Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN PELAYANAN

LABORATORIUM

PUSKESMAS CIBAREGBEG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Cibaregbeg Kabupaten Cianjur pada Tahun
2017 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan akreditasi.
Akreditasi bagi Puskesmas Cibaregbeg Kabupaten Cianjur sangatlah penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk menunjang pelaksanaan
akreditasi di Puskesmas Cibaregbeg Kabupaten Cianjur maka diperlukan pedoman pelayanan di
Puskesmas Cibaregbeg.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini dapat member manfaat dan bagi
Puskesmas Cibaregbeg sehingga akreditasi di Puskesmas Cibaregbeg Kabupaten Cianjur berjalan lancar
dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.

Kepala Puskesmas Cibaregbeg

Agus Taruna, SKM, S.Kep, M.Si


NIP.19600817 198307 1 001
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah Pusat Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab


menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas Cibaregbeg adalah
salah satu dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dengan wilayah kerja yang mencakup 6 desa
dari 18 desa yang ada di Kecamatan Cibeber.

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Cibaregbeg adalah


“Terwujudnya Masyarakat Cibaregbeg Berbudaya Sehat Mandiri.”

Untuk mewujudkan visi tersebut maka Pelayanan Medis di Puskesmas Cibaregbeg


dilengkapi dengan Laboratorium Klinik. Guna menunjang keakuratan hasil maka Laboratorium
rutin melakukan perawatan alat. Hal ini tentunya akan menjamin hasil pemeriksaan yang akurat
dan terpercaya guna menjamin tepatnya diagnosa penyakit. Tidak ketinggalan Laboratorium
Puskesmas Cibaregbeg melakukan Pemantapan Mutu Eksternal (PME).

Dalam melaksanakan pelayanan Laboratorium di Puskesmas, supaya dapat berjalan


dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka Puskesmas Cibaregbeg menyusun
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS CIBAREGBEG.

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan Laboratorium yang bermutu di Puskesmas Cibaregbeg.
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan berdasarkan hasil
Pemeriksaan Laboratorium yang akurat di Puskesmas Cibaregbeg.

C. SASARAN
Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait, yaitu :Tenaga Pelaksana di
Puskesmas

D. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pelayanan pemeriksaan di Puskesmas Cibaregbeg secara garis besar meliputi empat
kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif. Untuk
menunjang hal tersebut maka Pelayanan Laboratorium sangat diperlukan untuk menegakkan
diagnosa penyakit.
E. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium Puskesmas Cibaregbeg beroperasi setiap hari kerja mulai pukul 07.30 -
15.00 WIB untuk hari senin hingga kamis dan untuk hari jumat pukul 07.30 – 11.00 WIB dan
untuk hari sabtu 07.30 – 13.00 WIB.
Laboratorium puskesmasCibaregbegdapat mengerjakan pemeriksaan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan golongan darah
2. Pemeriksaan gula darah
3. Pemeriksaan kolesterol
4. Pemeriksaan asam urat
5. Pemeriksaan sputum / dahak
6. Pemeriksaan protein urin

F. LANDASAN HUKUM
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2015 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ).

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan pelayanan Laboratorium
di Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya.
Pola ketenagaan minimal harus dimiliki oleh Puskesmas. Adapun tenaga di laboratorium
Puskesmas Cibaregbeg sebagai berikut :

No JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH


1 PENANGGUNG JAWAB dan D III Keperawatan 1
PELAKSANA

JUMLAH
1

Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan TUPOKSI yang sesuai
kompetensinya.
1. Penanggung jawab Laboratorium di Puskesmas mempunyai tugas:
a. Menyusun program kerja untuk menunjang keakuratan hasil dalam hal ini PME,
perawatan alat, Kalibrasi Alat, Pemenuhan reagent, dll
b. Memonitor setiap pelaksanaan program kerja.
c. Bertanggung jawab terhadap hasil Laboratorium.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Tenaga Medis di Laboratorium bertugas di Ruang Laboratorium dan ditempat pelayanan
lain bila ditugaskan oleh Kepala Puskesmas.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN LABORATORIUM

