LABORATORIUM
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat dan rahmat-Nya sehingga Klinik Pratama Mardi Utama pada Tahun 2018 ini mendapat
Akreditasi bagi Klinik Pratama Mardi Utama sangatlah penting untuk meningkatkan
mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk menunjang pelaksanaan
akreditasi di Klinik Pratama Mardi Utama maka diperlukan pedoman pelayanan laboratorium di
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini dapat memberi manfaat di
Klinik Pratama Mardi Utama , sehingga akreditasi di Klinik Pratama Mardi Utama berjalan lancar
A. LATAR BELAKANG
Visi pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Klinik Pratama Mardi Utama
adalah
Untuk mewujudkan visi tersebut maka Pelayanan Medis di Klinik Pratama Mardi
Utama dilengkapi dengan Laboratorium Klinik yang dengan Alat yang canggih. Guna
menunjang keakuratan hasil maka Laboratorium rutin melakukan perawatan alat/klibrasi
. Hal ini tentunya akan menjamin hasil pemeriksaan yang akurat dan terpercaya guna
menjamin tepatnya diagnosa penyakit. Tidak ketinggalan Laboratorium Klinik Pratama
Mardi Utama melakukan Pemantapan Mutu External (PME) dan Pemantapan Mutu
Internal (PMI).
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan Laboratorium yang bermutu di Klinik Pratama Mardi
Utama.
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan berdasarkan
hasil Pemeriksaan Laboratorium yang akurat di Klinik Pratama Mardi Utama.
C. SASARAN
Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait, yaitu :Tenaga Pelaksana
di Klinik
D. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Pelayanan poli umum di Klinik Pratama mardi Utama secara garis besar meliputi
empat kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitative.
Untuk menunjang hal tersebut maka Pelayanan Laboratorium sangat diperlukan untuk
menegakkan diagnosa penyakit.
E. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium Klinik Pratama mardi Utama beroprasi setiap hari kerja pagi pukul
8 hingga pukul 12.00,dan sore pukul 16.30-19-30 untuk hari sabtu sore tutup dan
tanggal merah ,hari besar nasional tutup.
Laboratorium Klinik Pratama mardi Utama dapat mengerjakan pemeriksaan sebagai
berikut
1.darah rutin
2.widal
3.gula darah
3.Asam urat
4.Cholesterol
5.trigliserda
6. Urine rutin
7.HB SAHLI
8.plano test
9.hbsag stik
F. LANDASAN HUKUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9
TAHUN 2014 TENTANG KLINIK.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
JUMLAH 2
Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan TUPOKSI yang sesuai
kompetensinya.
1. Penanggung jawab Laboratorium di Klinik mempunyai tugas:
a. Menyusun program kerja untuk menunjang keakuratan hasil dalam hal ini
PME, PMI, perawatan alat, Kalibrasi Alat, Pemenuhan reagent, dll
b. Memonitor setiap pelaksanaan program kerja.
c. Bertanggung jawab terhadap hasil Laboratorium.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Tenaga Medis di Laboratorium bertugas di Ruang Laboratorium dan ditempat
pelayanan lain bila ditugaskan oleh Kepala Klinik.
KEPALA KLINIK
Dr. Ruth Ratna Widjaja, M.Kes
PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN LABORATORIUM
PELAKSANA PELAYANAN
LABORATORIUM
Laboratorium : Rony dariyanto,AMd.Kep.
Poli umum :Sebri,AMd.Keb.
Ruang tindakan :. Sebri,AMd.Keb
C. JADWAL KEGIATAN
JAM PELAYANAN :
SENIN-SABTU PAGI : 08.00-12.00
Sarana adalah suatu tempat ,fasilitas dan peralatan yang langsung terkait
dengan Pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat ,fasilitas dan peralatan
yang Secara tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya
mendukung Pelayanan klinik diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.
