Anda di halaman 1dari 427

Sistem komunikasi

3 sks
Pertemuan 2
Our live depends on
telecom…
Komunikasi
• Proses pertukaran
informasi, biasanya
menggunakan bentuk- informasi
bentuk penyampaian yang
umum (percakapan, tulisan,
tanda/isyarat)
• Memungkinkan seseorang
dapat berinteraksi dengan
orang lain untuk bertukar
pengetahuan, pengalaman Telekomunikasi
atau informasi lainnya yang
perlu disampaikan. • Komunikasi melalui
jarak jauh
informasi informasi
• Perlu cara agar melalui
jarak
jarak tsb informasi
dapat disampaikan
(biasanya dua arah)
Jenis-jenis Telekomunikasi
Berdasar arah komunikasi

• Satu arah (simplex) Yaitu jenis komunikasi yang hanya mempunyai satu arah
saja, dari pemancar ke penerima. Beberapa contoh untuk komunikasi jenis ini
adalah radio broadcast dan televisi broadcast.

• Setengah dua arah (half duplex) Yaitu jenis komunikasi yang mengakomodasi
pertukaran informasi dalam dua arah secara bergantian melalui satu saluran
komunikasi (push to talk release to listen). Contoh untuk komunikasi jenis ini
adalah jenis komunikasi menggunakan HT (Handy Talky).
Jenis-jenis Telekomunikasi
Berdasar arah komunikasi
• Dua arah (full duplex) Yaitu jenis komunikasi yang mengakomodasi pertukaran
informasi dalam dua arah secara simultan (dimungkinkan untuk mengirimkan dan
menerima informasi secara bersamaan).
• Contoh untuk komunikasi jenis ini adalah komunikasi melalui telepon tetap maupun
telepon bergerak.
Jenis-jenis Telekomunikasi
Berdasarkan mobilitas
• Tetap (fixed)
– Yaitu jenis komunikasi dimana letak terminal-terminal pelanggannya
tetap.
– Hal ini disebabkan karena media komunikasinya berupa kabel sehingga
membatasi gerakan perpindahan pelanggan.
– Sebagai contoh untuk jenis komunikasi ini adalah jaringan telepon tetap
(rumah).

• Bergerak (mobile)
– Yaitu jenis komunikasi yang memungkinkan terminal-terminal
pelanggannya untuk berpindah tempat (bergerak) selama komunikasi
berlangsung.
– Hal ini disebabkan karena media komunikasinya berupa ruang bebas (free
space) dengan pembawa berupa gelombang radio sehingga
memungkinkan gerakan perpindahan pelanggan dalam lingkup wilayah
pelayanan komunikasi.
– Sebagai contoh untuk jenis komunikasi ini adalah jaringan telepon seluler.
Jenis-jenis Telekomunikasi
Berdasarkan Banyak Penerima

• Point to point Yaitu jenis komunikasi dimana informasi yang disalurkan


berasal dari satu titik menuju ke satu titik yang lain (tujuan), misalnya
komunikasi menggunakan jalur gelombang mikro. (P2P)

• Point to multipoint
Yaitu jenis komunikasi dimana informasi yang disalurkan berasal dari satu
titik menuju ke banyak titik yang lain (tujuan), misalnya komunikasi
broadcast (radio, televisi, dan lain-lain).

• Multipoint to multipoint
Yaitu jenis komunikasi dimana informasi yang disalurkan berasal dari
banyak titik menuju ke banyak titik yang lain (tujuan), misalnya world wide
web (www).
Kategori Sistem Komunikasi
Berdasarkan type modulasi yang digunakan dan sifat keluaran
dari sumber informasi, sistem komunikasi dapat dibagi dalam tiga
kategori :
• Sistem komunikasi analog :
Mentransmisikan informasi analog dengan sistem modulasi
analog

• Sistem komunikasi digital :


Mentransmisikan informasi digital dengan sistem modulasi
digital
Kategori Sistem Komunikasi
Cara lain untuk mengkategorikan sistem telekomunikasi :

• Jenis media yang digunakan sebagai communication channel :


 Sistem komunikasi radio terrestrial
 Sistem komunikasi satelit
 Sistem komunikasi kabel serat optik
 Sistem Komunikasi Seluler (Public Land Mobile Network /PLMN)
 Sistem Komunikasi PSTN (Public Switched Telephone Network)
Struktur dasar jaringan komunikasi seluler

Jaringan komunikasi seluler disebut juga Public Land Mobile Network (PLMN)

14
Cellular Telephone
Ke/dari STO
lain Cell 1

STO Cell 2
Telepon Cell 3
rumah

Mobile
Switching
ke/dari Center BTS
MSC lain (MSC)

BTS: base transceiver station


sebutan lain  RBS: radio base station
Radio Broadcast

100 MHz

SS-FM Radio siaran FM menempati band frekuensi


88 MHz ~ 108 MHz
Radio siaran AM(MW) menempati band fre-
kuensi 535 kHz ~ 1605 kHz
Transmisi Microwave Terrestrial
utk Telepon, TV, Data

Gelombang mikro
Misalnya: 2 GHz

repeater
repeater

30 ~ 50 km
Siskom Satellite utk TV, Telepon, Internet

Down Link
C band = 4 GHz
Up Link
C band = 6 GHz

Stasiun
Stasiun Penerima
Pengirim
Jaringan telepon

STO STO
reg reg Level regional

STO STO
prop prop Level propinsi

STO STO STO STO


kab kab kab kab Level kabup

STO STO STO STO


lokal lokal Level kecamatan lokal lokal
Model Sistem Komunikasi
(bagaimana suatu informasi dapat disalurkan)

Input Message Message Transmitted Received Message


Output Message
(Analog/ Digital) signal Signal Signal Signal

Communication
System
Input Communication Output
Transmitter Receiver
Tranducer Channel Tranducer

Tambahan Noise,
Carrier wave Interferensi dan
Proses : gangguan lainnya
Multiplexing Proses :
Modulation Demultiplexing
Demodulation
Komponen Sistem Komunikasi
 Transmitter
• Memproses dan memodifikasi input signal agar dapat ditransmisikan secara efisien
melalui communication channel
• Operasi pemrosesan sinyal meliputi :
 Multiplexing
 penguatan (amplification),
 penyaringan (filtering)
 modulasi
• Modulasi merupakan proses yang terpenting, yaitu menyesuaikan karakteristik
sinyal dengan communication channel melalui penggunaan gelombang pembawa
(carrier wave)

 Receiver
• Mengambil kembali sinyal yang ditransmisikan melalui communication
channel
• Operasi meliputi demodulasi (proses kebalikan dari modulasi),
demultiplexing, penguatan dan penyaringan
Komponen Sistem Komunikasi
• Communication Channel
• Menghubungkan secara elektrik sumber informasi dengan penerima
• Terjadi degradasi sinyal akibat adanya ketidak sesuaian respons
communication channel terhadap sinyal, serta adanya sinyal lain yang
tidak dikehendaki (noise) dan interferensi
• Walaupun degradasi sinyal tidak dapat diatasi secara sempurna,
transmitter dan receiver didesain dengan cermat untuk menghindari
distorsi sinyal, dan meminimalisasi pengaruh noise, sehingga
memungkinkan untuk memperoleh kembali sinyal yang mendekati
sempurna di ujung terima (destination)

• COMMUNICATION CHANNEL  JARINGAN TELEKOMUNIKASI


Kanal Komunikasi (Communication Channel)
• Kanal komunikasi adalah bagian dari sistem transmisi yang menghubungkan
transmitter dengan receiver, yang menurut jenis media-nya terbagi:
– media fisik (mis. kabel, fiber optik)
– media non fisik (mis. udara, ruang angkasa)

• Dalam kanal komunikasi selalu ada gangguan-gangguan yang menyebabkan


penyaluran informasi mengalami ketidaksempurnaan yang menyebabkan
terjadinya distorsi sinyal

• Jenis gangguan antara lain :


– Noise
– Interferensi
– Redaman
– Fading

• Akibat gangguan
– Analog: degradasi kualitas sinyal  signal-to-noise ratio (S/N)
– Digital: bit error
TRANSMITTER
Signal Processing Carrier
Circuit

Input Source Channel


Modulator
Transducer encoder Encoder

Source of
Information
Transmission
Noise, interference Medium
Distorsi (Channel)

User of
Information
RECEIVER

Signal Processing Carrier


Circuit
Output Source Channel
Transducer encoder Modulator
Encoder
Transmitter
• Transmitter : Memproses sinyal input (sinyal informasi) untuk menghasilkan
sinyal transmisi yang sesuai dengan karakteristik saluran transmisi yang
digunakan.

Sinyal transmisi
Sinya input Signal Processing yang efisien

Sistem Digital
Sistem Analog

Source Encoding Channel Encoding


• Filtering :Analog LPF, HPF, dll
• Amplification
• dll
•Reed Solomom Coder
ADC,PCM
•Haming Coder, dll
Sinyal Analog
Source code word Channel code word
( deretan bit-bit) ( deretan bit-bit)
Transmitter : Signal processing
• Source Coding
 Mengekstrak informasi esensial dari sinyal sumber dan
mengkodekannya kedalam format digital agar dapat disimpan
atau ditransmisikan dengan lebih efisien.
 Dihasilkan deretan bit-bit (digital word / source code word) yang
merepresentasikan input analog

• Channel Coding
 Pengkodean source code word dengan teknik pengkodean
tertentu dengan tujuan dapat melakukan pendeteksian dan
pengkoreksian error menggunakan signal Processor di receiver
(decoding), shingga bit-bit error dapat diminimalisir
 Pada channel code word terdapat penambahan bit paritas
sehingga lebih panjang dari source code word
Transmitter : Carrier Circuit
 Pemrosesan sinyal secara ;
Analog Baseband Analog Carrier
Digital Baseband Digital Circuit

 Carrier Circuit memproses sinyal baseband agar sinyal


tersebut dapat ditransmisikan pada media transmisi yang
digunakan

 Carrier Circuit dapat dikatakan sebagai modulator


 Jika sinyal baseband analog : modulasi analog (AM, FM, PM)
 Jika sinyal baseband digital : modulasi digital (ASK, FSK, PSK,
dll)
What is a communication system?.

 Communication systems are designed to


transmit information.
 Communication systems Design concerns:
• Selection of the information–bearing waveform;
• Bandwidth and power of the waveform;
• Effect of system noise on the received information;
• Cost of the system.

Eeng360 28
What makes a Communication System GOOD
 We can measure the “GOODNESS” of a
communication system in many ways:

 How close is the estimate to the original signal m(t)


 Better estimate = higher quality transmission
 Signal to Noise Ratio (SNR) for analog m(t)
 Bit Error Rate (BER) for digital m(t)

 How much power is required to transmit s(t)?


 Lower power = longer battery life, less interference

 How much bandwidth B is required to transmit s(t)?


 Less B means more users can share the channel
 Exception: Spread Spectrum -- users use same B.

 How much information is transmitted?


 In analog systems information is related to B of m(t).
 In digital systems information is expressed in bits/sec.
Eeng360 29
SINYAL
•Signal adalah suatu fungsi yang mewakili suatu quantity fisik atau variabel dan
biasanya berisi informasi tentang sesuatu fenomena dari sumber aslinya.

t t
Gambar 1. Continuous time signal Gambar 2. Discrete time signal

• Sinyal listrik adalah sinyal yang bentuknya berupa arus listrik


• Sinyal optik adalah sinyal yang bentuknya berupa cahaya (optical light)
• Sinyal analog adalah sinyal yang kontinu (continuous time signal) sejenis
dengan bentuk asalnya dan mempunyai nilai tertentu berdasarkan waktu.
• Sinyal dijital adalah sinyal yang berbentuk diskrit (discrete time signal) dan
hanya terdiri dari dua keadaan yaitu “1” atau “0” kapanpun waktunya.
Konversi Sinyal

• Konversi sinyal adalah perubahan bentuk/jenis signal dari bentuk yang


satu
kepada yang lain

Gelombang Gelombang Gelombang


Suara Listrik Elektromagnetik

Transducer Antenna
(misalnya
mikropon)
Konversi Gelombang suara  Gelombang listrik
• Konsep dasar konversi dengan perangkat Transducer, yang paling sederhana
adalah microphone sbb:

Membran (serbuk arang)


Gelombang listrik

Tahanan (R)
Io
Gelombang suara

Electroda
Konversi Gelombang Listrik  Gelombang
Elektromagnetik :
Antenna

Gelombang Suara Gelombang Listrik

Gelombang
SW T/R Elektromagnetik
Pelanggan

Pada sistem komunikasi radio Antenna adalah perangkat yang


mengubah sinyal yang berisi informasi dari bentuk sinyal listrik
menjadi sinyal elektromagnetik
Analog & Digital
• Analog
– Berubah secara kontinyu
– Bandwidth
• suara (speech): 100Hz sd 7kHz
• telepon: 300Hz sd 3400Hz
• video: 4MHz
t

• Digital
– merepresentasikan dua kondisi yaitu “0” atau “1” (binary)

1
0 t
Signal & Spectra

Sinyal

Domain waktu Domain Frekuensi


Spektrum

Deret /Transformasi
Fourier

• Spektral /spektrum : pendistribusian amplitudo atau phasa dari


komponen-komponen gelombang sebagai fungsi frekuensi
Frequency Domain
• Sinyal umumnya terdiri dari banyak frekuensi
• Dengan analisa Fourier sembarang sinyal dapat diuraikan
menjadi gelombang berbentuk sinus (sine wave) dengan
frekuensi yang berbeda-beda
• Dapat digambarkan dalam fungsi domain frekuensi
Signal & Spektral
• S. Sinusoidal v(t )  A cos 0t   

Sinyal Periodik :
v ( t + m To) = v( t ) - ∞ < t < ∞; m : integer ;
Sifat-sifat sinyal dan noise
• Didalam sistem komunikasi signal dapat diklasifikasikan sbb:
• Deterministic and random signal  Deterministic merupakan signal
yang tertentu seperti gelombang suara sedangkan signal random
seperti contoh bila radio receiver hanya menerima noise

• Periodic dan non-periodic signal  signal periodic bentuknya tertentu


dan berulang-ulang sedangkan signal non-periodic bentuknya tak
beraturan

• Energy dan power signal  signal listrik dan energi lainnya

• Impulse signal  signal dijital


Analog & Digital Signals
Sinyal Periodik

• Peak Amplitude (A)


– Kuat sinyal maksimum
– Diukur dalam volts
• Frequency (f)
– Kecepatan perubahan kuat sinyal
– Diukur dalam Hertz (Hz) atau Cycle/second (C/s)
Sinyal periodik
Sinyal v(t) periodik jika :

M  integer
Sinyal dapat dikonstruksi dengan menggabungkan komponen sinyal To :

Panjang sinyal periodik tidak terhingga (infinite), pada kenyataannya sinyal


sistem tidak periodik murni. Akan tetapi, finite-length signal hampir sama
dengan sinyal periodik asli.
Sinyal sinusoidal
Sinyal sinusoidal dimodelkan sbb :
A : amplitudo : meaning the height (intensity) of the wave
fo : frekuensi : which is the number of waves that pass in a single second and is measured in
Hertz (cycles/second) (wavelength, the length of the wave from crest to crest, is related to
frequency.).
 : phase (fasa) : describes the point in the wave’s cycle at which a wave begins and
is measured in degrees. (From example, changing a wave’s cycle from crest to
trough corresponds to a 180 degree phase shift).

Sinyal periodik  perioda To = 2 / o = 1/fo


Satu nilai puncak (peak value) pada t = - / o
• Setiap sinyal telekomunikasi dapat dinyatakan oleh penjumlahan
gelombang fundamental cosinus sebagai berikut
v(t) =Acos(ωt+φ) = Acos(2πft +φ)
f = frekuensi sinyal
t = waktu dalam satuan detik
φ = pergeseran fasa
ω = frekuensi sudut (angular) dalam satuan radian per detik

• Perioda satu siklus gelombang disebut T


T = 1/f dan f = 1/T

• l menyatakan jarak yang ditempuh oleh satu siklus gelombang


– l = c/f = cT
c = kecepatan rambat sinyal
– Kecepatan suara di udara mendekati c = 346 m/s; kecepatan cahaya atau
gelombang radio di udara mendekati c = 300.000 km/s

42
43
Phasor
 Bentuk fasor adalah bentuk kompleks : A ejθA :
 A = Real; magnitude / harga mutlak / amplitudo fasa
 θA = Sudut Fasa (fasa )
 Mengubah bentuk gelombang nyata ke bentuk fasor
1. E = |E| cos (ωt+θ)
= Re ( |E| ejθejωt)
2. Hilangkan Re (real) dan ejωt;
Es = |E| ejθ
Mengubah bentuk fasor ke bentuk vektor nyata
1. Kalikan dengan ejωt
2. Ambil bagian yang real (Re)
Spektral
Sinyal

Periodik Aperiodik

Deret Fourier Transformasi


Fourier

Deret Eksponensial Spektrum

S. Satu sisi S. Dua sisi


Spektral
• 4 kesepakatan dalam menyatakan line spektral
1. Variabel bebas adalah frekuensi
2. Sudut fasa diukur dalam sinyal cosinus atau
ekivalennya, oleh karena itu sinyal sinus
dikonversikan kedalam cosinus.
3. Amplitudo selalu merupakan kuantitas positif,
jika muncul tanda negatif maka harus diubah
kedalam bentuk fasa
4. Sudut fasa dinyatakan dalam derajat
Spektrum sinyal sinusoidal
Spektrum garis (line spectrum)  frekuensi tertentu untuk suatu amplitudo dan fasa
Contoh satu sisi spektrum garis sinyal sinusoidal :

Spektrum amplitudo dan fasa  impuls pada fo

Parameter penting dari sinyal (frekuensi , amplitudo dan fasa) dapat terlihat pada
spektrum .
Kombinasi liner sinyal sinusoidal

Persaman diatas dapat dirubah menjadi :

Dari pers. diatas dapat


digambarkan spektrum
garisnya dengan plot satu sisi.
Representasi sinyal kompleks sinusoidal - 1
Biasanya sinyal  ril (real-valued)
Konsep sinyal kompleks  tool sangat penting dalam telekomunikasi.
Sinyal  real signal
Sinyal kompleks  analisis spektrum
 Persamaan Euler :
Representasi sinyal komplek sinusoidal - 2

Konvensi dan notasi berikut sangat penting pada analisa dan


perancangan sistem komunikasi :
1. Spektrum 1 variabel, frekuensi f (Hz) atau angular frekuensi  = 2f
(radian), fo ,f1,f2 digunakan untuk memperbaiki frekuensi-frekuensi
berikutnya
2. Sudut fasa diukur dengan gelombang kosinus atau setara dengan
poros ril poritif diagram fasor
3. Amplitudo bernilai positif : - A cos t = A cos (t ±180o)
fasa dalam derajat (o) meskipun radian juga sering digunakan
Spektrum 2 sisi
Spektrum 1 sisi (one-sided spectrum)  sinyal ril
Spektrum 2 sisi (two-sided spectrum)  mengatasi sinyal kompleks
Sinyal ril  spektrum 2 sisi di peroleh dengan substitusi

Spektrum 2 sisi (contoh sinyal


sebelumnya) dapat dilihat
pada gbr disamping

 Fungsi dasar eksponensial


kompleks
Representasi fasor -1
Fungsi eksponensial kompleks dapat dinyatakan  Fasor

Representasi fasor :
 Mengilustrasikan sinyal
sinusoidal dan sinyal
komunikasi yang terdiri dari
sinusoidal
Contoh deret Fourier

Pulsa rectangular yang bersifat periodik :


amplitudo = A
lebar atau durasi = τ
Transformasi Fourier
T0
 2
1
v(t )   n
V e
n  
j 2nf o t
; Vn 
T0  v (t ) e  j 2nf o t
dt
T
 0
2

  
T0
2
 1  e j 2nf ot
v(t )   T v (t ) e  j 2nf o t
dt

n   T0

  0
2 

• Representasi yang sama juga berlaku untuk


sinyal non periodik
 
 j 2ft
v(t )     v(t )e  j 2tft
 e df
    
Transformasi Fourier
Transformasi fourier dari gelombang w(t) adalah :

W( f )  F w(t)   
  j 2 πft
  w(t) e dt

F[•] : transformasi fourier dari [•]


W(f) : spektrum dua sisi dari w(t)
w(t) & W(f) : pasangan transformasi fourier
(fourier transform pair).

 W  f e
j 2ft
w(t )  df

w(t) : gelombang dalam domain waktu
W(f) : gelombang dalam domain frekuensi
Transformasi Fourier
• Ada tiga sifat umum dari W(f) yaitu :
1. Transformasi Fourier merupakan fungsi kompleks, jadi |
W(f)| adalah spektrum amplitudo dan Arg W(f) adalah
spektrum fasa
2. Harga W(f) pada saat f=0 sama dengan luas daerah w(t)
3. Jika w(t) adalah real maka :
W(f) = W*(f)
|W(-f)| = |W(f)| ; Arg W(-f) = -Arg W(f)
Jadi didapatkan amplitudo simetri genap dan phasa
simetri ganjil
Transformasi Fourier

Hasil transformasi fourier merupakan fungsi dari frekuensi kompleks


sehingga dapat dinyatakan dalam bentuk Cartesian/Quadrature (real-
imaginer) dan bentuk polar

Bentuk Cartesian W( f )  X( f )  j Y( f )

Bentuk Polar W( f )  W( f ) e j ( f )
2 2
Respon Amplitudo W( f )  X ( f )  Y ( f )
1  Y( f ) 
Respon Phasa  ( f )  tan  
 X( f ) 
• Tentukan spektrum dari gelombang tegangan sinudoidal yang memiliki frekuensi
fo dan puncak A volt yaitu :

v (t )  A cos 0t ; dim ana : 0  2f 0



dari persamaan W  f   F  w t      w t  e  j 2ft
dt

 
 e j0t  e  j0t   j 2ft
 A cos  t e dt   A  e
 j 2ft
maka : V ( f )  0 dt
  
2 
 
A  j 2  f  f 0  t A  j 2  f  f 0  t
 
2 
e dt  
2 
e dt

A A
   f  f0     f  f0 
2 2
A A
magnitude spektrum : V  f     f  f 0     f  f 0 
2 2
Rectangular Pulse

 T  П (t/T)
1, t 
t  2 
 T    T 
  0, t  
 2  -T/2 T/2

Triangular Pulse

 t 
 t   1 , t T  1
    T 
  0,
T t  T 
 -T T
Spektrum pulsa rektangular
w(t )   t  T
T  j T j T  j T j T
e e
 
2
e 2 2
1 e 2 2
2
W f    1e
 jt
dt    sin  T
 j   j  2
T
2
Rapat Spektral Daya (Power Spectral Density)

Untuk melihat distribusi daya yang dinormalisasi dalam domain


frekuensi, dapat digunakan Rapat Spektral Daya.

Rapat Spektral Daya sangat berguna untuk melihat bagaimana


respons sebuah filter atau peralatan lain terhadap kandungan daya
suatu sinyal atau noise.

Rapat Spektral Daya selalu bernilai real dan positif. Rapat Spektral
Daya tidak terpengaruh oleh spektrum phasa dari gelombang.
7. Pembatasan Bandwidth

Bandlimited waveform
Pada dasarnya, semua waveform memiliki spektral daya mulai dari
frekuensi terendah (f=0) sampai frekuensi tak hingga.

Bandlimited waveform adalah yang hanya memiliki spektral daya pada


frekuensi tertentu.

Time limited waveform adalah waveform yang hanya memiliki nilai pada
suatu waktu tertentu.
9. Bandwidth Sinyal

Lebar spektral sinyal dan noise merupakan konsep yang sangat penting
dalam sistem komunikasi. Alasannya :

1. Akan semakin banyak user yang membutuhkan band frekuensi. Sehingga


lebar spektral yang digunakan oleh seorang user harus dijaga dengan baik
agar tidak mengganggu spektral user yang lain.

2. Lebar spektral penting dari sisi disain peralatan, karena rangkaian harus
mempunyai banwidth yang cukup untuk menampung sinyal dan menolak
noise.
Tipe Bandwidth Sinyal

1. Absolute bandwidth
2. 3-dB bandwidth
3. Equivalent noise bandwidth
4. Null-to-null bandwidth
5. Bounded spectrum bandwidth
6. Power bandwidth
7. FCC bandwidth

Semua tipe bandwidth menggunakan sisi positif dari spektrum


frekuensi.
Absolut bandwidth
• Interval frekuensi dimana rapat spektral daya
tidak bernilai nol, {B = f2-f1}, sedangkan
spektrum diluar interval f1<f<f2 bernilai nol
3-dB bandwidth
• Interval frekuensi f1<f<f2 dimana rapat
spektral daya bernilai lebih besar dari ½ daya
maksimumnya
Equivalent noise bandwidth
• Bandwidth berbentuk seperti BPF Ideal dimana (rectangular)
Null-to-null bandwidth

• Interval frekuensi antara null dari sisi-sisi main


lobe
Bounded spectrum bandwidth
• Interval frekuensi (f2-f1) dimana diluar f1<f<f2
memiliki PSD lebih kecil dalam ukuran
tertentu, jikaα = 50 dB maka diluar f1<f<f2
memiliki PSD yang lebih kecil dari 50 dB dari
harga PSD maksimumnya
Power bandwidth
• Interval frekuensi f1<f<f2 yang memiliki R%
dari total daya sinyal, ½ R% untuk lower band
dan ½ R% untuk upper band
Cacat yang dialami sinyal ketika
ditransmisikan
• Distorsi akibat redaman
• Distorsi fasa
• Distorsi akibat noise

71
Distorsi akibat redaman
• Setiap kanal komunikasi bersifat meredam
sinyal
• Sinyal-sinyal berfrekuensi tinggi akan lebih
teredam dibandingkan sinyal-sinyal
berfrekuensi rendah

72
Distorsi fasa
• Waktu yang diperlukan oleh sinyal untuk melewati kanal
komunikasi disebut delay

• Delay absolut adalah adalah delay yang dialami sinyal ketika


melewati kanal pada suatu frekuensi referensi

• Sinyal dengan frekuensi yang berbeda maka akan memiliki waktu


propagasi yang berbeda pula
– Kondisi ini ekivalen dengan pergeseran fasa
– Jika pergeseran fasa terjadi pada seluruh frekuensi yang terkandung pada
sinyal komunikasi, maka sinyal output akan sama dengan sinyal input
– Sebaliknya apabila pergeseran fasa tidak linier dengan frekuensi maka
sinyal output akan terdistorsi

• Distorsi delay disebut juga distorsi fasa


• Distorsi akibat delay ini biasanya dinyatakan dalam milisecond
atau microsecond di sekitar frekuensi referensi 73
Noise
• Noise merupakan setiap sinyal yang tidak diinginkan
di dalam sirkit telekomunikasi
• Noise merupakan pembatas kinerja telekomunikasi
yang utama
• Noise dapat dibagi ke dalam empat katagori:
– Thermal noise
– Intermodulation noise
– Crosstalk
– Impulse noise

74
Thermal Noise
• Thermal noise merupakan noise yang muncul pada seluruh
media transmisi dan perangkat komunikasi akibat pergerakan
elektron

• Thermal noise memiliki distribusi energi yang uniform pada


spektrum frekuensi dan memiliki distribusi level yang normal
(Gaussian)

• Thermal noise merupakan faktor penentu batas bawah


sensitivitas sistem penerima

• Thermal noise dapat didekati oleh suatu white noise yang


memiliki rapat spektral daya yang uniform pada spektrum
frekuensi

• Thermal noise berbanding lurus dengan bandwidth dan suhu


75
Thermal Noise
Pn = -228,6 dBW + 10 log T + 10 log B
T = suhu kerja absolut (dalam satuan Kelvin)
– Satuan Pn adalah dBW
– Note: Kelvin = Celsius + 273,15

• Untuk penerima (receiver) yang bekerja pada suhu ruang (290 K), thermal noise
pada receiver tersebut adalah:

Pn = -228,6 dBW + 10 log 290 + NFdB +10 log BHz


Pn = -204 dBW + 10 log 290 + NFdB +10 log BHz

• NF adalah noise figure dalam satuan dB

76
• Contoh:
1. Misalnya ada suatu receiver yang memiliki temperatur derau (noise)
100 K dengan bandwidth 10 MHz, berapa level thermal noise pada
output receiver tersebut?

2. Misalnya ada suatu amplifier dengan temperatur derau 10.000 K dan


bandwidth 10 MHz, hitung level thermal noise di output!

3. Suatu receiver mempunyai noise figure 4 dB dan beroperasi pada


suhu ruangan (290 K). Bandwidth receiver tersebut adalah 20 MHz,
berapa thermal noise threshold?

77
• Contoh:
1. Misalnya ada suatu receiver yang memiliki temperatur derau (noise)
100 K dengan bandwidth 10 MHz, berapa level thermal noise pada
output receiver tersebut?
• Jawab:
Pn = -228,6 dBW + 10 log T + 10 log B
= -228,6 dBW + 10 log 102 + 10 log 107
= -228,6 + 20 + 70 = -138,6 dBW
2. Misalnya ada suatu amplifier dengan temperatur derau 10.000 K dan
bandwidth 10 MHz, hitung level thermal noise di output!
• Jawab:
– Pn = -228,6 dBW + 10 log 104 + 10 log 107
= -228,6 + 40 + 70 = -118,6 dBW
3. Suatu receiver mempunyai noise figure 4 dB dan beroperasi pada
suhu ruangan (290 K). Bandwidth receiver tersebut adalah 20 MHz,
berapa thermal noise threshold?
– Jawab:
– Pn = -228,6 dBW + 10 log 290 + NFdB +10 log BHz
= -204 dBW + 4 dB + 73 dB = -127 dBW

78
Intermodulation Noise
• Intermodulation noise muncul akibat gejala intermodulasi
• Bila kita melewatkan dua sinyal masing-masing dengan frekuensi F1 dan
F2 melalui suatu medium atau perangkat non-linier, maka akan dihasilkan
frekuensi-frekuensi semu yang berasal dari frekuensi harmonisa sinyal
• Frekuensi-frekuensi ini bisa terletak di dalam atau di luar pita frekuensi
kerja yang diinginkan

F1 Second-order products: 2F1,2F2,F1F2


Medium/perangkat Third-order products: 2F1F2 2F2F1
F2 non-linier
Fourth-order products: 2F12F2 3F1F2

• Penyebab intermodulation noise a.l.:


– Level input terlalu tinggi sehingga perangkat berkerja daerah non-linier
– Kesalahan penalaan perangkat sehingga perangkat bekerja secara non-linier

79
Crosstalk
• Crosstalk terjadi akibat kopling antar dua jalur
sinyal yang tidak diinginkan
• Ada dua tipe crosstalk:
– Intelligible crosstalk
• Bila crosstalk menyebabkan paling tidak ada empat kata
yang dapat didengar (dari sumber yang tidak
diinginkan) selama percakapan 7 detik
– Unintelligible crosstalk
• Setiap bentuk gangguan akibat crosstalk lainnya

80
Impulse noise
• Impulse noise merupakan noise tidak kontinu
yang terdiri dari pulsa-pulsa tak beraturan
atau noise spikes berdurasi pendek dengan
amplituda yang relatif tinggi
• Spike-spike ini biasa disebut hits
• Impulse noise sangat mengganggu transmisi
data

81
Signal-to-noise ratio (S/N)
• (S/N) = Level signal/Level noise
(S/N)dB = Level signal (dBm) – Level noise (dBm)

82
Noise Figure
• NF = (S/N)in/(S/N)out
• NFdB = (S/N)dB input - (S/N)dB output
• Contoh
– Suatu receiver memiliki noise figure 10 dB. S/N pada
output adalah 50 dB, berapa S/N input?
– Jawab:
NFdB = (S/N)dB input - (S/N)dB output
10 dB = (S/N)dB input – 50 dB
(S/N)dB input = 60 dB
83
Elemen Sistem Transmisi

• Untuk sistem komunikasi dua arah, maka pada arah


transmisi yang berlawanan juga diperlukan elemen
yang sama
84
Keberhasilan Transmisi tergantung pada :

1. Kualitas signal yang ditransmisikan

2. Karakteristik media transmisi

11/07/2021 85
Contoh #1
This is baseband transmission
(no modulation involved)

time domain of a pulse


frequency domain of a pulse
• Jika misalnya durasi pulsa adalah T = 1 ms, maka komponen spektrum yang paling
kuat berada di bawah 1 kHz (1/T = 1/1 ms = 1,000 1/s = 1 kHz)
• Dari hasil di atas kita punya rule of thumb bahwa kita dapat mengirimkan 1.000
pulsa seperti di atas di dalam satu detik melalui kanal yang bandwidthnya 1 kHz
(sama dengan sinyal biner berkecepatan 1-Kbps).
• Untuk menaikkan kecepatan data (data rate), kita harus menurunkan durasi pulsa
tetapi konsekuensinya lebar spektrum akan naik sehingga membutuhkan
bandwidth yang lebih lebar
– Misalnya bila ingin menaikkan data rate menjadi 10 kali lebih tinggi, maka kita harus
menggunakan pulsa yang 10 kali lebih singkat dan membutuhkan bandwidth yang 10 kali
lebih leba
86
Contoh #2

• Contoh di atas menunjukkan sebuah pulsa yang dikirimkan sebagai frekuensi


radio (menggunakan modulasi amplitude shift keying (ASK))
• Terlihat bahwa spektrum terkonsentrasi pada frekuensi pembawa fc (bukan
pada frekuensi 0 seperti pada contoh sebelumnya)
• Perhatikan bahwa lebar spektrum di sekitar frekuensi pembawa hanya
tergantung pada durasi pulsa T seperti pada contoh sebelumnya
• Jika data rate kita naikkan (dengan mempersingkat durasi pulsa), maka
spektrum akan melebar sehingga dibutuhkan bandwidth frekuensi radio
yang lebih lebar

87
Esensi dari dua contoh tadi...
• Bandwidth merupakan faktor pembatas utama untuk
transmisi
• Dari dua contoh sebelumnya kita bisa menyimpulkan adanya
hubungan antara data rate dengan bandwidth yang
diperlukan
• Dengan menurunkan data rate kita bisa menaikkan kapasitas
jaringan
– “riset di dalam speech coding selalu mencari teknik coding
yang mampu memberikan data rate yang sekecil mungkin
dengan kualitas yang masih dapat diterima”
• Tujuannya agar jumlah pembicaraan di dalam jaringan
meningkat walaupun kapasitas jaringan tetap

88
Symbol Rate (Baud Rate) dan Bandwidth

• Komunikasi membutuhkan bandwidth


transmisi yang memadai untuk
mengakomodasi adanya spektrum sinyal;
kalau tidak, akan terjadi distorsi

89
• Kenyataan:
– Setiap kanal komunikasi memiliki bandwidth yang
terbatas
– Semakin tinggi data rate, durasi pulsa digital yang
digunakan akan semakin pendek
– Semakin pendek durasi pulsa, semakin lebar
bandwidth yang digunakan
• Ketika sebuah sinyal berubah-rubah dengan
cepat (dari sisi waktu), spektrumnya akan
melebar sehingga kita katakan bahwa sinyal
itu memiliki bandwidth yang lebar

90
Ilustrasi
• Misalnya kita masukan sebuah pulsa digital berdurasi
T (T = 1ms) ke dalam suatu kanal yang memiliki sifat
seperti lowpass filter ideal dengan bandwidth B
Pulsa keluaran yang diharapkan
Pulsa keluaran Jika B=2*1/T
Pulsa keluaran Jika B=1*1/T

Pulsa keluaran Jika B=(1/2)*1/T


Pulsa keluaran Jika B=(1/4)*1/T

Kanal Transmisi
dengan Bandwidth B

91
Esensi dari ilustrasi
• Pulsa keluaran akan semakin terdistorsi bila
bandwidth kanal transmisi semakin kecil

92
Ilustrasi lain
• Andaikan kita kirim beberapa pulsa digital untuk kasus yang paling buruk
(bandwidth terkecil) dari yang sudah ditunjukkan pada ilustrasi sebelumnya

Kanal Transmisi
dengan Bandwidth
B = (1/4)*1/T

intersymbol interference (ISI)

• ISI akan menyebabkan kesalahan pendeteksian sinyal di penerima


– Bit ‘0’ bisa disangka bit ‘1’ dan sebaliknya

93
Esensi ilustrasi
• Pengiriman sinyal dengan data rate tinggi harus menggunakan
kanal transmisi yang bandwidthnya lebar
– Supaya efek ISI tidak terasa
• Bandingkan ilustrasi berikut dengan ilustrasi sebelumnya

Kanal Transmisi
dengan Bandwidth
B = 2*1/T

• ISI yang terjadi tidak akan menyebabkan kesalahan deteksi

94
• Pada transmisi baseband, suatu sinyal digital yang terdiri dari r
symbols per detik memerlukan bandwidth transmisi, B (dalam
satuan Hertz), sebesar :
B  r/2
– Istilah symbol mengacu pada satu sinyal pulsa yang digunakan untuk
mentransmisikan data digital
– Satu symbol belum tentu merepresentasikan 1 bit data
• Contoh: Pada modulasi QPSK, satu symbol merepresentasikan 2 bit data digital
– Oleh karena itu jumlah symbol yang dikirimkan per detik dinyatakan di
dalam baud (bukan bit rate)
• Jadi transmisi data dengan kecepatan 1000 baud (symbol/detik) sama dengan bit
rate 2000 bit per detik bila menggunakan modulasi QPSK
• Dengan demikian, bandwidth yang tersedia (dalam satuan hertz)
menentukan maximum symbol rate dalam satuan bauds
• Catatan: B merupakan bandwidth teoritis

95
Kalau gitu....
Naikin aja terus jumlah bit per
simbol agar bit rate transmisi
sebesar mungkin....

Kalau hanya bandwidth batasannya memang demikian...


Tetapi ada faktor pembatas lain yaitu: Noise.......

96
Level sinyal maksimum
selalu terbatas

Empat level simbol Delapan level simbol

noise

Semakin banyak jumlah simbol, deteksi simbol semakin sulit dilakukan


dan pengaruh noise akan semakin signifikan
(bisa menyebabkan perubahan level simbol)

97
Kapasitas Maksimum Kanal Transmisi
• Noise menurunkan kualitas komunikasi analog dan memunculkan error pada
komunikasi digital
• Ukuran noise relatif terhadap sinyal dinyatakan oleh S/N
• S/N biasanya dinyatakan dalam decibel:

(S/N)dB = 10 log (S/N) [dB]


• Daya sinyal 10 watt, daya derau 10 watt
• S/N (db) = 10 log (10/10) = 10 log 1 = 0 dB (artinya : daya sinyal sama besar denga
daya derau)

• S/N (dB) = 20 dB  20/10 = log S/N; S/N = 102 = 100


S= 100 N artinya daya sinyal 100xdaya derau

• S/N = -15 dB = 15 dB =10 log S/N; -15/10 = log S/N


S/N = 10-1,5 = 0,0316; S= 0,0316xN.. Artinya daya sinyal lebih kecil dari daya derau
yaitu 0,03dari derau, daya derau lebih besar dari sinyal yaitu 1/0,0316 dari sinyal = 31,6
daya sinyala?
98
Bit Error rate (sistem komunikasi digital )

• BER 10-3 = BER = 1/1000 artinya 1 bit yang


error dari 1000 bit yang dikirim

• BER 10-6 = BER = 1/1000000 artinya 1 bit yang


error dari 1000000 bit yang dikirimkan

• Bit error = bit yang salah dideteksi (seharusnya


bit 0 didetksi 1 atau sebaliknya)
• Dengan mempertimbangkan sekaligus bandwidth dan noise,
Shannon menyatakan bahwa error-free bit rate (bit rate yang
tidak mengakibatkan error) pada suatu kanal transmisi tidak
dapat melebihi kapasitas maksimum C
• Secara matematis, C dinyatakan oleh:
C = B log2(1+S/N)
– Dimana:
• C = Data rate informasi maksimum dalam satuan bit per detik
• B = bandwidth dalam satuan Hertz
• S = daya sinyal
• N = daya noise
• S/N = Signal-to-noise ratio, dinyatakan dalam perbandingan daya (bukan
dalam dB)

100
• Contoh:
– Misalkan suatu kanal transmisi yang bebas noise memiliki bandwidth 4 kHz.
Maka symbol rate maksimum pada kanal tersebut adalah r ≤ 2B = 8 kbauds
• Artinya, kita dapat mengirimkan sampai 8000 sinyal (simbol) per detik

– Bila kanal di atas digunakan pada suatu lingkungan yang mengandung noise
dengan S/N sebesar 28 dB (bila dinyatakan dalam bentuk perbandingan S/N =
102,8 ≈ 631
• Maksimum bit rate menurut Shannon = C
– C = B log2(1 + S/N) = 4.000 log2(632) = 37.2 Kbps
• Agar batas kapasitas kanal tidak terlampaui, maka jumlah bit persimbol
yang diijinkan untuk ditransmisikan pada kanal di atas adalah 4
– Ingat rumus ini:
Bit rate = r log2 M
– Bila kita masukkan hasil perhitungan di atas:
37,2 kbps = 8 kbauds * log2 2k ; maka jumlah bit maksimum yang
diperbolehkan adalah sebanyak 4 bit per simbol

101
Modulasi digital
• Binari : simbolnya 0 dan 1  1simbol membawa 1
bit , bit 0 =0 V, bit 1 dengan 5 V
• Quadratur : simbolnya ada 4 yaitu 00, 01, 10 dan
11  1 simbol membawa 2 bit 00= 0V, 01= 1 V, 10
= 2V,11 = 3V
• M-ary =2k –ary (k=jumlah bit)
• 8-ary = 23-ary = 000,001,010,011,100,101,110,111
= 1 simbol membawa 3 bit
• 16-ary =
Mode Transmisi
Berdasar arah transmisi

Transmisi Simplex
 Sinyal ditransmisi dalam satu arah
 Stasiun yang satu bertindak sebagai transmitter dan yang lain sebagai receiver,
tugasnya adalah tetap.
 Jarang digunakan untuk sistem komunikasi data

Transmisi Half duplex


Sinyal ditransmisikan ke dua arah secara bergantian
Kedua stasiun dapat melakukan transmisi tetapi hanya sekali dalam suatu
waktu
Terdapat “turn around time” (waktu untuk mengubah arah)

Transmisi Full duplex


Sinyal ditransmisikan ke dua arah secara simultan / bersamaan
Medium membawa dalam dua arah pada waktu yang sama.

11/07/2021 103
A Taxonomy by Forms of Energy

11/07/2021 104
11/07/2021 105
Besaran dan Satuan penguatan Transmisi
• pembahasan transmisi akan dihadapkan pada perubahan level, baik
pengurangan atau penambahanlevel electrical power dikarenakan
amplifier, atenuasi, noise dan distorsi
• Perbandingan daya dalam bentuk logaritmis :

• Power Loss = penurunan daya sinyal


• Power gain = penguatan daya sinyal

11/07/2021
Daya

11/07/2021
Daya

11/07/2021
Daya
• dBm merupakan suatu besaran yang menyatakan perbandingan antara
tingkatan
• daya pada suatu keluaran dengan tingkatan daya referensi sebesar 1
mWatt.

• Diketahui bahwa jika P1 =1 W


→ P1 =10 log 1W/1W = 0 dBw atau
=10 log (1watt/1mwatt) = 30 dBm
• jadi 0 dBW= 30 dBm
• Untuk menyatakan perbandingan dua power maka tidak perlu
dicantumkan referensi.

11/07/2021
Daya

• dBw merupakan suatu besaran yang


menyatakan perbandingan antara tingkatan
daya pada suatu titik dengan tingkatan daya
sebesar 1 watt.

11/07/2021
Latihan soal:
• 25 Watt =13,97dBW
• 0,30 Watt = -5,22dBW
• 27 dBW = 501,18Watt
• - 5 dbW = 0,316watt

• 23 mW = 13,61 dBm
• 0,9 mW= -0,46 dBm
• 77 dBm = 50118,7 mW
• -35 dBm = 3,16x10-4 mW
Latihan soal
1. Jika daya sinyal input 23 Watt masuk ke sisitem dan diperkuat (gain) sebesar 5 dB berapa besar daya
keluaran sistem (watt) ?
G (dB)= 10 log (Pout/Pin)
5 dB = 10 log (Pout/23 Watt)  log (Pout/23 W) = 5/10 
Pout/23 W = log-1 (0,5)  Pout/23=3,16  Pout = 3,16x23 W=72,7 Watt

2. Jika daya sinyal input 45 mW masuk ke sistem dan diredam/dilemahkan (loss) sebesar 10 dB, berapa
besar daya keluaran (mW) ? G/L = 10 log (Pout/Pin)
-10 = 10 log (Pout/Pin)  -10/10 = log (Pout/Pin)  -1 = log (Pout/Pin) 
Pout/Pin = log-1 (-1) = 10-1  Pout/Pin = 0,1  Pout = 0,1 x 45mW = 4,5mW

3. Jika sebuah sinyal masuk dengan daya 35 watt kemudian keluar dari sistem dengan daya 79 watt,
tentukan berapa gain (penguatan) yang terjadi (dB) ? G (dB)= 10 log (79/35) = 3,5

4. Jika sebuah sinyal masuk dengan daya 80 mW kemudian keluar dengan daya 35 mW, tentukan berapa loss
(pelemahan) yang diberikan sistem ?

5. Jika sebuah sinyal masuk dengan daya 35 watt kemudian dikuatkan sistem sebesar 9 dB dan selanjutnya
mengalami redaman 3 dB, tentukan berapa Watt daya sinyal keluaran ?
• Diketahui suatu sistem telekomunikasi dengan menggunakan sistem
pentransmisian radio sebagai berikut :

• Jika sensitivitas penerima -30 dBm, agar link komunikasi dapat terjadi
berapa minimum daya yang harus dipancarkan ?

• Penyelesaian :
• Pterima = P pancar + gain antena pemancar –loss propagsi + gain antena
penerima
• -30dBm = Ppancar + 30 dB -110 dB + 30 dB
• -30 dBm = P pancar -50 dB
• Ppancar = 50 dB -30 dbm = 20 dBm
• P pancar = 102 =100 mW= 0.1 W

11/07/2021
• Pin = 10 watt = 10 dBW • Pin = 10000 mW = 40
= 10 log (P/1 Watt) dBm = 10 log (P/1
mWatt)
• Pout = 100 watt = 20
• Pout = 100000mW = 50
dBW dBm
• Gain = 10 log • Gain = 10 log
(100W/10W) = 10 dB (100000mW/10000mW)
• Pembuktian : = 10 dB
• Pembuktian :
• Pout = Pin + Gain
• Pout = Pin+ Gain
• 20 dBW = 10 dBW + 10 • 50 dBm = 40 dBm + 10
dB dB
Soal latihan 1
• Diketahui suatu sistem telekomunikasi dengan menggunakan sistem pentransmisian
radio sebagai berikut :
• PT = 1 W
• GT = 10 dB
• GR = 3 dB
• F = 900 Mhz
• Sensitivitas Penerima (Level daya terima minimum) = -50 dBm
• Jika Persamaan model Loss propagasi = 32,45 +20 log F(Mhz) + 20 log d (Km)
• Tentukan berapa jarak terjauh yang mampu dijangkau oleh sinyal (berapa radius
jangkauan sinyal d (km)
• Pr = Pt + Gt+Gr-loss
• -50 dBm = 30 dbm +10 db +3dB -loss  loss = 30dBm+10 dB+3 dB+50 dbm = 93 dB
• 93 dB = 32,45 +20 log 900 + 20 log d
• 20 Log d = 93 dB- 32,45- 59,08 = 1,47  log d = 1,47/20 =0,0735
• d = 100,0735 = 1,18 km
• Jika
• Luas 1 sel = 2,59 x 1,182 = 3,63 km2
• luas daerah yang akan dilayani = 50 km2 maka estimasi awal jumlah sel 50 km2/ 3,63 km2 =
13,77 - jumlah sel 14 sel
• Sebuah kabel memberikan kerugian 1 dB per kilometer, maka
kabel sepanjang 6,5 km menghubungkan pemancar dan sistem A,
dan menghubungkan sistem A dan B sejauh 8 Km dan jarak antara
sistem b ke Receiver 5 Km. Jika sistem A memberi rugi-rugi 3 dB
dan Sistem B memberi penguatan 15 dB, berapa yang minimal
daya yg harus dikirimkan jika sensitivitas receiver -10 dBm
• Penyelesaian :
• Total pajang kabel = 6,5 km +8 km + 5 km = 19,5 km
• Loss kabel =19,5 km x 1dB/km = 19,5 dB
• Total Loss sistem = 19,5 dB+ 3 dB -15 dB= 7,5 dB
• Pr = Pt –loss  -10 dBm = Pt – 7,5 db  pt = -2,5 dbm =10-0,25=
0,56 mW
11/07/2021
JENIS MEDIA TRANSMISI
1. Media transmisi fisik
Media transmisi fisik disebut juga dengan jaringan fisik (network)
Jaringan fisik itu sendiri merupakan media transmisi yang dapat dilihat dan
diraba secara fisik keberadaannya.
 Dilihat dari cara penempatan-nya ( pemasangannya ) dibedakan atas :
– Saluran atas tanah
• Jaringan ini dipasang diatas tanah dengan cara menggantungnya pada
tempat-tempat tinggi seperti tiang-tiang telephone.
– Saluran bawah tanah
• Jaringan ini ditanam ditanah, kabel dengan jenis jaringan seperti ini
memerlukan mutu isolasi yang tinggi (tahan air,tahan tahan kelembaban)
• Saluran kabel bawah laut (termasuk dalam saluran bawah tanah hanya
ditanam didasar laut)

11/07/2021
 Jaringan bawah tanah Terdiri atas:
– Tanam langsung : ditanam dengan menggali tanah,kemudian kabel ditanam
kembali seperti kabel telephone bawah tanah. Jaringan ini biayanya mahal.

– Kabel Duct : kabel dimasukan ke dalam pipa, kemudian pipa ditanam


dibawah permukaan tanah, setelah itu permukaan tanah dicor dengan
beton, pipa peralon yang digunakan tahan dengan air dan kelembaban
tanah.

– Kabel laut (submarine cable): kabel ini dipasang dibawah permukaan laut .
jenis kabel ini berisolasi sangat kuat untuk keperluan menyalurkan informasi
telekomunikasi.

– contoh: kabel laut yang menghubungkan Jakarta-Singapura. Sistem ini


dikenal dengan SKKL(Sistem Komunikasi Kabel Laut).

11/07/2021
 Dilihat dari cara dan bahan pembuatannya dibedakan atas :

 Saluran kabel terbuka ( open wire )


– Open wire : saluran ini dibuat dari kawat tembaga atau kawat besi tanpa
pembungkus (isolasi), lebih banyak digunakan untuk saluran lokal (dalam kota),
ada juga yang terbuat dari baja dilapisi tembaga, jaringan dengan kawat berlapis
tembaga ini untuk saluran antar kota.

 Saluran kabel terpilin ( twisted copper wire )


– Twisted copper wire : kawat yang terpilin dalam satu selongsong kabel.masing-
masing kabel terbungkus terpisah agar tidak terjadi induksi antar
kabel.pemasangan kabel berpasangan ini biasanya digatungkan pada tiang-tiang
telephone sehingga disebut kabel gantung.

 Saluran kabel koaksial ( coaxial wire )


– Coaxial cable : kabel ini terbuat dari dua buah konduktor (penghantar).kabel ini
berkapasitas besar,yang dipakai untuk menyalurkan lalulintas telekomunikasi yang
padat.

 Saluran kabel serat optik ( fibre optic )


– Fibre optic : kapasitas besar, kualitas pentransmisian lebih bagus
11/07/2021
JENIS MEDIA TRANSMISI
2. Media transmisi non fisik

• Media ini juga disebut juga media transmisi radio, karena menggunakan gelombang radio
sebagai penyalur informasi.
• informasi ditumpangkan melalui gelombang radio yang dipancarkan oleh stasiun
pemancar (Transmitter = Tx) dan diterima oleh pesawat penerima (Receiver = Rx)

 Dapat dibedakan atas :


– Transmisi radio terrestrial
• Transmisi terresterial (terra = bumi) merupakan gelombang radio yang masuk
merambat tidak jauh dan sejajar dengan permukaan bumi (tanah).
• Mis: dua stasiun radio yang berada di kota yang sama, bekerja pada frekuensi
yang berlainan agar tidak saling mengganggu.

– Transmsis radio satelit


• Transmisi satelit menggunakan satelit sebagai repeater stasiun pengulangnya.
Contohnya : satelit PALAPA berfungsi sebagai repeater dalam jaringan SKSD di
Indonesia.pada dasarnya cara kerja transmisi satelit sama dengan transmisi
gelombang.

11/07/2021
Giuded Media

Ada 4 tipe untuk Guided Media :


1. Open Wire
2. Twisted Pair
3. Coaxial Cable
4. Optical Fibre
TWISTED PAIR
Kabel Coaxial
Gambaran Umum Serat Optik
• Serat optik adalah suatu
bumbung gelombang yang
berisi dielektrik dengan indeks
bias tertentu yang digunakan
untuk merambatkan energi
elektro magnetik pada frekuensi
antara 300 – 600 Tera Hertz
(frekuensi optik).

• Serat optik terdiri dari core (inti)


dan cladding (selubung inti).
Gambaran Umum Serat Optik
• Fungsi core adalah sebagai
penyalur gelombang
cahaya.

• Cadding berfungsi untuk


memperkecil rugi-rugi
permukaan serta
mengarahkan gelombang
cahaya tersebut.

• Adapun gambar skema


pemampang dari serat
optik (fiber optic) dapat
dilihat pada gambar
disampiang:
Gambaran Umum Serat Optik
• Indeks bias bahan core harus lebih besar dari indeks bias bahan cladding.

• Bahan core tidak harus terbuat dari bahan yang sejenis dengan cladding, jadi
serat optik (fiber optic) bisa terbuat dari selembar senar transparant yang
berfungsi sebagai core dengan cladding udara

• Dalam bidang komunikasi optik, bahan serat optik (fiber optic) dibuat dari bahan
silica yang murni, baik sebagai core maupun cladding.

• Untuk membedakan antara indeks bias core dan cladding, bahan silica murni
tersebut diberi campuran yang kadarnya berbeda untuk core dan cladding.

• Bentuk pemampang kabel serat optik (fiber optic) yang berbentuk lingkaran
diameter standarnya adalah 125 μm (10-6 meter) atau sekitar 1/8 mm.
Gambar 2.4.
Skema jalannya sinar dalam serat optik
( fiber optic)
(a). Step Indexed (b). Graded Indexed
Jenis-jenis Fiber Optik
• dilihat dari ukuran
diameter core-nya kita
mengenal adanya dua tipe
dasar kabel serat optik
(fiber optic) yaitu :
• Mode tunggal
(single mode/mono
mode)
• mode jamak (multi
mode).

11/07/2021
Jenis-jenis Fiber Optik
• kabel serat optik (fiber optic) jenis single mode ini jauh lebih mahal harganya
bila dibandingkan dengan kabel serat optik (fiber optic) jenis multi mode,
• Tetapi kabel serat optik jenis single mode ini pengunaannya atau fungsinya
lebih efektif dibanding dengan jenis kabel serat optik (fiber optic) multi mode.
• Tabel Bit Rate dan Jarak Repeater pada serat optik (dalam km)
Jenis-jenis Fiber
Optik
• Apabila ditinjau dari
distribusi indeks bias
core, kabel serat
optik (fiber optic)
dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu :
– step index
– graded index.
Serat Optik

– Step indeks : pada serat optik step indeks,


core memiliki indeks bias yang homogen.

– Graded indeks : indeks bias core semakin


mendekat ke arah cladding semakin kecil.
Jadi pada graded indeks, pusat core
memiliki nilai indeks bias yang paling besar.
Serat graded indeks memungkinkan untuk
membawa bandwidth yang lebih besar,
karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat
diminimalkan.
Radio Communication Link
Secara sederhana, skema link komunikasi radio terdiri dari transmitter (T),
receiver (R), and kanal propagasi.
Karakteristik utama dari keluaran suatu link tergantung pada kondisi
propagasi radio dalam berbagai jenis/kondisi lingkungan.
FREQUENCY BAND FOR RADIO COMMUNICATIONS
• Extremely low and very low frequencies (ELF and VLF)
– ELF frequencies dibawah 3 kHz dan VLF dari 3 KHz sampai 30 KHz
– VLF and memiliki gelombang yang merambat melalui pemandu gelombang
yang terbentuk dari permukaan bumi dan ionosfir ada jarak yang jauh dengan
tingkat redaman ang rendah (0.1 sampai 0.5/1000km)

• Low frequencies (LF)


– Frekuensi dari 30 kHz sampai 3 MHz
– Banyak di gunakan untuk komunikasi radio siaran
– Karena propagasi gelombang radio ini sepanjang permukaan bumi maka
disebut gelombang permukaan

• High frequencies (HF)


– Alokasi frekuensi dari 3 MHz sampai 30 MHz
– Signal pada spektrum ini merambat dengan dengan menggunakan refleksi
yang disebabkan oelh lapisan inonosfir
– Digunakan untuk komunikasi pesawat terbang dan untuk komunikasi jarak
jauh
FREQUENCY BAND FOR RADIO COMMUNICATIONS

• Very high frequencies (VHF) dan Ultra high


frequencies (UHF)
– VHF :Lokasi frekuensi dari 30 hz sampai 300 MHz; UHF
Frekuensi dari 300 Mhz sampai 3 GHz
– Biasa digunakan untuk komunikasi TV, sistem radar dan
nagivasi
– Frekuensi band ini juga dapat digunakan untuk link
komunikasi microwae, satelit komunikasi
• Super High Frekuensi (SFH) : 3 – 30 GHz
dan Extremely High Frekuensi (EHF) : 30 – 300 GHz
– Microwave Frekuensi, komunikasi satelit
Figure 1: “A Microwave station is an earth-based reflective dish that
contains the antenna and other equipment necessary for microwave
communications” (Shelly, Cashman, & Vermaat, 2002, p. 9.38).
Terrestrial Microwave Transmission

142
Terrestrial Microwave Transmission
Often, microwave antennas are on towers and
buildings

143
beberapa jenis lintasan propagasi yang merupakan
mekanisme perambatan gelombang radio di udara bebas
Ilustrasi propagasi troposfir (troposcatter)
PROPAGASI GARIS PANDANG (LINE OF SIGHT)
 Sesuai dengan namanya, propagasi secara garis pandang yang lebih dikenal dengan line of
sight propagation , mempunyai keterbatasan pada jarak pandang.

 Dengan demikian, ketinggian antena dan kelengkungan permukaan bumi merupakan


faktor pembatas yang utama dari propagasi ini.

 Jarak jangkauannya sangat terbatas, kira-kira 30 – 50 mil per link, tergantung topologi
permukaan buminya.

 Dalam praktek, jarak jangkaunya sebenarnya adalah 4/3 dari line of sight (untuk K = 4/3),
karena adanya faktor pembiasan oleh atmosfir bumi bagian bawah.

 Propagasi line of sight, disebut dengan propagasi dengan gelombang langsung (direct
wave), karena gelombang yang terpancar dari antena pemancar langsung berpropagasi
menuju antena penerima dan tidak merambat di atas permukaan tanah. Oleh karena itu,
permukaan bumi/tanah tidak meredamnya.

 Selain itu, gelombang jenis ini disebut juga dengan gelombang ruang (space wave),
PROPAGASI GARIS PANDANG (LINE OF SIGHT)
 Propagasi jenis ini merupakan andalan sistem telekomunikasi masa
kini dan yang akan datang, karena dapat menyediakan kanal
informasi yang lebih besar dan keandalan yang lebih tinggi, dan
tidak dipengaruhi oleh fenomena perubahan alam, seperti pada
propagasi gelombang langit pada umumnya.

 Band frekuensi yang digunakan pada jenis propagasi ini sangat


lebar, yaitu meliputi band VHF (30 – 300 MHz), UHF (0,3 – 3 GHz),
SHF (3 – 30 GHz) dan EHF (30 – 300 GHz), yang sering dikenal
dengan band gelombang mikro (microwave).

 Aplikasi untuk pelayanan komunikasi, antara lain : untuk siaran


radio FM, sistem penyiaran televisi (TV), komunikasi bergerak,
radar, komunikasi satelit, dan penelitian ruang angkasa.
MAIN PROPAGATION CHARACTERISTICS
• Refleksi :
– terjadi ketika pemancar gelombang elektromagnetik mengenai object
yang memiliki dimensi yang sangat besar dibandingkan panjang
gelombang
– Refleksi terjadi pada permukaan bumi, bangunan ,tembok, dan
panghalang yang lain.

• Refraksi :
– Pembiasan digambarkan sebagai pembelokan gelombang radio yang
– melewati medium yang memiliki kepadatan yang berbeda. Seperti
gelombang RF yang melewati medium yang lebih padat gelombang
akan akan cenderung melewati arah yang lain, seperti diilustrasikan
pada Gambar
MAIN PROPAGATION CHARACTERISTICS
• Refleksi :
– terjadi ketika pemancar gelombang elektromagnetik mengenai object
yang memiliki dimensi yang sangat besar dibandingkan panjang
gelombang
– Refleksi terjadi pada permukaan bumi, bangunan ,tembok, dan
panghalang yang lain.

• Refraksi :
– Pembiasan digambarkan sebagai pembelokan gelombang radio yang
– melewati medium yang memiliki kepadatan yang berbeda. Seperti
gelombang RF yang melewati medium yang lebih padat gelombang
akan akan cenderung melewati arah yang lain, seperti diilustrasikan
pada Gambar
• Scattering :
– Penyebaran terjadi ketika medium dimana
gelombang merambat mengandung object yang kecil
dibandingkan dengan panjang sinyal gelombang, dan
jumlah object perunit volume sangat besar.
– Gelombang menjadi tersebar dihasilkan dari
perrmukaan kasar, benda kecil,
• Difraksi :
– terjadi ketika garis edar radio antara pengirim dan
penerima dihambat oleh permukaan yang tajam atau
dengan kata lain kasar
• Gedung2 → difraksi → diffraction loss
• Refleksi → gelombang
elektromagnetikmerambat pada path yang
memiliki panjang yang berbeda 2
• Interaksi antara gelombang ini menyebaka
multipath fading pada lokasi tertentu
• Kuat sinyal akan menurun sering denan
peningkatan jarak Tx dan Rx
 Propagasi gelombang radio tergantung pada beberapa hal :
 Obstacle (benda-benda penghalang antara pemancar dan
penerima)
 Frekuensi gelombang elektromagnetik dan bandwitdh informasi
yang dikirim
 Gerakkan pengirim dan penerima dikenal sebagai efek Doppler

 Karakteristik dari kanal propagasi diantaranya adalah:


 Redaman propagasi (selisih daya pancar dan daya terima
 Fading (fluktuasi daya diterima disebabkan perubahan “kondisi”
kanal propagasi selama terjadinya komunikasi
 Penyebab fading umumnya adalah penjumlahan gelombang
medan yang melewati lintasan yang berbeda-beda sehingga
mengalami “perlakukan” kanal propagasi yang berbeda dalam hal
amplitudo dan fasanya
Kanal Idel (AWGN)

• Ideal Channel
detection
Ideal channel
Transmitted
bit
AWGN
• Ideal Channel pass all signal spectral without distortion (channel BW
is infinite, frequency response is flat for all frequencies)
• The only impairment is the AWGN
• The received signal is deterministic using the statistics of AWGN
(Gaussian distribution)
Kanal real (fisik)

 Physical Channel
detection
Physical Channel

Transmitted
AWGN
bit

 Physical channel has a limited bandwidth


 Only significant component of signal spectral is
passed through the channel  distortion
 Signal BW must equal or less than Channel BW 
How to make signal BW <= Channel BW ??
SISTEM KOMUNIKASI ANALOG

FITRILINA
Apa itu Modulasi ?
 Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal
pembawa (carrier) yang berfrequency tinggi sesuai
sinyal informasi (pemodulasi) yang frequencynya lebih
rendah, sehingga informasi tadi dapat disampaikan.

 Proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input

 Tujuan utama modulasi adalah untuk menghasilkan sinyal


termodulasi yang sesuai dengan karakteristik saluran
transmisi.
Apa itu Modulasi ?
• Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap
sinyal input

• Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke


tempat lain, sinyal tersebut harus ditumpangkan pada sinyal
lain.

• Dalam konteks radio siaran, sinyal yang menumpang adalah


sinyal suara, sedangkan yang ditumpangi adalah sinyal radio
yang disebut sinyal pembawa (carrier).

• Jenis dan cara penumpangan sangat beragam. Yaitu untuk jenis


penumpangan sinyal analog akan berbeda dengan sinyal
digital. Penumpangan sinyal suara juga akan berbeda dengan
penumpangan sinyal gambar, sinyal film, atau sinyal lain.
Mengapa Perlu Modulasi ?
 Supaya sinyal dapat ditrsnmisikan sesuai dengan karaketer
medium transmisinya
 Unntuk memudahkan pengaturan alokasi frekuensi radio ( diterbitkan
oleh ITU-T )
Modulation
• Tujuan utama modulasi adalah untuk
menghasilkan sinyal termodulasi yang
sesuai dengan karakteristik saluran
transmisi.

• Beberapa manfaat lain dari modulasi :


1. Mendapatkan transmisi yang efisien
2. Mengatasi keterbatasan hardware
3. Mengurangi noise dan interferensi
4. Untuk penempatan frekuensi
Basic Types of Modulation

1. Continuous Wave (CW) Carrier Modulation


• Gelombang pembawa (carrier waveform) berupa gelombang
kontinyu (biasanya sinusoidal)
• Salah satu parameter dari gelombang pembawa diubah sesuai
bentuk sinyal informasi yang akan ditransmisikan

2. Pulse Modulation

• Gelombang pembawa (carrier waveform) berbentuk pulsa


(biasanya pulsa persegi/rectangular)
• Salah satu parameter dari pulsa gelombang pembawa diubah
sesuai bentuk sinyal informasi yang akan ditransmisikan
Jenis Modulasi
 Modulasi Analog
 Modulasi Sinyal Continue (continues wave) :
 Amplitude Modulation (AM)
 Modulasi Sudut (Angle Modulation) :
– Phase Modulation (PM)
– Frequency Modulation (FM)

 Modulsi Pulsa
 Pulse Amplitude Modulation (PAM)
 Pulse Wide Modulation (PWM)
Pulse Code Modulation (PCM)
Modulasi Analog

• Modulation Theorem  Frequency Transalation


• Shifting atau pergeseran dari spektrum didalam frequency domain
• Merubah atau menempatkan frekwensi rendah menjadi frekwensi yang lebih tinggi
agar dapat dikirimkan/ditransmisikan melalui media transmisi.
carrier wave

frekuensi
0 4 KHz fc

Jenis-jenis modulasi analog :


1. Amplitude modulation (AM)
2. Frequency modulation (FM)
3. Phase Modulation (PM)
Amplitudo, Frekuensi, Phase
cycle (T)

voltage
+90 0
A B
C
B
A
1800 00 π 2π
0 time (t)
C
Amplitude (V)
-90 0

Amplitudo
Nilai maksimum dari besaran elektrik (mis voltage) dari gelombang

Frekuensi
Jumlah cycle yang dihasilkan dalam satu detik (cycles per second atau Hertz)

Phase
Gelombang A dengan phase 00
Gelombang B dengan selisih phase -900 (lebih lambat) terhadap A
Gelombang C dengan selisih phase +90 0 (lebih cepat) terhadap A
 Modulasi Digital :
 Amplitude Shift Keying (ASK)
 Frequency Shift Keying (FSK)
 Phase Shift Keying (PSK)
 Quadrature Amplitude Modulation (QAM)
dll
LINEAR MODULATION
Double Side Band Modulation (AM)
• Modulasi :
 Proses dimana karakteristik sebuah gelombang (sinyal pembawa) berubah
sesuai/berpadanan dengan karakteristik gelombang lain (sinyal informasi).
• Modulasi Linier
 Proses pemodulasian dimana terdapat hubungan yang linier antara
karakteristik sinyal yang termodulasi dengan karakteristik sinyal informasi
(sinyal pemodulasi) contohnya : DSB-AM, DSB-SC,SSB,VSB
• Modulasi Amplitudo
 Amplitudo gelombang pembawa berubah sesuai/berpadanan dengan
gelombang informasi
• Double Side Band Modulation – AM / (DSB-AM)
 = Modulasi Amplitudo : Dua side band (USB + LSB) + Sinyal carrier
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Persamaan Sinyal
Product Modulator untuk AM
Multiplier
S. Info
X + Sinyal DSB-AM
m(t)

~
Ac cos ωct

S AM  Ac 1  m(t ) cos  c t
S AM  Ac cos  c t  Ac m(t ) cos  c t
S AM  Ac cos  c t  Ac Am  cos  c t  cos  m t 
Ac Am Ac Am
S AM  Ac cos  c t  cos  c t   m t   cos  c t   m t 
   
SINYAL CARRIER  2         2       
UPPER SIDE BAND LOWER SIDE BAND
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Bentuk Sinyal
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Spektrum dan Bandwith Sinyal
AMPLITUDE MODULATION
•AM process produces upper
and lower sidebands plus
original carrier.
•Sidebands are original signal
bandwidth and spectrum
shifted in frequency. Total
bandwidth is 2 times original
bandwidth.
•Significant energy remains in
carrier.
•DSB-SC and SSB are techniques
that provide for more energy
efficient transmission and lower
modulated signal bandwidth
requirements.
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Persen Modulasi
• Persen Modulasi (Faktor Modulasi):
 Perbandingan antara puncak envelope yang diukur dari harga acuan terhadap
harga acuan (gel.tak termodulasi),dinyatakan dalam persen.

• % Positif Modulasi ( Faktor Positif Modulasi):


Amax  Ac
% Positif Modulation   100%  max m t    100%
Ac
• % Negatif Modulasi ( Faktor Negatif Modulasi):
Ac  Amin
% Negatif Modulation   100%   min m t    100%
Ac
• % Overall Modulation:
Amax  Amin max m t    min m t  
% Modulation   100%   100%
2 Ac 2
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Daya sinyal dan efisiensi Modulasi
• Normalize average power :
1 1 1
s2 t  gt  Ac 1  m t    Ac2 1  m t  
2 2 2

2 2 2
1 2
s  t   Ac 1  2m t   m  t 
2 2

2
1 2 1 2
s  t   Ac  Ac m t   Ac m  t 
2 2 2

2 2
• Jika sinyal pemodulasi m(t) tidak mempunyai komponen dc :
1 2 1 2
s2 t  Ac  Ac m 2  t 
2 2
= Daya Carrier + Daya Dua Side band

m
2
 t = Daya sinyal yang mengandung informasi ≤ 1
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Efisiensi Modulasi
• Efisiensi Modulasi :
 Persentase daya total sinyal termodulasi yang mengandung
informasi:
• Efisiensi Modulasi pada AM:
m t
2

E   100%
1  m t
2

• Normalize Peak Envelope Power (PEP)


2
A
PPEP  1  max m t  
c 2

2
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Demodulasi
• Demodulasi :
 Proses untuk mendapatkan kembali sinyal informasi dari sinyal
termodulasi
• Proses demodulasi dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Dengan menggunakan carrier recovery (detektor Sinkron/
detektor koheren)
2. Tanpa menggunakan carrier recovery (detektor non
koheren)
• Sinyal termodulasi DSB-AM dapat menggunakan kedua cara
tersebut.
– Detektor Koherent dengan menggunakan product detector
– Detektor Non Koheren dengan menggunakan Envelope
Detector
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Demodulasi : Envelope Detector
• Envelope detector :
Rangkaian yang menghasilkan output berupa real envelope dari sinyal
inputnya. Rangkaiannya sederhana dan biaya murah tetapi tidak dapat
bekerja dengan baik pada kondisi over modulasi.
• Hal 224 Burce Carlson
LINEAR MODULATION:DSB-AM
Demodulasi : Product Detector
X LPF
SAM X(t)
Y(t) Asumsi : fasa carrier recoveri
Sinkron dengan fasa sinyal carrier
Ac cos Pada modulator
ωct

S AM  Ac 1  m(t ) cos  c t 
Y (t )  { X (t )  LPF }
X (t )  ( S AM  Ac cos  c t 
X (t )   Ac 1  m(t ) cos  c t  Ac cos  c t 
X (t )  Ac cos  c t  cos  c t   Ac m(t ) cos  c t  cos  c t  
2 2

1  1 
X (t )  Ac2   cos 2 c t   cos 0    Ac2 m(t )  cos 2 c t   cos 0  
2  2 
2 2
A A
Y  t   c  c m(t )
2 2
LINEAR MODULATION:DSB-SC
Persamaan Sinyal & Modulasi

m(t)
X

SAM = Ac m(t) cos ωct

Ac cos ωct

S AM  Ac m(t ) cos  c t
S AM  Ac Am  cos  c t  cos  m t 
Ac Am Ac Am
S AM  cos  c t   m t   cos  c t   m t 
 2         2       
UPPER SIDE BAND LOWER SIDE BAND
LINEAR MODULATION:DSB-SC
Spektrum dan Bandwith Sinyal
LINEAR MODULATION:DSB-SC
Demodulasi : Product Detector
Envelope detector tidak dapat digunakan secara
X LPF langsung pada demodulasi Sinyal DSB-SC, karena
SAM X(t)
Y(t)
komponen carrier tertekan (sangat kecil), dan
Ac cos terjadi over modulasi
ωct+  KECUALI sinyal DSB-SC diberi Carrier dahulu
Asumsi terjadi beda fasa kemudian baru digunakan envelope detector
Antara carrier modulator
Dengan carrier recovery
Sebesar 
S DSB  SC  Ac m(t ) cos  c t 
Y (t )  { X (t )  LPF }
X (t )  ( S DSB  SC  Ac cos  c t   
X (t )   Ac m(t ) cos  c t   Ac cos  c t   
X (t )  Ac2 m(t ) cos  c t  cos  c t    
Ac2 m(t )
X (t )   cos 2 c t  cos    LPF
2
2
Ac m(t )
Y t  cos 
2
Pengaruh Beda Phasa
• Jika tidak terdapat beda phasa (φ = 0) maka sinyal hasil demodulasi
yang diperoleh akan maksimal (proporsional dengan sinyal informasi
awal ) yaitu sebesar : (Ac2 /2) m(t)

• Jika terdapat beda phasa dengan nilai konstan (φ = c) maka sinyal


hasil demodulasi yang diperoleh akan mengalami redaman dengan
nilai konstant sebesar cos φ, tetapi sinyal hasil demodulasi tidak
mengalami distrorsi

• Jika terdapat error phasa dengan nilai konstan (φ = c(t) ), dimana φ


bersifat berubah secara random terhadap waktu sehingga cos φ juga
berubah-ubah maka sinyal hasil demodulasi yang diperoleh akan
mengalami distorsi. Oleh karena itu digunakan detector Koherent
yang memiliki rangkaian penyinkron fasa dan frekuensi dari sinyal
carrier pada transmitter dengan sinyal carrier pada receiver
LINEAR MODULATION
Single Side Band (SSB)
• SSB
 Proses modulasi yang hanya mengirimkan salah satu side band,
mengirimkan upper side band (USB) atau lower side band (LSB).
• SSB-Supressed Carrier
 Proses modulasi SSB yang mengalami penekanan carrier
• Upper Single Side Band Signal (USSB)
 Sinyal yang memiliki nilai spektrum nol untuk | f | < |fc|,
dimana fc adalah frekuensi carrier
• Lower Single Side Band Signal (LSSB)
 Sinyal yang memiliki nilai spektrum nol untuk | f | > |fc|
• Proses pembentukan sinyal SSB dapat dilakukan dengan beberapa cara :
 Filtering method
 Phasing method
 Weaver’s Method
LINEAR MODULATION:SSB
Filter Method
m(t) BPF
Product Modulator
Upper/Lower Sinyal SSB

Oscillator
f=fc

 Filter method / Frequency Discrimination Method


 Side band yang diinginkan berada dalam passband filter dan yang tidak
diinginkan berada dalam stopband filter
 Karakteristik filter yang tidak ideal dapat menyebabkan pemotongan
side band yang tidak sempurna
LINEAR MODULATION:SSB
Phasing Method
m(t) = Am cos ωmt
x(t)
X
m(t) +
Ac cos ωct
Am cos ωmt ∑
m(t)’ = Am sin ωmt
± S(t)
Pergeseran X Sinyal SSB
Phasa 900 y(t)

Ac sin ωct
Oscillator Pergeseran
f=fc Phasa 900

 Upper Side Band Signal : s(t) = x(t) – y(t)


 Lower Side Band Signal : s(t) = x(t) + y(t)
LINEAR MODULATION:SSB
Phasing Method
• Phasing method merupakan salah satu metoda pembentukan modulasi
SSB dengan melakukkan pergeseran Phasa sebesar 900 pada sinyal
informasi dan sinyal carrier. Pergeseran phasa dilakukan dengan tujuan
agar pada rangkaian penjumlah sinyal, sinyal yang tidak diinginkan akan
saling meniadakan sehingga yang terkirim hanya satu side band yang
diinginkan saja, yaitu USB atau LSB.

• X(t) = AcAm cos (ωct) cos (ωmt) = (AcAm / 2) {cos (ωct + ωmt) + cos (ωct -
ωmt)
• Y(t) = AcAm sin (ωct) sin (ωmt) = (AcAm / 2) {cos (ωct - ωmt) - cos (ωct +
ωmt)
• Jika ingin mengirimkan Upper Side Band maka
siynal X(t) – Sinyal Y(t) :

• SUSB = X(t) – Y(t) = AcAm cos (ωct + ωmt)

• Jika ingin mengirimkan Lower Side Band maka


siynal X(t) + Sinyal Y(t) :

• SUSB = X(t) + Y(t) = AcAm cos (ωct - ωmt)


LINEAR MODULATION:SSB
Weaver’s Method
(wo+90)±wm (wo+90)-wm
m(t)
Masukan Mod LPF Mod
(wc+wo-wm)+90
audio Balans 1 Audio Balans 3
Wo+90 (wc-wo+wm)-90
wc
Pergeseran Oscillator
Phasa 90 Pembawa RF
wo wc
Rangkaian
Oscillator Pergeseran Penjumlah s(t)
Pembawa Audio Phasa 90
wo wc+90 (wc+wo-wm)+90
Mod LPF Mod (wc-wo+wm)+90
Balans 2 wo±wm Audio wo-wm Balans 4
• Untuk Upper Side Band : output Modulator Balans 3 dijumlahkan dengan output Modulator
Balans 4
• Untuk Lower Side Band : input Modulator Balans 3 dipertukarkan dengan input Modulator
Balans 4 kemudian output masing-masing modulator balans tersebut dijumlahkan
LINEAR MODULATION:SSB
Spektrum, Bandwith dan Daya
• Spektrum :

• Bandiwidth :

• Daya : ...
LINEAR MODULATION:SSB
Demodulasi
LPF
SSSB SC X(t)
Y(t)

Ac cos
ωct+φ
• Jika yang dikirimkan USB maka demodulasi :
= { AcAm cos (ωct + ωmt) } Ac cos (ωct + φ)
= (Ac2 Am / 2) {cos (2ωct + ωmt + φ) + cos ( ωmt – φ );
(di inputkan ke LPF)
Y(t) = (Ac2 Am / 2) cos ( ωmt – φ )

Jika yang dikirimkan LSB maka demodulasi :


Dengan cara yang sama seperti diatas maka didapatklan sinyal hasil
demodulasi :
=(Ac2 Am / 2) cos ( ωmt + φ )
LINEAR MODULATION:SSB
Demodulasi : Pengaruh Beda Fasa
• Jika tidak terdapat beda phasa (φ = 0)maka sinyal hasil demodulasi yang
diperoleh akan maksimal (proporsional dengan sinyal informasi awal )
yaitu sebesar : (Ac2 Am / 2) cos ωmt = (Ac2 /2) m(t)

• Jika terdapat beda phasa maka sinyal hasil demodulasi akan mengalami
distrosi fasa terhadap sinyal informasi awalnya, dimana setiap komponen
frekuensi dari sinyal informasi asli akan mengalami pergeseran fasa

• Distrosi phasa untuk komunikasi suara dapat ditoleransi karena


pendengaran manusia relatif tidak sensitif terhadap distorsi phasa. Tetapi
untuk pentransmisiaan sinyal video dan music hal ini sama sekali tidak
dapat diterima.
LINEAR MODULATION
Vestigial Side Band (VSB)
• Pada beberapa aplikasi tertentu, spt televisi teknik DSB terlalu lebar
mengambil bandwidth transmisi dan teknik SSB terlalu mahal untuk
diimplementasikan meskpiun hanya menggunakan bandwidth sebesar fm
(1/2 bandwidth DSB)

• Kompromi antara DSB dan SSB menimbulkan teknik VSB

• VSB diperoleh dengan penekanan partial dari satu side band DSB

• Sinyal DDSB diredam dengan menggunakan Filter bandpass yang disebut


Vestigial Side Band Filter
Pembuatan Sinyal VSB
Sinyal VSB dapat dibangkitkan dengan
proses seperti terlihat pada diagram
blok berikut
m(t ) X VSB (t )
VSB
FILTER

2 cos c t
Spektrum VSB
X VSB ( )

 c c

Dalam VSB, sebagian (vestige) komponen bidang sisi bawah (LSB)


ikut ditransmisikan bersama komponen bidang sisi atas (USB) dan komponen
pembawa.
Hal ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa komponen USB
termasuk pembawa video benar-benar ditransmisikan secara keseluruhan.
Disamping itu juga didapatkan penghematan daya dan lebar bidang jika
dibandingkan dengan transmisi DSB
Demodulasi sinyal VSB
Sinyal VSB dapat didemodulasi dengan
cara synchronous detection

X VSB (t ) y (t )
LPF

cos c t
Modulasi Sudut / Modulasi Eksponensial
• Modulasi sudut / Modulasi eksponensial
 Sudut gelombang pembawa berubah sesuai/ berpadanan
dengan gelombang informasi kata lain informasi
ditransmisikan dengan perubahan sudut signal carrier
 Terdapat hubungan yang non linier (eksponensial) antara
karakteristik sinyal yang termodulasi dengan karakteristik
sinyal informasi (sinyal pemodulasi) contohnya FM,PM
• Sudut sinyal carrier berubah sesuai dengan sinyal informasi
dengan
• Persamaan Modulasi Sudut

• Complex Envelope :
S  t   Ac cos  c t    t  
j  t 
g (t )  Ac e
Modulasi Sudut : FM
• Bentuk dari modulasi sudut dimana frekuensi sinyal carrier
akan berubah-ubah disekitar harga tanpa modulasinya dan
perubahan ini berpadanan dengan sinyal informasi.

S  t   Ac cos  c t    t  
t
  t   D f  m   
• Df = Konstanta deviasi frekuensi
  (rad/volt-detik)
Modulasi Frekuensi
Modulasi Frekuensi : Frekuensi Sesaat

• Jika bandpass signal : s  t   Ac cos   t 


• dimana   t   ct    t 
• maka frekuensi sesaat adalah :
1 1   t  1   ct    t   1   t 
f i  t   i  t     f c
2 2 t 2 t 2 t
 t 
 D f  m   
1     f  D m t 
f i  t   f c c f
2 t
Modulasi Frekuensi : Deviasi Frekuensi
• Deviasi frekuensi dari frekuensi carrier adalah :
1   t 
f d  t   fi  t   fc  t  
2 t
• Deviasi frekuensi puncak :
 1   t  
F  max  ; tidak bernilai negatif
 2 t 

 1   t    1   t  
FPP  max    min  
 2  t   2  t 
Pada sinyal FM, deviasi frekuensi puncak berhubungan dengan
tegangan puncak dari sinyal pemodulasi
1
F  D f VP ; VP  max m t  
2
Modulasi Frekuensi :
Indeks modulasi Frekuensi
F Deviasi Frekuensi Puncak
f   ; untuk sin usoida B  f m
B Bandwitdh
• Bandwitdh transmisi : BT = 2 (βf + 1) B ; B = bandwitdh sinyal pemodulasi = fm

 F   F   1
BT  2  1 B  2F  2 B  2F  2   2F 1  
• Peningkatan
 BAmplitudo
   akan
sinyal pemodulasi m(t)   ΔF
 meningkatkan

sehingga
– meningkatkan bandwitdh sinyal FM
– tetapi tidak berpengaruh pada level daya rata-rata sinyal FM,
– Semakin besar VP maka spektralnya akan berada pada jarak yang semakin jauh dari
frekuensi carrier dan komponen spektral yang berada jauh dari fc akan mengalami
penurunan magnitude karena total daya dalam sinyal konstan
• Hal ini berbeda dengan sinyal AM, bahwa :Level modulasi mempengaruhi
daya sinyal AM tapi tidak berpengaruh pada bandwitdh
Narrow Band FM
m(t )  V cos 2f m t 
S FM  Ac cos 2f c t   cos 2f m t  
S FM  Ac cos 2f c t  cos  cos 2f m t  
 Ac sin  2f c t  sin   cos 2f m t  
jika  memiliki nilai rendah    1
maka cos    cos 2f m t    1
dan sin   cos 2f m t     cos 2f m t 
maka S FM bisa disederhanakan :
S FM  Ac  cos 2f c t    sin  2f c t  cos 2f m t  
 1 
 cos  2f c t    sin  2  f c  f m  t  
S PM  Ac  2
;
  1  sin  2  f  f  t  

 2
c m


Narrowband FM :    1
Wideband FM :    1
Fungsi Bessel
• Spektrum sinyal FM mengandung komponen carrier dan infinite set dari
frekuensi sisi yang ditempatkan secara simetris pada sisi frekuensi carrier
yang terpisah pada fm, 2fm,3fm,....nfm
• Untuk indeks modulasi yang kecil dibandingkan 1 maka hanya koefisien
bessel orde 0 dan 1 yang memiliki nilai yang signifikan, jadi sinyal FM terdiri
dari satu carrier dan sepasang frekuensi sisi pada fc ± fm
• Amplitudo komponen carrier berubah-ubah tergantung pada indeks
modulasi, komponen carrier yaitu pada J0(β)
• Envelope sinyal FM konstan jadi daya rata-rata dinormalisasi :
P =1/2 (Ac)2 atau jika menggunakan fungsi Bessel

1 2  2
P  Ac  J n   
2 n  
Fungsi Bessel
• Untuk menentukan spektrum sinyal termodulasi FM
Beberapa sifat fungsi Bessel (Jn(β))
1. J-n(β) = (-1)n Jn(β); untuk semua n, positif dan negatif
2. Untuk harga indeks modulasi yang kecil kita dapatkan
J0     1  J 0  0,25  0,98; J 0  0,5  0,94

J1      J1  0,25  0,12; J1  0,5  0,24
2
Jn     0  J 3  0,25  0; J 3  0,5  0

3. Jumlah koefisien kuadrat dari fungsi Bessel untuk orde -∞ sd


∞ adalah 1 

 n  1
J 2

n  
Fungsi Bessel
11/07/2021
Spektrum FM untuk beberapa β
FM dengan Fungsi Bessel
• Persamaan Sinyal FM :

 Ac  J    cos 2  f
n  
n c  nf m  t 
• Daya sinyal carrier pada FM
1
Pc  Ac2  J 02   
2
• Daya sinyal FM : 1 2  2
 Ac  jn   
2 n  

• Bandwitdh Transmisi
BT = 2 (βf + 1) B ;
Contoh soal
• Sebuah sinyal Carrier dengan AC = 5 Volt dan frekuensi 1 Mhz
dan sinyal informasi dengan frekuensi 100 KHz dimodulasi
Frekuensi. Jika Deviasi frekuensi puncak sebesar 200 KHz dan
indeks modulasi 2 maka tentukan : J0(β) = 0.2239 , J1(β) =
0.5767, J2(β) = 0.3528, J3(β) = 0.1289, n ≥ 4 = 0
• Daya frekuensi carrier pada sinyal FM ?
• Daya sinyal FM?
• Persamaan sinyal FM ?
• BT FM ?
• Gambarkan spekturm sinyal FM ?
Pembahasan
• a. Daya sinyal carrier pada FM
1 2 2 1 2
• Pc  Ac  J 0     5  0.22392  0.62664 watt
2 2

• b. Daya sinyal FM :
 3
1 1
 A  j    A  j  
2
c
2
n
2
c
2
n
2 2
n   n  3

 0.1289  0.3528    0.5767  0.2239 


1 2
2 2 2 2

 5  
2 
 0.5756  0.3528  0.1289
2 2 2


1
  25  0.9975  12.468Watt
2
• Persamaan Sinyal FM :

 Ac  J    cos 2  f
n  
n c  nf m  t 

  
 0.1289 cos 2  700  10 3 t  0.3528 cos 2  800  10 3 t  
 

 5
 0 .5767 cos 2
  900  10 3
t  0 
.2239 cos 2  1000  10 3
t  

  0 . 5767 cos 2
  1100  10 3
t  0 . 
3528 cos 2  1200  10 3
t  
 
 0.1289 cos 2  1300  10 3 t  

d. Gambar Spektrum sinyal FM
J0(β)= 0.2239 , J1(β) = 0.5767, J2(β) = 0.3528, J3(β) =
0.1289, n ≥ 4 = 0
MODULASI SUDUT : PM
• Proses modulasi dimana fasa gelombang pembawa
berubah-ubah sekitar harga tanpa modulasinya. Perubahan
fasa itu berpadanan dengan sinyal pemodulasi (amplitudo
s. Informasi)

S  t   Ac cos  c t    t  
  t   D P m t 

• Dp = Sensitivitas phasa modulator (rad/volt)


• Fasa berubah secara linier dengan sinyal informasi
m(t )  V cos 2f m t 
S PM  A cos 2f c t   cos 2f m t  
S PM  A cos 2f c t  cos  cos 2f m t  
 A sin  2f c t  sin  cos 2f m t  
jika  memiliki nilai rendah    1
maka cos  cos 2f m t    1
dan sin  cos 2f m t     cos 2f m t 
maka S PM bisa disederhanakan :
S PM  A cos 2f c t    sin  2f c t  cos 2f m t  
 1 
 cos  2f c t    sin  2  f c  f m  t  
S PM  A 2
;
  1  sin  2  f  f  t  

 2
c m


Narrowband PM
REFERENSI
• Leon W Couch, “ Digital and Analog
Communication System”, Prentice Hall, 2001
• Simon haykin, “ Communication System”,
Jhon willy & son, 2001
• Bernad Sklar, “ Digital
Communication”,Prentice Hall, 1988
• DLL (AKSES INTERNET)

11/07/2021
Sistem komunikasi
3 sks
Pertemuan 2
PAM (Pulse Amplitude Modulaion)

Sinyal informasi :analog waveform


nilai amplitudo kontinu
dan frekuensi berubah terhadap waktu
Pulse Amplitude Modulation
Keuntungan : Kerugian :
• Dengan durasi pulsa yang kecil • Dengan durasi pulsa yang kecil
Menyebabkan energi Menyebabkan bandwitdh yang
pentransmisian PAM lebih kecil Dibutuhkan jadi jauh lebih besar
• Adanya interval waktu antara • Noise performance PAM tidak
pulsa PAM dapat dimanfaatkan lebih baik dari pada pentransmisian
untuk melakukan TDM Sinyal baseband secara langsung

• PAM tidak baik digunakan untuk


Transmisi jarak jauh
• PAM berguna untuk pengkonversian
Sinyal analog ke sinyal PCM
• PAM berguna untuk TDM
3.2 Pulse Amplitude Modulation (PAM)

PAM :
• Proses konversi sinyal analog menjadi sinyal berjenis pulsa
(pulse-typed signal) dimana amplitudo pulsa menunjukkan
informasi analog.
• Proses pemodulasian dimana gelombang informasi mengubah
(memodulasi) amplitudo setiap sample pulsa (S. Pembawa)
sesuai dengan amplitudo sinyal informasi pada saat
penyamplingan
2 jenis PAM :
• Natural sampling
• Instantaneous sampling (Flat top PAM)
Natural Sampling

Jika w(t) adalah sebuah B hertz bandlimited waveform. Maka dapat dihasilkan
sinyal PAM menggunakan natural sampling dengan persamaan :

dimana :
w S  t   w  t  s t 

t  kTSrectangular
 sebuah 
s t      wave switching
k      dengan frekuensi
waveform fS  1  2B
: lebar pulsa TS

Duty cycle : Rasio lebar pulsa terhadap perioda pulsa


Natural Sampled PAM
Natural Sampling

Sinyal input analog

Pulsa Sampling

Hasil Sampling
Instantaneous Sampling (Flat-top sampling)

Jika w(t) adalah sebuah B hertz bandlimited waveform. Maka dapat


dihasilkan sinyal PAM menggunakan instantaneous sampling dengan
persamaan :

wS  t   w  kT  h t  kT 
S S
k  

dimana h(t) adalah :


t   1, t   2
h  t    
dan   0, t   2

  TS  1 f S dan f S  2 B
Instantaneous Sampling (Flat-top sampling)

• Ada dua proses pada pembentukan sinyal PAM Flat-top :


1. Instantaneous Sampling : penyamplingan sesaat pada sinyal
informasi w(t) setiap Ts detik dimana laju sampling fs = 1/Ts
diplih sesuai dengan teorema sampling
2. Lengthening : pemanjangan durasi setiap sample sampai
diperoleh suatu nilai konstanta tertentu (lebar pulsa)
Oleh karena itu proses ini disebut sample and hold
3.3 Pulse Code Modulation

Pulse Code Modulation (PCM) pada dasarnya adalah konversi sinyal analog
ke digital dimana informasi yang terkandung dalam instantaneous sample
sinyal analog direpresentasikan dengan data digital.

PCM sangat populer karena :


• Dapat menggunakan rangkaian digital yg relatif murah cost-nya
• Sinyal PCM dapat disatukan dengan data lain dengan sistem multipleksing
• Probability error dapat diperkecil dengan menggunakan teknik
pengkodean yang sesuai
Tiga Proses Dasar PCM
Sampling
• Sampling : mendiskritkan waktu kontinu
• Teorema Nyquist :
Sinyal informasi analog dapat direkonstruksi
dari sinyal tersamplingnya jika frekuensi
penyamplingan (fs) >= 2B (B = frekuensi
tertinggi dari sinyal informasi analog)
• Jika fs < 2B maka terjadi aliasing
• Sistem telekomunikasi: Speech analog signal
merupakan bandlimited pada 300 – 3400 Hz
dan disampling pada 8000Hz
Quantisasi
• Kuantisasi : Transformasi amplitudo sampling
(kontinu) ke dalam amplitudo diskrit

• Quantizer ada 2 :
– Uniform Quantizer : step size sama
– Non uniform Quantizer ( Companding quantizer ) :
Step size variabel
Pengkodean
• Pada PCM pengkodean bisa dilakukan pada :
1. Nomor dari level kuantisasi (natural code)
2. Nilai tegangan pada level kuantisasi
memiliki 1 bit pertama untuk tanda
Sinyal PCM (Sampling, Quantisasi, Coding)

Sinyal input
analog

Pulsa
Sampling

Sinyal PAM

Kode PCM
Kode PCM 3 Bit

+/- Magnitude Nilai Desimal Interval Kuantisasi


(V)
1 11 +3 +2.5 to +3.5
1 10 +2 +1.5 to +2.5
1 01 +1 +0.5 to 1.5
1 00 +0 0 to +0.5
0 00 -0 0 to -0.5
0 01 -1 -0.5 to -1.5
0 10 -2 -1.5 to -2.5
0 11 -3 -2.5 to -3.5
Uniform Quantizer
• Jumlah bit = n
• Jumlah level kuantisasi
M = 2n
• Rentang dinamik =
Tegangan puncak ke
puncak
• Step Size=
rentang dinamik /
Jumlah Level
• Nilai tengah step size =
nilai level kuantisasi
Non Uniform Quantizer : Companding
Quantizer
• Sinyal suara (analog) cenderung memiliki amplitudo
mendekati harga nol dibanding harga maksimumnya
sehingga step size diturunkan mendekati nol dan
ditingkatkan untuk nilai amplitudo yang besar.
• Teknik ini disebut Non-Uniform Quantizer.
• Dua jenis kompresi:
– -law compression
– A-law compression
• Pada transmitter dilakukan kompresi dan pada
receiver dilakukan ekspansi. Kombinasi compressor dan
expandor dinamakan dengan compandor.
Companding
• Companding refers to the process of first compressing an analog signal at the source,
and then expanding this signal back to its original size when it reaches its destination.

• The term companding is created by combining the two terms, compressing and
expanding, into one word.

• At the time of the companding process, input analog signal samples are compressed
into logarithmic segments.

• Each segment is then quantized and coded using uniform quantization.

• The compression process is logarithmic.

• The compression increases as the sample signals increase. In other words, the larger
sample signals are compressed more than the smaller sample signals.

• This causes the quantization noise to increase as the sample signal increases.

• The ITU−T standards for companding are called A−law and u−law.
A-law compression

 Ax 1
 ; 0 x 
Vout  1  ln A A
 1  ln  A x  1
 sign( x) ;  x 1
 1  ln A A
Output

where A is the compression


parameter (A=87.7 in Europe), and x
is the normalized integer to be
compressed.

input
-law compression
ln(1   x )
Vout  sign( x) ;
ln(1   )
0  x 1
x  input

where m is the compression


parameter (m =255 in the U.S. and Japan) and
x is the normalized integer to be compressed.
Contoh Quantizer dengan =255
Contoh A-Law
• Kompresi A-law 8 bit : A= 87,6
• Teknik segmentasi A-law sama dengan Mu=255,
kecuali, bahwa:
Segmen 1 : 16 step dengan step size Δ
Segmen 2 : 16 step dengan step size Δ
Segmen 3 : 16 step dengan step size 2Δ
Segmen 4 : 16 step dengan step size 4Δ
Dst.
Sign bit 1 untuk negatif dan 0 untuk positif
Differences Between A−law and u−law

• Different linear approximations lead to different lengths


and slopes.

• The numerical assignment of the bit positions in the


eight−bit code word to segments and the quantization
levels within segments are different.

• A−law provides a greater dynamic range than mu−law.

• Mu−law provides better signal/distortion performance for


low level signals than A−law.
Bandwidth of PCM Signals

Bandwidth sinyal PCM ditentukan oleh :


• Bit rate data yg ditransmisikan ( R = n  fS )
n : jumlah bit per sample
fS : frekuensi sampling
• Pulse shape ( bentuk pulsa digital ) yang digunakan
• Definisi bandwidth yg digunakan

Contoh :

BPCM = R = nfS
untuk pulsa rectangular, yang umum digunakan.

Fs =>= 2B
B = bandwidth sinyal analog
Jadi bandwidth sinyal PCM jauh lebih besar dari sinyal analog
Effects of noise
• 1. Quantizing noise yang disebabkan oleh M –step quantizer pada PCM transmitter
• 2. Bit error in the recovered PCM signal

the ratio of the recovered analog peak signal power to the total average noise power is given
by :

And the ratio of the average signal power to the average noise power is

M is the number of quantized levels used in the PCM system


Pe is the probability of bit error in the recovered binary PCM signal at the receiver DAC before
it is converted back into an analog signal

Channel coding could be used to correct some of the bit errors and consequently reduce Pe
Performance of a PCM system with uniform quantizing
and no channel noise
Number of Length of the Bandwidth of Recovered Analog Signal-Power
Quantizer PCM Word , PCM Signal to Quantizing –Noise Power
Levels used, M n bits (First Null Ratios (dB)
bandwidth) (S/N)peak out (S/N) out

2 1 2B 10.8 6.0
4 2 4B 16.8 12.0
8 3 6B 22.8 18.1
16 4 8B 28.8 24.1
32 5 10B 34.9 30.1
64 6 12B 40.9 36.1
128 7 14B 46.9 42.1
256 8 16B 52.9 48.2
Contoh Disain Sistem PCM (1)

Suatu sinyal analog akan dikonversi ke sinyal digital dengan ketentuan


sbb :
dynamic range tegangan : -3 s/d +3 volt
bandwidth sinyal analog (B) : 3,4 kHz
jumlah bit/sample (n) :8 bit/s
frekuensi sampling (fS) :8 kHz
Hitung : - Guard Band
- Bit rate data
- Bandwidth sinyal PCM
- (S/N) peak out dan (S/N) out
Jenis-jenis modulasi pulsa antara lain:

• 1. PAM (Pulse Amplitude Modulation)


• 2. PCM (Pulse Code Modulation)
• 3. PWM (Pulse Width Modulation)
Pengembangan PCM
• Modulasi PCM dikembangkan menjadi beberapa jenis lagi, yaitu:
• DPCM (Differensial PCM)
• DM (Delta Modulation)
• Adaptive Delta modulation
• Pada PCM, sandi-sandi yang dikirimkan merupakan hasil penyandian (coding) dari
hasil pencuplikan. Salah satu pengembangan PCM adalah DPCM yaitu Differential
Pulse Code Modulation. Pada DPCM, sandi-sandi yang dikirimkan (ditransmisikan)
adalah nilai selisih (beda) hasil pencuplikan sekarang dengan hasil pencuplikan
sebelumnya. Keuntungan yang diperoleh adalah bahwa jumlah bit yang diperlukan
untuk proses penyandian menjadi lebih sedikit.
• Pengembangan lebih lanjut adalah DM atau Delta Modulation. Jenis modulasi ini
mirip dengan DPCM, namun selisih hasil pencuplikan sekarang dengan yang
sebelumnya hanya disandikan dengan 1 bit saja.
• Jenis pengembangan lain adalah yang disebut Adaptive Delta Modulation.
Pengembangan ini menggunakan kuantisasi tidak seragam, sehingga sistem akan
menyesuaikan besarnya step size menjadi sebanding dengan besarnya sinyal
informasi
TUGAS
1. PWM dan PPM
Digital Signaling
• Laju data dapat dihitung dengan menggunakan defenisi sebagai berikut :

• the baud (symbol rate) is : D=N/To symbols/s

• The bit rate is : R = n/To bits/s

Dimana : N = jumlah dimensi yang digunakan dalam To s.


n = jumlah bit data yang dikirim dalam To s

• Elemen sinyal : tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary yang ditransmisiskan dengan
meng-encode tiap bit data menjadi elemen-elemen sinyal.

• Sinyal unipolar : semua elemen sinyal yang mempunyai tanda yang sama, yaitu positif
semua atau negative semua.

• Sinyal polar : elemen-elemen sinyal dimana salah satu kondisi logikanya diwakili oleh level
tegangan positif dan yang lainnya level tegangan negatif.

• Durasi : atau lebar suatu bit , yaitu waktu yang dibutuhkan oleh transmitter untuk
memancarkan bit tersebut.

• Modulation rate : kecepatan dimana level sinyal berubah, dinyatakan dalam Bauds atau
elemen sinyal perdetik.

• Mark = digit binary ‘1’


• Space = digit binary ‘0’
Interpretasi Sinyal

• Tugas Receiver dalam mengartikan sinyal digital :


– • Receiver harus mengetahui timing setiap bit.
– • Receiver harus menentukan apakah level sinyal dalam posisi bit 1 (high)
atau 0 (low).

• Tugas-tugas ini dilaksanakan dengan men-sampling tiap posisi bit


pada tengah-tengah interval dan membandingkan nilainya dengan
thereshold.

• Faktor kesuksesan receiver mengartikan sinyal datang :


– • Data rate (kecepatan data) : peningkatan data rate akan meningkatkan bit
error rate (kecepatan terjadinya kesalahan bit).
– • Rasio S/N (signal to Noise Ratio / SNR) : Peningkatan S/N akan menurunkan
bit error rate.
– • Bandwidth : peningkatan bandwidth dapat meningkatkan data rate.
Binary Line Coding

Nilai biner “1” dan “0” dapat direpresentasikan dengan berbagai variasi format sinyal
serial yang disebut dengan line code

beberapa line code


• 1. Non return to zero level (NRZ-L)
– • Yaitu suatu kode dimana tegangan negatif dipakai untuk mewakili suatu binary
dan tegangan positif untuk binary lainnya (dua perbedaan tegangan untuk bit-0
dan bit-1.
– • Tegangan konstan selama interval bit ; tidak ada transisi untuk kembali ke
tegangan nol, misalnya.
– • Penerapan : tegangan konstan positif untuk ‘1’ dan tidak ada tegangan untuk ‘0’,
atau tegangan negatif untuk nilai ‘1’ dan positif untyuk nilai yang lain.

• 2. Non return to zero inverted (NRZ-I)


• • Yaitu suatu kode dimana suatu transisi (low ke high atau high ke low) pada
awal suatu bit time akan dikenal sebagai binary ‘1’ untuk bit time tersebut. ;
tidak ada transisi berarti binary ‘0’, sehingga NRZI merupakan salah satu
contoh dari deferensial encoding.
• 3. Multilevel Binary Yaitu suatu kode yang menggunakan 2 level sinyal, yaitu
• • Bipolar-AMI :
– o Suatu kode dimana binary ‘0’ diwakili dengan tidak adanya sinyal garis dan binary ‘1’
diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif yang berubah-ubah polaritasnya.
– o Bandwidth yang lebih rendah
– o Mudah dalam deteksi kesalahan
• • Pseudoternary :
– o Suatu kode dimana binary ‘1’ diwakili dengan tidak adanya sinyal garis dan binary ‘0’
oleh pergantian pulsa-pulsa positif dan negatif.
• Kelemahan : receiver harus mampu menentukan tiga level tegangan
4. Biphase Terdapat dua teknik biphase, yaitu
• Manchester : kode dimana ada suatu transisi pada setengah dari periode tiap bit :
transisi low ke high mewakili binary ‘1’ dan high ke low mewakili binary ‘0’.

• Differential manchester : kode dimanan binary ‘0’ diwakili oleh adanya transisi di
awal periode suatu bit dan binary ‘1’ diwakili oleh ketiadaan transisi di awal
periode suatu bit.

• Keuntungan rancangan biphase : Sinkronisasi,karena adanya transisi setiap bit


time, receiver dapat men-sinkron-kan transisi tersebut. Hal ini disebut ‘self clocking
codes’.

• Kekurangan rancangan biphase : Memakai bandwidth yang lebih lebar dari


multilevel binary.
Binary Line Coding

 Unipolar (On-Off Keying)


bit “1” : +A volt
bit “0” :0 volt
 Polar
bit “1” : +A volt
bit “0” : -A volt
 Bipolar (AMI)
bit “1” : +A/-A volt
bit “0” :0 volt
 Manchester bit “1” : +A(T/2) volt
-A(T/2) volt

bit “0” : +A(T/2) volt


-A(T/2) volt
NRZ
0 1 1 0 1 0 0 0 1 1

A Unipolar
Tb t

Polar

Manchester

Bipolar
Bagaimana bentuk sinyal RZ (Return to
Zero ) ?
Binary signaling & multi level signaling
Diagram Mata (Eye Pattern)

Melihat eye pattern adalah cara terbaik untuk menentukan


kualitas dari line code yang diterima.

Jika sinyal sangat terganggu oleh noise atau ISI maka eye pattern
akan menutup. Sebaliknya jika noise atau ISI yang dialami kecil,
maka eye pattern membuka.

Eye pattern menghasilkan informasi berikut :

• Waktu terbaik utk melakukan sampling adalah pada titik dimana


bukaan vertikal (vertical opening) paling besar.
• Noise margin ditentukan dari tinggi bukaan eye pattern.
• Sensitivitas timing error ditentukan dari kemiringan bukaan eye
pattern.
Interpretasi Diagram mata utk sinyal biner
Inter Symbol Interference
Inter Symbol Interference
Interferensi Antar Simbol
Inter Symbol Interference (ISI)

Bandwidth absolut pulsa rectangular adalah tidak terbatas (infinity).


Jika pulsa ini difilter secara tidak benar, maka akan terjadi pelebaran
pulsa (domain waktu). Sehingga timbul Interferensi Antar Simbol.

Solusi ISI :
• Equalizing Filtering
• Nyquist First Method Filtering
• Raised Cosine-Rolloff Nyquist Filtering
BAB 4 BANDPASS SIGNALING PRINCIPLES AND
CIRCUITS

• Pengertian Sinyal Bandpass


• Representasi dan Spektrum Sinyal Bandpass
• Rangkaian pd Sistem Komunikasi : Limiter, Mixer, Up dan
Down Converter
Modulasi Digital
Digital-to-analog modulation
(Digital-to-analog modulation)
Example
A signal has a spectrum with frequencies between 1000
and 2000 Hz (bandwidth of 1000 Hz). A medium can pass
frequencies from 3000 to 4000 Hz (a bandwidth of 1000
Hz). Can this signal faithfully pass through this medium?
Example
A signal has a spectrum with frequencies between 1000
and 2000 Hz (bandwidth of 1000 Hz). A medium can pass
frequencies from 3000 to 4000 Hz (a bandwidth of 1000
Hz). Can this signal faithfully pass through this medium?

Solution
The answer is definitely no. Although the signal can have
the same bandwidth (1000 Hz), the range does not
overlap. The medium can only pass the frequencies
between 3000 and 4000 Hz; the signal is totally lost.
Low-pass and band-pass
Digital transmission needs a
low-pass channel.

Analog transmission can use a band-


pass channel.
What are the different Types of Digital-
to-analog modulation ?

 ASK involves turning a carrier on and off to


represent the binary values.
 FSK involves switching between two frequencies
that represent the binary values.
 PSK involves switching between two phases that
represent the binary values
 QAM is a combination of both ASK and PSK
Types of digital-to-analog modulation
Types of digital-to-analog modulation
What is the difference between Baud rate
and Bit rate

Bit rate is the number of bits per


second. Baud rate is the number of
signal units per second. Baud rate is
less than or equal to the bit rate.
Bit and baud
Bit and Baud
Example
An analog signal carries 4 bits in each signal unit. If 1000
signal units are sent per second, find the baud rate and the
bit rate

Solution
Baud rate = 1000 bauds per second (baud/s)
Bit rate = 1000 x 4 = 4000 bps
Example
The bit rate of a signal is 3000. If each signal unit carries
6 bits, what is the baud rate?

Solution
Baud rate = 3000 / 6 = 500 baud/s
Modulasi Bandpass
• Modulator bandpass mengubah deretan bit menjadi
sinyal yang memiliki frekuensi yang berpusat pada wc
• Modulator menghasilkan
• Modulator menyimpan bit informasi didalam
Amplitudo (A), atau frekuensi (w) atau fasa ( )
• Memerlukan gelombang carrier yang proses
selanjutnya memiliki bentuk dasar yang sama dengan
dengan modulasi analog yang informasinya dalam
bentuk digital yang dikenal sebagai modulasi digital
contohnya ASK, FSK, PSK, dan QAM.
ASK (Amplituda Shift Keying)

• Amplituda Shift Keying


• Mengubah bit input menjadi sinyal
dimana bit disimpan dalam amplituda
ASK
Describe Amplitude Shift Keying

Amplitude-shift keying (ASK) is a form of modulation that represents digital data


as variations in the amplitude of a carrier wave.
The simplest and most common form of ASK operates as a
switch, using the presence of a carrier wave to indicate a
binary one and its absence to indicate a binary zero.
This type of modulation is called on-off keying,
What is Relationship between baud rate and
bandwidth in ASK
Example
Find the minimum bandwidth for an ASK signal
transmitting at 2000 bps. The transmission mode is half-
duplex.
Example
Find the minimum bandwidth for an ASK signal
transmitting at 2000 bps. The transmission mode is half-
duplex.

Solution
In ASK the baud rate and bit rate are the same. The baud
rate is therefore 2000. An ASK signal requires a
minimum bandwidth equal to its baud rate. Therefore,
the minimum bandwidth is 2000 Hz.
Example
Given a bandwidth of 5000 Hz for an ASK signal, what
are the baud rate and bit rate?
Example
Given a bandwidth of 5000 Hz for an ASK signal, what
are the baud rate and bit rate?

Solution
In ASK the baud rate is the same as the bandwidth,
which means the baud rate is 5000. But because the baud
rate and the bit rate are also the same for ASK, the bit
rate is 5000 bps.
Example
Given a bandwidth of 10,000 Hz (1000 to 11,000 Hz),
draw the full-duplex ASK diagram of the system. Find the
carriers and the bandwidths in each direction. Assume
there is no gap between the bands in the two directions.
Example
Given a bandwidth of 10,000 Hz (1000 to 11,000 Hz),
draw the full-duplex ASK diagram of the system. Find the
carriers and the bandwidths in each direction. Assume
there is no gap between the bands in the two directions.

Solution
For full-duplex ASK, the bandwidth for each direction is
BW = 10000 / 2 = 5000 Hz
The carrier frequencies can be chosen at the middle of
each band
fc (forward) = 1000 + 5000/2 = 3500 Hz
fc (backward) = 11000 – 5000/2 = 8500 Hz
Solution to Example
ASK

1. Susceptible to sudden gain changes


2. Inefficient modulation technique
3. Used to transmit digital data over optical
fiber
FSK
• Frequency Shift Keying
• Bit 1 =
• Bit 0=
Frequency Shift Keying (FSK)

Two binary digits represented by two different


frequencies near the carrier frequency

where f1 and f2 are offset from carrier frequency


fc by equal but opposite amounts
FSK
Describe Frequency Shift Keying

Frequency-shift keying (FSK) is a frequency modulation scheme in which digital


information is transmitted through discrete frequency changes of a carrier wave.
The simplest FSK is binary FSK (BFSK).
Varian FSK
Multiple FSK (MFSK)

 More than two frequencies (M frequencies) are used


 More bandwidth efficient compared to BFSK
 More susceptible to noise compared to BFSK
 MFSK signal:
si (t )  A cos( 2f i t ), 1 i  M
where
f i  f c  (2i  1  M ) f d
f c  the carrier frequency
f d  the difference frequency
M  number of different signal elements  2 L
L  number of bits per signal element
32/45
Multiple FSK (MFSK)

 MFSK signal:
si (t )  A cos( 2f i t ), 1 i  M
where
f i  f c  ( 2i  1  M ) f d
M  number of different signal elements  2 L
L  number of bits per signal element
 Period of signal element
Ts  LTb , Ts : signal element period Tb : bit period
 Minimum frequency separation
1 / Ts  2 f d  1 /( LTb )  2 f d  1 / Tb  2 Lf d (bit rate )
 MFSK signal bandwidth:
Wd  M (2 f d )  2 Mf d
33/45
Example
 With fc=250KHz, fd=25KHz, and M=8 (L=3 bits), we have the
following frequency assignment for each of the 8 possible 3-bit data
combinations: f i  f c  ( 2i  1  M ) f d
000  f1  75 KHz 
001  f 2  125 KHz 
010  f 3  175 KHz 

011  f 4  225 KHz
 bandwidth  Ws  2 Mf d  400 KHz
100  f 5  275 KHz 
101  f 6  325 KHz 

110  f 7  375 KHz 
111  f 8  425 KHz 

 This scheme can support a data rate of:


1 / Tb  2 Lf d  2(3bits )( 25 Hz)  150 Kbps
34/45
Example
 The following figure shows an example of MFSK with M=4. An input
bit stream of 20 bits is encoded 2bits at a time, with each of the
possible 2-bit combinations transmitted as a different frequency.
f i  f c  (2i  1  M ) f d
00  i 1  f1  f c  3 f d
01  i2  f2  fc  fd
10  i3  f3  f c  f d
11  i4  f4  fc  3 fd

35/45
FSK Generation

FSK features

1. Less susceptible to error than ASK


2. Used for high-frequency (3 to 30 MHz) radio
transmission
Relationship between baud rate and bandwidth in FSK
what is the Relationship between baud rate
and bandwidth in FSK ?
Example
Find the minimum bandwidth for an FSK signal
transmitting at 2000 bps. Transmission is in half-duplex
mode, and the carriers are separated by 3000 Hz.

Solution
For FSK
BW = baud rate + fc1 - fc0
BW = bit rate + fc1 - fc0 = 2000 + 3000 = 5000 Hz
Example
Find the maximum bit rates for an FSK signal if the
bandwidth of the medium is 12,000 Hz and the difference
between the two carriers is 2000 Hz. Transmission is in
full-duplex mode.

Solution
Because the transmission is full duplex, only 6000 Hz is
allocated for each direction.
BW = baud rate + fc1 - fc0
Baud rate = BW - (fc1 - fc0 ) = 6000 - 2000 = 4000
But because the baud rate is the same as the bit rate, the
bit rate is 4000 bps.
PSK
• Phase Shift Keying
• Mengubah deretan input bit menjadi
dimana bit direpresentasikan dalam
bentuk fasa
B-PSK (Binary-PSK)
PSK
Describe Phase Shift Keying

Phase-shift keying (PSK) is a digital modulation scheme that


conveys data by changing, or modulating, the phase of a
reference signal (the carrier wave).
Binary Phase Shift Keying (BPSK)

Uses two phases to represent binary digits


Phase Shift Keying (PSK)

 Phase of carrier signal is shifted to represent data


 Binary PSK (BPSK): two phases represent two binary digits
 A cos( 2f c t ), binary 1
s (t )  
 A cos( 2f c t   ), binary 0
 A cos( 2f c t ), binary 1

  A cos( 2f c t ), binary 0
 Ad (t ) cos( 2f c t ), d (t )  1

0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
π π 0 0 π 0 π π π 0 π

36/45
Four-level PSK: Quadrature PSK (QPSK)
 More efficient use of bandwidth if each signal element represents
more than one bit
 eg. shifts of /2 (90o)
 each signal element represents two bits
 split input data stream in two & modulate onto the phase of the carrier
 
 A cos( 2 f c t  )  11
4
 3
 A cos( 2f c t  )  01
 4
s (t )  
3
 A cos( 2f c t  )  00
 4
 
 A cos( 2f c t  )  10
 4
 can use 8 phase angles & more than one amplitude
 9600bps modem uses 12 phase angles, four of which have two amplitudes: this
gives a total of 16 different signal elements
38/45
The 4-PSK method
Quadrature phase-shift keying (QPSK or 4-PSK)
Quadrature PSK

t
1 0 1 1 0 0 0 1
Ikhwana Elfitri, MT Sistem Komunikasi Digital 317
Seluruh varian PSK
What is the Relationship between baud rate
and bandwidth in PSK
Example
Find the bandwidth for a 4-PSK signal transmitting at
2000 bps. Transmission is in half-duplex mode.

Solution
For PSK the baud rate is the same as the bandwidth,
which means the baud rate is 5000. But in 8-PSK the bit
rate is 3 times the baud rate, so the bit rate is 15,000 bps.
QPSK Transmitter

X
Accos(2fct)

Oscillator
+
Series to
parallel 
converter -90º
-
Acsin(2fct)

Ikhwana Elfitri, MT Sistem Komunikasi Digital 321


Memilih metode modulasi

• Jika kanal memiliki banyak distorsi amplitudo


jangan gunakan metode ASK, jika kanal
memiliki banyak distorsi frekuensi jangan
gunakan FSK, jika kanal memiliki banyak
distorsi fasa jangan gunakan PSK
• Jika sudah diputuskan metode modulasinya,
jenis modulasinya seperti apa? Misalkan
digunakan PSK, apakah BPSK, 4PSK atau 8
PSK?
• Semakin besar teknik modulasi maka semakin
kecil bandwidth,seperti gambar di sebelah
Cont’
• Tetapi semakin tinggi metode modulasi maka akan
semakin besar kemungkinan kesalahan terjadi, atau
BER akan semakin tinggi, mengapa?
• Contoh BPSK memiliki 2 sinyal yang berbeda fasa
1800 untuk mewakili bit 0 dan 1, sedangkan 4 PSK
memiliki 4 sinyal yang berbeda fasa 900 untuk
mewakili bit 00,01,10,dan 11, maka 4PSK akan
mudah error oleh noise dibandingkan BPSK, karena
sinyal BPSK berbeda 1800 sedang 4PSK berbeda 900
Digital Data, Analog Signal
Main use is public telephone system
has freq range of 300Hz to 3400Hz
use modem (modulator-demodulator)
The digital data modulates the amplitude A,
frequency fc , or phase θ of a carrier signal
A cos( 2f c t   )
Modulation techniques
Amplitude Shift Keying (ASK)
Frequency Shift Keying (FSK)
Phase Shift Keying (PSK)
27/45
Modulation Techniques

Amplitude Shift Keying (ASK)

Binary Frequency Shift Keying


(BFSK)

Binary Phase Shift Keying


(BPSK)

28/45
Amplitude Shift Keying (ASK)
 In ASK, the two binary values are represented by to
different amplitudes of the carrier frequency
 The resulting modulated signal for one bit time is

 A cos( 2f c t ), binary 1


s (t )  
0, binary 0

 Susceptible to noise
 Inefficient modulation technique
 used for
 up to 1200bps on voice grade lines
 very high speeds over optical fiber
29/45
Binary Frequency Shift Keying (BFSK)
 The most common form of FSK is Binary FSK (BFSK)
 Two binary values represented by two different frequencies
( f1 and f2 )
0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
 A cos( 2f1t ), binary 1 f2 f2 f1 f1 f2 f1 f2 f2 f2 f1 f2
s (t )  
 A cos( 2f 2t ), binary 0

 less susceptible to noise than ASK


 used for
 up to 1200bps on voice grade lines
 high frequency radio (3 to 30MHz)
 even higher frequency on LANs using coaxial cable
30/45
Full-Duplex BFSK Transmission on
a Voice-Grade line
 Voice grade lines will pass voice frequencies in the range 300 to
3400Hz
 Full duplex means that signals are transmitted in both directions at
the same time

f1 f2 f3 f4

31/45
QPSK and Offset QPSK (OQPSK)
Modulators

1 1
QPSK : s (t )  I (t ) cos( 2f c t )  Q (t ) sin( 2f c t )
2 2
1 1
OQPSK : s (t )  I (t ) cos( 2f c t )  Q (t  Tb ) sin( 2f c t )
2 2
39/45
Example of QPSK and OQPSK Waveforms

for QPSK :

1 11 1
4
3
0 1  1 1 
4
 3
0 0  1  1 
4

1 0  1 1 
4

40/45
Performance of ASK, FSK, MFSK, PSK and
MPSK
 Bandwidth Efficiency
data rate R 1
 ASK/PSK:   , 0  r 1
transmissi on bandwidth BT 1  r

 MPSK: R log 2 M
 , M : number of different signal elements
BT 1 r

 MFSK: R log 2 M

BT (1  r ) M

 Bit Error Rate (BER)


 bit error rate of PSK and QPSK are about 3dB superior to ASK
and FSK (see Fig. 5.4)
 for MFSK & MPSK have tradeoff between bandwidth efficiency
and error performance
41/45
Performance of MFSK and MPSK
 MFSK: increasing M decreases BER and decreases bandwidth Efficiency
 MPSK: Increasing M increases BER and increases bandwidth efficiency

42/45
MULTIPLEXING
• Pada umumnya, sistem transmisi yang ada di dalam jaringan
telekomunikasi memiliki kapasitas yang melebihi kapasitas yang
dibutuhkan satu user
• Dengan demikian sangat mungkin untuk menggunakan bandwidth yang
ada seefisien mungkin oleh lebih dari satu user
• Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara
terintegrasi pada satu kanal transmisi disebut multiplexing
– Perangkat yang melaksanakan multiplexing disebut multiplexer (mux)
• Di sisi penerima, gabungan sinyal itu akan kembali dipisahkan sesuai
dengan tujuan masing-masing. Proses ini disebut demultiplexing
– Perangkat yang melaksanakan demultiplexing disebut demultiplexer (demux)

ch1 shared media ch1


ch2 ch2
MUX DEMUX
ch3 ch3
ch4 ch4

334
Introduction
• Ada dua tipe penggabungan sinyal, yaitu :
 Multiplexing : menggabungkan sinyal dari sumber yang sama (the same
sources)
 Multiple-access : menggabungkan sinyal untuk banyak sumber (multiple
sources)

• Multiplexing digunakan untuk menggabungkan sejumlah


independent signal kedalam subuah composite signal yang
sesuai dengan pentransmisian pada sebuah kanal bersama
• Untuk banyak sinyal yang berbagi satu medium, maka setiap
sinyal memiliki porsi masing-masing dari total bandwidth
• Ada 3 jenis multiplexing
– FDM : Frequency Division Multiplexing
– TDM : Time Division Multiplexing
– WDM : Wavelenght Division Multiplexing

s1 F/T/CDM
s1+ s2 + s3
s2

s3

From the same resources


336
FDMA : Frequency Division Multiple Access
TDMA : Time Division Multiple Access
CDMA : Code Division Multiple Access

s1
s1+ s2 + s3
s2

s3

From the different resources

337
Contoh:
A Simplified Cellular Network
TDMA

TDM

Uplink side Downlink side

338
Multiplexing
Multiplexor (MUX)
Demultiplexor (DEMUX)
Sometimes just called a MUX

• Two or more simultaneous transmissions on a single circuit.

• Multiplexing costs less.

339
Multiplexing
(a)
• Sharing network resources A A
– Bandwidth, router buffer
B B
• The cost of deploying high
bandwidth transmission line is C C
more economical
• Exploit the statistical behavior
of users (b)
A Trunk A
group
B MUX MUX B

C C

340
The Concept of Multiplexing
• Multiplexing mengacu sebagai penggabungan beberapa informasi dari
untuk ditransmisikan pada medium bersama
– Multiplexor adalah mekanisme yang mengimplementasikan konsep multiplexing

• Demultiplexing mengacu sebagai pemisahan kembali dari hasil


penggabungan kedalam beberapa aliran informasi yg terpisah
– Demultiplexor adalah mekanisme yang mengimplementasikan konsep
demultiplexing

• Figure 11.1 mengilustrasikan konsep multiplexing :


– each sender communicates with a single receiver
– all pairs share a single transmission medium
– multiplexor combines information from the senders for transmission in
such a way that the demultiplexor can separate the information for
receivers

341
11.2 The Concept of Multiplexing

342
Sharing the medium
Multiplexing in networks
Main purpose is ?
The Basic Types of Multiplexing
• There are four basic approaches to multiplexing that
each have a set of variations and implementations
– Frequency Division Multiplexing (FDM)
– Wavelength Division Multiplexing (WDM)
– Time Division Multiplexing (TDM)
– Code Division Multiplexing (CDM)
• TDM and FDM are widely used
• WDM is a form of FDM used for optical fiber
• CDM is a mathematical approach used in cell phone
mechanisms
344
Chapter 11

Multiplexing
and
Demultiplexing
(Channelization)

345
Teknik Duplexing
• Pada komunikasi wireless diperlukan teknik
duplexing untuk dapat melakukan transfer
infromasi antara transmitter dan receiver dalam
waktu yang bersamaan.
• Teknik duplexing digunakan untuk memisahkan
transmisi uplinnk dan downlink, Ada dua jenis
duplexing yang dikenal yaitu :
• Frequency Division Duplexing “(FDD)
• Time Division Duplexing (TDD)
28/01/2003 346
FDD
• Satu kanal disediakan satu pasang frekuensi, frekuensi kirim
dan frekuensi terima
• Jarak antara frekuensi kirikm dan terima disebut “frequency
duplex spacing”
• Digunakan frekuensi yg berbeda untuk BS dan MS, yaitu
forward link untuk trafik BS ke MS, dan reverse link untuk
MS ke BS
• Pada prakteknya FDD berupa dua kanal simplex dan
terdapat duplexer pad BS dan MS untuk memperbolehkan
kedua transmitter dan receiver melakukan pertukaran
informasi dalam waktu yang bersamaan
TDD
• Dalam satu kanal disediakan satu pasang waktu (waktu
kirim dan terima dibedakan).
• Dalam TDD ini frekuensi kirim dan terima besarnya
sama
• Jarak atau spasi antara waktu kirim dan waktu terima
disebut sebagai “Time Duplex Spacing”
• Teknik ini menggunakan pewaktu sebagai pengganti
frekuensi untuk forward dan reverse link
• Jarak pisah antara foward dan reverse link harus sekecil
mungkkin sehingga tampak berbarengan
Concepts
• Multiple access vs. multiplexing
– Multiplexing allows several transmission sources to
share a larger transmission capacity. Often used in
hierarchical structures.
– Multiple access: two or more simultaneous
transmissions share a broadcast channel. Often used in
access networks
– sometimes interchangeable
• Bandwidth (bps) vs. bandwidth (Hz)
– bps: data rate
– Hz: frequency in physical carrier
349
Frequency Division Multiplexing (FDM)
Semua sinyal ditransmisikan pada waktu yang sama dengan masing-
masingnya memiliki frekuensi yang berbeda
Multiplexor menerima banyak input dan menetapkan frekuensi untuk setiap
input
Mutiplexor dihubungkan dengan high-speed communication line
Demultiplexor berada di ujung high speech communication line dan
memisahkan sinyal yang termultiplex
Analog signaling digunakan untuk mentransmisikan sinyal tersebut

350
• Transmission is organized in frequency channels,
assigned for an exclusive use by a single user at a
time
• If the channel is not in use, it remains idle and cannot
be used by others
• There are channeling frequency plans elaborated to
avoid mutual co-channel and adjacent-channel
interference among neighboring stations
• The use of a radio channel or a group of radio
channels requires authorization (license)
– for each individual station or for group of stations

28/01/2003 351
Frequency Division Multiplexing
 Broadcast radio and television, cable television, and the AMPS
cellular phone systems use frequency division multiplexing.
 This technique is the oldest multiplexing technique.
 Since it involves analog signaling, it is more susceptible to
noise.
• Useful bandwidth of medium exceeds required
bandwidth of channel
• Each signal is modulated to a different carrier
frequency
• Carrier frequencies separated so signals do not
overlap (guard bands)
• Channel allocated even if no data
352
Frequency Division Multiplexing

353
FDM (Frequency Division Multiplexing)
Power
Frequency

FDMA

c y
Tim u en
e eq
Bc Fr
Bm

Time
Frequency channel

Example: Telephony Bm = 3-9 kHz

28/01/2003 354
Frequency Division Multiplexing

(a) The original bandwidths.