KEPALA PUSKESMAS
Agus Taruna, SKM, S.Kep, M.Si

PENANGGUNG JAWAB UKP


Dr. Sri Daniasari

PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN LABORATORIUM

Jevi Irawan, Amd.Kep


C. JADWAL KEGIATAN
Jam Pelayanan :
Senin – Kamis : 07.30 – 15.00 WIB
Jumat : 07.30 – 11.00 WIB
Sabtu : 07.30 – 13.00 WIB

D. Dalam rangka penyiapan dan pengembangan keterampilan tenaga Medis maka


Puskesmas menyelenggarakan aktivitas sebagai berikut:
a. Setiap tenaga medis dan paramedis mempunyai kesempatan yang sama untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
b. Tenaga medis harus memberi masukan pada pimpinannya dalam
menyusun program pengembangan staf.
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas,fungsi wewenang dan
tanggung jawabnya.
d. Melakukan analisa kebutuhan peningkatan keterampilan dan pengetahuan bagi tenaga
medis dan para medis.
e. Tenaga medis dan para medis di fasilitasi untuk mengikuti program yang di adakan oleh
organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan berkelanjutan.
f. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik ,magang dan
penelitian tentang pelayanan kesehatan di puskesmas.

BAB III
STANDAR FASILITAS

Sarana adalah suatu tempat ,fasilitas dan peralatan yang langsung terkait dengan
pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat ,fasilitas dan peralatan yang secara tidak
langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya mendukung
Pelayanan klinik puskesmas diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.

A. DENAH RUANG LABORATORIUM

Meja Tindakan Wash


tafle

Kursi

Meja
Penerimaan
Pasien
Kursi

Kursi

KETERANGAN :
a. Luas ruangan 2 x 3,5 m²
b. Ruangan kering dan tidak lembab
c. Memiliki ventilasi yang cukup
d. Memiliki cahaya yang cukup
e. Lantai terbuat dari keramik
f. Dinding dicat warna abu-abu

B. STANDAR FASILITAS
PERLENGKAPAN dan Peralatan

NO JENIS ALAT JUMLAH

1 Meja pemeriksaan 1

2 Meja penerimaan pasien 1

3 Kursi Pasien 1

4 Kursi Petugas 1

5 Mikroskop 1

6 Tempat sampah medis 2

7 Tempat sampah organik 1

8 Tempat sampah anorganik 1

9 Wastafel 1

10 Stik pemeriksaan HB 1 set

11. Stik pemeriksaan protein urin 1 set

12 Stik pemeriksaan kolesterol 1 set

13 Stik pemeriksaan asam urat 1 set

14. Reagen golongan darah 1 set

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Upaya Pelayanan Kesehatan Umum di Indonesia dilaksanakan baik oleh pemerintah
maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan umum yang dilaksanakan oleh pemerintah
selama ini mengacu pada pendekatan level of care (kebijakan WHO) yaitu tindakan Promotif,
Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif yang merumuskan pelayanan kesehatan berjenjang untuk
memberikan pelayanan yang menyeluruh dikaitkan dengan sumber daya yang ada.

B. METODE

ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN

Petugas menerima
permintaan dari unit
pelayanan

Petugas menyiapkan alat dan Mencocokan identitas


bahan pemeriksaan sesuai pasien
permintaan

Pemeriksaan spesimen Petugas mengambil


spesimen

Buku register serta blanko


Menyerahkan
hasil pemeriksaan
hasil
pemeriksaan
kepada pasien

C. LANGKAH KEGIATAN
1. KEMAMPUAN PELAYANAN
Kemampuan pelayanan Laboratorium Puskesmas Cibaregbeg melakukan pemeriksaan
meliputi :
a. Pemeriksaan golongan darah
b. Pemeriksaan protein urin
c. Pemeriksaan asam urat
d. Pemeriksaan kolesterol
e. Pemeriksaan sputum/dahak
f. Pemeriksaan hb

Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan


kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara holistik,
komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya. Setiap Laboratorium Puskesmas harus diselenggarakan secara baik dengan memenuhi
kriteria ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan, kegiatan pemeriksaan,
kesehatan dan keselamatan kerja, dan mutu. ( Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 37 Tahun
2012)
Untuk melakukan pemeriksaan laboratorium diperlukan reagen, standar, bahan kontrol,
air, media. Dasar pemilihan bahan laboratorium pada umumnya harus mempertimbangkan
kebutuhan, produksi pabrik yang telah dikenal, deskripsi lengkap dari bahan atau produk,
mempunyai masa kadaluarsa yang panjang, volume, mudah diperoleh di pasaran, kelancaran dan
kesinambungan pengadaan, pelayanan purna jual. (Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar,
Depkes RI Tahun 2004).
Sebelum melakukan pemeriksaan petugas harus menggunakan APD. APD bertujuan
untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari resiko pejanan darah, semua jenis cairan,
kulit yang tidak utuh. APD yang digunakan yaitu sarung tangan dan jas laboratorium.
Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai resiko baik yang berasal dari factor fisik,
biologi, kimia, ergonomic, dan psikososial dengan akibat dapat mengganggu kesehatan dan
keselamatan petugas laboratorium serta lingkungannya. Untuk itu perlu dilakukan manajemen K3
yang meliputi identifikasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, melaksanakan upaya
perbaikan. ( Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium Kesehatan, Depkes RI
Tahun 2003)
Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Pemantapan mutu ada 2
macam yaitu Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu Ekternal. Pemantapan Mutu
Internal meliputi persiapan pasien, pengambilan dan pengolahan spesimen, kalibrasi
alat.Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak
lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu
laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. ( Pedoman Laboratorium Yang Benar, Depkes
RI Tahun 2004).
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di Puskesmas Cibaregbeg meliputi:
a. Pemeriksaan golongan darah
Cara pemeriksaan golongan darah yaitu meletakan darah di kartu pemeriksaan dan
memberikan reagen sampai terjadi aglutinasi. (Pedoman Laboratorium Yang Benar,
Depkes RI Tahun 2004).
b. Pemeriksaan protein urin
Cara pemeriksaan dengan metode sederhana yaitu dengan menggunakan stik protein urin
yang dimasukan kedalam urin yg di simpan dalam pot urin. (Pedoman Laboratorium
Yang Benar, Depkes RI Tahun 2004).
c. Pemeriksaan asam urat
Cara pemeriksaan dengan metode sederhana yaitu menggunakan lanset dan memasukan
darah kedalam stik sampai keluar hasilnya. (Pedoman Laboratorium Yang Benar, Depkes
RI Tahun 2004).
d. Pemeriksaan kolesterol
Cara pemeriksaan dengan metode sederhana yaitu menggunakan lanset dan memasukan
darah kedalam stik sampai keluar hasilnya. (Pedoman Laboratorium Yang Benar, Depkes
RI Tahun 2004).
e. Pemeriksaan hb
Cara pemeriksaan dengan metode sederhana yaitu menggunakan lanset dan memasukan
darah kedalam stik sampai keluar hasilnya. (Pedoman Laboratorium Yang Benar, Depkes
RI Tahun 2004).
f. Pemeriksaan BTA
Cara pemeriksaan yaitu spesimen di ambil untuk dilakukan viksasi kemudian dilakukan
pewarnaan BTA dan pembacaan hasil viksasi dan pewarnaan. (Pedoman Laboratorium
Yang Benar, Depkes RI Tahun 2004).

