Anda di halaman 1dari 5

GAGAL JANTUNG

No. Dokumen : UKP/BPU/SOP/400/2017


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 25-07-2017
Halaman : 1/3
N.R.Nitya MB
UPT Puskesmas
NIP.
Tanah Tinggi
196312211992032004
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga tidak
1.Pengertian
bias memompa cukup darah keseluruh tubuh.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penatalaksanakan gagal jantung
2. Tujuan dan mencegah terjadinya komplikasi untuk semua pasien yang menderita gagal
jantung yang datang di Unit Pelayanan Umum puskesmas Tanah Tinggi
Keputusan Kepala Puskesmas Nomor: UKP/VII/SK/045/VI/2017
3. Kebijakan
Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Tanah Tinggi.
1. Panduan Praktik Klinis di puskesmas, 2014, Depertemen Kesehatan RI
2. KMK 514/2015 tentang Panduan Praktek Klinis bagi Dokter di FKTP
4. Referensi
3. Permenkes no 5 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis dokter di Fasyankes
Primer.
5. Langkah - 1. Perawat Melakukan identifikasi dan pengukuran tekanan darah dan
langkah mencatat dalam buku status pasien.
2. Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien:
Keluhan:
- Sesak pada saat beraktifitas (dyspneu d’effort)
- Gangguan napas pada perubahan posisi (ortopneu)
- Sesak napas malam hari (paroxysmal nocturnal dyspneu)
Keluhan tambahan: lemas, mual, muntah dan gangguan mental pada orangtua
Faktor Risiko:
- Hipertensi
- Dislipidemia
- Obesitas
- Merokok
- Diabetes melitus
- Riwayat gangguan jantung sebelumnya
- Riwayat infark miokard

3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana


Pemeriksaan Fisik:
- Peningkatan tekanan vena jugular
- Frekuensi pernapasan meningkat
1/1
- Kardiomegali
- Gangguan bunyi jantung (gallop)
- Ronki pada pemeriksaan paru
- Hepatomegali
- Asites
- Edema perifer
Pemeriksaan Penunjang: (tidak dapat dilakukan di puskemas)
- X Ray thoraks untuk menilai kardiomegali dan melihat gambaran edema paru
- EKG (hipertrofi ventrikel kiri, atrial fibrilasi, perubahan gelombang T, dan
gambaran abnormal lain).
- Darah perifer lengkap

4. Dokter melakukan Penatalaksanaan terhadap pasien


Modifikasi gaya hidup
- Pembatasan asupan cairan maksimal 1,5 liter (ringan), maksimal 1 liter
(berat)
- Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
Aktivitas fisik
- Pada kondisi akut berat: tirah baring
- Pada kondisi sedang atau ringan: batasi beban kerja sampai 60% hingga 80%
dari denyut nadi maksimal (220/umur)
Penatalaksanaan farmakologi
Pada gagal jantung akut:
- Terapi oksigen 2-4 liter per menit
- Pemasangan iv line untuk akses dilanjutkan dengan pemberian furosemid
injeksi 20 s/d 40 mg bolus dapat diulang tiap jam sampai dosis maksimal 600
mg/hari.
- Segera rujuk.
Pada gagal jantung kronik:
- Diuretik: diutamakan loop diuretic (furosemid) bila perlu dapat
dikombinasikan Thiazid, bila dalam 24 jam tidak ada respon rujuk ke layanan
sekunder.
- ACE Inhibitor (ACE-I) atau Angiotensine II receptor blocker (ARB) mulai
dari dosis terkecil dan titrasi dosis sampai tercapai dosis yang efektif dalam
beberapa minggu. Bila pengobatan sudah mencapai dosis maksimal dan target
tidak tercapai segera dirujuk.
- Digoksin diberikan bila ditemukan takikardi untuk menjaga denyut nadi tidak
terlalu cepat.
Konseling dan Edukasi
- Edukasi tentang penyebab dan faktor risiko penyakit gagal jantung kronik
misalnya tidak terkontrolnya tekanan darah, kadar lemak atau kadar gula darah.
1/1
- Pasien dan keluarga perlu diberitahu tanda-tanda kegawatan kardiovaskular dan
pentingnya untuk kontrol kembali setelah pengobatan di rumah sakit.
- Patuh dalam pengobatan yang telah direncanakan.
- Menjaga lingkungan sekitar kondusif untuk pasien beraktivitas dan berinteraksi.
- Melakukan konferensi keluarga untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendukung
dan penghambat penatalaksanaan pasien, serta menyepakati bersama peran
keluarga pada masalah kesehatan pasien.

5. Dokter melakukan rujukan jika memenuhi kebijakan kriteria rujukan .


- Pasien dengan gagal jantung harus dirujuk ke fasilitas peayanan kesehatan
sekunder yang memiliki dokter spesialis jantung atau spesialis penyakit dalam
untuk perawatan maupun pemeriksaan lanjutan seperti ekokardiografi.
- Pada kondisi akut, dimana kondisi klinis mengalami perburukan dalam waktu
cepat harus segera dirujuk layanan sekunder atau layanan tertier terdekat untuk
dilakukan penanganan lebih lanjut.

6. Dokter dan perawat melakukan dokumentasi pada rekamedis pasien


1. Pelayanan Pemeriksaan Umum
6. Unit Terkait
2. Pelayanan Unit Gawat Darurat ( UGD )
1. Status pasien (Rekam Medis)
7. Dokumen Terkait 2. Lembaran resep
3. From Rujukan
Tanggal mulai
8. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
Historis
perubahan

1/1
BENDA ASING DITELINGA
No. Kode : UKP/BPU/SOP/400/2017

DAFTAR
No. Revisi :
TILIK

UPT Puskesmas
Halaman : 1/1
Tanah Tinggi

No Langkah Kegiatan Ya Tidak

Perawat Melakukan identifikasi dan pengukuran

1. Apakah tanda-tanda vital (TTV), berat badan dan tinggi


badan. Kemudian mencatat dalam buku status
pasien.
2. Apakah Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien:

3. Apakah Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang


sederhana

4. Apakah Dokter melakukan Penatalaksanaan dan KIE terhadap


pasien
Melakukan rujukan jika memenuhi kebijakan kriteria
5. Apakah
rujukan

Dokter dan perawat melakukan dokumentasi pada


6. Apakah
rekamedis pasien

Compliance rate (CR) : ……………………………….%


………………………………..,……
Pelaksana / Auditor

…………………………….
NIP: ………………….

1/1
1/1

Anda mungkin juga menyukai