Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DASAR SELULER A.

Cell

Pada sistem seluler, area layanan sebuah operator telekomunikasi dibagi-bagi menjadi beberapa area kecil yang disebut sel (cell). Bentuk dan ukuran sel ditentukan oleh jenis antena yang digunakan dan besar kecilnya daya pancar transmitter. Tipe Sel 1. Sel makro (makrocell) Sebuah sel makro beroperasi dengan daya keluaran tinggi dan biasanya dipasang di atas gedung atau sebuah menara. Tipe ini dioperasikan untuk menyediakan daerah cakupan yang luas, baik untuk indoor maupun outdoor. 2. Sel payung Sel payung adalah sebuah sel makro yang digunakan untuk memperbesar daerah cakupan beberapa sel, biasanya digunakan untuk mengatasi daerah bintik kosong (blank spot) dan juga untuk melayani akses jaringan sewaktu pelanggan bergerak dengan cepat, misal kendaraan yang sedang melaju di jalan tol. 3. Sel mikro (microcell) Sebuah sel mikro beroperasi dengan daya keluaran yang rendah dan dipasang pada ketinggian sedang atau dibawah ketinggian gedung sekitarnya. Tipe ini dioperasikan untuk menyediakan daerah cakupan yang lebih kecil (300 m dengan kondisi trafik informasi yang sangat padat. Sel mikro biasanya di tempat pusat bisnis, seperti perbelanjaan, kawasan perkantoran dimana setiap pelanggan bergerak lambat.

4. Sel piko (picocell)

Sel piko didesain untuk keperluan dalam ruangan dan mampu mengatasi kondisi trafik informasi yang sangat padat. Sel piko beroperasi dengan daya keluaran yang rendah dan daerah cakupannya dapat mengikuti bentuk bangunan. Karena digunakan untuk keperluan dalam ruangan, maka sel piko dapat ditempelkan di dinding dan langit-langit bangunan. Jenis Sel 1. Sel Omni (Omni Cell) Sel ini menggunakan antena omni yang mempunyai daerah pancaran sama besar berkenaan dengan horizontal. 2. Sel Sektorisasi (Sectored Cell) Sel ini menggunakan antena terarah dengan daerah pancaran membentuk sudut tertentu, missal 120o, 60o.

B. Site
Cell Sites umumnya dikenal dengan cell tower, meski antena cell site umumnya dipasang pada sebuah bangunan, bukan pada sebuah tower. Pada jaringan GSM, istilah teknisnya ialah Base Transceiver Station (BTS). BTS merupakan transceiver yang mendefinisikan sebuah sel dan menangani hubungan link radio dengan Mobile Station (MS). Sebuah BTS terdiri dari semua peralatan radio, yaitu: antena, pemrosesan sinyal, amplifier yang diperlukan untuk transmisi radio. BTS dapat membentuk sel radio atau, menggunakan antena sectorized, beberapa sel.

Ilustrasi hubungan BTS dengan MS (Mobile Station) dan BSC (Base System Controller) Base station subsystem (BSS): Sebuah jaringan GSM terdiri dari banyak BSS ( Base Station Subsystem) , dan masing-masing BSS dikendalikan oleh BSC (Base System Controller). BSS melakukan semua fungsi diperlukan untuk mempertahankan hubungan radio ke MS, coding / decoding suara, dan tingkat adaptasi ke / dari bagian jaringan nirkabel. Dan masing-masing BSS berisi beberapa BTS yang juga dikenal dengan istilah Site/Cell Site. Sebuah BTS dapat membentuk sel radio atau, dengan menggunakan antena sektorisasi, menjadi beberapa sel . BTS terhubung ke MS melalui antarmuka Um (ISDN U antarmuka untuk penggunaan mobile), dan ke BSC melalui antarmuka Abis. Antarmuka Um mengandung semua mekanisme

yang diperlukan untuk transmisi nirkabel (TDMA, FDMA dll). Antarmuka Abis terdiri dari koneksi 16 hingga 64 kbit / s. Sebuah sel GSM dapat mencakup 100 m hingga 35 km tergantung pada lingkungan (bangunan, ruang terbuka, pegunungan dll). BSC pada dasarnya bertugas mengelola BTS.. itucadangan frekuensi radio, menangani handover dari satu BTS ke yang lain dalam BSS, dan melakukan paging dari MS.

Tugas yang dilakukan oleh BTS dan BSC dalam BSS

C.

Cluster

Cluster adalah sekelompok sel yang masing-masing selnya memiliki 1 set frekuensi yang berbeda dengan sel lain. Ukuran kluster (dilambangkan K, sering juga dilambangkan N) adalah jumlah sel yang terdapat dalam 1 kluster. Contoh: K=3 artinya terdapat 3 sel dalam 1 kluster K=4 artinya terdapat 4 sel dalam 1 kluster

D. Frequency Re-Use
Komunikasi seluler dikembangkan untuk mengatasi masalah keterbatasan spektrum frekuensi dan kapasitas yang kecil dari komunikasi wireless konvensional serta untuk mendukung mobilitas pengguna yang semakin tinggi. Konsep seluler menjadikan komunikasi wireless memiliki karakteristik jangkauan BS kecil, daya yang dipancarkan BS rendah, dan spektrum frekuensi menjadi efisien dengan diterapkannya konsep pengulangan frekuensi (frequency

reuse), yaitu frekuensi sama yang dipakai oleh BS lain. Penerapan frequency reuse dimungkinkan karena daerah jangkauan BS yang kecil. Jarak minimum antar-BS yang diperbolehkan untuk pemakaian frequency reuse harus diatur sedemikian sehingga pengaruh interferensi minimal. Frequency reuse menjadikan kapasitas komunikasi seluler meningkat.

Di atas ini adalah ilustrasi konsep frekuensi reuse seluler, di mana sel-sel diberi label dengan huruf yang sama menggunakan frekuensi yang sama dari saluran. Sekelompok sel diuraikan dalam huruf tebal dan direplikasi di wilayah cakupan. Dalam contoh ini, ukuran cluster, N = 7, dan faktor frequency reuse adalah 1/7. karena setiap sel mengandung sepertujuh dari jumlah total saluran yang tersedia.
E.

Cell Splitting
Ketika jumlah mobile station meningkat dan mencapai jumlah maksimum yang dapat

dilayani sebuah sel, sel-sel harus dipecah menjadi sel-sel yang lebih kecil, masing-masing

mempunyai jumlah kanal yang sama seperti sel asalnya. Setiap sel dapat melayani jumlah mobile station yang sama seperti sel asal yang besar. Hal yang penting juga adalah mengurangi daya dari transmiter untuk memperkecil interferensi co-channel. Dengan proses pembelahan sel, jumlah mobile station potensial dapat ditingkatkan tanpa kebutuhan tambahan bandwidth.Terdapat dua cara pembelahan sel. Pada gambar a, pusat sel asal tidak terpakai setelah pembelahan sel tetapi dengan cara pembelahan pada gambar b pusat sel asal masih dipakai setelah pembelahan sel.

Daya yang dipancarkan oleh sel baru hasil pemecahan (P t1) dapat diturunkan dari besarnya daya yang dipancarkan oleh sel lama (Pto). Jika diasumsikan daya yang diterima pada batas sel adalah (Pr) maka:

Dimana adalah konstan dan g adalah kemiringan redaman. Persamaan 8.5 menyatakan besarnya daya yang diterima pada batas sel yang lama, sedangkan persamaan 8.6 adalah besarnya daya yang diterima pada batas sel baru setelah dibelah. Karena diinginkan daya yang diterima pada batas ke dua sel tersebut sama P r maka:

Bila dimasukkan harga = 4 (untuk komunikasi mobil), maka diperoleh:

Terlihat bahwa daya yang dipancarkan dari sel baru adalah 12 dB dibawah daya pancar sel lama. Selanjutnya setiap sel yang baru akan memuat beban trafik maksimum yang sama dengan beban trafik satu sel lama, dengan begitu apabila terjadi pembelahan sel, maka:

F. Interferensi
Jika suatu daerah mempunyai beberapa unit komunikasi pemancar-penerima

(transceiver) dan beberapa pemakai menggunakan kanal yang sama atau kanal yang berdekatan, maka kinerja dipengaruhi oleh interferensi baik interferensi kanal yang sama (co-channel interference) maupun interferensi yang disebabkan oleh kanal yang berdekatan (adjacent channel interference), selain itu interferensi dapat pula timbul dari sistem selular lain dan juga dari sistem non selular. Dalam sistem selular, masing-masing pemancar-penerima tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik daerah sekitarnya, tetapi juga oleh sinyal yang secara simultan dihasilkan oleh sejumlah pemancar di daerah sekitarnya. Pengaruh interferensi pada sistem selular ini biasanya lebih besar dari pengaruh noise. Interferensi Co-Channel (Co-Channel Interference) Interferensi co-channel terjadi ketika dua atau lebih kanal komunikasi menggunakan frekuensi yang sama. Penggunaan frekuensi yang sama ini bertujuan meningkatkan utilitas frekuensi. Interferensi co-channel merupakan fungsi dari parameter q yang didefinisikan sebagai:

dimana: D = jarak antara sel-sel yang menggunakan frekuensi yang sama R = radius sel

Nilai q disebut faktor pengurangan interferensi co-channel (co-channel reduction factor) dapat ditentukan untuk setiap level dari perbandingan sinyal terhadap interferensi yang diinginkan. Interferensi Kanal Bersebelahan (Adjacent Channel Interference) Interferensi kanal bersebelahan terjadi akibat dua buah sel yang bersebelahan menggunakan dua spektrum frekuensi yang berdekatan. Dalam sistem selular interferensi kanal bersebelahan lebih mudah dikontrol jika dibandingkan dengan interferensi co-channel yaitu dengan pemakaian filter yang curam. Interferensi Intersimbol (Intersymbol Interference) Interferensi intersimbol terjadi akibat adanya delay spread yang besar dalam medium multipath atau karena laju bit transmisi yang tinggi. Jika 1 bps membutuhkan 1 Hz, maka laju bit transmisi Rt ditentukan dari:

dimana adalah delay spread. Untuk daerah urban, sub-urban, dan daerah terbuka, delay spread berturut- turut 3 ms, 0,5 ms, dan < 0,2 ms. Interferensi Near Far (Near-end to Far-end Interference) Interferensi near far terjadi karena adanya perbedaan jarak yang cukup besar antara mobile station satu dengan mobile station lain ke base station. Sinyal yang diterima oleh mobile station yang lebih dekat dengan base station lebih kuat dibandingkan sinyal yang diterima mobile station yang letaknya lebih jauh dari base station. Sinyal yang lebih kuat itu akan menutup sinyal yang lebih lemah. Derajat penutupannya tergantung pada jarak ke base station. Jika daya pancar dari setiap mobile station dalam satu sel sama, level sinyal yang diterima base station hanya ditentukan oleh peredaman lintasan antara base station dan mobile station. Perbandingan daya near-end terhadap far-end (NE/FE) didapat dari:

Dimana d1 adalah jarak mobile station 1 ke base station dan d2adalah jarak mobile station 2 ke base station. Untuk mengurangi interferensi near far ini dapat pula digunakan power control. Dengan power control, daya yang tiba di base station untuk mobile station yang berbeda jarakn station sehingga mobile station yang lebih dekat dengan base station akan memancarkan daya yang lebih kecil jika dibandingkan dengan daya yang dipancarkan oleh mobile station yang letaknya jauh dari base station.

G. Sektorisasi
Sektorisasi adalah pengarahan daya pancar antena BTS pada arah tertentu. Pengarahan antena tergantung pada kebutuhan. Sektorisasi dilakukan berdasarkan kepadatan trafik. Sektorisasi ini umumnya akan menentukan model arsitektur sel dalam sistem wireless. Macammacam konfigurasi sel berdasarkan sektorisasi antena base station : Sectoring 60 Sectoring 120

Teknik sektorisasi ini dapat mengurangi masalah interferensi co-channel dan meningkatkan kapasitas sistem. Interferensi co-channel adalah suatu kejadian dalam sistem terestrial dimana terdapat dua kanal atau lebih yang bekerja dengan frekuensi yang sama, yang masing masing saling terganggu dan mengganggu [1]. Masalah interferensi co-channel dapat dikurangi dengan penggunaan antena unidirectional untuk menggantikan antena omnidirectional, dimana tiap-tiap antena unidirectional ini meradiasikan dayanya terutama pada suatu sektor tertentu saja. Sehingga sebuah sektor menerima dan memancarkan daya interferensi dari dan ke sebagian sel co-channel-nya. Hal ini berarti bahwa jumlah penginterferensi pada rantai co-channel-nya berkurang. Pengurangan interferensi co-channel ini memungkinkan adanya pengurangan jumlah sel dalam satu cluster dan meningkatkan frekuensi reuse-nya.

Sehingga pada akhinya mampu meningkatkan kapasitas sistem wireless secara keseluruhan. Semakin banyak sektor dalam sel berarti mengurangi area cakupan suatu antena base station tertentu dan meningkatkan cost baik dari segi perangkat maupun operasionalnya. [2]

H. Multiple Akses
Dalam setiap system selular maupun teknologi selular, diperlukan sebuah pola menggunakan yang memungkinkan banyak user menggunakan akses secara bersamaan. Teknologi selular telah mengembangkan skema akses jamak yang berbeda. Metode akses jamak tersebut tersebut digunakan di teknologi radio system selular masing-masing. Multiple akses adalah suatu metode atau teknik yang memungkinkan suatu titik (Base Station) dapat diakses oleh beberapa user yang lain secara bersamaan. Tujuan multiple akses yaitu mengorganisasi user dalam memberikan komunikasi bebas interferensi dan juga menyalurkan komunikasi secara serentak dalam satu spectrum. Terdapat empat skema utama atau metode akses jamak yang digunakan pada system selularmulai dari teknologi analog yang pertama hingga teknologi yang dikembangkan di masa mendatang. Metode akses jamak tersebut adalah FDMA, CDMA, CDMA, dan OFDM Syarat Metode Akses Jamak Dalam sistem selular, akses jamak diperlukan untuk kemampuan menangani banyak user kapanpun waktu yang diinginkan. Hal ini dapat dicapai oleh banyak hal, dan sebagaimana teknologi selular yang terus berkembang, banyak teknik teknik berbeda yang telah digunakan. Beberapa syarat skema multiple akses yang harus dipenuhi :

Kemampuan untuk menangani beberapa use tanpa terjadi interferensi Kemampuan untuk memaksimalkan efisiensi spectrum. Mampu melakukan handover antar cell

FDMA - Frequency Division Multiple Access FDMA adalah salah satu metode akses jamak yang pertama untuk system selular disaat transmisi masih berupa analog. Pada teknik ini bandwidth dibagi menjadi jumlah kanal dan didistribusikan pada user-user dengan porsi bandwidth tetap untuk digunakan permanent. Seperti yang dijelaskan pada gambar 1.1. Kanal hanya digunakan berdasarkan permintaan user. Oleh

karena itu, saat kanal tidak digunakan maka akan menjadi resource yang terbuang. Kanal FDMA memiliki bandwidth sempit (30 KHz) sehingga demikian kanal-kanal tersebut diimplementasikan pada system narrowband. Karena user memiliki porsi bandwidth masing-masing di sepanjang waktu, FDMA tidak membutuhkan sinkronisasi atau timing control, sehingga menyebabkan algoritma yang simple. Meskipun demikian tidak ada dua user dalam frekuensi yang sama, guard band merupakan jarak antara frekuensi-frekuensi yang saling berdekatan untuk meminimalisir adjacent channel interference. Guard Band tidak digunakan dan hanya memisahkan antara 2 frekuensi sehingga disebut wasted bandwidth. Selain itu, saat tidak ada transmisi kontinu yang terjadi, bandwidth menjadi terbuang karena tidak dapat digunakan untuk waktu yang berbeda. Dalam komunikasi wireless, FDMA mampu melakukan transmisi dan penerimaan yang bersamaan dengan menggunakan FDD (Frequency Division Duplexing. Dengan tujuan mengoperasikan pengirim dan penerima secara bersamaan, FDD membutuhkan duplexer yang membuat system ini boros.

Gambar 1.1 Penggunaan kanal pada FDMA (courtesy: www.ant.uni-bremen.de/research/cdma/) TDMA - Time Division Multiple Access Dalam system digital, tidak dikenal transmisi secara kontinu oleh satu user karena user tidak menggunakan badwidth sepanjang waktu. GSM (Global System for Mobile comm) menggunakan teknik TDMA. Pada TDMA, seluruh bandwidth tersedia untuk pengguna namun

dibatasi oleh period waktu. Di beberapa kasus, bandwidth yang tersedia dibagi menjadi beberapa kanal yang lebih sedikit dibanding FDMA dan user diberikan alokasi waktu selama menggunakan kanal bandwidth yang diberikan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.2. TDMA mengharuskan sinkronisasi waktu karena user membagi bandwidth pada domain frekuensi. Karena jumlah kanal yang digunakan lebih sedikit, maka inter channel interferensi dapat dihindarkan. Sebab itu, guard time antar kanal dipertimbangkan lebih kecil. Guard time adalah spasi waktu antar TDMA bursts. Dalam komunikasi seluler, saat user bergerak dari satu cell ke cell yang lain, aka nada kemungkinan call loss jika tidak tersedia slot kosong. TDMA menggunakan time-slot berbeda untuk pengiriman dan penerimaan. Hal ini dikenal dengan TDD (Time Division Duplex). TDD tidak membutuhkan duplexer.

Gambar 1.2 Penggunaan Kanal pada TDMA (courtesy: www.ant.uni-bremen.de/research/cdma/) CDMA - Code Division Multiple Access Pada CDMA, seluruh user menggunakan bandwidth yang sama, akan tetapi user-user semua menggunakan kode terpisah, yang membedakan user-user masing-masing. System CDMA memanfaatkan teknik spread spectrum dimana sinyal disebar dan memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya sehingga serta bandwidth yang lebar yang digunakan untuk menyebar sinyal narrow band. Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS) adalah yang paling sering digunakan oleh CDMA. Pada DS-SS sinyal dikalikan dengan Pseudo Random Noise Code (PN code), yang memiliki karakteristik seperti noise.

Metode CDMA sama seperti berada dalam ruangan dengan bahasa berbeda. Meskipun level noise sangat tinggi, namun masih memungkinkan untuk mengerti bahasa orang yang sama dengan bahasa kita. Dengan teknik CDMA yaitu perbedaan spreading atau chip code yang digunakan. Saat memunculkan direct sequence spread spectrum, data yang dikirim dikalikan dengan spreading or chip code. Ini tentunya memperlebar spectrum sinyal, dan hanya dapat dimengerti pada penerima yang mengalikan dengan spreading kode yang sama. Setiap user memiliki codeword masing-masing yang orthogonal dengan user lainnya. Tidak seperti TDMA, CDMA tidak membutuhkan sinkronisasi waktu antar user. Sistem CDMA memiliki masalah self-jamming yang terjadi ketika kode spreading yang digunakan user tidak benar-benar orthogonal. Jika daya oleh user-user pada system CDMA tidak sama, maka user dengan power signal terbesar akan didemodulasi pada sisi penerima. Kekuatan penerimaan sinyal meningkatkan level noise untuk sinyal yang lebih lemah pada demodulator. Tentunya ini mengurangi kemungkinan sinyak lemah yang akan diterima. Masalah ini disebut near-far problem yang dapat ditanggulangi menggunakan power control. Sehingga menjamin semua sinyal dalam area base station tiba dengan power yang sama di penerima

I. Modulasi
Dalam gelombang pembawa apabila arus gelombang pembawa dibuat dan dipotong oleh kode-kode telegrap maka kodenya dimodulir oleh arus gelombang pembawa. Proses semacam ini disebabkan karena arus gelombang pembawa berubah-ubah seperti fungsi dari pada nilai gelombang kode telegrap pada saat itu yang disebut modulasi. Proses yang mengeluarkan kode telegrap asli yang dikirim dari modulasi arus gelombang pembawa disebut demodulasi. Jadi, Modulasi itu adalah proses penumpangan sinyal informasi ke sinyal pembawa. Modulasi terbagi atas dua yaitu modulasi analog dan digital. Modulasi analaog mencakup modulasi frekuensi, modulasi amplitudo, dan modulasi fasa. 1. Modulasi amplitudo Menumpangkan sinyal informasi pada perubahan amplitudo sinyal carrier. Amplitudo sinyal carrier berubah-ubah sesuai dengan bentuk amplitudo sinyal informasi, sedangkan frekuensi tetap. Dengan syarat amplitudo sinyal informasi tidak boleh lebih besar dari amplitudo sinyal carrier. Dibawah adalah contoh gambar dari setiap modulasi analog.

Kode telegrap

Modulasi amplitudo

Modulasi frekuensi

Modulasi fase 2. Modulasi Frekuensi Menumpangkan sinyal informasi pada perubahan frekuensi sinyal carrier. Frekuensi sinyal carrier berubah-ubah sesuai dengan frekuensi sinyal informasi, sedangkan amplitudo nya tetap. 3. Modulasi Fasa Menumpangkan sinyal informasi pada perubahan phasa sinyal carrier. 4. Modulasi Digital Modulasi ini merupakan proses penumpangan sinyal digital ke dalam sinyal carrier. Modulasi digitl sebenarnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat gelombang pembawa sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya memiliki ciri-ciri bit-bit (0 atau 1) yang dikandungnya. Berarti dengan mengamati mdulated carriernya, kita bisa mengetahui urutan bitnya disertai clock (timing, sinkronisasi). Pada dasarnya dikenal 3 prinsip atau sistem modulasi digital yaitu : ASK (Amplitude Shift Keying), FSK (Frequency Shift Keying), dan PSK (Phase Shift Keying)

Amplitude Shift Keying (ASK) Merupakan pengiriman sinyal berdasarkan pergeseran amplitudo, yang merupakan metoda modulasi dengan mengubah-ubah amplitudo. Dalam proses modulasi ini kemunculan frekuensi gelombang pembawa tergantung pada ada atau tidaknya sinyal informasi digital. Keuntungan yang diperoleh dari metode ini adalah bit per baud (kecepatan digital) lebih besar. Sedangkan kesulitannya adalah dalam menentukan level acuan yang dimilikinya, yakni setiap sinyal yang diteruskan melaluai saluran transmisi jarak jauh selalu dipengaruhi oleh redaman dan distorsinya. Oleh sebab itu, metoda ASK hanya dipakai untuk hubungan jarak dekat saja. Frequency Merupakan pengiriman sinyal melalui penggeseran frekuensi. Metoda ini merupakan suatu bentuk modulasi yang memungkinkan gelombang modulasi menggeser frekuensi output gelombang pembawa. FSK merupakan metode modulasi yang paling populer. Dalam proses ini gelombang pembawa digeser ke atas dan kebawah untuk memperoleh bit 1 dan bit 0. Kondisi ini masing-masing desebut space and mark. Keduanya merupakan standar transmisi data yang sesuai dengan rekomendasi CCITT. Bentuk dari modulated carrier FSK mirip dengan hasi modulasi FM. Secara konsep, modulasi FSK adalah modulasi FM, hanya disini tidak ada bermacam-macam variasi/deviasi ataupun frekuensi.

Umumnya tipe modulasi FSK dipergunakan untuk komunikasi data dengan Bit0rate (kecepatan transmisi) yang relatif rendah, seperti untuk telex dan modem-data dengan bit-rate yang tidak lebih dari 2400 bps (2.4 Kbps) Phase Shift Keying Adalah pengiriman sinyal melalui pergeseran fasa. Metoda ini merupakan suatu bentuk modulasi fasa yang memungkinkan fungsi pemodulasi fasa gelombang termodulasi di antara nilai-nilai diskrit yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam proses modulasi ini fasa dari frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan status sinyal informasi digital. Sudut fasa harus empunyai acuan kepada pemancar dan penerima. Akibatnya sangat diperlukan stabilitas frekuensi pada pesawat penerima

Gambar 1.3 Penggunaan Kanal pada CDMA (courtesy: www.ant.uni-bremen.de/research/cdma/)

J.

Multiplexing & Duplexing


Multiplexing Multiplexing adalah Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara

bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut

Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver /Mux. Dan untuk di sisi penerima, gabungan sinyal - sinyal ituakan kembali di pisahkan sesuai dengan tujuan masing masing. Proses ini disebut dengan Demultiplexing. Receiver atau perangkat yang melakukan Demultiplexing disebut dengan Demultiplexer atau disebut juga dengan istilah Demux.

Keuntungannya : host hanya butuh satu port I/O untuk n terminal hanya satu line transmisi yang dibutuhkan menghemat biaya penggunaan saluran komunikasi memanfaatkan sumberdaya seefisien mungkin Menggunakan kapasitas saluran semaximum mungkin Karakteristik permintaan komunikasi pada umum- nya memerlukan penyaluran data dari beberapa terminal ke titik yang sama

Teknik Multiplexing 1. Frequency Division Multiplexing (FDM)


2. Time-division multiplexing (TDM) 3. Statistical time-division multiplexing (STDM)

1. Frequency Division Multiplexing (FDM)

Karakteristik : Gabungan banyak kanal input menjadi sebuah kanal output berdasarkan frekuensi Digunakan ketika bandwidth dari medium melebihi bandwidth sinyal yang diperlukan untuk transmisi. Tiap sinyal dimodulasikan ke dalam frekuensi carrier yang berbeda dan frekuensi carrier tersebut terpisah dimana bandwidth dari sinyal-sinyal tersebut tidak overlap. Contoh yang paling dikenal dari FDM adalah siaran radio dan televisi kabel. 2. Time Division Multiplexing (TDM)

Prinsip TDM adalah menerapkan prinsip penggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user). TDM biasanya digunakan untuk komunikasi point to point. Pada TDM, penambahan peralatan pengiriman data lebih mudah dilakukan. TDM lebih efisien daripada FDM. Jenis-Jenis TDM a. Synchronous TDM Disebut synchronous karena time slot-nya dialokasikan ke sumber-sumber tertentu dimana time slot untuk tiap sumber ditransmisikan. Dan dapat mengendalikan sumbersumber dengan kecepatan yang berbeda-beda. b. Asynchronous TDM Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot waktu yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif-nya pengguna) pada saat sampling setiap input line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling hanya dilakukan untuk input line yang aktif saja. Konsekuensi dari hal tersebut adalah perlunya menambahkan informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu berupa identitas pengguna atau identitas input line yang bersangkutan. 3. Statistical time-division multiplexing (STDM) Statistical TDM dikenal juga sebagai asynchronous TDM dan intelligent TDM, sebagai alternatif synchronous TDM. Efisiensi penggunaan saluran secara lebih baik dibandingkan FDM dan TDM. Memberikan kanal hanya pada terminal yang membutuhkannya dan memanfaatkan sifat lalu lintas yang mengikuti karakteristik statistik. STDM dapat mengidentifikasi terminal mana yang mengganggur / terminal mana yang membutuhkan transmisi dan mengalokasikan waktu pada jalur yang dibutuhkannya. Untuk input, fungsi multiplexer ini untuk men-scan bufferbuffer input, mengumpulkan data sampai penuh, dan kemudian mengirim frame tersebut. Dan untuk output, multiplexer menerima suatu frame dan mendistribusikan slot-slot data ke buffer output tertentu.

Duplexing Pada komunikasi wireless diperlukan teknik duplexing untuk dapat melakukan transfer informasi antara transmitter dan receiver dalam waktu yang bersamaan. Teknik dupleks digunakan untuk memisahkan transimi uplink dan downlink. Ada dua jenis duplexing yang dikenal yaitu : a. Frequency Division Duplex (FDD) Yaitu satu kanal disediakan satu pasang frekuensi (frekuensi kirim dan terima dibedakan). Jarak antara frekuensi kirim dan terima disebut sebagai frekuensi duplex spacing Pada teknik ini digunakan frekuensi yang berbeda untuk BS dan MS, yaitu forward link untuk trafik dari BS ke MS dan reverse link untuk MS ke BS. Pada prakteknya FDD berupa dua kanal simplex dan terdapat duplexer pada BS dan MS yang memperbolehkan kedua transmitter dan receiver melakukan pertukaran informasi dalam waktu yang bersamaaan. b. Time Division Duplexing (TDD) Yaitu dalam satu kanal disediakan satu pasang waktu ( waktu kirim dan waktu terima dibedakan ). Dalam TDD ini frekuensi kirim dan terima besarnya sama. Jarak atau spasi antara waktu kirim dan terima disebut time duplex spacing Teknik TDD menggunakan pewaktu sebagai pengganti frekuensi forward dan reverse link. Jarak pemisah antara waktu forward dan waktu reverse link harus sekecil mungkin sehingga tampak berbarengan. FDD lebih sering digunakan dalam komunikasi seluler dari pada TDD, karena delay tidak ada tetapi memerlukan pita yang lebih lebar disbanding TDD.

K. Badan Standarisasi
Jaringan telekomunikasi dirancang untuk melayani beragam pengguna yang menggunakan berbagai macam perangkat yang berasal dari vendor yang berbeda Untuk merencanakan dan membangun suatu jaringan secara efektif, diperlukan suatu standard yang menjamin interoperability, compatibility, dan kinerja yang dipersyaratkan secara ekonomis

Suatu standard yang terbuka (open standard) diperlukan untuk memungkinkan interkoneksi sistem, perangkat maupun jaringan yang berasal dari vendor maupun operator yang berbeda. Organisasi-organisasi Standar Otoritas standard nasional menetapkan standard resmi suatu negara tertentu

Indonesia : Kementrian Komunikasi dan Informasi Inggris : British Standard Institute (BSI) Jerman : Deutsche Industrie-Normen (DIN) Amerika : American National Standard Institute (ANSI)

Badan Standar Eropa

ETSI: European Telecommunications Standards Institute Suatu badan independent yang menetapkan standard untuk komunitas Eropa

Contoh : standard GSM

CEN/CENELEC: European Committee for Electrotechnical Standardization/European Committee for Standardization Badan standardisasi teknologi informasi

CEPT:

Confrence

Europenne

des

Administrations

des

Postes

et

des

Telecommunications Sebelum ada ETSI, melakukan pekerjaan yang dilakukan ETSI

Badan Standar Amerika

IEEE : Institute of Electrical and Electronics Engineers Asosiasi engineer elektro internasional Contoh standard : LAN Organisasi pabrik perangkat elektronika Amerika Contoh standar: RS232 Badan regulasi pemerintah Amerika

EIA: Electronic Industries Association

FCC: Federal Communications Commission TIA: Telecommunications Industry Association

Bertugas mengadaptasi standard dunia ke dalam lingkungan Amerika

Organisasi Global ITU : International Telecommunication Union Badan khusus PBB yang bertanggung jawab di dalam bidang telekomunikasi Dibagi ke dalam dua badan standard: ITU-T (huruf T berasal dari kata telekomunikasi)

Berasal dari CCITT (Comit Consultatif International de Tlgraphique et Tlphonique, atau International Telegraph and Telephone Consultative Committee)

Mempublikasikan rekomendasi untuk jaringan telekomunikasi publik ITU-R (huruf R berasal dari kata radio)

Berasal dari CCIR (Comit Consultatif Committee)

International des

Radiocommunications atau International Radio Consultative

Mempublikasikan rekomendasi yang berhubungan dengan aspekaspek radio seperti penggunaan frekunsi di seleuruh dunia

ISO/IEC : The International Standards Organization/International Electrotechnical Commission Organisasi standard bidang teknologi informasi ISO berperan dalam standard dan protokol komunikasi data

IEC berperan di dalam standard yang meliputi aspek electromechanical (seperti konektor), lingkungan dan keselamatan

Organisasi yang Lain

IETF: Internet Engineering Task Force Bertanggung jawab terhadap arsitektur Internet

Mengatur standardisasi protokol TCP/IP untuk Internet

12. Handover
Perangkat wireless mempunyai cangkupan areanya sendiri yang terhubung ke user. Dalam sistem komunikasi bergerak tentunya harus mendukung kriteria fleksibel, mudah, dan dapat dibawa kemanapun. Sehingga pada saat user aktif dan keluar dari cangkupan area dalam suatu perangkat wireless maka terjadi perpindahan kanal trafik tanpa terjadi pemutusan hubungan yang disebut dengan handover.

Gambar : Peristiwa Handover (sumber : Traffic Case GSM, GPRS, EDGE System Technique, TELKOMSEL) Handover terjadi akibat pergerakan dari user karena melemhanya sinyal terima dari satu sel atau karena masalah trafik load dan Operation dan Maintenance. Dalam sistem GSM handover ditangani oleh BTS, perlu diketahui bahwa pada AMPS pndah kanal (handoff) langsung ditangani oleh MSC, sehingga MSC memiliki pekerjaan terlalu berat. Syarat untuk terjadi handover adalah saat user sedang aktif dan berpindah handle, jika perubahan peng-hadle-an terjadi pada saat user tidak sedang aktif maka proses itu disebut Location Update. Mekanisme Hand over dapat dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Make Before Break, pada mekanisme ini, sebelum MS terhubung dan dilayani oleh BTS yang baru, maka hubungan dengan BTS lama tidak akan diputus. Hubungan dengan BTS lama hanya akan diputus bila hubungan dengan BTS baru sudah dapat dilakukan.

Mekanisme ini dapat dilihat pada gambar di atas. Mekanisme ini dikenal juga dengan sebutan Soft Hand Over.
2. Break Before Make, pada mekanisme ini, MS akan memutuskan hubungan dengan BTS

lama walupun hubungan dengan BTS baru belum tercapai. Akibatnya akan ada suatu periode waktu yang singkat dimana MS tidak dilayani oleh BTS manapun. User akan merasakan akibat dari hal ini dalam bentuk terputusnya pembicaraanya sesaat.

Handover dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Handover Intra-BSC, yaitu perpindahan peng-handle-an user dari suatu BTS ke BTS lain tetapi kedua BTS masih terhubung dalam satu BSC yang sama. 2. Handover Inter-BSC, perpindahan peng-handle-an user dari suatu BTS ke BTS lain tetapi kedua BTS terhubung ke BSC yang berbeda namun dalam satu MSC yang sama. 3. Handover Inter-MSC, perpindahan peng-handle-an user dari suatu BTS ke BTS, dengan kondisi kedua BTS terhubung ke BSC yang berbeda dan kedua BSC terhubung ke MSC yang berbeda juga.

13. Location Updating


Adalah proses pelaporan lokasi MS karena berada pada location area yang baru, dan dilakukan secara periodik. Location updating ini terjadi saat MS dalam kondisi idle. Sebuah MS akan memperbarui lokasinya jika dia berada di VLR yang berbeda. Jika MS itu bergerak antar BTS tetapi masih dalam satu VLR maka tidak ada location updating.

Anda mungkin juga menyukai