Anda di halaman 1dari 3

INSOMNIA

No. Dokumen : UKP/BPU/SOP/419/2017


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 25-07-2017
Halaman : 1/2
N.R.Nitya MB
UPT Puskesmas
NIP.
Tanah Tinggi
196312211992032004
Insomnia adalah gejala atau gangguan dalam tidur, dapat berupa kesulitan berulang
untuk mencapai tidur, atau mempertahankan tidur yang optimal, atau kualitas tidur
1.Pengertian
yang buruk. Pada kebanyakan kasus, gangguan tidur adalah salah satu gejala dari
gangguan lainnya, baik mental (psikiatrik) atau fisik.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penatalaksanakan insomnia dan
2. Tujuan mencegah terjadinya komplikasi untuk semua pasien yang datang di Unit Pelayanan
Umum puskesmas Tanah Tinggi
Keputusan Kepala Puskesmas Nomor: UKP/VII/SK/045/VI/2017
3. Kebijakan
Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Tanah Tinggi.
4. Referensi Panduan Praktik Klinis di puskesmas, 2014, Depertemen Kesehatan RI
5. Langkah - 1. Perawat Melakukan identifikasi dan pengukuran tekanan darah dan mencatat
langkah dalam buku status pasien.
2. Dokter Melakukan anamnesa terhadap pasien:
Keluhan :
Sulit masuk tidur, sering terbangun di malam hari atau mempertahankan tidur yang
optimal, atau kualitas tidur yang buruk.
Faktor Risiko :
- Adanya gangguan organik (seperti gangguan endokrin, penyakit jantung).
- Adanya gangguan psikiatrik seperti gangguan psikotik, gangguan depresi,
gangguan cemas, dan gangguan akibat zat psikoaktif.
Faktor Predisposisi
- Sering bekerja di malam hari .
- Jam kerja tidak stabil.
- Penggunaan alkohol, cafein atau zat adiktif yang berlebihan.
- Efek samping obat.
- Kerusakan otak, seperti: encephalitis, stroke, penyakit Alzheimer

3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana


Pemeriksaan Fisik:
Pada status generalis, pasien tampak lelah dan mata cekung. Bila terdapat gangguan
organik, ditemukan kelainan pada organ.
Pemeriksaan penunjang:
1/1
Pemeriksaan spesifik tidak diperlukan

4. Dokter memberikn Penatalaksanaan dan KIE


Penatalaksanaan
1. Pasien diberikan penjelasan tentang faktor-faktor risiko yang dimilikinya dan
pentingnya untuk memulai pola hidup yang sehat dan mengatasi masalah yang
menyebabkan terjadinya insomnia.
2. Untuk obat-obatan, pasien dapat diberikan Lorazepam 0,5 – 2 mg atau Diazepam
2-5 mg pada malam hari. Pada orang yang berusia lanjut atau mengalami
gangguan medik umum diberikan dosis minimal efektif.
Konseling dan Edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga agar mereka dapat memahami
tentang insomnia dan dapa tmenghindari pemicu terjadinya insomnia.

5. Dokter melakukan rujukan sesuai kriteria rujukan


Apabila setelah 2 minggu pengobatan tidak menunjukkan perbaikan, atau apabila
terjadi perburukan walaupun belum sampai 2 minggu, pasien dirujuk kefasilitas
kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis kedokteran jiwa.

6. Dokter dan perawat melakukan dokumentasi pada rekamedis pasien


6. Unit Terkait Pelayanan Pemeriksaan Umum
1. Status pasien (Rekam Medis)
7. Dokumen
2. Lembaran resep
Terkait
3. Lembar Rujukan
8. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Historis
perubahan

1/1
INSOMNIA
No. Kode : UKP/BPU/SOP/419/2017

DAFTAR
No. Revisi :
TILIK

UPT Puskesmas
Halaman : 1/1
Tanah Tinggi

No Langkah Kegiatan Ya Tidak

Perawat Melakukan identifikasi dan pengukuran

1. Apakah tanda-tanda vital (TTV), berat badan dan tinggi


badan. Kemudian mencatat dalam buku status
pasien.
2. Apakah Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien:

3. Apakah Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang


sederhana
4. Apakah Dokter melakukan Penatalaksanaan terhadap pasien

Melakukan rujukan jika memenuhi kebijakan kriteria


5. Apakah
rujukan

Dokter dan perawat melakukan dokumentasi pada


6. Apakah
rekamedis pasien

Compliance rate (CR) : ……………………………….%


………………………………..,……
Pelaksana / Auditor

…………………………….
NIP: ………………….

1/1

Anda mungkin juga menyukai