Anda di halaman 1dari 8

MODUL 4

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI DAN PSIKOPATOLOGI GANGGUAN AFEKTIF,


GANGGUAN ANSIETAS-SOMATOFORM, GGN TERKAIT STRESS, GANGGUAN
PRILAKU NAPZA

SKENARIO 4 : Misteri sakit ku

Nn. S, usia 24 tahun, karyawati swasta, datang ke puskesmas diantar oleh orang tuanya karena
dua minggu terakhir sering marah-marah karena hal-hal yang sepele. Di samping itu pasien sangat
kurang istirahat dan tidur karena terus-menerus mengerjakan pekerjaan dari tempat kerjanya yang
sebelumnya tidak pernah dilakukan ketika di rumah. Pasien mengatakan bahwa dia akan
mendapatkan promosi jabatan karena paling rajin dan terampil bekerja dibanding rekan-rekannya.
Dalam dua minggu terakhir, pasien hampir menghabiskan seluruh uang tabungannya untuk
membeli barang-barang yang mahal padahal kurang diperlukan.
Menurut orang tuanya, pasien pernah mengalami gangguan seperti ini 3 tahun yang lalu pada saat
akan wisuda ahli madya ekonomi manajemen. Pada saat itu, gangguan yang terjadi berlangsung
kurang lebih selama 1 minggu dan sembuh sendiri. Dari anamnesa diketahui ada di antara anggota
keluarganya sempat mejalani rehabilitasi akibat ketergantungan ganja. Dari hasil pemeriksaan
status mental didapatkan psikomotor hiperaktif, flight of idea, mood irritabel, afek meningkat,
insight derajat 1.
Sekitar seminggu lalu, Dokter puskesmas tersebut juga menangani pasien Ny. W, usia 28 tahun,
ibu rumah tangga, datang ke puskesmas bersama suaminya dengan keluhan kurang lebih 1 bulan
tidak bisa tidur, tidak ada nafsu makan, sering menyendiri di kamar. Bila diajak bicara, pasien
menjawab dengan suara pelan. Dari alloanamnesis diketahui bahwa pasien pernah mengalami
gangguan serupa kurang lebih 1 tahun yang lalu dan sembuh sendiri setelah 9 bulan. Menurut
suaminya pasien juga selalu dibandingkan dengan saudaranya sejak kecil, prestasi sekolahnya
tidak terlalu baik, walaupun test intelegensinya rata-rata normal. Dari pemeriksaan status mental
didapatkan hipoaktif, remming, mood depresi, afek menyempit, dan insight derajat 5
Bagaimana anda melakukan diagnosis psikiatri dan tatalaksana komperhensif pada pasien
tersebut?
JUMP 1 : TERMINOLOGI
1. Gangguan afektif
Gangguan perasaan kearah depresi.
2. Gangguan Ansietas-somatoform
Kelainan psikologis atau gangguan jiwa yang dicirikan dengan gejala fisik yang tidak jelas.
3. NAPZA
Narkotika psikotropika zat aditif lainnya yang berpengaruh pada kerja otak.
4. Psikomotor
Menitikberatkan fisik dan otot, misal lari, melompat atau memukul
5. Hiperaktif
Gangguan tingkah laku yang tidak normal disfungsi neuroglia.
6. Flight of idea
Pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya.
7. Mood irritabel
Suasana hati yang mudah tersinggung, mudah marah.
8. Afek
Perasaan yg menekankan pada kesedihan/kesenangan, nyaman/tidak.
9. Insight
Kesadaran pemahaman pasien terhadap kondisi sakitnya.
10. Alloanamnesis
Anamnesis yg didapat dari ortu, sumber yang tahu benar riwyat penyakit pasien
11. Hipoaktif
Perilaku gangguan bicara, sedikit kata, ekspresi tidak sesuai, pandangan kosong.
12. Remming
Kondisi berbicara sangat lambat dan suara rendah.
13. Mood Depresi
Kondisi sedih, kecewa saat mengalami perubahan.
14. Psikiatri
Cabang kedokteran yg menangani gangguan mental dan emosional seseorang
15. Komperhensif
Suatu yg sifatnya luas dan lengkap meliputi berbagai aspek.
JUMP 2 & 3 : RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESA
1. Apakah ada hubungan ny.s yang dua minggu terakhir sering marah marah dengan
kondisinya yang kurang istirahat ?
Gangguan tidur seperti kekurangan tidur dapat meningkatkan reaksi simpatetik terhadap
stimulus yang tidak menyenangkan. Kurangnya waktu tidur dan istirahat dapat
menimbulkan gangguan perilaku seperti mudah marah karena hal-hal sepele, meningkatnya
stres, kecemasan, kelelahan, serta kurangnya konsentrasi dalam aktivitas sehari–hari.
Seseorang yang kurang cukup menjalani tidur jenis REM maka esok harinya akan
menunjukkan kecenderungan untuk hiperaktif, kurang dapat mengendalikan diri dan
emosinya, nafsu makan bertambah. Waktu tidur berkurang dpt meningkatkan aktivitas
amygdala.
2. Berdasarkan skenario apa diagnosis yang dialami oleh nona S dan mengapa gangguan tsb
terjadi kembali ?
Nn. S dapat didiagnosis sebagai gangguan afektif bipolar. Nn. S ini mengalami fase mania
yang menyebabkan pengidapnya jadi terlihat sangat bersemangat dan enerjik. Pengidap
gangguan bipolar fase mania bisa menunjukkan gejala, seperti:
 Merasa sangat bersemangat, senang, atau mudah tersinggung atau sensitif.
 Memiliki penurunan kebutuhan untuk tidur.
 Melakukan hal-hal berisiko yang menunjukkan penilaian yang buruk, seperti makan
dan minum secara berlebihan, menghabiskan atau memberikan banyak uang.
 Merasa sangat gelisah.
 Kehilangan nafsu makan.
 Berbicara dengan sangat cepat tentang banyak hal berbeda.
Bipolar disebabkan karena ketidakseimbangan neurotransmitter di otak, pengobatan
diperlukan untuk mengendalikan neurotransmitter tsb, apabila tidak dilakukan
pengobatan, bipolar dapat timbul berulang.

