Anda di halaman 1dari 2

PPOK

No Dokumen: No Revisi: Halaman


1 dari 2

Ditetapkan oleh
Direktur,
Tanggal ditetapkan
Prosedur Tetap

dr. Harysinto Linoh, MM


NIP. 19710722 200012 1 002
Pengertian PPOK (penyakit paru obstruktif kronik) adalah penyakit yang ditandai
oleh hambatan aliran udara yang tidak reversibel sempurna.
Hambatan aliran udara bersifat progresif dan terkait dengan respons
inflamasi abnormal paru terhadap partikel berbahaya atau gas.

Tujuan Menegakkan diagnosis dini dan penatalaksanaan tepat untuk


mencapai tujuan : mengurangi gejala, mencegah serangan berulang,
memperbaiki dan mencegah penurunan faal paru, meningkatkan
kualiti hidup.
-
Kebijakan 1. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. SK Menkes No. 436 tahun 1993 tentang Penerapan Standar
Pelayaran RS dan Standar Pelayanan Medis.
3. SK Direktur TIM Akreditasi RSUD Ade Mohamad Djoen.
Prosedur
1. Menegakkan diagnosis
 Gejala klinik dan pemeriksaan fisik
Batuk berulang dengan atau tanpa dahak, sesak dengan
atau tanpa mengi, riwayat merokok, paparan bahan iritan
ditempat kerja. Pemeriksaan fisik: tanda hiperinflasi paru,
pemakaian otot napas tambahan.
 Pemeriksaan rutin :
Spirometri : FEV1 < 80% prediksi atau FVE1/FVC < 75%
Uji bronkodilator : tidak reversibel ( perbaikan FEV1 < 15% )
Radiologi : foto toraks : hiperinflasi, hiperlusen, diafragma
datar, ruang retrosternal melebar.
PPOK

No Dokumen: No Revisi: Halaman


2 dari 2
2. Penatalaksanaan
Prosedur
PPOK stabil ringan (FEV1 < 80% prediksi, FEV1/FVC < 75%)
(lanjutan) i. Berhenti merokok
ii. Bronkodilator : antikolinergik inhalasi : tiopropium,
ipratropium bromide dan atau tanpa agonis beta 2
inhalasi : sabutamol, terbutalin, fenoterol.
iii. Rehabilitasi medik.

PPOK stabil sedang-berat ( FEV1 < 30-80% prediksi,


FEV1/FVC < 75% )
 Berhenti merokok
 Bronkodilator : antikolinergik inhalasi : tiopropium,
ipratropium bromide + agonis beta 2 inhalasi : sabutamol,
terbutalin, fenoterol dengan atau tanpa teofilin oral
 Kortikosteroid : prednison 30-50 mg/hari selama 2 minggu
---- evaluasi, ada perbaikan dilanjutkan MDI
 N asetil sistein,
 Rehabilitasi medik

Rehabilitasi Medik, Gizi


Unit terkait

Anda mungkin juga menyukai