Anda di halaman 1dari 5

INSOMNIA

No.Dokumen :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS ARIF EKO TRILIANTO,SKM


RANUGEDANG NIP. 198310032010011009

1. Pengertian Insomnia adalah gejala atau gangguan dalam tidur, dapat berupa kesulitan
berulang untuk mencapai tidur, atau mempertahankan tidur yang optimal,
atau kualitas tidur yang buruk. Pada kebanyakan kasus, gangguan tidur
adalah salah satu gejala dari gangguan lainnya, baik mental (psikiatrik)
atau fisik.
Secara umum lebih baik membuat diagnosis gangguan tidur yang spesifik
bersamaan dengan diagnosis lain yang relevan untuk menjelaskan secara
kuat psikopatologi dan atau patofisiologinya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pasien
dengan insomnia
3. Kebijakan SK Pimpinan Puskesmas Perawatan Laimu Nomor ,
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Perawatan Laimu
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
 Sulit masuk tidur, sering terbangun di malam hari atau
mempertahankan tidur yang optimal, atau kualitas tidur yang buruk.

Faktor Risiko
1. Adanya gangguan organik (seperti gangguan endokrin, penyakit
jantung).
2. 2. Adanya gangguan psikiatrik seperti gangguan psikotik, gangguan
depresi, gangguan cemas, dan gangguan akibat zat psikoaktif.

Faktor Predisposisi
1. Sering bekerja di malam hari .
2. Jam kerja tidak stabil.
3. Penggunaan alkohol, cafein atau zat adiktif yang berlebihan.
4. Efek samping obat.
5. Kerusakan otak, seperti: encephalitis, stroke, penyakit Alzheimer

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


 Pemeriksaan Fisik
 Pada status generalis, pasien tampak lelah dan mata cekung. Bila
terdapat gangguan organik, ditemukan kelainan pada organ.
 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan spesifik tidak diperlukan.

Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis.

Pedoman Diagnosis
1. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur
atau kualitas tidur yang buruk
2. Gangguan terjadi minimal tiga kali seminggu selama minimal satu
bulan.
3. Adanya preokupasi tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan
terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari.
4. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur
menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi
fungsi dalam sosial dan pekerjaan.

Diagnosis Banding
1. Gangguan Psikiatri, Gangguan Medik umum, Gangguan Neurologis,
2. Gangguan Lingkungan, Gangguan Ritme sirkadian.
3. Komplikasi
4. Dapat terjadi penyalahgunaan zat.

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan
1. Pasien diberikan penjelasan tentang faktor-faktor risiko yang
dimilikinya dan pentingnya untuk memulai pola hidup yang sehat
dan mengatasi masalah yang menyebabkan terjadinya insomnia.
2. Untuk obat-obatan, pasien dapat diberikan Lorazepam 0,5 – 2 mg
atau Diazepam 2-5 mg pada malam hari. Pada orang yang berusia
lanjut atau mengalami gangguan medik umum diberikan dosis
minimal efektif.

Konseling dan Edukasi


1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga agar mereka
dapat
2. memahami tentang insomnia dan dapa tmenghindari pemicu
3. terjadinya insomnia.

Kriteria Rujukan
1. Apabila setelah 2 minggu pengobatan tidak menunjukkan perbaikan,
2. atau apabila terjadi perburukan walaupun belum sampai 2 minggu,
3. pasien dirujuk kefasilitas kesehatan sekunder yang memiliki dokter
4. spesialis kedokteran jiwa.
Peralatan
 Tidak ada Peralatan khusus

Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam
6. Daigram alir

Petugas menerima
pasien

Petugas melakukan anamnesa

Petugas melakukan cuci tangan serta memakai APD level 1 sebelum melakukan
pemeriksaan TTV dan pemeriksaan fisik

Petugas menegakkan diagnosa insomnia dan memberikan informed consent

Menjelaskan pola hidup yang sehat dan mengatasi masalah yang menyebabkan terjadinya insomnia

diberikan Lorazepam 0,5 – 2 mg atau Diazepam 2-5 mg pada malam


hari. petugas melakukan cuci tangan setelah melakukan
pemeriksaan dan tindakan

insomnia
INSOMNIA berlanjut atau
Insomnia sembuh
berulang

1.diberikan penjelasan tentang faktor risiko yang


dimilikinya, pentingnya pola hidup yang sehat dan Jika dengan 2 kali pemberian diberikan
mengatasi masalah yang menyebabkan terjadinya Lorazepam 0,5 – 2 mg atau Diazepam 2-5 mg
insomnia pada malam hari insonia masih berulang

Petugas memberikan KIE kepada keluarga pasien Petugas memberikan KIE kepada keluarga pasien
mengenai kondisi pasien serta melakukan mengenai kondisi pasien serta melakukan
pencatatan dan pelaporan pencatatan dan pelaporan

Pasien sembuh /pasien


dilakukan rujukan ke FKTRL

7. Hal-Hal yang Kriteria Rujukan, antara lain :


perlu
diperhatikan a. Apabila Jika dengan 2 kali pemberian diberikan Lorazepam 0,5 – 2
mg atau Diazepam 2-5 mg pada malam hari insonia masih berulang
b. Jika diperlukan pemeriksaan penunjang atau dokter spesialis
8. Unit Terkait 1. Loket Pendaftaran
2. Poli KIA/KB
3. UGD
4. Rawat Inap
9. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait 2. Register Kunjungan Poli Umum, Register UGD, Register Rawat Inap
3. SIMPUS-EVO
10. Rekaman Tanggal mulai
No. Yang dirubah Isi Perubahan
historis diberlakukan.
perubahan

Anda mungkin juga menyukai