Anda di halaman 1dari 28

PEDOMAN PELAYANAN

LABORATORIUM

PUSKESMAS RAWAT INAP KETAPANG


DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Rawat Inap

Ketapang Kabupaten Lampung Utara pada Tahun 2021 ini mendapat kesempatan

untuk melaksanakan akreditasi.

Akreditasi bagi Puskesmas Rawat Inap Ketapang Kabupaten Lampung

Utara sangatlah penting untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi

pasien serta masyarakat. Untuk menunjang pelaksanaan akreditasi di Puskesmas

Rawat Inap Ketapang Kabupaten Lampung Utara maka diperlukan pedoman

pelayanan di Puskesmas Rawat Inap Ketapang.

Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini ndapat member

manfaat dan bagi Puskesmas Rawat Inap Ketapang, sehingga akreditasi di

Puskesmas Rawat Inap Ketapang Kabupaten Lampung Utara berjalan lancar dan

menjadi Puskesmas yang lebih baik.

KEPALA UPTD PUSKESMAS


RAWAT INAP KETAPANG,

Hi. Ardi Mahardian, S.Kep,Ns


Penata Tk 1
NIP : 198307012006041002
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah UPTD Kesehatan Kabupaten / Kota yang


bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Puskesmas Rawat Inap Ketapang adalah salah satu dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara dengan wilayah kerja yang
mencakup 11 desa.

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas


Rawat Inap Ketapang adalah

“Menjadi Puskesmas dengan Pelayanan Prima menuju Masyarakat Sungkai


Selatan yang Sehat Mandiri”

Untuk mewujudkan visi tersebut maka Pelayanan Medis di


Puskesmas Rawat Inap Ketapang dilengkapi dengan Laboratorium Klinik
yang dilengkapi dengan Alat yang canggih. Guna menunjang keakuratan
hasil maka Laboratorium rutin melakukan perawatan alat. Hal ini tentunya
akan menjamin hasil pemeriksaan yang akurat dan terpercaya guna
menjamin tepatnya diagnosa penyakit. Tidak ketinggalan Laboratorium
Puskesmas Rawat Inap Ketapang melakukan Pemantapan Mutu External
(PME) dan Pemantapan Mutu Internal (PMI).

Dalam melaksanakan pelayanan Laboratorium di Puskesmas, supaya


dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka
Puskesmas Rawat Inap Ketapang menyusun PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM PUSKESMAS RAWAT INAP KETAPANG.

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan Laboratorium yang bermutu di Puskesmas
Rawat Inap Ketapang.
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
berdasarkan hasil Pemeriksaan Laboratorium yang akurat di Puskesmas
Rawat Inap Ketapang.

C. SASARAN
Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait,
yaitu :Tenaga Pelaksana di Puskesmas
D. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Pelayanan poli umum di Puskesmas Rawat Inap Ketapang secara
garis besar meliputi empat kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat promotif,
prefentif, kuratif dan rehabilitative. Untuk menunjang hal tersebut maka
Pelayanan Laboratorium sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosa
penyakit.

E. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium puskesmas Rawat Inap Ketapang beroprasi setiap hari
kerja mulai pukul 8 hingga pukul 14.30 WIB,untuk hari Senin hingga Kamis
dan untuk hari Jumat hingga pukul 11.30 WIB dan untuk hari Sabtu hingga
pukul 13.00 WIB
Laboratorium puskesmas Rawat Inap Ketapang dapat mengerjakan
pemeriksaan sebagai berikut
1. Darah Lengkap
2. Widal
3. Gula Darah
3. Asam Urat
4. Cholesterol
5. Urine Lengkap
6. Bta Sputum
7. Golongan Darah
8. Anti-HIV
9. Syphilis
10. HbSAg

F. LANDASAN HUKUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
75 TAHUN 2015 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
(PUSKESMAS).
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan
pelayanan Laboratorium di Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia
yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya. Pola ketenagaan minimal
harus dimiliki oleh Puskesmas. Adapun tenaga di laboratorium Puskesmas
Rawat Inap Ketapang sebagai berikut :

No JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH


1 PENANGGUNG JAWAB Sarjana Kesehatan 1
Masyarakat
2 PELAKSANA D III Analis 1
Kesehatan

JUMLAH 2

Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan TUPOKSI


yang sesuai kompetensinya.
1. Penanggung jawab Laboratorium di Puskesmas mempunyai tugas:
a. Menyusun program kerja untuk menunjang keakuratan hasil
dalam hal ini PME, PMI, perawatan alat, Kalibrasi Alat,
Pemenuhan reagent, dll
b. Memonitor setiap pelaksanaan program kerja.
c. Bertanggung jawab terhadap hasil Laboratorium.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Tenaga Medis di Laboratorium bertugas di Ruang Laboratorium dan
ditempat pelayanan lain bila ditugaskan oleh Kepala Puskesmas.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
PELAYANAN LABORATORIUM

KEPALA PUSKESMAS
Hi. Ardi Mahardian, S.Kep. Ns.

PENANGGUNG JAWAB UKP


dr. Nida Choeirunnisa

PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN LABORATORIUM

Jannati Amanati, SKM

PELAKSANA PELAYANAN
LABORATORIUM

Laboratorium : Vera Pujiati, Amd. AK

C. JADWAL KEGIATAN

NO HARI JAM

1 SENIN S / D KAMIS 08.00 – 14.30

2 JUM’AT 08.00 – 11.30

3 SABTU 08.00 – 13.00

D. Dalam rangka penyiapan dan pengembangan ketrampilan tenaga Medis


maka Puskesmas menyelenggarakan aktivitas sebagai berikut:
a. Setiap tenaga medis dan paramedis mempunyai kesempatan yang
sama untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
b. Tenaga medis harus memberi masukan pada pimpinannya dalam
menyusun program pengembangan staf.
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas,fungsi
wewenang dan
tanggung jawabnya.
d. Melakukan analisa kebutuhan peningkatan ketrampilan dan
pengetahuan bagi tenaga medis dan para medis.
e. Tenaga medis dan para medis difasilitasi untuk mengikuti program
yang di adakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan
pendidikan berkelanjutan.
f. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan
praktik ,magang dan penelitian tentang pelayanan kesehatan di
puskesmas.
BAB III
STANDAR FASILITAS

Sarana adalah suatu tempat ,fasilitas dan peralatan yang langsung


terkait dengan Pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah
tempat ,fasilitas dan peralatan yang secara tidak langsung mendukung
pelayanan kesehatan. Dalam upaya mendukung Pelayanan klinik
puskesmas diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.

A.DENAH RUANG LABORATORIUM

Pintu
Lemari

Kursi

Meja
Kulakas Penerimaan
Reagent Pasien

Kursi

Kursi

Ruang
Pemeriksaan Wastafel Tempat
bahan
Meja
dari

cor

BTA Sampling

KETERANGAN :
a. Luas ruangan 4 x 6 m²
b. Ruangan kering dan tidak lembab
c. Memiliki ventilasi yang cukup
d. Memiliki cahaya yang cukup
e. Lantai terbuat dari keramik
f. Dinding dicat warna cerah
g. Ruang berAC

B.STANDAR FASILITAS
1. PERLENGKAPAN
a. Meja pemeriksaan
b. Kursi Pasien
c. Wastafel
d. Tempat sampah 3
e. Mikroskop
f. Centrifuge
g. Kulkas Reagent
h. Almari

2. PERALATAN

NO JENIS ALAT JUMLAH


1 Meja Pasien 1
2 Mikroskop 1
3 Centrifuge 1
4 Komputer 1
5 Rak Tabung 3
6 Tabung Reaksi 15
7 Kaki 3 1
8 Bak Pengecatan 1
9 Bunsen 2
10 Pipet tetes 10
11 Klinipet 6
12 Hemositometer 1 set
13 Obyek Glass 5
14 Cover Glass 5
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN

Upaya Pelayanan Kesehatan Umum di Indonesia dilaksanakan baik


oleh pemerintah maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan umum
yang dilaksanakan oleh pemerintah selama ini mengacu pada
pendekatan level of care (kebijakan WHO) yaitu tindakan Promotif,
Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif yang merumuskan pelayanan
kesehatan berjenjang untuk memberikan pelayanan yang menyeluruh
dikaitkan dengan sumber daya yang ada.

B. METODE
ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN

1.POLI UMUM
PASIEN PENDAFTARAN
2.POLI KIA/ KB
3.POLI LANSIA
4.UGD
5.RAWAT INAP

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

KEMBALI KE PENGAMBILAN
POLI HASIL LAB
PENGIRIM

Keterangan :
1. Pasien datang dari pendaftaran ( loket ) diterima oleh petugas poli (Poli
Umum, Poli KIA, Rawat Inap, IGD )
2. Petugas poli mengirim pasien beserta blangko rujukan Laboratorium
3. Petugas Laboratorium Mengerjakan Pemeriksaan Lab sesuai Blangko
Rujukan Laboratorium.
4. Pasien datang lagi ke Lab untuk mengambil hasil Lab dengan
menunjukkan kwitansi pembayaran.
5. Pasien kembali lagi ke Poli Pengirim untuk mendapatkan tindakan
selanjutnya.

C. LANGKAH KEGIATAN
1) KEMAMPUAN PELAYANAN
Kemampuan pelayanan Laboratorium Puskesmas Rawat Inap Ketapang
melakukan pemeriksaan meliputi :
a. Sampling darah.
b. Pemeriksaan Darah Lengkap meliputi Hemoglobin, Leukosit,
Trombosit, Erytrosit, Hematokrit;
c. Pemeriksaan Urine Lengkap;
d. Pemeriksaan Kehamilan;
e. Pemeriksaan HIV;
f. Pemeriksaan Widal;
g. Pemeriksaan Malaria;
h. Pemeriksaan HBsAg;
i. Pemeriksaan Sputum BTA;
j. Pemeriksaan Kimia Klinik ( Gula Darah, Cholesterol, Trigliserida,
Asam Urat);
k. Pemeriksaan Golongan Darah;

Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan


permasalahan kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada
pelayanan secara holistic, komprehensif, dan terpadu dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Setiap
Laboratorium Puskesmas harus diselenggarakan secara baik dengan
memenuhi criteria ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan
peralatan, kegiatan pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan
mutu. ( Peratutan Menteri Kesehatan RI Nomor 37 Tahun 2012)
Laboratorium mempunyai peran sebagai penunjang dalam menegakkan
diagnose yang ingin ditegakkan oleh dokter dalam merawat pasiennya.
Selain itu, laboratorium mempunyai peran seperti uji penyaringsecara
laboratories sehat tidaknya seseorang misalnya medical chek up. Juga
berperan sebagai follow up atau pemantauhasil pengobatan. Serta prognosis
suatu penyakit . Sehubungan dengan hal tersebut, pemeriksaan
laboratorium hendaknya dilakukan sesuai dengan standart pelayanan
laboratorium sehingga menghasilkan pemeriksaan yang akurat. .( Workshop
Plebotomi Bagi Petugas Lab di Puskesmas, Dinkes Propinsi Tahun 2009)
Untuk melakukan pemeriksaan laboratorium diperlukan reagent,
standart, bahan control, air, media. Dasar pemilihan bahan laboratorium
pada umumnya harus mempertimbangkan kebutuhan, produksi pabrik yang
telah dikenal, deskripsi lengkap dari bahan atau produk, mempunyai masa
kadaluarsa yang panjang, volume, mudah diperoleh di pasaran, kelancaran
dan kesinambungan pengadaan, pelayanan purna jual.( Pedoman Praktek
Laboratorium Yang Benar, Depkes RI Tahun 2004)
Untuk mendapatkan sampel darah pasien dilakukan dengan cara
pengambilan darah vena dan kapiler. Lokasi vena yang digunakan untuk
tempat penusukan adalh 3 vena utama di lengan yaitu vena cevalika, vena
mediana cubiti, dan vena mediana basilica. Pada umumnya vena mediana
cubiti merupakan pilihan karena terfiksasi baik dan tidak bergerak saat
ditusuk.
Sebelum melakukan pemeriksaan petugas harus menggunakan APD.
APD bertujuan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari resiko
pejanan darah, semua jenis cairan, kulit yang tidak utuh. APD ada beberapa
jenis yaitu sarung tangan, masker, kacamata, penutup kepala, jas
laboratorium, sepatu pelindung. Tidak semua alat pelindung diri dipakai
tergantung tindakan dan kegiatan yang dikerjakan. Pada plebotomi cukup
menggunakan sarung tangan jas laboratorium.
Limbah plebotomi dipilah-pilah ketempat sampah medis (kapas bekas
pakai dan jarum suntik) dan nonmedis pembungkus jarum suntik. Tempat
sampah harus diberi kantong plastic tertutup, dibedakan sampah infeksius
dan non infeksius. Sampah pada kantong diberi label lalu dibakar. .
( Workshop Plebotomi Bagi Petugas Lab di Puskesmas, Dinkes Propinsi
Tahun 2009)
Bahwa sebagai upaya pemerintah untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran lingkungan adalh dengan meningkatnya
penataan terhadap ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang lingkungan hidup. Dalam rangka penataan terhadap peraturan
perundang-undangan tersebut dapat dilakukan dengan upaya kemitraan
dengan badan usaha penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun.
Limbah adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau proses produksi. Limbah
bahan berbahaya dan beracun disingkat B3 adalah setiap limbah yang
mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau
membahayakan keselamatan manusia. Pengelolaan limbah B3 adalah
rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan
hasil pengolahan tersebut.( Keputusan Kepala Bapedal No 03 Tahun 1998)
Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai resiko baik yang berasal
dari factor fisik, biologi, kimia, ergonomic, dan psikososial dengan akibat
dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan petugas laboratorium serta
lingkungannya. Untuk itu perlu dilakukan manajemen K3 yang meliputi
identifikasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, melaksanakan upaya
perbaikan. ( Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium
Kesehatan, Depkes RI Tahun 2003)
Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan
yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan
laboratorium. Pemantapan mutu ada 2 macam yaitu Pemantapan Mutu
Internal dan Pemantapan Mutu Ekternal. Pemantapan Mutu Internal
meliputi persiapan pasien, pengambilan dan pengolahan spesimen, kalibrasi
alat.Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan
secara periodic oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang
pemeriksaan tertentu. ( Pedoman Laboratorium Yang Benar, Depkes RI
Tahun 2004.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di Puskesmas Rawat Inap
Ketapang meliputi:
a. Darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan hemoglobin, leukosit,
trombosit, erytrosit, hematokrit, hitung jenis. Ada beberapa cara
pemeriksaan darah lengkap yaitu cara manual dan cara
menggunakan alat auto analyzer. Alat ini menggunakan sampel darah
segar dengan langkah-langkah sebagai berikut. Langkah pertama
menekan tombol WB dilanjutkan dengan menekan tombol sampel ID.
Kemudian menekan tombol enter memasang tempat sampel,
menhomogenkan sampel kemudian sampel ditaruh di tempat sampel,
tutup tempat sampel lalu tekan tombol RUN ( Buku Manual alat poch-
100i Sysmex)

b. Pemeriksaan urin
Jenis urine yang diperlukan ada 2 yaitu urin sewaktu dan urin pagi.
Urine sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak
ditentukan sedangkan urin pagi adalah urin yang dikeluarkan
pertama-tama pada pagi hari setelah bangun tidur. Pemeriksaan urin
dapat digunakan untuk pemeriksaan test kehamilan dan pemeriksaan
urin rutin.

Tempat urin harus bermulut lebar tertutup, bersih, kering, dan diberi
label.Volume urin yang ditampung kurang lebih 20 ml. Pemeriksaan
urin meliputi makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan
makroskopis meliputi warna, kejernihan, berat jenis, bilirubin,
reduksi, protein, keton, urobilinogen. Sedangkan pemeriksaan
mikroskopis berupa pemeriksaan sediment urine dimana pemeriksaan
ini dilakukan dengan melakukan centrifuge terhadap urin kemudian
sediment diperiksa di bawah mikroskop.( Petunjuk Pemeriksaan
Laboratorium Puskesmas, Departemen Kesehatan RI Tahun 1991)

c. Pemeriksaan HIV
Penyakit HIV di Indonesia semakin lam jumlah penderitanya semakin
meningkat. Untuk itu perlu dilakukan penjaringan di tingkat
Puskesmas seperti para penderita TB dan ibu hamil. Adapun
pemeriksaan HIV menggunakan sampel serum dengan cara
diteteskan pada rapid test sebanyak 10 ul. Kemudian ditambah 4
tetes reagent lalu ditunggu 10-20 menit untuk membaca hasilnya
( Lembar prosedur pada box kemasan reagent)
d. Pemeriksaan BTA Paru
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Sebagian TBC menyerang
paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh yang lain. Cara
penularan TBC adalah melalui percikan atau droplet. Cara
pemeriksaan BTA ini adalah dengan membuat hapusan dahak dengan
ukuran 2x3 cm. Kemudian hapusan ini dicat dengan reagent Ziehl
Nielsen lalu diamati di bawah mikroskop. ( Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis, Depkes RI Tahun 2005)

e. Widal
Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan laboratorium untuk
mendeteksi adanya penyakit typus. Pemeriksaan ini dilakukan jika
pasien sudah mengalami panas 3-4 hari. Sampel dari pemeriksaan ini
adalah serum atau plasma. Serum diteteskan sebanyak 4 tetes di
tempat terpisah di atas kaca obyek. Kepada masing-masing tetesan
serum ditambah reagent typho O, typhi H, paratyphi A, paratyphi B.
Dilakukan pencampuran lalu digoyangkan dan diamati adanya
aglutinasi di bawah mikroskop.( Petunjuk Praktikum Laboratorium,
Gandhasoebrata Tahun 1984)

f. Pemeriksaan kimia klinik( Gula Darah, Asam Urat, Cholesterol)


Pemeriksaan kimia klinik dilakukan dengan alat stik dengan
menggunakan darah segar. Darah diteteskan pada stik yang telah
disiapkan pada alat. Setelah itu ditunggu beberapa menit kemudian
hasil akan muncul pada layar alat.

g. Malaria
Pemeriksaan malaria adalah pemeriksaan laboratorium untuk
mendeteksi adanya parasit penyebab malaria dalam sediaan darah
tepi. Parasit malaria ada 4 macam yaitu plasmodium falciparum,
plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium ovale. Lokasi
pengambilan darah pada orang dewasa adalah pada ujung jari tengah
atau ujung jari manis, seangkan pada orang dewasa dan anak kecil
adalah pada bagian tumit atau ibu jari kaki. Setelah dilakukan
penusukan maka darah diteteskan pada kaca obyek setelah itu dibuat
hapusan.. Kemudian setelah kering dilakukan pengecatan dengan
pewarna wright giemsa. Setelah kering diamati di bawah mikroskop.
( Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Depkes RI Tahun
1991)

h. Golongan Darah
Penetapan golongan darah adalah menentukan jenis aglutinogen yang
ada dalam sel, disamping itu juga dikenal jenis agglutinin yang ada
dalam serum.
Darah diteteskan sebanyak 4 tetes pada kaca obyek di tempat yang
berbeda. Kemudian ke masing-masing tetesan darah ditetesi dengan
antisera a, B, AB, dan Anti D. Selanjutnya dicampur dan digoyang
dan diamati adanya aglutinas.( Petunjuk Praktikum Laboratorium,
Gandhasoebrata Tahun 1984)

Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera


kepada tenaga kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat
satu jam setelah hasil diperoleh dengan acuan sebagai berikut:

a. Untuk pemeriksaan Hematologi nilai kritis:

NAMA TEST KURANG DARI LEBIH DARI

*KIMIA KLINIK*

1. Gula Darah Sewaktu < 45 mg/dl >500 mg/dl

2. Asam urat < 3 mg/dl >20 mg/dl

3. Cholesterol <100 mg/dl >400 mg/dl

*HEMATOLOGI*

4. Hemoglobin < 7,0 g/dl < 20 g/dl

5. Leukosit < 500 /ul < 30.000 /ul

6. Trombosit Dewasa < 50.000/ul < 1.000.000/ul

7. Trombosit Anak < 20.000/ul < 1.000.000/ul

8. Erytrosit

9. Hematokrit < 20 VOL% < 60 VOL%


Lama nya pemeriksaan laboratorium telah di tentukan denga cara perhitungan per
pasien dan rapat kolaborasi dengan tiap poli.

No Jenis Pemeriksaan Waktu Penyampaian Hasil Keterangan

1. DL (darah lengkap) 30 menit -Waktu yang


dicantumkan sudah
2. BTA sputum 2 jam
siap untuk
3. Cholesterol 10 menit kerja(sampel sudah
tersedia)
4. Trigliserida 30 menit
-Rata-rata waktu

5. Asam urat 10 menit pemeriksaan setiap


pasien ± 1 jam
6. Urine lengkap 30 menit
-Khusus untuk

7. Widal 30 menit pemeriksaan Cyto


waktu
8. Golongan darah 10 menit pemeriksaannya

9. Hemoglobin 10 menit adalah maksimal


30 menit
10. Gula darah 10 menit

11. HIV 30 menit

12. HbsAg 30 menit

13 Malaria 1 jam

15. Test kehamilan 10 menit

Saat memberikan hasil pemeriksaan ke pada pasien harus di sertai


dengan nilai normal pemeriksaan.

NO Nama Pemeriksaan Nilai normal

1. DL (darah lengkap)

-Hemoglobin 12 – 16 gr%

-leukosit 4.500 – 12.000/ul darah

-trombosit 150.000 – 450.000/ul


darah
-erytrosit 4 – 5,5 juta/ul darah

-hematokrit 37 – 45

2. Cholesterol < 200 mg/dl

3. Trigliserida <150 mg/dl

4. Asam urat 4 – 7 mg/dl

5. Gula darah < 150 mg/dl

6. -gula darah puasa <110 mg/dl

7. -gula darah 2jpp <125 mg/dl

8. widal Negative (-)

9. HbsAg Negatife (-)

10. HIV Non reaktif

Nilai normal tersebut di dapat dari startkit tiap reagen dan juga dari rapat
kolaborasi tiap poli.

2) RUJUKAN
Jika Laboratorium tidak dapat melaksanakan Pemeriksaan Karena
suatu hal ( Alat Rusak, Listrik Mati, dll) maka darah akan dikirim ke
Laboratorium Lain.

3) PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. PENCATATAN
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk evaluasi.
Macam-macam pencatatan antara lain :
a. Buku Kwitansi Pembayaran.
b. Buku Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
c. Lembar Copy hasil pemeriksaan.
d. Blangko Pemeriksaan Laboratorium.
e. Buku bukti Pengambilan Hasil
f. Buku Stok Reagent.

2. PELAPORAN
Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota berupa laporan bulanan yang merupakan
hasil rekapitulasi pencatan harian. Laporan triwulan, semesteran dan
tahunan sesuai ketentuan yang berlaku
Pelaporan untuk penyakit tertentu menggunakan formulir baku yang
sudah ditentukan oleh program.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan Laboratorium Puskesmas


Rawat Inap Ketapang direncanakan dalam POA, permintaan obat dan bahan
habis pakai dan lokmin bulanan. Pengadaan logistik berasal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten.

Untuk yang pengadaan yang lewat DKK, Puskesmas setiap tahun membuat
pengajuan logistik yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas tinggal
menunggu logistik datang dari DKK.

Daftar logistik Laboratorium di Puskesmas Rawat Inap Ketapang

No NAMA

1. Stik Gula

2 Stik Asam Urat

3 Stik Cholesterol

4 Reagent Cholesterol

5 Reagent Alat Hematology Analizer

6 Reagent Golongan Darah

7 Reagent Widal

8 Reagent ZN

9 Rapid Test HIV

10 Rapid Test HBsAg

11 Blood Lancet

12 Spuit Injeksi

13 Kartu Golongan Darah

14 Objek Glass

15 Cover Glass

16 Rapid Test Sypilis


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk


mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti
bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan
bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan
ini.

Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran


terhadap sasaran-sasaran keselamatan pasien. Indikator pengukuran sasaran
keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 100%

2. Peningkatan komunikasi efektif 100%

3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada 100%


pasien

4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan 100%


keperawatan

5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di Puskesmas ≥75%

6. Tidak terjadinya pasien jatuh 100%

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien


Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur,
nomor rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat
pemberian obat, pengambilan spesimen atau pemberian tindakan

2. Peningkatan komunikasi efektif

Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
dipahami oleh resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara
elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling mudah mengalami
kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui
telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan
kembali hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorium klinis menelpon unit
pelayanan untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera/ cito.

3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien


Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi
kesalahan identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
dilayani oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat
dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.
4. Tidak terjadi kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan
Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien
yang akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur.
5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di puskesmas
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Rawat Inap
Ketapang wajib menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7
langkah dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Tujuh langkah cuci
tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu:
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Setelah kontak dengan pasien
c. Sebelum tindakan aseptik
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
6. Tidak terjadinya pasien jatuh
Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas Rawat Inap Ketapang dilakukan
pengkajian terhadap kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko
jatuh. Pencegahan terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara:
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap
pasien yang beresiko jatuh dengan memberi tanda pada pintu ruang rawat
inap.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas paramedic dan


petugas medis dalam memberikan pelayanan kesehatan, terutama untuk
mencegah tertularnya penyakit dimana di puskesmas banyak kasus –kasus
penyakit menular misal; TBC ,Kusta ,hepatitis, HIV AIDS dan penyakit yang
disebabkan virus lainya. maka petugas dalam melaksanakan pelayanan
diwajibkan memperhatikaan keamanan diri dengan pemakaian Alat
Perlindungan Diri (APD) yaitu menggunakan masker ,sarung tangan, jas
kerja laboratorium, kacamata pelindung. Dan selalu melakukan cuci tangan
sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan atau pelayanan.

PEMAKAIAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)

Pemeriksaan Tindakan SCalling Tindakan


Perlukaan tanpa
perlukaan

Sanitasi tangan Ya Ya ya ya

Sarung tangan Ya Ya ya ya

Jas Ya Ya Ya ya
Laboratorium

Masker Ya Ya ya ya

Kaca mata tidak Penilaian ya tidak


pelindung resiko

Sterilisasi Alat:

 Mencuci alat dengan sabun yg mengandung anti septic

 Penyemprotan/ oles alcohol pada alat yg akan digunak

 Sterilisator listrik setiap selesai pelayanan, dan alat2 dari stainless/


metal yg sudah di sterilisasi dibiarkan di dalam sterilisator sampai
besoknya, sehingga pemakaian alat alat sudah siap dipergunakan
esoknya.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan di


Laboratorium perlu diperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap pasien harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pengendalian mutu pelayanan klinis merupakan kegiatan untuk
mencegah terjadinya masalah terkait pelayanan pengobatan atau mencegah
terjadinya kesalahan pengobatan / medikasi (medication error), yang
bertujuan untuk keselamatan pasien.
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan sebagai berikut:
a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, ketersediaan dana, dan Standar Operasional Prosedur.
b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja
sama.
c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya,
respon dan tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program
pengendalian mutu pelayanan klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan
evaluasi untuk peningkatan mutu standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana
kerja(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)
2. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu:
1. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar
2. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.

Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung


untuk memastikan bahwa aktifitas berlangsung sesuai dengan yang
direncanakan. Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis
yang melakukan proses. Aktifitas monitoring perlu direncanakan untuk
mengoptimalkan hasil pemantauan. Contoh ; monitoring pelayanan pasien,
monitoring kinerja tenaga kesehatan sedangkan untuk menilai hasil atau
capaian pelaksanaan pelayanan klinis, dilakukan evaluasi. Evaluasi
dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperleh melalui metode
berdasarkan waktu, cara dan teknik pengambilan data.

Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:


a. Retrospektif
Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.
Contoh : survey kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.
b. Prospektif
Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan.
Contoh : waktu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan
kebutuhan.

Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:


a. Langsung (data primer);
Data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil
data.
Contoh: survey kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan kilnis
b. Tidak langsung (data sekunder);
Data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung
Contoh: catatan riwayat penyakit yang lalu

Cara pengambilan data :


a. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
Contoh : survey kepuasan pelanggan.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktifitas atau proses dengan
menggunakan ceklist atau perekaman.

Pelaksanaan evaluasi terdiri atas :


a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan
dengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan
menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki
dan dengan menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit
merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan
pelayanan klinis secara sistematis.
Terdapat 2 macam audit, yaitu:
1. Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan klinis,
meliputi prosedur yang digunakan untuk pelayanan, penggunaan
sumber daya, hasil yang didapat dan kualitas hidup pasien. Audit
klinis dikaitkan dengan pengobatan berbasis bukti.
2. Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan klinis oleh seluruh
tenaga medis dan paramedis terkait dengan pencapaian sasaran yang
disepakati, penggunaan sumber daya dan hasil yang diperoleh.
Contoh : audit pelaksanaan system manajemen mutu
b. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan
pelayanan klinis tanpa dibandingkan dengan standar.
Contoh : kajian penggunaan antibiotika.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Laboratorium Puskesmas Rawat Inap Ketapang ini


digunakan sebagai acuan pelaksanaan pelayanan Laboratorium di
Puskesmas Rawat Inap Ketapang. Untuk keberhasilan pelaksanaan
Pedoman Pelayanan Laboratorium Puskesmas Rawat Inap Ketapang
diperlukan komitmen dan kerja sama semua pihak.

Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan Laboratorium di Puskesmas


Rawat Inap Ketapang semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh
pasien dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012


2. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar, Depkes RI Tahun 2004
3. Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium Kesehatan,
Depkes RI Tahun 2003
4. Buku Workshop Plebotomi Bagi Petugas Laboratorium di Puskesmas,
Dinkes Propinsi Tahun 2009
5. Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984
6. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Depkes RI Tahun 1991
7. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Depkes RI Tahun 2005

Anda mungkin juga menyukai