BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
1.1 Latar Belakang..........................................................................................2
1.2 Tujuan Praktek Lapangan..........................................................................3
1.2.1Tujuan Umum..................................................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus..............................................................................................3
1.3 Ruang Lingkup..........................................................................................4
1.4 Metodelogi Pelaksanaan............................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN....................................................................5
2.1Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan.........................................................5
2.4 Organisasi dan Manajemen.......................................................................6
BAB III..................................................................................................................12
PEMBAHASAN....................................................................................................12
3.1 Stasiun Penerimaan Buah...........................................................................12
3.2 Stasiun Perebusan (Sterilizer)....................................................................17
3.3 Stasiun Penebahan (Threser).....................................................................23
3.4 Stasiun Pencacahan (Digester) Dan Pengempaan (Presser)......................26
3.5 Stasiun Penjernihan Minyak (Clarification)..............................................28
3.6 Stasiun Pemisahan Biji dan Inti..................................................................36
BAB IV..................................................................................................................46
STASIUN PENDUKUNG.....................................................................................46
4.1 Laboratorium..............................................................................................46
4.2 Stasiun Pengolahan Limbah.......................................................................47
4.3 Stasiun Pengolahan Air (Water Treatment)................................................48
4.4 Bengkel PKS...............................................................................................49
4.5 Stasiun Pembangkit Tenaga........................................................................50
BAB V....................................................................................................................52
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................52
5.1 Kesimpulan................................................................................................52
5.2 Saran...........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Tujuan Praktek Lapangan
Kegiatan praktek lapangan di PT.Perkebunan Nusantara IV PKS PABATU
memiliki tujuan sebagai berikut :
1.2.2Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari kegiatan praktek lapangan ini adalah :
a. Mempelajari proses pengolahan tandan buah sawit menjadi CPO di
PT.Perkebunan Nusantara IV unit PKS PABATU,serta bagaimana pengawasan
mutu terhadap produk yang dihasilkan dan kegiatan pengolahan limbah cair
dan padat serta mengidentifikasi permasalahan yang mungkin saja muncul
selama proses pengolahan tandan buah sawit menjadi CPO.
b. Melatih kemampuan mahasiswa dan menganalisa,melakukan observasi dan
memberikan solusi terhadap masalah yang timbul dalam industri berdasarkan
disiplin ilmu yang dipelajari.
c. Menambah wawasan dan melatih pikiran dalam mengaplikasikan pengetahuan
yang dimiliki oleh mahasiswa yang bersangkutan.
d. Mahasiswa mampu menguasai, mengevaluasi dan mengkoreksi terhadap
kemampuan sendiri.
e. Mengetahui dan mengenal peralatan yang digunakan untuk melakukan proses
diperusahaan tersebut.
3
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan praktek lapangan yang diberikan perusahaan adalah :
1. Profil dari PKS UNIT PABATU PT.Perkebunan Nusantara IV.
2. Proses produksi kelapa sawit menjadi CPO dan Inti sawit serta mesin-mesin
sebagai penunjang produksi.
3. Laboratorium analisis.
4. Penanganan dan pengolahan Limbah.
5. Kinerja pabrik.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
5
Sehingga luas seluruh areal afdeling di Unit PKS Pabatu PTPN IV ialah
5.754,04 Ha.
6
STRUKTUR ORGANISASI UNIT PKS PABATU
Manajer
(susilowanto
)
Masinis Kepala
(Hazejuli A)
Assisten tata usaha
dan SDM Umum &
Teknik Pabrik Keamanan
(Riza H. Panjaitan)
Assisten Pengolahan
(Wahyu Listyo jati)
(Martuasyah delimunthe)
7
b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum perkebunan sesuai dengan
norma/pedoman dan intruksi dari pimpinan umum (direksi).
c. Menandatangani surat-surat keluar, laporan-laporan dan kontrak
d. Menelaah dan mendisposisikan surat-surat masuk untuk menyelesaian
selanjutnya.
e. Mengajukan permintaan barang dan uang kepada kantor direksi.
8
b. Memberikan Informasi perusahaan kepada instansi pemerintah/swasta
c. Bertanggung jawab kepada manajer.
5. Pengamanan
Adapun Tugas-tugas Pengamanan yaitu :
a. Membantu pimpinan perkebunan dalam usaha memantapkan dan
menciptakan kondisi keamanan agar PTP Nusantar IV Unit PKS Pabatu
dapat melaksanakan program peningkatan produksi yang diharapkan
semaksimal mungkin
b. Memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan PTP Nusantara IV Unit
PKS Pabatu agar tercipta kondisi yang aman dan tertib.
2.4.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
2.4.3.1 Jumlah Tenaga kerja
Tenaga kerja atau karyawan merupakan faktor produksi yang disebut dengan
man power yang sangat mendukung keberhasilan dari suatu perusahaan ataupabrik.
