Disusun Oleh
Yoga Anunggita
20032010067
Manajemen Proyek A
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dari studi kasus
sebuah jurnal yang berjudul “Manajemen Proyek Pembangunan Gedung
Apartemen” dalam Mata Kuliah Manajemen Proyek. Tugas ini merupakan salah
satu penilaian yang harus dipenuhi dalam mata kuliah Manajemen Proyek. Ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Ir. Didi Samanhudi, M.MT. selaku
dosen pengampu mata kuliah ini karena telah membantu dalam memberikan
bimbingan materi dan penjelasan selama kelas berlangsung yang menunjang dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada
teman-teman dan semua pihak yang membantu dalam penyusunan tugas ini dari
awal hingga selesai. Kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, sangat dibutuhkan saran dan kritik yang membangun untuk
penyempurnaan tugas ini ke depannya.
ii
DAFTAR ISI
Cover ....................................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
Bab I Konsepsi ....................................................................................................5
1.1 Latar Belakang Proyek ...............................................................................5
Bab II Perencanaan .............................................................................................7
2.1 Deskripsi Umum Proyek ...........................................................................7
2.2 Data Umum Proyek.................................................................................. 11
2.3 Lingkup Umum Pekerjaan .......................................................................12
2.4 Data Teknis dan Peta Lokasi ....................................................................13
2.5 Surat-Surat dalam Perencanaan Proyek ...................................................14
2.6 Perencanaan Penjadwalan Proyek............................................................17
2.7 Upah Pekerja ............................................................................................17
2.8 Harga Bahan .............................................................................................18
2.9 Rencana Anggaran Biaya (RAB) .............................................................19
2.10 Rekapitulasi RAB ....................................................................................22
Bab III Pra Pelaksanaan .....................................................................................24
3.1 Pengantar Metode Proyek ........................................................................24
3.2 Pembentukan Organisasi Proyek .............................................................25
3.3 Pengadaan Sumber Daya .........................................................................28
3.4 Perencanaan Komunikasi dengan Stakeholder ........................................28
3.5 Surat Perizinan .........................................................................................30
3.6 Analisis Kelayakan ..................................................................................30
3.7 Identifikasi Resiko ...................................................................................32
Bab IV Pelaksanaan ...........................................................................................36
4.1 Pekerjaan Pendahuluan ............................................................................36
4.2 Pelaksanaan Pekerjaan Proyek .................................................................41
4.3 Pemantauan Proyek ..................................................................................50
4.4 Manajemen Kualitas Proyek ....................................................................51
Bab V Pengakhiran............................................................................................56
iii
5.1 Testing dan Commisioning .......................................................................56
5.2 Serah Terima Aset ....................................................................................57
5.3 Serah Terima Kelola.................................................................................58
5.4 Pemeliharaan dan Perawatan ...................................................................60
Bab VI Kesimpulan dan Saran ..........................................................................62
6.1 Kesimpulan ..............................................................................................62
6.2 Saran ........................................................................................................62
iv
BAB I
KONSEPSI
5
Kemang View 6 lantai akan memberikan ruang yang lebih luas untuk pelayanan
kesehatan, dengan mempertimbangkan faktor ergonomi dan kenyamanan pasien.
Berikut adalah beberapa konsep pembangunan Gedung Apartemen Kemang View
6 lantai pada Gedung Apartemen Kemang View:
1. Desain Bangunan: Desain bangunan Gedung Apartemen 6 lantai harus
dirancang dengan matang agar dapat memberikan hunian yang aman dan
nyaman terhadap masyarakat. Konsep desain bangunan harus memperhatikan
faktor estetika, keamanan, dan kenyamanan.
2. Fasilitas Pelayanan: Gedung Apartemen 6 lantai pada harus dilengkapi
dengan fasilitas yang memadai. Fasilitas tersebut mencakup ruang basement
untuk tempat parkir kendaraan, unit kamar yang ada dalam setiap lantai di
gedung apartemen, ruang administrasi, toilet dan kamar mandi pada setiap
kamar, dapur, balkon yang ada disetiap lantai kamar gedung apartemen site
office, kantor pemasaran, kantor owner, kantor subkontraktor, sistem
penyediaan air bersih, dan genset.
3. Sumber Daya Manusia: Gedung Apartemen 6 lantai membutuhkan tenaga
manusia yang profesional dan berpengalaman dalam memberikan pelayanan
yang berkualitas. Sumber daya manusia yang tersedia harus memenuhi
persyaratan dan kompetensi..
4. Pembiayaan: Gedung Apartemen 6 lantai membutuhkan biaya yang cukup
besar dalam pembangunannya, peralatan dan tenaga kerja. Pembiayaan dapat
dilakukan dengan melibatkan pemerintah daerah, perusahaan swasta, dan
masyarakat.
Dalam pengembangannya, konsep pembangunan Gedung Apartemen 6 lantai
harus memperhatikan faktor-faktor yang bersifat sosial, ekonomi, dan budaya.
Struktur bangunan dan fasilitas yang disediakan harus aman, nyaman, dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
6
BAB II
PERENCANAAN
7
Gambar 2.3 Denah Lantai Semi Basement
8
Gambar 2.5 Denah Lantai 2
9
Gambar 2.7 Denah Lantai 3A
10
Gambar 2.9 Denah Lantai 6
2.2 Data Umum Proyek
Nama Proyek : Apartemen
Lokasi : Jl. Raya Pekayon Jaya. RT/RW 001/004.
Kel. Pekayon Jaya-Bekasi Selatan, Kota Bekasi
Pemberi Tugas : PT. Anugrah Duta Mandiri
Izin (No. IMB) : 503/0534/IB/BPPT/XII/2023
Konsultan Struktur : PT. Adinata Surya Pratama
Konsultan M&E : PT. Adhicipta Prajawidya
Konsultan Arsitektur : X | Y Architects
Konsultan Pengawas : PT. Anugrah Duta Mandiri
Konsultan Pelaksana : PT. Pembangunan Perumahan (PP)
Nilai Kontrak : Rp 6.820.994.000,00 (include PPN)
Waktu Pelaksanaan : 630 Hari Kalender (21 Bulan)
• 12 bulan Pekerjaan Struktur
• 14 bulan Pekerjaan Arsitektur (Overlap 5 Bulan dengan Pek. Struktur)
• Dari 12 Mei 2023 sampai 28 Juli 2025
11
Cara Pembayaran : Monthly Progress Payment
Tipe Kontrak : Lump Sum Fixed Price
Retensi : 5% × Rp 6.820.994.000,00 =
Rp 341.049.700,00
12
b. Pemasangan Hydrant dan Sprinkle
c. Pemasangan Plumbing untuk Air Bersih, Air Kotor dan Air
Flushing/Gardening
d. Pemasangan Alarm Keselamatan
e. Pemasangan Sistem Elektrikal
f. Pemasangan Lift
5. Pekerjaan Landscape
a. Pembuatan Taman
b. Pembuatan Boulevard
13
2.5 Surat-Surat dalam Perencanaan Proyek
2.5.1 Surat Kerjasama
13 Mei 2023
Nomor: 1/UKP-MJ/XI/2023
Lampiran: 5 lembar
Kepada Yth.:
Direktur PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.
JL. Raya Pekayon
Kota Bekasi
Penawaran ini berlaku selama 630 (enam ratus tiga puluh) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan penawaran. Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami
lampirkan: Jaminan Penawaran Asli; Dokumen Penawaran teknis, dan Dokumen
Penawaran Harga
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan
tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan serta Pokja
Pemilihan tidak terikat untuk menetapkan penawaran terendah sebagai pemenang.
Materai
Tanda tangan
Cap Perusahaan
Yoga Anunggita
Direktur
14
2.5.2 Surat Garansi
Surat Garansi
No. 1
Yang bertanda tangan dibawah ini: Rahayu Santika dalam jabatan selaku Kepala Cabang
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Senior Bank berkedudukan di Jl. Ahmad
Kemang, Kota Bekasi untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN dengan ini menyatakan
akan membayar kepada:
Nama: PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.
Alamat: JL. Raya Pekayon Jaya, Kota Bekasi
selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN ternyata sampai batas waktu yang ditentukan,
namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
15
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Garansi Bank berlaku selama 630 (enam ratus tiga puluh) hari kalender, dan efektif
mulai dari tanggal 12 Mei 2023
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam
butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 hari kerja tanpa syarat setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang
Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada
pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri Kota Bekasi
Rahayu Santika
Kepala Cabang
16
2.6 Perencanaan Penjadwalan Proyek
Dalam rangka memenuhi kebutuhan tempat tinggal masyarakat di wilayah
Kota Bekasi, perlu dilakukan pembangunan Apartemen dengan luas bangunan
14.500 m2 dan 6 lantai dalam waktu 630 hari. Untuk mencapai tujuan tersebut,
diperlukan perencanaan dan penjadwalan proyek yang matang agar pembangunan
Gedung Apartemen Kemang View dapat selesai tepat waktu dengan kualitas yang
baik. Mulai 12 Mei 2023 sampai 28 Juli 2025.
Tabel 2.1 Data Perencanaan Penjadwalan Proyek
No Nama Kegiatan Durasi (Bulan)
1. Pekerjaan Galian dan Urugan 4 bulan
2. Pekerjaan Pasangan 4 bulan
3. Pekerjaan Beton Bertulang 4 bulan
4. Pekerjaan Kayu, Kaca dan Besi 2 bulan
5. Pekerjaan Plafond 3 bulan
6. Pekerjaan Lantai 2 bulan
7. Pekerjaan Cat-catan 2 bulan
8. Pekerjaan Pengunci 2 bulan
9. Pekerjaan Sanitasi 2 bulan
10. Pekerjaan Listrik 2 bulan
Total Hari Kerja 27 Bulan
Total Waktu Libur 104 Hari
17
Tabel 2.2 Upah Pekerja Proyek Gedung Apartemen
No Upah Satuan Harga (Rp)
1 Pekerja O.H. Rp 225,000
2 Tukang Kayu O.H. Rp 255,000
3 Tukang Batu O.H. Rp 255,000
4 Tukang Besi O.H. Rp 255,000
5 Tukang Aluminium O.H. Rp 255,000
6 Tukang Listrik O.H. Rp 255,000
7 Tukang Cat O.H. Rp 255,000
8 Tukang Pipa O.H. Rp 255,000
9 Kepala Tukang O.H. Rp 275,000
10 Mandor O.H. Rp 260,000
18
16 Kawat Beton Kg Rp 13,000
17 Kayu Klas II (Kamper, Kruing, M3 Rp 3,700,000
dll)
18 Kayu Rangka Plafond M3 Rp 3,750,000
3
19 Katu Rangka/Bouwplank M Rp 3,500,000
20 Keramik Sisi (20 x 20 cm) M2 Rp 47,500
21 Keramik Ukuran 30 x 30 cm M2 Rp 32,100
22 Keramik Ukuran 40 x 40 cm M2 Rp 60,000
2
23 Keramik Ukuran 25 x 20 cm M Rp 47,500
23 Kertas Amplas Lembar Rp 7,000
23 Kloset Duduk Keramik Buah Rp 1,263,600
23 Kosen Kayu Klas I M3 Rp 3,996,000
23 Kran Leiding Buah Rp 20,000
24 Saklar Tunggal Buah Rp 18,500
25 Saklar Ganda Buah Rp 20,000
26 Seng Genteng Metal M2 Rp 60,000
27 Semen Zak Rp 51,000
28 Semen Putih Zak Rp 130,000
29 Septicktank dan Resapan 2 M3 Buah Rp 6,000,000
30 Stop Kontak Titik Rp 114,700
31 Stuttt Werk M3 Rp 1,937,000
32 Tanah Timbun M3 Rp 73,200
33 Titik Lampu dan Instalasi Titik Rp 102,600
19
Tabel 2.4 Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Gedung Apartemen
No De skripsi Pe ke rjaan Vol Unit Harga Satuan Total Harga (Rp)
I Pe ke rjaan Galian dan Urugan
1 Galian tanah pondasi batu kali 114.32 m3 Rp 95,000 Rp 10,860,400
2 Urugan tanah kembali 45.8 m3 Rp 35,000 Rp 1,603,000
3 Urugan pasir bawah lantai + bawah rabat t : 6 cm 30.23 m3 Rp 310,000 Rp 9,371,300
4 Urugan pasir bawah pondasi t : 6 cm 15.32 m3 Rp 310,000 Rp 4,749,200
5 Urugan tanah peninggian t = 60 cm 290.72 m3 Rp 170,000 Rp 49,422,400
Sub Total Rp 76,006,300
II Pe ke rjaan Pasangan
1 Pasangan batu belah 1:5 98.34 m3 Rp 510,000 Rp 50,153,400
2 Pasangan rollag 1:3 (bawah mainan) 4.66 m2 Rp 80,000 Rp 372,800
3 Pasang batu bata 1:5 1175.9 m2 Rp 80,000 Rp 94,068,000
4 Pasang batu bata 1:5 (tampak depan) 14.7 m2 Rp 72,000 Rp 1,058,400
5 Pasang batu bata 1:5 (trap tangga , parapet dan sirip kolom) 147.13 m2 Rp 72,000 Rp 10,593,360
6 Pasang batu bata 1:5 penebalan kolom (K1) 95.27 m2 Rp 72,000 Rp 6,859,440
7 Plesteran 1:5 2366.4 m2 Rp 42,000 Rp 99,388,800
8 Plesteran beton 1:4 193.33 m2 Rp 43,000 Rp 8,313,190
9 Acian 2679.7 m2 Rp 85,000 Rp 227,777,050
10 Pasang batu serit/mortar (tampak samping) 34.02 m2 Rp 2,800,000 Rp 95,256,000
11 Mainan hollow 4 x 4 cm (atas jendela tampak samping dan depan)4 0.33 m2 Rp 76,000 Rp 3,065,080
12 Pasang mainan stainless steel (freem pintu utama) 5.46 m2 Rp 75,000 Rp 409,500
13 Sponengan 1132.3 m2 Rp 65,000 Rp 73,601,450
Sub Total Rp 670,916,470
V Pekerjaan Plafond
1 Plafond gyupsum rangka hollow galvanis 1224.4 m2 Rp 150,000 Rp 183,658,500
2 Plafond calsiboard rangka hollow galvanis 172.8 m2 Rp 140,000 Rp 24,192,000
3 Kompon dak 143.58 m2 Rp 50,000 Rp 7,179,000
4 List gyupsum 1104.6 m' Rp 25,000 Rp 27,614,000
Sub Total Rp 242,643,500
VI Pekerjaan Lantai
1 Pasang lantai keramik 40 x 40 cm (polish) 2690 m2 Rp 342,000 Rp 919,973,160
2 Pasang lantai keramik 40 x 40 cm canopy (pola) 121.5 m2 Rp 342,000 Rp 41,553,000
3 Pasang keramik lantai km/wc 20 x 20 cm 345.6 m2 Rp 363,000 Rp 125,452,800
4 Pasang keramik dinding km/wc 20 x 25 cm 1176 m2 Rp 413,000 Rp 485,688,000
5 Pasang border keramik km/wc 5 x 25 cm 662.4 m' Rp 400,000 Rp 264,960,000
6 Pasang plint kaca rayband t : 5 mm /uk 10 x 40 cm 1157 m' Rp 200,000 Rp 231,396,000
7 Pasang kuku macan 2.5 x 10 cm 163.14 m' Rp 60,000 Rp 9,788,400
8 Rabat beton dalam bangunan 1:3:5 t = 5 mm 88.05 m3 Rp 800,000 Rp 70,440,000
9 Rabat beton keling bangunan 1:3:5 t = 8 mm 24.9 m3 Rp 900,000 Rp 22,410,000
Sub Total Rp 2,171,661,360
Terbilang : enam miliar delapan ratus dua puluh juta sembilan ratus sembilan puluh empat ribu rupah
22
Tabel 2.5 Rekapitulasi RAB Pembangunan Gedung Apartemen
No Item Pekerjaan Jumlah Harga (Rp)
1 Pekerjaan Galian dan Urugan Rp 76,006,300
2 Pekerjaan Pasangan Rp 670,916,470
3 Pekerjaan Pinu dan Jendela Rp 183,275,000
4 Pekerjaan Beton Bertulang Rp 987,517,100
5 Pekerjaan Plafond Rp 242,643,500
6 Pekerjaan Lantai Rp 2,171,661,360
7 Pekerjaan Pengecatan Rp 511,814,100
8 Pekerjaan Sanitasi Rp 453,901,750
9 Pekerjaan Listrik Rp 288,664,000
Total Cost (A) Rp 5,586,399,580
Total Cost + Profit 10% (B) Rp 6,145,039,538
Total PPN 11% I Rp 675,954,349
Total Cost + Profit 10% + PPN 11% (D) Rp 6,820,993,887
Pembulatan Rp 6,820,994,000
23
BAB III
PRA PELAKSANAAN
24
site). Metode precast sangat cocok untuk diaplikasikan pada jumlah pemakaian
elemen yang semakin banyak dengan tipe yang berulang (tipikal).
25
1. Project Manager
Seorang PM berkedudukan di bawah dari owner. Seorang project manager
bertindak sebagai pimpinan proyek, bertanggung jawab dalam penanganan
pelaksanaan proyek (baik teknis maupun finansial) yang sesuai dengan
perencanaan, dan melaporkan perkembangan proyek kepada pemberi perintah.
2. Site Engineering Manager (SEM)
Memiliki tugas untuk memimpin bagian perencanaan dan pengontrolan akan
pelaksanaan pekerjaan dan penjadwalan pekerjaan.
3. Site Operational Manager (SOM)
Memiliki tugas untuk memimpin bagian operasional lapangan dan berwenang
dalam mengelola pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang meliputi:
• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan baik teknismaupun
keuangan sebagaimana disiapkan oleh bagian perencanaan
• Mengkoordinasikan General Superintendent dalam mengendalikan dan
mengawasi pekerjaan mandor dan subkontraktor
• Membina dan melatih keterampilan para staff, tukang, dan mandor
• Melakukan penilaian kemampuannya sesuai dengan standar yang
ditetapkan
4. Perencanaan Teknik dan Material
Merencanakan hal-hal yang bersifat teknis serta jenis dan jumlah material
yang yang dibutuhkan dalam melakukan pembangunan proyek
5. Site Administration Manager (SAM)
Bertanggung jawab untuk melakukan dokumentasi serta pembukuan semua
kegiatan keuangan dan administrasi proyek ini.
6. Perencanaan Biaya dan Administrasi Kontrak
Memiliki tugas untuk merencanakan seluruh biaya dan admistrasi dari
kontrak yang berkaitan dengan proyek pembangunan.
7. Quantity Surveyor
• Menghitung prestasi volume yang telah dilaksanakan
• Melaksanakan permintaan SEM untuk mengumpulkan data pelaksanaan
pekerjaan di proyek
26
• Melaporkan hasil perhitungan volume kerja kepada project manager
• Menyiapkan SPK untuk mandor dengan kuantitas yang sudah disesuaikan
dengan RAP dan menegosiasi harga gedung mandor bersama-sama project
manager
• Memonitor dan menghitung pekerjaan tambah dan kurang di lapangan
• Membantu project manager terhadap hasil perhitungan akhir kemajuan
pekerjaan yang akan diajukan kepada SOM setiap bulannya dan yang akan
ditagihkan kepada owner
• Melaksanakan perhitungan gedung pekerjaan mandor dengan masukan
pencapaian progress dari pelaksana.
8. Drafter
Bertanggungjawab atas pembuatan gambar.
9. Logistik
Bagian ini membuat rencana pengadaan gedung, melakukan pengadaan
gedung sesuai dengan prosedur, dan melakukan seleksi terhadap penawaran yang
masuk.
10. Peralatan
Bagian ini membuat rencana pengadaan peralatan, melakukan pengadaan
peralatan sesuai dengan prosedur, dan mengusulkan rekanan kepada wilayah serta
melakukan kalibrasi terhadap alat milik perusahaan.
11. General Superintendent
Melakukan koordinasi pengawasan serta gedung dan kegiatan dari
superintendent dan surveyor.
12. Superintendent
13. Surveyor
14. Assistant Surveyor
15. Security
16. Keuangan
17. Akuntansi
18. Umum
19. SDM
20. Office Boy
27
3.3 Pengadaan Sumber Daya
Kebutuhan sumber daya manusia untuk proyek pembangunan Apartemen
Kemang View ini diestimasikan sesuai dengan kesulitan proyek dan durasi proyek
yang ditetapkan. Untuk proyek ini, jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan
adalah
Tabel 3.1 Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Jumlah Durasi
No Fungsi
Staff (Bulan)
KEY STAFF
1 Project Manager 1 21
2 Site Engineering Manager 1 21
3 Site Operation Manager 1 21
4 Site Administration Manager 1 21
STAFF
5 Perencanaan Teknik dan Material 1 21
Perencanaan Biaya dan Administrasi
6 1 21
Kontrak
7 Quantity Surveyor 3 21
8 Drafter 1 21
9 Logistik 2 21
10 Peralatan 3 21
11 General Superintendent 1 21
12 Superintendent 2 21
13 Surveyor 1 21
14 Assistant Surveyor 3 21
15 Security 4 21
16 Keuangan 1 21
17 Akuntasi 1 21
18 Umum 1 21
19 SDM 1 21
20 Office Boy 1 21
LOCAL STAFF
21 Pekerja 70 21
22 Mandor 10 21
28
dalam proyek. Tujuan dari perencanaan komunikasi ini adalah untuk memastikan
bahwa informasi yang relevan, tepat waktu, dan bermanfaat dapat disampaikan
kepada stakeholder yang berbeda dengan cara yang efisien. Berikut adalah
penjelasan perencanaan komunikasi dengan berbagai stakeholder dalam
menjalankan proyek Pembangunan Gedung Apartemen Kemang View:
1. Identifikasi Stakeholder: melibatkan semua pihak yang memiliki kepentingan
dalam proyek, termasuk klien yaitu tangan pertama dalam pembangunan
Gedung Apartemen Kemang View, tim proyek PT. Anugrah Duta Mandiri,
manajemen senior, mitra, kontraktor, dan pemangku kepentingan lainnya.
Identifikasi kebutuhan, harapan, dan preferensi komunikasi dari masing-
masing stakeholder.
2. Penentuan Tujuan Komunikasi: menetapkan tujuan komunikasi yang jelas
untuk setiap stakeholder. Tujuan ini harus spesifik, terukur, realistis, dan
terkait dengan kebutuhan dan harapan stakeholder tersebut.
3. Pemilihan Metode Komunikasi: metode komunikasi yang dilakukan selama
proyek pembangunan Gedung Apartemen Kemang View mencakup
pertemuan tatap muka, email, laporan tertulis, presentasi, media sosial, dan
lain sebagainya.
4. Penjadwalan Komunikasi: jadwal komunikasi yang mencakup waktu,
frekuensi, dan durasi komunikasi dengan setiap stakeholder. Pastikan
komunikasi dilakukan secara teratur dan konsisten untuk menjaga
keterlibatan dan kepuasan stakeholder. Pelaksanaan meeting dilakukan 2x
dalam seminggu sehingga mengetahui progress yang dilakukan dalam
pembangunan Gedung Apartemen Kemang View.
5. Penentuan Pemangku Kepentingan Utama: stakeholder yang paling penting
atau berpengaruh dalam proyek akan diberkan perhatian ekstra pada
komunikasi dengan pemangku kepentingan ini untuk memastikan
pemahaman yang baik dan dukungan mereka.
6. Pemantauan dan Evaluasi: melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
efektivitas komunikasi dengan stakeholder. Setiap kali pertemuan
komunikasi harus ada umpan balik antara tangan pertama pembangunan
29
Gedung Apartemen Kemang View dan PT. Anugrah Duta Mandiri,
Kontraktor dan lainnya.
30
menilai apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan. Analisis kelayakan ini
mencakup aspek finansial, teknis, operasional, sosial, dan lingkungan. Berikut
adalah penjelasan tentang beberapa faktor yang biasanya dievaluasi dalam analisis
kelayakan proyek.
1. Aspek Finansial
• Estimasi biaya pembangunan gedung Apartemen, termasuk biaya
konstruksi, bahan bangunan, perabotan rumah, dan infrastruktur
pendukung lainnya.
• Sumber pendanaan yang tersedia dan kemampuan untuk memperoleh dana
yang diperlukan.
• Analisis rencana angaran biaya (RAB) untuk menilai profitabilitas proyek.
2. Aspek Teknis
• Tinjauan terhadap desain bangunan dan spesifikasi teknis yang
dibutuhkan, termasuk pemenuhan standar dan peraturan yang berlaku.
• Penilaian terhadap ketersediaan sumber daya teknis, seperti tenaga kerja
terampil dan peralatan konstruksi yang diperlukan.
• Analisis kecukupan ruang, fasilitas, dan infrastruktur yang diperlukan
untuk operasional Apartemen.
3. Aspek Operasional
• Tinjauan terhadap kebutuhan operasional Apartemen, termasuk pegawai
apartemen dan gedung apartemen, ketersediaan kamar, fasilitas
pendukung, dan sistem manajemen.
• Perhitungan estimasi biaya operasional, termasuk gaji, pengadaan
peralatan/perabotan rmah, perawatan peralatan, dan layanan pendukung
lainnya.
• Evaluasi potensi pendapatan dari layanan gedung yang disediakan dan
pembiayaan yang tersedia, seperti jaminan kenyamanan atau dana
pemerintah.
4. Aspek Sosial
• Analisis terhadap dampak proyek terhadap masyarakat sekitar, termasuk
aksesibilitas transportasi, peningkatan kualitas hidup, dan keberlanjutan
pelayanan.
31
• Tinjauan terhadap tingkat kebutuhan hunian di daerah tersebut dan
dampak positif yang diharapkan dari proyek.
5. Aspek Lingkungan
• Evaluasi dampak proyek terhadap lingkungan fisik, seperti polusi, limbah,
dan perubahan tata guna lahan.
• Penilaian terhadap langkah-langkah mitigasi dampak lingkungan dan
kepatuhan terhadap peraturan dan standar lingkungan yang berlaku.
Analisis kelayakan proyek yang komprehensif seperti ini membantu para
pemangku kepentingan dalam membuat keputusan yang informasional dan rasional
terkait kelanjutan proyek. Dengan mempertimbangkan semua aspek yang relevan.
32
4. Dikarenakan besi supply by
owner, maka resiko akan
perubahan tersebut
berdampak pada resiko
jumlah penggunaan besi di
lapangan.
33
melakukan kesepakatan
dengan pihak owner
C. Aspek SDM
1. Tim owner Team owner memegang Aprroval shop drawing
berada di lokasi banyak proyek terlambat
D. Aspek Peralatan
1. Kesulitan Seiring banyaknya Kebutuhan scaffolding di
pemenuhan proyek yang sedang lapangan tidak terpenuhi 100 %
scaffolding berjalan maka dan produksi di lapangan tidak
kebutuhan scaffolding maksimal karena siklus
yang tersedia ditempat pemakaian alat yang cukup lama
sewa alat banyak tidak akibat kekurangan tersebut
tersedia
E. Aspek Lingkungan
1. Jam kerja hanya Pihak owner telah Menghambat produktivitas
dibatasi hingga mengadakan proyek
pukul 18.00 dan kesepakatan sebelumnya
tercantum dalam dengan pihak warga
AMDAL dan
34
Notulen rapat bahwa pekerjaan hanya
pihak owner dan sampai pukul 18.00
warga di sekitar
proyek
35
BAB IV
PELAKSANAAN
36
pengupasan dilakukan dengan metode manual karena tanah masih gedung baik
untuk proyek seperti tanah-tanah pada lokasi proyek di kota-kota pada umumnya.
Pekerjaan survai yang cukup penting adalah zoning pekerjaan. Pada tahap ini,
zoning pekerjaan dibagi berdasarkan kesiapan lahan yang telah dipancang oleh
Pihak Owner. Adapun Pembagian zona dibagi menjadi 4 bagian, yaitu
Pekerjaan survai lokasi dilakukan setelah gambar desain rencana awal proyek
telah dikeluarkan. Dari gambar inilah, para surveyor akan melakukan kegiatan
marking lokasi proyek berdasarkan gambar rencana proyek. Peran surveyor sangat
penting pada hal ini. Surveyor harus memastikan lokasi pekerjaan proyek sesuai
dengan lokasi gambar kerja yang sudah disetujui pihak owner.
• Zona 1 → Tower A & Podium
• Zona 2 → Tower B
• Zona 3 → Podium
• Zona 4 → Tower C
37
raya yang dekat dengan lokasi proyek tersebut. Dengan keluarnya denah situasi ini,
pihak surveyor dapat melakukan kalkulasi terhadap koordinat lokasi proyek dan
memenuhi syarat administrasi yang diterapkan berupa: Garis Sepadan Bangunan
(GSB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB), dan Garis Sepadan Jalan (GSJ).
B. Penyelidikan Tanah dan Perbaikan Tanah
Penyelidikan tanah merupakan tahapan awal dan paling penting dalam sebuah
proyek konstruksi, terutama proyek konstruksi yang memiliki berat struktur tinggi.
Setidaknya, terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan dilakukannya suatu
penyelidikan tanah untuk suatu pekerjaan proyek konstruksi. Adapun faktor-faktor
tersebut antara lain:
a. Untuk mengetahui urutan, ketebalan lapisan tanah suatu lokasi, dan terutama
daya dukung tanah;
b. Memperoleh contoh tanah yang dianggap dapat mewakili kondisi tanah
lapangan. Contoh tanah ini kemudian diuji oleh sejumlah pengujian
laboratorium yang sesuai;
c. Mengetahui kedalaman lapisan tanah keras yang nantinya berperan dalam
penentuan dimensi dan jenis dari pondasi yang digunakan;
d. Mempelajari perilaku tanah di lokasi proyek dengan melakukan pengujian
lapangan;
e. Penyelidikan tanah juga berfungsi untuk mempelajari kemungkinan
terjadinya masalah yang berkaitan dengan kondisi tanah di lokasi tersebut.
Penyelidikan tanah pada proyek Apartemen Kemang View yang kami dapat
juga merupakan data hasil wawancara dan tidak melalui penyelidikan langsung
dikarenakan pekerjaan struktur bawah dari bangunan sudah selesai dikerjakan oleh
owner. Pengujian yang umum dilakukan adalah uji sondir dan uji Bor dalam.
Pengujian tersebut akan memperoleh sampel tanah baik disturbed maupun
undisturbed guna penyelidikan tanah lanjutan melalui test laboratorium diantaranya
Triaxial Test untuk mengetahui sudut geser tanah dan nilai kohesi tanah sehingga
dapat mengetahui karakteristik tanah dan pola keruntuhannya. Uji Laboratorium
lainnya yakni Uji Konsolidasi untuk mendapatkan nilai koefisien konsolidasi yang
nantinya nilai koefisien tersebut dapat digunakan untuk mengetahui besar
penurunan bangunan atau konsolidasi yang dapat diartikan sebagai peristiwa
38
penyusutan volume secara perlahan pada tanah jenuh sempurna dengan
permeabilitas rendah akibat pengaliran edung air pori dari tanah akibat
dibebani oleh struktur bangunan. Besar penurunan ini perlu ditentukan guna
mengantisipasi masalah penurunan pondasi akibat beban struktur yang besar
terutama pada tanah yang ditimbun.
Pengujian sondir bertujuan untuk mengetahui tahanan friksi dari tanah dan
tahanan ujung dari tanah. Dengan pengujian sondir ini, dapat diketahui kedalaman
tanah keras yang merupakan tempat bertumpunya pondasi. Hasil dari pengujian
sondir menunjukan jika penetrasi konus berhenti pada nilai qc (cone resistance) =
150 kg/cm2 dan nilai qt (total resistance) = 250 kg/cm2 berarti telah mencapai tanah
keras sehingga selanjutnya dapat ditentukan Fs untuk menentukan Hambatan
Pelekat (HP) dan Jumlah Hambatan Pelekat (JHP) serta persen Friction Resistance
(FR). Nilai-nilai tersebut digunakan untuk memperoleh klasifikasi tanah Untuk
nilai sondir di titik lainnya, dalam percobaan ada kemungkinan perbedaan nilai qc
dan qt akibat karakteristik alamiah tanah yang tidak sama di semua titik.
Pengujian sondir terbatas pada kedalaman 20 meter dan pengujian ini
“diragukan” jika terdapat lensa (lapisan tanah keras semu) karena penetrasi konus
bisa saja membaca lensa tersebut sebagai tanah keras. Untuk itulah dilakukan
pengujian perbandingan lainnya, yaitu pengujian bor dalam (Standard Penetration
Test / SPT). Pengujian bor dalam sendiri bertujuan untuk mengambil sampel tanah
tak terganggu (undisturbed sample) dan mengetahui kedalaman tanah keras dengan
nilai pukulan per 15 cm penurunan (NSPT). Pengujian bor dalam mampu
menembus lensa dan kedalamannya bisa mencapai 50 meter lebih, sehingga kondisi
tanah dapat tergambarkan lebih dalam di sini.
Hasil pengujian sondir dan bor dalam ini kemudian digunakan tim konsultan
struktur untuk dapat merencanakan beban struktur yang mampu ditahan tanah dan
jenis pondasi yang cocok digunakan pada bangunan ini. Selain itu hasil ini juga
digunakan untuk menentukan spesifikasi dari detail pondasi yang akan digunakan.
Contohnya saja: jika hasil sondir berhenti pada kedalaman 13 meter, maka rencana
panjang tiang pancang / tiang bor yang digunakan juga akan berkisar di nilai 13 m
atau lebih.
39
Hal lain yang juga dapat dihasilkan dari pengujian ini, baik sondir maupun
bor dalam, yakni dapat mengetahui elevasi muka air tanah (ground water level).
Pada proyek Apartemen Kemang View ini, elevasi muka air tanah (ground water
level) ditemukan pada kedalaman 2 meter dari permukaan. Data ini diperoleh pada
bulan Juli 2023 ketika musim kemarau.
C. Pelaksanaan Fasilitas Sarana dan Prasarana Proyek
Secara umum, fasilitas proyek merupakan sarana penunjang yang dibangun
sementara untuk pihak-pihak terkait untuk memperlancar pekerjaan konstruksi.
Tata letak lapangan merupakan hal penting dalam perencanaan lapangan pada suatu
proyek konstruksi. Tujuan perencanaan lapangan adalah untuk menempatkan
fasilitas-fasilitas penunjang proyek seperti gudang, direksi keet, dan barak pekerja
pada lokasi yang tepat; sehingga penempatan tersebut dapat optimal dalam arti jarak
tempuh antara fasilitas yang satu dengan fasilitas lainnya dapat diminimalisasikan.
Fasilitas Sarana dan Prasarana meliputi:
• Kantor Pemasaran
• Pintu Masuk Proyek
• Pos Security
• Parkir Kendaraan Proyek
• Tower Crane
• Los Pracetak
• Pagar Proyek
• Los Besi dan Penyimpanan Besi
• Kontraktor Keet
• Toilet
• Gudang Tertutup
• Los Logistik
• Alimax
• Penyimpanan Solar
• Los Kerja Kayu
• Jalan Akses
• Toilet Pekerja
40
4.2 Pelaksanaan Pekerjaan Proyek
A. Pekerjaan Galian dan Urugan
Pekerjaan Galian dan Urugan merupakan kegiatan yang terkait dengan
penggalian tanah (galian) dan penambahan tanah (urugan) dalam proyek
konstruksi. Pekerjaan galian adalah proses pengangkatan atau pengurangan tanah
dari suatu lokasi. Galian biasanya dilakukan untuk berbagai tujuan, seperti:
• Membuat pondasi untuk bangunan atau struktur.
• Membuat saluran drainase atau sistem perpipaan.
• Pemasangan infrastruktur bawah tanah, seperti jaringan listrik,
telekomunikasi, atau utilitas lainnya.
• Membuat saluran irigasi atau parit untuk pengaturan air.
Pekerjaan galian melibatkan penggunaan alat berat, seperti ekskavator,
buldoser, atau backhoe, untuk menggali tanah sesuai dengan desain dan spesifikasi
yang ditentukan. Tanah yang digali kemudian dapat digunakan untuk penggunaan
lain atau dibuang, tergantung pada kebutuhan proyek.
Pekerjaan urugan adalah kegiatan menambahkan atau memasukkan tanah ke
suatu lokasi untuk mengisi atau meratakan permukaan. Urugan sering dilakukan
untuk:
• Membangun lereng atau landasan yang stabil untuk bangunan atau
infrastruktur.
• Menyediakan kontur tanah yang sesuai dengan perencanaan dan desain.
• Mengisi ruang di sekitar saluran atau pipa yang terpasang di bawah tanah.
Pekerjaan urugan melibatkan penggunaan alat berat, seperti buldoser atau soil
compactor, untuk memadatkan dan meratakan tanah yang ditambahkan. Tanah
urugan harus sesuai dengan kriteria dan standar teknis yang ditetapkan untuk
menjaga kekuatan dan stabilitas bangunan atau struktur yang akan dibangun di
atasnya.
Kedua pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan
faktorkeamanan, teknis, dan lingkungan. Perencanaan yang matang, pengawasan
yangcermat, dan penggunaan alat dan bahan yang tepat sangat penting dalam
menjaminkualitas dan keselamatan dalam pelaksanaan pekerjaan galian dan urugan
dalamproyek konstruksi.
41
B. Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Pasangan merupakan salah satu pekerjaan dalam konstruksi yang
melibatkan pemasangan batu bata, batako, atau material lainnya untuk membentuk
dinding atau struktur bangunan. Pekerjaan Pasangan biasanya dilakukan setelah
pekerjaan struktur utama seperti pondasi selesai. Berikut adalah penjelasan singkat
mengenai pekerjaan Pasangan:
1. Persiapan: Sebelum melakukan pekerjaan Pasangan, persiapan awal perlu
dilakukan. Ini termasuk menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan, seperti
batu bata, gedung (adukan semen), dan peralatan seperti mistar, level, dan
garpu Pasangan. Juga, dinding atau struktur yang akan dipasang harus sudah
diberi tanda batasnya.
2. Pemasangan: Pekerjaan Pasangan dimulai dengan memasang lapisan gedung
pada permukaan bawah batu bata atau batako. Batu bata kemudian
ditempatkan di atas gedung dan dipadatkan dengan menggunakan trowel.
Prosedur ini diulang secara berulang hingga mencapai tinggi yang diinginkan.
Perlu diperhatikan agar baris batu bata sejajar, rata, dan lurus menggunakan
alat bantu seperti mistar dan level.
3. Pengikatan: Setelah beberapa baris batu bata terpasang, diperlukan
pengikatan dengan menggunakan bata penjepit atau bata pengikat. Bata
pengikat diletakkan secara horizontal dan ditanam di dalam edung pada
antara batu bata yang berdekatan. Hal ini membantu meningkatkan kekuatan
dan stabilitas dinding atau struktur.
4. Jointing: Setelah semua batu bata terpasang, jointing dilakukan untuk
mengisi celah antara batu bata dengan gedung. Jointing juga membantu
memberikan kekuatan dan penampilan yang lebih baik pada dinding atau
struktur. Pada tahap ini, bisa juga dilakukan pemeriksaan untuk memastikan
bahwa semua batu bata terpasang dengan benar dan tidak ada kebocoran atau
celah yang signifikan.
Pekerjaan Pasangan membutuhkan keterampilan dan ketelitian dalam
menempatkan batu bata, mengatur gedung, dan memastikan kekokohan dan
keindahan dinding atau struktur yang dibangun. Selain itu, perlu juga
42
memperhatikan standar dan spesifikasi yang berlaku serta mengikuti petunjuk dan
perencanaan yang telah disediakan.
C. Pekerjaan Pintu dan Jendela
Pekerjaan pintu dan jendela merupakan beberapa pekerjaan yang terkait
dengan penggunaan material-material pembuatannya dalam konstruksi. Berikut
adalah penjelasan singkat mengenai masing-masing pekerjaan:
Pekerjaan pemasangan pintu merupakan pekerjaan yang melibatkan
penggunaan kayu sebagai bahan utama untuk membangun struktur, kusen pintu,
daun pintu, dan sebagainya. Adapaun contoh pekerjaannya yaitu
• Pembuatan kerangka awal pintu
• Pemasangan kusen
• Pemasangan daun pintu dan engsel
Pekerjaan pemasangan jendela melibatkan penggunaan kaca sebagai bahan
untuk panel transparan atau semi-transparan dalam bangunan. Beberapa contoh
pekerjaan pemasangan jendela meliputi:
• Pembuatan struktur jendela dengan mengukur tinggi da nlebar dari jarak
lantai
• Pemasanagan kusen jendela untuk penempatan jendela
• Pemsangan jendela yang berbahan kaca
D. Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan Beton Bertulang merupakan salah satu pekerjaan dalam konstruksi
yang melibatkan penggunaan beton dan tulangan baja untuk membentuk struktur
yang kuat dan tahan lama. Pekerjaan ini sering dilakukan dalam pembangunan
bangunan bertingkat, jembatan, tanggul, kolam renang, dan struktur lain yang
memerlukan kekuatan gedung apartemen yang tinggi. Berikut adalah penjelasan
singkat mengenai pekerjaan Beton Bertulang:
1. Persiapan: Persiapan awal melibatkan perencanaan desain struktur beton
bertulang, termasuk dimensi, posisi tulangan, dan spesifikasi beton yang
Persiapan: Persiapan awal melibatkan perencanaan desain struktur beton
bertulang, termasuk dimensi, posisi tulangan, dan spesifikasi beton yang
2. Pembuatan Bekisting: Bekisting adalah kerangka temporary yang digunakan
untuk membentuk beton dalam bentuk yang diinginkan. Bekisting dibuat dari
43
kayu, logam, atau bahan lain yang cocok. Tujuannya adalah untuk
memberikan bentuk dan penyangga yang tepat selama proses pengecoran
beton.
3. Pemasangan Tulangan Baja: Tulangan baja, seperti batang tulangan atau
wiremesh, ditempatkan di dalam bekisting sesuai dengan desain struktur.
Tulangan bertugas memperkuat beton dan menahan gaya tarik yang mungkin
terjadi. Tulangan juga dapat dikaitkan dengan menggunakan kawat pengikat
atau penjepit.
4. Pengecoran Beton: Setelah bekisting dan tulangan dipersiapkan, proses
pengecoran beton dilakukan. Beton dicampur sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan dan dituangkan ke dalam bekisting dengan menggunakan alat
pemadat beton. Beton harus diatur dan diratakan dengan teliti untuk
memastikan kepadatan dan kekuatan yang optimal.
5. Perawatan Beton: Setelah beton dicor, perawatan harus dilakukan untuk
memastikan proses pengerasan dan pengeringan yang baik. Ini dapat
mencakup penyiraman beton secara teratur, pemeliharaan kelembaban, dan
perlindungan dari cuaca ekstrem.
Pekerjaan Beton Bertulang membutuhkan keahlian dan kehati-hatian dalam
persiapan, pengukuran, dan penempatan tulangan serta pengecoran beton yang
tepat. Hal ini bertujuan untuk mencapai kekuatan gedung apartemen yang
diinginkan, menjaga kualitas dan keamanan konstruksi, serta memastikan
keberlanjutan dan keandalan struktur yang dibangun.
E. Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Plafond merupakan kegiatan dalam konstruksi yang berkaitan
dengan pemasangan dan penyelesaian langit-langit di dalam bangunan. Plafond
biasanya terletak di atas ruangan dan bertujuan untuk memberikan penampilan yang
estetis, menyembunyikan instalasi pipa atau kabel, serta meningkatkan akustik dan
isolasi termal. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai pekerjaan Plafond.
1. Persiapan: Persiapan awal meliputi pengukuran dan perencanaan yang
matang untuk menentukan desain plafond yang diinginkan. Juga, harus
dipastikan bahwa infrastruktur seperti pipa, kabel listrik, dan sistem ventilasi
telah terpasang sebelum memulai pemasangan plafond.
44
2. Pemilihan Material: Ada berbagai jenis material yang dapat digunakan untuk
plafond, termasuk gypsum board, papan kayu, metal, atau panel akustik.
Pilihan material tergantung pada kebutuhan fungsional, keindahan, dan
anggaran proyek.
3. Pemasangan Rangka: Rangka plafond berfungsi sebagai struktur penopang
yang akan menopang material plafond. Rangka dapat terbuat dari kayu, metal,
atau sistem grid tertentu. Rangka dipasang dengan cermat sesuai dengan
desain dan tata letak yang diinginkan.
4. Pemasangan Material Plafond: Setelah rangka plafond terpasang, material
plafond dipasang dengan metode yang sesuai. Gypsum board, misalnya,
dipasang dengan sekrup dan perkuatan joint tape serta compound untuk
mengisi dan meratakan sambungan. Panel kayu atau metal dipasang dengan
cara yang sesuai dengan jenis materialnya.
5. Penyelesaian: Setelah pemasangan material plafond selesai, langkah terakhir
adalah penyelesaian atau finishing. Ini termasuk pemasangan aksesori, seperti
profil atau trim, pengecatan, atau pengaplikasian lapisan penutup yang sesuai
untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan.
Pekerjaan Plafond memerlukan ketelitian, keterampilan dalam pemotongan
dan penyesuaian material, serta pemahaman tentang tata letak dan desain. Selain
itu, harus memperhatikan standar keselamatan dan peraturan yang berlaku terkait
instalasi listrik dan kebakaran.
F. Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Lantai merupakan kegiatan dalam konstruksi yang berkaitan
dengan pemasangan dan penyelesaian permukaan lantai di dalam bangunan. Tujuan
utama pekerjaan ini adalah memberikan lantai yang kokoh, rata, dan estetis, serta
memenuhi kebutuhan fungsional dan keamanan. Berikut adalah penjelasan singkat
mengenai pekerjaan Lantai:
1. Persiapan: Persiapan awal meliputi pembersihan dan persiapan permukaan
lantai, termasuk pemastian bahwa permukaan lantai sudah rata dan bebas dari
kotoran, debu, atau bahan lain yang dapat mengganggu pemasangan lantai.
2. Pemilihan Material: Ada berbagai jenis material lantai yang dapat digunakan,
seperti keramik, ubin, batu alam, kayu, atau material vinyl. Pemilihan
45
material tergantung pada kebutuhan fungsional, penampilan yang diinginkan,
serta anggaran proyek.
3. Pemasangan Lantai: Pemasangan lantai dimulai dengan persiapan dan
pemasangan bahan penyangga atau underlayment yang sesuai. Setelah itu,
material lantai utama dipasang dengan metode yang sesuai. Misalnya, untuk
lantai keramik, langkah-langkah meliputi pemberian adukan pada permukaan
lantai, pemasangan ubin secara merata, dan penyelesaian dengan grouting.
4. Penyelesaian dan Finishing: Setelah pemasangan lantai selesai, langkah
terakhir adalah penyelesaian dan finishing. Ini termasuk pembersihan sisa-
sisa adukan atau grout, pengecekan kekokohan dan keamanan lantai, serta
penambahan perlindungan seperti pembersih permukaan atau pelapis
pelindung.
5. Perawatan: Setelah pemasangan selesai, perawatan lantai perlu dilakukan
untuk menjaga keindahan dan keawetan. Ini dapat mencakup pembersihan
rutin, penggunaan produk perawatan yang sesuai, dan pencegahan kerusakan
atau goresan dengan menghindari penggunaan bahan gedung atau tindakan
yang merusak.
Pekerjaan Lantai memerlukan keahlian dalam persiapan permukaan,
pemotongan dan penyesuaian material, serta pemahaman tentang metode
pemasangan yang tepat. Selain itu, harus memperhatikan standar keselamatan dan
peraturan yang berlaku, terutama terkait dengan kenyamanan, anti-selip, dan
aksesibilitas.
G. Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Cat-catan merupakan kegiatan dalam konstruksi yang berkaitan
dengan pengecatan permukaan di dalam atau di luar bangunan. Tujuan utama dari
pekerjaan ini adalah memberikan perlindungan, penampilan estetis, dan
meningkatkan daya tahan permukaan. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai
pekerjaan Catcatan:
1. Persiapan: Persiapan awal meliputi pembersihan dan persiapan permukaan
yang akan dicat. Permukaan harus dibersihkan dari debu, kotoran, minyak,
atau noda lainnya agar cat dapat menempel dengan baik. Jika ada kerusakan
46
pada permukaan, seperti retak atau lubang, perbaikan atau pengisian
dilakukan sebelum pengecatan.
2. Pemilihan Cat: Ada berbagai jenis cat yang tersedia, seperti cat interior, cat
eksterior, cat tahan cuaca, cat anti-jamur, atau cat dengan efek khusus.
Pemilihan cat tergantung pada lokasi, fungsi ruangan, kebutuhan tahan lama,
dan preferensi desain.
3. Pengecatan: Pengecatan dimulai dengan pengaplikasian primer atau cat dasar
untuk mempersiapkan permukaan. Setelah itu, lapisan cat utama
diaplikasikan dengan metode yang sesuai, seperti kuas, rol, atau semprotan
cat. Pengecatan dilakukan dengan merata dan teliti untuk mencapai hasil
akhir yang diinginkan.
4. Penyelesaian dan Finishing: Setelah pengecatan selesai, langkah terakhir
adalah penyelesaian dan finishing. Ini termasuk pembersihan sisa-sisa cat,
pengecekan kekokohan dan keindahan pengecatan, serta penambahan lapisan
pelindung jika diperlukan, seperti lapisan clear coat atau pelapis anti-noda.
5. Perawatan: Setelah pengecatan, perawatan diperlukan untuk
mempertahankan tampilan dan daya tahan cat. Ini dapat mencakup
pembersihan rutin dengan produk yang sesuai, perawatan khusus untuk cat
eksterior yang tahan cuaca, atau perbaikan jika terjadi kerusakan atau retak
pada permukaan cat.
Pekerjaan Cat-catan memerlukan ketelitian dalam persiapan permukaan,
pemilihan cat yang sesuai, dan penerapan cat dengan gedung yang tepat. Penting
untuk memperhatikan instruksi produsen cat, mematuhi standar keselamatan, dan
menjaga kebersihan selama proses pengecatan.
H. Pekerjaan Sanitasi
Pekerjaan Sanitasi dalam konteks konstruksi merujuk pada kegiatan yang
berkaitan dengan penyediaan dan pengelolaan fasilitas sanitasi yang meliputi
pengolahan air limbah, pengelolaan limbah padat, dan kebersihan lingkungan.
Pekerjaan sanitasi bertujuan untuk menjaga gedung dan kebersihan lingkungan
serta mencegah penyebaran penyakit. Berikut adalah beberapa contoh pekerjaan
sanitasi yang umum dilakukan dalam proyek konstruksi:
47
1. Instalasi Sistem Pembuangan Limbah: Pekerjaan ini meliputi pemasangan
pipa pembuangan air limbah dan toilet, termasuk saluran pembuangan dan
perangkat pengendali seperti septictank atau sistem pengolahan limbah
lainnya. Tujuan utamanya adalah mengalirkan dan membuang limbah gedung
apartemen agar tidak mencemari lingkungan.
2. Instalasi Sistem Penyediaan Air Bersih: Pekerjaan ini melibatkan
pemasangan pipa, gedung penyimpanan air, dan perangkat pengendali untuk
memasok air bersih yang layak konsumsi ke bangunan atau lokasi proyek.
Sistem ini juga dapat mencakup pemasangan filter atau pengolah air untuk
memastikan kualitas air yang aman
3. Pembuatan Fasilitas Sanitasi: Pekerjaan ini melibatkan pembangunan atau
perbaikan fasilitas sanitasi seperti toilet, kamar mandi, atau ruang cuci tangan.
Fasilitas sanitasi yang baik penting untuk menjaga kebersihan dan gedung
pengguna bangunan atau lokasi proyek.
4. Pengelolaan Limbah Padat: Pekerjaan ini mencakup pengumpulan,
pemindahan, dan pembuangan limbah padat seperti sampah atau sisa
konstruksi. Pengelolaan limbah padat yang efektif diperlukan untuk
mencegah pencemaran lingkungan dan menciptakan lingkungan yang bersih
dan aman.
5. Kebersihan Lingkungan: Pekerjaan sanitasi juga melibatkan langkah-langkah
untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar area proyek. Ini termasuk
pembersihan rutin, pengelolaan sampah, pengendalian hama, dan penerapan
praktik kebersihan yang baik.
Pekerjaan sanitasi dalam proyek konstruksi sangat penting untuk menjaga
gedung dan kebersihan lingkungan serta mencegah penyebaran penyakit. Selain itu,
pekerjaan sanitasi harus mematuhi peraturan dan standar sanitasi yang berlaku,
serta melibatkan penggunaan teknologi dan praktik terbaru dalam pengelolaan air
limbah dan limbah padat.
I. Pekerjaan Listrik
Pekerjaan Listrik dalam konteks konstruksi merujuk pada semua kegiatan
yang terkait dengan instalasi, pemeliharaan, dan pengoperasian sistem listrik di
dalam bangunan atau proyek konstruksi. Pekerjaan ini mencakup pemasangan
48
kabel, perangkat listrik, sistem penerangan, sistem pengamanan, dan komponen
listrik lainnya. Tujuannya adalah untuk menyediakan sumber listrik yang aman,
handal, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna bangunan. Berikut adalah beberapa
contoh pekerjaan listrik yang umum dilakukan dalam proyek konstruksi:
1. Pemasangan Kabel dan Saluran Listrik: Pekerjaan ini meliputi pemasangan
kabel listrik dan saluran yang akan mendistribusikan daya listrik ke berbagai
titik di dalam bangunan. Ini melibatkan pemilihan dan pemasangan kabel
yang sesuai dengan kebutuhan daya, penempatan saluran dengan
memperhatikan keamanan dan estetika, serta penghubungan dan pengujian
yang tepat.
2. Pemasangan Perangkat Listrik: Pekerjaan ini mencakup pemasangan
berbagai perangkat listrik seperti stop kontak, saklar, lampu, fitting, dan
peralatan listrik lainnya. Pemasangan perangkat harus dilakukan dengan
benar dan sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku untuk
menghindari risiko korsleting atau kecelakaan listrik
3. Instalasi Sistem Penerangan: Pekerjaan ini melibatkan pemasangan sistem
penerangan yang mencakup lampu, kabel penerangan, dan perlengkapan
pendukung seperti saklar dan dimmer. Pemasangan sistem penerangan harus
memperhatikan pencahayaan yang cukup, efisiensi energi, dan estetika
ruangan.
4. Pemasangan Sistem Pengamanan: Pekerjaan ini melibatkan instalasi sistem
pengamanan seperti alarm kebakaran, sistem deteksi asap, sistem keamanan
CCTV, atau sistem keamanan pintu. Pemasangan sistem pengamanan
bertujuan untuk melindungi bangunan dan penghuninya dari bahaya
kebakaran, pencurian, atau ancaman lainnya.
5. Pengujian dan Sertifikasi: Setelah pemasangan selesai, pekerjaan listrik juga
melibatkan pengujian dan verifikasi sistem listrik untuk memastikan bahwa
semuanya berfungsi dengan baik dan sesuai dengan standar keselamatan yang
berlaku. Ini meliputi pengujian kelistrikan, pengecekan keandalan perangkat,
dan mendapatkan sertifikasi yang diperlukan.
Pekerjaan listrik harus dilakukan oleh tenaga ahli atau teknisi listrik yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Selain itu, pekerjaan listrik
49
harus mematuhi peraturan dan standar keselamatan yang berlaku serta mengikuti
rencana dan desain listrik yang telah disetujui.
50
b. Pengawasan Anggaran: Melakukan pengawasan terhadap pengeluaran dan
penggunaan dana proyek. Memastikan bahwa pengeluaran sesuai dengan
rencana anggaran yang telah disetujui dan mengambil tindakan jika terjadi
penyimpangan atau kelebihan anggaran yang tidak terduga.
c. Pemantauan Kualitas: Melakukan pemantauan terhadap kualitas pekerjaan
yang dilakukan dalam proyek. Memastikan bahwa standar kualitas yang telah
ditetapkan terpenuhi dan mengambil langkah-langkah perbaikan jika terdapat
ketidaksesuaian atau cacat pada hasil pekerjaan.
d. Identifikasi Risiko: Melakukan identifikasi dan pemantauan terhadap
risikorisiko yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek. Mengidentifikasi
risiko potensial dan mengambil tindakan pencegahan atau mitigasi yang
diperlukan untuk mengurangi dampak gedung dari risiko tersebut.
e. Koordinasi Tim dan Komunikasi: Memastikan koordinasi yang baik antara
tim proyek, termasuk kontraktor, konsultan, dan pihak terkait lainnya.
Memantau dan memfasilitasi aliran informasi yang gedung apartemen semua
pihak terkait untuk menjaga kelancaran dan keberlanjutan proyek.
f. Pelaporan dan Evaluasi: Menyusun laporan berkala tentang kemajuan proyek,
anggaran, kualitas, dan risiko. Melakukan evaluasi terhadap pencapaian
proyek secara keseluruhan dan memberikan rekomendasi atau perbaikan
yang diperlukan.
Monitoring pekerjaan proyek memainkan peran penting dalam memastikan
keberhasilan proyek. Dengan melakukan pemantauan yang baik, masalah atau
ketidaksesuaian dapat diidentifikasi lebih awal, sehingga tindakan perbaikan dapat
diambil dengan cepat untuk meminimalkan dampak gedung terhadap proyek
51
dilakukan adalah mencari persetujuan dari owner proyek. Apabila pemilik proyek
menyetujui perancanaan kualitas yang diajukan, maka proyek akan langsung
dilakukan. Akan tetapi, apabila perencanaan kualitas yang telah dilakukan oleh
kontraktor ditolak, maka harus dibuat perencanaan yang baru lagi. Setelah
persetujuan pemilik didapatkan, kontraktor akan mengundang manajemen
bangunan ditemani oleh teknisi dan supplier yang bersangkutan berserta standard
operating procedure (SOP) yang telah dibuat sebelumnya.
4.4.1 Spesifikasi
Apartemen Kemang View akan dijadikan sebagai sarana tempat tinggal,
hotel, dan juga perniagaan yang mana karena itu kualitas bangunan yang
merupakan tanggung jawab dari PT. PP (Persero) Tbk. Diwajibkan mampu
mendukung seluruh kegiatan yang mungkin terjadi setelah Apartemen Kemang
View terbangun tanpa adanya resiko yang tinggi.
Spesifikasi kerja dalam hal ini meliputi target kualitas yang telah ditetapkan
oleh PT. PP (Persero) Tbk.. Spesifikasi kerja yang dilakukan pada pembangunan
Apartemen Kemang View adalah
a. Pekerjaan Struktur
• Struktur beton kolom
- Sudut kolom tidak geripis
- Tidak ngeplin
- Warna permukaan seragam
- Ukuran sesuai dengan shopdrawing
- Pada kaki kolom tidak geripis/keropos dan air semen tidak keluar
52
• Struktur Beton Balok
Pada bagian kepala kolom tidak keropos, tanpa plin, sambungan bersih,
dan air semen tidak meleleh.
53
b. Pekerjaan Arsitektur
• Pekerjaan pemasanagan dinding bata ringan
54
Gambar 4.7 Target Kualitas Pekerjaan Pembesian
d. Pekerjaan Bekisting
• Sesuai dengan shop drawing: dimensi dan konstruksi
• Lot dan siku
• Bekisting terpasang dengan kuat dan kencang
• Toleransi dimensi panjang:
- Jika panjang total < 6 m : 5 mm
- Jika panjang total > 6 m : 15 mm
- Balok, plat deck : 10 mm
• Toleransi dimensi bentuk sebesar 10 mm
• Permukaan halus dan licin, tidak ada lubang atau luka, deberi minyak
• Sambungan rapat, tidak ada plin
• Bersih, bebas dari kotoran, debu, dan beton sisa
e. Pekerjaan Beton
• Mutu beton sesuai dengan desain
• Tidak keropos, tidak retak
• Tidak ada plin pada sambungan
• Warna seragam
• Tidak geripis pada sudut balok dan kolom > 5mm
• Tidak ada sisa bendrat dan material bekisting dipermukaan beton
• Nut antar segmen pengecoran harus ada, seragam dan lurus
• Demoulding minimal 6 jam setelah pengecoran
• Tinggi jatuh minimal 1,5 m untuk menghindari pemisahan material, jika
lebih memakai talang atau tremi
• Beton di padatkan memakai vibrator
55
BAB V
PENGAKHIRAN
56
5.2 Serah Terima Aset
Serah Terima Aset dalam proyek pembangunan gedung Apartemen Kemang
View merupakan proses penyerahan tanggung jawab dan kepemilikan atas aset fisik
yang telah selesai dibangun kepada pihak yang akan mengelola dan
memanfaatkannya. Proses ini melibatkan transfer dokumen, informasi, serta
pemeriksaan fisik aset untuk memastikan kualitas dan kesiapan penggunaan.
Berikut adalah langkah-langkah yang umum dilakukan dalam proses serah terima
aset:
a. Persiapan Serah Terima: Melakukan persiapan untuk serah terima, termasuk
identifikasi pihak yang akan menerima aset, seperti pengelola apartemen atau
gedung terkait. Menentukan waktu, tempat, dan prosedur serah terima yang
akan dilakukan.
b. Pemeriksaan Fisik Aset: Melakukan pemeriksaan fisik terhadap bangunan
edung, peralatan, instalasi, dan komponen lainnya yang merupakan bagian
dari aset. Memastikan bahwa semua aset dalam kondisi baik, sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan, dan siap digunakan
c. Verifikasi Dokumen dan Informasi: Memverifikasi dan melengkapi
dokumendokumen terkait aset, seperti sertifikat kepemilikan tanah, izin-izin
yang diperlukan, dokumen desain dan spesifikasi teknis, serta dokumen
pengadaan dan pembayaran. Memastikan bahwa semua dokumen terkait aset
telah lengkap dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Transfer Informasi: Mentransfer informasi penting terkait aset kepada pihak
yang menerima, termasuk manual pengoperasian dan pemeliharaan, catatan
perawatan, informasi kontak pemasok atau kontraktor, serta informasi
penting lainnya yang diperlukan untuk pengelolaan aset dengan efektif.
e. Penandatanganan Serah Terima: Melakukan penandatanganan perjanjian atau
berita acara serah terima antara pihak yang menyerahkan aset dan pihak yang
menerima. Hal ini mengikat kedua belah pihak untuk mematuhi kesepakatan
dan tanggung jawab yang terkait dengan aset tersebut.
f. Monitoring dan Pemeliharaan: Setelah serah terima, penting untuk
melakukan monitoring dan pemeliharaan rutin terhadap aset yang telah
diserahkan. Memastikan bahwa aset tetap dalam kondisi yang baik,
57
melakukan perbaikan atau perawatan jika diperlukan, serta melaporkan
kemajuan atau perubahan yang terjadi pada aset tersebut.
58
BERITA ACARA SERAH TERIMA
Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Delapan bulan Juli tahun Dua Ribu Dua Puluh
Lima, kami yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Yoga Anunggita:
Selaku Direktur PT. Anugrah Duta Mandiri yang selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA.
2. Wahyu Triyanto
Project Manager, Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Tim Kontraktor dalam
pembangunan yang beralamat di Jl. Raya Pekayon Jaya. RT/RW 001/004, Kel.
Pekayon Jaya-Bekasi Selatan, Kota Bekasi yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Menyatakan bahwa:
1.PIHAK KEDUA telah menyelesaikan pekerjaan Pembangunan Gedung Apartemen
Kemang View Tahun 2023 sesuai dengan rencana pelaksanaan Pekerjaan/ RAB.2.
59
5.4 Pemeliharaan dan Perawatan
Pemeliharaan dan perawatan dalam akhir proyek pembangunan gedung
Apartemen Kemang View merupakan upaya untuk menjaga kondisi fisik,
kebersihan, keamanan, dan kinerja gedung serta fasilitasnya setelah selesai
dibangun. Tujuan utama pemeliharaan dan perawatan adalah memastikan bahwa
gedung dan fasilitasnya tetap berfungsi dengan baik, aman, dan siap digunakan
dalam jangka waktu yang panjang. Berikut adalah beberapa kegiatan yang termasuk
dalam pemeliharaan dan perawatan di akhir proyek:
a. Pemeliharaan Rutin: Melakukan pemeliharaan rutin terhadap berbagai
elemen gedung, seperti sistem listrik, air, sanitasi, ventilasi, lift, dan peralatan
pendukung lainnya. Pemeliharaan ini mencakup pemeriksaan, perawatan, dan
penggantian komponen yang rusak atau aus untuk menjaga kinerja optimal.
b. Perawatan Bangunan: Melakukan perawatan terhadap struktur bangunan,
termasuk pengecatan, perbaikan kecil, perawatan atap, dinding, dan lantai.
Perawatan bangunan bertujuan untuk menjaga keutuhan fisik dan estetika
bangunan agar tetap terlihat rapi dan representatif.
c. Pemeliharaan Fasilitas dan Peralatan: Memeriksa dan memelihara fasilitas
dan peralatan di dalam gedung, seperti peralatan medis, sistem HVAC
(Heating, Ventilation, and Air Conditioning), generator listrik cadangan,
sistem keamanan, sistem komunikasi, dan sistem tata suara. Pemeliharaan ini
bertujuan untuk memastikan fasilitas dan peralatan berfungsi dengan baik dan
dapat digunakan secara optimal.
d. Pembersihan dan Kebersihan: Melakukan pembersihan rutin terhadap seluruh
area gedung, termasuk ruang tunggu, ruang pemeriksaan, ruang administrasi,
kamar mandi, dan area umum lainnya. Pembersihan mencakup penyapuan,
pengelolaan limbah, pembersihan permukaan, serta pemeliharaan kebersihan
lingkungan di sekitar gedung.
e. Pengaturan Lingkungan: Memastikan pengaturan lingkungan yang nyaman
di dalam gedung, seperti suhu, kelembaban, pencahayaan, dan ventilasi yang
sesuai. Hal ini penting untuk kenyamanan penghuni apartemen dan staf
apartemen serta mendukung kondisi yang optimal.
60
f. Inspeksi dan Pengujian Berkala: Melakukan inspeksi dan pengujian berkala
terhadap berbagai sistem dan fasilitas gedung untuk mendeteksi potensi
masalah atau kegagalan sejak dini. Misalnya, pemeriksaan listrik, pengujian
kualitas air, inspeksi keamanan, dan pengujian sistem kebakaran.
61
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari rancangan proyek Gedung Apartemen Kemang
View adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk
menyelesaikan pembangunan Gedung Apartemen Kemang View sampai
tahap akhir kurang lebih membutuhkan biaya sebesar Rp 6.820.994.000,00
(enam miliar delapan ratus dua puluh juta sembilan ratus sembilan puluh
empat ribu rupiah) termasuk PPN.
2. Dari perhitungan bobot pekerjaan diestimasikan penyelesaian pekerjaan
pembangunan Gedung Apartemen Kemang View membutuhkan waktu 21
bulan dalam pengerjaan enam lantai termasuk semi basement dan kamar di
setiap lantai.
3. Pekerjaan yang dilaksanakan dalam pembangunan Gedung Apartemen
Kemang View ini yaitu Pekerjaan Galian dan Urugan, Pekerjaan Pasangan,
Pekerjaan Pintu dan Jendela, Pekerjaan Beton Bertulang, Pekerjaan Plafond,
Pekerjaan Lantai, Pekerjaan Pengecatan, Pekerjaan Sanitasi, dan Pekerjaan
Listrik.
6.2 Saran
Adapun kesimpulan dari rancangan proyek Gedung Apartemen Kemang
View adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan kajian yang lebih mendetail agar mendapatkan penyusunan
biaya dan penjadwalan proyek pembangunan yang tepat.
2. Keselamatan, keamanan dan kesehatan para pekerja perlu lebih ditingkatkan
dan diperhatikan, beberapa bagian diantaranya adalah hunian yang layak dan
tempat MCK yang memadai bagi pekerja proyek; batas keamanan dengan
jelas mengingat bangunan semakin tinggi sehingga tingkat resiko kecelakan
akan semakin besar. Disamping itu perlu adanya himbauan yang lebih untuk
62
para pekerja dalam hal kesadaran memakai perlengkapan keselamatan yang
baik, seperti helm dan sepatu boot.
3. Perlu adanya peningkatan pengendalian mutu proyek yang lebih baik dengan
terus memberikan pantauan secara rutin dan tepat sasaran, terutama terhadap
pengecoran dan pembangunan bagian non-struktural yang memerlukan
aplikasi tenaga ahli.
63