Anda di halaman 1dari 2

TUBERKULOSIS PARU

No Dokumen: No Revisi: Halaman


1 dari 2

Ditetapkan oleh
Direktur,
Tanggal ditetapkan
Prosedur Tetap

dr. Harysinto Linoh, MM


NIP. 19710722 200012 1 002
Pengertian Tuberkulosis paru adalah infeksi paru yang disebabkan oleh basil
mikrobakterium tuberkulosis.
Tujuan - Menegakkan diagnosis tuberkulosis paru.
- Agar penanganan tuberkulosis paru dapat berjalan dengan baik dan
mencegah semakin bertambahnya kuman yang resisten terhadap
pengobatan.

Kebijakan 1. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.


2. SK Menkes No. 436 tahun 1993 tentang Penerapan Standar
Pelayaran RS dan Standar Pelayanan Medis.
3. SK Direktur TIM Akreditasi RSUD Ade Mohamad Djoen.
Prosedur
1. MENEGAKKAN DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
a. Gejala klinis
Gejala lokal berupa batuk lebih dari 3 minggu dengan atau
tanpa riak, batuk dengan tanpa darah, nyeri dada dan sesak
nafas.
Gejala sistemik berupa demam, keringat malam, nafsu makan
menurun, lelah, lemah, berat badan menurun.
b. Pemeriksaan fisik
The Great Pretender ( dapat menyerupai semua kelainan
paru).
c. Foto toraks
The Great Pretender ( dapat menyerupai semua kelainan
paru).
d. Laboratorium.
Laju endap darah meningkat, ditemukan bakteri tahan asam
dalam sputum/cairan pleura, PCR ( darah dan sputum), kultur
(sputum, jaringan dan darah).
TUBERKULOSIS PARU

No Dokumen: No Revisi: Halaman


2 dari 2
2. TINDAKAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
Prosedur
Sputum induksi, BAL ( Broncho Alveolar Lavage), kumbah
(lanjutan) lambung, FNAB (sitologi dan mikrobiologis)

3. PEMBERIAN TERAPI
a. Terapi non medikamentosa misalnya perbaikan gizi,
oksigen.
b. Terapi medikamentosa berdasarkan kategori WHO
 Kategori 1
Kasus baru dan BTA (+) atau kasus baru pada penderita
yang sakit berat, bentuk TB berat (meningitis, perikarditis,
peritonitis, bilateral atau efusi pleura masif, komplikasi
neurologis, intestinal, genitourinary, disseminated
tuberkulosis), TB paru dengan BTA (-) tetapi kelainan
parenkin luas.
Pada fase awal : 2 HRZE
Apabila sputum masih positif pada akhir bulan ke-2,
ditambaha sisipan 1RHZE
Pada fase lanjutan : 4H3R3 atau 4HR
Apabila sputum akhir bulan ke-5 masih positif, penderita
dimasukkan Kategori 2
 Kategori 2
Relap atau gagal terapi
Pada fase awal diberikan 2HRZES/1HRZE
Pada fase lanjutan diberikan 5 H3R3E3 atau 5HRE

 Kategori 4
TB kronis.
Diberikan terapi dengan obat eksperimental atau obat lini ke 2.
Jika sumber dana tidak memungkinkan dapat dipertimbangkan
pemberian INH jangka panjang.

4. KELUAR RUMAH SAKIT


Penderita dipulangkan jika indikasi MRS sudah
teratasi, dan selanjutnya terapi diberikan secara rawat jalan.

Unit terkait Mikrobiologi, Patologi Anatomi, Gizi

Anda mungkin juga menyukai