Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Klinik Pratama Beth Rapha Agave Insani
Ponorogo pada Tahun 2016 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan akreditasi.
Akreditasi bagi Klinik Pratama Beth Rapha Agave Insani sangatlah penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk menunjang
pelaksanaan akreditasi di Klinik Pratama Beth Rapha Agave Insani maka diperlukan pedoman
pelayanan di Klinik Pratama Beth Rapha Agave Insani.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini ndapat member manfaat dan
bagi Klinik Pratama Beth Rapha Agave Insani, sehingga akreditasi di Klinik Pratama Beth
Rapha Agave Insani berjalan lancar dan menjadi Klinik yang lebih baik.
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan Laboratorium yang bermutu di Klinik Pratama Beth
Rapha Agave Insani.
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan berdasarkan
hasil Pemeriksaan Laboratorium yang akurat di Klinik Pratama Beth Rapha Agave
Insani.
C. SASARAN
Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait, yaitu: Tenaga Pelaksana
di Klinik
F. LANDASAN HUKUM
JUMLAH 3
Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan TUPOKSI yang sesuai
kompetensinya.
1. Penanggung jawab Laboratorium di Klinik mempunyai tugas:
a. Menyusun program kerja untuk menunjang keakuratan hasil dalam hal ini
PME, PMI, perawatan alat, Kalibrasi Alat, Pemenuhan reagent, dll
b. Memonitor setiap pelaksanaan program kerja.
c. Bertanggung jawab terhadap hasil Laboratorium.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Tenaga Medis di Laboratorium bertugas di Ruang Laboratorium dan ditempat
pelayanan lain bila ditugaskan oleh Penanggung Jawab Klinik.
KEPALA KLINIK
PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN LABORATORIUM
PELAKSANA PELAYANAN
LABORATORIUM
Laboratorium :
Poli Lansia :
UGD/ Rawat Inap :
JADWAL KEGIATAN
C. Dalam rangka penyiapan dan pengembangan ketrampilan tenaga Medis maka
Klinik menyelenggarakan aktivitas sebagai berikut:
a. Setiap tenaga medis dan paramedis mempunyai kesempatan yang sama untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
b. Tenaga medis harus memberi masukan pada pimpinannya dalam
menyusun program pengembangan staf.
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas,fungsi wewenang dan
tanggung jawabnya.
d. Melakukan analisa kebutuhan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan bagi
tenaga medis dan para medis.
e. Tenaga medis dan para medis difasilitasi untuk mengikuti program yang di
adakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan
berkelanjutan.
f. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik ,magang
dan penelitian tentang pelayanan kesehatan di klinik.
BAB III
STANDAR FASILITAS
Sarana adalah suatu tempat ,fasilitas dan peralatan yang langsung terkait dengan pelayanan
klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat ,fasilitas dan peralatan yang secara tidak langsung
mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya mendukung pelayanan klinik diperlukan
sarana dan prasarana yang memadai.
Kursi
Bed
Meja pasie
Penerimaan n
Pasien
Kursi
Meja
dari
bahan
cor
Almari
Meja Wastafel
KETERANGAN :
a. Luas ruangan 4 x 6 m²
b. Ruangan kering dan tidak lembab
c. Memiliki ventilasi yang cukup
d. Memiliki cahaya yang cukup
e. Lantai terbuat dari keramik
f. Dinding dicat warna cerah
g. Ruang berAC
B.STANDAR FASILITAS
1. PERLENGKAPAN
a. Meja pemeriksaan
b. Kursi Pasien
c. Wastafel
d. Tempat sampah 3
e. Komputer
f. Alat Hematology Analizer
g. Fotometer
h. Mikroskop
i. Centrifuge
j. Hematokrit Centrifuge
k. Rotator
l. Urine Analizer
m. Kulkas Reagent
n. Strerilisator
o. Bed Pasien
p. Almari
2. PERALATAN
NO JENIS ALAT JUMLAH
1 Setirilisator 1
2 Hematology Analizer 1
3 Meja Pasien 1
4 Fotometer 1
5 Mikroskop 1
6 Centrifuge 1
7 Hematokrit Centrifuge 1
8 Rotator 1
9 Bed Pasien 1
10 Komputer 1
11. Rak Tabung 3
12 Rak Westergren 2
13 Tabung Westergren 15
14. Tabung Reaksi 15
15 Kaki 3 1
16 Bak Pengecatan 1
17 Bunsen 2
18 Pipet tetes 10
19 Klinipet 6
20 Hemositometer 1 set
21 Obyek Glass 5
22 Cover Glass 5
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Upaya Pelayanan Kesehatan Umum di Indonesia dilaksanakan baik oleh
pemerintah maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan umum yang dilaksanakan
oleh pemerintah selama ini mengacu pada pendekatan level of care (kebijakan
WHO) yaitu tindakan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif yang
merumuskan pelayanan kesehatan berjenjang untuk memberikan pelayanan yang
menyeluruh dikaitkan dengan sumber daya yang ada.
B. METODE
ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN
1.POLI UMUM
PASIEN PENDAFTARAN
2. POLI GIGI
3.POLI KIA/ KB
4.POLI LANSIA
5.UGD
6.RAWAT INAP
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
PEMBAYARAN/
KASIR
KEMBALI KE PENGAMBILAN
POLI HASIL LAB
PENGIRIM
Keterangan :
1. Pasien datang dari pendaftaran ( loket ) diterima oleh petugas poli (Poli Gigi, Poli
Lansia, Poli Umum, Poli KIA, Rawat Inap, IGD )
2. Petugas poli mengirim pasien beserta blangko rujukan Laboratorium
3. Petugas Laboratorium Mengerjakan Pemeriksaan Lab sesuai Blangko Rujukan
Laboratorium.
4. Pasien membayar biaya pemeriksaan Lab ke Kasir.
5. Pasien datang lagi ke Lab untuk mengambil hasil Lab dengan menunjukkan
kwitansi pembayaran.
6. Pasien kembali lagi ke Poli Pengirim untuk mendapatkan tindakan selanjutnya.
C. LANGKAH KEGIATAN
1) KEMAMPUAN PELAYANAN
Kemampuan pelayanan Laboratorium Klinik Pratama Beth Rapha Agave Insani
melakukan pemeriksaan meliputi :
a. Sampling darah.
b. Pemeriksaan Darah Lengkap meliputi Hemoglobin, Leukosit, Trombosit,
Erytrosit, Hematokrit;
c. Waktu Pembekuan;
d. Waktu Perdarahan;
e. Pemeriksaan Urine Lengkap;
f. Pemeriksaan Kehamilan;
g. Pemeriksaan Faeces Lengkap;
h. Pemeriksaan BTA Kusta;
i. Pemeriksaan HIV;
j. Pemeriksaan Widal;
k. Pemeriksaan Malaria;
l. Pemeriksaan HBsAg;
m. Pemeriksaan Sputum BTA;
n. Pemeriksaan Kimia Klinik ( Gula Darah, Cholesterol, Trigliserida, Asam
Urat);
o. Pemeriksaan Golongan Darah;
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di Klinik Pratama Beth Rapha Agave Insani
meliputi:
a. Darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan hemoglobin, leukosit, trombosit,
erytrosit, hematokrit, hitung jenis. Ada beberapa cara pemeriksaan darah
lengkap yaitu cara manual dan cara menggunakan alat auto analyzer. Alat ini
menggunakan sampel darah segar dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Langkah pertama menekan tombol WB dilanjutkan dengan menekan tombol
sampel ID. Kemudian menekan tombol enter memasang tempat sampel,
menhomogenkan sampel kemudian sampel ditaruh di tempat sampel, tutup
tempat sampel lalu tekan tombol RUN ( Buku Manual alat poch-100i Sysmex)
b. Waktu Pembekuan
Dengan test ini ditentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk
membeku, hasilnya menjadi ukuran aktifitas fakto-faktor koagulasi darah,
terutama factor-faktor yang membentuk tromboplastin dan factor yang berasal
dari trombosit. Selain itu kadar fibrinogen berpengaruh juga.
Ujung jari dibersihkan dengan alcohol 70% kemudian ditusuk dengan lancet.
