Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH WORKSHOP REKAYASA TRAFIK

SISTEM TUNGGU

Dosen Mata Kuliah : Nihayatus Sa'adah S.ST., M.T

Disusun Oleh:
Rika Ayu Wulandari (2222651001)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Karakteristik Sistem Tunggu............................................................................................3
2.2 Parameter Kualitas Pelayanan (QoS)................................................................................5
BAB III PENUTUP........................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan YME atas segala anugrah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi terutama kepada dosen pengampu mata kuliah dan rekan
rekan PJJ Lanjut Jenjang PENS Angkatan IV.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari, makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 23 Februari 2023

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jaringan telekomunikasi dibuat dengan tujuan untuk menyediakan sarana pertukaran


informasi antara pengguna yang menginginkannya ketika ia memerlukan informasi. Dalam
proses tukar-menukar informasi tersebut terjadi perpindahan informasi dari pengirim ke
penerima. Perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain di dalam jaringan
telekomunikasi tersebut disebut dengan trafik telekomunikasi (teletraffic). Teletrafik atau
disebut juga dengan rekayasa trafik merupakan aplikasi teori rekayasa lalu lintas untuk
telekomunikasi. Rekayasa ini menggunakan pengetahuan dasar statistik seperti teori antrian,
sifat lalu lintas, model praktis, pengukuran dan simulasi yang diperlukan dalam perencanaan
untuk memastikan bahwa biaya jaringan dapat diminimalkan tanpa mengorbankan kualitas
layanan yang diberikan kepada pengguna jaringan.

Antrian yang panjang sering kali kita temukan di bank saat nasabah mengantri di
teller untuk melakukan transaksi, di klinik saat pasien mengantri untuk mendapatkan
pelayanan, di airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market saat
para pembeli antri untuk melakukan pembayaran, di tempat cuci mobil saat mobil antri untuk
dicuci dan masih banyak contoh lainnya. Hal ini dapat menyebabkan konsumen berhenti
untuk mengantri atau bahkan dapat meninggalkan sistem sehingga dapat mengakibatkan
kehilangan konsumen atau kerugian bagi perusahaan. Teori tentang antrian diketemukan dan
dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada
perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang
fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing
equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktu – waktu
yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga
para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya Erlang
hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian
pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator.

1
Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some
problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange.
Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain
dalam teori antrian (Supranto, 1987). Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis
tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas
layanan). Richard Bronson (1982), proses antrian (queueing process) adalah suatu proses
yang berhubungan dengan kedatangan seseorang pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan,
kemudian menunggu dalam suatu baris (antrian) jika semua pelayannya sibuk, dan akhirnya
meninggalkan fasilitas tersebut. Sebuah sistem antrian adalah suatu himpunan pelanggan,
pelayan dan suatu aturan yang mengatur kedatangan pada pelanggan dan pemroses
masalahnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja macam-macam karakteristik sistem tunggu ?


2. Bagaimana hubungan antara kualitas pelayanan ( QOS) dengan sistem tunggu ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui karakteristik system tunggu antrian dalam per-telekomunikasian


2. Mengetahui hubungan kualitas pelayanan (QOS) dengan system tunggu

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Sistem Tunggu

Ada tiga komponen dalam sistem tunggu yaitu :

a. Kedatangan , populasi yang akan dilayani (calling population)


b. Antrian
c. Fasilitas pelayanan Masing-masing komponen dalam sistim antrian tersebut
mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik dari masing-masing komponen
tersebut adalah Karakteristik Antrian adalah bahwa terdapat kedatangan, antrian, dan
pelayanan.

a. Kedatangan Populasi yang akan Dilayani (calling population)

Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat dilihat
menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani.
Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak
terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk registrasi di sebuah
perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan jumlah nasabah bank
yang antri untuk setor, menarik tabungan, maupun membuka rekening baru, bisa tak
terbatas (infinte). Pola kedatangan bisa teratur, bisa juga acak (random). Kedatangan
yang teratur sering kita jumpai pada proses pembuatan/ pengemasan produk yang sudah
distandardisasi. Pada proses semacam ini, kedatangan produk untuk diproses pada bagian
selanjutnya biasanya sudah ditentukan waktunya, misalnya setiap 30 detik. Sedangkan
pola kedatangan yang sifatnya acak (random) banyak kita jumpai misalnya kedatangan
nasabah di bank. Pola kedatangan yang sifatnya acak dapat digambarkan dengan
distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara yaitu kedatangan per satuan waktu dan
distribusi waktu antar kedatangan.

3
Contoh : Kedatangan digambarkan dalam jumlah satu waktu, dan bila kedatangan
terjadi secara acak, informasi yang penting adalah Probabilitas dan kedatangan dalam
periode waktu tertentu, dimana n = 0,1,2,. Jika kedatangan diasumsikan terjadi dengan
kecepatan rata-rata yang konstan dan bebas satu sama lain disebut distribusi probabilitas
Poisson Ahli matematika dan fisika, Simeon Poisson (1781 – 1840), menemukan
sejumlah aplikasi manajerial, seperti kedatangan pasien di RS, sambungan telepon
melalui central switching system, kedatangan kendaraan di pintu toll, dll. Semua
kedatangan tersebut digambarkan dengan variabel acak yang terputus-putus dan
nonnegative integer (0, 1, 2, 3, 4, 5, dst). Selama 10 menit mobil yang antri di pintu toll
bisa 3, 5, 8, dst. Suatu faktor yang mempengaruhi penilaian distribusi kedatangan adalah
ukuran populasi panggilan . Contoh : jika seorang tukang reparasi sedang memperbaiki
enam buah mesin, populasi panggilan dibatasi sampai dengan enam buah mesin. Dalam
hal ini tidak mungkin bahwa kedatangan mengikuti distribusi Poisson sebab tingkat
kecepatan kerusakan tidak konstan. Jika lima buah mesin telah rusak, tingkat kedatangan
lebih rendah daripada bila seluruh mesin dalam keadaan operasi.
b. Antrian

