Anda di halaman 1dari 7

BLOK 11

LEARNING OBJECTIVE SKENARIO 2: Gangguan Tidur

“MATA YANG SULIT TERPEJAM”

DISUSUN OLEH:

NAMA : INCE GUNAWAN RAHMAN


STAMBUK : N101 19 150
KELOMPOK : 12 (Dua Belas)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO

2022

1. Edukasi dan Pencegahan ?


Jawab :
Menerapkan Sleep Hygiene
 Hindari tidur sepanjang hari
 Olah raga dan mempertahankan diet sehat
 Hentikan penggunaan stimulan (misalnya kafein, nikotin, alkohol), terutama sekitar
waktu tidur
 Kondisikan otak dengan hanya menggunakan ranjang untuk tidur dan aktivitas
seksual – tidak untuk membaca, menonton TV, dsbnya.
 Pergi tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari
 Hindari aktivitas yang menstimulasi sebelum waktu tidur (misalnya televisi,
permainan). Lakukan teknik relaksasi atau membaca
 Mandi air hangat atau minum secangkir susu hangat menjelang waktu tidur
 Hindari makan besar menjelang waktu tidur
 Pastikan bahwa ranjang nyaman dan kamar tenang
 Jangan berbaring terjaga di ranjang lebih lama dari 15 menit. Coba lakukan aktivitas
yang memberikan rasa rileks dan coba kembali untuk tidur

Sumber :
Marwick., Birrell. 2018. Psikiatri. Singapore : Elsevier

2. Pembagian gangguan tidur ?


Jawab :
DSM-IV mengelompokkan gangguan tidur dalam empat bagian berdasarkan
penyebabnya:
1. Gangguan tidur primer
Gangguan tidur primer kemudian dibagi lagi menjadi disomnia dan parasomnia:
a. Disomnia
ditandai dengan abnormalitas jumlah tidur, kualitas tidur, atau waktu tidur.
Disomnia meliputi insomnia primer, hipersomnia primer, narkolepsi, gangguan
tidur terkait ritme sirkadian, dan gangguan tidur terkait kesulitan bernapas.
b. Parasomnia
ditandai dengan episode abnormal yang terjadi saat tidur atau saat transisi antara
tidur-bangun. Parasomnia meliputi mimpi buruk, teror tidur (night terrors) dan
berjalan dalam tidur.
2. Gangguan tidur sekunder akibat gangguan jiwa.
Contoh: Cemas, Depresi, Skizoprenia
3. Gangguan tidur sekunder akibat kondisi medis lainnya
Contoh:
 Kondisi nyeri (keganasan, artritis, gangguan refluks)
 Rasa tidak nyaman pada sistem kardiorespiratorik (dispneu, batuk, palpitasi)
 Nokturia (pembesaran prostat, infeksi saluran kemih)
 Kondisi metabolik atau endokrin (penyakit tiroid, gagal ginjal atau gagal hati)
 Lesi pada sistem saraf pusat (terutama pada batang otak dan hipotalamus)
4. Gangguan tidur sekunder akibat penggunaan zat
Contoh :
 Kafein dan stimulan lainnya
 Alkohol
 Obat yang diresepkan (misalnya SSRI, antipsikotik)

Sumber :
Marwick., Birrell. 2018. Psikiatri. Singapore:Elsevier

3. Status mental pada gangguan tidur ?


Jawab :
1. Gangguan Tidur pada depresi
Gangguan tidur berupa bangun lebih awal atau banyak tidur merupakan salah satu
gejala depresi.Depresi merupakan gangguan mental yang sering terjadi ditandai
dengan adanya penurunan mood, kehilangan ketertarikan terhadap sesuatu atau
kebahagiaan, penurunan energi, perasaan bersalah, terjadi gangguan tidur , gangguan
nafsu makan dan konsentrasi buruk.
2. Gangguan tidur pada Delirium
Pada delirium terdapat gangguan insomnia, pada kasus berat tidak dapat tidur
sama sekali atau siklus tidur-bangun dan mengantuk pada malam hari. Selain itu,
terjadi mimpi yang mengganggu atau mimpi buruk yang dapat berlanjut menjadi
halusinasi setelah bangun tidur.
3. Gangguan Tidur pada Afektif Bipolar
Gangguan afektif bipolar didefinisikan sebagai fluktuasi dari mood atau suasana
perasaan. Perubahan mood ini bisa berlangsung dalam hitungan jam hingga hari
(siklus cepat) maupun dalam hitungan bulan hingga tahun. Perubahan mood pada
gangguan ini terbagi menjadi dua yaitu manik dan depresi. Tanda utama dari manik
adalah peningkatan mood , terjadi perubahan emosi secara cepat dan terjadi
peningkatan energi. Pemikiran orang tersebut akan mudah teralihkan dan
pembicaraannya dapat berpindah dari satu topik ke topik yang lain secara cepat.
Sedangkan seseorang dengan depresi akan kehilangan ketertarikan dan kesenangan
terhadap aktivitas yang biasa dilakukan, penurunan energi, lambat dan merasa lelah.
Pada gangguan ini, episode depresi merupakan episode yang paling banyak
mengalami insomnia

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


1. Deskribsi umum
Penampilan fisik,: kesan fisik keseluruhan , penampilan, pakaian,kerapihan, higene
pribadi, apakah ada bekas sayatan, tato
Postur : tampak postur tertentu, tanda ansietas, tegang
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Kesopanan, keinginan untuk bekerja sama, ekspresi wajah, merespon halusinasi,
apakah ada agitasi psikomotor,atau retardasi psikomotor,adakah gerakan
ekstrapiramidal, adakah gerakan abnormal seperti tic,chorea, sterotypi,
menerisme,atau gaya berjaln abnormal
3. Bicara dan percakapan
Nada dan variasi tinggi rendahnya nada(pada depresi akan menurun),kecepatan dan
volume suara, volume pembicaraan meningkat Normalnya pembicaraan : spontan,
logis, koheren, relevan Catat adakah sircumstantialisme, perservasi, verbigerasi
Bagaimana arus pembicaraan apakah flight of idea, retardasi atau blocking
Bagaimana kualitas dan kuantitas bicaranya
4. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif/tidak
5. Mood dan afek
Mood : emosi yang menetap. mengandung komponen kedalaman, durasi,fluktuasi.
Afek: responsivittas emosi pasien saat ini, tersirat dalam ekspresi wajah.
6. Gangguan persepsi
Gangguan persepsi : ilusi /halusinasi Ilusi : mempersepsi secara salah benda yang
ditangkapa panca indrai Ilusi dapat berupa ilusi pancaindra Halusinasi : mempersepsi
sesuatu yang tidak ada objeknya, seperrti ditangkapa oleh pancaindra. Dapat berupa
visual, olfaktori, auditori (akustik/ phoneme) Paling sering halusinasi audittorik dan
visual
7. Isi pikir dan kecenderungan mental, Bentuk pikir : proses pikir cepat/lambat
8. Sensorium kognisi
Kesadaran : kesadaran berkabut atau tidak? Kesadaran berkabut biasanya
mengindikasikan kerusakan organic pada otak.. deskribsikantingkatkesadaran10.
Orientasi/memoriOrientasi Terhadap tempat, waktu, ruang, personal , suasanaMemori
terhadap kejadian jangka panjang, menengah, pendek, segera.Adakah uasaha pasien
untuk menutupi gangguan ingatan sepertikofabulasi, sikumstantialitas dan lain-lain
9. Konsentrasi dan pikiran
Konsentrasi terganggu karena : gangguan kognitif, ansietas, depresi,stimulus
interenal, halusinasi auditorik
10. Membacadan menulis
11. Kemampuan visuospasial :Menyalin gambar.
12. Pikiran abstrak
Pikiran untuk menangani konsep. Misal tanyakan apa berbedaan apel dengan jeruk
13. Informasi dan intelegensi
Mengetahui tingkat intelegensi dengan cara member pertanyaan yang membutuhkan
jawaban yang sulit
Sumber :
Kartikadewi,A. 2015. Sistem Neurobehaviour (Psikiatri). Semarang: FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

4. Sleep wake disorder ?


Jawab :
Dalam edisi kelima Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-
5), tidur-bangun Gangguan meliputi 10 kondisi yang dimanifestasikan oleh gangguan
tidur dan menyebabkan kesusahan serta gangguan fungsi siang hari. Kondisi ini, yang
mencakup gangguan individu dan beberapa kelompok gangguan, didekati secara
kategoris dan dimensional.

AKIBAT TIDUR TERGANGGU


Tidur yang terganggu, baik karena kualitas, waktu atau durasi, dapat memiliki
banyak konsekuensi kesehatan yang merugikan. Kekhawatiran yang paling jelas adalah
kelelahan dan fokus kognitif, tetapi suasana hati dapat sangat terpengaruh,juga.
Gangguan tidur tidak hanya merupakan faktor risiko untuk perkembangan
selanjutnya dari kondisi mental tertentu tetapi juga tanda peringatan potensial untuk
masalah mental atau medis yang serius. Misalnya, gangguan tidur dapat menandakan
adanya masalah medis dan neurologis seperti gagal jantung kongestif, osteoartritis, dan
Penyakit Parkinson.Gangguan tidur berkisar dari gangguan insomnia hingga narkolepsi
dan gangguan terkait pernapasan hingga gelisah sindrom kaki. Mereka didiagnosis
melalui penilaian komprehensif, yang mungkin memerlukan pemeriksaan rinciriwayat
pasien, pemeriksaan fisik, kuesioner dan buku harian tidur, dan uji klinis. Mereka sering
ditangani dengan cara yang sama komprehensif yang melibatkan perilaku, farmakologis
dan perawatan lainnya dikombinasi dengan perawatan medis (DSM-5).

Klasifikasi slep-wake disorders menurut DSM-5


1. Insomnia
2. Gangguan hipersomnolen
3. Narkolepsi
4. Ganngguan tidur terkait pernapasan
5. Gangguan tidur-bangun ritme sirkadian (circadian rhytm sleep-wake disorders)
6. Non Rapid Eye Movement (REM) Gangguan gairah tidur
7. Gangguan mimpi buruk (nightmare disorder)
8. REM sleep behaviour disorder
9. Restless leg syndrome
10. Gangguan tidur yang diinduksi zat/obat (substance/medication-induced sleep
disorder)
(Harrison, 2018).

Insomnia adalah ketidakmampuan seseorang untuk memulai tidur, kesulitan


mempertahankan tidur dan terbangun lebih awal, ditandai dengan kualitas tidur yang
buruk sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup. Insomnia umumnya
merupakan kondisi sementara atau jangka pendek. Gejala tersebut biasanya diikuti
dengan gangguan fungsional saat bangun dan beraktivitas di siang hari. Pasien sering
mengantuk pada siang hari, mengalami kelelahan, gangguan mood dan gangguan
kognitif. Dalam beberapa kasus, insomnia dapat menjadi kronis. Beberapa faktor yang
dihubungkan dengan insomnia adalah nyeri kronik, stres, usia tua, jadwal dialisis,
melatonin, dan kadar parathyroid hormon (PTH) yang tinggi serta obat-obatan. Kualitas
tidur yang buruk akan mempengaruhi kualitas hidup, terjadi komplikasi berupa
penurunan sistem imun tubuh dan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Penting
untuk memahami insomnia dan komplikasi yang terjadi serta melakukan penatalaksanaan
yang baik tepat (KONAS XIII, 2017).

Sumber :

Harrison, P., Cowen, P., Burns, T., Fazel, M. 2018. Shorter Oxford Textbook Of
Psychiatry. Seventh Edition. USA : Oxford University Press

KONAS XIII and PERNEFRI. 2017. Meningkatkan Profesionalism dalam Bidang


Nefrologi
dan Hipertensi. Cetakan 1. Malang : MNC Publishing

5. Irama sirkadian ?
Jawab :
Istilah “irama sirkadian” berasal dari bahasa latin “circa” ( lingkaran ) dan “dies” (hari),
yang artinya irama fisiologis endogen dengan durasi sekitar 24 jam yang terdapat pada
makhluk hidup. Irama sirkadian tidak hanya mengatur siklus tidur dan bangun endogen
tetapi juga mempengaruhi perilaku dan hampir setiap fungsi fisiologis. “Jam internal” ini
dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti cahaya dan makanan hingga membentuk siklus
“harian” yang sinkron dalam 24 jam. Dalam 24 jam tubuh akan mengalami fluktuasi
berupa temperatur,kemampuan untuk bangun, aktivitas lambung, denyut jantung, tekanan
darah dan kadar hormon, dikenal sebagai irama sirkadian. Fungsi fisiologis tubuh seperti
denyut jantung, oksigen yang dikonsumsi, suhu tubuh, tekanan darah, dan produksi
adrenalin, sekresi urin, kapasitas fisik dan mental secara nyata iramanya berbeda pada
waktu yang sama. Umumnya semua fungsi tubuh meningkat pada waktu pagi hari, mulai
melemah pada siang hari dan menurun pada malam hari untuk pemulihan dan
pembaharuan. Fenomena ini disebut dengan irama sirkadian

Pada manusia, irama sirkadian terutama dikendalikan oleh nukleus suprakiasmatik (SCN)
yang terletak di depan hipotalamus. Nukleus suprakiasmatik mengatur fungsi molekular
dan selular yang kemudian mempengaruhi tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh,
waktu tidur, dan metabolisme tubuh lainnya. SCN mengirimkan sinyal ke seluruh otak,
perifer osilator dan jaringan dalam rangka untuk meneruskan atau mengkoordinasikan
waktu "internal" tubuh setiap hari. Inti ini menerima informasi tentang siklus terang-
gelap melalui jalur saraf khusus, yaitu retino hypothalamic fiber yang melintas dari optic
chiasm ke SCN. Serabut saraf eferen dari SCN menginisiasi sinyal saraf dan humoral
yang bekerja pada berbagai irama sirkadian. Irama ini termasuk irama dalam sekresi
ACTH dan hormon hipofisis lain .

Sumber :
Ekayanti,M.S., Bachtiar,M.F. Arthur,H.P. dkk. 2019. IRAMA SIRKADIAN PADA
STROKE AKUT. Volume 2 No 1. Viewed on 23 Maret 2022. From: Jurnalsinaps.com

Anda mungkin juga menyukai