Anda di halaman 1dari 7

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


ISLAM IBNU SINA PADANG
NOMOR: /PER/DIR/IS-PD/IX/2022
TENTANG PANDUAN PENCEGAHAN INFEKSI
HOSPITAL ACQUIRED PNEUMONIA (HAP)
DIRUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA
PADANG

BAB I
DEFINISI HAP

Hospital Acquired Pneumonia (HAP) adalah infeksi akut pada parenkim paru setelah pasien dirawat
dirumah sakit > 48 jam tanpa dilakukan intubasi dan sebelumnya tidak menderita infeksi saluran nafas
bawah (Permenkes, 2017).
Hospital Acquired Pneumonia (HAP) adalah infeksi saluran nafas bawah yang mengenai paremkim paru
setelah pasien dirawat > 48 jam tanpa intuibasi dan sebelumnya tidak menderita infeksi saluran nafas
bawah. HAP dapat diakibatkan tirah baring lama (Koma/ tidak sadar, trakeostomi, refluk gaster
endotracheal tube/ETT) (Kemenkes, 2011)

1
BAB II
RUANG LINGKUP.

A. Faktor penyebab HAP


1. Faktor risiko kejadian pneumonia pada populasi dewasa–lansia adalah:
a. Penyakit komorbiditas, seseorang dengan penyakit jantung kronik, penyakit liver kronis,
penderita HIV 
b. Pengguna obat-obatan imunosupresan karena riwayat transplantasi memiliki risiko lebih
besar untuk mengalami pneumonia.
c. Malnutrisi dengan kadar albumin serum <30 g/dl
d. Nebulisasi
Keluhan pasien merupakan gejala infeksi saluran napas, seperti demam, batuk produktif, sputum
purulen, sesak nafas, nyeri dada, dan fatigue. Sedangkan pemeriksaan fisik meliputi tanda klinis
hipoksia, takikardi, takipnea, disertai abnormalitas auskultasi paru yaitu suara napas tambahan ronki
(rales/crackles), egofoni, dan whispered pectoriloquy
 2. Patogen penyebab HAP antara lain
a. golongan Enterobactericeae (Klebsiella pneumoniae, E.colli, Serratia marcensens,
Enterobacter spp).
b. Acinetobacter spp 
c. Pseudomonas aeruginosa.
d. Patogen Multi Drug Resistance (MDR) yang sering menjadi penyebab HAP dan VAP
adalah methicillin-resistant Staphylococcus Aureus (MRSA).[14]
B. Diagnosa HAP
Diagnosa HAP ditentukan berdasarkan tiga komponen tanda infeksi sistematik yaitu demam,
takikardi, dan leukositosis disertai gambaran infiltrat baru perburukan di foto toraks dan penemuan
bakteri penyebab infeksi paru
Spesifisitas diagnosi dapat ditingkatkan dengan menghitung clinical pulmonary infection score
(CPIS) yang mengkombinasikan data klinis, laboratorium, perbandingan tekanan oksigen dengan
fraksi oksigen (PaO2/FiO2) dan foto toraks
Clinical pulmonary infection score (CPIS)
No Indikator Score
. 0 1 2
1 Sekresi trakea Sedikit Sedang Banyak
Purulen +1

2
2 Foto thoraks Tidak ada Bercak atau Infitrat
inftat difus terlokalisir
3 Suhu ( 0
C) 36.5-38.4 38.5 dan 38,9 <36 dan >39
4 Lekosit /mm3 4000 dan <4000 atau <4000 atau
11.000 > 11.000 > 11.000 + band
form 500
5 Pa O2 /FiO2 >240 /ARDS - <240 & bukan
ARDS
6 Mikrobiologi Negatif Negatif Positif

3
BAB III
TATA LAKSANA

Pencegahan HAP dengsn mrngunsksn sekumpulan aturan atau bundles yang dikeluarkan oleh IHI dan
CDC adalah:
1. Kebersihan tangan harus dilakukan oleh setiap petugas akan melakukan kegiatan terhadap pasien
yaitu dengan mengunakan lima moment kebersihan tangan
2. Posisi tempat tidur antara 30 ⁰sd 45 ⁰, bila tidak ada kontra indikasi misalnya trauma kepala atau
cedera tulang belakang
3. Kebersihan mulut atu oral hygine setiap 2 sd 4 jam dengan mengunakanbahan dasar antiseptik
clorhexidine 0,02% dan dilakukan gosok gigi setiap 12 jam untuk mencegah timbulnya flaque pada
gigi karena flaque merupakan media tumbuh kembang bakteri patogen yang pada akhirnya akan
masuk kedalam rongga paru
4. Lakukan mobilisasi sedini mungkin dan fisioterapi dada jika tidak ada kontra indikasi
5. Manajemen sekresi oroparingeal dan tracheal yaitu:
a. Suctioning bila di butuhkan saja dengan memperhatikan teknik aseptik bila harus melakukan
tindakan tersebut
b. Gunakan kateter suction sekali pakai
8. Pendidikan dan pelatihan petugas

4
BAB IV
DOKUMENTASI.

Formulir checklist monitoring infeksi rumah sakit

CHECKLIST Tanggal masuk :


MONITORING INFEKSI RUMAH SAKIT
DPJP : Tanggal pulang :
Diagnosa keluar :
TINDAKAN / TANGGAL TANGGAL LEPAS/ TANDA DAN KEJADIAN TANGGAL
ALAT TERPASANG/ SELESAI INFEKSI INFEKSI
TERPASANG MULAI Tanda-tanda infeksi 1 2 3
1 Infus Vena 1. Tanda phlebitis: 1.
Perifer 2. 1.Kemerahan 2.
3. 2.Sakit/nyeri gerak 3.
2 Kateter 1 3.Bengkak
Urine 4.Panas lokasi infus
2 Tanda ISK : 1.
3 Antibiotik : ada/tidak Alasan : Profilaksis/pengobatan 1.Demam
Nama AB :1. Mulai tgl............. s/d............ (Temp˃38) 2.
2 Mulai tgl...............s/d............ 2.Nokturia/Anyang
3. Mulai tgl...............s/d............ Anyangan
3.Dysuria/Nyeri pas
4.Nyeri supra publik
4 Ventilator 1. 1.

5 Tirah Baring 1. 1.

FAKTOR RESIKO DAN KEJADIAN INFEKSI


PASIEN OPERASI
Nama Tindakan
Operasi
ASA score 1 2 3 4 Tanggal Operasi :
Lama Operasi ............. Menit Jam:.................
Jenis Luka Bersih Terkontaminasi Kotor Bersih terkkontaminasi
Tanggal tanda infeksi kemerahan Sakit/Nyeri Bengkak Proses Daerah Op
Gerah
Tanggal terjadinya IDO

5
Padang, ........................

KaTim Kepala ruangan

( ......................................) (..................................)

NB:
➢ Blanko ini diberlakukan untuk semua pasien rawat inap, dan tersimpan di dalam RM 03 pasien
➢ Diperiksa oleh IPCN/IPCLN tiap hari, untuk survey harian infeksi
➢ Sebelum pasien pulang pastikan semua data pasien telah diisi lengkap dicek oleh perawat yang
memulangkan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Greene RN, 2020. Non Ventilator Health Case Associated Pneumonia (NV-HAP): Putting It All
Together. America Journal Of Infection Control.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2017). Peraturan menteri kesehatan Repuplik Indonesia
nomor tahun 2017 Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan..
WHO, 2016. Guidelineson core components of infection prevention and control programmes at the
national and acute health care facility

Anda mungkin juga menyukai