Batasan panjang antrian bisa terbatas (limited) bisa juga tidak terbatas (unlimited).
Sebagai contoh antrian di jalan tol masuk dalam kategori panjang antrian yang tidak
terbatas. Sementara antrian di rumah makan, masuk kategori panjang antrian yang
terbatas karena keterbatasan tempat. Dalam kasus batasan panjang antrian yang tertentu
(definite line-length) dapat menyebabkan penundaan kedatangan antrian bila batasan
telah tercapai. Contoh : sejumlah tertentu pesawat pada landasan telah melebihi suatu
kapasitas bandara, kedatangan pesawat yang baru dialihkan ke bandara yang lain.

c. Fasilitas Pelayanan Karakteristik fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga hal,
yaitu tata letak (lay out) secara fisik dari sistem antrian, disiplin antrian, waktu pelayanan,
adalah sebagai berikut:

1. Tata Letak Tata letak fisik dari sistem antrian digambarkan dengan jumlah saluran,
juga disebut sebagai jumlah pelayan. Sistem antrian jalur tunggal (single channel,

4
single server) berarti bahwa dalam sistem antrian tersebut hanya terdapat satu
pemberi layanan serta satu jenis layanan yang diberikan. Sementara sistem antrian
jalur tunggal

4
2. tahapan berganda (single channel multi server) berarti dalam sistem antrian tersebut
terdapat lebih dari satu jenis layanan yang diberikan, tetapi dalam setiap jenis layanan
hanya terdapat satu pemberi layanan. Sistem antrian jalur berganda satu tahap (multi
channel single server) adalah terdapat satu jenis layanan dalam sistem antrian tersebut
, namun terdapat lebih dari satu pemberi layanan. Sedangkan sistem antrian jalur
berganda dengan tahapan berganda (multi channel, multi server) adalah sistem antrian
dimana terdapat lebih dari satu jenis layanan dan terdapat lebih dari satu pemberi
layanan dalam setiap jenis layanan.

3. Disiplin Antrian Ada dua klasifikasi yaitu prioritas dan first come first serve. Disiplin
prioritas dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin
preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang,
kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai
melayani orang sebelumnya. Sementara disiplin non preemptive menggambarkan
situasi dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih
melayani orang yang iprioritaskan. Sedangkan disiplin first come first serve
menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani terlebih
dahulu. Dalam kenyataannya sering dijumpai kombinasi dari kedua jenis disiplin
antrian tersebut. Yaitu prioritas dan first come first serve. Sebagai contoh, para
pembeli yang akan melakukan pembayaran di kasir untuk pembelian kurang dari
sepuluh jenis barang (dengan keranjang) di super market disediakan counter
tersendiri. Karakteristik waktu pelayanan. Waktu yang dibutuhkan untuk melayani
bias dikategorikan sebagai konstan dan acak. Waktu pelayanan konstan, jika waktu
yang dibutuhkan untuk melayani sama untuk setiap pelanggan.

2.2 Parameter Kualitas Pelayanan (QoS)

1) Throughput Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur
dalam bps (bit per second). Throughput adalah jumlah total kedatangan paket yang
sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi
interval waktu tersebut.

5
2) Packet Loss Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu
kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang dapat terjadi karena
collision dan congestion pada jaringan
3) Delay (Latency) Delay (Latency) merupakan waktu yang dibutuhkan data untuk
menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik,
congesti atau juga waktu proses yang lama
4) Jitter atau Variasi Kedatangan Paket Jitter diakibatkan oleh variasi-variasi dalam
panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan
ulang paket-paket diakhir perjalanan jitter. Jitter lazimnya disebut variasi delay,
berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan banyaknya variasi delay pada
transmisi data di jaringan
5) Topologi Jaringan Internet Topologi jaringan adalah susunan atau pemetaan
interkoneksi antara node, dari suatu jaringan, baik secara fisik (riil) dan logis
(virtual). Topologi menggambarkan metode yang digunakan untuk melakukan
pengabelan secara fisik dari suatu jaringan. Topologi fisik jaringan adalah cara yang
digunakan untuk menghubungkan workstation-workstation di dalam LAN.

Pengukuran Analisis Quality of Service

Salah satu parameter untuk menilai QoS (Quality of Service) dari sebuah jaringan
adalah delay. Delay atau waktu paket di dalam system adalah waktu sejak paket tiba
ke dalam system sampai paket selesai ditransmisikan. Salah satu jenis delay adalah
delay transmisi, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk sebuah pengirim mengirimkan
sebuah paket. Delay dapat dipengaruhi oleh kongesti, media fisik, jarak atau juga
waktu proses yang lama.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem Tunggu dapat didefinisikan sebagai “ Customer datang untuk mendapatkan


layanan, menuunggu jika tidak segera terlayani, dan meninggalkan system tunggu jika
sudah terlayani. Yang dimaksud customer bisa berupa : manusia, kendaraan, barang,
mesin, dsb.

7
DAFTAR PUSTAKA

Etsi. (1991). Telecomuncations and Internet Protocol Harmonization Over Networks


(TIPHON); General aspects of Quality of Service (Qos) (TR 101 329 v2.1.1 (1999-06).
Europenan Telecomunications Standard Institude.
Wulandari, Rika, “Analisis QoS ( Quality of Service) pada jaringan internet (studi kasus : upt
loka uji Teknik penambangan jampang kulon – lipi),” J.Sains, Teknol. Da Ind., vol 12,
no.2,pp. 179-188.2016.

Anda mungkin juga menyukai