Anda di halaman 1dari 2

PELAYANAN KLINIS OSTEOARTRITIS

No. Dokumen : /UKP/PTM/TBR


No. Revisi : 00
SOP
Tgl. Terbit : 11 Februari 2019
Halaman : 1/2
PUSKESMAS
dr. Ahrahayati Wildany
KECAMATAN NIP.196311282002122001
TAMBORA

1. Pengertian SOP ini mengatur tata cara penegakan diagnosa dan penanganan pasien
dengan Osteoartritis. Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang
berkaitan dengan kerusakan kartilago.
2. Tujuan SOP ini digunakan sebagai acuan dalam penatalaksanaan pasien dengan
Osteoartritis secara komprehensif sehingga tercapai hasil layanan yang
optimal.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 233 Tahun 2015 Tentang Jenis-jenis Pelayanan
4. Referensi Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter Layanan Primer
Permenkes No. 5 Tahun 2014
Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia untuk Diagnosis dan
Penatalaksanaan Osteoartritis
5. Prosedur / 1. Perawat memanggil pasien sesuai dengan nomor urutan
Langkah - 2. Perawat melakukan anamnesa singkat penyakit/keluhan pasien dan
langkah melakukan pengukuran tanda-tanda vital ( Berat Badan, Tekanan Darah,
Nadi, Nafas dan Suhu)
3. Pasien dipanggil masuk ke ruangan dokter
4. Dokter melakukan pengkajian lebih dalam mengenai keluhan pasien
5. Pasien dengan Osteoartritis pada umumnya mengeluhkan:
- Nyeri sendi
- Hambatan gerakan sendi
- Kaku pagi
- Krepitasi
- Pembesaran sendi
- Perubahan gaya berjalan
6. Dokter melakukan pemeriksaan fisik :
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital
b. Pemeriksaaan antropometri (lingkar perut dan IMT/Indeks Massa
Tubuh).
Pengukuran lingkar perut (pada pertengahan antara iga terbawah
dengan krista iliaka, pengukuran dari lateral dengan pita tanpa
menekan jaringan lunak). Risiko meningkat bila laki-laki > 85 cm dan
perempuan > 80cm.
c. Pemeriksaan lokalisasi:
- Inspeksi : eritema, hambatan gerak, pembengkakan sendi yang
seringkali asimetris, perubahan gaya berjalan
- Palpasi : nyeri sentuh/tekan, krepitasi
7. Dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang yaitu: yaitu: Radiografi
(Rontgen lutut)
8. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan
penunjang.
9. Dokter menjelaskan pengobatan yang akan dilakukan kepada pasien
a. Non farmakologi
- Modifikasi gaya hidup seperti menurunkan berat badan hingga
ideal
- Menghindari alcohol
- Menghindari minuman yang mengandung gula pemanis buatan
- Latihan fisik teratur.
- Melatih pasien untuk tetap menggunakan sendinya dan melindungi
sendi yang sakit
- Rehabilitasi medik /fisioterapi dan Akupunktur
b. Farmakologi
1. Terapi simptomatik:
 Prednison dosis 10-15 mg/oral/hari, diturunkan secara
bertahap dengan dosis pemeliharaan 5-10 mg/oral/hari.
 NSAID oral yaitu golongan COX 1 (natium diklofenak,
ibuprofen, piroksikam, asam mefenamat, metampiron) dan
golongan COX 2 (meloxicam) demam ( antipiretik ),
10. Dokter memberikan rujukan internal ke poli gizi dan rujukan eksternal bila
diperlukan.
Kriteria rujukan:
 Terdapat penyakit komorbid yang harus ditangani oleh spesialis.
11. Dokter memberikan resep kepada pasien
12. Pasien mengambil obat di farmasi
6. Diagram Alir -
7. Unit terkait 1. Loket Pendaftaraan
2. Poli Umum
3. Poli PTM
4. Poli lansia
5. Poli gizi
6. Poli 24 jam
7. Laboratorium
8. Farmasi
8. Dokumen terkait 1. Rekam medis berbasis elektronik
2. Formulir pemeriksaan penunjang
3. Resep

9. Riwayatperubaha NO Yang Berubah Isi Perubahan Tgl.Berlaku


ndokumen

No. Dokumen : 01/Pokja/Unit/TBR


No. Revisi : 00
Halaman : 2/2

Anda mungkin juga menyukai