a. Rentang nilai rujukan hasil pemeriksaan laboratorium

NAMA TEST KURANG DARI

1 HB L : 14-18 g/dl P : 12-16 g/dl

1. Protein Urin Negatif

2. Sputum / BTA Negatif

3. Kolesterol <200 mg/dl

4. Asam Urat L : 3-7 mg/dl P : 3-5 mg/dl

5 Glukosa Sewaktu 80-200 mg/dl

Glukosa Puasa 80-109 mg/dl

b. Lama nya pemeriksaan laboratorium telah di tentukan denga cara perhitungan per pasien dan rapat
kolaborasi dengan tiap po

Jenis Pemeriksaan Waktu Penyampaian Hasil Keterangan

BTA sputum 2 jam

Kolesterol 10 menit
Asam urat 10 menit

Protein urin 10 menit

Golongan darah 10 menit

Hemoglobin 10 menit

Gula darah 10 menit

1) RUJUKAN
Jika Laboratorium tidak dapat melaksanakan pemeriksaan Karena tidak tersedianya
peralatan maka darah akan dikirim ke Laboratorium Lain.

2) PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. PENCATATAN
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk evaluasi. Macam-macam
pencatatan antara lain :
a. Buku Kwitansi Pembayaran.
b. Buku Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
c. Lembar Copy hasil pemeriksaan.
d. Blangko Pemeriksaan Laboratorium.
e. Buku bukti Pengambilan Hasil
f. Buku Stok Reagen

2. PELAPORAN
Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten
berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi pencatan harian. Laporan
triwulan, semesteran dan tahunan sesuai ketentuan yang berlaku
Pelaporan untuk penyakit tertentu menggunakan formulir baku yang sudah
ditentukan oleh program.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan Laboratorium Puskesmas Cibaregbeg


direncanakan dalam POA, permintaan obat dan bahan habis pakai dan lokmin bulanan. Pengadaan
logistik berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten.
Untuk yang pengadaan yang lewat DKK, Puskesmas setiap tahun membuat pengajuan
logistik yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas tinggal menunggu logistik datang dari DKK.

Daftar logistik Laboratorium di Puskesmas Cibaregbeg

No NAMA

1. Stik Gula

2 Stik Asam Urat

3 Stik Kolesterol

4 Stik Protein urin

5 Blood Lancet

6 Stik HB
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong perbaikan spesifik
dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan
dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.

Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran-sasaran


keselamatan pasien. Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET


1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 100%

2. Peningkatan komunikasi efektif 100%

3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien 100%

4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan 100%

5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di Puskesmas ≥75%

6. Tidak terjadinya pasien jatuh 100%

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien


Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur, nomor rekam medis
pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pemberian obat, pengambilan spesimen atau
pemberian tindakan.

2. Peningkatan komunikasi efektif

Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling mudah mengalami
kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telpon. Komunikasi lain
yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan klinis, seperti
laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera/ cito.

3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien


Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pada
saat memberikan obat kepada pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilayani oleh bagian
farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat
pelayanan obat.

4. Tidak terjadi kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan


Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu melaksanakannya sesuai
prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang akan mendapatkan tindakan medis dan
keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur.

5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di puskesmas


Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas PuskesmasCibaregbegwajib menjaga
kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah dengan menggunakan sabun dan air
mengalir. Tujuh langkah cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan,
yaitu:
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Setelah kontak dengan pasien
c. Sebelum tindakan aseptik
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

6. Tidak terjadinya pasien jatuh


Setiap pasien yang dirawat di PuskesmasCibaregbegdilakukan pengkajian terhadap kemungkinan
risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan
cara:
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien yang beresiko jatuh
dengan memberi tanda pada pintu ruang rawat inap.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan lingkungan yang aman.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas paramedic dan petugas medis dalam memberikan
pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit dimana di puskesmas banyak
kasus –kasus penyakit menular misal; TBC ,Kusta ,hepatitis, HIV AIDS dan penyakit yang
disebabkan virus lainya. maka petugas dalam melaksanakan pelayanan diwajibkan
memperhatikaan keamanan diri dengan pemakaian Alat Perlindungan Diri (APD) yaitu
menggunakan masker ,sarung tangan, jas kerja laboratorium, kacamata pelindung. Dan selalu
melakukan cuci tangan sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan atau pelayanan.

PEMAKAIAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)


Pemeriksaan Tindakan Scalling Tindakan tanpa
Perlukaan perlukaan

Sanitasi tangan Ya Ya Ya Ya

Sarung tangan Ya Ya Ya Ya

Jas Laboratorium Ya Ya Ya Ya

Masker Ya Ya Ya Ya

Sterilisasi Alat:

 Mencuci alat dengan sabun yang mengandung anti septik

 Penyemprotan / oles alkohol pada alat yg akan digunakan

 Sterilisator listrik setiap selesai pelayanan, dan alat2 dari stainless / metal yg sudah di sterilisasi
dibiarkan di dalam sterilisator sampai besoknya, sehingga pemakaian alat alat sudah siap
dipergunakan esoknya.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan di Laboratorium perlu


diperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko
terhadap pasien harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pengendalian mutu pelayanan klinis merupakan kegiatan untuk mencegah terjadinya
masalah terkait pelayanan pengobatan atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan / medikasi
(medication error), yang bertujuan untuk keselamatan pasien.
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan sebagai berikut:
a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana, ketersediaan dana,
dan Standar Operasional Prosedur.
b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.
c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon dan tingkat
pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program pengendalian mutu
pelayanan klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi untuk
peningkatan mutu standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja (membandingkan antara
capaian dengan rencana kerja)
2. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu:
1. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar
2. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung untuk memastikan bahwa
aktifitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga
medis dan paramedis yang melakukan proses. Aktifitas monitoring perlu direncanakan untuk
mengoptimalkan hasil pemantauan.
Contoh ; monitoring pelayanan pasien, monitoring kinerja tenaga kesehatan
Sedangkan untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan pelayanan klinis, dilakukan evaluasi.
Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperleh melalui metode berdasarkan
waktu, cara dan teknik pengambilan data.
Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:
a. Retrospektif
Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.
Contoh : survey kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.

b. Prospektif
Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan.
Contoh : waktu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:
a. Langsung (data primer);
Data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data.
Contoh: survey kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan kilnis
b. Tidak langsung (data sekunder);
Data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung
Contoh: catatan riwayat penyakit yang lalu

Cara pengambilan data :


a. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
Contoh : survey kepuasan pelanggan.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktifitas atau proses dengan menggunakan ceklist atau
perekaman.

Pelaksanaan evaluasi terdiri atas :


a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan dengan pengukuran
kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan kinerja yang berkaitan dengan
standar yang dikehendaki dan dengan menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu,
audit merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan klinis secara
sistematis.
Terdapat 2 macam audit, yaitu:
1. Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan klinis, meliputi prosedur
yang digunakan untuk pelayanan, penggunaan sumber daya, hasil yang didapat dan
kualitas hidup pasien. Audit klinis dikaitkan dengan pengobatan berbasis bukti.
2. Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan klinis oleh seluruh tenaga medis dan
paramedis terkait dengan pencapaian sasaran yang disepakati, penggunaan sumber daya
dan hasil yang diperoleh.
Contoh : audit pelaksanaan system manajemen mutu
b. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan pelayanan klinis tanpa
dibandingkan dengan standar.
Contoh : kajian penggunaan antibiotika.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Laboratorium Puskesmas Cibaregbeg ini digunakan sebagai acuan


pelaksanaan pelayanan Laboratorium di Puskesmas Cibaregbeg. Untuk keberhasilan pelaksanaan
Pedoman Pelayanan Laboratorium Puskesmas Cibaregbeg diperlukan komitmen dan kerja sama
semua pihak.
Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan Laboratorium di Puskesmas Cibaregbeg semakin
optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012


2. Keputusan Kepala Bapedal No 03 Tahun 1998
3. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar, Depkes RI Tahun 2004
4. Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium Kesehatan, Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai