Anda di halaman 1dari 35

PEDOMAN PELAYANAN

LABORATORIUM

UPT PUSKESMAS SELAYO


DINAS KESEHATAN KABUPATEN SOLOK
TAHUN 2019
MAKALAH

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM

UPT PUSKESMAS SELAYO

DI SUSUN OLEH

EFRIYANTI ,S.ST
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga UPT Puskesmas Selayo Kabupaten Solok pada

Tahun 2019 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan akreditasi.

Akreditasi bagi UPT Puskesmas Selayo Kabupaten Solok sangatlah penting untuk

meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk menunjang

pelaksanaan akreditasi di UPT Puskesmas Selayo Kabupaten Solok maka diperlukan pedoman

pelayanan di UPT Puskesmas Selayo.

Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini dapat memberi manfaat bagi

UPT Puskesmas Selayo, sehingga akreditasi di UPT Puskesmas Selayo Kabupaten Solok

berjalan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.

Penulis

Efriyanti,SSt.

NIP.19730324 199303 2003


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah UPT Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab


menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. UPT Puskesmas
Selayo adalah salah satu dari Dinas Kesehatan Kabupaten Solok dengan wilayah kerja
yang mencakup 4 Nagari dari 22 jorong yang ada di Kecamatan Kubung.

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh UPT Puskesmas Selayo


adalah “ Menjadikan Masyarakat Kubung sehat secara Mandiri “

“Sebagai Penggerak Pembangunan Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Selayo


untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.”

Untuk mewujudkan visi tersebut maka Pelayanan Medis di UPT Puskesmas


Selayo dilengkapi dengan Laboratorium Klinik yang dilengkapi dengan Alat yang
canggih. Guna menunjang keakuratan hasil maka Laboratorium rutin melakukan
perawatan alat. Hal ini tentunya akan menjamin hasil pemeriksaan yang akurat dan
terpercaya guna menjamin tepatnya diagnosa penyakit. Tidak ketinggalan Laboratorium
UPT Puskesmas Selayo melakukan Pemantapan Mutu External (PME) dan
Pemantapan Mutu Internal (PMI).

Dalam melaksanakan pelayanan Laboratorium di Puskesmas, supaya dapat


berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka Puskesmas Selayo
menyusun PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPT PUSKESMAS SELAYO.

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan Laboratorium yang bermutu di UPT Puskesmas Selayo.
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan berdasarkan
hasil Pemeriksaan Laboratorium yang akurat di UPT Puskesmas Selayo.

C. SASARAN
Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait, yaitu :Tenaga Pelaksana
di Puskesmas

D. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pelayanan poli umum di UPT Puskesmas Selayo secara garis besar meliputi
empat kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitative.
Untuk menunjang hal tersebut maka Pelayanan Laboratorium sangat diperlukan untuk
menegakkan diagnosa penyakit.

E. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium UPT Puskesmas Selayo beroprasi setiap hari kerja mulai pukul
8.00 wib hingga pukul 12.00 wib ,untuk hari senin hingga kamis dan untuk hari jumat
hingga pukul 11.30 wib.untuk hari sabtu hingga pukul 12.00 siang
Laboratorium UPT Puskesmas Selayo dapat mengerjakan pemeriksaan sebagai berikut

I.Pemeriksaan Hematologi:

II.Kimia klinik
1.Fotometer
2.POCT ( Easy Toch dan Benechek )
III.Pemeriksaan Urinalisa :
1. Makroskopis
2. Mikroskopi
IV.Pemeriksaan Serologi :
V.Pemeriksaan Parasitologi :
VI.Pemeriksaan Mikrobiologi :

F. LANDASAN HUKUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75
TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS ).
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk dapat melaksanakan fungsinya dalam menyelenggarakan pelayanan
Laboratorium di Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik
jumlah maupun mutunya. Pola ketenagaan minimal harus dimiliki oleh Puskesmas.
Adapun tenaga di laboratorium Puskesmas Selayo sebagai berikut :

No JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH


1 PENANGGUNG JAWAB D IV Analis Kesehatan 1

2 PELAKSANA D III Akademi Analis 1


Kesehatan

JUMLAH 2

Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan TUPOKSI yang sesuai
kompetensinya.
1. Penanggung jawab Laboratorium di Puskesmas mempunyai tugas:
a. Menyusun program kerja untuk menunjang keakuratan hasil dalam hal ini
PME, PMI, perawatan alat, Kalibrasi Alat, Pemenuhan reagent, dll
b. Memonitor setiap pelaksanaan program kerja.
c. Bertanggung jawab terhadap hasil Laboratorium.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Tenaga Medis di Laboratorium bertugas di Ruang Laboratorium dan ditempat
pelayanan lain bila ditugaskan oleh Kepala Puskesmas.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
PELAYANAN LABORATORIUM

KEPALA PUSKESMAS
dr.Septina Sari

PENANGGUNG JAWAB UKP


dr.Nana Wandhana

PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN LABORATORIUM

Efriyanti,SST

PELAKSANA PELAYANAN
LABORATORIUM

Laboratorium : Yulia Rozalinda,Amd.Ak


Poli Lansia : Ns.Mira Roswinda,S.Kep.
UGD : Ns.Kamianar ,S.Kep
Poli Umum : Ns.Yunelfriedni,S.Kep.
Poli Anak : Nelmi Epita,SST
Poli Gigi : drg.Yurnawita
Poli KIA : Yuharneti
Poli KB : Satriawati,SST
Klinik PKPR : Ns.Lindawati,S.kep
C. JADWAL KEGIATAN
Jam Pelayanan
Senin – Kamis : 08.00 - 12.00 Wib
Jumat : 08.00 - 11.30 Wib
Sabtu : 08.00 - 11.30 Wib

D. Dalam rangka penyiapan dan pengembangan ketrampilan tenaga Medis maka


Puskesmas menyelenggarakan aktivitas sebagai berikut:
a. Setiap tenaga medis dan paramedis mempunyai kesempatan yang sama untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
b. Tenaga medis harus memberi masukan pada pimpinannya dalam
menyusun program pengembangan staf.
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas,fungsi wewenang dan
tanggung jawabnya.
d. Melakukan analisa kebutuhan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan bagi
tenaga medis dan para medis.
e. Tenaga medis dan para medis difasilitasi untuk mengikuti program yang di
adakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan
berkelanjutan.
f. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik ,magang
dan penelitian tentang pelayanan kesehatan di puskesmas.
BAB III
STANDAR FASILITAS

Sarana adalah suatu tempat ,fasilitas dan peralatan yang langsung terkait
dengan Pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat ,fasilitas dan peralatan
yang secara tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya
mendukung Pelayanan klinik puskesmas diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai.

