Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UPTD Puskesmas pangkah merupakan salah satu fasilitas kesehatan


yang memiliki wilayah kerja yang mencakup 14 desa binaan dari 23 desa yang
ada diwilayah kecamatan pangkah.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan , serta meningkatnya
tuntutan mansyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka
puskesmas diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan mutu
layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka
diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnose penyakit secara tepat,
yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.
Ketentuan mengenai keharusan memenuhi criteria dalam
penyelenggaraan laboratorium puskesmas diatur dalam peraturan menteri
kesehatan Nomor 37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan laboratorium pusat
kesehatan masyarakat, peraturan menteri kesehtan ini dapat dipergunakan
sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja laboratorium puskesmas dan
merupakan persaratan minimal yang harus dimiliki oleh setiap puskesmas.
Dan dalam rangka melaksanakan pelayanan laboratorium di puskesmas
pangkah agar dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan
pasien maka puskesmas pangkah menyusun buku “PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM PUSKESMAS PANGKAH”.

B. Visi Dan Misi, Tata Nilai Puskesmas Pangkah


Visi puskesmas Pangkah Terwujudnya wilayah puskesmas pangkahyang
sehat, bermutu dan mandiri berdasar ketuhanan yang maha Esa.

Misi Puskesmas Pangkah


 Menyelenggarakan upaya pemberantassan dan pencegahan penyakit
 Menyelenggarakan upaya kesehatan lingkungan
 Menyelenggarakan upaya kesehatan keluarga
 Menyenlenggarakan pelayananan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau oleh masyarakat
 Menyelenggarakan upaya promosi kesehatan
 Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai dengan standard pelayanan
rawat jalan dngan BLUD

1
 Meningkatkan profesionalisme SDM dalam pelayanan kesehatan

Tata nilai puskesmas pangkah “TAHU ACI”, arti tahu aci :

Ta : Tanggung jawa, melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas


H : Handal, pelayanan diberikan sesuai dengan kompetensinya
U : Malu, malu jika tidak melakukan budaya kerja
A : Adil, adil memberikan pelayanan tanpa membedakan status social
C : Cermat, memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat
I : Inovatif, mengupayakan inovatif untuk meningkaykan perbaikan kinerja

C. Tujuan pedoman
Tujuan disusunya buku “PEDOMAN PELAYANAN LABOATORIUM
PUSKESMAS PANGKAH”. Adalah memberikan acuan bagi tenaga kesehatan
dalam melakukan pelayanan kesehatan berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium baik dan akurat di puskesmas pangkah pada umumnya dan
terlaksananya pelayanan laboratorium yang bermutu dan mandiri di puskesmas
pangkah.

D. Sasaran pedoman
1. Penanggung jawab UkP
2. Dokter puskesmas
3. Penanggung jawab laboratorium
4. Petugas laboratorium (ATLM)

E. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup pedoman ini meliputi sarana, prasarana, jenis - jenis
pemeriksaan, standard hasil pemeriksaan, keselamatan petugas dan pasien dan
mutu laboratorium.

F. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas
yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran
penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat.

2
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu
sarana yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
e. Keselamatan Keria adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi
kecelakaan, kebakaran, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, pencemaran
lingkungan yang pada umumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan
harta benda bagi pekerja dan masyarakat yang berada dilingkungannya
f. Pemantapan mutu laboratorium adalah keseluruhan proses atau semua
tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Jenis, Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Pelaksana di Laboratorium
Puskesmas adalah sebagai berikut:

Tabel 2.Jenis ,kualifikasi dan jumlah tenaga laboratorium UPTD Puskesmas


Pangkah

N JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH


O

1 Penanggung Dokter 1
Jawab

2 Tenaga Teknis Analis Kesehatan (DIII) 1

3 Tenaga Non SMA, SLTA/ sederajat 1


Teknis dan Diklat pendidikan
laboratorium tingkat

4
dasar

B. Distribusi Ketenagaan
Uraian tugas :
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan
tanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil
pemeriksaan laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam
pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
laboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai
kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan
standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau
tenaga kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
3. Tenaga Non Teknis

