Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

Rekayasa
Trafik
Penyambungan Sentral
Digital
Fakultas
FAKULTAS TEKNIK

Program
Studi
TEKNIK
ELEKTRO

Tatap
Maya

11

Kode MK

Disusun Oleh

14038

FAHRAINI BACHARUDDIN, ST., MT

Abstract

Kompetensi

Teknologi time-division dalam


hubungannya dengan penyambungan,
adalah penerapan teknologi tersebut
pada sistem penyambungan yang
merupakan satu sentral telepon
(telephone exchange).

Mahasiswa/i dapat mengerti konsep


penyambungan sentral digital.

Pembahasan
Penyambungan Sentral Digital
Teknologi Time-Division sudah banyak dibahas dalam beberapa mata kuliah bidang
telekomunikasi, yaitu satu teknologi pemberkasan (multiplexing) yang menggunakan domain
waktu untuk mengirimkan beberapa kanal telekomunikasi dalam satu saluran. Sementara
saluran tersebut dapat merupakan satu saluran fisik ataupun satu frekuensi carrier. Sedang
domain waktu adalah dimensi waktu yang merupakan satu celah (slot) waktu tertentu dalam
satu perioda waktu. Sehingga dalam penerapan sistem pemberkasan time-division ini dapat
dikirimkan 24 kanal voice misalnya seperti sistem DS-1 yang dikenal sebagai standar atau
saluran T1 yang digunakan di Amerika Serikat. Saluran T1 ini mempunyai kapasitas sebesar
1,554 Mbps.

Gbr-1 Diagram blok sistem sentral dgn


teknologi time division.

Sedang teknologi time-division dalam hubungannya dengan penyambungan, adalah


penerapan teknologi tersebut pada sistem penyambungan yang merupakan satu sentral

201
5

Rekayasa Trafik
Fahraini Bacharuddin

telepon (telephone exchange). Sentral telepon dengan teknologi time-division ditunjukkan


diagram bloknya pada Gbr-1.
Sebelum membahas selanjutnya, ada baiknya mengenal dulu struktur sinyal TDM (time
division multiplex) yang dalam hal ini adalah sinyal T 1 sebagai standar Amerika Serikat untuk
pengiriman voice pada sistem telefoni yang menyalurkan 24 kanal voice. Di Eropa sistem
sejenis dikenal sebagai standar E1 yang menyalurkan 30 kanal voice sebagai perbedaannya,
sehingga mempunyai lebar bidang sebesar 2,048 Mbps atau dikenal sebagai 2 Mbps. Sistem
dengan 30 kanal ini dikenal sebagai PCM 30.
Biasanya bit rate dengan ukuran 64 kbps yang distandarkan bagi komunikasi telepon,
digunakan untuk acuan ukuran pita terkecil. Dasar penentuan ukuran 64 kbps diperoleh dari
perkalian, (8 x 8000), dimana angka 8, adalah jumlah bit per sample pada proses digitalisasi
sinyal voice. Sedang angka 8000, adalah frekuensi sampling yang didefinisikan sebesar 2x
frekuensi voice tertinggi, 4000 Hz. Rumusan 2x adalah pernyataan nyquist law, yang
berbunyi bahwa, reproduksi sinyal digital kembali ke sinyal analog akan sempurna bila
frekuensi sampling diambil minimal sebesar dua kali frekuensi tertinggi sinyal yang
didigitalkan.
T1 sendiri adalah batasan lebar pita yang distandarkan di Amerika Serikat untuk
sistem DS-11, salah satu sistem pengiriman voice secara TDM (time-division multiplex-ing).
Sistem DS-1 mentransmisikan 24 kanal voice yang tiap kanalnya memuat delapan bit.
Sehingga dalam satu frame yang terdiri dari 24 kanal tersebut memuat (24 x 8) + 1 = 193 bit.
Yang satu bit selebihnya itu digunakan untuk bit framing. Diagram satu frame TDM 30 kanal
ditunjukkan pada Gbr-2.

Dalam satu kanal, yang digunakan untuk voice hanya 7 bit, sedang 1 bit sisanya
digunakan untuk menunjukkan data user atau sinyal kontrol. Karena setiap frame diulang
1 Stallings, William; Komunikasi Data dan Komputer (edisi Bhs Indonesia),
Penerbit Salemba Teknika, Jakarta, 2001, h259
201
5

Rekayasa Trafik
Fahraini Bacharuddin

8000 kali per detik, maka laju data per kanal dapat mencapai 64 kbps. Sehingga saluran DS-1
ini yang dikenali sebagai saluran T1 akan mempunyai kapasitas 1,544 Mbps dari hasil
perkalian (24 x 64) kbps atau [(24 x 8) + 1] x 8000.

Tipe Penyambungan
Satu sentral penyambungan antara (tandem), atau penerus sambungan (route switch)
dari satu sentral lokal (local exchange), dirancang harus dapat menghubungkan setiap kanal
dari jalur incoming PCM highway ke setiap kanal outgoing PCM highway. Sinyal incoming
dan outgoing PCM highway terpisah secara spasial 2, sehingga jelas diperlukan satu
penyambungan domain waktu atau space switching. Secara umum bahwa, penyambungan
akan menghasilkan time-slot yang berbeda antara sinyal incoming dan outgoing highway.
Jadi, rangkaian penyambungan harus dapat menerima setiap sinyal PCM dari satu time-slot
dan meneruskannya ke outgoing pada time-slot berbeda. Fenomena ini dikenal sebagai timeslot interchange, atau disebut sebagai penyambungan domain waktu (time switching).
Sebagai akibatnya, bahwa satu sentral tandem harus dapat berfungsi sebagai space switching
dan time switching.
Satu jaringan penyambungan time-division sederhana memberikan sambungan antar
kanal dalam kanal highways yang berisi satu grup sinyal multiplex, seperti system 1,5 Mbit/s
atau 2 Mbit/s. Satu system 2 Mbit/s mempunyai 32 time-slot (TS). Walaupun terdiri dari 32
time-slot, sistem tersebut hanya membawa 30 kanal pembicaraan; TS-0 digunakan untuk
frame alignment dan TS-16 untuk keperluan signaling. Dalam satu sentral, TS-0 tidak
diperlukan untuk frame alignment selama proses penyambungan telah dikendalikan secara
sinkron oleh generator detak dari sentral. Dan, juga demikian untuk TS-16 ketika sinyal kanal
highways disalurkan ke satu jaringan terpisah. Dalam hal ini, semua 32 time-slot dapat
digunakan kanal pembicaraan. Beberapa sistem dapat mempunyai kanal multiple yang lebih
besar seperti misalnya 8 Mbit/s, sehingga kapasitas trafik makin besar karena mempunyai
jumlah time-slot yang lebih banyak.

2 Spasial mempunyai pengertian, bahwa kedua sisi yang dapat merupakan satu
grup trunk memang terpisah secara fisik yang merupakan input dan output
sistem switching.
201
5

Rekayasa Trafik
Fahraini Bacharuddin

Space Switching
Hubungan dapat dibangun antara incoming and outgoing PCM highways dengan
menggunakan crosspoint matrix seperti ditunjukkan pada Gbr-3. Tetapi, adakalanya satu
kanal berbeda dari incoming PCM frame diteruskan oleh crosspoint berbeda dari yang
pertama untuk mencapai tujuan yang berbeda. Crosspoint dimaksud adalah satu gerbang
NAND dua input. Satu input dihubungkan ke incoming PCM highway dan yang lain ke
elemen penyimpan yang menghasilkan satu pulsa pengaktif crosspoint. Satu grup crosspoint
umumnya berbentuk satu rangkian terpadu seperti misalnya satu multiplexer chip.
Gbr-3 menunjukkan satu space-switch dengan k incoming dan m outgoing PCM
highways, masing-masing membawa n kanal. Elemen penyimpan untuk masing-masing
kolom matrix adalah satu unit memori dengan alamat masing-masing time-slot, yang
menyimpan data nomor crosspoint yang dioperasikan untuk time-slot bersangkutan. Nomor
ini dituliskan ke dalam alamat dengan mengontrol prosesor ketika melakukan set up
sambungan. Nomor tersebut dibaca berulang, dengan sinkronisasi incoming PCM frame.
Dalam masing-masing time-slot, nomor yang disimpan pada alamat yang sesuai, dibaca dan
kemudian decoding logic mengubahnya menjadi satu pulsa untuk mengoperasikan crosspoint
tertentu.

