Anda di halaman 1dari 54

MODUL PSIKIATRI

Trigger 2
TUTORIAL 5 :
 Fasilitator : dr. Irwan Triansyah, Sp.THT-KL
 Ketua : Siti Hardiyanti (1510070100039)
 Sekretaris : Ridho Devid Tri Sabirin(1510070100034)
 Anggota : Indah Hendyni(1510070100036)
Nurul Septi Arbi Astuti(1510070100033)
Intania Kartini(1510070100040)
Fadholi Hibatullah(1510070100038)
Doni Wahyudi(1310070100193)
Rizqa Ashfiya Salma(1510070100035)
Nina Tri Suryani(1510070100037)
TRIGGER :
STEP 1 CLARIFY UNFAMILIAR TERMS

1. Fluktuatif : Sebuah kondisi/keadaan yang tidak stabil, yang


menunjukkan gejala yang tidak tetap dan berubah-ubah.
2. Disorientasi : Salah satu ciri gangguan jiwa, seperti kekacauan
dan kehilangan daya untuk mengenal lingkungan.
3. Komprehensif : Segala sesuatu yang bersifat luas dan lengkap
meliputi seluruh aspek dan meliputi ruang lingkup yang luas.
4. Reorientasi : Suatu kerja utama dalam meningkatkan jumlah
harapan hidup dan pelayanan kesehatan.
5. Delirium : Keadaan seseorang bersifat sementara,
mendadak, penurunan kemampuan memusatkan
perhatian,bingung dan tidak bisa berfikir jernih.
STEP 2 DEFINE THE PROBLEM
1. Kenapa Tn. Anwar tampak lebih gelisah pada malam hari sejak 1 hari yang
lalu ?
2. Apa hubungan dehidrasi berat dengan kondisi Tn. Anwar?
3. Kenapa Tn. Anwar berbicara meracau dang mengatakan melihat ibunya
yang sudah meninggal ?
4. Kenapa kondisi Tn. Anwar lebih baik pada pagi hari ?
5. Makna klinis pemeriksaan fisik, status mental dan laboratorium?
6. Bagaimana pengobatan yang komprehensif?
7. Bagaimana cara untuk melakukan reorientasi pada pasien?
8. Bagaimana dehidrasi bisa menimbulkan gangguan jiwa?
9. Apakah pasien bisa kembali normal jika dehidrasi teratasi?
10. Kemungkinan diagnosis pada trigger?
STEP 3 POSIBLE HYPOTHESIS OR EXPLANATION

1. Karena dehidrasi berat yang dia alami menyebabkan


Tn.Anwar gelisah.
2. Dehidrasi menyebabkan tubuh mengalami kehilangan
banyak cairan.
3. LO.
4. LO.
5. *Pemeriksaan fisik :
-hipotensi
-nadi normal
-frekuensi nafas normal
-suhu : normal
*Pemeriksaan labor :
-Na  Hiponatremi
-K  Normal
*Pemeriksaan status mental :
-Delirium : pasien tampak bingung dan berkabut
-Sulit mempertahankan, memusatkan, dan mengalihkan perhatian
 distrakbilitas
-Disorientasi : tidak bisa mengenal orang,waktu, dan tempat
-Mood dosforik : gangguan yang bertahan karena kehilangan
gangguan kesenangan
-Afek terbatas : gangguan respon sesaat, nampak
sedih/depresi
-Halusinasi visual : melihat ibu yang telah meninggal
6. Pengobatan komprehensif
Pengobatan yang dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan
keadaan pasien setelah itu kita lakuakn promosi,preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
7. Dengan menerangkan kepada keluarga untuk disampaikan kepada pasien
mengenai dimana ia berada, dan mengajarkan , mengenalkan lingkungan di
sekitarnya.
8. LO.
9. Bisa kembali ke keadaan normal kalau cepat diatasi.
10. -Axis 1 : delirium
-Axis 2 : -
-Axis 3 : dehidrasi, hiponatremi
-Axis 4 : -
-Axis 5 : LO
STEP 4 : ARRANGE EXPLANATION INTO A
TENTATIVE SOLUTION
Tn. Anwar, 40 Tahun
 

Anamnesis Pem. Fisik Pem. Status Mental Pem. Penunjang

Diagnosis Banding

Diagnosis Kerja

Penatalaksanaan
STEP 5 : DEFINE LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang :
1. Anamnesa pada trigger
2. Patofisiologi
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan status mental
5. Pemeriksaan penunjang
6. Diagnosis banding
7. Diagnosis kerja
8. Penatalaksanaan
STEP 6 : SHARE THE RESULT OF INFORMATION AND
PRIVATE STUDY
STEP 7 : SHARE THE RESULT OF INFORMATION
GATHERING AND PRIVATE STUDY
1. ANAMNESIS/ALLOANAMNESIS
Nama : Tn. Anwar
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
RPS : Didiagnosis dehidrasi berat
Keluhan Utama : Diare sejak 3 hari yang lalu
Keluhan Lain :
 Tampak gelisah pada malam hari
 Berbicara meracau dan mengatakan bahwa dia melihat ada ibunya yang
sudah meninggal dikamar rawat
 Keadaan membaik pada pagi hari

RPD : -
RPK : -
RPO : -
GEJALA KLINIS DELIRIUM
 Perubahan kesadaran  kesadaran berkabut
 Perubahan atensi

 Perubahan kognitif

 Onset cepat

 Durasi singkat

 Fluktuasi. Memburuk pada malam hari (sundowning), dan membaik pada


pagi hari
 Gangguan persepsi
 Hiperaktivitas atau hipoaktivitas

 Gangguan tidur

 Perubahan mood
2. PATOGENESIS
 Kekurangan cairan dapat menyebabkan gangguan jiwa karena kekurangan
cairan dan ketidakseimbangan elektrolit (contoh hiponatremi) dapat
mengakibatkan disfungsi sistem saraf pusat akut yang hanya dapat diperbaiki
bila homeostatisnya telah normal kembali
3. PEMERIKSAAN FISIK DELIRIUM
 Pemeriksaan fisik
Berguna untuk mengetahui adanya penyebab atau adanya tanda neurologis
fokal. Confussion Association Method (CAM)menyediakan alat untuk
menilai pasien delirium.
Versi singkatnya meliputi algoritme diagnostik,berdasarkan ciri kardinal
delirium yaitu onset akut, perjalanan fluktuatif, penurunan perhatian,
perubahan tingkat kesadaran
 CAM memiliki sensitifitas 77-100%
 Dapat digunakan dengan mudah pada kondisi klinis rutin
4
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan yang dilakukan untuk delirium, adalah:
a. Mini-mental State Examination (MMSE).
b. Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk mencari Diagnosis penyakit
    utama, yaitu:
    Hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, gula darah, elektrolit
    (terutama natrium), SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, urinalisis, analisis
     gas darah, foto toraks, elektrokardiografi, dan CT Scan kepala, jika
     diperlukan
6. DIAGNOSIS BANDING
Gambaran Delirium Demensia
Riwayat Akut Kronik
Awal Cepat Lambat laun
sebab Terdapat penyakit Penyakit otak kronik
lain(infeksi,dehidrasi,putus obat) (alzheimer,demensia vaskular)

Lamanya Berhari-hari/minggu Bulan/tahun


Perjalanan sakit Naik turun Kronik progresif
Taraf kesadaran Naik turun normal
Orientasi Terganggu, periodik
Afek Cemas dan iriatable Labil tapi cemas
Bahasa Lamban,inkoheren Sulit menemukan istilah tepat

Daya ingat Jangka pendek terganggunya nyata Jangka pendek dan panjang
Gambaran Delirium Demensia
Persepsi Halusinasi(visual) Halusinasi jarang
Psikomotor Retardasi Normal
Tidur Terganggu siklusnya Sedikit terganggu
Atensi dan kesadaran Amat terganggu Sedikit terganggu
• Gangguan Psikotik Singkat
• Skizofrenia
• Skizofreniform
• Gangguan Psikotik Lainnya
• Mood dengan Gambaran Psikotik
• Gangguan Stres Akut
7. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
 Aksis 1 : Delirium et causa gangguan elektrolit
 Aksis 2 : tidak ada
 Aksis 3 : dehidrasi berat karena diare
 Aksis 4 : tidak ada
 Aksis 5 : Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
8. DIAGNOSIS KERJA

Delirium et causa gangguan elektrolit


9. RENCANA PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF (PLAN)
Tujuan Terapi
a. Mencari dan mengobati penyebab delirium
b. Memastikan keamanan pasien
c. Mengobati gangguan perilaku terkait delirium, misalnya agitasi
    psikomotor

Penatalaksanaan
a. Kondisi pasien harus dijaga agar terhindar dari risiko kecelakaan selama
    perawatan.
b. Apabila pasien telah memperoleh pengobatan, sebaiknya tidak
    menambahkan obat pada terapi yang sedang dijalanin oleh pasien.
c. Bila belum mendapatkan pengobatan, pasien dapat diberikan obat anti
    psikotik. Obat ini diberikan apabila ditemukan gejala psikosis dan atau
    agitasi, yaitu: Haloperidol injeksi 2-5 mg IntraMuskular (IM)/ IntraVena
    (IV). Injeksi dapat diulang setiap 30 menit, dengan dosis maksimal 20
    mg/hari.

Konseling dan Edukasi


Memberikan informasi terhadap keluarga/ care giver agar mereka dapat
KESIMPULAN
Dari anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan fisik, penunjang, status mental
yang didapat pada trigger kami menyimpulkan bahwa Tn. Anwar mengalami
Delirium et causa gangguan elektrolit. Diagnosis ini didukung oleh gejala
klinis dan pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis
penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
 Ganong, wiliam f .2010. Patofisiologi Penyakit. Jakarta:EGC
 Goodman,dkk.2012. Dasar Farmakologi Terapi. Jakarta:EGC

 Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2.


Jakarta: EGC
 Maslim, Rusdi. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas
PPDGJ-III dan DSM-V. Cetakan 2 – Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas
Kedokteran Unika Atma Jaya. Jakarta: PT Nuh Jaya.

Anda mungkin juga menyukai