5
Tenaga non teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawab
a. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan
b. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien
c. Membantu administrasi

C. Jadwal kegiatan
 Buka setiap hari kerja, Senin – Sabtu
 Jam pelayanan :
Senin – Kamis : 07.30 – 11.00
Jum’at : 07.30 – 10.00
Sabtu : 07.30 – 10.30

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Sarana laboratorium merupakan segala yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
laboratorium puskesmas pangkah.
Persyaratan sarana/ ruangan laboratorium puskesmas pangkah dan ondisi
ruangan laboratorium puskesmas pangkah adalah sebagai berikut :
Denah tata ruangan laboratorium sesuai kondisi puskesmas pangkah

Keterangan :

7
: Pintu keluar masuk
: Kaca (kaca paten dan atau kaca buka tutup)
: Kursi sampling pasien

: Lemari es (kulkas reagen dan es batu)

: Lemari etalase

: Meja

: Meja pemeriksaan (Dasar lantai keramik)

: Tempat cuci tangan (Air mengalir)

B. Standar Fasilitas
a) Daftar peralatan dan penunjang Laboratorium puskesmas pangkah

NO NAMA BARANG / TAHUN JUMLA


JENIS BARANG PEMBELI H
AN
1 AC Split 2015 1
2 Komputer 2017 1
3 Kursi operator 2014 1
4 Kursi sampling 2015 1
5 Kursi petugas 2014 2
6 Lemasri ES 2015 1
7 Hematologic analyzer 2015 1
8 Rak micropipette 2015 1
9 Micropipette 5 -50 µl 2015 1
10 Micropipette 100 - 1000 µl 2015 1
11 Mikroskop 1998 1
12 Centrifuge 1997 1
13 Spektrofotometer 2015 1
14 Rotator 2018 1
18 Lemari kaca 2007,2017 2
16 Meja 2002 1

b) Jenis jenis pemeriksaan laboratorium

8
Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia di Puskesmas Pangkah
adalah :

1. Hematology Automated
2. Hb (haemoglobin)
3. Golongan darah
4. Gula darah
5. Asam urat
6. Kolesterol
7. Tes kehamilan
8. Protein urin
9. Reduksi urin
10. Sputum BTA
11. VCT ( HIV, Syphilis, HBsAg )
12. Widal ( 3Typhi)

c) Nilai normal hasil laboratorium


Saat memberikan hasil pemeriksaan ke pada pasien harus di sertai dengan nilai
normal pemeriksaan.

N JENIS PEMERIKSAAN NILAI NORMAL


O
1 2 3
1 Hematology Automated :
 Hemoglobin P (12 – 16) , L ( 14 – 18 )
 Leukosit gr/dl
 Trombosit 4000 – 10.000 µl
 Hematokrit 150.000 – 450.000 µl
 Erytrosit P (37- 43 %), L (40 – 48%)
4.500.000 – 5.500.000 µl
2 Golongan darah -
3 Gula darah 80 – 120 mg/dl
4 Asam urat P (2.4 – 5.7), L (3.4 – 7)
mg/dl
5 Cholestrol < 200 mg/dl
6 Tes kehamilan Negatif
7 Protein urin Negatif
8 Reduksi urin Negatif
9 Sputum BTA Negatif
10 HIV Negatif
11 SYyphilis Negatif
12 HBsAg Negatif
13 Widal Negatif

d) Pemeliharaan dan atau perawatan alat

9
Dalam kaitanya dengan pemeliharaan/perawatan alat laboratorium,pemeliharaan
yang dikamaksud adalah sebagai usaha preventif atau pencegahan agar peralatan
tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik dan selalu siap dipakai/beroprasi.
Laboratorium harus memiliki program pemeliharaan dan atauperawatan alat untuk
mencegah kesalahan peralatan dan menjamin bahwa alat bekerja sesuai dengan
releabilitas yang diperlukan untuk kualitas mutu tiap hasil parameter yang dikehendaki.
Frekuensi pemeliharana alat biasanya didasarkan pada rekomendasi pabrik pembuat
peralatan, jumlah atau waktu penggunaan alat , dan ketika mengeluarkan hasil data
yang mencurigakan. Adapun program pemeliharaan/perawatan alat meliputi :
a) Pemeliharaan/perawatan terencana
b) Pemeliharaan/perawatan tidak terencana
a) Pemeliharaan/perawatan terencana
 Perawatan preventif
Perawatan preventif adalah perawatan yang dilakukan pada selang
waktu tertentu dan pelaksanaanya dilakukan secara rutin dengan
beberapa criteria yang ditentukan sebelumnya.
 Perawatan korektif
Perawatan korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni
system perawatan laboratorium yang secara berkala dilakukan memlalui
tahapan perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring.
b) Pemeliharaan/perawatan tidak terencana
Perawatan tidak terencana adalah jenis perawatan yang bersifat
perbaikan terhadap kerusakan yang pada alat yang tidak diperkirakan
sebelumnya.

10
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Alur Kegiatan Pemeriksaan

Pasien Datang

Loket Pendaftaran

Laboratorium Unit – unit Pelayanan Klinik Konseling

Kasir Farmasi

Pasien Pulang

Rujuk Rs

Keterangan Gambar :

11
1. Pasien datang mengambil nomer antrian
2. Menunggu panggilan dari loket pendaftaran sesuai nomer urut antrian
3. Pasien dipersilahkan duduk diruang tunggu pada tiap unit pelayanan
4. Pasien diriksa di unit-unit pelayanan yang dituju/ maksud
5. Pasien dirujuk ke ruangan laboratorium atau ruang klinik konseling
6. Pasien dilayani diruang laboratorium atau klinik konseling
7. Pasien dari klinik konseling setelah selesai konseling di kembalikan lagi ke ruang
pemeriksaan atau pasien langsung diberi resep obat, atau bias jadi pasien boleh
pulang
8. Pasien dari ruang laboratorium dipersilahkan untuk menunggu hasil laboratorium
9. Untuk pasien umum biasanya pasien dipersilahkan untuk membayar terlebih dahulu
biaya pemeriksaan laoratorium ke kasir
10. Pasien menerima hasil laboratorium dari petugas dan dipersilahkan kembali ke
ruang pemeriksaan
11. Setelah dibacakan hasil laboratorium pasien diberi resep obat, untuk pasien dengan
hasil laboratorium jelek ( kurang baik) pasien dirujuk ke RS
12. Pasien pulang

B. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di puskesmas pangkah menggunakan metode
manual, semi autometik dan autometik.
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di puskesmas pangkah meliputi
pemeriksaan-pemeriksaan dasar seperti :
a) Hematologi : Haemoglobin, Leukosit, Trombosit, Hematokrit, Eritrosit, Hitung
jenis.
b) Kimia klinik : Glukosa, Kolestrol, Asam urat.
c) Mikrobiologi dan parasitologi : BTA
d) Imunoserologi : Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, Anti-HIV, HBsAg,
Syphilis.
e) Urinalisa: Warna, Kejernihan, PH, Protein urin, Reduksi urin.

C. Langkah Kegiatan
Kegiatan laboratorium puskesmas pangkah terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan
dalam gedung dan kegiatan luar gedung.
Kegiatan dalam gedung adalah kegiatan rutin sehari-hari yang dilakukan di
gedung puskesmas pangkah itu sendiri. Untuk kegiatan diluar gedung adalah kegiatan
yang dilakukan diluar atau keluar gedung puskesmas pangkah, seperti kegiatan mobile
VCT ibu hamil yang dilakukan di desa-desa binaan wilayah puskesmas pangkah.
Ruang lingkup kegiatan laboratorium puskesmas pangkah mencakup :
a) Penyusunan kegiatan bulanan
b) Penyusunan kebutuhan peralatan
12
c) Penyusunan kebutuhan bahan dan reagen

BAB V
LOGISTIK

Reagensia

Reagen yang diperlukan dalam puskesmas disesuaikan dengan metode yang


digunakan untuk tiap pemeriksaan yang tersedia di puskesmas pangkah.
Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan
bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya
(multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities),
wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals),
inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information). Pisahkan
antara sediaan liquid dan solid dan klasifikasikan berdasarkan sifatnya: flamable,
mudah meledak, toxic, oksidator, korosif, infeksi, dll.
Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan jauh dari sumber panas atau kena
sengatan sinar matahari. Di samping itu tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan
ventilasi yang menuju ruang asap atau ke luar ruangan. Pada penataan bahan
kimiapun diperlukan sumber literatur untuk mengetahui spesifikasi masing-masing
bahan kimia tersebut. Spesifikasi bahan kimia akan dijumpai pada buku katalog bahan.
Disimpan dalam suatu lemari hindari bahan dari kayu. Kondisi ruangan harus dingin/ber
ac atau dengan dilengkapi exhaust fan, lampu ruangan pilih yang fire proof, dan kalau
tidak dilengkapi dengan AC, ruangan harus punya sirkulasi udara yg baik Karena ada
beberapa reagen yg penyimpananya dibawah suhu 25 C, pantau suhu ruangan
maksimal 30 C.
Jika terjadi tumpahan yang paling baik mengatasinya dengan pasir atau dengan
air kran.

13
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien adalah suatu system dimanaa puskesmas membuat asuhan


pasien lebih aman, yang meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
terjadinya resiko, dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil.
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam
tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan, merupakan keprihatinan besar bagi pasien
maupun para profesional pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam semua
bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah
(blood stream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasi
mekanis).
Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand
hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene bisa dibaca kepustakaan WHO, dan
berbagai organisasi nasional dan internasional.
Puskesmas mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan
dan/atau prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene yang
diterima secara umum dan untuk implementasi petunjuk itu di puskesmas.

14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari persiapan


pasien sampai selesai dapat menimbulkan bahaya atau resiko terhadap petugas yang
berada di dalam laboratorium.
Untuk mengurangi atau mencegah bahaya yang terjadi maka setiap petugas
laboratorium harus melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati, mengenali bahan yang
berpotensial bahaya dan mengetahui penanggulanganya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselmatan bagi
petugas laboratorium.
Beberapa hal yang dapat mengurangi resiko bahaya yang terjadi terhadap
petugas laboratorium adalah :
a. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja
untuk melindungi seluruh/ sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/ kecelakaan kerja.
Alat pelindung diri (APD) dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi
tenaga kerja apabila usaha rekayasa dan administrative tidak dapat dilakukan dengan
baik. Namun pemakaian alat pelindung diri (APD) bukanlah pengganti dari kedua usaha
tersebut, namun sebagai usaha akhir.
Macam – macam alat pelindung diri (APD) yang digunakan di laboratorium
puskesmas pangkah antara lain adalah:
 Masker
 Sarung tangan
 Jas laboratorium
 Alas kaki tertutup

b. Penanganan dan Pembuangan Limbah Laboratorium


Limbah laboratoriumterdiri dari limbah umum dan limbah khusus. Limbah umum
adalah limbah yang berasal dari sampah umum (domestic). Limbah khusus padat yaitu
peralatan bahan habis pakai seperti alat suntik, sarung tangan, kapas alcohol, botol

