Anda di halaman 1dari 4

BAB III

SISTEM PENGUKURAN

3.1. Pendahuluan
Terdapat 3 (tiga) komponen utama yang membentuk sistem pengukuran listrik, yaitu sensor,
transducer, dan penunjuk/pencatat. Sistem pengukurantersebut bekerja dalam 2 (dua) jenis operasi
yaitu sistem analog dan sistem digital. Pengukuran sistem analog berhubungan dengan informasi dan
data analog. Pada pengukuran sistem analog dioperasikan sinyal analog, yaitu sinyal yang mempunyai
intensitas/nilai disetiap waktu (waktu kontinyu). Hasil pengukuran sistem analog ini misalnya
pengukuran suhu ditunjukkan oleh skala, penunjuk jarum pada skala meter, atau penunjukan skala
elektronik. Pengukuran sistem digital berhubungan dengan informasi dan data digital. Pada pengukuran
sistem digital dioperasikan sinyal diskrit, yaitu sinyal yang mempunyai intensitas/nilai pada waktu
tertentu (waktu diskrit) yang menghasilkan pulsa berupa kode digital. Hasil pengukuran sistem digital
berupa angka tanpa harus membaca dari skala meter atau penunjukkan jarum

3.2. Komponen Sistem Pengukuran


3.2.1. Sensor
Sensor merupakan unsur pengindera primer dalam sebuah sistem pengukuran. Sensor inilah yang
langsung berinteraksi dengan besaran yang akan diukur. Sensor adalah perangkat yang berfungsi
mengenal/mendeteksi suatu besaran/kuantitas fisik.
3.2.2. Transducer
Transducer memainkan peran sebagai unsur ke-2 sampai dengan ke-4 dalam unsur fungsional
sistem pengukuran, yaitu pengkonversi peubah, manipulasi peubah, dan pengirim data. Transducer ini
menjadi antar muka (interface) antara sensor dan penunjuk/pencatat. Transducer menerima
besaran/kuantitas fisik dari sensor untuk diubah dan diolah (diperbesar atau diperjelas) menjadi suatu
besaran/kuantitas fisik yang dapat ditampilkan oleh penunjuk/pencatat. Pada komponen inilah
bermacam-macam prinsip kerja diterapkan, seperti prinsip elektris, kinematis, pneumatis, optis atau
yang lainnya maupun gabungan.
3.2.3. Penunjuk/Pencatat
Penunjuk/pencatat merupakan unsur terakhir dalam unsur fungsional sistem pengukuran, yaitu
penyaji data. Penunjuk/pencatat akan menyajikan data dalam bentuk analog atau digital. Komponen
ketiga ini disebut penunjuk jika data hasil pengukuran secara langsung diperlihatkan kepada pengamat.
Komponen ketiga ini sebagai pencatat jika data hasil pengukuran tidak langsung diperlihatkan,
melainkan disimpan sebagai data.

3.3. Pengukuran Sistem Analog


Pada pengukuran sistem analog, terdapat beberapa prinsip yang biasa digunakann pada alat ukur,
yaitu:
1. Kumparan Putar;
2. Besi Putar;
3. Elektrodinamis;
4. Elektrostatis; dan
5. Induksi
Prinsip –prinsip diatas digunakan mulai pada komponen transducer hingga penunjuk/pencatat yang
biasanya berupa jarum penunjuk.
3.3.1. Kumparan Putar

Keterangan:
1. Magnet tetap
2. Kutub sepatu
3. Inti besi lunak
4. Kumparan putar
5. Pegas Spriral
6. Jarum penunjuk
7. Rangka kumparan putar
8. Tiang poros

Gambar 3.1. Prinsip Kerja Kumparan Putar

Dengan prinsip ini, alat ukur bekerja dengan prinsip listrik ditempatkan dalam medan listrik
permanen. Prinsip kerja kumparan putar ini dapat dijelaskan berdasarkan Gambar 3.1., yaitu: Kumparan
bergerak dalam medan magnet permanen, selinder inti besi terletak diantara kedua kutub magnet. Jika
ada arus searah yang mengalir melalui kumparan tersebut, maka gaya elektromagnetis yang mempunyai
arah tertentu akan dikenakan pada kumparan putar.
Arah Gaya pada prinsip ini berdasarkan hukum tangan kiri dari Fleming seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.2.

f =Gaya = n.a.B.I
Td =Kopel = B.n.a.b.I
dengan :
n = jumlah lilitan
a = panjang kumparan
B = besar medan magnet dalam celah udara
I = kuat arus
b = lebar kumparan

Gambar 3.2. Hukum tangan kiri Fleming

Pegas pada Gambar 3.1. dipasang untuk mendapatkan simpangan jarum yang sesuai dengan harga dari
besaran arus yang diukur, sehingga :
Momen lawan : Tc = τ.θ (3.1)
dengan :
τ = konstanta pegas
θ = sudut simpangan
Dalam keadaan seimbang :
Td = Tc
B.n.a.b.I = τ.θ
sehingga
θ = B.n.a.b.I / τ = konstanta alat ukur
Gerakan jarum penunjuk dapat dilihat pada Gambar 3.3. Dari gerakan osilasi jarum penunjuk maka
diperlukan redaman seperti pada Gambar 3.4. dengan cara :
1. Rem udara dengan penghisap tabung.
2. Rem arus putar dengan keeping dan magnet permanen.
3. Memasang rangka pada kumparan putar dengan kerangka aluminium.
Gambar 3.3. Gerakan Jarum Penunjuk

Gambar 3.4. Peredam alat ukur prinsip kumparan putar

Dengan kerangka aluminium akan timbul arus induksi yang arahnya melawan dari arah putaran
kumparan putar sehingga menghambat perputaran.
Penggunaan alat ukur ini dalam pengukuran arus searah sebagai ampere-meter, ohm-meter, -
meter dan multi-meter. Penggunaan pada pengukuran arus bolak-balik diperlukan suatu penyearah
(rectifier) sebelum diukur.

Anda mungkin juga menyukai