Kursi
Bed
Meja pasie
Penerimaan n
Pasien
Kursi
Meja
dari
bahan
cor
Almari
Meja Wastafel
KETERANGAN :
a. Luas ruangan 4 x 6 m²
b. Ruangan kering dan tidak lembab
c. Memiliki ventilasi yang cukup
d. Memiliki cahaya yang cukup
e. Lantai terbuat dari keramik
f. Dinding dicat warna cerah
g. Ruang berAC
B.STANDAR FASILITAS
1. PERLENGKAPAN
a. Meja pemeriksaan
b. Kursi Pasien
c. Wastafel
d. Tempat sampah 3
e. Komputer
f. Alat Hematology Analizer
g. Fotometer
h. Mikroskop
i. Centrifuge
j. Hematokrit Centrifuge
k. Rotator
l. Urine Analizer
m. Kulkas Reagent
n. Strerilisator
o. Bed Pasien
p. Almari
2. PERALATAN
NO JENIS ALAT JUMLAH
1 Setirilisator 1
2 Hematology Analizer 1
3 Meja Pasien 1
4 Mikroskop 1
5 Centrifuge 1
6 Bed Pasien 1
7 Rak Tabung 3
8 Rak Westergren 2
9 Tabung Westergren 15
10 Tabung Reaksi 15
11. Kaki 3 1
12 Pipet tetes 10
13 Klinipet 6
15 Obyek Glass 5
16 Cover Glass 5
17
18
19
20
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
B. METODE
ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN
1.POLI UMUM
PASIEN PENDAFTARAN
2. POLI GIGI
3.POLI KIA/ KB
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
PENGAMBILAN
KEMBALI KE HASIL LAB
POLI
PENGIRIM
PEMBAYARAN
/ KASIR
Keterangan :
1. Pasien datang dari pendaftaran ( loket ) diterima oleh petugas poli (Poli Gigi, Poli
Umum, Poli KIA )
2. Petugas poli mengirim pasien beserta blangko rujukan Laboratorium
3. Petugas Laboratorium Mengerjakan Pemeriksaan Lab sesuai Blangko Rujukan
Laboratorium.
4. Pasien datang lagi ke Lab untuk mengambil hasil Lab
5. Pasien kembali lagi ke Poli Pengirim untuk mendapatkan tindakan selanjutnya.
6. Pasien membayar biaya pemeriksaan Lab ke Kasir.
C. LANGKAH KEGIATAN
1) KEMAMPUAN PELAYANAN
Kemampuan pelayanan Laboratorium Klinik Pratama Mardi Utama melakukan
pemeriksaan meliputi :
a. Sampling darah.
b. Pemeriksaan Darah Lengkap meliputi Hemoglobin, Leukosit, Trombosit,
Erytrosit, Hematokrit;
c. Pemeriksaan Urine Rutin;
d. Pemeriksaan Kehamilan;
e. Pemeriksaan Faeces Lengkap;
f. Pemeriksaan Widal;
g. Pemeriksaan HBsAg;
h. Pemeriksaan Kimia Klinik ( Gula Darah, Cholesterol, Trigliserida, Asam Urat);
i. Pemeriksaan Golongan Darah;
Limbah plebotomi dipilah-pilah ketempat sampah medis (kapas bekas pakai dan
jarum suntik) dan nonmedis pembungkus jarum suntik. Tempat sampah harus diberi
kantong plastic tertutup, dibedakan sampah infeksius dan non infeksius. Sampah pada
kantong diberi label lalu dibakar. .(Peraturan Pemerintah republik Indonesia nomor 101
Tahun 2014)
Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai resiko baik yang berasal dari factor
fisik, biologi, kimia, ergonomic, dan psikososial dengan akibat dapat mengganggu
kesehatan dan keselamatan petugas laboratorium serta lingkungannya. Untuk itu perlu
dilakukan manajemen K3 yang meliputi identifikasi, perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, melaksanakan upaya perbaikan. ( Pedoman Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Laboratorium Kesehatan, Depkes RI Tahun 2003)
b. Waktu Pembekuan
Dengan test ini ditentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk
membeku, hasilnya menjadi ukuran aktifitas fakto-faktor koagulasi darah,
terutama factor-faktor yang membentuk tromboplastin dan factor yang berasal
dari trombosit. Selain itu kadar fibrinogen berpengaruh juga.
