Anda di halaman 1dari 5

Nomor CP :

Clinical Pathways Tanggal berlaku:


Serangan Asma Akut Nomor revisi :
RUMAH SAKIT PUSRI
PALEMBANG

Nama pasien :
Tanggal lahir pasien :
Nomor rekam medik :
Catatan khusus :
Aspek Pelayanan Hari I Hari II Hari III Hari IV
1. Penilaian dan Pemantauan Medis
Anamnesis    

 Sesak
 Batuk
 Mengi
 Riwayat Alergi (Riwayat Atopi)
Pemeriksaan Fisik
 Respiratory Rate
 Nadi
 SpO2 tanpa oksigen
 Penggunaan otot bantu nafas

2. Penilaian dan Pemantauan Keperawatan


 Menilai bersihan jalan nafas    

 Pemberian Oksigenasi    

 Observasi Vital Sign    

3. Pemeriksaan Penunjang medik (lab, radiologi, dsb)


 Darah Rutin (Hb, Leukosit, Trombosit, Diff. count, 
LED, Hematokrit)
 Ro Thorax 
 Ekg (bila usia >40 tahun) 
 AGD

4. Tatalaksana Keperawatan
 Pasang IVFD   

5. Medikasi (Obat-obatan, cairan IV, tranfusi, dsb)


 Tahap-tahap tatalaksana untuk mencapai control;   

-Menggunakan Agonis β2 Inhalasi kerja cepat. Alternatifnya


adalah antikolinergik inhalasi, agonis β2 Oral kerja singkat
dan teofilin kerja singkat.

-obat penghilang sesak ditambah satu obat pengendali ,


menggunakan obat penghilang sesak ditambah obat
pengendali kortikosteroid inhalasi dosis rendah
(budesonide200-400 µg atau ekivalennya)

-Obat penghilang sesak di tambah satu atau dua obat


pengendali, menggunakan obat penghilang sesak ditambah
obat pengendali kombinasi kortikosteroid inhalasi dosis
rendah dengan agonis β2 inhalasi kerja panjang (LABA).

-Obat penghilang sesak ditambah dua atau lebih obat


pengendali, menggunakan obat penghilang sesak ditambah
obat pengendali kombinasi kortikosteroid inhalasi dosis
sedang/tinggi (budesonide 800-1600 µg atau ekivalennya)
dengan LABA.

-Obat penghilang sesak ditambah obat pengendali tahap 4


ditambah kortikosteroid oral.

 Bila terjadi Eksaserbasi akut maka tahap    


penatalaksanaannya sebagai berikut;

- Oksigen (target saturasi oksigen 95 %)

- Menggunakan agonis β2 inhalasi kerja cepat dengan


dosis adekuat (pemberian tiap 20 menit selama satu
jam pertama, selanjutnya setiap jam)

- Dapat juga menggunakan kombinasi ipratropium


bromide dengan agonis β2 inhalasi kerja cepat

- Kortikosteroid oral dengan dosis 0,5-1 mg prednisolone


/kg atau ekivalen dalam periode 24 jam

- Metilsantin tidak dianjurkan, namun teofilin dapat


digunakan jika agonis β2 inhalasi tidak tersedia.

- Dapat menggunakan 2 g magnesium sulfat IV pada


pasien eksaserbasi berat yang tidak respon
bronkodilator dan kortikosteroid sistemik.

- Antibiotika bila ada infeksi sekunder

- Pasien diobservasi 1-2 jam kemudian. Jika respon baik


dan tetap baik 60 menit sesudah pemberian agonis β2
terakhir tidak ada distress pernapasan APE > 70 %
saturasi oksigen >90% pasien dapat dipulangkan
dengan pengobatan (3-5 hari); inhalasi agonis β2
diteruskan steroid oral dipertimbangkan, penyuluhan
dan pengobatan lanjutan, antibiotika diberikan bila ada
indikasi, perjanjian kontrol berobat.

- Bila setelah observasi 1-2 jam respons kurang baik atau


pasien termasuk golongan risiko tinggi, gejala dan
tanda tetap ada, APE < 60 % dan tidak ada perbaikan
saturasi oksigen, pasien harus dirawat.

- Bila setelah observasi 1-2 jam tidak ada perbaikan atau


pasien termasuk golongan risiko tinggi, gejala
bertambah berat, APE <30 %, pc02 >45 mmHg, PO2<
60 mmHg, pasien harus dirawat di unit perawatan
insentif.

 Pemasangan infus   

6. Nutrisi (enteral, parenteral, diet, pembatasan carian,


makanan tambahan, dsb)
• Diet TKTP

7. Kegiatan (aktifitas, toileting, pencegahan jatuh)


 Rawat inap    
 Pendampingan Keluarga
8. Konsultasi dan komunikasi tim (rujuk ke spesialis atau
unit lain, jadwal konfrensi tim)
 Nutrisions

9. Pendidikan dan komunikasi dengan pasien/keluarga


(obat, diet, penggunaan alat, rehabilitasi, dsb)
 Edukasi kondisi pasien, rencana tindakan, rencana 
perawatan dan komplikasi yang mungkin terjadi
 Edukasi pemakaian inhaler
 Edukasi cara batuk efektif
 Edukasi pengaturan diet

10. Rencana discharge (penilaian outcome pasien yang


harus dicapai sebelum pemulangan)
 Sesak berkurang   
 SpO2 >= 95%   

 Wheezing sudah tidak ada   

• Batuk berkurang

Variasi pelayanan yang diberikan Tanggal Alasan Tanda-tangan

Tanggal masuk Tanggal keluar

Diagnosa Utama
Diagnosa Penyerta
Komplikasi -

Tindakan Utama
Tindakan Lain

Catatan Proses Clinical Pathway


Topik : Diarhoe.
Klinisi yang terlibat : dr. IGD
: Dr. Penyakit dalam
: Perawat IGD
: Perawat Ruangan
: laboratorium
: Ahli Gizi
: Farmasi.
Kritisi SPM : revisi total (lihat permenkes)
Kritisi SOP Perawat : Belum ada TTD Direktur, dan logo RSUD.
Pelaksanaan SOP : sebagian dilaksanakan.
Sumber literature : PNPK dari setiap Koligeum ( internis, pediatric, obsgyn, ortopedi, syaraf,
jiwa), kalau belum ada cari dari www.sign.ac.uk
Catatan penting pentunjuk teknis penulisan clinical pathway :
1. Criteria pasien yang dapat menggunakan CP harus sesuai dengan judul pathway
2. Nama pasien disesuaikan dengan status pasien(catatan Rekam Medik)
3. Pada catatan penting dituliskan catatan yang penting untuk pathway penyakitnya Ex : pada
penderita yang akan diberi antibiotic ditulis riwayat alergi karena akan diberikan antibiotic.
4. Isilah tanda centang jika sudah dikerjakan pada kolom yang tersedia.
5. Bila kolom centang tidak dilakukan maka harus ditulis di kolom variasi
6. Bila ada tambahan pelayanan dan tindakan maka harus ditulis dikolom variasi.
7. CP hanya sebagai pedoman tatalaksana pelayanan klinis (sesuai kebutuhan dilapangan) tidak
mengikat seorang medis atau para medis.

Anda mungkin juga menyukai