201
5

Rekayasa Trafik
Fahraini Bacharuddin

Karena satu crosspoint dapat memberikan sambungan berbeda dalam masing-masing n


time-slots, maka hal itu adalah ekivalen dengan n crosspoints dalam satu jaringan spacedivision. Sehingga satu space switch lengkap ekivalen dengan n separate (k x m) switches
dalam satu jaringan penyambungan space-division.

Time Switching
Prinsip satu time switching ditunjukkan dalam Gbr-4(a). Sistem menghubung-kan
incoming n-channel PCM highway ke outgoing n-channel PCM highway. Dalam sistem ini,
bila setiap incoming channel dapat dihubungkan ke setiap outgoing channel, maka sistem ini
ekivalen dengan satu sistem space-division crosspoint matrix dengan n incoming and n
outgoing trunks, sebagai ditunjukkan diagramnya pada Gbr-4(b).
Penanganan time-slot dilakukan oleh dua elemen penyimpan, masing-masing
mempunyai penyimpan alamat untuk setiap kanal dari PCM frame3. Elemen penyimpan voice
berisi data setiap incoming time-slot seperti misalnya cuplikan data voice, pada satu alamat
tertentu. Setiap alamat tersebut akan dikirimkan untuk time-slot pada outgoing highway. Data
ini disimpan secara siklus dengan sinkronisasi incoming PCM, tetapi secara acak ketika
diteruskan.

3 PCM frame adalah, sinyal dengan format TDM yang memberkas


(multiplex/MUX) beberapa kanal voice. Untuk PCM 30, jumlah kanal sebanyak 30
yang masing-masing disebut time-slot. Jadi satu frame terdiri dari 30 kanal voice
(perhatikan Gbr.9-2)
201
5

Rekayasa Trafik
Fahraini Bacharuddin

Untuk membangun hubungan, nomor time-slot dari kanal incoming (x) ditulis dalam
penyimpan hubungan (connection store) pada alamat yang sesuai dengan kanal outgoing
yang dituju (y). Dalam setiap siklus sapuan (scan) pada memori data speech, sinyal cuplik
incoming PCM kanal-x dimemori pada alamat-x. Selama setiap siklus sapuan memori
connection, nomor alamat-x dibaca pada saat permulaan time-slot y. Ini adalah proses dekode
untuk memilih alamat-x dari memori data speech yang isinya dibaca dan dikirimkan ke
outgoing highway.
Satu metoda alternatif penerapan sistem time-switch menggunakan speech-store dengan
cara random access untuk menulis dan cyclic access untuk pembacaan. Dalam hal
mentransfer data dari time-slot x pada incoming highway ke time-slot y pada outgoing
highway, memori connection menempatkan time-slot y pada alamat-x. Jadi karena itu,
pembacaan pada time-x dan melalui proses dekode menuliskan cuplikan incoming pada
memori speech pada alamat-y. Siklus sapuan memori speech dan kemudian pembacaannya
pada saat waktu y untuk retransmisi pada outgoing highway.
Tentu saja time switching akan menghasilkan tundaan. Bila y > x, sinyal cuplik output
terjadi kemudian dalam frame yang sama. Bila y < x, sinyal cuplik output terjadi pada frame
berikutnya. Dalam hubungan beberapa link, beberapa tundaan tertentu terjadi. Karena
terdapat beberapa tundaan pada sistem ini, maka hal ini akan menyebab-kan adanya
parameter echo pada jenis penyambungan ini.

Jaringan Time Division Switching


Bentuk Jaringan Dasar

201
5

Rekayasa Trafik
Fahraini Bacharuddin

Gbr-5 menunjukkan satu jaringan space-time-space (S-T-S) switching. Setiap m


incoming PCM highways dapat dihubungkan ke k links melalui crosspoint dalam A-switch,
dan di ujung lain media penghubung disambungkan ke m outgoing PCM highway melalui
crosspoint dari C-switch. Masing-masing link terdiri dari time switch. Untuk membangun
hubungan antara time-slot x dari incoming PCM highway dan time-slot y dari outgoing
highway, disini perlu untuk memilih link dengan alamat-x yang bebas speech store-nya dan
alamat-y yang bebas connection store-nya. Sehingga time switch telah diset untuk
menghasilkan perpindahan dari x ke y. Dikatakan bahwa, sambungan telah dibangun dengan
mengaktifkan crosspoint A-switch yang tepat pada time-x dan crosspoint C-switch yang tepat
pada time-y dalam setiap frame.
Gbr-6 menunjukkan satu jaringan switching format time-space-time (T-S-T). Pada
sistem ini, setiap m incoming and m outgoing PCM highway dihubungkan ke satu time
switch. Incoming and outgoing time switch tersebut dihubungkan dengan space switch.
Untuk membangun satu sambungan antara time-slot x dari satu incoming highway and timeslot y dari outgoing highway, diperlukan memilih time-slot z yang bebas pada connection
store dari incoming highway and the speech store dari outgoing highway.

Sambungan dibangun dengan pengaturan kendali sinyal incoming (incoming timeswitch) bergeser dari x ke z, pengaturan kendali sinyal outgoing (outgoing time-switch)
bergeser dari z ke y serta pengaturan operasi crosspoint yang tepat pada time-z dalam setiap
frame.
Rancangan awal sistem penyambungan digital yang digunakan adalah bentuk jaringan
S-T-S. Ini disebabkan karena elemen penyimpan sinyal cuplik speech nilainya mahal. Tetapi
harga unit memori semikonduktor yang makin lama makin murah, maka sekarang sistem T-S201
5

Rekayasa Trafik
Fahraini Bacharuddin

T banyak digunakan. Tetapi, satu sistem switching yang kecil yang memerlukan hanya dua
tahap, sistem yang diimplementasikan adalah T-S. Sementara untuk sistem yang besar yang
mempunyai tahapan lebih dari tiga, seperti misalnya sistem Bell No.4 ESS toll switching yang
mempunyai tahapan sampai lima, digunakan sistem T-S-S-S-T.

GOS Jaringan Time-Division Switching


Dalam jaringan S-T-S Gbr.5, masing-masing crosspoint dari sistem space-switch
menggunakan time slot secara bergantian oleh sejumlah n-kanal. Oleh karena itu sama atau
ekivalen dengan sejumlah n-crosspoint yang terpisah dari space-division switch. Jadi, switchA ekivalen dengan n-space division switch yang berukuran (m x k), dan switch-C ekivalen
dengan n-space division switch yang berukuran (k x m). Setiap switch dari sejumlah k timeswitch ekivalen dengan satu space-division switch ukuran (n x n) seperti ditunjukkan pada
Gbr.9-4(b). Sehingga rangkaian atau jaringan S-T-S switch Gbr. 5 sesuai dengan suatu threestage space-division network Gbr. 8.
Dalam jaringan T-S-T yang ditunjukkan pada Gbr.6, setiap time-switch ekivalen dengan
satu space-division switch berukuran (n x n), dan terdapat sejumlah m yang diinstal untuk
menampung incoming highway serta sejumlah m yang diinstal untuk menyalurkan outgoing
hihgway. Space switch yang diinstal ekivalen dengan n space-division switch yang berukuran
(m x m), sehingga jaringan T-S-T Gbr-6 tersebut sesuai dengan satu three-stage spacedivision network yang ditunjukkan pada Gbr-7.

Sebagai kesimpulannya adalah, tidak diperlukan lagi untuk mencari cara lain guna
menghitung derajat GOS satu sistem time-division switching. Melainkan nilai probabilitas
loss dapat diperoleh untuk suatu trafik satu jaringan time-division switching dengan melihat
jaringan ekivalennya, yaitu satu jaringan space-division.

201
5

Rekayasa Trafik
Fahraini Bacharuddin

Contoh Soal-1
Satu jaringan S-T-S mempunyai 16 incoming dan 16 outgoing highways, yang masingmasing membawa 24 kanal PCM. Antara sisi incoming dan outgoing dihubungkan dengan 20
link yang berbentuk time-switch. Selama perioda busy hour, jaringan tersebut melayani trafik
sebesar 300 E, dan diasumsikan trafik tersebut terdistribusi merata pada kanal outgoingnya.
Perkirakan nilai GOS yang diperoleh bila koneksi terjadi pada keadaan jalur outgoing
highways yang dipilih, bebas (mode-1) ?

Jawaban:
Untuk jaringan ekivalen space-division Gbr. 8, m = 16, n = 24, k = 20. Nilai
pendudukan (occupancy) link dengan kondisi tersebut tertentu dari besar trafik dibagi
dengan jumlah kanal,
b = A / n

......................................................

(11-1)

sehingga untuk trafik A = 300 E dan jumlah kanal sebanyak 20 (link) yang masingmasing membawa 24 (kanal PCM), maka nilai occupancy, b,
b = 300 / (20 x 24) = 0,625 E

Dari persamaan sebelumnya tentang jaringan penyambungan tiga tahap yang


dituliskan kembali disini sebagai Persamaan (11-2), nilai blocking probability,
B1 = [ 1 (1 b)2] g2
dimana :
201
5

10

B1 = nilai GOS untuk Mode-1

Rekayasa Trafik
Fahraini Bacharuddin

........................................

(11-2)

b = nilai pendudukan tahap kedua


g2 = jumlah tahap kedua

Sehingga nilai perkiraan GOS pada sistem ini adalah,


B1 = [ 1 (1 0,625)2 ] 20 = (0,859) 20 = 0,048
Contoh Soal-2 Pada jaringan yang sama dengan di atas dan dengan situasi trafik yang
sama, perkirakan nilai GOS yang diperoleh bila koneksi terjadi pada keadaan jalur outgoing
highway yang dipilih, ada kemungkinan dalam keadaan tidak bebas (mode-2) ?
Jawaban :
Jaringan yang digunakan juga masih Gbr.8, dimana, m = 16, n = 24, k = 20. Nilai
pendudukan (occupancy) tahap ketiga dengan kondisi tersebut tertentu dari besar trafik dibagi
dengan jumlah kanal, sehingga untuk trafik A = 300 E dan jumlah kanal sebanyak 16
outgoing yang masing-masing membawa 24 (kanal PCM), maka nilai occupancy, c,
c = 300 / (24 x 16) = 0,781 E
Dari persamaan sebelumnya tentang jaringan penyambungan tiga tahap yang
dituliskan kembali disini sebagai Persamaan (11-3), nilai blocking probability,
B2 = [B1 + c(1 B1)] n
dimana :

B2

.................................. (11-3)

= nilai GOS untuk Mode-2

B1 = nilai GOS untuk Mode-1


c = nilai pendudukan tahap ketiga
n = jumlah tahap ketiga

Sehingga nilai perkiraan GOS pada sistem ini adalah,


B2 = [ 0,048 + 0,781(1 0,048)] 24 = (0,792) 24 = 0,0037

201
5

11

Rekayasa Trafik
Fahraini Bacharuddin

Contoh Soal-3
Satu rangkaian T-S-T mempunyai 20 incoming dan 20 outgoing highways, yang masingmasing membawa 30 kanal. Nilai GOS yang dipilih sebesar 0,01. Hitung kapasitas trafik
bila bila koneksi terjadi pada keadaan jalur outgoing highways yang dipilih, bebas (mode1) ?
Jawaban :
Rangkaian yang dimaksudkan ditunjukkan pada Gbr.-7. Untuk jaringan ekivalen
tersebut, m = 20, n = 30. Misalkan nilai pendudukan (occupancy) link sebesar (m x n)
dan trunk sejumlah b, maka sesuai Persamaan (11-2), dapat dituliskan hubungan sebagai
berikut,
B1 = [ 1 (1 b)2 ] n
0,01 = [1 (1 b)2 ] 30

[1 (1 b)2 ] = ( 0,01 ) 0,0333


= 0,858
2

(1 b) = 0,142
b = 0,623
sehingga kapasitas trafik total dari jaringan adalah,
A = 0,623 x 20 x 30 = 374 E

201
5

12

Rekayasa Trafik
Fahraini Bacharuddin

Daftar Pustaka
1
2
3
4

201
5

Jolley, E.H. 1984; Introduction to Telephony & Telegraphy, YP Chopra for AH


Wheeler & Company Ltd, Allahabad.
Siemens 1962; Introduction to Telephone Engineering, Siemens & Halske AG, Berlin.
Suhana, Ir., et. al 1984; Buku Pegangan Teknik Telekomunikasi, Pradnya Paramita,
Jakarta.
Villy B. Iversen. Teletraffic Engineering and Network Planning. Technical University
of Denmark. 2006.

13

Rekayasa Trafik
Fahraini Bacharuddin

Anda mungkin juga menyukai