Ujung jari dibersihkan dengan alcohol 70% kemudian ditusuk dengan lancet.
Stopwatch mulai dijalankan saat darah mulai keluar. Setelah itu darah yang
keluar dihisap dengan tabung mikrokapiler lalu setiap 30 detik tabung dipatahkan
sampai terlihat adanya benang fibrin.( Petunjuk Praktikum Laboratorium,
Gandhasoebrata Tahun 1984)
c. Waktu Perdarahan
Pemeriksaan ini untuk menilai factor-faktor hemostasis yang letaknya
ekstravaskuler, tetapi keadaan dinding kapiler dan jumlah trombosit juga
berpengaruh. Anak daun telinga yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas
alcohol 70% dan biarkan kering. Pinggir anak daun telinga ditusuk dengan
lancet. Jika terlihat darah mulai keluar maka stopwatch mulai dijalankan. Darah
dihisap dengan tissue setiap 30 detik dan hentikan stopwatch pada waktu darah
tidak keluar lagi. .( Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun
1984)
d. Pemeriksaan urin
Jenis urine yang diperlukan ada 2 yaitu urin sewaktu dan urin pagi. Urine
sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan
sedangkan urin pagi adalah urin yang dikeluarkan pertama-tama pada pagi hari
setelah bangun tidur. Pemeriksaan urin dapat digunakan untuk pemeriksaan test
kehamilan dan pemeriksaan urin rutin.
Tempat urin harus bermulut lebar tertutup, bersih, kering, dan diberi
label.Volume urin yang ditampung kurang lebih 20 ml. Pemeriksaan urin meliputi
makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan makroskopis meliputi warna,
kejernihan, berat jenis, bilirubin, reduksi, protein, keton, urobilinogen. Sedangkan
pemeriksaan mikroskopis berupa pemeriksaan sediment urine dimana
pemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan centrifuge terhadap urin kemudian
sediment diperiksa di bawah mikroskop.( Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas, Departemen Kesehatan RI Tahun 1991)
e. Pemeriksaan faeces
Pemeriksaan faeces ini bertujuan untuk mengetahui adanya cacing, telur cacing,
parasit, dan lain-lain. Faeces untuk pemeriksaan sebaiknya berasal dari defekasi
spontan. Untuk pemeriksaanbiasa dipakai faeces sewaktu, jarang diperlukan
faeces 24 jam untuk pemeriksaa. Wadah harus bermulut lebar bersih dan tidak
mudah pecah. Jika memeriksa faeces pilihlah bagian yang kemungkinan besar
menemui adanya kelainan , umpamanya bagian yang bercampur dengan lender
ataupun darah. Pemeriksaan faeces meliputi pemeriksaan makroskopis dan
mikroskopis. Makroskopis meliputi warna, bau, konsistensi, lender, darah.
Sedangkan pemeriksaan mikroskopis menggunakan larutan PZ lalu diamati di
bawah mikroskop.( Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun
1984)
f. Widal
Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya
penyakit typus. Pemeriksaan ini dilakukan jika pasien sudah mengalami panas 3-
4 hari. Sampel dari pemeriksaan ini adalah serum atau plasma. Serum
diteteskan sebanyak 4 tetes di tempat terpisah di atas kaca obyek. Kepada
masing-masing tetesan serum ditambah reagent typho O, typhi H, paratyphi A,
paratyphi B. Dilakukan pencampuran lalu digoyangkan dan diamati adanya
aglutinasi di bawah mikroskop.( Petunjuk Praktikum Laboratorium,
Gandhasoebrata Tahun 1984)
h. Golongan Darah
Penetapan golongan darah adalah menentukan jenis aglutinogen yang ada
dalam sel, disamping itu juga dikenal jenis agglutinin yang ada dalam serum.