3. Bagaimana penanganan yang tepat untuk gangguan yang dialami oleh nona S ?
1. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi merupakan suatu jenis terapi yang menggunakan obat-obatan yang
berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neurotransmiter disusunan syaraf pusat otak
yakni sistem limbik. Sebagaimana diketahui sistem limbik merupakan bagian otak yang
berfungsi mengatur alam pikiran, alam perasaan dan perilaku seseorang. Obat yang
sering dipakai adalah obat anti cemas (axiolytic) golongan benzodiazepine seperti
diazepam, lorazepam, alprazolam dan anti depresi (anti depressant) golongan SSRI
seperti fluoxetine, sertraline (Zoloft).
2. Psikoterapi
a. Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku dilakukan dengan mengubah perilaku yang menimbulkan stress
akut, toleransi atau adaptabilitas terhadap stress akut yang dialami, menyeimbangkan
antara aktivitas fisik dan nutrisi, serta manajemen perencanaan, organisasi dan waktu.
b. Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif merupakan pendekatan yang bertujuan untuk mengubah pola pikir
individu agar berpikir positif dan sikap yang positif, membekali diri dengan
pengetahuan tentang stres, serta menyeimbangkan antara aktivitas otak kiri dan
kanan. Pendekatan kognitif bisa juga dilakukan dengan menggunakan metode
hipnoterapi.
c. Metode Coping Stres Menggunakan Teknik Relaksasi
Relaksasi dilakukan dengan tujuan untuk melepaskan semua ketegangan-ketegangan
yang selama ini dialami oleh individu. Relaksasi yang dilakukan bisa berupa relaksasi
otot-otot, relaksasi kesadaran indra dan relaksasi pikiran-pikiran.
4. Bagaimana proses terjadinya penyalahgunaan NAPZA hingga bisa menyebabkan
ketergantungan ?
Proses terjadi penyalahgunaan NAPZA dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar.
Pertama, sebab-sebab yang berasal dari faktor individu seperti pengetahuan, sikap,
kepribadian, jeins kelamin, usia, dorongan kenikmatan, perasaan ingin tahu, dan untuk
memecahkan persoalan yang sedang dihadapi. Kelompok kedua berasal dari lingkungannya
seperti pekerjaan, ketidakharmonisan keluarga, kelas sosial ekonomi, dan tekanan
kelompok.
Penyalahgunaan NAPZA sangat memberikan efek yang tidak baik dimana biasa
mengakibatkan adiksi (ketagihan) yang berakibat pada ketergantungan. Hal tersebut terjadi
karena sifat-sifat narkoba yang menyebabkan :
1. Keinginan yang tidak tertahankan (an over powering desire)
2. Kecendrungan untuk menambahkan takaran atau dosis dengan toleransi tubuh.
3. Ketergantungan psikologis
4.

5. Bagaimana mekanisme penggunaan NAPZA dalam tubuh ?


Informasi yang diterima oleh alat indera maupun pikiran merangsang sel-sel saraf untuk
membangkitkan potensial aksi atau kelistrikan di otak.
Impuls (signal listrik) yang berupa pengalaman menyenangkan menjadi motivasi yang akan
diteruskan ke otak tengah dan disimpan sebagai memori.
Selanjutnya, motivasi akan dibangkitkan kembali sebagai keinginan (desire) untuk
melakukan sesuatu yang memberikan rasa senang/bahagia (reward).
Motivation-reward system berperan untuk membangkitkan motivasi dalam rangka
kelangsungan hidup individu, meliputi fungsi vegetatif, reproduktif, dan sosial.
Kemudian cara kerja narkoba lainnya dibedakan menjadi :
1. Melalui saluran pernapasan: dihirup melalui hidung (shabu), dihisap
sebagai rokok (ganja).
2. Melalui saluran pencernaan: dimakan atau diminum (ekstasi,
psikotropika).
3. Melalui aliran darah: disuntikkan melalui pembuluh darah (putaw),
ditaburkan ke sayatan di kulit (putaw, morfin).
6. Bagaimana rehabilitasi terhadap pasien penyalahgunaan NAPZA?
Rehabilitasi adalah suatu proses pemulihan pasien gangguan penggunaan NAPZA untuk
membantu penderita mempertahankan kondisi bebas NAPZA dan memulihkan fungsi fisik,
psikologis dan sosialnya.
Tahapan terapi rehabilitasi dibagi atas beberapa fase :
1. Fase Penilaian (assesment phase)
Penilaian sistematis terhadap tingkat intoksikasi, dosis terbesar yang digunakan, lama waktu
setelah penggunaan zat terakhir, gejala, frekuensi dan lama penggunaan,dan riwayat
keluarga dan ekonomi.
2. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi)
Ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan racun dari tubuh, mengurangi akibat
putus dari narkotika serta mengobati komplikasi mental penderita.
3. Tahap rehabilitasi nonmedis (sosial)
Di tempat rehabilitasi ini, pasien menjalani berbagai program diantaranya program
therapeutic communities (TC), pendekatan keagamaan, dll
4. Tahap bina lanjut (after care) : Rawat jalan
Rehabilitas nonmedis