Stopwatch mulai dijalankan saat darah mulai keluar. Setelah itu darah yang
keluar dihisap dengan tabung mikrokapiler lalu setiap 30 detik tabung
dipatahkan sampai terlihat adanya benang fibrin.( Petunjuk Praktikum
Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984)
c. Waktu Perdarahan
Pemeriksaan ini untuk menilai factor-faktor hemostasis yang letaknya
ekstravaskuler, tetapi keadaan dinding kapiler dan jumlah trombosit juga
berpengaruh. Anak daun telinga yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas
alcohol 70% dan biarkan kering. Pinggir anak daun telinga ditusuk dengan
lancet. Jika terlihat darah mulai keluar maka stopwatch mulai dijalankan. Darah
dihisap dengan tissue setiap 30 detik dan hentikan stopwatch pada waktu darah
tidak keluar lagi. .( Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun
1984)
d. Pemeriksaan urin
Jenis urine yang diperlukan ada 2 yaitu urin sewaktu dan urin pagi. Urine
sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan
sedangkan urin pagi adalah urin yang dikeluarkan pertama-tama pada pagi hari
setelah bangun tidur. Pemeriksaan urin dapat digunakan untuk pemeriksaan test
kehamilan dan pemeriksaan urin rutin.
Tempat urin harus bermulut lebar tertutup, bersih, kering, dan diberi
label.Volume urin yang ditampung kurang lebih 20 ml. Pemeriksaan urin
meliputi makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan makroskopis meliputi
warna, kejernihan, berat jenis, bilirubin, reduksi, protein, keton, urobilinogen.
Sedangkan pemeriksaan mikroskopis berupa pemeriksaan sediment urine
dimana pemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan centrifuge terhadap urin
kemudian sediment diperiksa di bawah mikroskop.( Petunjuk Pemeriksaan
Laboratorium Puskesmas, Departemen Kesehatan RI Tahun 1991)
e. Pemeriksaan faeces
Pemeriksaan faeces ini bertujuan untuk mengetahui adanya cacing, telur
cacing, parasit, dan lain-lain. Faeces untuk pemeriksaan sebaiknya berasal dari
defekasi spontan. Untuk pemeriksaanbiasa dipakai faeces sewaktu, jarang
diperlukan faeces 24 jam untuk pemeriksaa. Wadah harus bermulut lebar bersih
dan tidak mudah pecah. Jika memeriksa faeces pilihlah bagian yang
kemungkinan besar menemui adanya kelainan , umpamanya bagian yang
bercampur dengan lender ataupun darah. Pemeriksaan faeces meliputi
pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis. Makroskopis meliputi warna, bau,
konsistensi, lender, darah. Sedangkan pemeriksaan mikroskopis menggunakan
larutan PZ lalu diamati di bawah mikroskop.( Petunjuk Praktikum
Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984)
g. Pemeriksaan HIV
Penyakit HIV di Indonesia semakin lam jumlah penderitanya semakin
meningkat. Untuk itu perlu dilakukan penjaringan di Klinik seperti para
penderita TB dan ibu hamil. Adapun pemeriksaan HIV menggunakan sampel
serum dengan cara diteteskan pada rapid test sebanyak 10 ul. Kemudian
ditambah 4 tetes reagent lalu ditunggu 10-20 menit untuk membaca hasilnya
( Lembar prosedur pada box kemasan reagent)
i. Widal
Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi
adanya penyakit typus. Pemeriksaan ini dilakukan jika pasien sudah mengalami
panas 3-4 hari. Sampel dari pemeriksaan ini adalah serum atau plasma. Serum
diteteskan sebanyak 4 tetes di tempat terpisah di atas kaca obyek. Kepada
masing-masing tetesan serum ditambah reagent typho O, typhi H, paratyphi A,
paratyphi B. Dilakukan pencampuran lalu digoyangkan dan diamati adanya
aglutinasi di bawah mikroskop.( Petunjuk Praktikum Laboratorium,
Gandhasoebrata Tahun 1984)
k. Malaria
Pemeriksaan malaria adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi
adanya parasit penyebab malaria dalam sediaan darah tepi. Parasit malaria ada
4 macam yaitu plasmodium falciparum, plasmodium malariae, plasmodium
vivax, plasmodium ovale. Lokasi pengambilan darah pada orang dewasa adalah
pada ujung jari tengah atau ujung jari manis, seangkan pada orang dewasa dan
anak kecil adalah pada bagian tumit atau ibu jari kaki. Setelah dilakukan
penusukan maka darah diteteskan pada kaca obyek setelah itu dibuat hapusan..
Kemudian setelah kering dilakukan pengecatan dengan pewarna wright giemsa.
Setelah kering diamati di bawah mikroskop. ( Petunjuk Pemeriksaan
Laboratorium Puskesmas, Depkes RI Tahun 1991)
l. Golongan Darah
Penetapan golongan darah adalah menentukan jenis aglutinogen yang ada
dalam sel, disamping itu juga dikenal jenis agglutinin yang ada dalam serum.
