Ditetapkan
Tanggal terbit
Direktur Utama,
8 Maret 2022
Ialah penyakit infeksi di paru yang bersifat kronik dan menular lewat
PENGERTIAN airborn dan droplet yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
complex
1. Batuk berdahak > 2 minggu
2. Lokal respiratorik: dapat bercampur darah atau batuk darah, sesak
nafas, dan nyeri dada atau pleuritic chest pain (bila disertai peradangan
pleura)
ANAMNESIS 3. Sistemik : nafsu makan menurun, berat badan menurun, berkeringat
malam tanpa kegiatan fisik, demam, badan lemah, malaise
4. Riwayat kontak
5. Riwayat pengobatan sebelumnya
6. Faktor risiko HIV dan DM
1. Tanda vital : demam ( pada umumnya sub febris, walaupun bisa juga
tinggi sekali),dapat disertai dengan respirasi meningkat
2. Berat badan menurun ( BMI pada umumnya < 18,5)
3. Inspeksi
a. Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan
b. Bila lesi luas dapat ditemukan bentuk dada yang tidak simetris
c. palpasi
d. Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan
e. Bila lesi luas, dapat ditemukan kelainan berupa fremitus mengeras
atau melemah
PEMERIKSAAN 4. Perkusi
FISIK a. Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan
b. Bila ada kelaianan tertentu, dapat terdengar perubahan suara
perkusi seperti hipersonor pada pneumothoraks, atau pekak pada
efusi pleura
5. Auskultasi
a. Bila lesi minimal, tidak ditemukan kelainan
b. Bila lesi luas, dapat ditemukan kelainan berikut: ronki basah kasar
terutama di apeks paru, suara nafas melemah, atau mengeras, atau
stridor. Suara nafas bronial/amforik/ronki basah/suara nafas
melemah di apex paru
c. Bila efusi pleura, dapat ditemukan pemeriksaan vesikuler menurun
TUBERKULOSIS PARU UNTUK PASIEN DEWASA
No. ICPC II: A 70 Tuberculosis
No. ICD A.15 Respiratory tuberculosis, bacteriologically and
histologically confirmed
PANDUAN
PRAKTIK KLINIK No. Revisi Halaman
No. Dokumen
01 2/7
1. Rutin Dikerjakan
a. Pemeriksaan mikroskopis kuman TB (bakteri Tahan Asam/BTA)
atau kultur dari sputum sewaktu-pagi-sewaktu, jika laboratorium
sudah terakreditasi, pemeriksaan BTA dapat dilakukan 2 kali dan
minimal satu bahan berasal dari dahak pagi hari. Untuk TB ekstra
Paru, spesimen dapat diambil dari bilas lambung, cairan
serebrospinal, cairan pleura, ataupun biopsi jaringan. Pemeriksaan
TCM (Xpert MTB/Rif) dilakukan untuk menggantikan pemeriksaan
mikroskopis kuman TB sesuai algoritma nasional sesuai
ketersediaan sistem rujukan dinas kesehatan.
b. Radiologi dengan foto toraks PA-lateral / top lordotik dapat
dilakukan jika ada fasilitas dan atas indikasi. Contoh: dugaan
terdapat komplikasi (efusi pleura, pneumothoraks, batuk darah).
Pada TB, umumnya di apeks paru terdapat gambaran bercak-bercak
awan dengan batas yang tidak jelas atau bila dengan batas jelas
membentuk tuberkuloma, gambaran lain yang dapat menyertai
PEMERIKSAAN
yaitu, kavitas (bayangan berupa cincin berdinding tipis), pleuritis
PENUNJANG
(penebalan pleura), efusi pleura (sudut costofrenikus tumpul)
c. Pemeriksaan HIV dengan pelacakan faktor risiko
d. Pemeriksaan GD I/II atau GDS
2. Atas indikasi
a. Biakan kuman M.tb
b. Uji kepekaan terhadap OAT lini pertama di laboratorium yang
sudah tersertifikasi. Dapat dilaksanakan melalui rujukan pasien
ataupun rujukan spesimen.
c. Pemeriksaan fungsi hati
d. Pemeriksaan fungsi ginjal
e. Pemeriksaan darah rutin : jumlah leukosit mungkin normal atau
sedikit meninggi, hitung jenis, biasanya dominasi limfosit, HB
rendah pada kasus yang sudah lama
f. Pemeriksaan dengan nebulasi induksi atau bronkoskopi bila dahak
tidak adekuat untuk mendapatkan sampel dahak yang adekuat
TERAPI Tujuan pengobatan
1. Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan produktivitas
pasien.
2. Mencegah kematian akibat TB aktif atau efek lanjutan
3. Mencegah kekambuhan TB
4. Mengurangi Penularan TB kepada orang lain
5. Mencegah kejadian dan penularan TB resisten obat
TUBERKULOSIS PARU UNTUK PASIEN DEWASA
No. ICPC II: A 70 Tuberculosis
No. ICD A.15 Respiratory tuberculosis, bacteriologically and
histologically confirmed
PANDUAN
PRAKTIK KLINIK No. Revisi Halaman
No. Dokumen
01 4/7
6. Tidak Dievaluasi
Pasien TB yang tidak diketahui hasil akhir pengobatannya. Termasuk
dalam criteria ini adalah “pasien pindah (transfer out)” ke
kabupaten/kota lain dimana hasil akhir pengobatanya tidak diketahui
oleh kabupaten/kota yang ditinggalkan.
TINGKAT EVIDENS I/II/III/IV
INDIKATOR MEDIS A/B/C