Tenaga kerja ini direkrut oleh PTPN Nusantara IV Unit PKS Pabatu. Tenaga kerja
ditempatkan sesuai dengan keahlian dan kemampuan dari masing-masing karyawan
tersebut.Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PTPN Nusantara IV Unit PKS
Pabatu sebanyak kurang lebih 285 tenaga kerja
9
minggu .Pada PTPN Nusantara IV Unit PKS Pabatu,proses produksi berlangsung 24
jam setiap hari. Berdasarkan Syarat Kerja Umum (SKU), karyawan memiliki waktu
kerja 7-8 jam kerja per hari dan bekerja 6 hari kerja seminggu, jadi setiap karyawan
memiliki hari libur satu hari dalam satu minggu. Untuk itu dilakukan pergiliran
waktu libur agar tidak terjadi kekosongan operator pada setiap stasiun kerja sehingga
dengan demikian proses produksi tetap berjalan dengan baik. Apabila jam kerja
karyawan lebih dari 7 jam perhari, maka jam kerja berikutnya dihitung lembur.
2.4.5 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
2.4.5.1 Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan pada PTPN Nusantara IV Unit PKS Pabatu diatur dan
ditetapkan oleh dewan direksi PTPN Nusantara IV. Upah atau gaji yang diberikan
kepada karyawan tergantung kepada golongan dan masing-masing karyawan.
2.4.5.2 Fasilitas-Fasilitas
Dalam memnuhi kesejahtean kayawan, pabrik minyak inti PTPN
NusantaraIVUnit PKS Pabatu memberikan berbagi fasilitas kepada kayawan antara
lain:
1. Perumahan
Fasilitas perumahan dibeikan perusahaan kepada kayawan staff maupun non
staff dan keluarganya. Fasilitas perumahan diberikan lengkap dengan listrrik dan air.
2. Pendidikan anak-anak
Perusahaan juga menyediakan fasilitas pendidikan untuk anak-anak karyawan
untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak kayawan. Fasilitas pendidikan yang
diberikan berupa : Sekolah Dasar (SD), Sekolah lanjutan menengah pertama (SLTP)
dan sekolah lanjutan menengah atas perusahaan tidak menyediakannya karena
perumahan Pabatu dekat dengan kota Tebing inggi. Untuk tunjangan SLTA dan
Perguruan Tinggi perusahaan memberikan tunjangan pemondokan.
3. Cuti
Karyawan PTP Nusantara IV Unit PKS Pabatu berhak mendapatkan cuti setiap
tahunnya selama 12 hari kerja untuk karyawan yang telah bekerja terus menerus
selama setahun. Pengaturan cuti ditetapkan oleh dewan direksi PTPN IV Unit PKS
Pabatu.
4. Kesehatan dan Asuransi
Semua karyawan dan anggota keluarga mereka mendapatkan layanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan, untuk melindungi keselamatan kerja.maka
10
semua karyawan mendapat asuransi. Perusahaan telah memberikan rujukan pada
beberapa rumah sakit di kota Tebing Tinggi dan Medan untuk tempat berobat
karyawan dan anggota keluarga yang masih dalam tanggungan keluarga.
5. Tunjangan
Pensiun dilaksanakan pada karyawan yang telah mencapai usia 55 tahun.
Karyawan yang telah pensiun mendapat uang pensiun yang besarnya tergantung
masa pengabdian dan golongan/jabatan masing-masing karyawan.
6. Pesangon
Pesangon adalah imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang
diberhentikan bukan karena masa jabatannya berakhir tetapi karena perubahan
struktur pada perusahan sehingga terjadi perubahan tenaga kerja yang mengkibatkan
beberapa tenaga kerja harus diberhentikan dengan hormat dalam rangka
perampingan perusahaan. Pemberhentian ini juga dapat terjadi apabila ada karyawan
yang telah melakukan kesalahan fatal.
11
BAB III
PEMBAHASAN
Di PKS PTPN IV Unit PKS Pabatu memiliki dua jenis timbangan, yaitu
timbangan digital dan timbangan manual. Timbangan digital degan merk Tunas Jaya
buatan Indonesia, kapasitas 60 ton, tipe AD-4329, unit 33, ID timbangan: 33.01,
Com Port 1, dan Setting Port 2400 E 71 dengan sistem komputerisasi. Timbangan
manual dengan merk Rep Jaya Stainless Steel Tebing Tinggi, tipe N0. 9013,
kapasitas 30000 kg. Jika timbangan ditigal rusak, maka operator akan menggunakan
timbangan manual untuk menimbang setiap angkutan TBS. Setiap truk yang masuk
ke penimbangan membawa kelengkapan surat yang berguna untuk mengisi data-data
asal buah.
