Anda di halaman 1dari 4

Istilah-istilah pengendalian proses

1. Set Point
Besar variabel proses yang dikehendaki atau diinginkan. Suatu kontroler akan selalu
berusaha menyamakan variabel terkendali terhadap set point.
2. Manipulated Variable
Masukan dari suatu proses yang dapat diubah -ubah atau dimanipulasi agar process
variable besarnya sesuai dengan set point (sinyal yang diumpankan pada suatu sistem
kendali yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan keluaran sistem kontrol).
Masukan proses pada gambar 4 adalah laju aliran fluida yang keluar dari bejana ,
sedangkan masukan proses dari gambar 5 adalah laju aliran fluida yang masuk menuju
bejana. Laju aliran diatur dengan mengendalikan bukaan katup.
3. Process Variable
Variabel proses juga sering disebut sebagai variabel operasi. Di bidang industri, variabel
proses adalah berbagai besaran yang dapat mempengaruhi jalannya suatu proses atau operasi.
Jenis dari proses atau operasi tersebut juga sangat bervariasi, bisa berupa proses kimia, proses
fisika, ataupun proses mekanik. Untuk variabel proses kimia, terdapat berbagai variabel yang
ada di bidang industri, mereka diantaranya adalah; tekanan, suhu, aliran atau flow, tinggi
permukaan cairan atau juga disebut sebagai liquid level dan juga tinggi permukaan benda
padat atau solid level, ataupun pH. Untuk proses fisika, variabel yang ada nyaris sama dengan
yang ada untuk proses kimia. Sementara itu, dalam proses mekanik, jenis variabel yang biasa
digunakan adalah; Kecepatan (speed), RPM, Ireight, torque atau torsi, dan juga power atau
tenaga. Untuk proses mekanik yang digerakkan oleh listrik, terdapat beberapa variabel, yakni;
Watt untuk tenaga, Volt untuk tegangan, Ampere untuk arus, frekuensi, fasa, dan lain-lain.
Sementara itu, instrumentasi juga harus memiliki berbagai parameter-parameter dasar,
diantaranya adalah; Akurasi atau ketelitian, presisi atau ketepatan, sensitivitas atau kepekaan,
resolution atau tanggapan, range atau jangkauan, span atau daerah ukur, kelinieritas atau
kesebandingan dan hubungan deviasi, reproduksibilitas atau persentase optimalisasi daya,
hysteresis atau perubahan perhitungan dengan hasil ukur yang sama, dan juga parameter error
atau kesalahan.
4. Disturb
Suatu sinyal yang mempunyai kecenderungan untuk memberikan efek yang melawan
terhadap keluaran sistem pengendalian(variabel terkendali). Besaran ini juga lazim
disebut load.
5. Sensor (elemen perasa atau pengindera)
Piranti yang merespon rangsangan fisik. Sensor berhubungan langsung atau paling
dekat berhubungan dengan variabel proses. Disebut dengan detecting element (elemen
pendeteksi) atau elemen primer.
6. Transmitter
Piranti yang berfungsi mengubah energi atau informasi yang datang dari sensor
menjadi sinyal standar. Dua macam sinyal standar yang sering dapat dipakai yaitu
sinyal listrik dan pneumatik. Dalam beberapa hal lebih sederhana dengan memasukkan
sensor dalam blok transmiter. Sehingga dalam arti sempit, transmiter adalah instrumen
yang mengukur besaran fisik dan mengirimkannya dalam bentuk sinyal pengukuran
standar.
7. Unit Kendali Akhir
Unit kendali akhir bertugas menerjemahkan sinyal kendali menjadi aksi atau tindakan
koreksi melalui pengaturan variabel pengendali atau variabel termanipulasi. Unit ini
terdiri atas dua bagian besar, yaitu actuator dan elemen regulasi. Actuator atau
penggerak adalah piranti yang mampu melakukan aksi fisik. Fungsinya mengubah
sinyal kendali menjadi pengaturan fisik untuk pengendalian variabel proses. Jenis
penggerak yang penting dalam industri proses adalah pneumatik, elektrik, dan hidrolik.
Katup kendali (control valve) merupakan unit kendali akhir yang paling banyak dipakai
di industri kimia. Piranti ini terdiri atas penggerak (actuator) dan katup (valve).
Sebagai energi penggerak adalah udara tekan (pneumatik). Meskipun demikian
kadang-kadang memakai penggerak listrik, baik motor listrik (motorized valve)
maupun solenoida (solenoide valve). Bukaan katup diatur oleh penggerak.
8. Direct Acting
9. Reverse Acting
Solenoid Valve
Solenoid valve merupakan salah satu alat atau komponen kontrol yang salah satu
kegunaannya yaitu untuk menggerakkan tabung silinder. Solenoid valve merupakan katup
listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya yang mana ketika koil mendapat supply
tegangan maka koil tersebut akan berubah menjadi magnet sehingga menggerakkan piston
pada bagian dalamnya ketika piston berpindah posisi maka pada lubang keluaran A atau B
dari solenoid valve akan keluar udara yang berasal dari P atau supply, pada umumnya
solenoid valve mempunyai tegangan kerja 100/200 VAC namun ada juga yang mempunyai
tegangan kerja DC.
Berdasarkan modelnya, solenoid valve dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu solenoid
valve single coil (satu kumparan) dan solenoid valve double coil (dua kumparan) tapi
mempunyai cara kerja yang sama.

Floating Switch Sensor


Pada posisi horizontal, apabila permukaan cairan turun, pelampung juga akan turun,
sehingga kontak akan berubah dari posisinya. Jika permukaan cairan naik lagi, maka
pelampung akan naik dan kontak akan berubah lagi.
Pada posisi vertikal, di dalam pelampung terdapat magnet tetap, yang bergerak naik turun
mengikuti tinggi permukaan cairan. Di dalam pipa bagian tengah pelampung terdapat saklar
yang membuka dan menutupnya dikerjakan oleh piston yang bergerak mengikuti magnet
tetap di dalam pelampung.
Floating switch sensor tersedia dua konfigurasi, yaitu open tank dan closed tank. Open tank
digunakan untuk tanki terbuka sehingga terbuka juga terhadap tekanan atmosfer.
Sedangkan closed tank digunakan untuk tanki tertutup dan bertekanan.
Kebanyakan alat ini digunakan hanya untuk satu fungsi, yakni menyalakan mesin air saat
air di tanki/toren sudah habis. Dan mematikan kembali mesin air bila air di tanki
penampungan sudah penuh.
Namun demikian float switch sensor dapat digunakan dalam kondisi sebaliknya yakni :
menyalakan mesin air saat di pusat penyedotan masih tersedia. Dan mematikan kembali
mesin air bila air di penyedotan habis. Pemasangan float switch sensor seperti ini biasanya
pada sumur tempat di mana kita menyedot air. Hal ini untuk menjaga agar pompa air agar
tidak menyala saat kondisi sumur mengalami kekosongan air, atau musim kemarau. Untuk
mengatur agar pompa air dapat secara otomatis on dan off pada level permukaan air yang
dikehendaki adalah dengan cara menarik atau mengulur kabel yang dikaitkan pada titik
pemberat berwarna orange yang berisikan pasir.

Anda mungkin juga menyukai