RUMAH SAKIT
00 1 dari 6
Ditetapkan,
Tanggal terbit Direktur
1. Pengertian 1.1 Ialah penyakit infeksi di paru yang bersifat kronik dan menular
(Definisi) lewat airborn dan droplet yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis
2. Anamnesis
2.1 Batuk berdahak > 2 minggu
2.2 lokal respiratorik: dapat bercampur darah atau batuk darah,
sesak nafas, dan nyeri dada atau pleuritic chest pain (bila
disertai peradangan pleura)
2.3 sistemik : nafsu makan menurun, berat badan menurun,
berkeringat malam tanpa kegiatan fisik, demam, badan lemah,
malaise
2.4 riwayat kontak
2.5 riwayat pengobatan sebelumnya
2.6 faktor risiko HIV dan DM
3. Pemeriksaan 3.1 Tanda vital : demam ( pada umumnya sub febris, walaupun bisa
Fisik juga tinggi sekali),dapat disertai dengan respirasi meningkat
3.2 Berat badan menurun ( BMI pada umumnya < 18,5)
3.3 inspeksi
bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan
bila lesi luas dapat ditemukan bentuk dada yang tidak simetris
3.4 palpasi
bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan
bila lesi luas, dapat ditemukan kelainan berupa fremitus
mengeras atau melemah
3.5 perkusi
bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan
bila ada kelaianan tertentu, dapat terdengar perubahan suara
perkusi seperti hipersonor pada pneumothoraks, atau pekak
pada efusi pleura
3.6 Auskultasi
bila lesi minimal, tidak ditemukan kelainan
bila lesi luas, dapat ditemukan kelainan berikut: ronki basah
kasar terutama di apeks paru, suara nafas melemah, atau
mengeras, atau stridor. Suara nafas bronial/amforik/ronki
basah/suara nafas melemah di apex paru
bila efusi pleura, dapat ditemukan pemeriksaan vesikuler
menurun
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
TUBERKULOSIS PARU UNTUK PASIEN DEWASA
No. ICPC II: A 70 Tuberculosis
No. ICD A.15 Respiratory tuberculosis, bacteriologically and
histologically confirmed
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT
00 2 dari 6
4.2.Atas indikasi
pemeriksaan Xpert MTB/Rif jika tersedia di fasilitas
biakan kuman M.tb
uji kepekaan terhadap OAT lini pertama di laboratorium yang
sudah tersertifikasi. Dapat dilaksanakan melalui rujukan pasien
ataupun rujukan spesimen.
pemeriksaan fungsi hati
pemeriksaan fungsi ginjal
pemeriksaan darah rutin : jumlah leukosit mungkin normal atau
sedikit meninggi, hitung jenis, biasanya dominasi limfosit, HB
rendah pada kasus yang sudah lama
pemeriksaan gula darah
pemeriksaan dengan nebulasi atau bronkoskopi bila dahak tidak
adekuat
Standar diagnosis
1. Semua pasien dengan batuk produktif yang berlangsung
selama > 2 minggu yang tidak jelas penyebabnya harus
dievaluasi untuk TB.
2. Semua pasien (dewasa dan dewasa muda) yang diduga
menderta TB, harus diperiksa mikroskopis spesimen sputum
/ dahak 3 kalli salah satu diantaranya adalah spesimen pagi.
jika labratorium sudah terakreditasi, pemeriksaan berasal
dari dahak pagi hari
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
TUBERKULOSIS PARU UNTUK PASIEN DEWASA
No. ICPC II: A 70 Tuberculosis
No. ICD A.15 Respiratory tuberculosis, bacteriologically and
histologically confirmed
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT
00 3 dari 6
RUMAH SAKIT
00 4 dari 6
tabel 1. Pengobatan TB
kategori - penderita TB paru terkonfirmasi bakteriologis
1 kasus baru
- penderita TB paru terkonfirmasi klinis kasus baru
- Penderita TB ekstra paru
2RHZE/4RH atau 2 RHZE/4R3H3
- sediaan OAT dapat berupa KDT atau lepasan
Kategori - penderita kambuh
2 - penderita gagal
- penderita after default
- diterapi dengan 2RHSES/ 1 RHZE / 5RHE
2RHZES/ 1 RHZE/ 5 R3H3E3
Sediaan obat dapat berupa KDT atau lepasan
RUMAH SAKIT
00 5 dari 6
9. Konseling dan 9.1 Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga menenai
Edukasi seluk beluk penyakit dan pentingnya pengawasan dari salah
(Hospital seorang keluarga untuk ketaatan konsumsi obat pasien sebagai
Health berikut:
Promotion) berobat teratur hingga selesai
risiko sebelum terjadi resistensi obat bila berobat tidak
adekuat/tuntas/berhenti sebelum selesai
Risiko terjadi efek samping OAT
pencegahan penularan termasuk etiket batuk
kemungkinan komplikasi sehingga perlu dirujuk
penunjukan Pengawas Menelan Obat (PMO)
konsultasikan segera ke petugas kesehatan jika terjadi efek
samping
jangan sampai menghentikan pengobatan secara sepihak
pasien dirujuk bila
- efek samping berat
- curiga resistensi obat
- terjadi komplikasi/keadaan khusus (TB dengan
komorbid) seperti TB pada orang dengan HIV, TB
dengan penyakit metabolik, perlu dirujuk ke
layanan sekunder
pelaporan kasus TB sesuai Pedoman
- mengisi form Tb 01
- menjadi bagian dari jejaring DOTS di wilayahnya
RUMAH SAKIT
00 6 dari 6
14. Kepustakaan 14.1. Braunwald, E. Fauci, A.S.Kasper, D.L Hauser, S.L. et .al
Mycobacterial disesase : tuberculosis. Harisson’s : Principle of
Internal Medicine. 17th Ed. New York : McGraw Hill
Companies. 2009 : hal 1006-1020
14.2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Panduan
Praktik Klinik Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer edisi 1. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
14.3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
14.4. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
2011
14.5. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia
2006. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
14.6. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2011. Tuberkulosis :
pedoman diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia revisi
pertama. Jakarta: Perhimpunan Dokter Peru Indonesia
14.7. Tuberculosis Coalition for Technical Assistance.
International Standards for Tuberculosis Care (ISTC). 2nd ed.
Tuberculosis Coalition for Technical Assistance. The Hague.
2009
14.8. Zulkifli, A. Asril, B. Tubekulosis paru. Buku ajar ilmu
penyakit dalam ed 5. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam. 2009: hal 2230-2239