12
3.1.2 Sortasi buah.
Sebelum buah dimasukan kedalam Loading ramp, terlebih dahulu
disortasi yangBertujuan untuk memisahkan tandan buah sawit yang tidak layak
diolah dan juga sebagai sarana untuk mengevaluasi hasil panen, dengan kata lain
untuk mengetahui kualitas buah (TBS) yang dilakukan oleh petugas sortasi dipabrik,
bersama-sama dengan pemasok, dengan cara berikut :
1. Buah yang disortasi dilantai atau pelataran loading ramp yang dipilih dan
dipisah atas:
a) Mentah
b) Matang 1 (1-30 berondol)
c) Matang 2 (31-70 berondol)
d) Matang 3 (70-120 berondol)
e) Matang 4 (>120 berondol)
f) Tangkai panjang kurang lebih 2,5 cm
g) Buah sakit
h) Sampah.
2. Tangkai panjang > 2,5cm, sampah, tandan kosong, buah busuk, dan buah
sakit tidak boleh ada.
Gambar3.1.2Penyortiran buah.
26
3.2 Loading ramp.
Setelah melalui jembatan timbang kemudia truk membongkar muatannya
diLoading ramp. Buah sawit yang sudah di sortasi kemudian di tuang ke
penampungan buah (fruit hoppers) yang di buat kemiringan 135 derajat terhadap
dasar alas kisi-kisi. Fruit hoppers di lengkapi dengan pintu-pintu yang dapat
digerakkan secara vertical (turun naik) oleh tenaga elektris. Buah yang melewati
loading ramp, akan di lakukanpenuangan tanda buah segar (TBS) ke dalam lori.
Loadig ramp berguna sebagai tempat menampung TBS sementara dari kebun
sebelum di proses, mempermudah pemasukan TBS ke lori, dan mempengaruhi kadar
kotoran. TBS yang akan diproses di isikan kedalam lori yang berkapisitas 2,5 ton
TBS dengan cara pintu bays dengan sistem hidrolik. Loading ramp dibuat miring dan
untuk memisahkan kotoran-kotoran seperti pasir, kerikil, dan sampah yang berikut.
Fungsi Loading ramp, yaitu :
1. Sebagai tempat melakukan sortasi dan penampungan TBS sementara
menunggu proses pengolahan.
2. Sebagai tempat untuk merontokkan atau menurunkan sampah dan pasir yang
terikut dengan tandan. Sampah yang tidak terkandung minyak bila iku diolah
dapat menyerap minyak dan menurunkan cairan rendemen. Sedangkan pasir
yang terikut diolah akan mempercepat kerusakan peralatan. Indikator
kebersihan kisi-kisi Loading ramp adalah dapat tembus dari sinar matahari
pada saat loading ramo kosong.
3. Pada kondisi tertentu, sebagaian tempat pemisahaan buah segar dan restan atau
TBS pembelian dengan tujuan untuk menyesuaikan waktu rebus kemudahan
kontrol mutu TBS pembelian, penurunan Losses dan mendapatkan utu
produksi CPO yang baik.
4. Mengatur keseragaman isi lori dalam suatu rebusan berdasarkan kondisi buah
(segar, restan. Buah kecil) sehingga operatur rebusan dapat menentukan
holding time lebih akurat. Waku rebusan yang lebih akurat akan mengurangi
losses minyak dalam air kondesat dan memperkecil jumlah katakopen
5. Pengisian lori harus penuh agar di peroleh kapasitas maksimal karena dapat
mempengaruhi kapasitas pabrik dan jumlah bahan bakar untuk boiler.
Pengisian lori yang berlebihan juga dapat menyebkan berondolan berjatuhan
dilantai rebusan dan menutup saringan kondesat. Tidak lancarnya pembiang air
26
kondesat menimbulkan genangan air didalam rebusan sehingga proses perebusan
menjadi titik sempurna karena terjadinya penurunan temperatur.
Setiap pintu dilengkapi dengan hidrolik pack yang berfungsi sebagai
penggerak pintu.Faktor yang harus diperhatikan pada loading ramp adalah pengisian
pada loading ramp selalu penuh dapat menyebabkan pintu plat bengkok, sehingga
buah bertindahan dan tandan buah serta berondolan jatuh ke tanah, menyebabkan
terjadinya losses minyak serta adanya kesulitan pada saat menurunkan buah ke lori.
Adapun pemeliharaan alat ini adalah pembersihaan sekitar pintu loading ramp dari
timbunan TBS dan mengelas pipa-pipa yang bocor.
Pemeliharaan terhadap papan papan baja pada stasiun loading ramp harus di
lakukan secara preventive, karena seringnya terjadi beban tiba-tiba yang diberikan
kepada papan baja tersebut. Penampang tempatnya operatur juga harus terus
diperhatikan karena dapat tempat tersebut sangatlah licin disebabkan proses minyak
yang terjadi pada tanah tandan buah segar yang menempel pada plast plat tempat
operatur melakukann operasi kerja. Demikian pula halnya dengan panel hidrolik
tersebut.
Spesifikasi Teknis :
1. 1 unit loading, pengeluaran TBS 14 pintu (bays)
2. Kemiringan 30 derajat
3. Kapasitas masing-masingg pintu kurang lebih 15 ton.
3.2.1 Lori
26
Lori adalah alat yang digunakan sebagai tempat tandan buah segar dari TBS
untuk direbus ke dalam sterilizer. Lori didesain berlubang - lubang ±0,5 inch yang
berfungsi untuk mempertinggi ventilasi uap pada buah dan penetesan air kondensat,
selain itujuga mempermudah air untuk keluar masuk. Satu buah lori dapat diisi
TBS/desain lori : 2,5 ton. Satu set lori berjumlah 10 lori dan sepuluh lori dapat
mengangkut TBS 25 ton. TBS masuk ke lori dan lori ditarik dengan capstand untuk
dimasukkan ke perebusan.
26
Gambar3.3.1 Alat penarik (capstand)
3.3.2 TransferCarriage
Transfer carriage merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menempatkan
posisi lori sesuai pada stasiun rebusan yang akan beroperasi (bekerja). Transfer
carriage di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit PKS Pabatu memiliki satu unit
dengan merk SAS buatan PT. SAS/Ina dengan kapasitas 7,5 ton, chain 40 m dengan
merk TSUBAKI buatan Jepang dengan kapasitas 30 ton dengan tipe RF.94 R.SRW,
hydraulic pump 5 unit dengan merk MANESMAN dengan tipe ZDB.6.YP1-
42/200V, bearing roda 8 buah tipe 2309NU, panel listrik 1 unit dengan merk
MITSUBISHI buatan Jepang, dan elektromotor 1 buah merk TECO buatan
Singapura dengan 7,4 kW/Hp, 8,4 A, 380 V, dan 1450 rpm.
26
Waktu perebusan terdiri dari tiga puncak :
A. Puncak I (15 menit)
1. Menutup kran blow up dan membuka kran pemasukan uap (steam inlet)
selama 13 menit untuk mencapai tekanan 2,3 kg/cm2.
2. Kemudian kran steam inlet ditutup. Kran pembuangan kondensat dibuka
terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran steam outlet (blow up) dibuka
dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2.
3. Kran kondensat dan kran steam outlet (blow up) ditutup kembali,
kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak kedua.
B. Puncak II (14 menit)
1. Operasionalnya sama dengan puncak I, tetapi tanpa pembuangan udara.
Tekanan puncak II adalah 2,5 kg/cm2. Waktu yang diperlukan untuk
menaikkan steam ± 12 menit dan untuk pembuangan 2 menit.
2. Kran kondensat dan kran steam outlet ditutup kembali, kemudian kran
steam inlet dibuka untuk puncak III.
C. Puncak III (63 menit)
1. Kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan 3,0 kg/cm 2 selama
14 menit.
2. Puncak ketiga ditahan (holding time) selama 40-50 menit.
3. Selama holding time dilakukan pembuangan kondensat sebanyak tiga kali
sehingga tekanan menurun sampai 2,7 kg/cm2.
4. Selesai holding time, pembukaan kran dilakukan secara berurutan mulai
dari kran pembuangan kondensat, kemudian kran steam outlet (blow up)
sehingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm2. Waktu untuk penurunan steam ±
4 menit.
5. Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kg/cm2, kran control steam
dibuka untuk memastikan tekanan dalam rebusan benar-benar sudah 0
kg/cm2.
26
Gambar3.2.4(b) Grafik triple peak
Spesifikasi Alat ;
1. Jumlah lori,
a) PKS berkapasitas 30 ton/jam adalah 66 unit lori
b) PKS berkapasitas 60 ton/jam adalah 132 unit lori
2. Diameter pipa steam inlet ≥ 8 inci
3. Diameter pipa kondensat ≥ 4 inci.
4. Diameter strainer kondensat 40 – 50 cm dengan lubang perforasi (oval) 8 – 9
mm.
5. Ketebalan rebusan 20 mm tanpa slyt plate atau 16 mm dengan slyt plate 9-10
mm dan diganti setiap 6 tahun.