Darah diteteskan sebanyak 4 tetes pada kaca obyek di tempat yang berbeda.
Kemudian ke masing-masing tetesan darah ditetesi dengan antisera a, B, AB,
dan Anti D. Selanjutnya dicampur dan digoyang dan diamati adanya aglutinas.(
Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984)
*HEMATOLOGI*
4. Hemoglobin < 7,0 g/dl < 20 g/dl
5. Leukosit < 500 /ul < 30.000 /ul
6. Trombosit Dewasa < 50.000/ul < 1.000.000/ul
7. Trombosit Anak < 20.000/ul < 1.000.000/ul
8. Erytrosit
9. Hematokrit < 20 VOL% < 60 VOL%
Lama nya pemeriksaan laboratorium telah di tentukan denga cara perhitungan per
pasien dan rapat kolaborasi dengan tiap poli.
Saat memberikan hasil pemeriksaan ke pada pasien harus di sertai dengan nilai
normal pemeriksaan.
NO Nama Pemeriksaan Nilai normal
DL (darah lengkap)
-Hemoglobin 12 – 16 gr%
-leukosit 4.500 – 12.000/ul darah
-trombosit 150.000 – 450.000/ul darah
-erytrosit 4 – 5,5 juta/ul darah
-hematokrit 37 – 45
Cholesterol < 200 mg/dl
Trigliserida <150 mg/dl
Asam urat 4 – 7 mg/dl
Gula darah < 150 mg/dl
-gula darah puasa <110 mg/dl
-gula darah 2jpp <125 mg/dl
widal Negative (-)
HbsAg Negatife (-)
HIV Non reaktif
Nilai normal tersebut di dapat dari startkit tiap reagen dan juga dari rapat kolaborasi
tiap poli.
2) RUJUKAN
Jika Laboratorium tidak dapat melaksanakan Pemeriksaan Karena suatu hal ( Alat
Rusak, Listrik Mati, dll) maka darah akan dikirim ke Laboratorium Lain.
2. PELAPORAN
Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi
pencatan harian. Laporan triwulan, semesteran dan tahunan sesuai ketentuan yang
berlaku
Pelaporan untuk penyakit tertentu menggunakan formulir baku yang sudah
ditentukan oleh program.
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan Laboratorium Klinik Pratama Beth
Rapha Agave Insani direncanakan dalam POA, permintaan obat dan bahan habis pakai
dan lokmin bulanan. Pengadaan logistik berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten.
Untuk yang pengadaan yang lewat DKK, Klinik setiap tahun membuat pengajuan
logistik yang dibutuhkan. Kemudian Klinik tinggal menunggu logistik datang dari
DKK.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi
yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang
diberikan melalui telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan
kembali hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan
untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera/ cito.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas paramedic dan petugas medis dalam
memberikan pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit
dimana di puskesmas banyak kasus –kasus penyakit menular misal; TBC ,Kusta
,hepatitis, HIV AIDS dan penyakit yang disebabkan virus lainya. maka petugas dalam
melaksanakan pelayanan diwajibkan memperhatikaan keamanan diri dengan
pemakaian Alat Perlindungan Diri (APD) yaitu menggunakan masker ,sarung tangan,
jas kerja laboratorium, kacamata pelindung. Dan selalu melakukan cuci tangan
sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan atau pelayanan.
Sterilisasi Alat:
Mencuci alat dengan sabun yg mengandung anti septic
Penyemprotan/ oles alcohol pada alat yg akan digunak
Sterilisator listrik setiap selesai pelayanan, dan alat2 dari stainless/ metal yg sudah di
sterilisasi dibiarkan di dalam sterilisator sampai besoknya, sehingga pemakaian alat
alat sudah siap dipergunakan esoknya.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
a. Retrospektif
Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.
Contoh : survey kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.
b. Prospektif
Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan.
Contoh : waktu pelayanan kesehatan di Klimik, sesuai dengan kebutuhan.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Pelayanan Laboratorium Klinik Pratama Beth Rapha Agave Insani ini
digunakan sebagai acuan pelaksanaan pelayanan Laboratorium di Klinik Pratama Beth
Rapha Agave Insani Untuk keberhasilan pelaksanaan Pedoman Pelayanan
Laboratorium Klinik Pratama Beth Rapha Agave Insani diperlukan komitmen dan
kerja sama semua pihak.
Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan Laboratorium di Klinik Pratama Beth Rapha
Agave Insani semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA