Anda di halaman 1dari 74

BAB I DASAR SWITCHING

1 . EVOLUSI TEKNOLOGI SWITCHING

1. Sistem Manual
Merupakan generasi pertama sistem manual LB / CB penyambungannya
dilakukan oleh operator.
2. Sistem Otomat step by step ( elektromagnet )
Penyambungan dilakukan dengan selektor yang bekerja sesuai dengan
putaran / dialing.
3. Sistem Otomat Elektromagnetik Crossbar
Menggunakan Multistage Crossbar (horisontal & vertikal) dengan 2 fungsi :
common control (register) dan switching (marker control switching stage)
4. Sistem SPC Analog
Menggunakan matrix switch untuk penyambungan digabung dengan master
console / komputer sebagai pengendali
5. Sistem SPC Digital
Menggunakan PCM dengan kemampuan lebih cepat dan kapasitas memori
lebih besar.
6. Sistem ATM & Optical Switching
Asynchronous Transfer Mode merupakan generasi baru teknologi switching
yang digunakan untuk broadband switching.

2 . METODE – METODE SWITCHING

A. CIRCUIT SWITCHING
Merupakan metode switching yang paling sederhana dimana
komunikasi data antara sumber dan tujuan dilakukan secara langsung
berdasarkan penyambungan kanal transmisi dengan para pemakai, dikenal 2
macam saluran :
a. Dedicated / leased line : pemakai selalu tersambung dengan saluran
permanen, sewa tinggi

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 1 -


b. Switched / dialed line : pemakai hanya akan disambungkan pada
saluran tertentu saat pemakai tersebut akan berkomunikasi dengan
pemakai lain. Permintaan sambungan dari pemakai dilakukan dengan
pemutaran nomor telepon (dial) dari pemakai yang hendak dihubungi.
Kelemahan proses penyambungan (call set-up) didalam circuit switch cukup
lama
Kelebihan peralatan relatif sederhana, jaringan yang digunakan bisa berupa
jaringan telepon yang biasa.
Contoh : Jaringan komunikasi data yang menggunakan prinsip ini adalah
DATRAN bulan Agustus 1976 karena alasan ekonomi jaringan ini berhenti
beroperasi.

B. MESSAGE SWITCHING
Komunikasi tidak bisa dilaksanakan secara langsung. Pada metode ini
pertama- tama satuan informasi harus dilengkapi dengan alamat - alamat (
baik alamat pengirim maupun alamat penerima). Pesan yang sudah lengkap
dikirim ke message concentrator (menangani penyimpanan dan penerusan)
message ke pemakai yang dituju.
Kelebihan :
a. Jaringan komunikasi bisa lebih berdaya guna
b. Message bisa ditunda pengirimannya oleh message concentrator
apabila pemakai yang dituju sedang sibuk.
c. Satu message bisa dikirimkan ke beberapa tujuan
d. Setiap message dilengkapi dengan kontrol kesalahan untuk
mengurangi kesalahan di bagian penerima.
Contoh : SITANET. Jaringan ini dibangun oleh badan penerbangan
internasional berpusat di Paris.

C. PACKET SWITCHING
Paket merupakan sekumpulan bit, termasuk data dan sinyal kontrol panggilan
disusun dalam format tertentu. Paket switching merupakan transmisi data
dalam bentuk paket - paket beralamat lewat kanal yang terpakai selama waktu

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 2 -


transmisi paket saja. Ukuran paket lebih pendek dibandingkan message
sehingga penyaluran paket juga lebih singkat.
Contoh : ARPANET
Keuntungan :
a. Waktu respon cepat
b. Kelayakan yang tinggi karena routing yang tersebar
c. Tidak ada blocking, kecuali bila storage sudah penuh

3. JARINGAN TELEKOMUNIKASI
Perangkat telekomunikasi bertugas menghubungkan pemakaianya dengan
pemakai lain. Arti dari telekomunikasi adalah tele yang artinya jauh,
komunikasi artinya hubungan dengan pertukaran informasi. Teknik
telekomunikasi dikembangkan manusia untuk menembus perbedaan jarak
yang jauhnya bisa tak terbatas menjadi perbedaan waktu yang sekecil
mungkin.

A. JARINGAN TELEKOMUNIKASI
Definisi dari Jaringan Telekomunikasi adalah segenap perangkat
telekomunikasi yang dapat menghubungkan pemakainya (umumnya manusia)
dengan pemakai lain, sehingga kedua pemakai tersebut dapat saling bertukar
informasi ( dengan cara bicara, menulis, menggambar atau mengetik) pada
saat itu juga.
Jaringan telekomunikasi terdiri dari 3 bagian utama, yakni perangkat transmisi,
perangkat penyambungan (switching) dan terminal.
Perangkat transmisi bertugas menyampaikan informasi dari satu
tempat ke tempat lain.
Media transmisi bisa berupa kabel, serat optik maupun udara, tergantung
jarak dan tergantung pada berapa banyak tempat yang akan saling
dihubungkan.
Perangkat penyambungan bertugas agar pemakai dapat menghubungi
pemakai lain sesuai seperti yang diinginkannya.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 3 -


Terminal adalah peralatan yang bertugas merubah sinyal informasi asli
(suara manusia atau yang lain) menjadi sinyal elektrik atau elektromagnetik
atau cahaya.

Perangkat + Perangkat
Switching

Terminal
Media transmisi

Gambar Jaringan Telekomunikasi

Perangkat dan media transmisi sebagai penghubung antara perangkat


penyambungan dengan terminal disebut sebagai jaringan lokal.
Untuk sistem analog, biasanya berupa jaringan kabel lokal yang menyediakan
transmisi kanal telepon analog 4 KHz untuk setiap saluran pelanggan. Untuk
ISDN, biasanya berupa kabel serat optik.
Perangkat dan media transmisi sebagai penghubung antara perangkat
penyambungan dnegan perangkat penyambungan di tempat lain disebut
jaringan penghubung atau jaringan interlokal. Jaringan penghubung biasanya
berupa jaringan radio gelombang mikro, komunikasi satelit atau kabel serat
optik.
Perangkat penyambungan disebut juga sebagai sentral.

4. TERMINAL TELEKOMUNIKASI

Tugas utama dari terminal adalah sebagai penghubung antara pemakai


dengan jaringan telekomunikasi. Macam – macam terminal telekomunikasi
antara lain :

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 4 -


A. PESAWAT TELEPON
Pesawat Telepon, Sebagai terminal telekomunikasi yang digunakan untuk
komunikasi bicara. Pesawat telepon untuk sentral otomat terdiri dari abgian –
bagian :
- Handset (gagang telepon) yang terdiri dari mikrofon dan loudspeaker
- Badan pesawat telepon yang didalamnya terdapat :
• Rangkaian antilokal
• Rangkaian pensinyalan
• Rangkaian tambahan tergantung kemampuan pesawat telepon
Pesawat telepon untuk sentral otomat terdiri atas beberapa jenis. Berdasarkan
mekanisnya maka pesawat telepon terdiri atas :
- Pesawat jenis rotary dial
- Pesawat jenis push button
Sementara bila dilihat dari sistem signallingnya, maka pesawat telepon terdiri
atas :
- Pesawat jenis decadic pulse
- Pesawat jenis DTMF (Dual Tone Multi Frequency)

B. FAKSIMILE
Faksimile merupakan terminal telekomunikasi yang digunakan untuk
komunikasi tercopy sehingga berfungsi sebagai fotocopy jarak jauh.
a. Proses Scanning
Proses scanning pada perangkat faksimile adalah mengubah ”graphic
copy” menjadi sinyal elektrik.
b. Proses Pencetakan (recording)
Merupakan perangkat transducer elektro- foto.

C. TELEPRINTER
Teleprinter bisa digunakan untuk komunikasi terketik. Ditinjau dari fungsinya
teleprinter tidak lain adalah suatu alat untuk mengubah bahasa tertulis

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 5 -


menjadi bahasa yang diperuntukkan saluran. Teleprinter digunakan sebagai
terminal telekomunikasi yang digunakan untuk komunikasi terketik.

D. KOMPUTER
Sebagai terminal telekomunikasi yang digunakan untuk komunikasi apa saja
tergantung perangkat input / output yang disediakan.

CONTOH SOAL :

1. Sebutkan dan jelaskan perkembangan teknologi switching !


Jawab :
Perkembangan teknologi switching dibagi menjadi :
a. Sistem Manual
Merupakan generasi pertama sistem manual LB / CB penyambungannya
dilakukan oleh operator.
b. Sistem Otomat step by step ( elektromagnet )
Penyambungan dilakukan dengan selektor yang bekerja sesuai dengan
putaran / dialing.
c. Sistem Otomat Elektromagnetik Crossbar
Menggunakan Multistage Crossbar (horisontal & vertikal) dengan 2 fungsi :
common control (register) dan switching (marker control switching stage)
d. Sistem SPC Analog
Menggunakan matrix switch untuk penyambungan digabung dengan master
console / komputer sebagai pengendali
e. Sistem SPC Digital
Menggunakan PCM dengan kemampuan lebih cepat dan kapasitas memori
lebih besar.
f. Sistem ATM & Optical Switching
Asynchronous Transfer Mode merupakan generasi baru teknologi switching
yang digunakan untuk broadband switching.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 6 -


2. Apakah yang dimaksud dengan Jaringan Telekomunikasi ?
Jawab :
Definisi dari Jaringan Telekomunikasi adalah segenap perangkat
telekomunikasi yang dapat menghubungkan pemakainya (umumnya manusia)
dengan pemakai lain, sehingga kedua pemakai tersebut dapat saling bertukar
informasi ( dengan cara bicara, menulis, menggambar atau mengetik) pada
saat itu juga.

3. Sebutkan dan jelaskan bagian utama Jaringan Telekomunikasi !


Jawab :
Jaringan telekomunikasi terdiri dari 3 bagian utama, yakni perangkat transmisi,
perangkat penyambungan (switching) dan terminal.
a. Perangkat transmisi bertugas menyampaikan informasi dari satu tempat ke
tempat lain.
Media transmisi bisa berupa kabel, serat optik maupun udara, tergantung
jarak dan tergantung pada berapa banyak tempat yang akan saling
dihubungkan.
b. Perangkat penyambungan bertugas agar pemakai dapat menghubungi
pemakai lain sesuai seperti yang diinginkannya.
c. Terminal adalah peralatan yang bertugas merubah sinyal informasi asli
(suara manusia atau yang lain) menjadi sinyal elektrik atau elektromagnetik
atau cahaya.

4. Sebutkan macam – macam Terminal telekomunikasi !


Jawab :
Macam – macam terminal telekomunikasi :
a. Pesawat telepon
b. Faksimili
c. Teleprinter
d. Komputer

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 7 -


BAB II SISTEM SWITCHING

Fungsi Sentral secara luas (FTP nasional 2000) adalah :


1. Fungsi penyambungan (switching) : menyambungkan dan memutuskan
pelanggan (terminal ) yang satu dengan pelanggan (terminal) yang lain
2. Fungsi pengontrolan : mengontrol pelayanan dan penyambungan :
Mengendalikan (mengontrol) penyambungan panggilan atas dasar instruksi
pensinyalan yang datang dari luar ataupun data yang disimpan di dalam
sentral.
Misal : signalling, routing, fungsi penanganan penyambungan dan fungsi
pemrosesan pelayanan
3. Fungsi Operasi dan Pemeliharaan : berhubungan dengan fungsi operasional,
manajemen dan pemeliharaan atau pembebanan
4. Fungsi Interface : sebagai unit akses dalam kaitannya dengan akses dari
pelanggan dan interkoneksi dengan jaringan lain.

1. SENTRAL LENGKAP
Semua sentral telepon hanya digunakan untuk komunikasi bicara karena
saluran dan sistem transmisi yang dihubungkan sentral telepon dengan
terminalnya semula hanya kanal analog 4 kHz. Kemudian faksimili dan teleprinter
juga bisa memanfaatkan sentral telepon.
Bagian – bagian dari sentral lengkap adalah sebagai berikut :

User Terminal
Line Interface Switching
Network
Line Circuit Ancilliary
Sentral Function
lain
Trunk Circuit
Main
Controller
Sentral OAM Circuit
OAM Remote
Gambar Sentral Lengkap

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 8 -


Bagian – bagian dari sentral lengkap :
1. Line Circuit : Pengamat dan pengontrol dan local loop
2. Trunk Circuit : Pengamat dan pengontrol trunk network
3. OAM Circuit Remote : Pengamat dan pengontrol OAM (Operation,
Administration and Maintenance)
4. Switching Network : Pengaturan, pembentukan dan pembubaran
transfer komunikasi
5. Main Controller : Pusat pengaturan sentral
6. Ancilliary Function : Fungsi – fungsi selain bagian – bagian diatas,
misalnya : Signalling dan Catu Daya.

2. BERBAGAI JENIS SENTRAL TELEPON


1. Berdasar Proses Penyambungan
- Manual ( SST )
- Otomatis ( SSO )
2. Berdasar Cara Pengontrolan
- Direct Controlled System ( Sistem Pengontrolan Langsung )
- Indirect Controlled System ( Sistem Pengontrolan Tidak Langsung )
3. Berdasar Jenis Komponen Utama
- Elektronik
- Semi Elektronik
- Full Elektronik
4. Berdasar Jenis Sinyal Informasi pada Peralatan Penyambungan
- Analog
- Digital

3. SWITCHING NETWORK

A. ELEMEN PENYAMBUNGAN (SWITCHING)


Elemen penyambungan (Switching) terdiri dari :
1. Switching network (elemen gandeng) merupakan lintasan sinyal
pembicaraan antar pelanggan

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 9 -


2. Terdiri dari kumpulan kotak – kotak yang disebut titik gandeng (crosspoint)
yang berfungsi untuk meneruskan sambungan pada titik gandeng.

3. Merupakan lintasan sinyal pembicaraan antar pelanggan.


Gambar dari switching network adalah sebagai berikut :

Inlet SWITCHING Outlet


NETWORK

Gambar switching Network (elemen gandeng)

B. BENTUK – BENTUK SWITCHING NETWORK


Bentuk – bentuk switching network
1. Selektor
- Digunakan pada sentral step by step
- Selektor mempunyai 10 kontak yg diatur setengah lingkaran dengan 1
kontak wiper yg dapat berputar untuk menghubungkan inlet dengan
satu dari sepuluh kontak outlet yg dikehendaki
2. Reed Rele
Adalah piranti yang bekerja berdasarkan arus listrik yang mengalir
melalui kumparan, sehingga menghasilkan elektromagnet dengan
polaritas yang berlawanan. Didalam kumparan ditempatkan dua batang
strip yang akan terinduksi magnet bila kumparan tersebut dialiri listrik.
Reed rele tersebut disusun dalam formasi matriks untuk membentuk
suatu switching network.

