Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

KSM NON BEDAH

JUDUL TB PARU DEWASA

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi bersifat kronik dan menular disebabkan oleh
A. Pengertian
mycobacterium tuberkulosis
(Definisi)

B. Anamnesis 1. Batuk berdahak > 2-3 minggu


2. Batuk darah
3. Sesak nafas
Konjungtiva anemis, auskultasi suara bronkial, dapat ditemukan ronkhi basah
C. Pemeriksaan
kasar/nyaring. Bila infiltrat penebalan pleura, suara nafas jadi vesikuler melemah, bila
Fisik
terdapat kavitas besar ditemukan perkusi hipersonor, auskultasi suara amphorik.

D. Kriteria 1. Anamnesa
Berdasarkan buku nasional pengendalian tuberkulosis, DEPKES, 2014 terbagi menjadi 2
Diagnosis
kategori :
a. Kategori
Panduan OAT ini diberikan untuk pasien baru :
1) Penderita TB paru terkonfirmasi bakteriologis
2) Penderita TB paru diagnosis klinis
3) Penderita TBC ekstra paru
b. Kategori 2
Panduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah diobati sebelumnya
1) Pasien kambuh
2) Pasien gagal pada pengobatan dengan panduan OAT kategori 1 sebelumnya
3) Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan sputum SPS BTA (sewaktu-pagi-sewaktu)
Pemeriksaan foto thoraks PA/Lateral. Tampak infiltrat, pembesaran KGB hilus / KGB paratrakeal,
milier, atelektasis, efusi pleura, kalsifikasi, bronkiektasis, kavitas, destroyed lung.

TB Paru Dewasa
E. Diagnosis

F. Diagnosis 1. Bronkopneumania
Banding
2. Bronkiektasis
3. Mikosis (infeksi jamur) paru
4. Tumor paru

G. Pemeriksaan 1. Pameriksaan bakteriologis : sputum SPS BTA (sewaktu-pagi-sewaktu)


Penunjang
2. Pemeriksaan radiologis : fotothoraks PA/Lateral
3. Pemeriksaan khusus : kultur mycobacterium tuberculosis danuji resistant.
Panduan OAT dan peruntukkannya
H. Terapi
1. Kategori -1 (2HRZE/4H3R3)
2. Kategori -2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Pengobatan suportif dan simtomatis yang diberikan sesuai dengan keadaan klinis dan
indikasi rawat :
1. Perbaikkan gizi
2. Pendidikan kesehatan
3. Rehabilitasi medik
I. Edukasi 1.meningkatkan Gizi
2.edukasi kontrol lingkungan (cara batuk, masker, ventilasi)
3.cara penularan melalui udara
4.edukasi tentang terapi OAT dan efek sampingnya
5.PMO (pengawasan makan obat)
6.Evaluasi terapi (pemeriksaan sputum dan foto thoraks sesuai program)
7.Edukasi kontrol rutin poli rawat jalan
Edukasi sosial (pencarian kontak serumah)
Dubia ad bonam
J. Prognosis

I/II/III/IV
K. Tingkat Evidens

A/B/C
L. Tingkat
Rekomendasi

KSM Non bedah


M. Penelaah Kritis

1. Keluhan Berkurang
N. Indikator
2. Lama hari rawat : 3 hari
Medis
3. Tidak Ditemukan tanda-tanda komplikasi

O. Kepustakaan 1. Pedoman penanggulangan Tuberkulosis, Depkes RI, 2011


2. Pelayanan kesehatan anak di Rumah Sakit, cetakan pertama, 2009
3. IDAI, tuberkulosis dalam : standar pelayanan medis ikatan dokter anak Indonesia, edisi 1,
Jakarta, 2010, Hal. 33 - 327

Anda mungkin juga menyukai