15
sempel, kemasan reagen. Limbah khusus cair yaitu pelarut organic, bahan kimia untuk
pengujian, air bekas pencucian alat, sisa sampel (darah dan cairan tubuh).
1) Penanganan limbah umum
Limbah umum ditempatkan dalam bak sampah yang sudah dilapisi plastic yang
selanjutnya oleh petugas kebersihan akan diambil setiap hari untuk dibawa pada
TPS (Tempat Penampungan Sementara) atau container sampah puskesmas, dan
selanjutnya akan diteruskan ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
2) Penanganan limbah khusus
Limbah khusus padat tajam misalnya spuit, lanset. Limbah ini dimasukkan
kedalam tempat sampah khusus berwarna kuning (safety box). Bila tempat/ wadah
ini sudah penuh maka petugas laboratorium menghubungi petugas sanitasi
kemudian petugas sanitasi mengambil safety box yang sudah penuh, kemudian
ditimbang dan menampungnya di Tempat penampunagan Sementara, dan
selanjutnya sesuai jadwal sampah medis akan di angkut oleh pihak ketiga ( PT
Ara). Sedangkan untuk limbah khusus yang tidak tajam seperti bekas botol reagen,
tabung sampel darah, tabung urin, tabung dahak dll, akan ditampung ditempat
sampah yang sudah dilapisi plastic warna kuning yang selanjutnya apabila sudah
penuh maka akan diambil oleh petugas sanitasi, kemudian ditimbang dan
menampungnya di Tempat penampunagan Sementara, dan selanjutnya sesuai
jadwal sampah medis akan di angkut oleh pihak ketiga ( PT Ara).
Untuk limbah cair sendiri cara pembuanganya dengan menambahkan larutan
klorin/disinfektan kemudian dibuang/dialirkan ketempat saluran pembuangan yang
terhubung ke saluran IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) sehingga lebih aman
untuk lingkungan sekitar.

Dengan mengutamakan keselamatan kerja, maka kita dapat mengurangi bahkan


mencegah tingkat kecelakaan yang dapat terjadi dilaboratorium. Oleh karna itu setiap
pimpinan laboratorium wajib menyediakan alat pelindung diri bagi petugas laboratorium.

16
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Mutu pelayanan di laboratorium berkaitan dengan data hasil uji analisa


laboratorium. Laboratorium dikatakan bermutu tinggi apabila data hasil uji laboratorium
tersebut dapat memuaskan dengan memperhatikan aspek – aspek teknis seperti
ketepatan dan ketelitian yang tinggi dapat dicapai dan data tesebut harus
terdokumentasi dengan baik sehingga dapat dipertahankan secara ilmiyah.
Untuk mencapai mutu hasil laboratorium yang memiliki ketepatan dan ketelitian
tinggi maka seluruh metode dan prosedur operasional laboratorium harus terpadu mulai
dari perencanaan, pengambilan contoh uji, penanganan, pengujian sampai pemberian
laporan hasil uji laboratorium.
Secara garis besar, pemantapan mutu laboratorium tebagi atas pemantapan mutu
internal dan pemantapan mutu eksternal.
1) Pemantapan Mutu Internal (PMI)
Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan
yang dilakukan oleh setiap laboratorium secara teraturagar diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-
analitik, analitik, paska-analitik.
PMI dilaksanakan setiap hari di laboratorium dengan menggunakan bahan
kontrol yang sama dan mempunyai nilai rentang. Apabila pada pemeriksaan
menggunakan bahan control ini memberikan hasil diluar rentang maka loboratorium
wajib mencari penyebabnya dan alat tidak boleh dijalankan untuk pemeriksaan
hingga hasil control masuk kembali ke dalam rentang yang disesuaikan. Kendala
yang sering dihadapi laboratorium adalah mahalnya harga bahan control.
2) Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
PME adalah kegiatan pemantapan mutu yang diselenggarakan secara
periodic oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau
dan menilai penampilan suatu laboratorium di bidang pemeriksaan tertentu.
Penyelenggaraan PME dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau
internasional dan diikuti oleh semua laboratorium, baik milik pemerintah maupun

17
swasta dan dikaitkan dengan akreditasi laboratorium kesehatan serta perizinzn
laboratorium kesehatan swasta.
PME ini dilakukan secara periodic dalam jangka waktu tertentu. Prosedurnya
adalah lembaga penyelenggara PME mengirimkan suatu sampel yang harus
diperiksa oleh laboratorium peserta, kemudian hasil dari laboratorium –
laboratorium peserta ini dikumpulkan untuk mendapatkan nialai referensinya. Dari
nilai referensi inilah dapat dinilai apakah akurasi suatu laboratorium itu baik,
sedang, kurang atau buruk. Karena itu semakin banyak peserta misalnya pada
PME yang dilakukan secara global (internasional) maka semakin baik nilai referensi
yang dihasilkan. Pihak penyelenggara biasanya memberikan feedback untuk
perbaikan yang bisa dilakukan di laboratorium. Masalah biaya dan keengganan
pimpinan kembali menjadi penyebab suatu laboratorium untuk melaksanakan PME.

Karena PMI dan PME ini sangat berkaitandengan metode dan alat yang digunakan
masing – masing laboratorium, maka hasil PMI dan PME ini juga spesifik untuk
laboratorium tersebut, sebagai contoh apabila seseorang memiliki 5 laboratorium
ditempat yang berbeda maka hasil PMI dan PME untuk satu tempat tidak dapat
digunakan untuk keempat laboratorium lainya karena variasi tiap alat, metode, kondisi
ruangan dan kemampuan dari masing - masing petugas laborat juga berbeda.
Perbedaan Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu Eksternal

Pemantapan Mututu Internal Pemantapan Mutu Eksternal


1. Dilaksanakan oleh laboratorium yang 1. Dilaksanakan oleh pihak diluar
akan melakukan pemantapan mutu laboratorium
2. Dilaksanakan secara terus menerus 2. Dilaksanakan secara berkala atau
3. Mencakup pra-analitik, analitik, paska- periodic, biasanya setiap 2 kali
analitik dalam setahun
4. Pihak laborat mencari penyebab 3. Mencakup hasil pemeriksaan secara
penyimpangan hasil, ketika terdapat garis besar saja
ketidaksesuaian dengan control, baru 4. Pihak laboratorium hanya melakukan
kemudian melakukan perbaikan perbaikan berdasarkan feedback
5. Hasil Pemantapan Mutu Internal berupa atau saran daripenyelenggara
jaminan mutu trhadap semua 5. Hasil Pemantapan Mutu Eksternal
pemeriksaan analitik pada laboratorium berupa jaminan mutu terhadap
penyelenggara pemeriksaan analitik spesifik, berupa
pengakuan atau sertifikat dari
institusi penyelenggara

18
BAB IX
PENUTUP

Pedoman layanan laboratorium puskesmas pangkah disusun sebagai acuan dalam


melaksanakan kegiatan pelayanan laboratorium Puskesmas Pangkah.
Laboratorium kesehatan di puskesmas merupakan salah satu bagian pelayanan
utama yang menunjang kegiatan pelayanan kesehatan disetiap puskesmas. Peranan
laboratorium di puskesmas saat ini telah menjadi bagian yang cukup diperhitungkan,
sebagai penegak diagnose penyakit.
Puskesmas pangkah merupakan unit pelayanan kesehatan masyarakat tingkat
pertama ang dalam melaksanakan pelayanannya dituntut untuk melaksanakan
pelayanan yang maksimal. Laboratorium puskesmas pangkah sebagai salah satu
bagian yang memberikan kontribusi diharapkan dalam melaksanakan pelayanan juga
dapat memberikan pelayanan laboratorium yang maksimal, baik yang bersifat dasar
maupun pelaksanaan laboratorium yang bersifat lanjutan. Sejalan dengan hal tersebut
pelaksanaan laboratorium puskesmas pangkah diharapkan mampu menjawab kondisi
dan permasalahan kesehatan masyarakat khususnya diwilayah kecamatan pangkah.

19

Anda mungkin juga menyukai