Darah diteteskan sebanyak 4 tetes pada kaca obyek di tempat yang berbeda.
Kemudian ke masing-masing tetesan darah ditetesi dengan antisera a, B, AB,
dan Anti D. Selanjutnya dicampur dan digoyang dan diamati adanya aglutinas.(
Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984)
*KIMIA KLINIK*
*HEMATOLOGI*
8. Erytrosit
Saat memberikan hasil pemeriksaan ke pada pasien harus di sertai dengan nilai
normal pemeriksaan.
1. DL (darah lengkap)
-Hemoglobin 12 – 16 gr%
-leukosit 4.500 – 12.000/ul darah
-trombosit 150.000 – 450.000/ul darah
-erytrosit 4 – 5,5 juta/ul darah
-hematokrit 37 – 45
2. Cholesterol < 200 mg/dl
3. Trigliserida <160 mg/dl
4. Asam urat L:<7.0mg/dl P:<5.7 mg/dl
5. Gula darah < 140 mg/dl
6. -gula darah puasa <100 mg/dl
7. -gula darah 2jpp <125 mg/dl
8. widal Negative (-)
9. HbsAg Negatife (-)
Nilai normal tersebut di dapat dari startkit tiap reagen dan juga dari rapat kolaborasi tiap
poli.
2) RUJUKAN
Jika Laboratorium tidak dapat melaksanakan Pemeriksaan Karena suatu hal ( Alat
Rusak, Listrik Mati, dll) maka darah akan dikirim ke Laboratorium Lain.
2. PELAPORAN
Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi
pencatan harian. Laporan triwulan, semesteran dan tahunan sesuai ketentuan yang
berlaku
Pelaporan untuk penyakit tertentu menggunakan formulir baku yang sudah
ditentukan oleh program.
BAB V
LOGISTIK
Untuk yang pengadaan yang lewat Rs Mardi Rahayu, Klinik setiap Bulan membuat
pengajuan logistik yang dibutuhkan. Kemudian klinik tinggal mengambil logistic RSMR.
No NAMA
1. Stik Gula
3 Stik Cholesterol
4 Stik Cholesterol
7 Reagent Widal
8 Reagen HB SAHLI
8 Yellow tip
11 Blood Lancet
12 Spuit Injeksi
14 Objek Glass
15 Cover Glass
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi
yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang
diberikan melalui telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan
kembali hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk
melaporkan hasil pemeriksaan segera/ cito.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas paramedic dan petugas medis dalam
memberikan pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit
dimana di puskesmas banyak kasus –kasus penyakit menular misal; TBC ,Kusta
,hepatitis, HIV AIDS dan penyakit yang disebabkan virus lainya. maka petugas dalam
melaksanakan pelayanan diwajibkan memperhatikaan keamanan diri dengan
pemakaian Alat Perlindungan Diri (APD) yaitu menggunakan masker ,sarung tangan, jas
kerja laboratorium, kacamata pelindung. Dan selalu melakukan cuci tangan sebelum
dan setelah melaksanakan kegiatan atau pelayanan.
Sanitasi tangan Ya Ya ya ya
Sarung tangan Ya Ya ya ya
Jas Laboratorium Ya Ya Ya ya
Masker Ya Ya ya ya
Sterilisasi Alat:
Sterilisator listrik setiap selesai pelayanan, dan alat2 dari stainless/ metal yg sudah di
sterilisasi dibiarkan di dalam sterilisator sampai besoknya, sehingga pemakaian alat alat
sudah siap dipergunakan esoknya.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Pelayanan Laboratorium Klinik Pratama Mardi Utama ini digunakan sebagai
acuan pelaksanaan pelayanan Laboratorium di Klinik Prama Mardi Utama. Untuk
keberhasilan pelaksanaan Pedoman Pelayanan Laboratorium Klinik Prama Mardi Utama
diperlukan komitmen dan kerja sama semua pihak.
Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan Laboratorium di Klinik Prama Mardi Utama
semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA