PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Meningkatkan profesionalisme SDM dalam pelayanan kesehatan
C. Tujuan pedoman
Tujuan disusunya buku “PEDOMAN PELAYANAN LABOATORIUM
PUSKESMAS PANGKAH”. Adalah memberikan acuan bagi tenaga kesehatan
dalam melakukan pelayanan kesehatan berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium baik dan akurat di puskesmas pangkah pada umumnya dan
terlaksananya pelayanan laboratorium yang bermutu dan mandiri di puskesmas
pangkah.
D. Sasaran pedoman
1. Penanggung jawab UkP
2. Dokter puskesmas
3. Penanggung jawab laboratorium
4. Petugas laboratorium (ATLM)
F. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas
yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran
penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat.
2
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu
sarana yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
e. Keselamatan Keria adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi
kecelakaan, kebakaran, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, pencemaran
lingkungan yang pada umumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan
harta benda bagi pekerja dan masyarakat yang berada dilingkungannya
f. Pemantapan mutu laboratorium adalah keseluruhan proses atau semua
tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
1 Penanggung Dokter 1
Jawab
4
dasar
B. Distribusi Ketenagaan
Uraian tugas :
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan
tanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil
pemeriksaan laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam
pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
laboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai
kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan
standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau
tenaga kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
3. Tenaga Non Teknis
5
Tenaga non teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawab
a. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan
b. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien
c. Membantu administrasi
C. Jadwal kegiatan
Buka setiap hari kerja, Senin – Sabtu
Jam pelayanan :
Senin – Kamis : 07.30 – 11.00
Jum’at : 07.30 – 10.00
Sabtu : 07.30 – 10.30
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Sarana laboratorium merupakan segala yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
laboratorium puskesmas pangkah.
Persyaratan sarana/ ruangan laboratorium puskesmas pangkah dan ondisi
ruangan laboratorium puskesmas pangkah adalah sebagai berikut :
Denah tata ruangan laboratorium sesuai kondisi puskesmas pangkah
Keterangan :
7
: Pintu keluar masuk
: Kaca (kaca paten dan atau kaca buka tutup)
: Kursi sampling pasien
: Lemari etalase
: Meja
B. Standar Fasilitas
a) Daftar peralatan dan penunjang Laboratorium puskesmas pangkah
8
Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia di Puskesmas Pangkah
adalah :
1. Hematology Automated
2. Hb (haemoglobin)
3. Golongan darah
4. Gula darah
5. Asam urat
6. Kolesterol
7. Tes kehamilan
8. Protein urin
9. Reduksi urin
10. Sputum BTA
11. VCT ( HIV, Syphilis, HBsAg )
12. Widal ( 3Typhi)
9
Dalam kaitanya dengan pemeliharaan/perawatan alat laboratorium,pemeliharaan
yang dikamaksud adalah sebagai usaha preventif atau pencegahan agar peralatan
tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik dan selalu siap dipakai/beroprasi.
Laboratorium harus memiliki program pemeliharaan dan atauperawatan alat untuk
mencegah kesalahan peralatan dan menjamin bahwa alat bekerja sesuai dengan
releabilitas yang diperlukan untuk kualitas mutu tiap hasil parameter yang dikehendaki.
Frekuensi pemeliharana alat biasanya didasarkan pada rekomendasi pabrik pembuat
peralatan, jumlah atau waktu penggunaan alat , dan ketika mengeluarkan hasil data
yang mencurigakan. Adapun program pemeliharaan/perawatan alat meliputi :
a) Pemeliharaan/perawatan terencana
b) Pemeliharaan/perawatan tidak terencana
a) Pemeliharaan/perawatan terencana
Perawatan preventif
Perawatan preventif adalah perawatan yang dilakukan pada selang
waktu tertentu dan pelaksanaanya dilakukan secara rutin dengan
beberapa criteria yang ditentukan sebelumnya.
Perawatan korektif
Perawatan korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni
system perawatan laboratorium yang secara berkala dilakukan memlalui
tahapan perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring.
b) Pemeliharaan/perawatan tidak terencana
Perawatan tidak terencana adalah jenis perawatan yang bersifat
perbaikan terhadap kerusakan yang pada alat yang tidak diperkirakan
sebelumnya.
10
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
Alur Kegiatan Pemeriksaan
Pasien Datang
Loket Pendaftaran
Kasir Farmasi
Pasien Pulang
Rujuk Rs
Keterangan Gambar :
11
1. Pasien datang mengambil nomer antrian
2. Menunggu panggilan dari loket pendaftaran sesuai nomer urut antrian
3. Pasien dipersilahkan duduk diruang tunggu pada tiap unit pelayanan
4. Pasien diriksa di unit-unit pelayanan yang dituju/ maksud
5. Pasien dirujuk ke ruangan laboratorium atau ruang klinik konseling
6. Pasien dilayani diruang laboratorium atau klinik konseling
7. Pasien dari klinik konseling setelah selesai konseling di kembalikan lagi ke ruang
pemeriksaan atau pasien langsung diberi resep obat, atau bias jadi pasien boleh
pulang
8. Pasien dari ruang laboratorium dipersilahkan untuk menunggu hasil laboratorium
9. Untuk pasien umum biasanya pasien dipersilahkan untuk membayar terlebih dahulu
biaya pemeriksaan laoratorium ke kasir
10. Pasien menerima hasil laboratorium dari petugas dan dipersilahkan kembali ke
ruang pemeriksaan
11. Setelah dibacakan hasil laboratorium pasien diberi resep obat, untuk pasien dengan
hasil laboratorium jelek ( kurang baik) pasien dirujuk ke RS
12. Pasien pulang
B. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di puskesmas pangkah menggunakan metode
manual, semi autometik dan autometik.
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di puskesmas pangkah meliputi
pemeriksaan-pemeriksaan dasar seperti :
a) Hematologi : Haemoglobin, Leukosit, Trombosit, Hematokrit, Eritrosit, Hitung
jenis.
b) Kimia klinik : Glukosa, Kolestrol, Asam urat.
c) Mikrobiologi dan parasitologi : BTA
d) Imunoserologi : Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, Anti-HIV, HBsAg,
Syphilis.
e) Urinalisa: Warna, Kejernihan, PH, Protein urin, Reduksi urin.
C. Langkah Kegiatan
Kegiatan laboratorium puskesmas pangkah terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan
dalam gedung dan kegiatan luar gedung.
Kegiatan dalam gedung adalah kegiatan rutin sehari-hari yang dilakukan di
gedung puskesmas pangkah itu sendiri. Untuk kegiatan diluar gedung adalah kegiatan
yang dilakukan diluar atau keluar gedung puskesmas pangkah, seperti kegiatan mobile
VCT ibu hamil yang dilakukan di desa-desa binaan wilayah puskesmas pangkah.
Ruang lingkup kegiatan laboratorium puskesmas pangkah mencakup :
a) Penyusunan kegiatan bulanan
b) Penyusunan kebutuhan peralatan
12
c) Penyusunan kebutuhan bahan dan reagen
BAB V
LOGISTIK
Reagensia
13
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
15
sempel, kemasan reagen. Limbah khusus cair yaitu pelarut organic, bahan kimia untuk
pengujian, air bekas pencucian alat, sisa sampel (darah dan cairan tubuh).
1) Penanganan limbah umum
Limbah umum ditempatkan dalam bak sampah yang sudah dilapisi plastic yang
selanjutnya oleh petugas kebersihan akan diambil setiap hari untuk dibawa pada
TPS (Tempat Penampungan Sementara) atau container sampah puskesmas, dan
selanjutnya akan diteruskan ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
2) Penanganan limbah khusus
Limbah khusus padat tajam misalnya spuit, lanset. Limbah ini dimasukkan
kedalam tempat sampah khusus berwarna kuning (safety box). Bila tempat/ wadah
ini sudah penuh maka petugas laboratorium menghubungi petugas sanitasi
kemudian petugas sanitasi mengambil safety box yang sudah penuh, kemudian
ditimbang dan menampungnya di Tempat penampunagan Sementara, dan
selanjutnya sesuai jadwal sampah medis akan di angkut oleh pihak ketiga ( PT
Ara). Sedangkan untuk limbah khusus yang tidak tajam seperti bekas botol reagen,
tabung sampel darah, tabung urin, tabung dahak dll, akan ditampung ditempat
sampah yang sudah dilapisi plastic warna kuning yang selanjutnya apabila sudah
penuh maka akan diambil oleh petugas sanitasi, kemudian ditimbang dan
menampungnya di Tempat penampunagan Sementara, dan selanjutnya sesuai
jadwal sampah medis akan di angkut oleh pihak ketiga ( PT Ara).
Untuk limbah cair sendiri cara pembuanganya dengan menambahkan larutan
klorin/disinfektan kemudian dibuang/dialirkan ketempat saluran pembuangan yang
terhubung ke saluran IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) sehingga lebih aman
untuk lingkungan sekitar.
16
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
17
swasta dan dikaitkan dengan akreditasi laboratorium kesehatan serta perizinzn
laboratorium kesehatan swasta.
PME ini dilakukan secara periodic dalam jangka waktu tertentu. Prosedurnya
adalah lembaga penyelenggara PME mengirimkan suatu sampel yang harus
diperiksa oleh laboratorium peserta, kemudian hasil dari laboratorium –
laboratorium peserta ini dikumpulkan untuk mendapatkan nialai referensinya. Dari
nilai referensi inilah dapat dinilai apakah akurasi suatu laboratorium itu baik,
sedang, kurang atau buruk. Karena itu semakin banyak peserta misalnya pada
PME yang dilakukan secara global (internasional) maka semakin baik nilai referensi
yang dihasilkan. Pihak penyelenggara biasanya memberikan feedback untuk
perbaikan yang bisa dilakukan di laboratorium. Masalah biaya dan keengganan
pimpinan kembali menjadi penyebab suatu laboratorium untuk melaksanakan PME.
Karena PMI dan PME ini sangat berkaitandengan metode dan alat yang digunakan
masing – masing laboratorium, maka hasil PMI dan PME ini juga spesifik untuk
laboratorium tersebut, sebagai contoh apabila seseorang memiliki 5 laboratorium
ditempat yang berbeda maka hasil PMI dan PME untuk satu tempat tidak dapat
digunakan untuk keempat laboratorium lainya karena variasi tiap alat, metode, kondisi
ruangan dan kemampuan dari masing - masing petugas laborat juga berbeda.
Perbedaan Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu Eksternal
18
BAB IX
PENUTUP
19