C. JENIS – JENIS MATRIKS


Jenis – jenis matriks antara lain :
1. Matriks konsentrasi, apabila jumlah inlet lebih besar daripada jumlah outlet.
Contoh matrik konsentrasi dengan konsentrasi 10x8.
2. Matriks distribusi, apabila jumlah inletnya = jumlah outlet
3. Matriks ekspansi, bila jumlah inletnya lebih kecil daripada jumlah outlet
Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 10 -
D. MANUAL SWITCH BOARD (MSB)
Prinsip :
1. Switching network dari sentral manual berupa switch board
2. Terdapat operator yang bertugas dalam penyambungan
3. Calling Station,memulai dengan memberikan sinyal off-hook dengan cara :
- putar engkol(paling kuno) menyebabkan terjadinya perubahan status
ditandai dengan bell di sentral
- angkat handset (sentral manual sudah dilengkapi dg line circuit)
- Calling station terhubung dg operator di inlet, terjadi komunikasi called
number
- outlet dikirim ringing tone oleh sentral
- terjadi hubungan inlet dan outlet oleh sentral
- clearing calling station harus putar engkol untuk memberi tahu operator
supaya memutuskan hubungan
Sifat MSB :
1. Penyambungan relative lambat
2. Security bergantung pada operator
3. Keberhasilan sambungan bergantung operator
Elektromagnetic Switch Crosspoint
- Merupakan evolusi dari switching manual
- Operator tidak lagi menggunakan jack untuk menghubungkan inlet dan outlet
tetapi sudah menggunakan switch – switch elektromagnetik
- Switch – switch elektromagnetik tersebut disusun dalm bentuk matriks-
matriks

4. PENGENALAN PRINSIP KERJA SENTRAL

A. SISTEM SENTRAL TELEPON

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 11 -


Tugas utama dari sentral telepon adalah menyambungkan peralatan
telekomunikasi dari dua pelanggan untuk dapat saling tukar informasi dan
memutuskan kembali bila hubungan tersebut tidak dibutuhkan lagi. Untuk

dapat melaksanakan tugas tersebut, maka sentral telepon harus dapat


memberitahu pelanggan lain dengan informasi mengenai tersedianya saluran,
kondisi pelanggan yang ingin dihubungi dan informasi mengenai telah
berakhirnya suatu hubungan. Selain itu sentral telepon harus dapat
memberitahu pelanggan mengenai biaya pemakaian saluran yang telah
digunakan. Secara prinsip sentral telepon dapat dibedakan menjadi dua
system, yaitu Sistem Pengontrolan Langsung dan Sistem Pengontrolan Tidak
Langsung. Selain dibedakan dari cara pengontrolan, sentral telepon dapat
pula dibedakan dari teknologi yang digunakan, yaitu Sentral Telepon Analog
dan Sentral Telepon Digital.

1. Sistem pengontrolan Langsung


Yang dimaksud dengan system pengontrolan langsung adalah proses
penyambungan dikontrol langsung oleh informasi yang diberikan oleh
pemanggil. Sentral telepon dengan system ini biasanya menggunakan
teknologi analog. Contoh dari sentral telepon jenis ini adalah sentral telepon
EMD. Informasi yang diberikan oleh pemanggil berupa pulsa-pulsa dari
pesawat telepon putar (dial). Pulsa-pulsa tersebut akan menggerakkan
selector sesuai dengan jumlah pulsa yang diterimanya, sehingga sentral
telepon jenis ini lebih dikenal dengan sebutan telepon step by step.

2. Sistem Pengontrolan Tidak Langsung


Dalam system pengontrolan tidak langsung, informasi dari pemanggil
akan disimpan dalam suatu register, sehingga sentral teleponjenis ini lebih
dikenal dengan sebutan sentral SPC (Storage Program Control). Setelah
informasi yang diperlukan mencukupi, maka sentral telepon akan mencari
pelanggan yang dipanggil. Bila telah didapat, hubungan akan dilaksanakan.
Keuntumgam dari system ini dibandingkan system pengontrolan langsung

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 12 -


adalah proses pembangunan hubungan akan lebih cepat, pemakaian
peralatan akan lebih efisien dan kapasitas penyambungan lebih besar.

3. Sentral Telepon Crossbar & Reed Relay (Relai Buluh)


Reed relay merupakan suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip bahwa
arus listrik yang melalui sebuah kumparan akan menghasilkan
elektromagnet. Umumnya kumparan - kumparan disusun dalam formasi
matriks, sehingga kontak - kontak dalam setiap relai buluh dalam matriks
dapat diatur oleh pulsa arus yang melalui kumparan. Selektor pada sentral
crossbar mempunyai batang horisontal & vertikal sehingga dengan
pertolongan sebuah saklar crossbar, kontak - kontak pada titrik tertentu
dalam matriks dapat diatur oleh relai - relai tersebut. Baik saklar crossbar
maupun reed relay digunakan dalam sentral telepon. Konsep dasarnya
berbeda dengan sentral elektromekanik.
Digunakan register / marker yang mengatur semua saklar, tugas lainnya :
• mencatat nomor - nomor yang diputar
• memeriksa apakah nomor pemanggil diperbolehkan untuk melakukan
panggilan
• menguji apakah nomor yang akan dipanggil sedang berbicara atau tidak
Register / marker adalah otak / pusat yang mengatur semua saklar. Sentral
- sentral yang memakai pengaturan yang dipusatkan disebut sentral
pengaturan bersama ( common control exchanges ). Jika no yang dipanggil
bebas, maka peralatan common control akan memilihkan suatu saluran
melalui sentral untuk menggabungkan saluran pemanggil dengan saluran
yang dipanggildan memberikan peirntah - perintah kepada semua saklar
crossbar / reed relay yang terlibat agar kedua saluran dapat dihubungkan.
Penyambungan crossbar maupun reed relay tergantung pada operasi
switching matrik. Prinsip kerjanya dapat dijelaskan dengan
menggambarkan kedua rangkaian yang akan dihubungkan pada posisi
tegak lurus satu sama lain pada arah horisontal dan vertikal. Perpotongan
antara garis horisonal dan vertikal disebut dengan titik silang (cross point ).

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 13 -


B. SENTRAL DIGITAL
Sentral yang dalam menghubungkan pembicaraan antar 2 pelanggan / lebih,

memproses pengubahan signal analog dari pesawat telepon ( berupa signal


analog ) ke bentuk signal digital ditransmisikan dengan code digital ( 8 bit PCM )
pada jalur bicara. Pada bagian penerima diubah lagi ke sinyal suara. Sentral
telepon disini peran menyambungkan / membentuk jalur hubungan diantara 2
pelanggan, proses penyambungan dapat dilakukan secara manual dengan
bantuan operator untuk sentral - sentral telepon manual ( ADK, F36, AFA10) atau
secara otomat oleh sentral - sentral otomat step by step EMD/ common control
ARF, NEC, CIT. Semua type sentral diatas diklasifikasikan sebagai sentral
analog karena jalur pembicaraan yang dibentuk adalah jalur analog pada f = 300
- 3400 Hz / inband signalling. Jalur bicara analog melewatkan sinyal analog
memerlukan jalur phisik system 2 wire, atau 4 wire untuk pembicaraan telepon
(sinyal suara, sinyal MFCR 2, tone). Dalam jalur analog satu kanal hanya untuk
satu pasang pelanggan atau pembicara atau satu hubungan komunikasi
sedangkan jalur digital menyalurkan sinyal bicara dalam bentuk sinyal digital
dalam bentuk bit 0 dan 1 ( sistem biner ) yang disusun dalam satuan byte. Jalur
phisik / perkawatan yang diperlukan adalah sistem 4 kawat, 2 kawat kirim & 2
kawat terima. Besar frekuensi carrier yang diperlukan pada jalur digital adalah
2048 khz ( 2 MHz) untuk tingkat primary digital carrier (PDC), 4x PDC (8192 khz)
untuk secondary digital carrier, 16 x PDC untuk TDC, sdt. Keuntungan lain sistem
digital adalah tidak menimbulkan induksi liar seperti pada jalur analog.
Saat ini banyak sentral telepon yang digunakan berteknologi digital. Hal ini
disebabkan banyak keunggulannya dibandingkan dengan sentral analog.
Perbedaan utama antara sentral digital dengan sentral analog adalah dalam
proses penyambungannya. Dalam sentral digital tidak digunakan kontak mekanik
untuk menyambungkan dua pelanggan, akan tetapi proses penyambungan
dilakukan dengan cara saling tukar data sinyal yang telah dikodekan. Dengan
cara ini proses penyambungan akan lebih cepat, selain itu pada proses tranmisi
sinyal digital diterapkan proses multiplexing sehingga pemakaian saluran physik

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 14 -


menjadi lebih efisien, sehingga kapasitas sentral menjadi lebih besar dengan
dimensi yang lebih kecil. Sentral telepon digital

merupakan suatu system yang dikontrol oleh processor, sehingga untuk dapat
beroperasi diperlukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software).

CONTOH SOAL :

1. Sebutkan dan jelaskan fungsi sentral berdasarkan FTP Nasional 2000 !


Jawab :
a. Fungsi penyambungan (switching) : menyambungkan dan memutuskan
pelanggan (terminal ) yang satu dengan pelanggan (terminal) yang lain
b. Fungsi pengontrolan : mengontrol pelayanan dan penyambungan :
Mengendalikan (mengontrol) penyambungan panggilan atas dasar instruksi
pensinyalan yang datang dari luar ataupun data yang disimpan di dalam
sentral.
Misal : signalling, routing, fungsi penanganan penyambungan dan fungsi
pemrosesan pelayanan
c. Fungsi Operasi dan Pemeliharaan : berhubungan dengan fungsi operasional,
manajemen dan pemeliharaan atau pembebanan
d. Fungsi Interface : sebagai unit akses dalam kaitannya dengan akses dari
pelanggan dan interkoneksi dengan jaringan lain.

2. Sebutkan bagian – bagian sentral lengkap !


Jawab :
Bagian – bagian dari sentral lengkap :
a. Line Circuit : Pengamat dan pengontrol dan local loop
b. Trunk Circuit : Pengamat dan pengontrol trunk network
c. OAM Circuit Remote : Pengamat dan pengontrol OAM (Operation,
Administration and Maintenance)

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 15 -


d. Switching Network : Pengaturan, pembentukan dan pembubaran
transfer komunikasi
e. Main Controller : Pusat pengaturan sentral

f. Ancilliary Function : Fungsi – fungsi selain bagian – bagian diatas,


misalnya : Signalling dan Catu Daya.

3. Sebutkan dan jelaskan bentuk – bentuk switching network !


Jawab :
Bentuk – bentuk switching network
1. Selektor
- Digunakan pada sentral step by step
- Selektor mempunyai 10 kontak yg diatur setengah lingkaran dengan 1
kontak wiper yg dapat berputar untuk menghubungkan inlet dengan
satu dari sepuluh kontak outlet yg dikehendaki
2. Reed Rele
Adalah piranti yang bekerja berdasarkan arus listrik yang mengalir
melalui kumparan, sehingga menghasilkan elektromagnet dengan
polaritas yang berlawanan. Didalam kumparan ditempatkan dua batang
strip yang akan terinduksi magnet bila kumparan tersebut dialiri listrik.
Reed rele tersebut disusun dalam formasi matriks untuk membentuk
suatu switching network.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 16 -


BAB III DASAR TEKNIK SENTRAL TELEPON DIGITAL

1. PEMBAGIAN DASAR TENIK SENTRAL TELEPON DIGITAL

A. SPACE DIVISION MULTIPLEX ( SDM )


Hubungan dua telepon dimulai dengan menghubungkan dua pesawat telepon
pelanggan melalui jalur individual. Prinsipnya hanya dapat menyalurkan satu
pembicaraan saja. Umumnya sistem 2 wire.

B. FREQUENSI DIVISON MULTIPLE ( FDM ) / SYSTEM CARRIER FREQUENSI


Suatu cara dengan membagi-bagi jalur frekuensi pada satu bandwidth
frekuensi menjadi sub-band frekuensi. Sistem ini biasanya untuk hubungan jarak
jauh. Sistem SDM memerlukan biaya investasi yang sangat besar sehingga
dikembangkan sistem SDM. Dengan FDM satu jalur phisik ( 2 atau 4 kawat )
dapat menyalurkan beberapa kanal pembicaraan sekaligus dengan
menggunakan frequensi pembawa yang bekerja pada BW 60 kHz - 108 kHz.
Frequensi carrier tersebut dibagi - bagi dalam daerah frekuensi 4 kHz, sehingga
didapatkan 12 kanal yang cukup untuk membawa frekuensi suara (telepon) tetapi
tidak cukup untuk transmisi data atau gambar. Sistem FDM seperti contoh diatas
dapat menyalurkan 12 pasang hubungan sekaligus untuk satu kanal bicara. FDM
tentunya harus sistem 4 wire.

C. TIME DIVISION MULTIPLEX (TDM)


Merupakan suatu teknik dengan jalan mengatur waktu pengiriman signal
suara atau level analog dari pembicaraan telepon dengan cara mengirimkan satu
level sampling amplitudo dari signal bicara yang harus diulangi setiap 125 µs,
dimana FA= 8000 hz, yaitu sudah ditetapkan oleh CCITT ( ITU-T ) harus 2 kali
lebih besar dari frekuensi bicara. Signal pembicaraan dikodekan dalam 8 bit kode
biner, dan diulang terus menerus setiap 125 µs, selama dua pelanggan sedang
bicara. Dengan hanya satu saluran penghantar dapat melewatkan 30
pembicaraan sekaligus.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 17 -


D. PULSE AMPLITUDO MODULATION (PAM)
Dalam teori TDM dapat disimpulkan bahwa dari suatu signal analog
sinussoida ternyata tidak perlu dikirimkan murni seperti aslinya, tetapi cukup
dikirimkan sample-nya dengan peiode waktu tertentu dan secara periodik terus
menerus pada waktu tertentu (setiap interval 125 µs). Untuk itu signal sinusoida
amalog di-sampling setiap interval 125 µs. Hasil dari pengubahan bentuk signal
analog secara sampling akan menghasilkan signal PAM. Disini yang dipentingkan
besaran / level dari amplitudo sampling (volt) per satuan waktu (t), bukan berapa
lebar pulsa positif atau negatif dari pulsa sampling tersebut, karena lebarnya
tergantung dari frekuensi carrier atau pembawa.

E. PULSE CODE MODULATION


E.1. KONSEP DASAR :
9 Merupakam metode umum untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal
digital
9 Dalam sistem digital, besaran sampling dari amplitudo PAM signal di ubah
kedalam kode biner, sehingga yang dilewatkan pada jalur bicara adalah
besaran amplitudo yang sudah diubah kedalam kode-kode biner. Proses ini
disebut PCM.
9 Kode - kode biner tersebut selanjutnya dikirimkan ke sisi penerima, dan pada
bagian penerima kode biner ini diubah lagi ke bentuk signal PAM untuk
selanjutnya diubah ke signal analog sesuai aslinya. Signal PCM inilah yang
merupakan dasar dari Sentral Telepon Digital. Satu sample amplitudo setelah
dikodekan ke PCM TDM menjadi 1 PCM words, 1 PCM words ini disebut juga
1 ts/ 1 chanel bicara, yang terdiri dari 8 bit. Ada 2 jenis PCM yang sudah
direkomendasikan oleh CCITT / ITU-T yaitu PCM 24 (dipakai di negara
Amerika dan Jepang) dan PCM 30 (dipakai di negara Eropa dan Asia).

9 Sinyal suara atau gambar yang masih berupa sinyal listrik analog diubah
menjadi sinyal listrik digital melalui 4 tahap utama, yaitu :
a. Sampling
b. Quantisasi

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 18 -


c. Pengkodean
d. Multiplexing
Struktur Signaling pada PCM 30 dapat dibedakan dalam 2 macam tipe signaling,
yaitu :
1. Channel Associated Signaling
Adalah proses signaling yang masih digabungkan pada kanal bicara
sewaktu akan membangun hubungan telepon. Terdiri dari 2 jenis yaitu Line
Signaling menggunakan TS 16 dan Register Signaling menggunakan TS
yang digunakan untuk kanal bicara.
2. Common Channel Signaling
Adalah proses signaling yang tidak menduduki kanal bicara sewaktu akan
membangun hubungan telepon. Contoh CCS No.7 TS yang dipakai untuk
signaling boleh sembarang TS dari No.1 s/d No.31.

E.2. SISTEM MUTIFRAME PADA PCM 30


Multiframe adalah deretan 16 buah frame PCM 30 yang diberi nomor F0 s/d
F15, digunakan untuk membnetuk jalur 30 kanal trunk digital. Suatu frame
terdiri dari 32 TS dengan periode 125 µs, sehingga periode untuk satu
multiframe adalah 16 x 125 µs atau 2 ms.
Sentral berbasis PCM mempunyai sifat - sifat berikut :
1. Sistem PCM tahan terhadap gangguan noise, karena bit "1" atau bit "0"
mudah dideteksi pada saat regeneration.
2. Tidak ada tambahan noise, crosstalk atau distorsi sewaktu melewati
regenerative repeater.
3. Kualitas informasi yang dikirimkan ditentukan oleh sisi sentral, bukan jarak
atau konfigurasi networknya. Hal ini memungkinkan untuk memberikan
kualitas yang sama terhadap semua pelanggan.
4. Fleksibel untuk pengiriman informasi dari sumber yang berbeda, apakah
telepon, signal TV, data, faksimile, dll. Dengan sistem digital pengiriman
informasi yang di-multiplex memungkinkan untuk tidak menbeda-bedakan
sumbernya.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 19 -


5. Satu jalur bicara dapat melewatkan 30 pembicaraan sekaligus atau 24
pembicaraan sekaligus.
Karakteristik yang sama pada PCM 30 dan PCM 24
a Frekuensi sampling 8000 Hz
b Jumlah sampling per ts 8000 / s
c Periode Pulse Frame 125 µS
d Jumlah bit dalam satu ts 8 bit
e Bit rate dalam satu ts 64 Kbit/s

Karakteristik yang berbeda pada PCM 30 dan PCM 24


Karakteristik PCM 30 PCM 24
a Coding segment karakteristik A-law 13 segment µ- law 15 segment
b Jumlah ts per frame 32 ts 24 ts
c Jumlah bit per frame 256 193
d Periode 1 ts (8 bit) 3,9 µS 5,2 µS
e Bit rate 1 frame 2048 Kbit/s 1544 Kbit/s

Keuntungan sistem digital :


• tidak mempunyai noise, karena tidak ada interferensi antar signal
• jalur kirim dan terima menggunakan jalur terpisah (4 wire)
• penghematan pemakaian saluran
• tidak memerlukan ruang yang besar
• dalam jalur yang sama dapat disalurkan signal telepon, semua type transmisi
data dan signal high-speed telecopying (facsimile)

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 20 -


CONTOH SOAL :

1. Jelaskan perbedaan karakteristik PCM 30 dan PCM 24 !


Jawab :
Karakteristik yang berbeda pada PCM 30 dan PCM 24
Karakteristik PCM 30 PCM 24
a Coding segment A-law 13 segment µ- law 15 segment
karakteristik
b Jumlah ts per frame 32 ts 24 ts
c Jumlah bit per frame 256 193
d Periode 1 ts (8 bit) 3,9 µS 5,2 µS
e Bit rate 1 frame 2048 Kbit/s 1544 Kbit/s

2. Jelaskan persamaan karakteristik PCM 30 dan PCM 24 !


Jawab :
Karakteristik yang sama pada PCM 30 dan PCM 24
a Frekuensi sampling 8000 Hz
b Jumlah sampling per ts 8000 / s
c Periode Pulse Frame 125 µS
d Jumlah bit dalam satu ts 8 bit
e Bit rate dalam satu ts 64 Kbit/s

3. Sebutkan Pembagian Dasar Teknik sentral Digital !


Jawab :
a. SDM (Space Division Multiplex)
b. FDM (Frequency Division Multiplex)
c. TDM (Time Division Multiplex)
d. PAM (Pulse Amplitudo Modulation)
e. PCM (Pulse Code Modulation)

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 21 -


BAB IV DASAR SWITCHING DIGITAL

1. SWITCHING DIGITAL :

A. TIME SWITCH
Merupakan proses switching digital yang hanya dapat mengubah time slot,
tetapi tidak mengubah space (highway), menggunakan Buffer Memory. Proses
time switch adalah proses yang berdasarkan waktu karena pada highway input ts
datang secara berurutan (serial) tetapi keluaran bisa acak, jadi satu ts mungkin
disimpan lebih lama baru dikeluarkan kembali dibandingkan ts lainnya, ini terjadi
karena adanya perubahan dari satu ts ke ts lainnya. Misal : dari ts 1 pada bagian
input diubah menjadi ts 25 pada bagian output terjadilah pergeseran waktu.
Pergeseran waktu ini dalam teknik sentral telepon digital disebut delay. Umumnya
proses ini jarang digunakan kecuali jika hanya terdapat satu highway input dan
satu highway output yang akan dihubungkan pada jalur switching networks.

B. SPACE SWITCH
Space switch merupakan proses switching yang hanya bisa mengubah
highway, tidak bisa mengubah time slot.

C. SPACE TIME SWITCH


Proses space time switch adalah gabungan antara kedua proses diatas,
sehingga kanal bicara atau ts pada bagian input dapat diubah ts maupun
highway-nya. Dalam sentral telepon digital prinsip pengkodean signal analog
ke digital dan sebaliknya mengikuti aturan PCM 30, seperti pada sistem transmisi
digital. Sedang proses penyambungan (Switching) memakai prinsip space time
switch dan space switch. Sedangkan proses time switch umumnya jarang
digunakan kecuali jika hanya terdapat satu highway input dan 1 highway output
saja yang dihubungkan pada jalur switching networks.Proses ini terjadi pada
tingkat LTG dan SN yaitu pada modul TSM dan SSM atau TSG dan SSG.

2. PRINSIP SENTRAL DIGITAL

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 22 -


A. SENTRAL TELEPON KONVENSIONAL dan SPC
Pada space division system yang konvensional, speech path subsystem
menggunakan X-bar, reed relay atau komponen-komponen electronic sejenis
PNP/ NPN. Kontak – kontak dari switching matriks yang berasal

B. SWITCHING NETWORK
Switching Network Digital menggunakan prinsip Time Division Multiplex. Pada
sentral EWSD, SN menggunakan sistem penyambungan dengan kecepatan bit
untuk modul 4 highway-nya 8192 Kbit/s sehingga untuk modul yang mempunyai
4 highway, kecepatannya adalah 3.768 kbit/s. Untuk menjamin keandalan
operasinya, maka SN dibuat rangkap 2 sehingga jika terjadi gangguan pada
salah satu SN, hubungan masih tetap berlangsung.
SN diatas menyambungkan percakapan antar LTG berdasarkan informasi
dialing yang diberikan oleh pelanggan. SN juga menyambungkan hubungan
antara LTG dan CP. Hubungan ini digunakan untuk pertukaran kontrol data yang
disetup hanya sekali dan akan ada seterusnya. Hubungan ini disebut
Semipermanent Connection.
Hal yang istimewa pada SN adalah :
1. Tidak memerlukan tempat yang luas
2. Tidak terjadi internal blok
3. Sistemnya dibuat duplikasi
4. Hardware dan software dibuat modular
5. Hanya ada 8 jenis modul yang mana 7 digunakan pada SN : DES, 5 pada SN
: DE 4, dan 4 pada SN : DE 3.
6. Mudah diperluas
7. Menggunakan teknologi mutakhir (NMOS dan TTLLS)
8. Satu format switching untuk signal bicara dan data ( 8 bit code word )
9. Hubungan “broadcast” (misal aplikasi tone)
10. Dikontrol mikroprocessor dengan software read only (firmware)
11. Dapat melakukan selft monitoring
Switching modul yang digunakan adalah :

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 23 -


a. Time Stage Module (TSM)
Parameter 4/4 untuk arah input
Parameter 4/4 untuk arah output
b. Space Stage Module (SSM)
Parameter 8/15 untuk arah input
Parameter 15/8 untuk arah output
Tugas – tugas utama dari Unit Switching Network
1. Tugas utama dari Time Stage Modul
- Menghubungkan secaraleluasa 4 x 128 incoming ts dengan 4 x 128
outgoing tanpa hindaran
- Melakukan operasi time space switch baik di bagian incoming maupun
otgoing
2. Tugas utama dari Time Stage Group
- Untuk menggabungkan 16 TSM
- Untuk mempersatukan semua komunikasi GP dari LTG – LTG yang
terhubung (max 63) ke dalam satu 8 Mbit/s – Highway (highway 0)
3. Tugas utama dari Space Stage
- Menghubungkan highways dari bagian incoming menuju outgoing
dengan menggunakan space-switch secara leluasa dan tanpa
rintangan (blocking)
- Besarnya Space Stage tergantung dari besarnya SN atau dari jumlah
TSM yang diutuhkan
4. Tugas utama dari Switch Group Control
- Melaksanakan perintah penyambungan dari CP

C. LINKING SWITCHING NETWORK SENTRAL TYPE DE 4


Linking T-S-T digunakan untuk sentral type DE 4. Jumlah modul TSM yang
digunakan 16 modul dan 4 modul SSM. Enam belas modul TSM membentuk
satu TSG jumlah highway dari satu TSG adalah 16 x 4 = 64 highways. Dari 64
highways ini satu digunakan untuk semi permanent connections dari LTG - SN
- MB - SSP yang digunakan untuk pertukaran data report, message atau
command. Modul TSM dapat dikurangi, tapi modul SSM tidak dapat, harus

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 24 -


lengkap empat modul hal ini dikarenakan linking pada SN tidak
memungkinkan pengurangan modul SSM karena internal wiring connection
dari satu modul TSM tersambung ke semua modul SSM.
Misalkan satu sentral DE 4 dibangun dengan kapasitas 5000 nomor,
LTG yang diperlukan 20 LTG maka jumlah modul TSM yang diperlukan
adalah 6 modul TSM dan 4 modul SSM 16 | 16. Setiap hiughway menyalurkan
128 ts / channel 64 kbit/s dengan clock 8192 khz atau bitrate 8192 kbit/s.
Linking T-S-T diatas hanya bisa untuk maksimum 63 LTG.

TSM SSM TSM


4|4 16 | 16 4|4

TSM SSM TSM


4|4 16 | 16 4|4

Gambar Linking T - S - T Sentral type DE 4

D. LINKING T – S – S – S – T
Linking ini dibuat dengan kombinasi 8 group TSG dimana satu group TSG
mempunyai 16 modul TSM 4 | 4 dan 4 group SSG dimana dalam satu group
SSG terdapat linking kombinasi 16 modul SSM 8 | 15 dan 15 modul SSM 16 |
16.
Linking T – S – S – S – T dibentuk dari susunan link modul TSM 4 | 4 – SSM 8
| 15 – SSM 16 | 16 – SSM 8 | 15 – TSM 4 | 4. Jumlah highway maksimum
pada linking ini adalah 512 highway dimana dari 512 highway tersebut 504
highway digunakan sebagai highway ke LTG dan 8 highway digunakan untuk
semi permanent connection yaitu highway yang digunakan untuk pertukaran
data report, message dan command antara LTG – SN – SSP. Sama halnya
dengan linking T – S – Tpada sentral type DE 4 jumlah group SSG pada
sentral type DE 5 tidak boleh diredusir atau dikurangi, hanya jumlah group
TSG yang boleh dikurangi. Pengurangan group TSG membentuk type sentral

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 25 -


DE 5. Bitrate setiap highway adalah 8192 kbit /s, masing – masing TSG dan
SSG mempunyai SGC sendiri – sendiri yang bekerja dengan control
microprosessor 8085, TSG dan SSG bekerja bersama-sama dalam
menghubungkan chanel pembicaraan, yaitu selalu menyalurkan setiap ts yang
datang bersamaan walaupun yang satu berstatus STB mencegah terjadinya
interupsi jika tiba-tiba salah satu SN mengalami kerusakan. Bila salah sattu
SN block maka hanya satu SN yang aktif, semua jalur pembicaraan
dilewatkan jalur SN yang aktif. Jika kedua SN rusak sentral lumpuh total,
kesemua LTG, tidak dapat dikenali oleh CP. Pada sentral type DE 5 jumlah
SGC adalah 12 buah SGC. 8 SGC untuk mengontrol TSG dan 4 SGC untuk
mengontrol SSG. Ke 12 SGC ini bekerja dibawah control SSP atau CP.

E. SEMI PERMANENT CONNECTIONS ( SPC )


Adalah hubungan yang digunakan jika antar processor perlu diadakan
pertukaran data yaitu antar processor – processor di GP, SGC, MB dan CP.
Untuk ini digunakan ts 0 pada setiap highway antara LTG – SN atau SDC :
LTG dan ts genap ( 2, 4, 8, … ) pda highway antara SN – MB atau SDC :
TSG.
Yang mengatur pertukaran data adalah MB, adapaun data yang dipertukarkan
dikategorikan dalam 4 bagian yaitu :
Report : Pertukaran data yang terjadi dari GP ke GP antar LTG
Message : Pertukaran data yang terjadi dari GP ke CP ( SSP )
Command : Pertukaran data yang terjadi dari CP ke LTG
Order : Pertukaran data antara CCNC dan LTG

F. SPEECH PATH CONNECTIONS


Pada highway 8 mbit/s menggunakan ts untuk satu pelanggan dari 127 ts
yang tersedia “ ts X “ untuk langganan A dan “ ts Y “ untuk langganan B di SN
digunakan ts yaitu “ts Z”

G. SWITCH GROUP CONTROL ( SGC )

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 26 -


Fungsi SN dikontrol oleh SGC yang menggunakan microprocessor type 8085.
SGC tidak memerlukan software dari APS karena softwarenya sudah tercakup
dalam EPROM di SGC. Pemilihan path atau jalur bicara dilakukan oleh SSP,
SGC mendapat perintah dari SSP berupa suatu proses baca dan tulis pada
address tertentu yang dilakukan selama proses hubungan sedang terjadi atau
berlangsung. SGC mengontrol bekerjanya perangkat pheriperal SGC yaitu
LIM, LIL, TSM, SSM dan LIS. Kapasitas EPROM adalah 32 kbyte. 16 Kbyte
digunakan untuk menyimpan software untuk SN ( software SGC ).
H. COORDINATION PROCESSOR
Unit – unit yang membentuk suatu block CP adalah unit – unit :
a. Siemens Switching Processor ( SSP )
Merupakan jantung sentral EWSD. SSP berkomunikasi dengan
pheripheral microproscessor lainnya dibantu oleh MB, yang berfungsi
sebagai pengumpul dan pendistribusi data untuk operasi di dalam internal
CP sendiri dan ke berbagai pheripheral processor ( GP, SGC, MB dan
IOP ). Clock untuk transfer data dibangkitkan oleh CCG yang
membangkitkan clock 8192 khz dan FMB 2 khz. FMB atau Frame Mark Bit
digunakan untuk menandai setiap urutan dari 4 Pulse Frame. SSP
mempunyai clock sendiri yang membangkitkan clock 5 MHz untuk internal
SSP demikian pula dengan processor IOP. Ada 4 macam SSP yaitu SSP
112R, SSP 112D, SSP 103D dan SSP 113D. SSP dibedakan jenisnya
sesuai dengan kapasitas sentral dan kemampuan trafik dari sentral.
Perangkat utama yang membentuk SSP adalah PU ( Processing Unit )
b. Message Buffer ( MB )
Merupakan interface antara CP dengan GP di LTG dan SGC di SN. Untuk
keamanan operasi, MB dibuat duplikat MB0 dan MB1. Setiap MB terdiri
dari beberapa Message Buffer Group (MBG). Tiap MBG terdapat
Message Buffer Unit (MBU) untuk LTG (MBU :LTG), Message Buffer Unit
untuk SGC (MBU : SGC) dan Group Cvlock Generator (GCG : MBG).
Message Buffer terhubung dengan SSP melalui IOB : MB (interface input /
output Processor for Message Buffer) melalui sistem bus B : MBG. IOP :
MB dalam fungsinya, menscaning semua unit yang terhubung secara

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 27 -


kontinu untuk mengetahui kesiapan unit (MB) untuk menerima atau
mengirim data dari dan ke SSP.
c. Central Clock Generator ( CCG )
Untuk melakukan switching dan mengirim informasi digital, urutan operasi
perangkat yang terkait harus sinkron. Untuk itu perlu catuan clock dengan
ketahanan level yang tinggi, tepat dan konsisten untuk semua sentral
dalam jaringan digital. Pada sentral EWSD timing ini dilakukan oleh CCG-
A dan selalu dibuat duplikat, dimana dari keduanya CCG(A)-0 dan
CCG(A)-1 selalu satu menjadi master dan lainnya sebagai slave. Hanya
CCG(A) master yang mencatu perangkat (MB, CP dan distribusi clock
internal) yang tersambung dengan clock sinkron. CCG(A) slave dikontrol
oleh CCG(A) master dan bila CCG(A) master tidak berfungsi maka
dilakukan switch over master / slave secara otomatis dan catuan clock ke
perangkat yang tersambung tidak putus. Distribusi clock dalam sentral
dihasilkan pada basis master / slave, misal setiap perangkat
membangkitkan pulsa sinkronisasi yang disinkronkan dengan pulsa yang
keluar dari sirkit perangkat sebelumnya, kemudian menyinkronkan sirkit
perangkat berikutnya. Hal ini menjamin bahwa jika terjadi pemutusan
catuan clock masih dapat diamankan, clock generator yang berpengaruh
masih bekerja secara bebas sampai sinkronisasi pulsa clock diperbaiki.
Pulsa clock yang dibangkitkan pada setiap unit perangkat mensinkronkan
pertukaran informasi dalam 3 level, yaitu dalam unit perangkat, dari satu
unit perangkat ke perangkat lain dan dari sentral lain. Kecepatan dan
kestabilan clock ini sangat tinggi, sehingga frekuensi referensi yang
diambil dari clock ini masih cukup untuk sinkronisasi jaringan nasional.
Namun untuk trafik digital internasional, CCITT telah menetukan ketepatan
dan kestabilan clock yang jauh lebih tinggi, dan disini meliputi frekuensi
referensi yang diambil langsung dari frekuensi standar atomic dan
diberikan ke sentral operasi sebagai master.
Pada kondisi sinkron, secara hirarki struktur jaringannya mempunyai
sistem frekuensi standar dan sentral master selalu mengikuti ke jaringan
yang berlevel tinggi. Dari sini frekuensi referensi didistribusikan dengan

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 28 -


basis master / slave ke level dibawahnya, yaitu pada semua jaringan
digital dan area yang melalui jalur digital sebagai kontrol clock digital, dan
semua jarinagn analog yang ada selama phase transisi menuju jaringan
digital, melalui jalur frekuensi pembawa sebagai frekuensi pilot analog.
d. System panel Control (SYPC)
e. Pheripheral device MDD, MTD, PT – 80 dan DCP

I. UNIT FUNGSIONAL PADA EWSD


Sentral EWSD terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
1. Line Trunk Group ( LTG) yang dikontrol oleh Group Processor (GP). Pada
LTG terdapat unit GP, LTU ( Line Trunk Unit ), GS ( Group Switch), LIU (Link
Interface Unit) dan SU ( Signalling Unit). SLCA terdapat pada unit LTU.
2. Switching Network ( SN ) yang dikontrol oleh unit SGC ( switch group control
), pada SN terdapat unit TSG (time stage group), SSG (Space stage group),
LIM, LIL, dan SGC.
3. Central Processor (CP) yang dikontrol oleh unit SSP (Siemens switching
processor). Pada unit CP terdapat unit SSP, MB, CCG, SYPC dan I/O device (
MTD, MDD, DCP dan PT-80 )
Yang bervariasi jumlahnya adalah LTG karena ini menentukan kapasitas
sentral. Jumlah LTG minimal 1 dan maksimal 504 buah. Type LTG ada 4 jenis
yaitu LTG A, LTG B, LTG C dan LTG D.
1. LTG A : digunakan jika dibutuhkan langganan analog atau trunk analog
(signal yang dikeluarkan atau masuk ke sentral EWSD) berupa signal
analog. Pada satu LTG A dapat terpasang 256 langganan analog atau 128
trunk analog.
2. LTG B : digunakan jika EWSD akan disambungkan dengan Operator DSB
atau dihubungkan ke sentral remote kontrol DIC / DLU atau bisa juga untuk
trunk digital PCM 30. Pada satu LTG B dapat terpasang 60 DSB atau satu
sentral remote DLC (DLU) yang berkapasitas maksimum 952 pelanggan
telepon.
3. LTG C : digunakan khusus untuk trunk digital PCM 30. Pada satu LTG C
dapat terpasang 4 DIU, satu DIU mempunyai satu highway 2 mbit/s per

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 29 -


highway terdapat 30 ts atau channel bicara, 30 ts untuk bicara 2 ts untuk
service word. Sehingga satu LTG C mempunyai 120 trunk digital.
4. LTG D : sama dengan LTG C, hanya dilengkapi dengan echo suppressor
Di Indonesia type LTG yang terpasang pada saat ini adalah type LTG A, LTG
B dan LTG C. Setiap LTG mempunyai variasi susunan modul. LTG berfungsi
sebagai interface antara perangkat analog atau digital yang berada di luar
EWSD dengan SN. LTG terhubung dengan SN melalui highway 8192 kbit /s
yang mampu menyalurkan 128 ts atau channel pembicaraan seklaigus,
dimana 1 ts mempunyai bit rate 64 kbit/s. Satu LTG terhubung lewat satu
highway (saluran phisik system 4 wire) ke switching network. LTG dapat
ditambah atau dikurangi sesuai dengan kapasitas sentral yang diinginkan
tanpa menambah perangkat-perangkat lainnya.

J. FUNGSIONAL UNIT LTG


Perangkat fungsional ini bekerja di bawah control GP. Satu LTG mempunyai satu
GP dimana setiap GP dikoordinasikan oleh CP. LTG mempunyai perangkat
fungsional unit yang terdiri dari :
1. Group Processor (GP)
Merupakan microprocessor control yang menggunakan microprocessor type
8086 yang dilengkapi dengan MU RAM sebesar 512 s/d 1024 kbyte untuk
menyimpan program dan 2x2 kbyte EPROM untuk menyimpan program
permanen untuk proses BOOT dan INIT yang berfungsi untuk meng-initialisasi
LTG pada saat power baru di ON kan. Program ini disimpan dalam EPROM,
bertugas melakukan test fungsi LTG. Jika test baik maka program BOOT akan
mengambil software khusus untuk LTG yang ada pada MDD di SSP.
Setelah software LTG diload ke MU GP, maka GP siap melaksanakan
pekerjaannya. SPHI / O adalah jalur highway untuk pembicaraan, sedang SIHI
/ O adalah jalur signalling antar perangkat pada LTG. Setiap ts SPHI /O
mempunyai bit rate 64 kbit/s, sedang ts pada SIHI / O mempunyai bitrate
hanya 2 kbit /s. GP melakukan pertukaran data atau software dengan SSP
melalui ts 0 dari 128 ts yang ada. Pertukaran data mengikuti aturan HDLC
(High Level Data Link Control ) . GP langsung menginjeksikan message yang

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 30 -


mau dikirimkan ke LIU, oleh LIU ditempatkan pada ts 0 kemudian diteruskan
ke SN. Di SN setiap ts sudah dialokasikan akan di switch ke ts genap pada
highway 0 antara SN- MB disini tidak perlu pengaddresaan karena hubungan
tersebut sudah membentuk “Semi Permanent Connections”.
Fungsi utama GP sbb :
a. Mengontrol bekerjanya SLC, trunk atau DIU
b. Memerintahkan GS / SPMX menghubungkan ts channel suara, tone
maupun signal MFC
c. Memproses semua event (perubahan status dari keadaan sebelumnya
atau adanya suatu kejadian pada perangkat tersebut) dari perangkat
peripheral GP
d. Memonitor bekerjanya perangkat fungsional unit LTG
2. Group Switch (GS) atau Speech Multiplexer (SPMX)
Group Switch bekerja seperti SN, menghubungkan setiap fungsional unit
dalam satu LTG. Berfungsi sebagai Time Stage yaitu menghubungkan ts input
ke ts output dan dapat mengubah arah time slot maupun highway, sesuai
dengan jalur pembicaraan yang terpilih atau dipilih oleh processor.
Unit yang membentuk GS terdiri dari modul – modul :
a. PSC (Paralel to Serial Converter ) yang berfungsi mengubah signal serial
dari LTU menjadi signal paralel untuk disimpan oleh GS di lokasi speech
memorynya.
b. MCAA (Memory Conference Attenuator A) yang berfungsi menyimpan
serta melakukan proses Arithmatika untuk conference call dari segnal
bicara.
c. GSC (Group Switch Control) yang berfungsi mengontrol bekerjanya GS di
bawah perintah GP.
Speech Multiplexer (SPMX) dapat mengolah 448 ts sehingga untuk trunk
tidak ada konsentrasi yang dibuat pada SPMX, semua trunk akan
mempunyai jalur pembicaraan yang tersisa hanya 1 trunk saja dari 128 trunk,
yang tidak mempunyai jalur jika semua ts telah terpakai semua. Untuk LTG
yang dilengkapi trunk digital (LTG dengan DIU) dimana satu LTG mempunyai
maksimum 120 trunk digital maka SPMX tidak melakukan konsentrasi sama

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 31 -


sekali karena tersedia 127 ts untuk channel pembicaraan, SPMX hanya
melakukan “through connection”. LTU tersambung ke GS melalui highway
primary digital carrier 2048 kbit/s. Semua ts digunakan untuk signalling,
mengirimkan tone dan speech channel. SPMX tidak mempunyai modul
MCAA sehingga tidak dapat memproses conference call.
3. Link Interface Unit antara LTG dan SN (LIU)
Merupakan interface antara LTG dengan SN, terdiri dari satu modul hardware,
dilengkapi dengan MUXs atau multiplexer-multiplexer, frame storage yaitu
penyimpan satu multiframe atau 128 ts, TPAG yaitu generator pembangkit bit
test patern, TPAEC yaitu test patern
4. Signalling Unit (SU)
Signalling Unit berfungsi sebagai generator pembangkit tone atau nada –
nada. Fungsi lainnya adalah pembangkit arus AC untuk bel atau meter
langganan.Pada SU terpasang konektor yang emmungkinkan alat test SULIM
dapat mencapai unit yang ditest (SLC atau Trunk) melalui ring cable test
multiple pada modul CNG dan melalui CNG ini pula GP dapat mereset semua
pheripheral secara serentak dengan sinyal PRS (Pheripheral reset)
5. Line Trunk Unit (LTU) yang terdiri dari :
a. Subscriber Line Circuit (SLC)
b. Trunk Circuit (TC)
c. Digital Interface Unit (DIU)
Unit LTU yang terpasang tergantung type LTG dan port atau saluran LTG
tersebut. Antara LTU dan SU tersambung dengan GS / SPMX melalui SPHI
I/O atau speech highway input/ output 2 Mbit/s (32 ts), highway SPHI dari SU
yang satu arah digunakan untuk mengirimkan tone atau nada – nada, sedang
kawat SPHI/ O dua arah digunakan untuk mengirimkan signalling MFCR 2
atau signalling push button.
Highway SIHI /O adalah perkawatan signalling antara SU dan LTU ke GP,
highway ini digunakan untuk mendeteksi event dari perangkat ataupun untuk
pertukaran data misalnya pengolahan pulse digit dll.
Dari GS / SPMX signal highway dibuat 4 kali lipat menjadi 8192 bit/s (128 ts),
oleh LIU signal ini dipecah menjadi dua menuju SN 0 dan SN 1.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 32 -


Block diagram sentral EWSD

LTG 1
SN 1
SN 0 ( STB )
(ACT)

GP
SGC

SGC
LTG n

MB CCG MB
CP

GP
SSP dan MU

PHERIPHERAL DEVICE : PT – 80, MDD, MTD, IOP, SYNC, dll

Gambar Block diagram sentral EWSD

Keterangan gambar :
LTG : Line Trunk Group
GP : Group Processor
SN : Switching Network

SGC : Switch Group Control


MB : Message Buffer
SSP : Siemens Switching Processor
MU : Memory Unit
CCG : Central Clock Generator
MDD : Magnetic Disk Device
MTD : Magnetic Tape Device
PT80 : Printer 80 kolom

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 33 -


SYPD : System Panel display

Setiap SLCA ( Subscriber Line Analog ) atau TA ( Trunk Analog ) berfungsi sebagai
interface antara analog ke digital dan sebaliknya yang dilengkapi dengan sirkit
BORSCH. SLCA ditempatkan pada modul SLMA. Satu modul SLMA berisi 8 sirkit
SLCA. Satu LTU berisi 4 modul SLMA. Jumlah LTU dalam satu LTG minimum satu
maksimum 8 LTU.
LTU terdiri dari :
1. SLMA ( Subscriber Line Module Analog )
2. TM ( Trunk Module Analog )
3. DIU ( Digital Interface Unit )
4. OLMD ( Operator Line Module Digital )
Untuk trunk digital menggunakan interface DIU (Digital Line Unit ) yang bekerja
dengan clock 2048 khz, terhubung dengan PCM 30 F SAD / SDA. Karena satu
highway PCM 30 mempunyai 30 ts + 2 ts untuk service words dan signalling maka
satu DIU akan mempunyai 30 trunk atau 30 ports.
Meja operator DSB ( Digital Switch Board) tersambung melalui modul OLMD,
sedang modul TM tidak bergitu banyak digunakan karena lebih banyak
menggunakan modul DIU melalui interface PCM F.
Perangkat LTG

A LTU GS LIU SN
Digital Digital Digital
32 subs 2 mbit / s 8 mbit/ s 8 mbit / s
32 ts 128 ts 128 ts
B LTU GS LIU SN

Gambar Jalur speech Path / jalur pembicaraan telepon


Keterangan :
Subs : subscriber
LTG : Line Trunk Group
LTU : Line Trunk Unit

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 34 -


LIU : Link Interface Unit
GS : Group Switch
SN : Switching Network

Proses penyambungan sentral EWSD adalah proses transmisi digital yang


diaplikasikan pada sentral telepon. Perangkat di dalam LTG saling dihubungkan
jalur speech pathnya oleh GS menggunakan 32 ts pada highway 2 mbit/s. Antara
LTG dan SN menggunakan PCM orde 2 yaitu 8 mbit /s, tetapi hanya 127 ts yang
digunakan untuk speech channel.
Terjadinya proses switching antara pelanggan A dan pelanggan B adalah sebagai
berikut :
• Signal analog diubah oleh LTU dengan bantuan Coder – Decoder menjadi signal
digital, dialokasikan pada salah satu ts dari 32 ts yang tersedia dalam satu
highway 2 mbit/ s antara LTU dan GS.
• GS menerima dan menyimpan sementara ts tersebut pada lokasi memory ( RAM
) di GS. Proses menulis dan membaca atau mengeluarkan kembali isi RAM diatur
oelh control memory ( CM ) di GP. Proses membaca dan menulis antara 2 ts
selang waktunya 125 µs.
• Keluaran dari GS diteruskan ke LIU, GS menempatkan ts pada salah satu ts yang
bebas pada highway 8 mbit / s yang menuju LIU atau GS melakukan multiplexing
dengan perangkat MUX untuk mengubah signal 2 mbit / s menjadi 8 mbit/ 2
• LIU berfungsi sebagai interface antara GS dan SN, akan menempatkan ts
tersebut pada 2 highway paralel yang emnuju SN yaitu ke SN 0 dan SN 1, ini
berguna untuk keamananan sistem operasi dengan duplikat SN. Jika satu SN
block pembicaraan tidak akan terputus.
• Di SN terjadi proses switching, dengan modul TSM sebagai pengubah time slot
dan highway jika diinginkan perubahan ts maupun highway (proses ini disebut
time-space switch).
• Perubahan ts dapat dilakukan terhadap 127 ts dalam satu highway dari satu ts
bagian input menjadi ts lainnya pada bagian output ( Time Switch ), serta pada
bagian output dapat dipindahkan ke salah satu dari sejumlah highway ( 4 highway
per TSM ) pada modul TSM yang sama.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 35 -


Prinsip switching pada sentral EWSD terjadi karena perubahan highway maupun
ts dan adanya proses baca tulis time slot yang datang pada highway dengan
interval 125 µs secara terus menerus.
Pada sentral EWSD, selain LTG A ada perangkat lain yang merupakan interface
antara sentral dan sluran pelanggan, yaitu Digital Line Unit (DLU) yang berfungsi
sebagai perangkat terminal pelanggan analog maupun digital. DLU merupakan
pengembangan DIC (Digital Concentrator), sebagai terminal pelanggan analog
DLU mempunyai fungsi yang sama dengan LTG A.
Kelebihan DLU :
1. Lebih efisien dan bisa dioperasikan secara remote karena DLU dilengkapi
dengan Digital Interface Unit (DIU) yang berfungsi membentuk dan mengolah
signal digital PCM 30.
2. Sistem pengontrolan trafik menggunakan antarmuka berupa halaman web
yang memungkinkan sistem diakses secara lokal muapun remote

Tujuan pemakaian DLU adalah untuk lebih mengefisienkan pemakaian atau


perencanaan jaringan lokal dan untuk memenuhi kebutuhan perminataan telepon
pada daerah dengan tarfik rendah tanpa harus memasang satu sentral.
Fasilitas dan service feature perangkat DLU antara lain :
a. Berkapasitas 8 sampai 952 pelanggan
b. Dapat disambungkan dengan pesawat telepon type :
¾ Rotary dial (roda pilih)
¾ Push button (tombol tekan)
¾ Dapat menggunakan Home metering charge 16 KHz
¾ Dapat disambungkan dengan pesawat coin box
¾ Dapat difungsikan sebagai PABX / PBX
c. Mampu menyalurkan beban trafik maksimum 100 Erlang untuk setiap DLU
d. Dapat dipasang pada sentral EWSD setempat atau dipasang jauh dari sentral
induknya
e. Antara DLU dan LTG B menggunakan signalling CCS (Common Channel
Signalling) sehingga tidak mengganggu pemakaian ts kanal bicara.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 36 -


f. Terhubung ke LTG B melalui highway 4x2 Mhz atau 2x2 Mbps
g. Penambahan nomor pelanggan dilakukan dengan menambah modul SLMA
hingga kapasitas maksimum
h. Keamanan operasi dilakukan dengan memakai 2 LTG B, jika salah satu LTG B
terganggu maka DLU masih bisa dilayani oleh LTG B satunya.
i. Dilengkapi dengan fasilitas Emergency service, yaitu jika hubungan ke sentral
EWSD atauy sentral induknya terputus, maka pelanggan di dalam DLU
tersebut masih bisa berhubungan satu sama lain.
j. Dapat dioperasikan tanpa harus dijaga petugas terus menerus
Prosedur pemeliharaan dari sentral EWSD diorganisasi menurut konsep dasar
berikut :
1. Fault detection (mendeteksi gangguan)
2. Fault Treatment (melacak gangguan)
3. Fault Clearance (memperbaiki gangguan)
Volume pekerjaan operasi dan pemeliharaan tergantung dari jumlah sentral dan
jumlah langganan.
Tugas-tugas operasi dan pemeliharaan :
1. Menyambungkan / menghidupkan saluran langganan baru
2. Pengukuran trafik
3. Testing saluran langganan
4. Loading sistem program aplikasi
Software EWSD mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Struktur modular
2. Terdefinisi dengan jelas
3. Fungsi yang berkaitan dengan program section digabungkan untuk
membentuk APS.
4. Program - program dengan bahasa tingkat tinggi CHILL
5. Struktur blok
6. Dokumentasi yang pasti dari primary coding

CONTOH SOAL :

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 37 -


1. Sebutkan kelebihan DLU pada sentral digital EWSD !
Jawab :
Kelebihan DLU :
a. Lebih efisien dan bisa dioperasikan secara remote karena DLU dilengkapi
dengan Digital Interface Unit (DIU) yang berfungsi membentuk dan mengolah
signal digital PCM 30.
b. Sistem pengontrolan trafik menggunakan antarmuka berupa halaman web
yang memungkinkan sistem diakses secara lokal muapun remote
2. Sebutkan dan jelaskan pembagian jenis LTG pada sentral EWSD !
Jawab :
LTG pada sentral EWSD dibagi menjadi 4 jenis yaitu :
a. LTG A : digunakan jika dibutuhkan langganan analog atau trunk analog (signal
yang dikeluarkan atau masuk ke sentral EWSD) berupa signal analog. Pada
satu LTG A dapat terpasang 256 langganan analog atau 128 trunk analog.
b. LTG B : digunakan jika EWSD akan disambungkan dengan Operator DSB atau
dihubungkan ke sentral remote kontrol DIC / DLU atau bisa juga untuk trunk
digital PCM 30. Pada satu LTG B dapat terpasang 60 DSB atau satu sentral
remote DLC (DLU) yang berkapasitas maksimum 952 pelanggan telepon.
c. LTG C : digunakan khusus untuk trunk digital PCM 30. Pada satu LTG C dapat
terpasang 4 DIU, satu DIU mempunyai satu highway 2 mbit/s per highway
terdapat 30 ts atau channel bicara, 30 ts untuk bicara 2 ts untuk service word.
Sehingga satu LTG C mempunyai 120 trunk digital.
d. LTG D : sama dengan LTG C, hanya dilengkapi dengan echo suppressor
3. Sebutkan dan jelaskan pembagian switching digital !
Jawab :
a. TIME SWITCH
Merupakan proses switching digital yang hanya dapat mengubah time slot,
tetapi tidak mengubah space (highway), menggunakan Buffer Memory. Proses
time switch adalah proses yang berdasarkan waktu karena pada highway
input ts datang secara berurutan (serial) tetapi keluaran bisa acak, jadi satu ts
mungkin disimpan lebih lama baru dikeluarkan kembali dibandingkan ts
lainnya, ini terjadi karena adanya perubahan dari satu ts ke ts lainnya.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 38 -


b. SPACE SWITCH
Space switch merupakan proses switching yang hanya bisa mengubah
highway, tidak bisa mengubah time slot.
c. SPACE TIME SWITCH
Proses space time switch adalah gabungan antara kedua proses diatas,
sehingga kanal bicara atau ts pada bagian input dapat diubah ts maupun
highway-nya.
4. Sebutkan bagian utama dari sentral digital EWSD !
Jawab :
Sentral EWSD terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
a. Line Trunk Group ( LTG) yang dikontrol oleh Group Processor (GP). Pada
LTG terdapat unit GP, LTU ( Line Trunk Unit ), GS ( Group Switch), LIU (Link
Interface Unit) dan SU ( Signalling Unit). SLCA terdapat pada unit LTU.
b. Switching Network ( SN ) yang dikontrol oleh unit SGC ( switch group control
), pada SN terdapat unit TSG (time stage group), SSG (Space stage group),
LIM, LIL, dan SGC.
c. Central Processor (CP) yang dikontrol oleh unit SSP (Siemens switching
processor). Pada unit CP terdapat unit SSP, MB, CCG, SYPC dan I/O device (
MTD, MDD, DCP dan PT-80 )
Yang bervariasi jumlahnya adalah LTG karena ini menentukan kapasitas
sentral. Jumlah LTG minimal 1 dan maksimal 504 buah. Type LTG ada 4 jenis
yaitu LTG A, LTG B, LTG C dan LTG D., LTG G

BAB V ARSITEKTUR SENTRAl 5ESS

1. MODUL – MODUL 5ESS


• Switching Modul, minimal sebuah ( SM klasik atau SM 2000 )
• Communication Module ( CM ), hanya sebuah
• Administrative Module ( AM 3B20D atau 3B21D ), hanya sebuah

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 39 -


A. Struktur Dasar SM (2000 )
Blok Fungsi Utama
PU Peripheral Units :
• Interface sentral dengan pelanggan (via sal. Pelanggan digital
maupun analog), dan dengan sentral lain (via trunk digital maupun
analog)
• Memberikan fungsi - fungsi layanan bagi sentral misalnya tone
detection dan tone generation
MCT Module Controller and Time Slot Interchanger unit
SI • Melakukan circuit switch (T) dalam TSI (Time Slot Interchanger)
• Melakukan 90% dari fungsi pemrosesan call dalam SMP
(Swtching Module Processor)
PSU Packet Switch Unit ( optional )
• Melakukan packet switching
• Melakukan pemrosesan protokol untuk mendukung hubungan
signalling secara paket.

B. Jenis - Jenis SM
™ SM Klasik (SM)
Kapasitas s/d 5120 saluran pelanggan, 496 sirkit trunk, atau kombinasinya
™ SM 2000
Kapasitasnya adalah kombinasi antara 30.000 saluran pelanggan dan s/d
3720 sirkit trunk.
Kapasitas switching berkisar mulai 3072 ts s/d 30.720 ts.

C. SM Interface Peripheral Units


1. ISLU ( Integrated Services Line Unit )
Mampu menterminasi s/d 2048 saluran pelanggan analog, atau 1024
saluran pelanggan digital (ISDN 144 kbps 2B+D).

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 40 -


Untuk ISDN, kanal D akan diteruskan dari ISLU ke PSU dengan
menggunakan DPIDB. Kanal B akan dirutekan ke MCTSI via PIDB.
Terbagi menjadi 2 bagian besar :
- Komponen yang berada di Common shelf, terduplikasi (Service Group
0/1), beroperasi dalam active / standby.
- Komponen yang berada di Line shelf, yakni Line group, tidak
terduplikasi.
2. Access Interface Units
Mampu menterminasi s/d 640 saluran pelanggan analog, atau 240 saluran
pelanggan digital (ISDN 144 kbps 2B + D).
Feature paling penting dari AIU :
- Kapasitas handling untuk trafik tinggi
- Mengurangi power per saluran
- Peningkatan keandalan
- Mengurangi keaneka- ragaman circuit pack tiap konfigurasi (<6)
- Mnegurangi ukuran
3. Digital Line and Trunk Unit
Interface bagi 2 Mbps digital facilities yang membawa 32 ts
Link - link 2 Mbps ini tersambung pada Digital Facility Interface (DFI),
digunakan untuk trunk dan PRA ( 30 B + D ISDN ).
Juga untuk menyambung Remote Switching Module (RSM) dan Remote
access (RISLU atau RAIU). Untuk ini diperlukan DLTU di remote site
maupun di host SM (2000).
4. Digital Line Trunk Unit - RISLU
Disebut DLTU – R
Di HSM ( 2000 ) disebut dengan DLTU - RISLU Host (DLTU - RH)
- Di RISLU disebut dengan DLTU - RISLU Remote (DLTU - RR )

DFI yang digunakan disebut :


- DFI - H di HSM ( 2000)
- DFI - R di RISLU

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 41 -


Di remote site terdapat Remote Clock (RCLK) untuk mensinkronkan timing
RISLU dengan sentral host-nya. RCLK beroperasi secara active / standby.

D. Bagian - bagian Utama MCTSI


Part Fungsi
TSI Time Slot Intercahnger Unit
Melakukan bagian Time switch dari circuit switching T- S - T
SMP Switching Module Processor
ƒ Mengontrol semua unit dalam SM (2000)
ƒ Melakukan 90 % dari semua tugas - tugas pemrosesan call
DX / DI Data Expander ( SM 2000 ) / data Interface ( SM )
Merupakan interface bagi peripheral units dengan TSI untuk
penyaluran data (misal : call )
CI Control Interface :
Merupakan interface bagi peripheral units ke SMP untuk
penyaluran kontrol.

E. Bagian - bagian PSU


Part Fungsi
PH Protocol Handler
• Melakukan pemrosessan protokol untuk merutekan data paket
ke destinasinya
• Menyediakan jalur komunikasi data untuk packet switching
• Men-transfer messages kanal D ISDN dan messages untuk
CCS 7 ke sesama PH yang lain
DF Data Fanout
• Men - switch dan mendistribusikan data yang dibawa didalam
suatu time slot dari TSI ke PH dan sebaliknya
• Melaksanakan perintah kontrol dari CF ( Control Fanout )
PF Packet Fanout
Merupakan titrik distribusi untuk data paket dan data kontrol antara
PH - PH dengan CF

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 42 -


CF Control Fanout :
• Memungkinkan terjadinya komunikasi data antar sesama PH
dan antara PH - PH dengan SMP
• Menyediakan akses kontrol bagi SMP ke DF, PF, dan PH
dalam PSU.

F. PSU
¾ Bertindak sebagai interface antara PU dengan SMP bagi data paket
¾ Melakukan pemrosesan protokol untuk mendukung message signalling dalam
bentuk paket, serta melakukan switching terhadap data paket
¾ PSU dapat digunakan untuk :
a. Komunikasi antar prosesor melalui CCS 7
b. Packet switching terhadap kanal D pada ISDN
c. X.25 D - channel Packet Mode Bearer Service (DPMBS), misal akses untuk
jaringan bank.
d. Pertukaran data messages antara terminal ISDN
e. Menghandle protokol V5.