A.DENAH RUANG LABORATORIUM

Pintu Masuk
Kulkas Meja kerja dari bahan cor
Kulkas Reagent wastafel
Reagent
Wastafel

Kursi
Kursi Kursi Meja
pasie
Meja Penerimaan Kerja
Pasien/pengambil
dari
an sampel
bahan

Kursi cor

Meja
Petugas Kursi

Wastafel
Pintu Ke Wc Almari Almari

KETERANGAN :
a. Luas ruangan 4 x 6 m²
b. Ruangan kering dan tidak lembab
c. Memiliki ventilasi yang cukup
d. Memiliki cahaya yang cukup
e. Lantai terbuat dari keramik
f. Dinding dicat warna cerah
g. Ruang berAC
B.STANDAR FASILITAS
1. PERLENGKAPAN
a. Meja pemeriksaan dan pengambilan sampel
b. Meja kerja petugas
c. Kursi Petugas
d. Kursi pasien
e. Wastafel
f. Tempat sampah 3 ( Medis 2 dan non medis 1 )
g. Almari reagen
h. Almari Alat
i. Papan data

2. PERALATAN
Persyaratan Peralatan Laboratorium Sesuai Permenkes 75 tahun 2014

Permenkes 75 2014
JUMLAH
JUMLAH
YANG
NO JENIS PERALATAN SATUAN MINIMUM
ADA
WAJIB ADA
(2019)

1. Batang Pengaduk buah 3 3


2. Beker, Gelas buah 3 4
3. Botol Pencuci buah 1 1
4. Corong Kaca (5 cm) buah 3 2
5. Erlenmeyer, Gelas buah 2 4
6. Fotometer buah 1 2
7. Gelas Pengukur (100 cc) buah 1 2
8. Gelas Pengukur (16 Oz / 500 ml) buah 1 1
9. Hematology Analizer (HA) 1 1
Hemositometer Set /Alat Hitung
10. set 1
Manual 2
11. Lemari Es buah 1 1
12. Mikroskop Binokuler buah 1 1
13. Pipet Mikro 5-50, 100-200, 500-1000 ul buah 1 1
14. Pipet Berskala (Vol 1 cc) buah 3 0
15. Pipet Berskala (Vol 10 cc) buah 3 0
16. Pipet Tetes (Pipet Pasteur) buah 12 50
sesuai
17. Pot Spesimen Dahak Mulut Lebar ADA
kebutuhan
sesuai
18. Pot Spesimen Urine (Mulut Lebar) 0
kebutuhan
19. Rotator Plate buah 1 0

20. Sentrifuse Listrik buah 1 2

21. Sentrifuse Mikrohematokrit buah 1 0


22. Tip Pipet (Kuning dan Biru) buah 3 100
sesuai
23. Tabung Kapiler Mikrohematokrit 0
kebutuhan
sesuai
24. Tabung Reaksi (12 mm) ADA
kebutuhan
Tabung Reaksi dengan tutup karet
25. buah 12 2
gabus
26. Tabung Sentrifus Tanpa Skala buah 6 20
27. Telly Counter buah 1 1

28. Termometer 0 – 50° Celcius buah 1 0


Urinometer (Alat Pengukur Berat Jenis
29. buah 1 0
Urine)
30. Wadah Aquades buah 1 0
Westergren Set (Tabung Laju Endap 12
31. buah 3
Darah)
sesuai
32. Blood Lancet dengan Autoklik buah
kebutuhan
sesuai
33. Kawat Asbes buah
kebutuhan
sesuai
34. Kertas Lakmus buku
kebutuhan
sesuai
35. Kertas Saring lembar
kebutuhan
sesuai
36. Kaca Objek kotak
kebutuhan
sesuai
37. Kaca Penutup (Dek Glass) kotak
kebutuhan
38. Penghisap Karet (Aspirator) buah 3
39 Kaki Tiga buah 1
40. Lampu Spiritus buah 1
41. Pembendung buah 1
42. Penjepit Tabung dari Kayu buah 2
43. Pensil Kaca buah 1
44. Pemanas/Penangas dengan Air buah 1
45. Rak Pengering buah 1
46. Rak Pewarna Kaca Preparat buah 1
47. Rak Tabung Reaksi buah 1
48. Stopwatch buah 1
49. Sengkelit / Ose buah 3
50. Sikat Tabung Reaksi buah 1
51. Timer buah 1
52. Kursi Kerja buah 2
53. Lemari Peralatan buah 1
54. Meja Tulis ½ biro buah 1
sesuai
55. Buku register pelayanan buah
kebutuhan
sesuai
56. Formulir Informed Consent lembar
kebutuhan
Formulir Permintaan Pemeriksaan sesuai
57. lembar
Laboratorium kebutuhan

58 Formulir Hasil Pemeriksaan laboratorium


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN

Upaya Pelayanan Kesehatan Umum di Indonesia dilaksanakan baik oleh


pemerintah maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan umum yang dilaksanakan
oleh pemerintah selama ini mengacu pada pendekatan level of care (kebijakan
WHO) yaitu tindakan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif yang merumuskan
pelayanan kesehatan berjenjang untuk memberikan pelayanan yang menyeluruh
dikaitkan dengan sumber daya yang ada.

B. METODE
ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN

PASIEN PENDAFTARAN 1.POLI UMUM


2. POLI GIGI
3.POLI KIA/ KB
4.POLI LANSIA
5.UGD
6.PKPR
7.POLI ANAK

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

PEMBAYARAN
/ KASIR

KEMBALI KE PENGAMBILAN
POLI HASIL LAB
PENGIRIM

Keterangan :
1. Pasien datang dari pendaftaran ( loket ) diterima oleh petugas poli (Poli Gigi, Poli
Lansia, Poli Umum, Poli KIA, Rawat Inap, IGD )
2. Petugas poli mengirim pasien beserta blangko rujukan ke Laboratorium
3. Petugas Laboratorium Mengerjakan Pemeriksaan Lab sesuai Blangko Rujukan
Laboratorium.
4. Pasien membayar biaya pemeriksaan Lab ke Kasir.
5. Pasien datang lagi ke Lab untuk mengambil hasil Lab dengan menunjukkan kwitansi
pembayaran.
6. Pasien kembali lagi ke Poli Pengirim untuk mendapatkan tindakan selanjutnya.

C. LANGKAH KEGIATAN
1) KEMAMPUAN PELAYANAN
Kemampuan pelayanan Laboratorium Puskesmas Selayo melakukan pemeriksaan
meliputi :

I .Pemeriksaan Hematologi:

1.Pemeriksaan Haemoglobin
(Hemosmart dan Hemocromax )
2. Pemeriksaan hitung jumlah leukosit
3. Pemeriksaan hitung jenis leukosit.
4. Pemeriksaan laju endap darah
5. Pemeriksaan trombosit
6. Pemeriksaan hitung jumlah eritrosit
7. Pemeriksaan golongan darah
8. Darah Rutine
9. Darah Lengkap

II.Kimia klinik
a.Fotometer
1. Pemeriksaan gula darah nuchter
2. Pemeriksaan total cholesterol
3. Pemeriksaan asam urat
b.POCT ( Easy Toch dan Benechek )
1. Pemeriksaan Gula Darah
2. Pemeriksaan Total Cholesterol
3. Pemeriksaan asam Urat
III.Pemeriksaan Urinalisa :

1. Makroskopis
- Pemeriksaan
(bau,warna,kejernihan)
2. Mikroskopis
- Pemeriksaan sedimen urine
3. Pemeriksaan reduksi urine
4. Pemeriksaan protein urine
5. Pemeriksaan urine rutine
6. Pemeriksaan urine lengkap
7. Pemeriksaan billirubin
IV.Pemeriksaan Serologi :

1. Pemeriksaan Widal
2. Pemeriksaan rapid tes (HIV)
3. Pemeriksaan HbsAg
4. Pemeriksaan Sipilis
5. Plano tes (tes kehamilan

V.Pemeriksaan Parasitologi :

1. Pemeriksaan telur cacing

2. Pemeriksaan Malaria

VI.Pemeriksaan Mikrobiologi

2) SARANA DAN PRASARANA

Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan


kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara
holistic, komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya. Setiap Laboratorium Puskesmas harus diselenggarakan
secara baik dengan memenuhi criteria ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan
dan peralatan, kegiatan pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan mutu. (
Peratutan Menteri Kesehatan RI Nomor 37 Tahun 2012)
Laboratorium mempunyai peran sebagai penunjang dalam menegakkan diagnose
yang ingin ditegakkan oleh dokter dalam merawat pasiennya. Selain itu, laboratorium
mempunyai peran seperti uji penyaring secara laboratories sehat tidaknya seseorang
misalnya medical chek up. Juga berperan sebagai follow up atau pemantau hasil
pengobatan. Serta prognosis suatu penyakit . Sehubungan dengan hal tersebut,
pemeriksaan laboratorium hendaknya dilakukan sesuai dengan standart pelayanan
laboratorium sehingga menghasilkan pemeriksaan yang akurat. .( Workshop Plebotomi
Bagi Petugas Lab di Puskesmas, Dinkes Propinsi Tahun 2009)
Untuk melakukan pemeriksaan laboratorium diperlukan reagent, standart, bahan
control, air, media. Dasar pemilihan bahan laboratorium pada umumnya harus
mempertimbangkan kebutuhan, produksi pabrik yang telah dikenal, deskripsi lengkap
dari bahan atau produk, mempunyai masa kadaluarsa yang panjang, volume, mudah
diperoleh di pasaran, kelancaran dan kesinambungan pengadaan, pelayanan purna
jual.( Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar, Depkes RI Tahun 2004)
Untuk mendapatkan sampel darah pasien dilakukan dengan cara pengambilan
darah vena dan kapiler. Lokasi vena yang digunakan untuk tempat penusukan adalh 3
vena utama di lengan yaitu vena cevalika, vena mediana cubiti, dan vena mediana
basilica. Pada umumnya vena mediana cubiti merupakan pilihan karena terfiksasi baik
dan tidak bergerak saat ditusuk.

Sebelum melakukan pemeriksaan petugas harus menggunakan APD. APD


bertujuan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari resiko pejanan darah,
semua jenis cairan, kulit yang tidak utuh. APD ada beberapa jenis yaitu sarung tangan,
masker, kacamata, penutup kepala, jas laboratorium, sepatu pelindung. Tidak semua
alat pelindung diri dipakai tergantung tindakan dan kegiatan yang dikerjakan. Pada
plebotomi cukup menggunakan sarung tangan jas laboratorium.

Limbah plebotomi dipilah-pilah ketempat sampah medis (kapas bekas pakai dan
jarum suntik) dan nonmedis pembungkus jarum suntik. Tempat sampah harus diberi
kantong plastic tertutup, dibedakan sampah infeksius dan non infeksius. Sampah pada
kantong diberi label lalu dibakar. .( Workshop Plebotomi Bagi Petugas Lab di
Puskesmas, Dinkes Propinsi Tahun 2009)

Bahwa sebagai upaya pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi


pencemaran lingkungan adalah dengan meningkatnya penataan terhadap ketentuan-
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup. Dalam rangka
penataan terhadap peraturan perundang-undangan tersebut dapat dilakukan dengan
upaya kemitraan dengan badan usaha penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun.
Limbah adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau proses produksi. Limbah bahan
berbahaya dan beracun disingkat B3 adalah setiap limbah yang mengandung bahan
berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan atau
mencemarkan lingkungan hidup dan atau membahayakan keselamatan manusia.
Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan limbah B3 termasuk
penimbunan hasil pengolahan tersebut.( Keputusan Kepala Bapedal No 03 Tahun 1998)

Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai resiko baik yang berasal dari factor
fisik, biologi, kimia, ergonomic, dan psikososial dengan akibat dapat mengganggu
kesehatan dan keselamatan petugas laboratorium serta lingkungannya. Untuk itu perlu
dilakukan manajemen K3 yang meliputi identifikasi, perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, melaksanakan upaya perbaikan. ( Pedoman Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Laboratorium Kesehatan, Depkes RI Tahun 2003)

Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang


ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium.
Pemantapan mutu ada 2 macam yaitu Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan
Mutu Ekternal. Pemantapan Mutu Internal meliputi persiapan pasien, pengambilan dan
pengolahan spesimen, kalibrasi alat.Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang
diselenggarakan secara periodic oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan
untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan
tertentu. ( Pedoman Laboratorium Yang Benar, Depkes RI Tahun 2004.

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di UPT Puskesmas Selayo meliputi:


a. Darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan hemoglobin, leukosit, trombosit, erytrosit,
hematokrit, hitung jenis. Ada beberapa cara pemeriksaan darah lengkap yaitu
cara manual dan cara menggunakan alat auto analyzer. Alat ini menggunakan
sampel darah segar dengan langkah-langkah sebagai berikut. Langkah pertama
menekan tombol WB dilanjutkan dengan menekan tombol sampel ID. Kemudian
menekan tombol enter memasang tempat sampel, menhomogenkan sampel
kemudian sampel ditaruh di tempat sampel, tutup tempat sampel lalu tekan
tombol RUN ( Buku Manual alat poch-100i Sysmex)

b. Waktu Pembekuan
Dengan test ini ditentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk
membeku, hasilnya menjadi ukuran aktifitas fakto-faktor koagulasi darah,
terutama factor-faktor yang membentuk tromboplastin dan factor yang berasal
dari trombosit. Selain itu kadar fibrinogen berpengaruh juga.
Ujung jari dibersihkan dengan alcohol 70% kemudian ditusuk dengan lancet.
Stopwatch mulai dijalankan saat darah mulai keluar. Setelah itu darah yang
keluar dihisap dengan tabung mikrokapiler lalu setiap 30 detik tabung dipatahkan
sampai terlihat adanya benang fibrin.( Petunjuk Praktikum Laboratorium,
Gandhasoebrata Tahun 1984)

c. Waktu Perdarahan
Pemeriksaan ini untuk menilai factor-faktor hemostasis yang letaknya
ekstravaskuler, tetapi keadaan dinding kapiler dan jumlah trombosit juga
berpengaruh. Anak daun telinga yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas
alcohol 70% dan biarkan kering. Pinggir anak daun telinga ditusuk dengan
lancet. Jika terlihat darah mulai keluar maka stopwatch mulai dijalankan. Darah
dihisap dengan tissue setiap 30 detik dan hentikan stopwatch pada waktu darah
tidak keluar lagi. .( Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun
1984)
d. Pemeriksaan urin
Jenis urine yang diperlukan ada 2 yaitu urin sewaktu dan urin pagi. Urine
sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan
sedangkan urin pagi adalah urin yang dikeluarkan pertama-tama pada pagi hari
setelah bangun tidur. Pemeriksaan urin dapat digunakan untuk pemeriksaan test
kehamilan dan pemeriksaan urin rutin.

Tempat urin harus bermulut lebar tertutup, bersih, kering, dan diberi
label.Volume urin yang ditampung kurang lebih 20 ml. Pemeriksaan urin meliputi
makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan makroskopis meliputi warna,
kejernihan, berat jenis, bilirubin, reduksi, protein, keton, urobilinogen. Sedangkan
pemeriksaan mikroskopis berupa pemeriksaan sediment urine dimana
pemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan centrifuge terhadap urin kemudian
sediment diperiksa di bawah mikroskop.( Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas, Departemen Kesehatan RI Tahun 1991)

e. Pemeriksaan faeces
Pemeriksaan faeces ini bertujuan untuk mengetahui adanya cacing, telur cacing,
parasit, dan lain-lain. Faeces untuk pemeriksaan sebaiknya berasal dari defekasi
spontan. Untuk pemeriksaanbiasa dipakai faeces sewaktu, jarang diperlukan
faeces 24 jam untuk pemeriksaa. Wadah harus bermulut lebar bersih dan tidak
mudah pecah. Jika memeriksa faeces pilihlah bagian yang kemungkinan besar
menemui adanya kelainan , umpamanya bagian yang bercampur dengan lender
ataupun darah. Pemeriksaan faeces meliputi pemeriksaan makroskopis dan
mikroskopis. Makroskopis meliputi warna, bau, konsistensi, lender, darah.
Sedangkan pemeriksaan mikroskopis menggunakan larutan PZ lalu diamati di
bawah mikroskop.( Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun
1984)

f. Pemeriksaan BTA Kusta


Penyakit kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium Leprae yang terutama menyerang syaraf tepi, kulit dan
organ tubuh lain kecuali susunan syaraf pusat. Kusta mempunyai masa inkubasi
2-5 tahun, akan tetapi dapat juga bertahun-tahun. Secara teoritis penularan ini
dapat terjadi dengan cara kontak yang erat dan lam dengan penderita.( Modul
Pelatihan Program P2 Kusta, Subdirektorat Kusta dan Frambusia)
Cara pengambilan sediaan yaitu bagian yang akan diambil dibersihkan
dengan kapas alcohol 70%. Bagian tersebut dijepit dengan dua jari lalu disayat
sepanjang 0,5 cm dan sedalam 2 mm. Lalu cairan yang keluar dibuat apusan lalu
dicat dengan cat Ziehl Nielsen. Setelah kering diamati di bawah mikroskop.(
Modul Pelatihan Skean Smear UPT RS. Kusta Kediri).
g. Pemeriksaan HIV
Penyakit HIV di Indonesia semakin lama jumlah penderitanya semakin
meningkat. Untuk itu perlu dilakukan penjaringan di tingkat Puskesmas seperti
para penderita TB dan ibu hamil. Adapun pemeriksaan HIV menggunakan
sampel serum dengan cara diteteskan pada rapid test sebanyak 10 ul. Kemudian
ditambah 4 tetes reagent lalu ditunggu 10-20 menit untuk membaca hasilnya (
Lembar prosedur pada box kemasan reagent)

h. Pemeriksaan BTA Paru


Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
mycobacterium tuberculosis. Sebagian TBC menyerang paru, tetapi dapat juga
menyerang organ tubuh yang lain. Cara penularan TBC adalah melalui percikan
atau droplet. Cara pemeriksaan BTA ini adalah dengan membuat hapusan dahak
dengan ukuran 2x3 cm. Kemudian hapusan ini dicat dengan reagent Ziehl
Nielsen lalu diamati di bawah mikroskop. ( Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis, Depkes RI Tahun 2005)

i. Widal
Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya
penyakit typus. Pemeriksaan ini dilakukan jika pasien sudah mengalami panas 3-
4 hari. Sampel dari pemeriksaan ini adalah serum atau plasma. Serum
diteteskan sebanyak 4 tetes di tempat terpisah di atas kaca obyek. Kepada
masing-masing tetesan serum ditambah reagent typho O, typhi H, paratyphi A,
paratyphi B. Dilakukan pencampuran lalu digoyangkan dan diamati adanya
aglutinasi di bawah mikroskop.( Petunjuk Praktikum Laboratorium,
Gandhasoebrata Tahun 1984)

j. Pemeriksaan kimia klinik( Gula Darah, Asam Urat, Cholesterol)


1. Pemeriksaan kimia klinik dilakukan dengan alat stik dengan menggunakan
darah segar. Darah diteteskan pada stik yang telah disiapkan pada alat.
Setelah itu ditunggu beberapa menit kemudian hasil akan muncul pada layar
alat.

2. Fotometer

Sampel yang diambil adalah dari darah vena,kemudian darah dicentrifuge,di

pisahkan serum dengan plasmanya,kemudian serum di gunakan untuk

pemeriksaan sampel yang diminta dari poli rujukan,sampel diperiksa dengan

alat fotometer.
k. Malaria
Pemeriksaan malaria adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi
adanya parasit penyebab malaria dalam sediaan darah tepi. Parasit malaria ada
4 macam yaitu plasmodium falciparum, plasmodium malariae, plasmodium vivax,
plasmodium ovale. Lokasi pengambilan darah pada orang dewasa adalah pada
ujung jari tengah atau ujung jari manis, seangkan pada orang dewasa dan anak
kecil adalah pada bagian tumit atau ibu jari kaki. Setelah dilakukan penusukan
maka darah diteteskan pada kaca obyek setelah itu dibuat hapusan.. Kemudian
setelah kering dilakukan pengecatan dengan pewarna wright giemsa. Setelah
kering diamati di bawah mikroskop. ( Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas, Depkes RI Tahun 1991)

l. Golongan Darah
Penetapan golongan darah adalah menentukan jenis aglutinogen yang ada
dalam sel, disamping itu juga dikenal jenis agglutinin yang ada dalam serum.
Darah diteteskan sebanyak 4 tetes pada kaca obyek di tempat yang berbeda.
Kemudian ke masing-masing tetesan darah ditetesi dengan antisera a, B, AB,
dan Anti D. Selanjutnya dicampur dan digoyang dan diamati adanya aglutinas.(
Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984)

Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga


kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam setelah hasil
diperoleh dengan acuan sebagai berikut:

a. Penetapan nilai ambang kritis:

NILAI AMBANG KRITIS


JENIS NILAI SATUA
NO PEMERIKSAAN NORMAL DI BAWAH DI ATAS NORMAL N
NORMAL
Gula Darah
1 Sewaktu ( 120 – 180 < 50  400 mg/dl
GDS )
Gula Darah Puasa
2 80 - 120 < 40  350 mg/dl
( GDP )
Gula Darah 2 jam
3 140 < 40  350 mg/dl
PP
L:3–7
4 Asam Urat P:2–6 <2  10 mg/dl

5 Cholesterol 200 < 60  350 mg/dl

L : 14 - 16
6 Hemoglobin (Hb) P : 12 - 14 <7  18 gr%
L : 40 - 48
7 Haematokrit P : 37 – 43 < 25  54 %
A : 33 – 38

8 Leuktosit 5000 - 10000 < 3500  12.500.000 mm3

9 Trombosit 150 - 250 ribu < 120 ribu  300 ribu mm3

L : 4.5 - 6 juta
10 Eritrosit < 3 juta  8 juta mm3
P : 4 - 5 juta
Hitung Jenis
11
Leukosit
L : 0 - 15 mm3 L < 10 L > 20
12 Laju Endap Darah /jam
P : 0 - 20 mm3 P < 15 P > 25

13 HIV NR

14 HbsAg NR

15 Sipilis NR
Protein Urine
16 Negatif
Reduksi Urine
17 Negatif
Widal
18 Negatif
Tes Kehamilan
19 Negatif
Malaria Negatif
20
Kecacingan Negatif
21

Lama nya pemeriksaan laboratorium telah di tentukan denga cara perhitungan per
pasien dan rapat kolaborasi dengan tiap poli.

b.Standar waktu penyerahan hasil pemeriksaan Laboratorium.

Waktu Target Waktu Keterangan


No Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan Penyerahan

1 Gula darah puasa 15 menit 18 menit - Waktu yang


2 Gula darah sewaktu 15 menit 18 menit dicantumkan
3 Gula darah 2 jam PP 15 menit 18 menit sudah siap untuk
4 Asam Urat 15 menit 18 menit kerja(sampel
5 Cholesterol 15 menit 18 menit sudah tersedia)
6 Gula darah puasa stik 3 menit 5 menit
7 Gula darah sewaktu stik 3 menit 5 menit -Rata-rata waktu
8 Gula darah 2 jam PP stik 3 menit 5 menit pemeriksaan
9 Asam Urat stik 3 menit 5 menit setiap pasien ± 1
10 Cholesterol stik 3 menit 5 menit jam
11 Haemoglobin 10 menit 13 meni -Khusus untuk
12 Haemotokrit 10 menit 13 menit pemeriksaan Cyto
13 Leukosit 15 menit 18 menit waktu
14 Trombosit 25 menit 30 menit pemeriksaannya
15 Hitung Jumlah Leukosit 20 menit 25 menit
adalah maksimal
16 Laju Endap Darah 25 menit 30 menit
30 menit
17 Golongan Darah 6 menit 8 menit
18 Darah lengkap 45 menit 50 menit
19 Darah rutine 30 menit 45 menit
20 Makroskopis Urine 5 menit 7 menit
21 Urine Lengkap 15 menit 18 menit
22 Urine Rutine 15 menit 18 menit
23 Bilirubine Urine 15 menit 18 menit
24 Protein Urine 5 menit 7 menit
25 Reduksi Urine 5 menit 7 menit
26 Widal 10 menit 13 menit
27 Tes Kehamilan 5 menit 7 menit
28 Rapid Tes HIV 10 menit 20 menit
29 Syphilis 10 menit 20 menit
30 HbsAg 10 menit 20 menit
31 Malaria 30 menit 35 menit
32 Kecacingan 10 menit 13 menit

.Saat memberikan hasil pemeriksaan ke pada pasien harus di sertai dengan nilai
normal pemeriksaan.
c.Nilai normal hasil pemeriksaan laboratorium

NO Nama Pemeriksaan Nilai normal

1. Gula darah puasa 70 – 120 mg/dl


2 Gula darah sewaktu 180 mg/dl
3 Gula darah 2 jam PP 140 mg/dl
4 Asam Urat L ( 3,4 7 ) P 2,4 – 7 ) mg/dl
5 Cholesterol  200

6 Gula darah puasa stik 70 – 120 mg/dl


7 Gula darah sewaktu stik 180 mg/dl
8 Gula darah 2 jam PP stik 140 mg/dl
9 Asam Urat stik L ( 3,4 7 ) P 2,4 – 7 ) mg/dl
10 Cholesterol stik  200

11 Haemoglobin L ( 14-16) P (12-14) Anak (10-16)


Bayi (12-25)
12 Haemotokrit L ( 40-48)% , P (37-43)%,
Anak- anak ( 33-38)%
13 Hitung jumlah Leukosit 5000 – 10.000 /mm3
14 Trombosit 150.000-250.0000/mm3
15 Hitung Jenis Leukosit Basofil (0-1) %,
Eosinofil (1-3)%
N Batang (2-6)%,
N Segmen (50-70)%
Limposit ( 20-40)%
Monosit (2-8)%
16 Laju Endap Darah L ( 0-15), P (0-20) mm3
17 Golongan Darah -
18 Darah lengkap Leukosi,Eritrosit,Haemoglobin,haemotokrit,MCH,MCV,MCHC,
Hitung Jenis Leukosit,PLT,RDW-SD,RDW-CV,PDW,MPV,P-LCR
19 Darah rutine HB : L 14 – 16 gr %
P 12 – 14 gr %
Hitung jumlah Leukosit : 5000 – 10.000 mm3
Hitung Jenis Leukosit : - Basofil (0-1) %,
- Eosinofil (1-3)%
-N Batang (2-6)%,
-N Segmen (50-70)%
-Limposit ( 20-40)%
-Monosit (2-8)%
Laju Endap Darah : L 1 jam / 15 mm3
P 1 jam / 20 mm3
20 Makroskopis Urine
21 Urine Lengkap Protein,Reduksi,Sedimen,Billirubin,Urobilinogen,PH
22 Urine Rutine Protein,Sedimen,Reduksi
23 Bilirubine Urine Negatif
24 Protein Urine Negatif
25 Reduksi Urine Negatif
26 Widal Negatif
27 Tes Kehamilan Negatif
28 Rapid Tes HIV NR
29 Syphilis NR
30 HbsAg NR
31 Malaria Negatif
32 Kecacingan Negatif

Nilai normal tersebut di dapat dari startkit tiap reagen dan juga dari rapat kolaborasi tiap
poli.

2) RUJUKAN
Jika Laboratorium tidak dapat melaksanakan Pemeriksaan Karena suatu hal ( Alat
Rusak, Listrik Mati, dll) maka darah akan dikirim ke Laboratorium Lain.

3) PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. PENCATATAN
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk evaluasi. Macam-macam
pencatatan antara lain :
a. Buku Hasil Pemeriksaan Laboratorium / Buku Register
b. Blanko Permintaan Pemeriksaan laboratorium
c. Blangko Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
d. Buku pencatatan suhu Kulkas
e. Buku pencantatan Suhu Ruangan
f. Buku Stok Reagent.
g. Buku catatan peralatan
h. Info concent

2. PELAPORAN
Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi
pencatan harian. Laporan triwulan, semesteran dan tahunan sesuai ketentuan yang
berlaku
Pelaporan untuk penyakit tertentu menggunakan formulir baku yang sudah
ditentukan oleh program.
B.Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium puskesmas selayo

PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK


UPT PUSKESMAS SELAYO
KECAMATAN KUBUNG
Jln. Raya Solok - Padang KM 03, Kode Pos 27446
Telp.(0755)22541 SMS/WA085264204422
Email:puskesmasselayo@gmail.com

FORMULIR PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM PUSKESMAS SELAYO


Dokter Pengirim : ……………………
Pasien : ……………………
No Register : .....................
Nama : .....................
Umur : ......................
Jenis Kelamin : ......................
Alamat : ......................

No JENIS PEMERIKSAAN No JENIS PEMERIKSAAN No JENIS PEMERIKSAAN


TINJA MIKROBIOLOGI &
HEMATOLOGI 1 □ Makroskopis PARASITOLOGI
- Konsistensi
1 □ Hemoglobin ( Hb ) - Warna 1 □ Mycobacterium
2 □ Hematokrit - Bau 2 □ Neisseria gonnorrhoeae
3 □ Hitung Eritrosit - Lendir 3 □ Trichomonas vaginalis
4 □ Hitung Trombosit - Darah 4 □ Candida albicans
5 □ Hitung Lekosit 2 □ Darah Samar 5 □ Bacterial vaginosis
6 □ Hitung Jenis Lekosit 3 □ Mikroskopis 6 □ Malaria
7 □ Laju Endap Darah - Telur Cacing 7 □ Microfilaria
8 □ Masa Perdarahan - Amuba 8 □ Jamur Permukaan
9 □ Masa Pembekuan - Eritrosit 9 □ Sputum BTA
- Leukosit
URINALISA - Sisa Makanan IMUNOLOGI
1 □ Tes Kehamilan
1 □ Makroskopis KIMIA KLINIK 2 □ Golongan darah
- Warna 1 □ Gula Darah Nuchter 3 □ WIDAL
- Kejernihan □ 2 Jam PP 4 □ VDRL
- Bahu □ Random 5 □ HBsAg
- Volume 2 □ Protein 6 □ Anti HIV
2 □ PH 3 □ Albumin 7 □ Antigen / Antibody Dengue
3 □ Berat Jenis 4 □ Bilirubin Total
4 □ Protein 5 □ Bilirubin Direk
5 □ Glukosa 6 □ SGOT □ Lain-lain :
6 □ Blirubin 7 □ SGPT
7 □ Urobilinogen 8 □ Alkali Fostafase
8 □ Keton 9 □ Asam Urat
9 □ Nitrit 10 □ Ureum / BUN
10 □ Lekosit 11 □ Kreatinin
11 □ Eritrosit 12 □ Trigliserida
12 □ Sedimen 13 □ Kolesterol Total
14 □ Kolesterol HDL
15 □ Kolesterol LDL

Salayo,……………………………………
Pemeriksa

(……………………………………….)
PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK
UPT PUSKESMAS SELAYO
KECAMATAN KUBUNG
Jln Raya Solok - Padang Km 3 Kode Pos 27346
Telp ( 0755 ) 22541SMS/WA085264204422
Email:puskesmasselayo@gmail.com

FORMULIR HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Dokter Pengirim : ……………………


No Register : ..................... Spesimen
Nama : ..................... Jenis : ..............
Umur : ...................... Asal bahan : ...............
Jenis Kelamin : ...................... Tgl/jam pengambilan sp : ..........................
Alamat : ...................... Tgl/jam Pemeriksaan : ..........................
No JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN No JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN No JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
TINJA
MIKROBIOLOGI &
HEMATOLOGI 1 □ Makroskopis PARASITOLOGI
- Konsistensi
1 □ Hemoglobin ( Hb ) (P.14-18, W.12-16) gr/ml - Warna 1 □ Mycobacterium
2 □ Hematokrit (P.40-54, W.37-47) % - Bau 2 □ Neisseria gonnorrhoeae
3 □ Hitung Eritrosit (P.4,5-6,6 juta, W.3,8-5,8 juta) mm3 - Lendir 3 □ Trichomonas vaginalis
4 □ Hitung Trombosit (150-450 ribu)/ mm - Darah 4 □ Candida albicans
5 □ Hitung Lekosit (5-10 ribu) /mm 2 □ Darah Samar 5 □ Bacterial vaginosis
6 □ Hitung Jenis Lekosit 3 □ Mikroskopis 6 □ Malaria
7 □ Laju Endap Darah (P.0-15, W.0-20)/ jam - Telur Cacing 7 □ Microfilaria
8 □ Masa Perdarahan - Amuba 8 □ Jamur Permukaan
9 □ Masa Pembekuan - Eritrosit 9 □ Sputum BTA S:
- Leukosit P:
URINALISA - Sisa Makanan S:

1 □ Makroskopis KIMIA KLINIK IMUNOLOGI


- Warna 1 □ Gula Darah Nuchter (70-110)mg/dl 1 □ Tes Kehamilan
- Kejernihan □ 2 Jam PP (140) mg/dl 2 □ Golongan darah
- Bahu □ Random (180) mg/dl 3 □ WIDAL Sty H :
- Volume 2 □ Protein (6,6-8,7)gr/ml Sty O :
2 □ PH 3 □ Albumin (3,5-5,0) gr/ml 4 □ VDRL
3 □ Berat Jenis 4 □ Bilirubin Total (≤ -0,1) mg/dl 5 □ HBsAg
4 □ Protein 5 □ Bilirubin Direk (≤ -0,25) mg/dl 6 □ Anti HIV
5 □ Glukosa 6 □ SGOT (< 40) U/L 7 □ Antigen / Antibody Dengue
6 □ Blirubin 7 □ SGPT (< 38) U/L
7 □ Urobilinogen 8 □ Alkali Fostafase (DWS 91-258) U/L
8 □ Keton 9 □ Asam Urat (W ≤ 6, P ≤ 7) mg/dl □ Lain-lain :
9 □ Nitrit 10 □ Ureum / BUN (10-50) mg/dl
10 □ Lekosit 11 □ Kreatinin (0,6-1,4) mg/dl
11 □ Eritrosit 12 □ Trigliserida (60-150) mg/dl
12 □ Sedimen 13 □ Kolesterol Total (150-200) mg/dl
14 □ Kolesterol HDL (35-75) mg/dl
15 □ Kolesterol LDL (<150) mg/dl

Salayo,……………………………………
Dokter, Penanggung Jawab Pemeriksa

(……………………………………….) (……………………………………….)
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
PEMBERIAN INFORMASI
Petugas Pelaksana Tindakan
Pemberi Informasi
Penerima Informasi/ Pemberi Persetujuan *
JENIS INFORMASI ISI INFORMASI TANDA (√)
1 Diagnosis
2 Tindakan Kedokteran
3 Indikasi Tindakan
4 Tata Cara
5 Tujuan
6 Komplikasi
Lain-lain
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerangkan hal-hal di atas secara benar dan Tanda tangan
jelas dan memberikan kesempatan untuk bertanya dan / atau berdiskusi
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerima informasi sebagaimana di atas yang Tanda tangan
saya beri tanda / paraf di kolom kanannya, dan telah memahaminya
*Bila pasien tidak kompeten dan tidak mau menerima informasi, maka penerima informasi adalah wali
atau keluarga dekat
PERSETUJUAN/PENOLAKAN TINDAKAN MEDIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya, nama ........................................................................................... ,

umur tahun, laki-laki / perempuan*, alamat ....................................................................................

.......................................................................................................................................................................

dengan ini menyatakan persetujuan untuk dilakukan tindakan ...................................................................

............................................................................... , terhadap saya / ................................................... saya*

bernama ..................................................................................... umur ............ tahun, laki-laki / perempuan

alamat ............................................................................................................................................................

Saya memahami perlunya dan manfaat tindakan tersebut sebagaimana telah dijelaskan seperti di atas
kepada saya, termasuk risiko dan komplikasi yang mungkin timbul.

Saya juga menyadari bahwa oleh karena ilmu kedokteran bukanlah ilmu pasti, maka keberhasilan tindakan
kedokteran bukanlah keniscayaan, melainkan sangat bergantung kepada izin Tuhan Yang Maha Esa..

...................................... , tanggal .................................., pukul ..........................

Yang menyatakan* Saksi

( ) ( ) ( )
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Selayo


direncanakan dalam POA, permintaan obat dan bahan habis pakai dan lokmin bulanan.
Pengadaan logistik berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan peengadaan sendiri
dari puskesmas

Untuk yang pengadaan yang lewat Dianas Kesehatan, Puskesmas setiap tahun
membuat pengajuan logistik yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas tinggal menunggu
logistik datang dari Dinas Kesehatan,dan yang pengadaan sendiri di terima dari
pengelola aset dan gudang farmasi puskesmas.

Daftar logistik Laboratorium di UPT Puskesmas Selayo


No Jenis Pemeriksaan Reagen

1. Gula darah puasa GOD Pap

2 Gula darah sewaktu GOD Pap

3 Gula darah 2 jam PP GOD Pap

4 Asam Urat GOD asam urat

5 Cholesterol GOD Choleterol

6 Gula darah puasa stik Stik gula darah

7 Gula darah sewaktu stik Stik gula darah

8 Gula darah 2 jam PP stik Stik gula darah

9 Asam Urat stik Stik asam urat

10 Cholesterol stik Stik cholesterol

11 Haemoglobin Haemosmart

12 Haemotokrit Haemosmart

13 Hitung Jenis Leukosit Larutan Metanol dan Giemsa

14 Trombosit Larutan Amonium Oxalat

15 Hitung Jumlah Leukosit Larutan Turk

16 Laju Endap Darah Nacl 0,6 %

17 Golongan Darah Antisera A,B,O,AB

18 Darah lengkap Reagen Haemaologi Analizer

20 Makroskopis Urine

21 Urine Lengkap Reagen UA-11


22 Urine Rutine Benedict,As acetat,

23 Bilirubine Urine Bacl2 10% dan Fauchet

24 Protein Urine Asam Acetat

25 Reduksi Urine Larutan Benedict

26 Widal Salmonella Typhy H dan O

27 Tes Kehamilan Stik plano tes

28 Rapid Tes HIV Stik HIV

29 Syphilis Stik Sypilis

30 HbsAg HbsAg

31 Malaria Malaria

32 Kecacingan Eosin
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong


perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang
bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus
berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.

Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran-


sasaran keselamatan pasien. Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada
tabel berikut ini:

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 100%

2. Peningkatan komunikasi efektif 100%

3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien 100%

4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan 100%


keperawatan

5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di Puskesmas ≥75%

6. Tidak terjadinya pasien jatuh 100%

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien


Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur, nomor rekam
medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pemberian obat,
pengambilan spesimen atau pemberian tindakan

2. Peningkatan komunikasi efektif

Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi
yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang
diberikan melalui telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan
kembali hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk
melaporkan hasil pemeriksaan segera/ cito.

3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien


Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan
identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilayani oleh
bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi jumlah seluruh pasien
yang mendapat pelayanan obat.

4. Tidak terjadi kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan


Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang akan
mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian prosedur.

5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di puskesmas


Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Kauman wajib menjaga
kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah dengan menggunakan sabun
dan air mengalir. Tujuh langkah cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada
lima keadaan, yaitu:
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Setelah kontak dengan pasien
c. Sebelum tindakan aseptik
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

6. Tidak terjadinya pasien jatuh


Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas Kauman dilakukan pengkajian terhadap
kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan terjadinya pasien
jatuh dilakukan dengan cara:
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien yang
beresiko jatuh dengan memberi tanda pada pintu ruang rawat inap.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan lingkungan
yang aman.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas paramedic dan petugas medis dalam
memberikan pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit
dimana di puskesmas banyak kasus –kasus penyakit menular misal; TBC ,Kusta
,hepatitis, HIV AIDS dan penyakit yang disebabkan virus lainya. maka petugas dalam
melaksanakan pelayanan diwajibkan memperhatikaan keamanan diri dengan
pemakaian Alat Perlindungan Diri (APD) yaitu menggunakan masker ,sarung tangan, jas
kerja laboratorium, kacamata pelindung. Dan selalu melakukan cuci tangan sebelum
dan setelah melaksanakan kegiatan atau pelayanan.

PEMAKAIAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)


Pemeriksaan Tindakan SCalling Tindakan tanpa
Perlukaan perlukaan

Sanitasi tangan Ya Ya ya ya

Sarung tangan Ya Ya ya ya

Jas Laboratorium Ya Ya Ya ya

Masker Ya Ya ya ya

Kaca mata tidak Penilaian ya tidak


pelindung resiko

Sterilisasi Alat:

 Mencuci alat dengan larutan Chlorin 5%

 Penyemprotan/ oles alcohol pada alat yg akan digunakan

 Sterilisator listrik setiap selesai pelayanan, dan alat2 dari stainless/ metal yg sudah di
sterilisasi dibiarkan di dalam sterilisator sampai besoknya, sehingga pemakaian alat alat
sudah siap dipergunakan esoknya.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan di Laboratorium


perlu diperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi resiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan resiko terhadap pasien harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Pengendalian mutu pelayanan klinis merupakan kegiatan untuk mencegah
terjadinya masalah terkait pelayanan pengobatan atau mencegah terjadinya kesalahan
pengobatan / medikasi (medication error), yang bertujuan untuk keselamatan pasien.
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan sebagai berikut:
a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
ketersediaan dana, dan Standar Operasional Prosedur.
b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.
c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon dan
tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program pengendalian
mutu pelayanan klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi untuk
peningkatan mutu standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja(membandingkan
antara capaian dengan rencana kerja)
2. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu:
1. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar
2. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung untuk
memastikan bahwa aktifitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring
dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis yang melakukan proses. Aktifitas
monitoring perlu direncanakan untuk mengoptimalkan hasil pemantauan.
Contoh ; monitoring pelayanan pasien, monitoring kinerja tenaga kesehatan
Sedangkan untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan pelayanan klinis, dilakukan
evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperoleh melalui
metode berdasarkan waktu, cara dan teknik pengambilan data.
Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:
a. Retrospektif
Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.
Contoh : survey kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.
b. Prospektif
Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan.
Contoh : waktu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:
a. Langsung (data primer);
Data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data.
Contoh: survey kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan kilnis
b. Tidak langsung (data sekunder);
Data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung
Contoh: catatan riwayat penyakit yang lalu

Cara pengambilan data :


a. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
Contoh : survey kepuasan pelanggan.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktifitas atau proses dengan menggunakan
ceklist atau perekaman.

Pelaksanaan evaluasi terdiri atas :


a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan dengan
pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan kinerja
yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan dengan menyempurnakan
kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi,
menyempurnakan pelayanan klinis secara sistematis.
Terdapat 2 macam audit, yaitu:
1. Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan klinis, meliputi
prosedur yang digunakan untuk pelayanan, penggunaan sumber daya, hasil
yang didapat dan kualitas hidup pasien. Audit klinis dikaitkan dengan
pengobatan berbasis bukti.
2. Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan klinis oleh seluruh tenaga medis
dan paramedis terkait dengan pencapaian sasaran yang disepakati, penggunaan
sumber daya dan hasil yang diperoleh.
Contoh : audit pelaksanaan system manajemen mutu
b. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan pelayanan
klinis tanpa dibandingkan dengan standar.
Contoh : kajian penggunaan antibiotika.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Selayo ini digunakan sebagai


acuan pelaksanaan pelayanan Laboratorium di UPT Puskesmas Selayo. Untuk
keberhasilan pelaksanaan Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Selayo
diperlukan komitmen dan kerja sama semua pihak.
Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan Laboratorium di UPT Puskesmas Selayo
semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012.


2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013.
3. Panduan Mikroskopis Tubercolosis Untuk Program Tuberculosis
4. Panduan Petugas Laboratorium Tubercolosis Di Unit Pelayanan Kesehatann
5. Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium Kesehatan, Depkes RI
Tahun 2003
6. Buku Workshop Plebotomi Bagi Petugas Laboratorium di Puskesmas, Dinkes
Propinsi Tahun 2009
7. Buku Manual Alat poch-100i SYSMEX
8. Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984
9. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Depkes RI Tahun 1991
10. Modul Pelatihan Program P2 Kusta, Subdirektorat Kusta dan Frambusia
11. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Depkes RI Tahun 2005
12. Panduan Modul Pelatihan Tenaga Laboratorium Di Puskesmas Buku I
13. Panduan Modul Pelatihan Tenaga Labratorium Di Puskesmas Buku II

Anda mungkin juga menyukai