1. Pengertian Angina Pectoris adalah tanda klinis pertama pada sekitar 50% pasien yang
mengalami penyakit jantung koroner. Angina pectoris dapat berupa Angina
Pectoris Tipikal atau Angina Pectoris Atipikal.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam menangani penyakit angina pectoris dengan
cepat dan aman
3. Kebijakan Keputusan Kepala UOBF Puskesmas Jenu Nomor:
440/015/KPTS/C/414.102.20/2022 tentang Kebijakan Layanan Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK:01.07/MENKES/1186/2022
tentang Panduan Praktik klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1186 Tahun 2022 tentang panduan praktik klinis bagi
dokter di fasilitas pelayanan kesehatan pertama.
5. Prosedur / 1. Petugas melakukan anamnesa singkat terhadap pasien,
Langkah- Keluhan antara lain:
Langkah Keluhan angina tipikal : rasa tertekan/berat daerah retrosternal,
menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area interskapular, bahu, atau
epigastrium, keluhan dapat berlangsung intermitten (beberapa menit)
atau persisten (>20 menit). Keluhan penyerta adalah diaphoresis
(keringat dingin), mual/muntah, nyeri abdominal, sesak nafas dan
sinkop.
Keluhan angina atipikal : nyeri di daerah penjalaran angina tipikal,
gangguan pencernaan, sesak nafas yang tidak dapat diterangkan, atau
rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
2. Petugas membaringkan pasien.
3. Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, saturasi oksigen
dalam darah perifer dan pemeriksaan fisik jantung paru.
4. Petugas memberikan oksigen dimulai 2 lpm melalui kanula hidung atau
4 lpm dengan sungkup muka dewasa bila Saturasi Oksigen <90%.
5. Petugas memberikan terapi farmakologi berupa:
1) Isosorbid Dinitrat (ISDN) 5 mg sublingual dapat dilanjutkan
dengan 5 mg peroral sampai mendapat pelayanan rawat lanjutan di
pelayanan sekunder, perhatikan ada tidaknya kontra indikasi
(Kontra Indikasi : telah mengkonsumsi sidelafil dalam 24 jam,
tadalafil dalam 48 jam) .
2) Aspirin 160-320 mg sekali minum pada serangan.
6. Petugas melakukan pemeriksaan EKG pada pasien.
7. Petugas memberikan penjelasan mengenai kondisi penyakit pasien,
konseling dan edukasi kepada pasien dan keluarga, antara lain:
Kondisi ini merupakan salah satu kegawatan jantung, sehingga
memerlukan penanganan lebih lanjut di fasilitas kesehatan
tingkat lanjut terkait dengan keterbatasan sarana dan obat.
Untuk mencegah serangan ulang perlu mengontrol emosi,
mengurangi kerja berat, mengurangi konsumsi makanan
berlemak, menghentikan konsumsi rokok dan alcohol, menjaga
berat badan ideal, mengatur pola makan, melakukan olah raga
ringan secara teratur, jika memiliki riwayat diabetes tetap
lakukan pengobatan secara teratur, melakukan kontrol serum
lipid, mengontrol tekanan darah.
8. Petugas melakukan persiapan rujukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjut (FKTL)
9. Petugas mencatat semua hasil pemeriksaan dan tindakan kedalam rekam
medik.
6. Diagram Alir
Petugas melakukan anamnesa singkat terhadap
pasien