G. Internal Interface SM (2000)


Interface Deskripsi
PU - MCTSI Peripheral Interface Data Busses (PIDB)
• Menyambungkan PU ke TSI melalui DX / DI
• Mentransfer voice data pada kecepatan 2 Mbps
• Menyalurkan 32 ts (masing-masing berisi 16 bit)
Peripheral Interface Control Busses (PICB)
• Menyambungkan PU ke SMP melalui CI
• Mentransfer informasi status dan kontrol
PU - PSU Directly connected PIDB (DPIDB)
• Menyambungkan Integrated Service Line Unit (ISLU) atau
Access Interface Unit (AIU) langsung ke PH (melalui DF )
• Mentransfer data paket

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 43 -


PSU - Packet Interface (PI)
MCTSI Mem- buffer paket - paket signalling ISDN antara PH - PH di
PSU dengan SMP di MCTSI.
PIDB : Mentransfer data paket antara PH - PH dengan TSI (
dalam versi berikutnya akan diganti dengan Optical Peripheral
Control and Timing Link [PCT]link).

H. Struktur Dasar CM

Blok Fungsi Utama


ONTC Office Network and Timing Complex
• Melakukan Circuit Switching (S) dalam TMS (Time Multiplexed
Switch)
• Melakukan sinkronisasi terhadap sentral secara keseluruhan
melalui NCLK (Network Clock)
MSGS Message Switch
Melakukan komunikasi antar procesor dengan mentransfer control
messages antar SM ( 2000 ) - SM (2000) dengan AM

I. Struktur Dasar AM

Blok Fungsi Utama


AP Administrative Processor
Melakukan fungsi - fungsi yang lebih efisien jika dilakukan terpusat,
seperti maintenance control, human machine communication, global
resource allocation, dan pemrosesan administrative data.
DFC Disk File Controller
Merupakan interface dengan disk, yang digunakan untuk
menyimpan mass data, backup programs, dan program - program
yang tidak sering digunakan.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 44 -


IOP Input Output Processor
Merupakan interface dengan perangkat input / output, seperti printer,
tape unit, terminal, data link ke remote terminal dan support
systems.

J. Interface - Interface Internal

Interface Deskripsi
SM - CM Network, Control and Timing (NCT) Links :
• Interface antara TSI dalam SM ( 2000 ) dengan TMS dalam
CM
• Mentransport voice message (network), inter-processor
message (control) dan syncronization message (timing)
• Berupa kabel serat optik, panjang mak 300 m. Setiap NCT link
terdiri dari sepasang kabel serat optik untuk transmit dan
receive
CM - AM Dual Serial bus ( DSB)
Mentransfer control message antara MSGS ( Message switch )
dalam CM dengan AP ( Administrative Processor ) dalam AM.

K. Human - Machine Interface

Device Deskripsi
Disk Digunakan untuk mem-backup data dan program secara
keseluruhan dari sentral
Magnetic Tape Digunakan ntuk mentransfer data dan program ke/dari
sentral
Data Link Digunakan untuk human - machine interface secara remote,
yaitu link X.25
Printer Digunakan untuk mem-print messages dari sentral. Printer
tersebut disebut ROP (Read-Only Printer)

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 45 -


Terminals Merupakan interface untuk tugas - tugas administratif dan
pemeliharaan

CONTOH SOAL :

1. Sebutkan Modul – modul yang digunakan pada sentral 5ESS !


Jawab :
Modul – modul yang digunakan pada sentral 5ESS anatar lain :
a. Switching Modul, minimal sebuah ( SM klasik atau SM 2000 )
b. Communication Module ( CM ), hanya sebuah
c. Administrative Module ( AM 3B20D atau 3B21D ), hanya sebuah

2. Sebutkan pembagian jenis SM !


Jawab :
SM pada sentral 5ESS dibagi menjadi :
a. SM Klasik (SM)
Kapasitas s/d 5120 saluran pelanggan, 496 sirkit trunk, atau
kombinasinya
b. SM 2000
Kapasitasnya adalah kombinasi antara 30.000 saluran pelanggan dan
s/d 3720 sirkit trunk.
Kapasitas switching berkisar mulai 3072 ts s/d 30.720 ts.

3. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang Human Machine Interface !


Human Machine Interface adalah antarmuka antara mesin dan manusia yang
berupa peralatan contohnya disk, magnetic tape, data link, printer, terminal

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 46 -


BAB VI SENTRAL DIGITAL NEAX 61 E

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 47 -


1. DEFINISI SENTRAL DIGITAL NEAX 61E
NEAX merupakan singkatan dari Nippon Electronic Automatic Exchange.
Neax merupakan local switch yang dapat menyediakan sampai 100,000
subscriber line dan 60,000 trunk lines
NEAX-61 : STM/ATM/IP Hybrid Node System adalah sistem switching sentral
digital yang berkemampuan tinggi yang memungkinkan bekerja pada sarea
layanan yang mencakup hubungan antara, ATM/ STP dan IP Protokol.
Contoh konfigurasi jaringannya :

Gambar Konfigurasi dari sentral NEAX 61 E

Sentral telepon digital NEAX 61 E dapat berfungsi sebagai :


1. Sentral Internasional, berfungsi untuk melakukan panggilan – panggilan ke
luar negeri
2. Sentral Tandem, berfungsi menghubungkan sentral – sentral local (
membawahi beberapa sentral local )
3. Sentral Toll / Trunk, berfuungsi untuk melakukan panggilan ke luar kota (SLJJ)
4. Sentral Lokal, berfungsi untuk melayani panggilan biasa secara langsung
(terhubung langsung ke pelanggan )

5. Sental Combined, berfungsi sebagai sentral Toll dan sentral local.


6. Sentral Mobile, mempunyai 2 jenis :
a. Sentral telepon bergerak (ponsel)
Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 48 -
b. Sentral yang dibuat dalam bentuk Kontainer (yang bisa dipindah – pindah)
Processor yang digunakan adalah Single Processor yang dapat melayani
sentral telepon dengan kapasitas sampai dengan 10.000 sst (35.000 BHCA)
dan Multi Processor yang dapat melayani sentral telepon dengan kapasitas
sampai dengan 100.000 sst ( 1.000.000 BHCE). Jenis Multi Processor yang
paling banyak digunakan termasuk di Indonesia.
Sebagian besar perangkat sistem NEAX 61 E beroperasi secara duplicated,
untuk mendapatkan keandalan dan tingkat pelayanan sentral yang tinggi.

2. HARDWARE SYSTEM
Struktur hardware system NEAX 61 E terdiri dari 4 subsystem yaitu :

A. APPLICATION SUBSYSTEM
Merupakan interface antara sentral telepon dengan pelanggan sehingga dapat
disambungkan langsung ke pelanggan maupun ke sistem transmisi. Sesuai
dengan fungsinya, application subsystem dapat dibagi menjadi 7 macam
pelayanan yaitu :
1. Analog subscriber interface, terdiri dari 2 peralatan yaitu :
- Line Module (LM)
Line Module mempunyai terminal yang disebut Line Circuit (LC) yang
berfungsi sebagai pengontrol perubahan – perubahan signal digital ke
analog atau sebaliknya. LM dilengkapi dengan concentrator yang
disebut DLSW (Digital Line Switch). Setiap LM mengakomodasikan
maksimum 16 card LC ( 8 pelanggan per LC) sehingga 1 LM dapat
mengakomodasikan maksimum 128 pelanggan biasa. LC dapat
disambungkan langsung ke saluran pelanggan, ke saluran coin box dan
saluran PBX. Jenis LC yang digunakan berkapasitas 8 sibscriber per
card untuk sambungan pelanggan biasa dan 4 subscriber per card untuk
sambungan coin box dan PBX. Fungsi utama LC :
• memberi catu daya ke pelanggan
• proteksi adanya tegangan liar
• sumber arus bel ke pelanggan

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 49 -


• supervisi pelanggan
• coder dan decoder
• perubahan 2 kawat menjadi 4 kawat
• pengetesan
- Local Controller (LOC)
Local Controller adalah suatu micro processor yang berfungsi mengontrol
sekelompok pelanggan atau trunk dengan mendeteksi perubahan status
pada saluran pelanggan (on hook / off hook). LOC dilengkapi dengan
Primery Multiplexer dan Primery demultiplexer yang berfungsi untuk
mnghubungkan subscriber interface dengan Time Division Network
(TDNW) melalui 132 ts ( terdiri dari 120 ts voice, 4 ts control dan 8 ts
signal). LOC maksimum dapat menghubungkan 8 LM dengan 120 kanal
voice ke arah TDNW melalui concentrator. LOC maksimum terhubung ke
1024 pelanggan.

2. Analog trunk interface


Digunakan sebagai interface dari trunk analog dengan switching network,
mirip dengan subscriber interface. Analog trunk interface terdiri dari :
a) Trunk Module (TM)
Mempunyai terminal yang disebut trunk card (TRK) yang tersambung
langsung dengan kanal analog dimana 1 TM hanya dapat disambung
langsung dengan 1 PCM (30 kanal analog). Ada 2 jenis trunk card yaitu :
1) Type 6 TRK yang dapat disambung dengan 6 kanal analog
2) Type 3 TRK dapat disambungkan dengan 3 trunk analog
Trunk card dapat bekerja dengan sistem register signalling

b) Local Controller (LOC), untuk menghubungkan trunk module dengan


switching.
Untuk menghubungkan trunk module dengan switching diperlukan LOC.
Fungsi dan tugas LOC ini sama dengan LOC yang tersambung pada LM,
bedanya yang dikontrol adalah trunk analog, bukan subscriber.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 50 -


Setiap LOC maksimum dapat dihubungkan dengan 4 trunk modul, dan
setiap trunk module tersambung 20 kanal.
Dengan demikian :
1 LOC = 4 TM
1 TM = 30 kanal
1 LOC = 120 kanal

3. Digital trunk interface


Fungsi ini dilakukan oleh digital transmission interface module (DTIM),
yang terdiri dari :
a. Digital Transmission Interface (DTI)
Berfungsi untuk emnghubungkan sentral digital NEAX 61 E dengan sentral
lainnya melalui transmisi digital dengan kapasitas 1 DTI adalah 1 PCM
highway atau sebanyak 32 ts yang terdiri dari 30 ts voice dan 2 ts untuk
sinkronisasi dan signalling
b. Digital Trunk Interface Controller (DTIC)
DTI dikontrol oleh DTIC, setip DTIC terhubung dan mengontrol maksimum
4 DTI untuk hubungan ke arah switching network.
4. Remote System interface
Adalah interface yang digunakan untuk menghubungkan system dengan
perangkat-perangkat signaling :
- Sender (Push button, dial pulse, multi frequency compeled ).
- Receiver (Push button, dial pulse, multi frequency compeled)
- Digital Tone Generator (dial tone, ringing tone, busy tone, recorder tone
dll)
5. Common channel signalling interface
6. Service trunk interface
Adalah interface yang digunakan untuk menghubungkan sistem dengan
perangkat – perangkat signalling

7. Operator position interface

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 51 -


Adalah interface yang digunakan untuk menghubungkan sentral NEAX
61Σ dengan switch boardnya (meja penyambungan). Interface ini
diperlukan bila sentral NEAX 61Σ tersebut dilengkapi dengan meja
penyambungan ASC (Assistance Service Console).

B. Switching Subsystem

Switching berfungsi untuk menghubungkan subsystem yang berfungsi untuk


menghubungkan :
•Subscriber dengan subscriber.
•Subscriber dengan trunk.
•Trunk dengan trunk.
•Sunscriber dengan service trunk.
•Trunk dengan service trunk.
Struktur dasar Switching NEAX 61Σ terdiri atas 4 tingkat switch, yaitu T-S-S-T
(Time-Space-Space-Time), subsystem ini beroperasi secara duplicated.
Switching subsystem terdiri dari :
1. Speech Path Module (SPM)
Speech Path Module terdiri dari 2 blok switching yaitu time switching dan
space switching dan digunakan untuk menghubungkan inlet (calling) dan
outlet (called).
2. Speech Path Controler (SPC)
SPC mempunyai tugas :
•Mengontrol beroparasinya path module .
•Sebagai intrerface antara proses Hardware dengan Sofware
•Mendeteksi adanya origination call, disconnection call, ataupun Answer
signal yang dilaporkan oleh Hardware (LOC, DTIC) untuk selanjutnya
diteruskan call processor.
•Mendistribusikan clock dan multiframe dari clock module ke speech path
equipment.
•Menerima informasi digit dari Aplication controller (LOC, DTIC) untuk
diteruskan ke call processor.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 52 -


•Mengumpulkan fault information yang terjadi pada speech path dan
melaporkannya kepada call processor.

C. PROCESSOR SUBSYSTEM
Processor adalah unit yang berfungsi untuk mengontrol baik Call
Processing maupun tuga-tugas operasi pemeliharaan.Pada system NEAX
61E Multi Processor, terdapat 4 macam processor, yaitu :
1. Call processor (CP)
Call processor aadalah processor yang berfungsi untuk mengontrol call
processing, dan setiap call processor hanya mengontrol satu switching
network saja. Komunikasi antara Switching Network dan call processor
akan melalui SPI (Speech Path Interface) untuk sisi call processor dan
SPC untuk sisi switching subsystem. Setiap call processor mempunyai
Main Mermory (MM) yang berisi program dan data yang diperlukan untuk
call processing.
2. OMP adalah processor yang bertugas untuk mengontrol Maintenance
routing , dan mengontrol semua call processor dalam hal pengetesan.
OMP melaksanakan tugas – tugas berdasarkan automatic maintenance
dan on demand maintenance.
3. Common Channel Signaling processor (OMP)
CCSP adalah processor yang digunakan untuk memproses call dengan
menggunakan common channel signaling.
4. Position Control Processor (PCP)
PCP digunakan untuk mengontrol position atau switch board untuk
memproses call processing yang melalui switch board tersebut.
Dalam system multi processor, jumlah processor yang dapat
dioperasikan adalah sebanyak 32 unit, terdiri dari :
•Maximum 22 unit call processor (32 unit switching unit network).
•Satu operation dan maintenance processor; Sembilan processor lainnya
(PCP dan atau CCSP).

CONTOH SOAL :
Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 53 -
1. Jelaskan definisi dari sentral NEAX 61E !
Jawab :
NEAX merupakan singkatan dari Nippon Electronic Automatic Exchange.
Neax merupakan local switch yang dapat menyediakan sampai 100,000
subscriber line dan 60,000 trunk lines
NEAX-61 : STM/ATM/IP Hybrid Node System adalah sistem switching sentral
digital yang berkemampuan tinggi yang memungkinkan bekerja pada sarea
layanan yang mencakup hubungan antara, ATM/ STP dan IP Protokol.
2. Apakah yang dimaksud dengan prosesor subsystem !
Jawab :
Processor adalah unit yang berfungsi untuk mengontrol baik Call Processing
maupun tuga-tugas operasi pemeliharaan.
3. Sebutkan 4 macam prosesor pada sentral NEAX 61Σ
Jawab :
Sentral NEAX memiliki 4 macam processor, yaitu :
a. Call processor (CP)
b. OMP
c. Common Channel Signaling processor
d. Position Control Processor (PCP)
4. Sebutkan fungsi dari sentral telepon digital NEAX 61 E !
Jawab :
sentral telepon digital NEAX 61 E dapat berfungsi sebagai :
a. Sentral Internasional, berfungsi untuk melakukan panggilan – panggilan ke
luar negeri
b. Sentral Tandem, berfungsi menghubungkan sentral – sentral local (
membawahi beberapa sentral local )
c. Sentral Toll / Trunk, berfuungsi untuk melakukan panggilan ke luar kota (SLJJ)

d. Sentral Lokal, berfungsi untuk melayani panggilan biasa secara langsung


(terhubung langsung ke pelanggan )
e. Sental Combined, berfungsi sebagai sentral Toll dan sentral local.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 54 -


f. Sentral Mobile

BAB VII ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM)

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 55 -


1. DEFINISI ATM

a. Asynchronous Transfer Mode atau yang lebih dikenal sebagai ATM


merupakan konsep yang menawarkan komunikasi berkecepatan tinggi
antar pengguna.
b. ATM menggunakan paket dengan ukuran tertentu yang disebut cell
dengan panjang 53 byte, yang terdiri dari 5 byte header dan 48 byte
informasi.
c. Merupakan interface transfer paket yang efisien.
d. ATM menungkinkan informasi mengalir pada koneksi logik, memiliki kontrol
kesalahan dan kontrol aliran minimal
ATM beroperasi pada rate data yang cukup tinggi :
1. Menggunakan sel – sel berukuran tertentu dan tetap
2. Menggunakan konsep jalur virtual
3. Memiliki kontrol kesalahan dan kontrol aliran minimal sehingga menyebabkan
berkurangnya overhead saat pengolahan sel.

A. ARSITEKTUR PROTOKOL
ATM memiliki cara yang sama dengan paket switching yang menggunakan
X.25 dan frame relay. ATM melibatkan pentransferan data dalam bentuk
potongan – potongan yang memiliki ciri – ciri sendiri. ATM juga
memungkinkan koneksi logic multiple dimultiplexingkan melalui sebuah
interface fisik tunggal. Informasi yang mengalir pada koneksi logic disusun
menjadi paket berukuran tertentu yang disebut cell. ATM merupakan protocol
efisien dengan kemampuan control kesalahan dan control aliran minimal. ATM
mampu bekerja pada rate yang tinggi karena :
1. Ukuran sel yang tetap menyederhanakan proses pengolahan pada setiap
simpul ATM
2. memiliki control kesalahan dan control aliran yang minimal sehingga
mengurangi jumlah bit overhead yang diperlukan pada masing – masing
cell.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 56 -


Rate data yang ditetapkan pada lapisan fisik berkisar mulai dari 25, 6 Mbps
s/d 622,08 Mbps. Rate data yang lebih tinggi atau lebih rendah juga
dimungkinkan. Pada lapisan fisik melibatkan spesifikasi media transmisi dan
skema pengkodean sinyal.
Model referensi protocol melibatkan 3 taraf yang berbeda :
a. Taraf Pemakai : untuk transfer informasi pemakai bersama – sama dengan
control – control yang terkait (control kesalahan, control aliran)
b. Taraf Kontrol : menampilkan fungsi – fungsi control panggilan dan control
koneksi
c. Taraf Manajemen : menampilkan fungsi – fungsi manajemen serta
menyediakan koordinasi antar taraf , fungsi manajemen yang berkaitan
dengan sumber daya dan parameter yang terletak pada entitas – entitas
protokolnya.

B. KONEKSI LOGIK ATM


Koneksi Logik dalam ATM disebut juga Virtual Channel Connections (VCC),
yang merupakan unit dasar dari switching dalam sebuah jaringan ATM. VCC
digunakan pada :
- Diantara dua pemakai disepanjang jaringan
- pertukaran pemakai – jaringan (pensinyalan control)
- pertukaran jaringan – jaringan (manajemen jaringan dan routing)
VPC merupakan bendelan dari VCC yang memiliki ujung yang sama. Jadi
seluruh cell yang mengalir sepanjang VCC dalam suatu VPC tunggal
diswitchingkan bersama - sama. Konsep jalur virtual dikembangkan untuk
memenuhi jaringan kecepatan tinggi. Keuntungan dari penggunaan jalur
virtual :
• arsitektur jaringan yang sederhana
• kinerja dan keandalan jaringan yang tinggi

• waktu setup koneksi yang pendek dan waktu pengolahan yang berkurang
• layanan jaringan yang tinggi
Penggunaan Virtual Channel Connection (VCC)

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 57 -


Ujung suatu VCC bisa berupa beberapa pemakai (dapat digunakan untuk
membawa data pemakai dari ujung ke ujung, membawa sinyal control antara
pemakai), beberapa entitas jaringan ( untuk sinyal control pemakai ke jaringan
) atau sebuah pemakai dan sebuah jaringan ( untuk manajemen lalu lintas
jaringan serta fungsi – fungsi routing )
Karakteristik VC / VP
o Mutu Layanan : ditentukan oleh parameter – parameter (kemungkinan
hilangnya sel, jenis penundaan sel)
o Koneksi channel virtual semipermanen dan yang diswitchingkan : VCC
yang diswitchingkan merupakan sebuah koneksi yang dilakukan atas
permintaan, yang emmerlukan sinyal control panggilan untuk setup dan
release koneksi. VCC semipermanen adalah koneksi yang memiliki durasi
panjang dan tersusun melalui konfigurasi dan tindakan manajemen
jaringan.
o Integritas deretan cell : dereta cell yang ditransmisikan dalam VCC tetap
dipertahankan.
o Negosiasi parameter lalu lintas dan monitoring pemakai : Input cell ke
VCC dimonitor oleh jaringan untuk memastikan bahwa parameter yang
dinegosiasikan (rate rata – rata, rate puncak, durasi puncak) tidak
terganggu. Apabila parameter yang dinegosiasikan terganggu maka cell –
cell dapat dibuang atau bila kemacetan yang terjadi semakin banyak.
o Pembatasan penanda VC dalam VPC : nomor – nomor tersedia bagi
pemakai VPC dan pengguna jaringan.

C. CELL – CELL ATM


Cell AtM berukuran tetap dengan panjang 53 byte, yang terdiri dari 5 byte
header dan 48 byte informasi.
Keuntungan menggunakan cell yang berukuran kecil ini antara lain :
- mampu mengurangi penundaan antrian untuk cell dengan prioritas yang
tinggi
- bisa diswitchingkan dengan lebih efisien

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 58 -


Ada dua type sel ATM :
1. Sel UNI (User Network Interface)
2. Sel NNI (Network Node Interface)
Setiap sel ATM panjangnya 53 oktet, yang terdiri dari 5 oktet header dan 48
oktet data.
Berikut format sel ATM :
8 7 6 5 4 3 2 1
GFC VPI Cell Header
VPI VCI (5 oktet)
VCI
VCI PTI CLP Gambar Format Sel
HEC ATM

0 1 2 3 4 5 6 7

FLOW VPI (FIRST 4


CONTROL BITS)

VPI (LAST 4 VCI (FIRST 4


BITS) BITS)

VCI PAYLOAD PRI


(LAST 4 TYPE O
BITS)

CRC

Gambar Format Header Sel ATM

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 59 -


Semua informasi dibawa / disalurkan dalam bentuk unit data yang panjangnya
tetap yang disebut sel, yang terdiri dari header dan information field.

Pengiriman sel dalam jaringan ATM berdasarkan connection – oriented pada


level VP dan VC. Virtual channel (VC) adalah istilah generic komunikasi
unidirectional pengiriman sel ATM. VC diidentifikasi oleh kombinasi label VPI
/VCI pada header sel ATM. VC link ada diantara dua titik berurutan dimana
terjadi translasi nilai VCI. Sedangkan VCC adalah rangkaian dari VC.

D. TRANSMISI CELL – CELL ATM


Dibagi menjadi 3, yaitu :
1. PDH based
2. SDH based
3. Cell based
Transmisi cell – cell ATM dilakukan sebagai berikut :
a. Pemberian checksum pada header dibagi oleh polynomial x8 + x2 +x + 1,
checksum header memiliki tujuan :
- mengurangi probabilitas pengiriman sel yang tidak benar sehubungan
dengan kesalahan header
- menghindari semakin besarnya resiko pen-checksum-an akibat field
payload yang semakin besar
checksum adalah kode pendeteksian kesalahan yang didasarkan atas
operasi penjumlahan yang ditampilkan pada bit – bit yang diperiksa.
b. Apabila HEC telah dibuat dan disisipkan ke dalam header sel, maka sel
siap untuk ditransmisikan. Media transmisi mempunyai 2 kategori :
- Bila media asinkron digunakan, maka sel dapat dikirimkaan setiap saat
sel tersebut sudah siap untuk dikirimkan dan tidak ada pembatasan
waktu
- Media sinkron, sel harus ditransmisikan menurut polaa pewaktuan yang
telah ditentukan sebelumnya.

E. KATEGORI LAYANAN ATM

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 60 -


Jaringan ATM dirancang untuk melayani berbagai jenis trafik dan tetap
memberikan jaminan QoS kepada setiap jenis layanan. ATM Forum telah
menetapkan enam kelas layanan, yaitu Constant Bit Rate (CBR), real-time Bit
Rate (rt-VBR), non real-time Bit Rate (nrt-VBR), Unspecified Bit Rate (UBR),
Guaranteed Frame Rate ( GFR). Pembagian kelas layanan ini berkaitan
dengan karakteristik trafik dan persyaratan QoS di dalam ruang lingkup
jaringan. Kelas layanan ATM dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang bersifat
real-time (CBR dan rt-VBR) dan yang bersifat non real-time (nrt-VBR, ABR,
UBR, GFR). Setiap kelas layanan didefinisikan oleh traffic contract dan
parameter QoS. Traffic contract adalah sekumpulan paramater yang
menentukan karakteristik trafik dari sumber. Parameter QoS dinegosiasikan
oleh sumber dengan jaringan dan digunakan untuk QoS yang dapat
disediakan oleh jaringan. Definisi dari masing-masing kelas layanan sebagai
berikut :
a. Constant Bit Rate (CBR)
Kelas layanan CBR ditujukan untuk melayani trafik aplikasi real-time yang
menghendaki penggunaan jumlah bandwidth yang selalu tetap selama
terjadinya hubungan yang dispesifikasikan oleh parameter PCR. Jaringan
ATM menjamin sel yang dikirim oleh sumber yang memenuhi syarat PCR
akan dikirim oleh jaringan dengan kemungkinan terjadinya cell loss yang
sangat kecil dan dengan batasan cell delay dan delay antrian yang tetap yang
dispesifikasikan oleh parameter MaxCTD.
Contoh aplikasi yang menggunakan kelas layanan CBR adalah telephone,
video conferencing, television (entertainment video).
b. Real-time Variable Bit Rate (rt-VBR)
Kelas layanan rt-VBR ditujukan untuk melayani trafik aplikasi real-time yang
mensyaratkan constrained delay dan delay variation yang ketat. Kelas
layanan ini mengijinkan user untuk mengirimkan data dengan kecepatan yang
bervariasi (variable rate). Pada kelas layanan ini digunakan statistical
multiplexing sehingga kemungkinan terjadinya non-zero random loss sangat

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 61 -


kecil. Kelas layanan rt-VBR dispesifikasikan oleh parameter PCR, SCR dan
MBS yang digunakan untuk mengendalikan tingkat bursty-an dari trafik VBR.
Contoh aplikasi yang menggunakan kelas layanan rt-VBR adalah interactive
compressed video.

c. Non real-time Variable Bit Rate (nrt-VBR)


Kelas layanan nrt-VBR ditujukan untuk melayani trafik aplikasi non real-time
yang mempunyai karakteristik trafik bursty. Kelas layanan ini dispesifikasikan
oleh parameter PCR, SCR dan MBS untuk mengendalikan tingkat ke-bursty-
an dari trafik VBR. Jaringan ATM menjamin sel-sel yang dikirim sesuai dengan
traffic contract akan mempunyai cell loss ratio yang kecil. Kelas layanan ini
mendukung penggunaan statistical multiplexing dan tidak ada batasan delay
yang berkaitan dengan layanan ini.
Contoh aplikasi yang menggunakan kelas layanan nrt-VBR adalah multimedia
email, Frame Relay interworking dan transaksi perbankan.
d. Available Bit Rate (ABR)
Kelas layanan ABR ditujukan untuk melayani trafik data. Kelas layanan ini
dispesifikasikan oleh parameter PCR dan MCR. Tidak ada batasan mengenai
cell transfer delay dan cell loss ratio, tetapi switch diharapkan untuk menekan
delay dan cell loss sekecil mungkin. Alokasi bandwidth yang disediakan oleh
jaringan untuk kelas layanan ABR dapat bervariasi selama terjadinya
hubungan, tetapi tidak boleh kurang dari MCR. Untuk mengendalikan traffic
rate di ABR digunakan suatu mekanisme pengontrolan trafik dengan
menggunakan feedback yang disebut rate-based end to end closed-loop
feedback control mechanism. Feedback bertujuan untuk mengontrol
kecepatan sumber dalam mengirimkan selnya berdasarkan kondisi kongesti.
Feedback ini diletakkan di suatu sel khusus disebut sel RM (Resource
Management Cell) dimana sel ini mengalir dari sumber ke tujuan dan kembali
ke sumber (closed-loop).
Contoh aplikasi yang menggunakan kelas layanan ABR adalah pertukaran file
yang krusial dan transaksi perbankan.
e. Unspecified Bit Rate ( UBR)

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 62 -


Kelas layanan UBR ditujukan untuk melayani trafik aplikasi best-effort seperti
aplikasi data yang ingin menggunakan kapasitas bandwidth yang masih
tersisa dan tidak sensitive terhadap cell loss dan delay. Kelas layanan UBR
tidak menspesifikasikan trafik yang berkaitan dengan jaminan terhadap
layanan. Kelas layanan UBR tidak menggunakan mekanisme pengontrolan
trafik tetapi mengendalikan kongesti dengan cara buffer management di
switch.
Contoh aplikasi yang menggunakan kelas layanan UBR adalah pertukaran file
dan email.
f. Guaranteed Frame Rate (GFR)
Kelas layanan GFR ditujukan untuk melayani trafik aplikasi non real-time. GFR
dirancang untuk aplikasi yang menghendaki minimum rate guarantee. GFR
tidak mensyaratkan penambahan protocol untuk mengatur aliran trafik.
Jaminan terhadap layanan berdasarkan AAL-5 PDU (frame) dan dalam
keadaan kongesti jaringan akan mendiscard PDU (frame level) daripada cell
level. Pada pembentukan hubungan GFR, end system menspesifikasikan
PCR, MCR, MBS dan MFS. Trafik GFR dapat dispesifikasikan dengan MCR
sama dengan nol. User dapat mengirimkan sel dengan kecepatan maksimum
PCR tetapi jaringan dapat mengirimkan sel dalam bentuk frame utuh
(complete frame) pada MCR. Tidak ada batasan delay yang berkaitan dengan
kelas layanan GFR.
Contoh aplikasi yang menggunakan kelas layanan GFR adalah Frame Relay
interworking.

E. Model Referensi Protokol B-ISDN


ATM Adaptation Layer (AAL)
¾ Tujuan adanya AAL : mengadaptasikan layanan pengiriman informasi oleh
ATM layer terhadap segala jenis layanan yang diminta oleh pemakai. Fungsi
yang dilakukan oleh AAL juga tergantung pada jenis layanan yang diminta
oleh pemakai.
¾ Layanan yang disediakan AAL secara umum :

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 63 -


a. Penanganan kesalahan transmisi
b. Segmentation dan reassembly sehingga blok data yang lebih besar
dapat ditempatkan dalam information field dari sel ATM
c. Penanganan terhadap kondisi lost dan misinserted cell
d. Flow control dan timing control
¾ Untuk meminimasi jumlah AAL telah didefinisikan 4 kelas layanan A, B, C, D
dengan pembagian berdasarkan pada 3 parameter :
• Hubungan waktu antara sumber dan tujuan
• Bit rate
• Connection Mode
Dalam ATM dibagi menjadi beberapa tingkatan lapisan dengan mengacu ke
lapisan OSI standard. Adapun lapisan-lapisan yang ada dalam ATM adalah
sesuai dengan B-ISDN reference model yang secara lengkap tampak pada
gambar 3. Fungsi dari masing-masing plane pada B-ISDN reference model
adalah sbb :
User Plane berkaitan dengan fungsi pentransferan ‘user information’ ke
format frame yang ada pada ATM.
Control Plane berkaitan dengan fungsi ‘call dan connection control’ berupa
signalling antar node.
Management Plane berkaitan dengan fungsi pengendalian jaringan,
mengkoordinasikan seluruh planes yang ada, menyediakan fungsi
management.Gambar dari model Referensi Protokol B-ISDN adalah sebagai
berikut :

Gambar B-ISDN reference model

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 64 -


ATM Layer
¾ Fungsi ATM Layer :
• Mutiplexing Demultiplexing cell dari berbagai connection (VPC / VCC)
menjadi satu cell stream pada physical layer.
• Translasi cell identifier ( VPI / VCI ) VP / VC switching
• Penyediaan VCC / VPP dengan Quality Of Service (QOS) dan prioritas
tertentu
• Manajemen jaringan
o OAM cell
o User information cell header
• Ekstraksi cell header sebelum dikirim ke AAL
• Penambahan cell header pada unit data dari AAL
• Flow control merupakan pengaturan rate transmisi dari karakter atau frame
yang melewati saluran diperlukan agar frame data yang dikirim dapat
tertampung di buffer penerima tanpa adanya kehabisan buffer (overloaded
).
• Tidak tergantung pada physical layer

Physical Layer
Dibagi dua sublayer :
1) Physical Medium (PM) Sublayer : Physical Medium Function dan Bit
Timing Information Function
2) Transmission Convergence (TC) Sublayer : Cell Rate Decoupling, Cell
Delineation, Transmission Frame Adaptation, Transmission Frame
Generation / Recovery, HEC generation/verification
3) Sistem transmisi pada UNI, antara lain : SDH based, Cell based
4) PM sublayer pada UNI (User Network Interface) :
5) TC sublayer pada UNI (User Network Interface) :
g. Lapisan Adaptasi ATM

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 65 -


Untuk mencapai kecepatan transfer yang tinggi, sebuah jaringan ATM
menggunakan perangkat keras dan teknik perangkat lunak, yaitu :
1. Sebuah jaringan ATM memiliki satu atau lebih switch berkecepatan tinggi,
yang terhubung ke host-host komputer atau switch-switch ATM lainnya.

2. ATM menggunakan fiber optikal untuk koneksi, termasuk koneksi dari host
komputer ke ATM switch, yang menyediakan transfer rate yang lebih tinggi
dibanding kabel tembaga. Biasanya koneksi antara host komputer dengan
ATM switch berkisar antara 100-155 Mbps.

3. Layer terbawah pada jaringan ATM menggunakan fixed-size frame yang


disebut cells. Karena tiap sel panjangnya sama, perangkat keras ATM
switch dapat memproses sel-sel secara cepat.

CONTOH SOAL :

1. Sebutkan pembagian transmisi sel – sel ATM !


Jawab :
Transmisi Cell – Cell ATM, dibagi menjadi 3 yaitu :
a. PDH based
b. SDH based
c. Cell based
2. Sebutkan keuntungan ATM menggunakan ukuran sel yang sangat kecil !
Jawab :
Keuntungan menggunakan cell yang berukuran kecil ini antara lain :
- mampu mengurangi penundaan antrian untuk cell dengan prioritas
yang tinggi
- bisa diswitchingkan dengan lebih efisien
3. Jelaskan mengenai definisi ATM yang saudara ketahui !
Jawab :
a. Asynchronous Transfer Mode atau yang lebih dikenal sebagai ATM
merupakan konsep yang menawarkan komunikasi berkecepatan tinggi
antar pengguna.

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 66 -


b. ATM menggunakan paket dengan ukuran tertentu yang disebut cell
dengan panjang 53 byte, yang terdiri dari 5 byte header dan 48 byte
informasi.

c. Merupakan interface transfer paket yang efisien.


d. ATM menungkinkan informasi mengalir pada koneksi logik, memiliki kontrol
kesalahan dan kontrol aliran minimal
4. Sebutkan plane – plane pada B – ISDN reference model !
Jawab :
a. User Plane
b. Control Plane
c. Management Plane

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 67 -


BAB VIII SOFTSWITCH

1. PERBANDINGAN PAKET SWITCH DENGAN SOFTSWITCH

Jaringan paket digunakan untuk komunikasi data. Dalam jaringan ini,

informasi dipecah menjadi beberapa bagian (disebut paket, frame atau pun sel),

diberi header (berisi informasi pengirim, penerima dan urutan paket dari

informasi) baru setelah itu dikirim. Pada pengiriman, semua kanal bisa

digunakan (tidak seperti pada circuit-switch) dengan memih kanal yang kosong

dan paling cepat sampai ke tujuan/penerima. Kelebihan jaringan ini tentu saja

dari efisiensi pemakaian kanal, karena setiap pengguna jaringan bisa

menggunakan semua kanal yang tersedia untuk mengirim informasi ke

pengguna yang lain.Sejak berkembangnya telepon internet (VoIP) maka layanan

komunikasi suara bukan hanya bisa dilewatkan oleh jaringan sirkit namun juga

oleh jaringan paket yang berbasis IP (Internet Protokol). Dan lagi dengan teknik

packet voice, dimana suara akan dikonversi menjadi bentuk digital, kemudian

dimampatkan (compress) dan akhirnya dibagi manjadi beberapa paket suara

untuk kemudian dikirim ke penerima via jaringan paket, ternyata memberikan

kualitas bagus. Ini membuka peluang untuk mengirimkan informasi suara lewat

jaringan paket, dalam bentuk packet voice.

Dengan melihat fakta dan aspek teknis di atas, tampaknya jaringan masa

depan (Next Generation Network) memang akan berbasis paket. Namun dengan

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 68 -


mempertimbangkan aspek bisnis, dalam hal ini biaya investasi yang harus

ditanamkan, mengganti seluruh jaringan sirkit dengan jaringan paket akan

membutuhkan biaya yang sangat besar. Oleh karena itu muncul solusi dengan

melakukan migrasi antar jaringan secara bertahap. Dalam proses ini, jaringan

sirkit tetap akan bisa berfungsi dan bahkan berhubungan dengan jaringan paket

secara simultan. Dengan begitu, perusahaan penyedia layanan telekomunikasi

tetap dapat mengambil untung dari layanan selama ini dan secara bertahap

melakukan up-grade menuju jaringan berbasis paket. Untuk mendukung solusi itu,

telah muncul satu alat yang bernama softswitch. Alat ini mampu menghubungkan antara

jaringan sirkit dengan jaringan paket, termasuk di dalamnya adalah jaringan telpon tetap

(PSTN), internet yang berbasis IP, kabel TV dan juga jaringan seluler yang telah ada

selama ini. Secara harfiah, softswitch adalah switching berbasis software. Secara

umum sistem softswitch merupakan suatu sistem komunikasi yang

menggunakan elemen jaringan berupa software sebagai pusat mengendalian

panggilannya. Elemen jaringan ini disebut Softswitch, atau sering dinamakan

dengan Call Agent, Call Server, atau Media Gateway

Control

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 69 -


Gambar Tipikal network softswitch (konvergensi antara suara dan data)

Sebuah forum bernama ISC (International Softswitch Consortium) yang

beranggotakan Siemens, NTT, Alcatel, Cisco, HSS, Sonus, Telcordia, dll yang

membahas tentang softswitch, Next Generation Network dan juga melakukan uji

standar terhadap beberapa produk softswitch memberikan definisi tentang

softswitch sebagai berikut: segala hal yang berhubungan dengan sistem

komunikasi generasi masa depan (next generation communication) yang

berbasis open-standard, mengintegrasikan layanan voice, data dan video dan

menggelar layanan value-added yang lebih menjanjikan dibandingkan layanan

PSTN sekarang.

Softwitch dikembangkan secara terpisah, perangkat keras (hardware), disebut

Media Gateway (MG) dan perangkat lunaknya (software), disebut Media Gateway

Controller (MGC) yang fokus pada software call-processing. Alasan terbesar mengapa

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 70 -


pengembangannya dipisah adalah pada etika open-standard tadi, dimana monopoli baik

sisi hardware maupun software menjadi hilang, dengan begitu para pemain akan bersaing

secara adil dan masing-masing akan menawarkan produk terbaiknya ke pasar. Selain itu,

juga membuka peluang bagi perusahaan lain, terutama di bagian software call prosessing

untuk ikut bermain. Dan yang pasti hal ini juga akan ‘memanjakan’ para penyedia

layanan telekomunikasi dalam memilih produk yang paling kompetitif dan sesuai dengan

kebutuhan. Penyedia layanan juga bisa melakukan setting jaringan, membuat konfigurasi

dan pengembangan sesuai dengan kebutuhanya tanpa harus terpaku pada satu vendor.

Hal ini bertolak belakang dengan pengembangan teknologi jaringan sirkit yang sangat

vendor-driven, yaitu ketergantngan operator penyedia layanan dengan pihak suplier

sangat tinggi, termasuk biaya penambahan dan testing feature baru yang mahal, sehingga

layanan yang diberikan masih bertumpu pada transfer suara saja.

MGC akan bekerja di tataran pengaturan panggilannya (call control) serta call

processing. MGC akan mengontrol panggilan yang masuk untuk mengetahui jenis media

penggilan dan tujuannya. Dari situ, MGC akan mengirikan sinyal ke MG untuk

melakukan koneksi, baik intrakoneksi jaringan—sirkit ke sirkit atau paket ke paket;

maupun interkoneksi jaringan—sirkit ke paket dan sebaliknya.Jika diperlukan, MGC

akan meminta MG melakukan konversi media yang sesuai dengan permintaan, atau

langsung meneruskan panggilan jika tidak diperlukan konversi.

MGC menganggap MG sebagai kumpulan terminasi. Dalam fungsi itu, maka

MGC dapat meminta MG melakukan konversi, koneksi dan pengiriman ring-tone (dering

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 71 -


suara telpon) ke tujuan. Antara MGC dan MG sendiri akan saling berhubungan dengan

protokol Megaco atau MGCP (Media Gateway Control Protocol). Sementara itu, satu

MGC akan berhubungan dengan MGC yang lain, baik itu yang berada di

jaringan yang sama maupun berbeda, dengan mengirimkan protokol sinyal

tertentu. Untuk jaringan sirkit, MGC akan mengirimkan SS7 (Signalling System 7),

sementara jika berhubungan dengan jaringan paket, maka MGC akan

menggunakan H.323 atau SIP (Season Initiation Protocol).

MG sendiri ‘hanya’ akan bekerja sebagai converter antara jaringan sirkit dengan

jaringan paket. Di sini fungsi softswitch menjadi hanya setara dengan ‘switch analog’ dan

tidak memberikan layanan yang lain. MG juga bisa bekerja di sisi pelanggan maupun

penyedia layanan, dimana softwitch bukan hanya berfungsi sebagai converter, namun juga

memberikan feature lebih, termasuk dial-tone tentunya. Pada posisi ini, maka softswitch

akan bekerja lebih kompleks. MG juga akan mengirimkan bermacam sinyal, tergantung

jenis media yang digunakan. Sinyal itu dikirm atas permintaan MGC, sehingga dapat

dideteksi oleh terminal atau oleh MGC selanjutnya.

Softswitch akan memegang peranan penting di masa transisi dimana di

satu sisi jaringan sirkit masih eksis sementara di sisi lain kebutuhan akan jaringan

paket makin besar, terutama diasari alasan bahwa jaringan paket lebih ‘hemat’,

dan lebih handal dalam pengiriman informasi terutama yang dalam format data,

juga munculnya teknik paket suara (packet voice) yang membuat suara yang

dikirim mampu dikonversi menjadi bentuk paket digital untuk kemudian dikirim via

jaringan paket, ditambah fakta bahwa dengan perubahan dari sirkit ke paket akan

banyak biaya yang bisa ditekan, terutama biaya opersional. Hal-hal seperti itulah

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 72 -


yang semakin memacu terwujudnya jaringan paket terintegrasi dengan nama Next

Generation Networks (NGN).

2. PERENCANAAN SOFTSWITCH
Tujuan :
- Dapat merencanakan jaringan berbasis softswitch secara utuh
- Dapat mengintegrasikan jaringan berbasis softswitch dengan jaringan
eksisting
- Mengetahui secara umum parameter – parameter yang diperlukan di dalam
perencanaan jaringan berbasis softswitch.
Implementasi Softswitch :
a. Komponen pendukung jaringan softswitch (Jaringan IP)
b. Softswitch, kapasitas : dalam satuan BHCA
c. Trunk gateway, kapasitas jaringan ke jaringan lain (PSTN,Mobil,dll)
d. Signalling Gateway (SDL)
e. Access gateway , kapasitas jumlah user
f. Application Server, Aplikasi tergantung kepada jenis dan jumlah aplikasi
g. OSS
Perencanaan Jaringan
- Demand dan proyeksi trafik tiap lokasi
a. Services : Voice, video conference yang berbasis IP
b. Matrix Bandwidth
Kapasitas Softswitch
Pada umumnya kapasitas softswitch didefinisikan di dalam satuan BHCA (Busy
Hour Call Attemps)
- Di dalam realnya setiap softswitch akan mempergunakan komputer server
untuk perangkat keras dari softswitch. Jneis perangkat keras yang
dipergunakan adalah :
• SUN Server
• Compaq / HP server
• IBM Server
Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 73 -
DAFTAR PUSTAKA :

1. Belamy J.D., Digital Telephony, John Wiley & Sons 1981


2. Dasar Switching Digital, PT TELKOM, 1990
3. Ophar EWSD, 5ESS dan NEAX, DIVLAT TELKOM, 1990
4. J. Gordon Pearce, Telecomuni cation Switching, Plenum Press
5. Samuel C Lee, Teori Switching Dan Disain Digital, Erlangga
6. Modul NEAX, DIVLAT TELKOM, 1998
7. Hanuranto, A.T, Diktat Kuliah ATM Switch, STT Telkom, 2000
8. Modul EWSD, DIVLAT TELKOM, 1990
9. Diktat Kuliah Teknik Sentral Digital, STT Telkom, 2000
10. Kapita Selekta, Softswitch , STT Telkom, 2003

Diktat Kuliah Switching - Oky Dwi Nurhayati, ST - 74 -

Anda mungkin juga menyukai