dividing the electromagnetic
spectrum into channels, arose in early experiments in radio
– Widely used: FDM is used in broadcast radio and television,
cable television, and the AMPS cellular telephone
– Analog: FDM multiplexing and demultiplexing hardware
accepts and delivers analog signals
• Even if a carrier has been modulated to contain digital
information, FDM hardware treats the carrier as an analog wave
– Versatile: Because it filters on ranges of frequency without
examining other aspects of signals, FDM is versatile
366
Frequency Multiplex I
t Z. Ghassemlooy
Frequency Multiplex
• Disadvantages:
– In-efficient use of bandwidth if the traffic is
distributed unevenly
– Requires guard band between channels
– Cannot readily support variable user data rates, fixed
channel width means fixed bit rate
Z. Ghassemlooy
FDMA: example
• AMPS (Advanced Mobile Phone System)
– The first cellular system in US
– Forward link 869-894 MHz
– Reverse link 824-847 MHz
• Example: An operator with 12.5MHz in each simplex band. Bg
is the guard band allocated at the edge of the allocated
spectrum band. Bc is the channel bandwidth.
– Bg=10KHz
– Bc=30kHz
– N= (12.5M-2x10K)/30K =416 simultaneous users!
369
Frequency Division Multiple Access (FDMA)
Frequency
User n
…
User 2
User 1
Time
f 1’ f1
MS #1
f 2’ f2
MS #2 …
…
…
fn’ fn
MS #n
BS
(Uplink) (Downlink)
Frequency-Division Multiplexing and Multiple Access (FDM/FDMA)
A1 B1 C1 A2 B2 C2
t
0T 1T 2T 3T 4T 5T 6T
375
TDM
• Time Division Multiplex: A single carrier frequency
channel is shared by a number of users, one after
another. Transmission is organized in repetitive
“time-frames”. Each frame consists of groups of
pulses - time slots.
• Each user is assigned a separate time-slot.
• TDD – Time Division Duplex provides the forward and
reverse links in the same frequency channel.
28/01/2003 376
TDM TDM Power density
Time-frame
Frequency
Tim
e
ncy
u e
eq
Fr
Time
Time slot
Example: DECT (Digital enhanced cordless phone) Frame lasts 10 ms, consists of 24 time slots (each 417s)
28/01/2003 377
• TDM assigns time slots to each channel repeatedly
– multiplexing in time simply means transmitting an item from one
source, then transmitting an item from another source, and so on
• Figure 11.8 (below) illustrates the concept
378
Time Division Multiplexing
Membagi sinyal dilakukan dengan membagi transmission time yang
tersedia pada suatu medium antara semua user
Time division multiplexing comes in two basic forms:
1. Synchronous time division multiplexing, and
2. Statistical, or asynchronous time division multiplexing.
379
Synchronous Time Division Multiplexing
The original time division multiplexing.
Multiplexer menerima input dari peralatan yang terhubung ke sistem dan mentransmisikan
data dalam pola “ a never ending pattern”
T-1 and ISDN telephone lines are common examples of synchronous time division
multiplexing.
Jika satu peralatan menghasilkan data rate yang lebih cepat dibandingkan peralatan lain,
maka multiplexer akan mesampling aliran data peralatan tersebut juga lebih cepat
dibandingkan dengan peralatan lain
Jika suatu peralatan tidak mentransmisikan data, multiplexer masih memasukan potongan
data dari peralatn tersebut kedalam aliran yang dimultiplexing
382
Synchronous TDM
383
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5
384
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5
385
Synchronous time division multiplexing
Sehingga receiver tersebut tetap tersinkronisasi dengan aliran data yang datang
Multiplexer pada transmitter dapat memasukan pilihan 1 ato 0 kedalam aliaran
data
transmitting multiplexor can insert alternating 1s and 0s into the data stream.
386
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5
Synchronous Time Division Multiplexing
Three types popular today:
• T-1 multiplexing (the classic) : The line speed is always consistent at 1.54 Mbit/s
• ISDN multiplexing (Integrated Service Digital network)
Integrated Services Digital Network (ISDN) is a set of communications standards for
simultaneous digital transmissionof voice, video, data, and other network services over
the traditional circuits of the PSTN (Public Switched telephone network).
• SONET (Synchronous Optical NETwork) are standardized multiplexing protocols that
transfer multiple digital bit streams over optical fiber usinglaser or highly coherent light
from light-emitting diodes (LEDs)
387
The T1 (1.54 Mbps) multiplexor stream is a continuous series of frames of both
digitized data and voice channels.
388
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5
The ISDN multiplexor stream is also a continuous stream of frames. Each frame
contains various control and sync info.
389
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5
SONET – massive data rates
390
Framing Used in the Telephone System Version
of TDM
• Sistem telephone menggunakan synchronous TDM
untuk memultiplex aliran digital dari multiple phone
calls
• Membutuhkan sinkronisasi :
• Demultiplexer tidak dapat mengetahui dimana slot
dimulai, sedikit perbedaan dalam cloks yang
digunakan untuk menetapkan bit dapat menyebabkan
demultiplexer salah menerjemahkan aliran bit
tersebut
391
Hierarchical TDM
• Like FDM, TDM can be arranged in a hierarchy
• The difference is that each successive stage of a TDM
hierarchy uses N times the bit rate
– In FDM, each successive stage uses N times the
frequencies
• Additional framing bits are added to the data
– means that the bit rate of each successive layer of
hierarchy is slightly greater than the aggregate voice traffic
• Compare the example TDM hierarchy
– in Figure 11.11 with the FDM example in Figure 11.6
392
Hierarchical TDM
• Many sources generate data in bursts, with idle time between bursts
395
Statistical TDM
• How can a multiplexing system make better use of a shared medium?
• One technique to increase the overall data rate is known as statistical TDM or
statistical multiplexing
– some literature uses the term asynchronous TDM
• The technique is straightforward:
– select items for transmission in a round-robin fashion
– but instead of leaving a slot unfilled, skip any source that does not have
data ready
• By eliminating unused slots
– statistical TDM takes less time to send the same amount of data
• Figure 11.13 illustrates how a statistical TDM system sends the data from
Figure 11.12 in only 8 slots instead of 12
397
11.13 Statistical TDM
• Statistical multiplexing incurs extra overhead
shown below:
– Consider demultiplexing:
• In a synchronous TDM system a demultiplexor knows that
every N slot corresponds to a given receiver
• In a statistical multiplexing system, the data in a given slot
can correspond to any receiver
– Each slot must contain the identification of the
receiver to which the data is being sent
398
Kelebihan Statistik TDM
• Efisiensi penggunaan saluran lebih baik dibandingkan FDM dan Syncronous
TDM
• Untuk Input, fungsi multiplexer ini akan menscan semua buffer-buffer input,
mengumpulkan data sampai penuh dan kemudian mengirimkan frame tersebut
• Keuntungan TDM :
– lebih murah karna semakin sedikit kabelyang digunakan dan semakin simple
receiver yang dipakai dibandingkan dengan FDM yang membuthkan filter yang
mahal.
– Menggunakan bandwidth yang lebih sedikit dibandingkan dengan FDM.
Time-Division Multiplexing and Multiple Access (TDM/TDMA)
User n
User 1
User 2
…
Time
• Sharing of the signal is accomplished by dividing available
transmission time on a medium among users
•Multiple channels per carrier
• Most of second generation systems use TDMA
TDMA
Frequency f ’ Slot Frequency f
… … … … … …
#1
#1
#1
#1
MS #1 t t
… … … … … …
#2
#2
#2
#2
MS #2 t t
…
… … … … … …
#n
#n
#n
#n
MS #n t t
It is a digital transmission technology that allows a number of users to access a single radio-
frequency (RF) channel without interference by allocating unique time slots to each user within
each channel.
Z. Ghassemlooy
TDMA Frame
• TDMA used for the 3G air interface
• A frame length: 4.615 ms and it consist of
• 64 1/64 time slots of length 72
• 16 1/16 time slots of length 288
Downlink Uplink
CDMA Features:
o All users use same frequency and may transmit simultaneously
o Narrowband message signal multiplied by wideband spreading signal, or codeword
o Each user has its own pseudo-codeword (orthogonal to others).
o Receivers detect only the desired codeword. All others appear
as noise.
o Receivers must know transmitter’s codeword.
Pseudo-Noise Spreading
Disadvantages:
oWide bandwidth per user required
oPrecision code synchronization needed
coding
• Advantages:
– bandwidth efficient and good power control
– no need for coordination and synchronization
– good protection against interference and
tapping
f
• Disadvantages:
– lower user data rates
– more complex signal regeneration
t
• Implemented using spread spectrum technology
Z. Ghassemlooy
CDMA Classification
• CDMA : direct sequence (DS)
• CDMA : frequency hopping (FH)
– Carrier frequency changes periodically, after T secs
– Hopping pattern determined by spread code
• CDMA : time hopping (TH)
– Data transmitted in rapid bursts
– Time intervals determined by code
Frequency
Direct
sequence
Frequency
hopping
Time hopping
Z. Ghassemlooy
Time
Direct Sequence CDMA
• Directly modulated, discrete time, discrete valued code
signal
• Code bits are ‘chips’ (1)
• Rate of Code >> Rate of Data
• PSK, BPSK, D-BPSK, QPSKTransmitter
DS-SS or MPSK
Carrier Code
generator generator
Z. Ghassemlooy
DS-SS Transmitter & Receiver
Wideband
Binary X Data Binary
modulator Despreading
Data demodulator Data
Code
Code Carrier Code Carrier
Synchronisation/trac
generator generator generator generator
king
Z. Ghassemlooy
Wave Division Multiplexing
• Optical-domain version of FDM
• Different information signals are modulated to different wavelengths and the
combined signals sent through the fiber
• Prism and difffraction gratings are used to combine/split signals
• Multiple beams of light at different frequency
• Carried by optical fiber
• Each color of light (wavelength) carries separate data channel
Optical Optical
1 MUX deMUX 1
2 1 m 2
2.
Optical
m fiber
m
422
11.7 Wavelength Division Multiplexing (WDM)
• WDM refers to the application of FDM to optical fiber
– some sources use the term Dense WDM (DWDM) to emphasize that many
wavelengths of light can be employed
• The inputs and outputs of such multiplexing are wavelengths of light
– denoted by the Greek letter λ, and informally called colors
• Give each message a different wavelength (frequency)
• Easy to do with fiber optics and optical sources
423
11.7 Wavelength Division Multiplexing
• Prisms form the basis of optical multiplexing and demultiplexing
– a multiplexor accepts beams of light of various wavelengths and uses
a prism to combine them into a single beam
– a demultiplexor uses a prism to separate the wavelengths.
424
WDM
Each color can be used as a channel
Today's DWDM systems use 50 GHz or even 25 GHz channel spacing for up to 160 channel operation.
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5
426
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5
427
Quiz rabu
1. jelaskan blok sistem kominukasi digital dan apa bedanya dengan sistem
komunikasi Analog
2. sebuah sinyal degan persamaan sepreti di papan….
S(t) = 8 – 4 cos (200πt-30 0) +8 sin(150 πt) + 10 cos(120 πt+70 0)
berapa bandwidth sinyal tersebut dan gambrkan spektrum magnitude
dan phasa sinyal
3. sebuah sinyal pulsa dengan bentuk -0,25 s/d 0.25 gambarkan
spektrumnya dan berapa bandwidth (first null bandwidth) nya
4 Jelaskan hal yang menentukan kebrhasilan pentransmisian sinyal
5. Sebuah kanal meniliki nilai S/N 20 dB dan bandwidth 5 Khz dengan
menggunakann teori Shannon tentukan berapa bit persimbol yang dapat
digunakan
6. Perhitungan daya seperti di papan
Quiz jumat
1. jelaskan blok sistem kominukasi digital dan apa bedanya dengan sistem komunisi
analog
3. sebuah sinyal pulsa dengan bentuk -0,25 s/d 0,25 gambarkan spektrumnya dan
berapa bandwidth (first null bandwidth) nya
5. Sebuah kanal meniliki nilai S/N 25 dB dan bandwidth 5 Khz dengan menggunakann
teori Shannon tentukan berapa bit persimbol yang dapat digunakan