(b) The bandwidths raised in frequency.
(b) The multiplexed channel.
356
FDM of Three Voiceband Signals

357
Frequency Division Multiplexing
(a) Individual signals occupy W Hz
• The bandwidth is divided into
frequency slots A
• Each frequency slot is allocated to W f
0
a different user
• FDM was first introduced in the B
telephone network 0 f
W
• Other examples – broadcast radio
and cable television C
f
0 W

(b) Combined signal fits into channel


bandwidth
A B C
f

358
FDM System

359
11.4 Frequency Division Multiplexing

360
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5

361
Frequency Division Multiplexing
• Advantage of FDM arises from the simultaneous use
of a transmission medium by multiple pairs of entities
• We imagine FDM as providing each pair with a private
transmission path
– as if the pair had a separate physical transmission medium
– Figure 11.3 illustrates the concept
• Practical FDM systems - there are some limitations
– If the frequencies of two channels are too close, interference can occur
– Furthermore, demultiplexing hardware that receives a combined signal must be able to
divide the signal into separate carriers
– FCC in USA regulates stations to insure adequate spacing occurs between the carriers
– Designers choosing a set of carrier frequencies with a gap between them known as a
guard band
• Figures 11.4 and 11.5 show an example
– that allocates 200 KHz to each of 6 channels with a guard band of 20 KHz between each

362
11.4 Frequency Division Multiplexing

363
Hirarki FDM

Channel (voice) 1 channel (4kHz)


Group 12 channels (48 kHz)
Supergroup (5 groups) 60 channels (240 kHz)
Mastergruop (5 groups) 300 channels (1.2 MHz)
Supermastergroup (3 groups) 900 channels (3.6 MHz)

364
Hierarchical FDM
• Flexibility in FDM arises from the ability of hardware
to shift frequencies
• If a set of incoming signals all use the frequency range
between 0 and 4 KHz
– multiplexing hardware can leave the first stage as is
– map the second onto the range 4 KHz to 8 KHz
– map the third onto the range 8 KHz to 12 KHz, and so on
• Hierarchy in FDM multiplexors is that each maps its
inputs to a larger, continuous band of frequencies
• Figure 11.6 illustrates the concept of hierarchical FDM

365
Using a Range of Frequencies Per Channel
• Why does the example allocate blocks of frequencies?
• Consider the following characteristics of FDM:
– Long-lived: FDM, the idea of dividing the electromagnetic
spectrum into channels, arose in early experiments in radio
– Widely used: FDM is used in broadcast radio and television,
cable television, and the AMPS cellular telephone
– Analog: FDM multiplexing and demultiplexing hardware
accepts and delivers analog signals
• Even if a carrier has been modulated to contain digital
information, FDM hardware treats the carrier as an analog wave
– Versatile: Because it filters on ranges of frequency without
examining other aspects of signals, FDM is versatile
366
Frequency Multiplex I

• Dividing the entire frequency spectrum into smaller bands


• A frequency band is allocated per channel for the entire
transmission time
• FDM, used in 1st generation systems, wastes spectrum
• Advantages:
– lower channel bit rate (than k1 k2 k3 k4 k5 k6

TDM) means less susceptible code


to multi path ISI f
– Requires coordination
– works also for analog signals

t Z. Ghassemlooy
Frequency Multiplex

• Disadvantages:
– In-efficient use of bandwidth if the traffic is
distributed unevenly
– Requires guard band between channels
– Cannot readily support variable user data rates, fixed
channel width means fixed bit rate

Z. Ghassemlooy
FDMA: example
• AMPS (Advanced Mobile Phone System)
– The first cellular system in US
– Forward link 869-894 MHz
– Reverse link 824-847 MHz
• Example: An operator with 12.5MHz in each simplex band. Bg
is the guard band allocated at the edge of the allocated
spectrum band. Bc is the channel bandwidth.
– Bg=10KHz
– Bc=30kHz
– N= (12.5M-2x10K)/30K =416 simultaneous users!

369
Frequency Division Multiple Access (FDMA)

Frequency

User n


User 2

User 1
Time

• Single channel per carrier


• All first generation systems use FDMA
FDMA

f 1’ f1
MS #1

f 2’ f2
MS #2 …


fn’ fn
MS #n

BS
(Uplink) (Downlink)
Frequency-Division Multiplexing and Multiple Access (FDM/FDMA)

• FDM/FDMA is the most basic form of multiplexing and has


been used since the first days of radio
• Each transmission is assigned a band of frequencies on a
full-time basis
• FDM/FDMA is versatile, being used in radio, all types of
cable, and optical fiber
Multiple Access (Akses Jamak)
• Fungsi akses jamak dipergunakan untuk mengaorganisasi
user dalam memberikan komunikasi yang bebas interferensi
• Desain sistem multiple access mempunyai dua sasaran
utama :
• Strategi Multiplexing
Bagaimana sirkuit-sirkuit individu digabungkan (dalam
konteks wireless : ke dalam sepctrum radio) sehingga
memungkinkan banyak user dapat akses secara simultan
• Channel Assigment
bagaimana user diberi sirkuit secara spesifik sesuai
kebutuhan
Time Division Multiplexing
• Separate bit streams are multiplexed (a) Each signal transmits 1 unit
into a high-speed digital every 3T seconds
transmission line A1 A2 t
• Transmission is carried out in terms 0T 3T 6T
of frames which are composed of
B1 B2 t
equal sized slots which are assigned 0T 3T 6T
to users
C1 C2 t
• Demultiplexing is done by reading 0T 3T 6T
the data in the appropriate slot in
each frame (b) Combined signal transmits 1 unit
every T seconds

A1 B1 C1 A2 B2 C2
t
0T 1T 2T 3T 4T 5T 6T

375
TDM
• Time Division Multiplex: A single carrier frequency
channel is shared by a number of users, one after
another. Transmission is organized in repetitive
“time-frames”. Each frame consists of groups of
pulses - time slots.
• Each user is assigned a separate time-slot.
• TDD – Time Division Duplex provides the forward and
reverse links in the same frequency channel.

28/01/2003 376
TDM TDM Power density
Time-frame
Frequency

Tim
e
ncy
u e
eq
Fr

Time
Time slot

Example: DECT (Digital enhanced cordless phone) Frame lasts 10 ms, consists of 24 time slots (each 417s)
28/01/2003 377
• TDM assigns time slots to each channel repeatedly
– multiplexing in time simply means transmitting an item from one
source, then transmitting an item from another source, and so on
• Figure 11.8 (below) illustrates the concept

378
Time Division Multiplexing
Membagi sinyal dilakukan dengan membagi transmission time yang
tersedia pada suatu medium antara semua user
Time division multiplexing comes in two basic forms:
1. Synchronous time division multiplexing, and
2. Statistical, or asynchronous time division multiplexing.

379
Synchronous Time Division Multiplexing
The original time division multiplexing.
Multiplexer menerima input dari peralatan yang terhubung ke sistem dan mentransmisikan
data dalam pola “ a never ending pattern”
T-1 and ISDN telephone lines are common examples of synchronous time division
multiplexing.
Jika satu peralatan menghasilkan data rate yang lebih cepat dibandingkan peralatan lain,
maka multiplexer akan mesampling aliran data peralatan tersebut juga lebih cepat
dibandingkan dengan peralatan lain

Jika suatu peralatan tidak mentransmisikan data, multiplexer masih memasukan potongan
data dari peralatn tersebut kedalam aliran yang dimultiplexing

382
Synchronous TDM

383
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5

384
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5

385
Synchronous time division multiplexing

Sehingga receiver tersebut tetap tersinkronisasi dengan aliran data yang datang
Multiplexer pada transmitter dapat memasukan pilihan 1 ato 0 kedalam aliaran
data
transmitting multiplexor can insert alternating 1s and 0s into the data stream.

386
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5
Synchronous Time Division Multiplexing
Three types popular today:
• T-1 multiplexing (the classic) : The line speed is always consistent at 1.54 Mbit/s
• ISDN multiplexing (Integrated Service Digital network)
Integrated Services Digital Network (ISDN) is a set of communications standards for
simultaneous digital transmissionof voice, video, data, and other network services over
the traditional circuits of the PSTN (Public Switched telephone network).
• SONET (Synchronous Optical NETwork)  are standardized multiplexing protocols that
transfer multiple digital bit streams over optical fiber usinglaser or highly coherent light
from light-emitting diodes (LEDs)

387
The T1 (1.54 Mbps) multiplexor stream is a continuous series of frames of both
digitized data and voice channels.

24 separate 64Kbps channels

388
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5
The ISDN multiplexor stream is also a continuous stream of frames. Each frame
contains various control and sync info.

389
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5
SONET – massive data rates

390
Framing Used in the Telephone System Version
of TDM
• Sistem telephone menggunakan synchronous TDM
untuk memultiplex aliran digital dari multiple phone
calls
• Membutuhkan sinkronisasi :
• Demultiplexer tidak dapat mengetahui dimana slot
dimulai, sedikit perbedaan dalam cloks yang
digunakan untuk menetapkan bit dapat menyebabkan
demultiplexer salah menerjemahkan aliran bit
tersebut
391
Hierarchical TDM
• Like FDM, TDM can be arranged in a hierarchy
• The difference is that each successive stage of a TDM
hierarchy uses N times the bit rate
– In FDM, each successive stage uses N times the
frequencies
• Additional framing bits are added to the data
– means that the bit rate of each successive layer of
hierarchy is slightly greater than the aggregate voice traffic
• Compare the example TDM hierarchy
– in Figure 11.11 with the FDM example in Figure 11.6

392
Hierarchical TDM

DS = digital signal 393


The Problem with Synchronous TDM:
Unfilled Slots
• Synchronous TDM works well if each source produces data at a
uniform, fixed rate equal to 1/N of the capacity of the shared medium

• Many sources generate data in bursts, with idle time between bursts

• In Synchronous TDM many slots are wasted

• the synchronous multiplexor leaves a slot unfilled

• In practice, a slot cannot be empty because the underlying system


must continue to transmit data
– the slot is assigned a value (such as zero)
– and an extra bit is set to indicate that the value is invalid
394
The Problem with Synchronous TDM: Unfilled
Slots

395
Statistical TDM
• How can a multiplexing system make better use of a shared medium?
• One technique to increase the overall data rate is known as statistical TDM or
statistical multiplexing
– some literature uses the term asynchronous TDM
• The technique is straightforward:
– select items for transmission in a round-robin fashion
– but instead of leaving a slot unfilled, skip any source that does not have
data ready
• By eliminating unused slots
– statistical TDM takes less time to send the same amount of data
• Figure 11.13 illustrates how a statistical TDM system sends the data from
Figure 11.12 in only 8 slots instead of 12

Round-robin (RR) is one of the simplest scheduling algorithms for processes in an operating system. As the


term is generally used, time slices are assigned to each process in equal portions and in circular order,
handling all processes without priority (also known as cyclic executive). Round-robin scheduling is simple,
easy to implement, and starvation-free. Round-robin scheduling can also be applied to other scheduling
problems, such as data packet scheduling in computer networks. 396
Statistical TDM

397
11.13 Statistical TDM
• Statistical multiplexing incurs extra overhead
shown below:
– Consider demultiplexing:
• In a synchronous TDM system a demultiplexor knows that
every N slot corresponds to a given receiver
• In a statistical multiplexing system, the data in a given slot
can correspond to any receiver
– Each slot must contain the identification of the
receiver to which the data is being sent

398
Kelebihan Statistik TDM
• Efisiensi penggunaan saluran lebih baik dibandingkan FDM dan Syncronous
TDM

• Memberikan kanal hanya pada terminal yang membutuhkan, dengan


memanfaatkan sifat trafik yang mengikuti karakteristik statistik

• Dapat mengidentifikasi terminal mana yang menganggur dan terminal mana


yang membutuhkan transmisi dan mengalokasikan waktu pada jalur yang
dibutuhkan

• Untuk Input, fungsi multiplexer ini akan menscan semua buffer-buffer input,
mengumpulkan data sampai penuh dan kemudian mengirimkan frame tersebut

• Untuk output, demultiplexer menerima suatu frame dan mendistribusikan slot-


slot data ke buffer-buffer tertentu
Perbandingan FDM dan TDM
• Practical FDM systems - there are some limitations
– If the frequencies of two channels are too close, interference can occur
– Furthermore, demultiplexing hardware that receives a combined signal must
be able to divide the signal into separate carriers
– FCC in USA regulates stations to insure adequate spacing occurs between the
carriers
– Designers choosing a set of carrier frequencies with a gap between them
known as a guard band

• Keuntungan TDM :
– lebih murah karna semakin sedikit kabelyang digunakan dan semakin simple
receiver yang dipakai dibandingkan dengan FDM yang membuthkan filter yang
mahal.
– Menggunakan bandwidth yang lebih sedikit dibandingkan dengan FDM.
Time-Division Multiplexing and Multiple Access (TDM/TDMA)

• TDM is used mainly for digital communication


• Each information signal is allowed all the available
bandwidth, but only for part of the time
• In theory, it is possible to divide the bandwidth among all
users of a channel
• Continuously varying signals are not well suited to TDM
• Many signals can be sent on one channel by sending a
sample from each signal in rotation
Time Division Multiple Access (TDMA)
Frequency

User n
User 1

User 2

Time
• Sharing of the signal is accomplished by dividing available
transmission time on a medium among users
•Multiple channels per carrier
• Most of second generation systems use TDMA
TDMA
Frequency f ’ Slot Frequency f

… … … … … …
#1

#1

#1
#1
MS #1 t t
… … … … … …
#2

#2

#2

#2
MS #2 t t

… … … … … …

#n

#n
#n

#n

MS #n t t

Frame Frame Frame Frame


BS
(Uplink) (Downlink)
Time-Division Multiple Access (TDMA)

It is a digital transmission technology that allows a number of users to access a single radio-
frequency (RF) channel without interference by allocating unique time slots to each user within
each channel.

Prepared By Ibrahim AL-OBIDA 407/16


Example TDMA System
GSM is a good example of a TDMA system
• GSM handsets transmit data at a rate of 270 kbit/s in a 200
kHz channel using GMSK modulation.
• each frequency channel is assigned 8 users, each having a
basic data rate of around 13 kbit/s

Z. Ghassemlooy
TDMA Frame
• TDMA used for the 3G air interface
• A frame length: 4.615 ms and it consist of
• 64 1/64 time slots of length 72
• 16 1/16 time slots of length 288
Downlink Uplink

288ms Switching point between uplink and downlink


72ms
Z. Ghassemlooy
Code Division Multiplexing

• Also known as code division multiple access


• An advanced technique that allows multiple
devices to transmit on the same frequencies
at the same time
Code Division Multiple Access (CDMA)

 CDMA is a Direct Sequence Spread Spectrum system

CDMA Features:
o All users use same frequency and may transmit simultaneously
o Narrowband message signal multiplied by wideband spreading signal, or codeword
o Each user has its own pseudo-codeword (orthogonal to others).
o Receivers detect only the desired codeword. All others appear
as noise.
o Receivers must know transmitter’s codeword.

Prepared By Ibrahim AL-OBIDA 411/16


Code Division Multiple Access (CDMA)

Prepared By Ibrahim AL-OBIDA 412/16


Code Division Multiple Access (CDMA)
Code Division Multiple Access (CDMA)

Pseudo-Noise Spreading

Prepared By Ibrahim AL-OBIDA 414/16


Code Division Multiple Access (CDMA)

Direct Sequence Spread Spectrum System


Prepared By Ibrahim AL-OBIDA 415/16
Code Division Multiple Access (CDMA)
Advantages:
oIncreased capacity
oImproved voice quality
oEliminating the audible effects of multipath fading
oEnhanced privacy and security
oReduced average transmitted power
oReduced interference to other electronic devices

Disadvantages:
oWide bandwidth per user required
oPrecision code synchronization needed

Prepared By Ibrahim AL-OBIDA 416/16


Code Division Multiplexing (CDM)
• CDM used in parts of the cellular telephone system and for some satellite
communication
– The specific version of CDM used in cell phones is known as Code Division Multi-Access
(CDMA)

• CDM does not rely on physical properties


– such as frequency or time

• CDM relies on an interesting mathematical idea


– values from orthogonal vector spaces can be combined and separated without
interference

• Each sender is assigned a unique binary code Ci


– that is known as a chip sequence
– chip sequences are selected to be orthogonal vectors
– (i.e., the dot product of any two chip sequences is zero)
417
Code Multiplex I
• Each channel has a unique code.
• All channels use the same k1 k2 k3 k4 k5 k6
spectrum at the same time.

coding
• Advantages:
– bandwidth efficient and good power control
– no need for coordination and synchronization
– good protection against interference and
tapping
f
• Disadvantages:
– lower user data rates
– more complex signal regeneration
t
• Implemented using spread spectrum technology
Z. Ghassemlooy
CDMA Classification
• CDMA : direct sequence (DS)
• CDMA : frequency hopping (FH)
– Carrier frequency changes periodically, after T secs
– Hopping pattern determined by spread code
• CDMA : time hopping (TH)
– Data transmitted in rapid bursts
– Time intervals determined by code

Frequency
Direct
sequence
Frequency
hopping
Time hopping
Z. Ghassemlooy
Time
Direct Sequence CDMA
• Directly modulated, discrete time, discrete valued code
signal
• Code bits are ‘chips’ (1)
• Rate of Code >> Rate of Data
• PSK, BPSK, D-BPSK, QPSKTransmitter
DS-SS or MPSK

Data Data Spreading


modulator modulation

Carrier Code
generator generator
Z. Ghassemlooy
DS-SS Transmitter & Receiver

Wideband
Binary X Data Binary
modulator Despreading
Data demodulator Data

Code
Code Carrier Code Carrier
Synchronisation/trac
generator generator generator generator
king

Z. Ghassemlooy
Wave Division Multiplexing
• Optical-domain version of FDM
• Different information signals are modulated to different wavelengths and the
combined signals sent through the fiber
• Prism and difffraction gratings are used to combine/split signals
• Multiple beams of light at different frequency
• Carried by optical fiber
• Each color of light (wavelength) carries separate data channel
Optical Optical
1 MUX deMUX 1
2 1  m 2
2.

Optical
m fiber
m

422
11.7 Wavelength Division Multiplexing (WDM)
• WDM refers to the application of FDM to optical fiber
– some sources use the term Dense WDM (DWDM) to emphasize that many
wavelengths of light can be employed
• The inputs and outputs of such multiplexing are wavelengths of light
– denoted by the Greek letter λ, and informally called colors
• Give each message a different wavelength (frequency)
• Easy to do with fiber optics and optical sources

423
11.7 Wavelength Division Multiplexing
• Prisms form the basis of optical multiplexing and demultiplexing
– a multiplexor accepts beams of light of various wavelengths and uses
a prism to combine them into a single beam
– a demultiplexor uses a prism to separate the wavelengths.

424
WDM
Each color can be used as a channel

Today's DWDM systems use 50 GHz or even 25 GHz channel spacing for up to 160 channel operation.
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5

426
Data Communications and Computer Networks
Chapter 5

427
Quiz rabu
1. jelaskan blok sistem kominukasi digital dan apa bedanya dengan sistem
komunikasi Analog
2. sebuah sinyal degan persamaan sepreti di papan….
S(t) = 8 – 4 cos (200πt-30 0) +8 sin(150 πt) + 10 cos(120 πt+70 0)
berapa bandwidth sinyal tersebut dan gambrkan spektrum magnitude
dan phasa sinyal
3. sebuah sinyal pulsa dengan bentuk -0,25 s/d 0.25 gambarkan
spektrumnya dan berapa bandwidth (first null bandwidth) nya
4 Jelaskan hal yang menentukan kebrhasilan pentransmisian sinyal
5. Sebuah kanal meniliki nilai S/N 20 dB dan bandwidth 5 Khz dengan
menggunakann teori Shannon tentukan berapa bit persimbol yang dapat
digunakan
6. Perhitungan daya seperti di papan
Quiz jumat
1. jelaskan blok sistem kominukasi digital dan apa bedanya dengan sistem komunisi
analog

2. sebuah sinyal degan persamaan sepreti di papan….


S(t) = 8 – 4 cos (200πt-300) +8 sin(150 πt) + 10 cos(120 πt+700)
berapa bandwidth sinyal tersebut dan gambrkan spektrum magnitude dan phasa
sinyal

3. sebuah sinyal pulsa dengan bentuk -0,25 s/d 0,25 gambarkan spektrumnya dan
berapa bandwidth (first null bandwidth) nya

4 Jelaskan hal yang menentukan kebrhasilan pentransmisian sinyal

5. Sebuah kanal meniliki nilai S/N 25 dB dan bandwidth 5 Khz dengan menggunakann
teori Shannon tentukan berapa bit persimbol yang dapat digunakan

Anda mungkin juga menyukai