 Terapeutik komuniti : org dg masalah yang sama man halping man, perubahan
presepsi/pandangan.
 Bina lanjut : reguler/ rawat jalan namun ttp dalam pengawasan, ttp melakukan
terapeutik komuniti.
7. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan status mental NN S?
Pada orang dewasa, hiperaktivitas ditandai Kesulitan berkonsentrasi saat melakukan
pekerjaan Kesulitan mengingat nama, angka, atau potongan-potongan informasi lainnya,
flight of ideas disebabkan oleh mania, atau periode suasana hati yang meningkat, termasuk
dalam tingkat energi, dan perilaku tidak menentu yang dapat terjadi pada penderita bipolar.
Irritable mood merupakan kondisi dimana suasana hati atau mood seseorang menjadi
mudah tersinggung. Saat mudah tersinggung, menjadi frustrasi atau mudah marah. Afek
meningkat pada Kondisi Manik. Saat suasana hatinya meningkat, penderita mungkin
mengalami Peningkatan kekuatan dan energi, penurunan tidur. Iritabilitas yang ekstrem atau
menjadi sangat sensitive. Insight/tilikan adalah kesadaran dan pemahaman pasien terhadap
keadaan sakitnya Derajat Insight: 1. Sama sekali menyangkal terhadap keadaan sakitnya
8. Apa diagnosis yg tepat terhadap kasus ny W?
Mengalami depresi; gangguan mood atau susasana hati, bersedih, putus asa, hilang selera
makan, timbul keinginan pd seseorang untuk bunuh diri. Faktornya adalah pengalaman
buruk di masa lalu. Mengalami mood depresi gejala tdk bisa tidur, gangguan bipolar tipe
depresi karna pernah dialami 1 tahun lalu dan kembali berulang.
9. Bagaimana hubungan pemeriksaan status mental dengan keluhan yang dialami ny W?
Dari hasil pemeriksaan ny.W didapatkan mood depresi yang merupakan kondisi emosional
yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan
bersalah (menarik diri, tidak dapat tidur, kehilangan selera, minat dalam aktivitas sehari-
hari) yang sama seperi keluhan ny. W di skenario tersebut. Misalny keluhan ny. W ini
sering menyendiri di kamar, biasanya penderita depresi mengalami kecenderungan untuk
menarik diri dari sosial karena tuntutan relasi interpersonal yang semakin kuat.Untuk
keluhan kurang nafsu makan, biasanya ini merupakan tanda awal munculnya depresi, jika
kembalinya selera makan berarti hilangnya depresi Perubahan tidur yang berhubungan
dengan depresi termasuk gangguan secara umum. Perubahan secara umum terdiri dari
peningkatan latensi tidur, sering terbangun, dan terbangun terlalu awal di pagi hari diikuti
kesulitan untuk melanjutkan tidur
10. Apa saja pembagian insight pada pemeriksaan status mental ?
Derajat Insight:
1. Sama sekali menyangkal terhadap keadaan sakitnya.
2. Sedikit menyadari keadaan sakitnya dan memerlukan pertolongan, tetapi pada saat
yang bersamaan menyangkal dan masih menolak sakitnya.
3. Menyadari keadaan sakitnya, tetapi menyalahkan orang lain atau adanya faktor luar
lainnya/faktor fisik sebagai penyebabnya.
4. Menyadari keadaan sakitnya disebabkan karena sesuatu yang tidak diketahui dalam
diri pasien.
5. Menyadari sakitnya; bahwa gejala dan kegagalan dalam penyesuaian sosial karena
perasaan irrasional tertentu/adanya gangguan dalam diri pasien, tetapi tidak
menerapkan kesadaran ini pada pemahaman di kemudian hari (intellectual insight).
6. Kesadaran emosional dari perasaan dalam diri pasien dan orang-orang penting
dalam diri pasien, dimana pemahaman tersebut sampai merubah perilaku pasien
(true emotional insight).
11. Bagaimana diagnosis psikiatri dan tatalaksana komperhensif pada ny W?
Pada pemeriksaan psikiatri, anamnesis memiliki peranan penting. Anamnesis pada
pemeriksaan psikiatri berfungsi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk
menegakan diagnosis pasien. anamnesis pada pemeriksaan psikiatri sekaligus juga
berfungsi untuk mengevaluasi kondisi mental pasien berdasarkan observasi dokter, meliputi
Riwayat penyakit sekarang dan Riwayat penyakit sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah:
 Pemeriksaan tanda vital dan keadaan umum pasien, termasuk status gizi pasien
 Pemeriksaan status generalis pasien, termasuk pemeriksaan kepala-leher, jantung-
paru, abdomen dan ekstremitas
 Pemeriksaan Status Mental
Pemeriksaan status mental dilakukan dengan observasi dan pertanyaan untuk mengevaluasi
domain fungsi mental berikut:
 Wicara
 Ekspresi emosional
 Alur pikir dan persepsi
 Fungsi kognisi
Penanganan Awal
Terapi farmakologis yang umum digunakan untuk penanganan awal adalah antipsikotik
atau benzodiazepine. Selain itu, ketamin juga dapat diberikan, khususnya pada pasien yang
membutuhkan sedasi secara cepat.
Psikoterapi
Psikoterapi individual dan kelompok dapat dilaksanakan sebagai sarana mendiskusikan
pendapat pasien gangguan psikotik akut mengenai stresor yang dihadapi. Apabila gangguan
psikotik akut muncul tanpa adanya suatu stresor yang jelas, maka perlu digali faktor risiko
lain, karena didapatkan kemungkinan kondisi psikotik akut berulang selama masa
kehidupan dan kecenderungan kebutuhan klinis yang tidak terpenuhi.

JUMP 4 : SKEMA
JUMP 5 : LEARNING OBJECTIVE
1. Wawancara psikiatri, Diagnosa Multi Aksial dan Status Mental
2. Mekanisme Pertahanan Ego, Gangguan Somatoform dan Stress (PTSD, gangguan
penyesuaian )
3. Ciri dan Gangguan Kepribadian, Retardasi mental, dan Deviasi Seksual
4. Penyalahgunaan NAPZA, Pemeriksaan Lab dan Penatalaksanaan Penyalahgunaan
NAPZA
5. Gangguan Ansietas, Afektif, Depresif/Suicide dan Penatalaksanaanya

Anda mungkin juga menyukai