Anda di halaman 1dari 3

TATA LAKSANA DEPRESI

No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :1/3
PUSKESMAS
dr.Winarto
KECAMATAN
NIP.198102242006041003
CIRACAS
1. Pengertian Tata laksana depresi adalah penanganan pasien yang mengalami gangguan
afek (mood), berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala
penyertanya termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor,
kelelahan, putus asa dan tidak berdaya serta keinginan untuk bunuh diri
2. Tujuan Prosedur ini digunakan sebagai acuan tata laksana penanganan gangguan
depresi di Puskesmas Kecamatan Ciracas.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Ciracas Nomor 45 Tahun 2017 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Kecamatan Ciracas
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 514 Tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
2. Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa (PPDGJ)
3. Buku Pedoman Kegawatdaruratan Psikiatrik
5. Prosedur/Langkah- 1. Persiapan Alat& Bahan:
langkah 1.1 Stetoskop
1.2 Form Asessment
2. Petugas yang mela ksanakan:
2.1 Petugas Medis
3. Langkah – langkah:
3.1 Petugas mencuci tangan menggunakan hand scruf
3.2 Petugas menggunakan APD jika diperlukan
3.3 Petugas melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan : nama,
tanggal lahir, nomor rekam medis, alamat pasien ( minimal 2 data )
dan mencocokkan dengan data rekam medis.
3.4 Petugas melakukan anamnesa dengan menanyakan keluhan pasien
dan pertanyaan sesuai form asessment atau keluhan keluhan lain
serta masalah yang dialami oleh pasien
3.5 Petugas merujuk ke pemeriksaan penunjang atau laboratorium bila
diperlukan untuk menyingkirkan gejala gangguan organik
3.6 Petugas menegakkan diagnosa
3.7 Petugas merujuk pasien ke poli lain atau Rumah Sakit jika dibutuhkan
3.8 Petugas memberikan terapi dan menuliskan resep apabila diperlukan
dan memberikannya kepada pasien dan pendamping pasien
3.9 Petugas menuliskan resep terapi awal berupa amitriptilin 25 mg 2 x
sehari. Bila telah ada respon maka dosis dipertahankan selama 4
minggu sampai pasien tenang dan kembali dapat mengurus dirinya
sendiri.
3.10 Selanjutnya setiap minggu dosis diturunkan secara bertahap dan
dosis rumat dipertahankan selama 3 bulan.
3.11 Petugas memberikan konseling dan edukasi kepada pasien
3.12 Petugas memasukkan data p-care dan menuliskan ke buku register
harian identitas pasien, kode penyakit dan jumlah kunjungan yang
nantinya digunakan untuk kajian laporan bulanan
6. Bagan Alir (Jika
diperlukan) Mencuci tangan

Menggunakan APD

Identifikasi Pasien

Anamnesa dan Pemeriksaan


Pemeriksaan Fisik Penunjang

Rujuk
Diagnosa Eksternal dan
Internal

Petugas memberikan terapi

Petugas memberikan konseling

Dokumentasikan dalam
Rekam Medis

7. Hal-hal yang perlu Gejala depresi :


diperhatikan 1. Terdapat gangguan afek (mood) yang rendah, memperlihatkan respon
emosional yang buruk
2. Hilangnya minat pada aktifitas dan interaksi sosial menjadi salah satu tanda
penting pada pasien dengan gangguan depresi.
3. Terdapat perubahan pola tidur. Kesulitan tidur malam hari terlihat saat
cemas menyertai. Tidur yang berlebihan bisa menjadi gejala yang umun
terjadi pada pasien depresi.
4. Rasa kelelahan seperti sulit untuk memulai suatu pekerjaan yang kemudian
berdampak ke fisik maupun mental seperti kurang tidur, kurang
konsentrasi, nafsu makan menurun atau malah meningkat, kebersihan diri
menurun
5. Gangguan tersebut di atas dialami selama satu bulan atau lebih secara
terus menerus.
6. Gunakanlah dosis efektif terkecil untuk mengurangi efek samping.
7. Jika pasien relatif stabil diberikan dosis yang sama seperti diatas
selama 6 – 24 bulan.
8. Jika terus stabil pasien masuk tahap rumatan dengan dosis yang sama
seperti di atas selama 2 – 5 tahun, bila perlu seumur hidup

8. Unit terkait 1. Loket Pendaftaran


2. Apotik
3. Unit Penunjang lainnya
4. Unit rawat jalan lainnya
9. Dokumen terkait Rekam Medis

2/3
10.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan

3/3

Anda mungkin juga menyukai