26
Gambar 3.4.(a)Thresher
TBS berikut lori yang telah direbus dikirim ke bagian penebahan buah dan
dituangkan ke hopper dengan bantuan hoisting crane. Hoisting crane berjumlah 2
buah dengan merk DEMAG buatan Jerman dengan kapasitas hoisting crane 5
ton/unit. Hoisting crane memiliki elektromotor angkat 1 unit dengan 20 kW/Hp, 3,7
A, 380 V, dan 2900 rpm. Untuk elektromotor jalan 1 unit dengan 0,19 kW/Hp, 1,2
A, 380 V, dan 630 rpm. Untuk elektromotor tuang 1 unit merk TECO buatan
Singapura dengan 3 kW/Hp, 3,7 A, 380 V, dan 1450 rpm dengan monorail 1 batang
per hoisting crane.
Tandan kosong dari threser akan dibawa oleh empty bunch conveyor dengan
gear box 1 unit dan elektromotor 1 unit per empty bunch conveyor dengan 10,05
26
kW/Hp, 13 A, 380 V, dan 710 rpm. Empty bunch conveyor berjumlah 4 unit, tandan
kosong akan dibawa ke bottom hoper berjumlah 7 pintu dengan elektromotor 5,5
kW/Hp 11,4 A, 380 V, dan 1450 rpm.
26
d) Keausan worm screw (jarak ulir dengan silinder press > 7 mm) kemungkinan
disebabakan umur teknis worm screw sudah melampaui > 600 jam.
e) Bila lossis minyak dalam fibre melebihi norma kemungkinan penyebabnya
karena proses perebusan tidak sempurna (temperatur adukan < 95°C, isian
digester < 3/4 bagian, pisau aduk aus, tekanan presan < 40 bar.
f) Biji pecah diatas norma kemungkinan penyebabnya adalah buah belum
memenuhi kriteria matang panen (buah kahir/mentah), perebusan terlalu lama,
tekanan presan < 50 bar.
g) Bila kadar minyak pada biji > 0,8% terhadap contoh karena proses perebusan
kurang sempurna sehingga .
Gambar3.5.2Screwpresser
3.6 Stasiun Penjernihan Minyak (Clarification)
Stasiun ini merupakan tempat pemurnian minyak dari proses sebelumnya
(pressing) yang bertujuan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging
buah dan biji (kernel). Dimana minyak kasar yang diekstraksi dari daging buah sawit
dengan proses pressing mengandung sejumlah air dan kotoran berupa partikel-
partikel dari tempurung dan serabut buah sawit.
26
Gambar3.6.2 Vibro separator.
3.6.3 CST (Continuous settling Tank).
Minyak yang telah disaring oleh vibro separator kemudian dipompa ke CST. CST
berfungsi sebagai alat pemisah pertama minyak dengan sludge dengan cara
pengendapan. CST berjumlah 2 unit dengan elektromotor 1 unit per CST dengan 3
kW/Hp, 3,1 A, 380 V, dan 1500 rpm. Setiap CST memiliki 1 buah gear box. CST
dilengkapi dengan agitator (3 buah pisau pengaduk) dengan kecepatan berputar 3-4
rpm. Kapasitas CST 90 ton untuk PKS TBS/jam dan suhu pada CST sebesar 95-
98°C. Pemanasan awal dengan steam injeksi dan selanjutnya dengan steam coil,
diusahakan cairan tidak bergejolak. Ketebalan minyak pengutipan/akhir olah
minimal 30 cm. Setelah melakukan pencucian CST diisi dengan air panas hingga ¾
volume. Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan. Hasil akhir dari CST adalah minyak
murni dan sludge yang selanjutnya dialirkan ke oil tank dan sludge tank.
26
Gambar 3.6.4 Oil tank.
Gambar3.6.5Oil purifier.
3.6.6 VacumDryer
Berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam minyak dengan sistem penguapan
hampa berkisar 0.8-1 Kg/cm2. Biasanya minyak normal mengandung air sebesar
0,15%. Minyak dipompakan ke dalam tabung melalui pemercik atau nozzle sehingga
26
pengeringan minyak mudah dilakukan, dimana uap air dari tabung terhisap oleh
steam injector dan kemudian dibuang ke atmosfer. Elektromotor pada vacum dryer
memiliki merk electric motor dengan tipe EM160M4, 11 KW, 380-660 V, 2.2-12.8
A, 15 HP, 1460 rpm dengan berat 118 kg, 4 pole, 50 Hz, IP 55 dan Ph 3.
26
Gambar 3.6.9Sludge tank.
3.6.10 Pre Cleaner
Cairan yang keluar dari brush strainer masih mengandung pasir. Untuk
membuang pasir itu digunakan sludge pre cleaner. Bagian atas alat ini berbentuk
silinder dan bagian bawah berbentuk konus. Dibawah konus terdapat tabung
pengendap pasir (sand cyclone). Sand cyclone pada PKS Pabatu berjumlah 2 unit
(1unit beroperasi dan 1 unit cadangan untuk PKS 30 ton/jam). Sand cycloneakan
membuang pasir ketika katup sand cyclone dibuka setiap 30 menit. Proses yang
terjadi dalam alat ini memakai prinsip pemisahan gaya sentrifugal. Setelah itu
minyak dipompakan ke Balance Tank. Pre cleaner memiliki merk SMSS dengan air
compressor setiap pre cleaner 2 kW/Hp, 50 A, dan 380 V. model KP-75, tipe
Double acting dengan tekanan maksimal 8 bar. Pompa yang digunakan pada pre
cleaner ialah dengan merk STARKE, model TA110-100L, dengan daya 2 HP
tekanan 8 bar, kapasitas udara 0.36 m3/min, tahun pembuatan 2010. Kapasitas tangki
100 L. untuk elektromotor memiliki tipe Y100L, 220/380 V, 8.7 A, 2 HP, 2.2 KW,
1430 rpm dan 50 Hz.
3.6.11 Strainer.
Minyak dari unit 2 sludge tank masuk ke strainer. Didalam strainer terdapat
brush yang berfungsi untuk membersihkan minyak dari kotoran-kotoran (berupa
serat-serat) sisa yang tidak tertangkap oleh sludge tank. Setiap 2 jam saluran
pembuangan kotoran strainer harus dibuka untuk mengeluarkan kotoran. Strainer
dicuci setiap 6 jam. Minyak dari strainer dipompa ke pre cleaner. Strainer memiliki
merk KEWPUMP, tipe KS SE2, model SEN 50.
26
Gambar 3.6.11Strainer.
3.6.12 Balance tank
Balance tank berfungsi untuk melumatkan minyak yang dicampur dengan air.
Didalam Balance Tank terdapat pompa yang akan menurunkan minyak ke sludge
separator. Balance tank berjumlah 1 unit dengan kapasitas 2 ton dengan tipe silinder
vertikal.
26
Gambar 3.7.1Cake Bake Conveyor
3.7.2 Depericarper.
Depericarper berjumlah 1 unit yang terdiri dari separating column (kolom
pemisah), drum pemolis (polishing drum) dan fibre cyclone yang dilengkapi fan
(blower).
1. Separating column adalah alat untuk mengatur kecepatan udara dan tekanan
statis yang dibutuhkan dengan sistem isapan blower untuk memisahkan
ampas dan biji berdasarkan perbedaan berat jenis.
2. Fibre cyclone dan blower depericarper adalah alat yang berbentuk cyclone
tempat mengisap atau menampung fibre yang terpisah dari biji akibat isapan
blower di separating column. Fibre cyclone berjumlah 1 buah dengan 1
buah elektromotor dan 1 buah fibre cyclone air lock.
3. Polishing drum adalah tromol berputar yang berfungsi untuk
memolish/membersihkan sisa – sisa serabut yang masih lengket pada
permukaan biji. Drum berputar dengan kecepatan 24 – 25 rpm. Polishing
drum memiliki merk SEW dengan type A F, 4 pole, 380/660 volt, 1460
Rpm, 10 HP, 7,5 Kw, 50 Hz, dan dengan berat 84 kg.
26
Gambar 3.7.2 Depericarper.
3.7.3 Destoner
Destoner adalah untuk menaikkan/mengangkat biji dengan sistem isap masuk
ke dalam nut hopper (silo biji), berfungsi untuk pemisah batu-batuan, besi dan biji
dura yang dilengkapi dengan air lock (pengunci udara).
26
berfungsi unuk menampung biji yang kecil, nut hopper 2 berfungsi untuk
menampung buji yang besar.
Gambar3.7.6Ripple mill.
26
3.7.7 Conveyor.
Conveyor adalah alat pembawa atau penghantar massa dari suatu instalasi ke
instalasi berikutnya yang berbentuk ularan
3.7.8 Elevator
Elevator adalah alat untuk memindahkan massa dari suatu instalasi ke instalasi
berikutnya yang berbentuk timba-timba. Mempunyai kecepatan 18 m/menit,
dan ketinggian elevator 12- 14 m.
3.7.10 Hydrocyclone.
Hydrocyclone adalah alat pemisah inti dan cangkang dalam kraksel dari LTDS
– II dengan media air. Pompa hydrocyclone dilengkapi dengan manometer inti dan
cangkang. Bak air penampung cracked mixture (separating tank) terdiri dari dua
26
sekat yang masing-masing dilengkapi dengan 2 unit pompa, 2 buah cyclone yang
dilengkapi vortex finder dan cones. Diameter cones inti 60 – 70 mm, dan cones
cangkang 50-55 mm. Umur teknis cones inti dan cangkang adalah 1000 jam.
Gambar3.7.10 Hydrocyclone
26
Gambar 3.7.12..Kernel dryer
3.7.13 Blower winnowing.
Blower winnowing adalah alat untuk memisahkan inti kering dari sampah dan
cangkang halus yang keluar dari silo inti.
3.7.14 Kernel silo.
Kernel silo berfungsi untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti
yang diproduksi. Pengeringan dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas
dari steam heater. Udara dipanaskandengan steam, kemudian oleh blower
dihembuskan ke dalam silo. Temperature dalam kernel silo terbagi dalam 3 tingkatan
yaitu bagian atas 80 oC, bagian tengah 70 oC, dan bagian bawah 60 oC. PKS Unit
pabatu menggunakan 4 buah kernel silo dengan kapasitas masing-masing 19 ton inti
sawit.
26
Gambar 3.7.14 Kernel Silo.
Pengeringan dilakukan di dalam kernel silo selama 5 – 8 jam. Kadar air inti
yang terlalu rendah dapat menyebabkan inti berubah warna. Sebaliknya, jika inti
kurang kering menyebabkan inti akan berjamur, kadar ALB dalam minyak inti tinggi
dan kadar minyak yang diperoleh lebih rendah.
b. Boiler 2
Merk :TAKUMA N600
Kapasitas : 25 ton/jam
26
Gambar 3.7.15 Ketel uap.
a. Persiapan Pengoperasian Boiler.
1. Periksa kebersihan ruang dapur & Boiler Proper Periksa kondisi Rooster, coba
dioperasikan Dumping Grate.
2. Periksa persediaan air dalam Feed Water tank.
3. Periksa pemasangan kerangan – kerangan.
4. Periksa panel & Instrument Panel ( Terutama System Cutt Off & Interlock ).
5. Periksa jumlah persediaan bahan bakar.
6. Periksa Level air dalam Boiler melalui gelas penduga.
7. Beri Minyak pelumas pada semua peralatan yang bergerak & berputar.
8. Periksa Parameter tekanan pada Superheater & UpperDrum.
10. Periksa Thermometer pada Superheater & Gas bekas.
11. Periksa alat kontrol tekanan ruang dapur ( Panel& Draft Control ).
12. Buka Damper ID Fan 100 %.
13. Buka Valve Air Vent pada Drum & Superheater 100 %.
14. Buka kerangan Blow Down pada Super Heater Header 100 %.
15. Buka Starting Valve 100 %.
16. Masukan bahan bakar diatas rangka bakar hingga merata.
17. Boiler siap untuk dilakukan pengapian ( Fire – Up )
b. Pengawasan Boiler Takuma
1. Setiap 45 menit membuang abu Ex Dust Collector dan Dust Hopper.
2. mengamati ruang abu ( dibawah rangka bakar ).
3. Periksa Water Level Gelas penduga ( Spui ).
Setiap 4 jam lakukan Soot Blowing sesuai petunjuk, menarik/buang abu dari atas
Roster.
26
BAB IV
STASIUN PENDUKUNG
48
sinar matahari masuksamapai ke dasar kolam dengan retention time ≥ 50
hari.
g. Land Aplication: pemanfaatan limbah cair pabrik untuk meningkatkan
kesuburan tanah dengan menyalurkannya ke gawangan. Ukuran parit :
lebar = 1 m dan kedalaman = 0.4 m. volume parit = 60 % x kapasitas olah
per hari x 60 hari.
4.3 Stasiun Pengolahan Air (Water Treatment)
Air merupakan kebutuhan vital baagi sebuah PKS karena sebagian besar
proses pengolahan membutuhkan air. Air yang digunakan harus memiliki
syarat-syarat tertentu seperti kesadahan dan kadar silika.
Berikut mesin dan peralatan yang digunakan dalam stasiun pengolahan air ;
1. Pompa Air: untuk menghisap air dari sumber air (sungai dll) untuk
dialirkan langsung ke bak penampung sementara (water basin) sebelum
dijernihkan di water clarifier tank. Jumlah pompa minimal 2 unit.
Kapasitas pompa masing-masing = 1.5 kali kapasitas pabrik.
2. Water basin: untuk mengendapkan kotoran/ pasir sehingga air yang
dijernihkan di water clarifier bisa lebih bersih, pemakaian tawas lebih
hemat, pompa tidak cepat aus dan kualitas air tidak berfluktuasi.
3. Water clarified tank: untuk melanjutkan penjernihan terhadap air dari
water basin. Waktu tinggal di tamgki water clarifier 2-4 jam. Jarak antara
selang injeksi masuk dengan tangki water clarifier ± 6 jam.
4. Tawas (alum): untuk menjernihkan atau membersihkan air dari padatan
yang tidak larut dengan cara membentuk floc dan mengendap di
klarifikasi.
5. Sand filter: untuk menangkap atau menyaring kotoran yang melayang
dengan menggunakan pasir kwarsa (atas), batu kerikil kecil (tengah) dan
batu kerikil yang agak besar (bawah). Perbandingan antara jumlah pasir
kwarsa, kerikil kecil dan batu kerikil yang agak besar ialah 40:30:30.
6. Water tower tank: sebagai tempat penimbunan air hasil penyaringan dari
sand filter serta agar tekanan air masuk ke dalam demin plant stabil dan
dalam kondisi yang kontiniu.
7. Demin plant: untuk menangkap padatan terlarut dalam air yang berupa
kation dan anion. Kapasitas minimal = 25 m3/jam.
48
Gambar 4.3 Tangki Pengendapan.
4.4 Bengkel PKS
Proses pengolahan kelapa sawit di PKS sangat tergantung dari jumlah dan
kualitas TBS yang dihasilkan oleh kebun. Produksi TBS tinggi mengharuskan
PKS beroperasi dengan jam olah yang tinggi karena TBS yang dibiarkan terlalu
lama restan akan mengakibatkan peningkatan kadar asam lemak bebas. Untuk
mencapai jam olah yang tinggi dan kualitas produk yang baik, PKS harus
didukung oleh sebuah bengkel yamg memiliki bagian mekanikal dan elektrikal.
4.4.1 Bagian Mekanikal.
Bagian mekanikal melakukan pemeliharaan umum terhadap semua
peralatan pabrik. Jenis pekerjaan yang dilakukan antara lain : perbaikan alat-
alat, pembuatan suku cadang, maupun modifikasi peralatan sesuai dengan
kondisi lapangan. Adapun peralatan yang dijumpai pada bagian mekanikal ini
antara laian : mesin shaping, mesin bor, mesin bubut, gerinda listrik, gergaji
listrik, benchvise, tabung elpiji, tabung angin, mesin las, alat press manual dan
lain-lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
48
5.1 Kesimpulan
1. Dalam pengolahan TBS pada pabrik pengolahan kelapa sawit di PTP.
Nusantara IV Unit PKS Pabatu, terdiri dari beberapa stasiun utama yang
meliputi: stasiun penerimaan buah, perebusan, penebahan, pencacahan dan
pengepressan, penjernihan minyak serta stasiun pemisahan inti dan biji.
2. Selain stasiun utama, pada PTP. Nusantara IV Unit PKS Pabatu terdiri dari
stasiun pendukung yang meliputi : stasiun pembangkit tenaga, pengolahan
air, pengolahan limbah, bengkel PKS, laboratorium dan lain-lain.
3. Kadar asam lemak bebas yang diizinkan pada CPO ialah <5% dimana super
CPO memiliki kadar ALB <2.5% dan golden CPO memiliki kadar ALB
2.5%.
4. Kapasitas maksimum untuk sebuah lori ialah 2.5 ton TBS dimana terdapat
10 buah lori yang akan masuk ke dalam sterilizer.
5. Kapasitas olah pabrik pada PTP. Nusantara IV Unit PKS Pabatu adalah 30
ton TBS/jam.
6. Cangkang dan serabut dari PKS digunakan untuk bahan bakar boileryang
memproduksi uap untuk kebutuhan proses produksi, sedangkan tandan
kosong digunakan untuk aplikasi di afdeling oleh bagian tanaman
7. Rendemen minyak sawit pada PTPN IV unit PKS Pabatu diusahakan adalah
25%.
5.2 Saran
1. Jalan yang ada di sepanjang PTPN IV Unit PKS Pabatu agar di perbaiki.
2. Kepada setiap operator yang ada didalam stasiun pengolahan hendaknya
memakai alat pelindung diri seperti Helm, sarung tangan, kacamata,
penutup telinga, dsb.
3. Kiranya pabrik bisa mengolah limbah yang terbuang dimanfaatkan menjadi
pupuk dan tidak menjadi permasalahan bagi lingkungan.
4. Perawatan Mesin-mesin di pabrik kelapa sawit PTPN IV unit pks pabatu
sudah baik, dan sebaiknya lebih ditingkatkan
48
DAFTAR PUSTAKA
Allorerung, D., Syakir, M., Zulkarnain, P., Syafaruddin, Widi, R., 2010. Budidaya
Kelapa Sawit. Aska Media, Bogor.
Kiswanto, Jamhari, H. P., Bambang, W., 2008. Teknologi Budidaya Kelapa Sawit.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, Lampung.
Manurung, C. N., 2009. Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Pada Tahun 2006-2010.
Http://repository.usu.ac.id [Diakses pada tanggal 23 Juli 2013].
Saputra, R. A., 2011.Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.)
Di Kebun Radang Seko Banjar Balam, Pt Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu,
Riau.Http://repository.ipb.ac.id[Diakses pada tanggal 23 Juli 2013].
48